Bicara soal hiburan malam, Jakarta punya banyak pilihan tempat yang tersebar di seluruh pelosok wilayah. Dari harga kantong pas-pasan sampai kantong tanpa batasan.
Wanita dengan pakaian minim yang menutupi tubuh seadanya, musik yang memekakkan telinga, minuman yang mengandung alkohol, obat terlarang, lampu kelap-kelip yang membuat pengunjung makin menikmati euforia, adalah perpaduan kenikmatan dunia hiburan malam, sekedar melepaskan segala kepenatan baik dari rutinitas kerja atau pelarian dari semrawutnya persoalan hidup yang sedang dihadapi.
Dari para muda-mudi, muci*kari, sampai para pria hidung belang yang ingin mencari kepuasan dan kenikmatan bio*logi*s, para wanita-wanita cantik nan sek**si yang ingin mencari uang banyak dengan cara instan, semua kumpul jadi satu kesatuan.
Tidak ketinggalan trend terbaru adalah para eksekutif muda yang berbincang bisnis berbalut having fun, sekedar melepas penat di Club-club malam. Bahkan sengaja mendatangkan partner wanita satu malam sebagai teman yang menghibur.
Para Tante-tante tajir lolita (lompat dari usia lima puluh tahun) yang kesepian pun menjadi pemandangan yang tak terelakkan. Mereka mencari berondong yang bisa memberikan kepuasan hangatnya belaian lelaki disaat suaminya sedang sibuk mengurus bisnisnya masing-masing. Hanya butuh perhatian, itu yang jadi alasan utama mereka meramaikan suasana di hiburan malam. Seakan usia hanyalah angka tanpa makna, tidak punya rasa malu bahkan tak ingat keluarga.
💗
Hai everyone.. Para readers NT BundaDM, jumpa lagi kita. Jarak munculnya karya baru lumayan luaamaaa ya, maklum terkena Writer's Block, istilah yang merujuk pada kesulitan buat berkarya, meskipun ada keinginan buat terus menulis. Kondisi ini bisa karena berbagai faktor, merasa selalu gagal menembus deretan novel yang laris manis di Noveltoon, dikitnya jumlah pembaca (padahal mikirnya sampe jungkir balik), sistem penilaian yang ga fair buat author kecil kaya saya (boro-boro ngomong pendapatan deh, 1 rupiah aja belum tentu dapat). Tapi pas baca komen-komen di karya sebelumnya, rasanya kok gagal move on sama readers yang selalu setia dan memberikan komen-komen yang lucu.
Karya ini tentu akan banyak pro kontra, tapi inilah dunia halu yang akan tercipta. Kalo nantinya ada kata atau kalimat yang banyak kena sensor, ya dipahami ajalah ya. Udah mencoba cari bahasa yang ga vul*gar, tapi entahlah editor.. sering kena semprit, padahal banyak karya orang yang lebih "jorok".
Tanpa banyak kata... Welcome to BundaDM World.
💗
Disebuah Club malam, kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta, seorang eksekutif muda yang cukup terkenal karena banyak lini bisnisnya yang berhasil, tampak keluar dari mobil sport dua pintu keluaran Eropa. Karena sudah VVIP member, dia tidak perlu menunjukkan ID card, tidak melalui body checking dan metal detector. Cukup menggesek kartu kredit unlimitednya, para karyawan Club pun sudah paham dengan keinginan dia.
Lelaki gagah dan rupawan tersebut memasuki pintu ruangan privat, didampingi oleh asisten pribadinya. Lima belas menit kemudian, masuk barisan wanita cantik dan menggoda yang siap ditunjuk untuk menemaninya malam ini di ruangan yang sudah disewa selama empat jam. Siapa yang bisa menolak untuk menemani lelaki tersebut, dia terkenal royal dan tidak minta servis yang macam-macam, sekedar ngobrol atau menemani minum saja tanpa hubungan int*im.
Malam ini Elvan (Adhitama Elvan Syahreza, pewaris keluarga Hadi Group, baru tiga bulan menduda), berencana menghabiskan malam weekendnya disini. Dari Senin pagi sampai Jum'at sore, dia berjibaku dengan tumpukan file proyek, meeting sana sini dan koordinasi dengan beberapa anak perusahaannya. Menjalani putaran rutinitas waktu yang begitu-begitu saja.
Elvan memilih dua wanita yang menjadi andalan top service di Club, pekerjaan utama mereka adalah model profesional, bekerja disini untuk penghasilan tambahan. Semakin larut malam, suasana semakin menjadi-jadi. Para pengunjung menunjukkan euforia bahagia dengan dentuman musik yang keras serta efek dari minuman beralkoholnya.
"Mas Elvan.... Hamidah dibun*uh" bisik Zacky personal assistance (PA) nya Elvan.
Elvan tengah menikmati gelas ketiga moktailnya. Karena masih tergolong newbie dengan minuman beralkohol, membuat kepala Elvan sudah terasa pusing.
"Lo ga liat gw lagi asyik? Ganggu aja" hardik Elvan setengah sadar.
"Mas Elvan... kita pulang dulu. Polisi mencurigai Mas Elvan. Ayo Mas kita pulang sekarang" bujuk Zacky sambil menarik tangannya Elvan.
"Zack .. come on Bro, buat apa takut? Gw ga terlibat, catat itu baik-baik. And one more thing ... jangan ganggu gw, liat tuh ada dua cewe cantik yang siap gw apain aja malam ini. Gw udah bayar mahal tempat ini. Gw mau happy-happy..." kata Elvan mulai ngelantur nada bicaranya.
Tangan Zacky ditepis oleh Elvan.
"Mas Elvan, polisi datang ke rumah Pak Hadi buat nyari Mas, makanya kita perlu pulang sekarang biar clear urusannya" lanjut Zacky pantang menyerah.
"Kalo gitu ya ga usah pulang, nginep aja disalah satu Hotel. Kalo kesepian .. bisa ajak dua wanita itu" sahut Elvan makin duduknya ga bisa tegak.
"Mas Elvan, mau sampe kapan hidup kaya gini? Pak Hadi sudah marah. Mas dulu ga pernah menginjakkan kaki disini" kata Zacky mengingatkan.
