Halo Semua,.. Ini adalah karya pertama saya. Sesuai dengan intronya, karya ini akan menceritakan Om Om dan gadis SMA yang sangat polos , sangking polos nya kadang juga terlihat lemot bin ogeb. Mungkin, ketika membaca akan merasa geli sendiri melihat kepolosan gadis tersebut yang bisa dibilang Naudzubilah, 🙈. Namun, itu adalah salah satu poin ceritanya. Yang nantinya, akan terlihat bagaimana gadis tersebut berposes menjadi lebih baik , yang tentunya tidak terlepas dari bantuan Om Suami.
Selamat Membaca !!!
***
Kring...kring...kring
Suara alarm yang sangat memekakkan telinga di penjuru kamar yang bernuansa girly dengan dekorasi yang serba pink.
“Hoaaaaaaam, ya ampun sudah jam 06.00 pagi,” ucap gadis tersebut sambil merentangkan tangannya seraya bangun dari tidurnya .
Seperti biasa setiap bangun tidur ia selalu menata kamarnya dahulu, sesuai yang sudah diajarkan sang mommy, kemudian mandi dan bersiap setelah itu turun kebawah untuk sarapan bersama orang tuanya .
“Morning Dad Mom, “ sapanya kepada kedua orang tua sambil menuruni anak tangga.
“Morning juga princess Syeila kesayangan kita ,“ ucap kedua orang tua nya secara serempak.
Yapp, gadis tersebut bernama Syeila Rinjani Ahmad (17th), merupakan satu satunya pewaris keluarga Wijaya Ahmad yang mempunyai usaha perhotelan yang lumayan terkenal didaerahnya. Daddy syeila bernama Wijaya ahmad (47 th) dan Mommy nya bernama lengkap Lena Rinjani (43 th) . Syeila merupakan gadis cantik yang mempunyai pipi chubby, hidung bangir dan bibir pink mungilnya. Syeila juga sosok yang polos, ceria, cerewet dan manja kepada siapa aja yang dia anggap terdekatnya. Syela masih duduk dibangku kelas 11 SMA Antariksa yang merupakan sekolah bagi mereka golongan elit. Tinggal menunggu beberapa minggu saja untuk Syeila duduk dibangku kelas 12
“Mom susu Syeila mana? Kok nggak ada ?” rengek Syeila setelah mendaratkan bokong nya di papan mulus kursi yang biasa diduduki ketika makan.
“Ya ampun, Mommy lupa sayang, sebentar,” sahut Mommy sambil tepuk jidak
“Bi Yem tolong susu buat princess, sepertinya saya lupa tidak membawanya kesini,” lanjut Mommy setengah teriak.
“Baik nyonya,” jawab bi Yem sambil tergopoh gopoh membawakan susu nya ke ruang makan.
“Ini Non, susu nya,” lanjut bi Yem sembari meletakkan susu didepan Syeila
“Terimakasih Bibi,” sahut Syeila riang
Akhirnya acara sarapan pun dimulai dengan keheningan. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas mereka ketika sedang makan.
“ Princes besok sudah mulai liburkan , rencananya 3 hari lagi kita akan liburan keluarga ke bali ,“ ucap Daddy setelah mereka menyelesaikan makannya.
“ Bener Mom ? kita akan liburan? “ tanya Syeila sambil melirik sang mommy untuk memastikan.
Pasalnya, walaupun Syeila sangat dimanja orang tua nya, jarang sekali mereka akan pergi liburan dengan lengkap. Biasanya hanya Syeila dan Mommy nya saja yang berlibur karena Daddy nya tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya.
“Iya princes kebetulan Daddy dapat undangan dari rekan bisnis Daddy. Jadi sekalian aja kita liburan,” jawab Mommy membenarkan ucapan Daddy.
