NovelToon NovelToon

Majikan Yang Lumpuh

Awal Bertemu

" Lily, apa yang sudah kau lakukan? Bukannya kita sudah tunangan?"

" Maafkan aku Bagas, tapi aku mencintai lelaki itu dibandingkan kamu"

" J-jadi selama ini kamu hanya mempermainkan ketulusanku?" 

" Maafkan aku Bagas, aku benar-benar minta maaf"

" Aku tidak menyangka Lily kau benar-benar jahat selama ini aku mencintaimu dengan sangat tulus hati Lily"

Ciiiiiiiittttttt!

Braaaaakkkkkkkkkk!

" Tidaaaaaakkkk!" teriak Bagas dengan sekuat tenaganya

Bagas bangun dari tidurnya, kini keringat bercucuran diwajahnya, nafasnya naik turun tangannya mulai gemetar.

Ternyata mimpi 2 tahun yang lalu selalu menghantui dirinya dimana tunangannya pergi memilih lelaki lain dibandingkan dirinya yang mengakibatkan dirinya kecelakaan.

Bagas menggusar wajahnya dengan sangat kasar sekali, wajahnya begitu terlihat pucat dia benar-benar merasa ada di 2 tahun yang lalu.

Kini Bagas melihat kearah jam ternyata waktu sudah menunjukkan 7 pagi, Bagas membuka selimutnya lalu dia memegangi kedua kakinya.

Kecelakaan itu membuat dirinya menjadi lumpuh namun sebenarnya Dokter mengatakan bahwa Bagas masih bisa sembuh jika dia melakukan terapi.

Akan tetapi Bagas menolaknya, dia tidak ingin melakukan terapi dia benar-benar membuat dirinya begitu sangat menderita sekali.

Bagas yang mulai menggerakkan tangannya untuk menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur menuju kursi rodanya disamping tempat tidurnya.

Sebenarnya sudah beberapa kali Sara memberikan pengasuh kepada Bagas namun dia membuat pengasuh itu tidak tahan kepada dirinya sehingga membuat pengasuh itu berhenti.

Bagas yang sangat tidak ingin bertemu siapapun terkecuali Sara sang Ibu.

Pada akhirnya Bagas yang sudah berhasil mendudukkan dirinya diatas kursi roda, dengan tangan yang cepat menggerakkan rodanya mengarah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Demi tidak ingin siapapun merawatnya dia rela melakukan semuanya dengan sendirinya.

*******

Keadaan ruang tamu.

Dimana Sara telah menemui seseorang gadis yang akan menjadi pengasuhnya Bagas dia adalah Anna.

" Apa kamu benar-benar bisa?" tanya Sara kepada Anna

" Tentu bisa Nyonya, saya sudah 10 tahun mengasuh majikan saya dulu yang lumpuh namun dia meninggal itulah mengapa saja berhenti dan mencari pekerjaan lain" jelas Anna

" Tetapi sekarang berbeda Anna, anak saya benar-benar sangat tidak menyukai siapapun mendekat kearahnya bahkan dia tidak segan-segan untuk melukai seseorang"

" Anda tenang saja Nyonya, saya akan pasti bisa merawat Tuan Bagas dengan baik walaupun dia menolaknya"

Sara tersenyum, baru kali ini dia menemukan seseorang yang tidak menyerah terlebih dahulu dan menyakinkan dirinya.

" Baiklah, kalau begitu mulai hari ini kamu akan bekerja"

" Terima kasih banyak Nyonya, saya akan berusaha untuk menjadi pengasuh yang terbaik untuk Putra Anda"

" Saya serahkan semuanya kepada kamu Anna, jika butuh apa-apa katakan saja kepada saya jangan sungkan"

" Baik Nyonya terima kasih banyak"

" Kalau begitu, kamu boleh mengantarkan sarapan untuk Bagas biasanya dia sudah bangun jam segini"

" Baik Nyonya, saya pamitan dulu"

Sara menganggukkan kepalanya lalu tersenyum, dimana Anna bangun dari duduknya dan berjalan mengarah dapur untuk membawakan sarapan kepada Bagas.

" Aku berharap Anna bisa membuat Bagas menjadi seperti dulu lagi" ucap Sara dalam hatinya

*******

30 menit kemudian.