"Kamu PA nya siapa? Gw atau Papi?" hardik Elvan yang kesal dengan segala kebawelannya Zacky.
"ELVANNN" suara lantang lelaki paruh baya terdengar sayup ditengah dentuman musik yang hingar bingar, membuat adrenalin siapa pun yang berada disana jadi meningkat.
Para bodyguard lelaki paruh baya tersebut menarik Elvan keluar dari ruangan privat Club malam. Kondisi Elvan setengah sadar, jalannya pun sudah gontai.
Zacky merapihkan jas dan HP Bossnya.
"Ini tips buat kalian" ujar Zacky sambil memberikan uang kepada dua wanita yang menemani Elvan.
"Boss Elvan biasa kasih jutaan, ini masa cuma lima ratus ribu doang" protes salah satu wanita.
"Ga ada uang cash lagi, baru sebentar juga kan nemenin minumnya" jawab Zacky.
"Ya iyalah cuma nemenin minum, tarif ngamar ya beda lagi. Atau Mas mau lanjutin ajak kita ke Hotel?" rayu wanita tersebut sambil memegang pundaknya Zacky.
"Sorry..." ucap Zacky sambil menurunkan tangan wanita tersebut dari bahunya.
Zacky buru-buru beranjak keluar dari ruangan tersebut guna menyusul Elvan.
Elvan dan Zacky berada di mobil yang sama dengan Pak Hadi dan supirnya.
"Zack, kamu kan dikasih instruksi buat jaga Elvan, jangan sampai ke tempat hiburan malam lagi. Saya percaya kamu PA yang terbaik buat Elvan, kamu pasti bisa handle dia, terutama bawa dia lepas dari dunia malamnya" cecar Pak Hadi, Papinya Elvan.
"Maaf Pak, saya sudah berusaha. Tapi Bapak tau sendiri kan kalo Mas Elvan susah dikasih taunya" jelas Zacky.
"Zack kamu urus yang patut buat pemakaman sekretarisnya Elvan. Kasih juga santunan, nanti perusahaan akan diwakilkan oleh pihak HRD memberikan ucapan duka, pastikan tidak ada tuntutan apapun. Saya yakin Elvan tidak terlibat dalam kasus ini. Pasti ada yang mau menjatuhkan dia" perintah Pak Hadi.
"Saya juga tidak percaya begitu dikasih kabar. Bisa dibilang saya hampir dua puluh empat jam sama Mas Elvan terus. Hamidah hari ini tidak masuk kerja, infonya sakit Pak" jelas Zacky.
"Coba kamu selidiki juga, kenapa sampai ada pelaporan kalo Elvan pembun*uhnya" ujar Pak Hadi.
"Baik Pak, sekarang Mas Elvan mau dibawa kemana?" tanya Zacky.
"Bawa dia ke rumah saya dulu, tim pengacara sudah standby, rasanya tidak memungkinkan bawa Elvan ke Kantor Polisi malam ini. Liat aja kondisinya.. Mabuk berat" sahut Pak Hadi sambil melihat Elvan yang sudah tertidur lelap disampingnya.
Tiga bulan yang lalu, Elvan menyandang gelar duda. Perceraiannya dengan adik angkatnya sendiri menjadi pukulan terberat buat Elvan dan keluarganya. Sejak saat itu, dia terbuai godaan hiburan malam karena merasa dunia malam menjadi cikal bakal kehancuran rumah tangganya, ditambah ada rasa kesepian saat pulang ke rumah.
.
Jam tiga dini hari, Zacky sudah berada di rumah keluarga Hamidah. Rumah kecil diujung gang dengan bata belum terplester, dikelilingi kebon kosong yang dipenuhi pohon dan tanaman liar. Lantainya pun masih semen kasar, sehingga perlu memakai alas kaki jika masuk kedalam rumah.
Hamidah sudah menjadi sekretaris Elvan selama setahun belakangan ini, sebelumnya dia salah satu staff administrasi, karena kemampuannya yang mumpuni, pihak HRD merekomendasikan dia menjadi sekretarisnya Elvan, mendampingi tugas Zacky dalam membantu optimalnya pekerjaan Elvan. Hamidah orang yang bisa dikatakan pendiam, tidak sering terlihat berbincang dengan staf lain, makan siang banyak keluar sendirian. Memang sebulan belakangan ini terlihat kurang nyaman sama Elvan, Zacky sudah merasa ada sesuatu tapi belum tau pasti ada apanya, karena baik pihak Elvan dan Hamidah tidak ada yang buka cerita.
Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar dari ujung gang, Hamidah adalah penduduk asli disini. Tapi tidak banyak yang datang ke rumah, entah karena memang tadi sudah datang atau memang keluarganya tidak dekat sama warga lain.
Jenazah Hamidah ditempatkan di ruang tamu beralas kasur tipis. Disebelahnya ada hordeng yang dibuat dari spanduk bekas kampanye pilkada belum lama ini.
"Turut berbelasungkawa ya Pak.. Bu. Saya Zacky, asistennya Pak Elvan. Mungkin almarhumah pernah cerita tentang saya" buka Zacky.
"Makasih udah datang, Babe ga ngeh Midah pernah cerita apa kaga. Kayanya sih ga pernah cerita siapa aja temen kerjanya. Babe sekarang lagi bingung, ga tau kudu bilang apa, kenapa anak Babe bisa jadi begini?" ujar Babe Ali, Ayahnya Hamidah.
Terlihat wajahnya Babe Ali menahan kesedihan serta kemarahan. Pandangannya pun tampak kosong.
"Maaf Pak, kalo ga keberatan, saya mau tanya, bagaimana Bapak pertama kali tau tentang kematian Hamidah? Saya kaget mendapat kabar tentang kematian Hamidah yang tidak wajar. Karena hari ini memang Hamidah tidak masuk kerja" ungkap Zacky.
"Babe juga kaga tau percisnye, abis Maghrib polisi datang kemari, katanya anak Babe meninggal, ada tusukan di perut, may*at*nya dibuang ke bantaran kali, ngapung gitu dah" cerita Babe Ali.
Disaat duka, pastinya tidak ada manusia yang bisa bercerita secara sempurna. Demikian pula dengan Babe Ali.