“ Ihhhh, itu mah namanya bukan liburan keluarga Mom, tapi keluarga ngintilin Daddynya perjalanan bisnis. Pasti nanti kayak sebelum sebelum nya hanya Syeila dan Mommy aja yang jalan jalan,” keluh syeila memanyunkan bibirnya
“Tidak princess, acara Daddy cuma sehari, itu pun malam nya aja untuk menghadiri pertunangan rekan bisnis Daddy,” jelas Daddy
“Dan Daddy sudah ambil cuti 3 hari. Jadi 2 hari bisa kita gunakan untuk family times princes,” lanjut Daddy
“Waah bener loh Dad, pokoknya 2 hari disana Daddy harus jauh jauh dari tumpukan kertas,” tegas Syeila sambil cengingisan kepada orang tua nya
“ Jadi nggak sabar cepet cepet 3 hari lagi,” lanjut Syeila dengan mata berbinar.
Melihat hal tersebut, kedua orang tua Syeila ikut bahagia. Walaupun mereka jarang mengajak Syeila liburan, Syeila tidak pernah kurang kasih sayang dari kedua orangtua nya.
“Yaudah Mom Dad, Syeila berangakat sekarang ya, sepertinya mang Joko sudah nunggu didepan,” ucap Syeila sambil menyalami tangan kedua orang tua nya.
“ Baik sayang, hati hati ya, “ jawab Mommy kepada anaknya.
“ Siap Mom,” sahut Syeila kemudian berlalu keluar rumah.
***
Sesampainya disekolah SMA Antariksa masih menunjukkan pukul 07.00, karena sekolah sudah selesai ujian tinggal acara clasmeeting jadi masuk pukul 07.30 pagi.
“ Terimakasih banyak ya Mang Joko. Oh ya Mang, nanti tidak usah jemput Syeila disekolah, karena Syeila mau ke Mall bareng Cici,” jelasSyeila.
“Nanti Syeila hubungi kalo perlu dijemput,” lanjutnya ketika mau keluar dari mobil
“ Baik Non. “ Mang Joko berlalu meninggalkan sekolah.
Setelah keluar dari mobil, Syeila memasuki koridor sekolah sambil menggunakan headset. Yap, Syeila ketika keluar dari zona nyamannya dia akan selalu tampil cuek, padahal ketika Syeila berada di zona nyamannya dia selalu bersikap manja, kekanakan dan sebenarnya Syeila juga masih sangat polos. Yaa itulah Syeila.
Sesampainya diruang kelas, ternyata sudah banyak sekali yang datang. Walaupun sekarang adalah waktunya classmeeting, tetapi tidak menyurutkan keantusiasan anak anak SMA Antariksa untuk masuk sekolah. Classmeeting merupakan kegiatan yang ditunggu tunggu oleh Anak SMA Antariksa.
“Pagi Cici zheyeng.” Dengan riang Syeila menyapa sahabatnya.
“Pagi juga Syei zheyeng,” sapa Cici yang sudah duduk manis.
Cici merupakan satu satu nya sahabat Syeila. Cici merupakan gadis yang baik ramah dan menjadi tempat Syeila untuk berkeluh kesah selain orang tua nya. Yapp Cici sudah mengenal Syeila sejak bangku SMP dan juga dekat dengan orang tua Syeila jadi tidak diragukan lagi kedekatan mereka seperti apa.
“Nanti, kita jadi ke Mall, kan?” tanya Syeila
“Jadi dong, sekalian cuci mata, udah lama nih mata dianggurin tidak melihat barang barang seger heheheh,” jawab Cici sambil cengengesan karena membayangkan barang apalagi yang akan menjadi koleksi mereka.
“Dan sekalian kita bersenang senang sebelum libur panjang,“ lanjut Cici dengan riang
“Okee,”sahut Syeila sambil meletakkan tas di bangkunya
“ Yaudah yuk kita keluar ikut yang lain, lihat acara clasmeeting hari ini ,” ajak Cici yang langsung menyeret Syeila keluar kelas tanpa menunggu jawaban dari Syeila.
Acara classmeeting dihari terakhir tinggal finalnya aja dari lomba chers, basket dan futsal. Acara tersebut berjalan dengan lancar. Dihari terakhir clasmeeting juga diumumkan bahwasanya liburan berlangsung selama 2 minggu. Dan akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba.Tibalah waktunya pulang sekolah.