Tok. Tok.

" Permisi tuan" kata Anna usai mengetuk pintu

" Masuk" perintah Bagas dari dalam

Anna membuka pintunya secara perlahan-lahan, dimana Bagas yang sudah sangat rapi kini dia duduk tepat menghadap kearah jendela.

Anna pun masuk sambil membawakan nafan yang berisi sarapan Bagas, setelah dia masuk Anna menaruh sarapan itu tepat diatas meja yang ada disamping tempat tidurnya Bagas.

" Tuan, sarapan anda sudah siap" kata Anna kepada Bagas

Karena merasa penasaran, Bagas membalikkan kursi rodanya menghadap Anna.

Dimana Anna berdiri dengan tegapnya sambil menatap Bagas.

" Siapa kamu?" tanya Bagas dengan nada dinginnya

" Perkenalkan saya Anna tuan, mulai hari ini saya akan menjadi pengasuh anda bisa dikatakan yang akan merawat anda"

" Aku tidak perlu itu, kau boleh pergi" kata Bagas sambil memutar kembali kursi rodanya

" Tetapi tuan, Nyonya Sara yang mengirim saya kemari untuk merawat anda"

" Sudah aku katakan, aku tidak butuh itu aku masih bisa mengurus diriku" teriak Bagas

Anna sangat terkejut, ternyata yang dikatakan oleh Sara adalah benar bahwa Putranya memiliki emosi yang tidak stabil.

Dimana Anna hanya berdiam diri saja disana, Bagas merasa Anna tidak pergi kini dia menoleh sedikit kearah belakang.

" Bukannya aku sudah menyuruhmu pergi?" kata Bagas membuat Anna bingung

" T-tapi Nyonya menyuruh saya untuk mengurus anda tuan"

" Pergi!" teriak Bagas

Anna benar-benar sangat terkejut sekali mendengar teriakkan Bagas lagi.

" B-baiklah saya akan pergi" kata Anna sambil membalikkan badannya

Kini terdengar suara pintu tertutup menandakan bahwa Anna sudah pergi, Bagas yang hanya bisa menghelakan nafasnya saja.

Lalu dia membalikkan kursi roda itu serta menjalankannya mengarah meja disebelah tempat tidurnya.

Brakk!

Bagas melemparkan semua sarapan yang dibawa oleh Anna tadi, namun serpihan pecahan gelas dan piring itu mengenai kakinya Bagas.

Dia tidak menghiraukan itu, lalu tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka hal itu membuat Bagas terkejut ternyata Anna kembali karena dia mendengar suara dari arah kamar Bagas.

" Ya ampun tuan, anda tidak apa-apa?" tanya Anna dengan paniknya

Anna langsung berjongkok sambil membersihkan pecahan itu, namun matanya terfokus dengan kaki Bagas yang sedang berdarah.

Bagas hanya menatap Anna dengan pandangan datarnya, dia benar-benar tidak merasakan apapun.

" Tuan kaki anda berdarah" kata Anna dengan paniknya

Anna mencoba untuk menyentuh kaki Bagas, namun sayangnya Bagas menginjak tangannya Anna.

" Jauhkan tanganmu dariku"

" T-tapi kaki anda terluka tuan, saya harus mengobatinya"

" Jangan pedulikan aku" kata Bagas lalu pergi

Anna hanya bisa sabar saja lalu dia menghelankan nafasnya sambil menatap Bagas yang sedang menatap kembali mengarah ke jendela.

Anna mulai membersihkan yang dibuat oleh Bagas tadi, Anna memang orangnya penyabar dia tidak pernah marah setiap majikannya membuat masalah.

Setelah selesai, Anna bangun dari jongkoknya dan membawa beberapa pecahan gelas dan piring itu keluar.

Bagas mengintip sedikit melihat kearah belakangnya dia begitu sangat ingin tau nya.

Namun saat beberapa menit, Anna kembali membawakan sarapan untuk Bagas serta kotak P3K.

Bagas yang melihat itu benar-benar merasa bingung karena ini untuk pertama kalinya seseorang masih berusaha untuknya.

Dimana Anna berjalan mengarah Bagas hal itu membuatnya mengerutkan keningnya.