"Saya terakhir ketemu itu kemarin siang, dia mengantar dokumen kerjasama yang ketinggalan. Sejak kemarin, saya banyak menghabiskan waktu bersama Pak Elvan, bahkan seharian ini saya terus bersama beliau, kenapa sampai ada pelaporan dimana Pak Elvan diduga sebagai pelakunya?" tanya Zacky lagi.
"Babe mah orang bodoh, kaga makan bangku sekolahan, pokoknya Polisi bilang kematian anak Babe kaga wajar, terus polisi bilang ada pesan di HP Midah dari Pak Elvan yang bilang Midah bisa kapan aja disingkirin kalo kaga mau ikut omongannya" buka Babe Ali dengan lugunya.
"Bisa saya lihat pesannya seperti apa Pak?" buru Zacky.
"HP nya ada sama Pak Polisi. Katanya buat apa ya tadi namanya..." Babe Ali mencoba untuk berpikir.
"Untuk penyelidikan lebih lanjut? Sebagai salah satu barang bukti yang menguatkan dugaan?" sahut Zacky.
"Nah iya ntuh maksudnya" jawab Babe Ali.
"Keluarga Pak Ali meyakini kalo Pak Elvan pelakunya?" tanya Zacky.
"Kaga tau juga dah, noh tetangga Babe yang urus, katanya laporin aje. Emang sih itu semua kaga bakal balikin nyawanya Midah ke keluarga, tapi paling ga ... ada hukuman setimpal buat pelakunya" Babe Ali tampak mulai geram.
"Kita tunggu habis pemakaman aja ya Pak, nanti kita pikirkan baiknya bagaimana" putus Zacky.
"Iye.. Sekarang Babe lagi kaga bisa mikir. Masih bingung" kata Babe Ali.
"Satu pesan saya Pak, jangan menjawab pertanyaan apapun dari saudara, teman, tetangga bahkan wartawan. Salah-salah malah Bapak yang akan di penjara" Zacky berusaha mengintimidasi tapi dengan cara yang halus.
Sebagai orang yang awam dibidang hukum, tentunya Babe Ali menelan bulat-bulat ucapan Zacky yang dianggapnya lebih pandai dan paham dibandingkan dirinya.
"Iyak .. Babe juga dari tadi diem bae" ucap Babe Ali.
Babe Ali kembali masuk kedalam rumah. Sedangkan Zacky sibuk dengan HP nya. Sepertinya sedang berkoordinasi dengan banyak pihak. Sengaja tidak langsung menelepon karena nanti pembicaraan bisa didengar oleh orang yang ada disana.
"Silahkan saudara Izz Wafiy Wardhana mengucapkan ikrar talak kepada saudari Adelia Clarisa didepan Majelis Hakim" Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama mempersilahkan Izz berdiri dari tempat duduknya.
Adel yang didampingi pengacaranya pun ikut berdiri tidak jauh dari Izz.
Setelah melalui masa mediasi dan beberapa kali sidang selama tiga bulan terakhir ini, oleh Majelis Hakim, Izz dan Adel dinyatakan sudah tidak dapat untuk melanjutkan biduk rumah tangganya. Telah jatuh talak satu dalam rumah tangga mereka.
Pernikahan yang dibina atas nama cinta dua tahun yang lalu, melewati masa pasang surut berdua, pada akhirnya cerita pasangan yang digadang-gadang sebagai couple goals dikalangan para eksekutif muda harus berakhir dengan satu ketukan palu Hakim di Pengadilan Agama.
Izz dan Adel sudah menjalin kisah kasih sejak SMA, Adel adalah adik kelasnya Izz. Bahkan sampai menyusul Izz kuliah diluar negeri, kampus yang sama juga agar bisa terus berdekatan. Hubungan keduanya pun mendapat restu orang tua dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, setelah Izz merampungkan S2 dan Adel menyelesaikan S1, keduanya pulang ke tanah air dan melangsungkan pernikahan. Orang tua Adel yang meminta untuk dipercepat karena sudah jadi bahan pembicaraan dikalangan teman dan sahabat, jika Izz dan Adel sudah hidup bersama saat diluar negeri. Meskipun keduanya sudah membantah rumor tersebut, tapi orang tua tetap memaksa keduanya mengikat tali suci pernikahan.
Akar permasalahan yang tercatat di Pengadilan Agama adalah tidak kunjung dikaruniai keturunan dan tidak punya waktu yang cukup bagi mereka berdua sehingga timbul berbagai kesalahpahaman yang berujung pertengkaran terus menerus yang tidak bisa didamaikan. Memang tampak tidak terlalu berat kasusnya, tapi Adel bersikukuh sudah tidak bisa melanjutkan pernikahan dalam kondisi seperti itu. Padahal Izz selalu menolak permintaan istrinya untuk berpisah. Sebenarnya ada masalah besar yang keduanya sepakati menjadi rahasia besar diantara mereka.
Izz dan Adel sama-sama punya bisnis yang sukses ketika keduanya terikat pernikahan, tetapi sejak awal mereka membuat perjanjian pisah harta sebelum menikah. Harta yang mereka dapatkan setelah menikah pun sudah disepakati akan terpisah. Tujuannya agar tidak terjadi huru hara rebutan harta jika sesuatu terjadi dalam pernikahan mereka. Karena bisnis mereka dibangun dengan modal masing-masing.
Diputusan Pengadilan Agama, permasalahan harta tidak sama sekali dibicarakan, karena sudah disepakati sebelum keduanya memutuskan untuk mendaftarkan perceraian. Harta berupa rumah dan kendaraan yang dibeli bersama menjadi milik Adel, sedangkan Izz hanya membawa satu mobil saja.
Izz punya nama yang cukup besar dikalangan pengusaha muda, dengan deretan perusahaan dibidang konstruksi, properti dan batu bara. Sedangkan Adel memiliki jaringan Salon yang tersebar diberbagai Mall besar di wilayah Jabodetabek. Hidup mapan dan lebih dari cukup ternyata tidak mampu membuat keduanya bertahan untuk saling mendukung.
Dengan meningkatnya bisnis mereka, otomatis makin meningkat pula kesibukan antar keduanya. Ketika sampai di rumah sudah dalam kondisi lelah fisik, sehingga kesalahan sekecil apapun bisa menjadi masalah yang berlarut-larut dalam rumah tangga. Izz banyak kehilangan waktu bersama istrinya, demikian pula sebaliknya.