" Sedang apa kau?" tanya Bagas dengan nada dinginnya

" Saya akan mengobati kaki anda tuan" jawab Anna sambil memegang kakinya Bagas

" Sudah aku katakan tidak usah pedulikan itu" bentak Bagas sambil menarik kembali

Namun Bagas sangat terkejut dengan perilakunya Anna, dimana dia semakin menahan kakinya Bagas walaupun dia menolaknya.

Pada akhirnya Bagas berhenti menarik kakinya kini Anna mulai mengobati kakinya.

" Setelah selesai luka ini diobati, anda harus sarapan"

" Siapa kau berani memerintahku?"

" Saya adalah pengasuh anda, jadi anda harus menuruti apa perkataan saya"

" Aku tidak menginginkan itu paham"

" Anda tidak menginginkannya, namun Nyonya Sara sangat menginginkan anda sembuh jadi berhentilah memberontak semuanya pikirkan semua perjuangan Nyonya Sara untuk anda tuan"

Bagas terdiam saat mendengar ucapannya Anna, entah keberanian Anna membuat sedikit Bagas menjadi seperti orang bersalah kepada Ibunya selama ini.

Jangan Egois

" Sekarang waktunya anda untuk sarapan tuan, lalu setelah itu anda harus meminum obat anda" kata Anna sambil menyuapi Bagas

Tuk!

Piring yang dipegang oleh Anna tidak sengaja mengenai dibagian pelipis alisnya hal itu membuat luka.

Tok. Tok.

Bagas dan Anna melihat kearah suara pintu yang terdengar diketuk, ternyata itu adalah Sara dia sedari tadi memerhatikan bagaimana perilakunya Bagas terhadap Anna.

Anna bangun dari jongkoknya lalu menghadap kearah Sara yang masuk kedalam kamarnya Bagas.

" Nyonya" panggil Anna

Sara hanya bisa menghelakan nafasnya saja melihat perilaku Bagas yang masih saja kasar kepada seorang gadis.

" Pergi Bibi Inah biarkan dia mengobati lukamu" kata Sara kepada Anna

" T-tapi bagaimana dengan sarapan tuan?"

" Biarkan saya yang mengurusnya, kemarikanlah sarapannya"

" B-baik Nyonya"

Anna memberikan piring itu kepada Sara, lalu dia berpamitan kepada Sara dan Bagas. Sara yang tersenyum namun tidak untuk Bagas dia memalingkan wajahnya kearah jendela tersebut.

Saat Anna sudah keluar kini Sara mulai membuka suaranya kepada Putranya itu.

" Apa kamu akan berperilaku kasar seperti itu terus?"

" Ma, aku tidak membutuhkan itu"

" Kamu pasti butuh Bagas, jangan pernah menolaknya lagi"

" Tapi ma, aku benar-benar tidak membutuhkan seseorang yang merawatku ma"

" Cukup Bagas" bentak Sara membuat Bagas terdiam

Sara yang sudah cukup sabar selama ini kepada Bagas, namun kali ini dia tidak ingin Bagas terlalu egois.

" Jangan egois Bagas, kamu tidak membutuhkannya namun Mama membutuhkan kamu Bagas, Mama ingin kamu sembuh makanya Mama berusaha keras mencari pengasuh untuk merawatmu Bagas"

" Ma, aku tidak akan bisa sembuh"

" Bisa Bagas, kamu bisa sembuh jika kamu mengikuti terapi yang disarankan teman Mama"

" Tidak ada gunanya aku sembuh ma, semuanya sudah hilang"

" Cukup Bagas, Mama lelah dengan apa yang kamu katakan itu, Mama tau kejadian 2 tahun lalu membuatmu menutup hatimu tapi Mama ingin kamu sembuh dan membalas semuanya Bagas buktikan bahwa kamu bisa melakukannya tanpa dia, ingat Bagas disini ada Mama yang selalu bersamamu sampai kapanpun"

Bagas terdiam dengan apa yang diucapkan oleh Sara, selama kejadian itu dia benar-benar menutup hatinya.

Tidak hanya dengan orang, namun dengan Sara pun begitu, banyak mengalahnya Sara karena dia tidak membuat keadaan semakin parah.

Namun ternyata, semakin lama semakin membuat Bagas kebiasaan tidak ingin membukanya sama sekali.

" Jadi tolong jangan egois lagi Bagas, Mama membutuhkanmu selama ini Mama sendirian saja Bagas jadi Mama mohon hanya kamu yang Mama miliki"

Bagas menoleh kearah Sara, dimana air mata Sara mengalir membuat Bagas merasa bersalah.

Apakah selama ini dia sangat egois sehingga membuat Sara begitu lelah sekali?

Bagas membalikkan kursi rodanya lalu menggerakkannya mendekat kearah Sara serta memeluknya.

Sara yang hanya bisa menangis saja didalam pelukannya Bagas, dia benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi selama ini dia merasa sendirian saja.

" Maafkan aku ma, aku benar-benar tidak tau selama ini Mama merasa sendirian" kata Bagas sambil mengusap-usap punggungnya Sara

" Tolong Bagas, jangan biarkan Mama sendirian Mama benar-benar sangat lelah menahan semuanya Mama ingin kamu kembali Bagas seperti dulu lagi, lupakan saja semua yang telah terjadi dia bukan wanita yang baik untukmu Bagas, tolong jangan biarkan Mama sendirian lagi" ucap Sara dengan nada tangisnya

" Maafkan aku ma, aku berjanji dari sekarang tidak akan membuat Mama sendirian lagi ma"

Sara memeluk Bagas dengan begitu erat sekali, namun air matanya semakin mengalir dipipinya.

Sementara Anna yang sedang ada didapur bersama Bibi Inah yang sedang mengobati lukanya.

" Bi, sebenarnya apa yang terjadi kepada Tuan Bagas?" tanya Anna dengan nada penasarannya

" Dia mengalami kecelakaan 2 tahun lalu mengakibatnya dia lumpuh"

Anna tampak terkejut, dia mengiranya Bagas hanya karena sakit namun ternyata ada kejadian yang menimpa dirinya.

" Selang dari kejadian itu, tuan sempat mengalami koma selama 2 bulan dirumah sakit saat dia terbangun dari komanya mengetahui kakinya mengalami kelumpuhan dia sangat mengamuk dan lepas kendali, semua Dokter sangat susah menangangi tuan dan pada akhirnya tuan disuntik obat penenang saat beberapa hari kemudian Dokter mengatakan tuan memiliki gangguan mental yang cukup parah bukan hanya karena kondisinya namun rasa patah hatinya membuat dia menutup dirinya terlalu erat sekali"

" Patah hati? Maksud Bibi?"

" Penyebab tuan kecelakaan waktu itu disaat dia mengetahui bahwa tunangannya sedang berselingkuh padahal hanya satu bulan lagi mereka akan menikah"

Anna benar-benar sangat terkejut dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia tidak menyangka pria setampan Bagas masih bisa diselingkuhkan?

" Lalu?" tanya Anna kembali

" Setelah mengetahui semuanya, tuan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi sehingga membuatnya tidak sadar menabrak tepian trotoar"

" Begitu malangnya nasib tuan, Anna benar-benar tidak menyangka setampan tuan masih bisa dikhianati"

" Haaaaa, Bibi juga tidak menyangka padahal dulu tuan orangnya sangat lemah lembut dan penyayang namun sekarang setelah kejadian itu dia sangat berubah"

Anna benar-benar begitu sedih sekali mendengar ucapannya Bibi Inah,

" Baiklah, Bibi sudah selesai mengobatinya kamu sudah sarapan?"

" Terima kasih bi, sudah bi saat berangkat kemari Anna sudah sarapan kok"

" Kalau begitu, Bibi melanjutkan pekerjaan dulu ya kamu kalau mau apa-apa katakan saja kepada Bibi"

Anna hanya bisa menganggukkan kepalanya, dimana Bibi Inah langsung pergi meninggalkan Anna.

Tugas Anna hanya merawat Bagas, jadi dia benar-benar bingung harus ngapain jika tidak merawat Bagas.

Tiba-tiba.

" Anna" panggil Sara

Anna langsung menoleh kearah suara tersebut, ternyata Sara yang sudah selesai berbicara kepada Bagas kini dia keluar sambil membawa nafan yang sudah kosong isinya.