Izz meninggalkan ruangan sidang tanpa basa basi. Bahkan dia tidak pamit ke kuasa hukumnya.
Izz berjalan menuju parkiran kemudian mengemudikan mobilnya seorang diri.
Adel yang didampingi pengacaranya pun langsung meninggalkan ruang sidang.
Didalam mobil, ada air mata yang sudah ditahan sejak lama. Beragam pertanyaan pun muncul dalam benak Izz, mempertanyakan mengapa perpisahan ini bisa terjadi. Padahal secara legowo dia menerima kondisi istrinya tanpa menoleh kebelakang atas peristiwa yang sempat membuat keduanya terluka.
🌸
Kyra kirana (Kay), baru saja diterima kerja disalah satu Salon di Mall. Tugasnya membersihkan dan merapihkan perlengkapan Salon yang sudah dipakai. Selepas SMA, tidak ada pilihan lain selain mencari kerja. Keinginan untuk kuliah sudah pupus sejak dia masuk SMA. Kenyataan ekonomi keluarga tidak bisa dielakkan. Selain membantu keuangan keluarga, tentunya Kay ingin sekali bisa kuliah, sehingga ada niat mengumpulkan uang untuk mendaftar kuliah ditahun-tahun mendatang. Kenapa dia berkeras untuk bisa kuliah? Karena di negara ini butuh selembar ijazah Sarjana untuk bisa diterima kerja kantoran, jika hanya punya ijazah SMA, biasanya akan bekerja sebatas cleaning service atau sebagai pesuruh kantor.
Mengubah nasib bisa dibilang menjadi prioritas utama Kay dalam hidupnya. Bapaknya lumpuh karena kecelakaan kerja, jatuh dari crane saat membersihkan gedung-gedung tinggi, membuat Kay harus banting tulang bersama Ibu dan Kakaknya. Ibu dan Bang Fathan (Kakaknya Kay) berjualan nasi ala warteg tapi gerobakan, dagangnya di pelataran Taman Kota dekat dengan pusat perkantoran, sekitar sepuluh kilometer dari rumahnya.
Sebenarnya sangat riskan meninggalkan Bapaknya seorang diri di rumah dengan kondisi seperti ini, tapi hidup harus berjalan dan butuh biaya buat makan serta sewa kontrakan. Mau tidak mau, semua keluarga bahu membahu mengumpulkan lembaran rupiah.
Bapaknya dulu pegawai kontrak yang mendapat pengobatan akibat kecelakaan kerja hanya selama sebulan dari perusahaan serta pesangon yang sudah digunakan untuk menyewa kontrakan selama tiga bulan pertama.
Di Jakarta, sewa rumah kecil dalam gang sempit saja sudah mahal. Rumahnya dari triplek, tingkat karena rumah tersebut lebarnya hanya tiga meter, dibagian bawah ada kamar mandi dengan sumur pompa manual, sedikit ruang tanpa sekat untuk dapur dan tempat duduk. Bagian atasnya ada dua kamar dan ruangan menonton televisi. Sejak Bapaknya lumpuh, ruangan dibawah dijadikan sebagai kamarnya Bapak, tempat tidur bersebelahan dengan dapur.
Mungkin orang akan heran dan tertawa mendengar namanya yang keren, Kyra Kirana tapi tinggal di rumah amat sangat sederhana. Konon kata Bapak, majikannya dulu saat beliau menjadi sopir pribadi yang memberikan nama tersebut, artinya wanita yang bersinar. Karena menurut Bapak artinya bagus maka diberilah nama tersebut buat Kay. Sayangnya Bapak hanya bekerja selama dua tahun saja jadi sopir pribadi, sang majikan harus pindah tempat tinggal karena dipindah tugaskan keluar kota dan memilih menetap disana setelahnya. Selepas itu berbagai profesi dilakoni sang Bapak, dari buruh angkut beras di Cipinang, buruh bangunan, jualan gorengan hingga akhirnya bisa diterima disebuah perusahaan outsourcing sebagai cleaner kaca gedung-gedung tinggi.
🌿
"Izz... yey dimandoska (Lo dimana)?" kata Kent tanpa babibu menelepon Izz.
"Di jalan" jawab Izz singkat.
"Elvan di Kantor Polisi" ucap Kent panik.
"WHATTTT... Kenapa dia disana?" tanya Izz kaget.
"Dese (dia) dituduh bun*uh sekrenya, Hamidah" jawab Kent heboh.
"Hamidah dibun*uh? Elvan atau Zacky ga kasih tau. Kapan kejadiannya? Lo ga becanda kan?" kata Izz tidak percaya.
"Izz, akika tinta bokis (gw ga boong).. Suerrr tekewer-kewer" ujar Kent meyakinkan.
"Kantor Polisi mana?" tanya Izz.
"Polda" jawab Kent singkat.
"Oke, gw merapat kesana" ujar Izz.
"Akika otewe, tapi machica mohtar (macet) di Bulungan, bete deh..." adu Kent dengan suara yang renyah.
"Machica mohtar itu siapa? ga mungkin dong gebetan baru lo, itu kan nama perempuan" ujar Izz kepo.
"Hei.. Akika itu hompimpa, tinta sukriya pere (gw ho**m**o, ga suka perempuan). Akika kena macetttt" sahut Kent spontan.
"Kent, bisa ga pake bahasa yang mudah dimengerti? Pusing sama bahasanya. Segala tinta, sukriya, machica.. ampun deh gw. Awas Lo di Polda bisa diciduk karena disangka yang biasa nongkrong Taman Lawang" ingat Izz.
"Hei.. Eike nih bukan bences, tapi sukanya sama yang punya perkutut juga, betewe.. gimandose sidang ceremainya (gimana sidang cerainya)? Dah sah jadi duren (duda keren) dong" ujar Kent dengan nada kemayu.
"Udah, kelar deh pernikahan gw sama Adel. Perjuangan gw sia-sia Kent" sesal Izz.
"Izz.. Adel bukan cewe baik. Akika bilang dese player. Yeiy terlalu polos say. Udah setahun kan dia berubah? Sama kaya Syifa tuh. Emang Lo berdua, terlalu bucin jadi lekong. Makanya akika tinta mawar bucin sama pere ... Auto bego" ucap Kent tanpa disaring.