" Nyonya, apa tuan sudah selesai sarapannya?" tanya Anna dengan lembut kepada Sara

Sara tersenyum, lalu memberikan nafan itu kepada Anna.

" Terima kasih kamu sudah mau sabar menghadapi Bagas, maaf perilaku Bagas kepadamu apa lukamu begitu parah Anna?"

Anna menggelengkan kepalanya dengan wajah yang tersenyum.

" Tidak apa-apa Nyonya, itu sudah tugas saya luka saya tidak terlalu parah Nyonya hanya lula kecil saja"

" Kamu yakin?"

" Yakin Nyonya hanya luka kecil saja"

Sara menghelankan nafasnya saja, dia merasa lega jika luka Anna hanya kecil saja.

" Saya harap kamu bisa bertahan disini ya dengan sikapnya Bagas"

" Nyonya tenang saja, saya tidak akan pernah lelah dengan pekerjaan saya ini"

Sara menganggukkan kepalanya dengan wajahnya tersenyum, dia benar-benar sangat menyukai Anna.

" Kalau begitu saya pamit dulu untuk bekerja, nanti jam 12 siang kamu antar lagi makanan untuk Bagas setelah makan siang biasanya Bagas suka mengemil"

" Baik Nyonya akan saya lakukan nanti, namun cemilan apa yang disukai tuan biar saya bikinkan?"

" Hmm, sepertinya cemilannya yang sedikit manis tapi tidak terlalu manis"

" Baik Nyonya, nanti akan saya buatkan untuk tuan"

" Saya serahkan semuanya kepadamu Anna, kalau begitu saya pergi dulu"

" Hati-hati Nyonya"

Sara menganggukkan kepalanya, dimana dia benar-benar merasa sangat suka kepada Anna tidak hanya perhatian kepada Bagas namun juga kepada dirinya.

Jarang-jarang Sara menemukan gadis seperti Anna, biasanya yang mereka bahas lebih utama adalah pembayaran gajih mereka seberapa.

Berbeda dengan Anna, dia tidak ada sama sekali membahas tentang itu melainkan dia menyakinkan Sara tentang merawat Bagas dengan sangat baik.

Itulah mengapa Sara sangat suka sekali kepada Anna, dia lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan bayarannya.

Sebenarnya bayaran gajihnya sangat penting bukan, tetapi Anna tidak mempermasalahkan itu intinya dia harus menunjukkan cara kerjanya bagaimana agar Sara bisa puas.

Belum Bisa Terima

Hari mulai siang, tepatnya jam 12 siang untungnya saja Anna sudah selesai membuatkan cemilan untuk Bagas.

Dia berharap semoga Bagas menyukai cemilan yang dia buat, dia juga berusaha membuat Bagas untuk berubah menjadi seperti dulu walaupun sebenarnya itu berat.

Anna melangkahkan kakinya mengarah kamarnya Bagas sambil membawakan makan siang serta cemilan untuk Bagas.

Bagas yang tidak pernah keluar dari kamarnya selama kejadian itu kini dia hanya diam dikamar saja.

Tok. Tok. 

" Tuan ini saya Anna" kata Anna usai mengetuk pintu 

" Masuk"

Ceklek!

Suara pintu terdengar terbuka, dimana Anna langsung melangkahkan kakinya kedalam serta menaruh nafan itu diatas meja.

" Tuan, makan siang serta cemilannya sudah siap" 

" Iya" jawab Bagas dengan singkatnya 

Anna yang masih berdiam diri disana sambil menunggu Bagas untuk menghampiri makanannya.

Bagas yang merasa aneh kini dia menoleh kebelakangnya, ternyata Anna masih ada disana membuatnya menegurnya.

" Sedang apa kamu masih disini?" tanya Bagas dengan wajah dinginnya 

" Eh, m-menunggu tuan sampai memakan makanannya" jawab Anna dengan lembutnya 

" Aku bisa sendiri, kamu pergilah" 

" Tidak apa-apa saya akan menemani anda disini tuan"

" Aku bilang pergi ya pergi" bentak Bagas 

" B-baik tuan saya pergi, jika butuh sesuatu teriak saja saya akan kemari" jawab Anna dan pergi

Anna terkejut, karena dia belum terbiasa dengan bentakkannya Bagas. Lalu Bagas menatap kearah alisnya Anna yang sedang ditutup perban kecil.