"Kent .. Diantara gw sama Adel itu ga ada masalah orang ketiga atau belum adanya buah hati, beda kasus sama Syifa dan Elvan. Adel masih trauma sama kejadian itu. Please Kent .. tolong jaga rahasia ini, cuma Lo sama Elvan yang tau. Bahkan di Pengadilan Agama pun, kami sepakat ga cerita tentang kejadian itu. Keluarga kami pun ga tau" ungkap Izz.
"Stupid Man Izz.... Adel ga setrauma itu. Bentar lagi yeiy bakalan liat dese hepi sama lekong lain. Bukan akika tinta sayang yeiy, akika mawar liat Adel nyesel senyesel-nyeselnya udah buang yeiy Izz" papar Kent emosi.
"Ga usah bahas dulu ya Kent, kita temenin Elvan di Polda. Dia butuh dukungan kita" pinta Izz.
"Okay, kita jumpalitan (jumpa/ketemu) disana ye" jawab Kent.
"Mau ngapain gw jumpalitan di Kantor Polisi? Ya emang status duda bikin gw stress, tapi ga sampe gw segila itu juga. Bisa-bisa gw masuk Rumah Sakit di Grogol gara-gara jumpalitan di kantor polisi" oceh Izz.
"Udin lah Izz, capcay deh. Jumpalitan tuh jumpaaaa.. See u there deh.." ujar Kent sewot.
"Tinggal bilang ketemu disana aja segala pake kata jumpalitan. Yeiy kira akika pemain sirkus yang bisa jumpalitan" umpat Izz mengikuti gayanya Kent.
🌸
Disamping makam Hamidah, seorang wanita dengan khidmat bersimpuh terdiam. Keluarga dan pelayat sudah meninggalkan tempat pemakaman umum. Tampak sekali kesedihan mendalam yang dia rasakan. Air matanya terus berderai, sesekali ada suara terisak kemudian dia mengusap air matanya memakai tisu yang sejak tadi ada di kantongnya.
Zacky mendekat.
Kini Zacky dan Zuhriya (Zia) duduk berhadapan.
Zia menyadari ada lelaki yang memperhatikannya sejak tadi. Dia mengangkat wajahnya. Matanya sudah sembab dan membengkak karena sejak semalam terus menerus menangisi kepergian kakaknya.
Zia dan Zacky saling bertatapan. Ada mata penuh amarah terlihat sangat jelas di wajah kuyunya Zia, sosoknya sangat tidak bersahabat untuk masa sekarang.
.
Setelah memberikan keterangan di Kantor Polisi, Elvan dan pengawalnya menuju rumah orang tua Hamidah. Izz dan Kent turut mendampingi Elvan.
Izz, Elvan dan Kent adalah tiga serangkai sejak kecil. Pertemanan keluarga ketiganya membawa mereka menjadi sahabat. Bersekolah di tempat yang sama dari playgroup sampai SMA. Setelahnya semua keluar aja dulu (istilah meninggalkan Indonesia) menuju negara yang mereka pilih masing-masing. Izz dan Elvan menuju Inggris dan Amerika Serikat untuk mengambil gelar sarjana dan master dibidang bisnis. Sedangkan Kent menuju Perancis, sekolah mode yang menjadi passionnya sejak remaja. Apapun kondisinya Kent, Izz dan Elvan tidak pernah memandang sebelah mata. Justru keduanya menjadi pembela Kent jika ada yang membully nya. Orang tua Kent sudah putus asa dengan kondisi anaknya yang sudah secara terang-terangan menyatakan mempunyai orientasi se*ksu*al yang tidak lazim. Semua anggota keluarga sudah turun tangan memberikan nasehat, hingga pada akhirnya menyerah dan menerima Kent apa adanya. Tapi pihak keluarga memberikan syarat, Kent tidak boleh hadir bersama kekasih prianya saat acara keluarga dan tidak boleh melakukan operasi untuk mengubah bentuk tubuhnya.
.
Warga banyak yang melihat keluar rumah saat Elvan dan Izz berjalan bersisian. Pria tampan nan mapan ini terlihat menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Dengan setelan jas semi formal, sepatu mengkilat keluaran rumah mode luar negeri, tak lupa dilengkapi kaca mata hitam yang menambah penampilan keduanya jadi makin paripurna. Memang selama ini, Kent menjadi fashion stylist keduanya. Kent yang membelanjakan pakaian dan aksesoris untuk dipakai Izz dan Elvan, keduanya hanya cukup memberikan kartu kredit ke Kent untuk berbelanja.
Keluarga Hamidah kaget dengan kehadiran Elvan, karena yang mereka tau, statusnya dalam penyidikan polisi atas dugaan pemb**unuhan Hamidah.
Bisa dikatakan Elvan cukup punya nyali hadir disini. Karena bisa saja amukan warga menyerangnya. Itulah kenapa Pak Hadi menginstruksikan ke bodyguardnya untuk mengawal Elvan.
Elvan memperkenalkan dirinya ke keluarga Hamidah. Dia juga menjelaskan bahwa tidak mengetahui tentang kejadian yang menimpa Hamidah. Orang tuanya Hamidah tidak bereaksi karena takut sama omongannya Zacky. Ditambah mereka juga sadar hanya orang rendahan. Tidak sebanding dengan Elvan.
Elvan, Izz dan Kent duduk diatas tikar lusuh. Beberapa kali Kent bersin karena dia alergi debu.
Tiba-tiba Zia, adiknya Hamidah yang baru pulang dari pemakaman, berdiri didepan Elvan.
"Zia.. itu Boss nya Mpok" kata Babe Ali.
Zacky baru masuk kedalam rumah karena sedari tadi membuntuti Zia.
"Dasar pem*bun*uh... Kenapa harus kakak saya? apa salah dia sampai tega dihabisi nyawanya? Sebagai seorang Boss, Anda bisa pecat saja daripada begini" teriak Zia tanpa kendali.
Keluarga menahan tubuh Zia yang bersiap menyerang Elvan. Para bodyguard juga bersiap melindungi Elvan.
Dengan kekuatan yang entah dari mana, Zia berhasil memukul dadanya Elvan, tangannya Zia langsung dipelintir oleh bodyguardnya Elvan.
"Lepasin ga? Lepasin. Beraninya sama cewe" oceh Zia berteriak makin tambah lepas kendali.
"Lepaskan.. dia cuma perempuan kecil, ga berbahaya. Saya bisa menangani dia" perintah Elvan dengan nada santai.
Zia dilepaskan, tapi para bodyguard tetap berada disampingnya Elvan untuk berjaga-jaga.
"Buat apa kesini? mau kasih uang buat damai? Bukannya begitu para orang kaya menyelesaikan masalahnya?" lanjut Zia satir.
"Maaf Anda siapa?" tanya Elvan sopan.
"Zia, adiknya Mpok Midah" lantang Zia menjawab.
"Saya tidak ada urusan dengan Anda. Lagipula saya datang kesini untuk menyampaikan ucapan duka cita serta mengantar uang duka dari saya secara pribadi. Biar bagaimanapun, almarhumah banyak membantu pekerjaan saya" jelas Elvan dengan suara lemah lembut.
"Kami ga butuh uang.. Bawa balik sana uangnya .." tantang Zia makin menjadi.
Elvan bukan tipe orang yang mudah marah, tapi ocehan Zia membuatnya terusik.
Elvan maju selangkah, berdiri dengan jarak yang dekat dihadapan Zia. Jarak keduanya sekitar setengah meter.
Elvan menunduk karena tubuh Zia terlihat mungil ketika berada dekat dengannya, hanya sebahunya Elvan.
"Hei anak kecil, kalo ga tau faktanya, jangan menuduh orang, saya bisa panggil pengacara buat laporin kamu atas perbuatan kurang menyenangkan" tantang Elvan dengan nada yang mengintimidasi.
"Tipe orang kaya ... menyelesaikan apa-apa panggil pengacara, ga berani menyelesaikan sendiri. Kami masih berduka, kalo datang kesini cuma buat cari ribut, masih inget jalan pulang kan?" ujar Zia ngotot.
"Kalo ikutin hati, malas rasanya menginjakkan kaki disini, terlalu kumuh dan pengap. Ini rumah atau kandang hewan?" jawab Elvan sombong sambil melihat kondisi rumah.
Elvan menyerahkan amplop berisi uang ke Babe Ali. Zia buru-buru mengambilnya dan melemparkan amplop tersebut persis kearah mukanya Elvan.
Izz dan Kent kaget melihat ada perempuan muda berani melakukan hal ini ke Elvan.
Elvan mengambil amplop tersebut dan membukanya. Kemudian menyebarkan uang keatas kepalanya Zia.
Elvan tersenyum puas.
Zia diam sesaat karena kaget dengan tindakannya Elvan.
Setelah itu Elvan langsung balik badan dan pergi tanpa pamit.
Zia kesal sendiri.
Zacky dan Izz yang pamit ke keluarganya Hamidah.
Kent berlari kecil mengejar Elvan, hingga jadi bahan tertawaan warga karena terlihat lucu gerakannya.
*Disclaimer
Tidak ada niat sedikit pun untuk menghina pelaku penyimpangan orientasi se**ks**ual* cerita ini hanya khayalan belaka yang banyak berseliweran disekitar kita pada saat ini. Author juga bukan pendukung kaum pelangi, jika tidak berkenan dengan cerita ini, mohon tidak perlu membaca.
Izz mengendarai mobilnya, mobil Kent dibawa oleh salah satu bodyguardnya Elvan menuju rumah Elvan.
Kini ketiganya berada dalam satu mobil.
"Gila juga tuh cewe, dia ga tau siapa gw. ELVAN.. Eksekutif muda dambaan semua wanita dan mertua" oceh Elvan penuh amarah.
"Lo juga sih, orang lagi berduka malah ga bisa jaga omongan. Wajar dia begitu. One more Van.. Lo ga bakal jadi duda kalo jadi dambaan wanita. Lagian sampe detik ini Lo belum dapat penggantinya Syifa" jawab Izz.
"Rese Lo Izz" sahut Elvan.
"Van, yeiy keren bingits, kaya adegan di drakor. Apalagi pas nyebar duta (duit), hhmmm manjahhhh ulala .. untung ga ada emak-emak, kalo ada pasti dipungutin tuh duta-duta nan merah merona, kaya saweran diacara pernikahan" puji Kent sambil nepuk bahunya Elvan.
"Ga nyangka gw sama tuh cewe, segala pake acara ngelempar uang ke gw, ya sekalian aja gw sebar. Biar dia tau gw ga masalah kehilangan uang segitu. Receh banget uang sepuluh juta buat gw. Lo berdua tau kan harta gw berlimpah. Rupanya dia punya nyawa banyak, berani-beraninya ngelawan gw" masih Elvan misuh-misuh.
"Van, jujur deh sama kita, bener beritanya kalo Lo yang bun*uh Hamidah? buat apa coba?" tembak Izz.
"Hei Izz .. gilingan kanuang (gila kau), mana ada riwayat keluarga kita yang jadi pem*bu*nuh? Akika nepok nyamuk terus berdarah aja nangisnya bisa tujuh hari tujuh malam" sahut Kent melengking.
"Kent, bisa diem dulu ga? Gw kan lagi ga nanya sama Lo. Kita ini mau cari solusi, kalo Lo ribet, mending pulang sendiri deh" ketus Izz rada kesel.
"Bener tuh kata Kent .. gilingan kanuang Izz. Gw ga sejahat itu kali. Lo kan tau kalo gw ga suka, ya gw jauhin aja. Atau kalo karyawan gw ya langsung gw pecat. Ga pernah tuh sejarahnya sampe habisin nyawa orang. Bisnis kita ga kotor bro" jelas Elvan.
"Apa Lo punya hubungan terlarang sama Hamidah? atau dia hamil dan Lo ga mau tanggung jawab jadi Lo suruh orang buat abisin dia?" selidik Izz.
"Makin ngaco Lo, selera gw ga sedown grade itu kali. Lo kan tau gw suka cewe kaya gimana. Ya kaya Syifa gitu lah" sahut Elvan.
"Tadi gw tanya ke Zacky, katanya ada chat dimana Lo mengintimidasi Hamidah. Makanya ada dugaan Lo pelakunya" ungkap Izz.