Saat Anna pergi serta menutup pintu, dimana Bagas membalikkan kursi rodanya serta menggerakkannya mengarah meja disebelah tempat tidurnya itu.

Bagas merasa heran dengan satu cemilan itu, sepertinya bukan Bibi Inah yang membuatnya karena merasa penasaran.

Bagas mengambil dan mencobanya, namun saat Bagas mencobanya dia terdiam karena menikmati rasa cemilan itu.

" Apakah ini buatan dia?" gumam Bagas dalam hatinya 

Bagas benar-benar sangat menikmatinya, mungkin baru ini cemilan dengan sesuai rasanya.

*******

Hari menjelang sore, tepatnya jam 4.

Dimana Anna mulai bersiap-siap untuk membantu Bagas mandi, kini dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya Bagas.

Tok. Tok.

" Permisi tuan, waktunya anda untuk mandi" 

Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Bagas, Anna merasa bingung ingin sekali dia membuat pintunya langsung namun dia takut akan membuat Bagas marah.

Tok. Tok.

" Tuan" 

Anna mencoba kembali mengetuk, namun tidak ada jawaban juga. Anna merasa heran biasanya sekali mengetuk saja sudah ada jawaban dari Bagas.

" Tuan saya masuk, permisi"

Anna pun membuka pintu kamarnya, lalu saat dia melihat kearah dalam kamarnya Bagas dia tidak menemukan sosok Bagas.

Anna melangkahkan kakinya lebih dalam lagi mencari keberadaannya Bagas ada dimana.

" Tuan" panggil Anna sambil mencari Bagas 

Tidak ada jawaban satupun dari Bagas membuat Anna begitu sangat khawatir sekali, saat Anna mendekat kearah pintu kamar mandi kini terdengar suara erangan tangisan seseorang begitu juga dengan suara air.

Anna mencoba semakin mendekati pintu tersebut, tidak mungkin baginya bahwa Bagas sedang menangis.

Tok. Tok.

" Tuan, apa anda didalam sana?" 

Tidak ada jawaban lagi, namun Anna mendengar suara tangisan yang begitu keras sekali sehingga membuat Anna dengan cepatnya mendobrak pintu kamar mandi tersebut.

Brak!

" Ya Tuhan tuan" 

Anna langsung mendekat kearah Bagas yang dimana dirinya sedang didalam bak mandi sambil menangis. 

" Tuan, apa yang terjadi?" tanya Anna yang begitu khawatir sekali 

Bagas langsung menoleh saat mendengar suara Anna dengan tatapan yang begitu sangat kosong sekali.

" Ayo tuan kita keluar dari bak mandi, nanti tuan akan sakit" kata Anna dengan penuh perhatiannya 

Saat Anna mencoba memegang lengannya Bagas namun tiba-tiba saja Bagas menghempasnya begitu kasar sekali.

" Jangan sentuh aku" kata Bagas dengan nadanya sendu sekali 

" Tolong tuan jangan menolaknya terus, anda bisa sakit jika berendam terlalu dalam"

" Tinggalkan aku sendirian"

" Tidak, saya akan disini sampai anda keluar dari bak mandi" 

" Sudah ku katakan tinggalkan aku sendiri" teriak Bagas sambil mendorong Anna 

Brak!

Cissssssssss!

" Aaaaahhh panass" meringisnya Anna terkena air panas 

Bagas sangat terkejut saat melihat Anna yang tersiram air panas tepatnya dishower itu, sebenarnya dia tidak ingin melukai Anna lagi namun Anna selalu saja memaksakan dirinya untuk bersamanya.

Tiba-tiba.

" Ya Tuhan apa yang terjadi?" teriak Sara sambil berjalan mengarah Anna 

Sara langsung mematikan shower yang hidup itu, dimana dia menoleh kearah Bagas yang sedang memerhatikan Anna tersiram air panas itu.

" Bagas, apa yang terjadi?" tanya Sara kepada Bagas 

Bagas hanya diam saja, dia sangat bingung harus menjawab apa dimana Sara hanya bisa memijat pelipisnya merasa pusing.

Lalu Sara menoleh kearah Anna kembali serta memberikannya handuk kepada Anna.

" Apa kamu baik-baik saja Anna?" tanya Sara dengan nada khawatirnya 

Anna hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

" Saya baik-baik saja Nyonya" 

Merasa tidak yakin, Sara mencoba mengecek seluruh tubuhnya Anna namun saat dibagian belakang tubuhnya Anna terdapat warna kemerahan.

" Baik-baik apanya Anna? Tubuhmu melepuh Anna" 

" I-itu tidak apa-apa Nyonya, hanya luka sedikit nanti akan hilang sendiri"

Sara benar-benar merasa sangat pusing sekali, dia sangat tau siapa pelaku sebenarnya.

" Bagas, apa kamu akan selalu kasar kepada Anna?" tanya Sara kepada Bagas 

" Nyonya, jangan marah kepada tuan saya baik-baik saja sungguh" kata Anna membela Bagas 

" Anna, pergi Bibi Inah" 

" T-tapi Nyonya"

" Cepat Anna" bentak Sara 

" B-baik Nyonya"

Anna terpaksa bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Sara serta Bagas didalam kamar mandi itu.

Bagas yang hanya diam sambil menatap kearah depannya, kini Sara mendekat kearah Bagas serta berjongkok.

Untungnya saja Sara tiba dengan cepat jika tidak mungkin Anna mendapatkan luka serius.

" Bagas, tatap Mama" kata Sara kepada Bagas 

Bagas mau tidak mau dia menoleh lalu menatap wajahnya Sara.

" Mama tanya sekali lagi, apa yang sudah terjadi sehingga Anna tersiram air panas di shower itu?" tanya Sara dengan nada tegasnya 

" Aku yang mendorongnya ma karena tidak ingin diganggu"

Sara hanya bisa menghelakan nafasnya saja saat mendengar jawabannya Bagas.

" Sampai kapan kamu harus begitu Bagas? Bukannya kamu sudah berjanji tidak ingin seperti itu lagi?"

" Ma, aku belum bisa menerimanya begitu saja ma kejadian 2 tahun lalu itu selalu menghantuiku" 

" Itu karena kamu terlalu menyimpannya begitu dalam Bagas sehingga membuatmu belum sepenuhnya menerimanya, sudah Mama katakan lupakan kejadian itu serta wanita yang tidak baik untukmu Bagas, tolong jangan menyiksa dirimu begini" 

Bagas terdiam saat mendengar jawabannya Sara, benar yang dikatakan oleh Sara bahwa dia terlalu menyimpannya begitu dalam sehingga membuatnya dirinya belum bisa terima begitu saja.

" Sekarang keluar dari bak mandi, Mama akan membantumu setelah itu kamu harus pergi minta maaf kepada Anna"

Bagas terkejut saat mendengar ucapannya Sara yang mengatakan dia harus meminta maaf kepada Anna.

" Ma, mengapa aku harus meminta maaf kepada Anna?"

" Kamu bertanya mengapa? Apa kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan dihari pertama dia bekerja? Namun dia tidak pernah marah sama sekali dia berusaha keras untuk merawatmu karena itu kemauan Mama" 

Bagas kembali terdiam. Dia sangat ingat apa yang sudah dia lakukan kepada Anna.

" Mama tidak mau tau pokoknya kamu harus meminta maaf kepada Anna, karena Anna gadis yang sangat baik walaupun kamu kasar dan kejam kepadanya dia tidak pernah menyerah untuk merawatmu, malahan dia sangat semangat sekali untuk merawatmu" 

Bagas yang hanya diam saja tidak menjawab apapun ucapannya Sara hal itu membuat Sara sangat kesal sekali.

" Apa kamu mendengarkan Mama?" 

" Aku mendengarnya ma"

" Lalu?" 

" Baiklah-baiklah, aku akan meminta maaf kepadanya nanti setelah aku selesai membersihkan diriku" 

Sara tersenyum saat mendengar jawabannya Bagas, dia benar-benar sangat suka sekali saat Bagas mulai menuruti apa ucapannya.

" Baiklah, kalau begitu bersihkan dirimu baik-baik Mama akan menyiapkan semua pakaianmu" 

Bagas hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia terpaksa harus menuruti apa perkataan Sara agar Sara tidak sedih lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!