"Chat? Gw ga pernah chat ke dia. Sumpah deh. Tadi gw emang diperlihatkan sama polisi. Ya gw bantah lah. Mungkin ada orang lain yang pegang HP gw terus ambil kesempatan buat kirim chat ke Hamidah. Zacky udah gw tanya juga, dia pegang atau ga, katanya ga pegang. Udah gitu chat yang gw mengintimidasi masa ga ada di HP gw, jelas ini mah gw dijebak" jelas Elvan.
"HP tuh jangan ditinggal gitu aja di meja. Kebiasaan sih Lo" ucap Izz.
"Gw cuma taro di meja kalo pas meeting atau di Club, selebihnya ya gw kantongin" sahut Elvan.
"Dengan kesuksesan yang Lo punya, harus hati-hati Van. Banyak yang pengen jatuhin Lo" nasehat Izz.
"Tim pengacara Papi lagi coba kumpulin bukti kalo bukan gw yang kirim chat. Stop dulu pembahasan tentang itu. Pala gw pusing. Semalam abis clubbing. Bangun tidur malah diantar ke Kantor Polisi. Eh ditambah ketemu cewe miskin yang belagu itu" kata Elvan.
"Bener.. Sekarang kita rumpiin duren baru aja Van. Akhirnyaaaa, dese ceremai sama Adel. Akika tinta mawar (gw ga mau) mereka masih bareng. Izz.. Lo daring kelinci udin cakra (dari kecil udah cakep), tajir.. berlimpah pere diluar sana yang siap antri. Wake up bro.." bocor Kent.
"Gw sampe lupa hari ini Lo sidang putusan. Sorry ya Bro, kemarin gw stress. Banyak bisnis yang ga jalan sesuai jadwal. Saham gw juga lagi anjlok. Rugi satu milyar dalam waktu satu jam" papar Elvan.
"It's okay Bro. Mau gimana lagi, Adel mengalami trauma yang bikin gw sama Adel ga bisa terus bareng. Peristiwa itu .. ya... gara-gara peristiwa malam itu..." ingat Izz dengan nada sedih.
"Izz .. pake logika deh. Berkali-kali gw bilang kalo rumah Lo ada security, CCTV banyak, punya bodyguard dan asisten rumah tangga, sistem keamanan alarm pun udah paling terbaru. Pintu kamar Lo kan juga pake password. Masa bisa ada orang masuk ke rumah dan ga ada yang tau" ungkap Elvan.
"Hari sial ga ada dalam kalender Bro" jawab Izz datar.
"Masa selama setahun ini Lo ga kepikiran sih? gw masih meyakini itu kejadian sangat janggal. Tiba-tiba CCTV rusak pas hari kejadian. Security juga ga ada curiga-curiganya. Terus besoknya tuh CCTV bener lagi tanpa Lo perbaiki. Apa ga dihapus tuh namanya?" lanjut Elvan.
"Emang ga ada yang bisa dicurigai, ini penyusup udah pro kayanya. Adel yang ga mau pihak berwajib terlibat dalam kejadian itu. Lo berdua tau kan gimana effort gw buat tetap bersatu sama Adel. Psikolog dan Psikiater udah ga kehitung jumlahnya. Mulai dari Rumah Sakit di Jabodetabek sampai luar kota, bahkan sampe negeri tetangga gw datangin" kata Izz.
"Terus kenapa yang kerja di rumah Lo saat itu bisa tidur nyenyak banget termasuk security? apa Lo ga curiga?" lanjut Elvan.
"Izz, gw sama Adel ada di dunia yang samosa (sama). Persentase ketumbaran (ketemuan) lebih besar. Pergaulan salon, fashion and dunia cewek tuh bahaya say, come to think of it (kalo dipikir-pikir), rada impossible (ga mungkin) sih kejadian malam itu. Selama kalian pisah ranjang, ga keliatan tuh dia stress. Malah Lo yang jadi jelek karena malas perawatan di Klinik lagi" sahut Kent.
"Izz, mending cari makan deh, gw berasa lapar nih" pinta Elvan.
"Ya nih, udin lepra (udah lapar)" kata Kent.
"Udin siapa? Temen Lo sakit lepra? Serem amat punya temen penyakitnya begitu" tanya Elvan sambil melihat kaca yang memperlihatkan wajahnya Kent.
"Heran deh gw, sering banget pake bahasa itu. Tapi Lo berdua ga juga hapal" protes Kent.
"Mending gw apalin rumus buat itung pajak dibandingkan apalin kosakata Lo yang aneh-aneh itu" semprot Elvan.
"Warteg gerobak yang biasa kita makan aja ya. Enak masakannya, tuh didepan .. Keliatannya masih buka" usul Izz.
"Setuju.. bersih juga kok, selama makan disana ga pernah bermasalah perut kita" ujar Elvan.
"Ih jijay nek .. eike dah dendong (dandan) kaya mau ngelenong masa duduk di tenda kaki lima? Ke restoran Italia aja, gw traktir" ajak Kent.
"Bosen Kent makan di restoran" ujar Elvan.
Izz menepikan mobilnya di parkiran tepi jalan. Ketiganya berjalan menuju gerobak warteg.
"Tumben jam tujuh malam masih dagang Than?" sapa Elvan.
"Eh Mas Elvan, lagi sepi Mas, makanya saya tunggu lauk abis aja. Kayanya lama ga kesini, ada kali ya sebulan lebih" kata Fathan.
"Iya.. Lagi sibuk kerja" jawab Elvan.
"Ibu mana Than?" tanya Izz.
"Ga dagang Mas, Bapak lagi kurang sehat. Mas Izz mau makan apa?" tawar Fathan.
"Elvan duluan aja" pinta Izz.
"Izz.. jijayyyy" keluh Kent berbisik.
"Balik sana ke mobil, gw sama Elvan mau makan dulu" usir Izz.
"Jahara (jahat) deh, nanti kalo akika diculik gimandose?" tanya Kent.
"Amit-amit nyulik Lo... Preman itu ga ada takutnya kalo diajak berantem, justru takutnya sama orang modelan kaya Lo. Dilawan dia malu, ga dilawan ya ngeselin" ujar Izz.
"Izz .. Ini ga higienis, akika bisa soraya perucha (sakit perut)" keluh Kent.
"Kita kan makan cuma bertiga, Soraya Perucha lagi pergi ke Bali" jawab Elvan asal.
Mukanya Kent terlihat bete karena kedua kawannya tidak mau pindah dari sini.
Ketiganya duduk di bangku plastik. Ada meja bertaplak plastik merah khas warung tenda.
"Bapak sakit apa Than?" tanya Izz.
"Bapak kan lumpuh Mas, kecelakaan kerja. Jadi kondisinya masih naik turun. Udah ga berobat Mas, keluarga kami ga dapet kartu Indonesia sehat, alasannya karena bukan warga tetap, cuma ngontrak" papar Fathan.
"Oh gitu, semoga lekas sehat Bapaknya" ucap Izz.
"Makasih Mas" jawab Fathan.
Kay sepulang kerja langsung membantu Kakaknya. Dia menggoreng ayam, telur dadar, tempe mendoan. Fathan menyiapkan makanan kemudian menyajikan dihadapan ketiganya.
"Air mineral dingin ada?" tanya Kent dengan nada kemayu.
"Ada Mas .. Mau berapa?" tanya balik Fathan.
"Sembarangan panggil Mas, emangnya akika tukang bakso... Panggil kakak.. Kak Kent" protes Kent.
"Tiga aja" potong Izz singkat sambil melotot kearah Kent.
Elvan dan Izz menikmati hidangan. Sedangkan Kent hanya minum saja.
Fathan duduk dekat gerobak bareng Kay.
"Bawa banyakan hari ini?" tanya Izz.
"Ga Mas, saya buka dari jam sepuluh pagi. Tapi sepi, daripada lauknya kebuang, ya saya coba jual aja sampai habis" jawab Fathan.
"Masih tanggal muda, orang-orang makannya di restoran. Nanti kalo udah tengah bulan juga bakalan nyari warung kaki lima" kata Elvan.
"Kayanya begitu Mas. Padahal saya bawa setengah dari jumlah biasa. Tetap aja masih banyak" keluh Fathan.
"Inilah bisnis, ga bisa terduga apa yang terjadi kedepannya. Pacar kamu ngantuk tuh, suruh dia pulang duluan aja" ucap Izz sambil menunjuk kearah Kay.
"Ini adik saya Mas" tukas Fathan.
"Adik ketemu gede" nyinyir Kent.
"Beneran Kak, ini adik kandung saya. Memang muka kami ga mirip" jawab Fathan dengan lugu.
Kay mencoba menahan kantuknya.
"Abis dagang masih dorong gerobak lagi ya? jauh ga rumahnya?" tanya Izz.
"Lumayan Mas, ya sekitar setengah jam kalo ga kena macet, kan kita jalan di trotoar kadang rebutan sama pengendara motor. Paling lama sekitar satu jam deh" jawab Fathan sambil tersenyum yang terlihat dipaksakan.
"Gini aja Than, gw borong semua. Nanti bagi-bagi aja ke orang yang layak dikasih makan. Berapa ini semua?" putus Elvan.
"Wah Mas Elvan lagi dapat bonus ya?" wajah Fathan sumringah.
"Ya" jawab Elvan singkat.
Selama mereka kenal, Fathan memang tidak tau jika Elvan, Izz dan Kent adalah konglomerat muda. Mereka selalu memarkir mobilnya jauh dari warung tenda.
"Dua ratus ribu keberatan ga Mas?" tanya Fathan hati-hati.
"Bisa pake Qris kan?" ucap Elvan.
"Lagi ga bisa Mas, paket data saya habis. Jadi internet mati. Saya belum cetak kode qrisnya. Kalo ga keberatan ke saldo gosay aja Mas" kata Fathan.
"Ga punya aplikasi gosay" lanjut Elvan.
"Kalo ke e wallet dono bisa Mas?" jawab Fathan.
"Tunggu ya... Kent, Lo kan biasa bawa cash, gw pinjem dulu sini" pinta Elvan.
"Berapose?" jawab Kent.
"Gope" kata Elvan.
"Abangnya bilang dua ratus, kenapose jadi gope?" protes Kent.
"Bawel Lo Kent" oceh Elvan.
Kent memberikan uang sebesar lima ratus ribu rupiah ke Elvan.
"Sisanya buat berobat Bapak" kata Elvan sambil menyerahkan uang.
"Terima kasih banyak Mas Elvan, semoga rejekinya lancar terus" ungkap Fathan.
"Aamiin.." jawab Elvan.
"Kent, Lo yakin ga mau makan? Enak loh ini kikil cabe ijo sama ayam serundengnya" tawar Izz.
"Tara lepra (ga lapar)" jawab Kent.
"Udah kaya ikan .. minum air doang" ledek Izz.
Kay cuma diam sambil melihat kearah Elvan.
"Baik banget nih orang, kayanya Bang Fathan kenal udah lama" puji Kay dalam hatinya.
Setelah makan, mereka pamit pulang.
"Bang Fathan kenal mereka?" tanya Kay penasaran.
"Ya ga kenal-kenal banget. Mereka sebulan sekali suka mampir kesini. Ga tau kerjanya dimana. Tiap bayar pasti dilebihin, Ibu juga biasanya dikasih cepe sama mereka. Kalo ada pengamen atau pengemis juga disuruh makan" cerita Fathan.
"Keliatannya sih orang kaya. Yang dipakai mereka itu barang branded" ucap Kay.
"Jaman sekarang banyak kw kali. Ya demi tuntutan pergaulan, orang-orang rela beli barang kw biar dibilang status sosialnya tinggi" kata Fathan.
"Iya juga sih.. Ya udah Bang, buruan yuk kita bungkusin makanan ini. Biar kita cepet pulang. Ngantuk berat nih. Besok juga masuk shift pagi" ujar Kay.
"Lo benahin meja dan kursi aja dulu. Gw bungkusin lauk-lauk ini. Abis itu Lo bebenah deh" instruksi Fathan.
"Oke" jawab Kay penuh semangat.
Tangan Fathan sudah sangat terampil membungkus nasi rames. Jadinya dalam sekejap sudah jadi lima belas bungkus nasi yang siap diberikan ke orang yang berhak sesuai pesannya Elvan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!