Tet..tet..tet..
Syeila dan Cici langsung bergegas ke parkiran sekolah mengambil mobil yang kebetulan Cici membawa mobil hari ini. Mereka langsung bergegas menuju ke salah satu mall terbesar di dikota tersebut.
Sesampainya di mall, mereka langsung menuju ke food court untuk makan. Setelah itu mereka memulai petualangan mereka dengan mencari barang barang yang tentunya sesuai dengan uang saku mereka.
"Em Syei. loe mau nyari apa ?" tanya Cici sambil melihat sekeliling mall.
"Entahlah, Syeila mungkin mau beli baju aja kayaknya," jawab Syeila bingung mau beli apa.
"Oke deh kita lihat lihat aja dulu ya, siapa tau ada yang nyantol barang nya heheheh," sahut Cici cengengsan.
Syeila menyetujui usulan Cici, dan akhirnya mereka memutuskan untuk melihat lihat dulu.
Pada saat mereka berkeliling mall, entah salah siapa tiba tiba Syeila terhempas jatuh ke lantai karena terbentur dengan dada bidang yang sangat keras. Seketika suasana menjadi dingin di sekitar . Dengan penuh keberanian Syeila mendongak keatas melihat siapa yang sudah bertabrakan dengan dirinya, dan seketika
“Ya ampun,kenapa tatapannya seperti itu . mommy daddy apa yang harus Syeila lakukan,” gumam Syeila dalam hati sambil mengedipkan mata nya berkali kali
TBC....
Pagi hari, dikediaman keluarga Abian Amarkhan , sudah siap menyantap sarapannya masing masing, tingggal menunggu anak semata wayang nya saja untuk segera turun sarapan .
“Pagi,” tegas suara bariton dari arah tangga.
“ Pagi sayang,” sapa orang tuanya seraya menipiskan senyuman.
“Sayang, hari ini wajib sarapan dulu, sini Mommy ambilkan makanan kesukaan mu,” lanjut sang Mommy sambil mengambilkan sarapan kepada anak semata wayang nya.
“Baik Mom, terimakasih,” jawab sang anak dengan menipiskan senyum, walaupun tidak mengurangi kesan dingin dan hampa dalam dirinya.
Acara sarapan keluarga itu, berlangsung dengan khidmat, penuh ketenangan.
“Bagaimana Son, perkembangan perusahaan?” tanya sang Daddy, setelah mereka menyelesaikan sarapannya
“ Sejauh ini bagus sih Dad, tinggal nanti aja nunggu laporan perdivisi, gimana progresnya,” tegas sang anak.
“Oh bagus Son, nanti sekalian kamu sidak ke Mall Z ya ? Kemarin Daddy dengar ada yang tidak beres disana,” perintah sang Daddy.
Ya, untuk beberapa Mall milik keluarga Abian Amarkhan, memang dikelola langsung oleh Daddy nya, sesekali meminta bantuan kepada anak nya.
“ Baik Dad, nanti aku cek disana,” jawab sang anak
“ Duh, tidak pagi, malam, siang, kalian selalu aja bahas pekerjaan pekerjaan dan pekerjaan. Dad, jangan terlalu banyak memerintah Faishal dong, kasian dia. Sudah kepala 3 tapi belum juga bawa calon mantu kerumah. Apa Daddy mau, anak kita jadi bujang lapuk, karena selalu sibuk dengan pekerjaan?” keluh sang Mommy sambil menggeleng gelengkan kepalanya
Benar sekali, sang anak tersebut adalah Faishal Amarkhan (30th), satu satu nya pewaris Amar.Corp yang merupakan salah satu perusahaan terkenal di Asia. Faishal Amarkhan merupakan putra dari Abian Amarkan dan Meriam Najwa. Faishal sangat menuruni jiwa Daddy nya dalam berbisnis yang penuh kharisma, dingin dan selalu mengintimidasi lawannya. Terbukti, diusianya yang baru menginjak 30 th, sudah mampu membawa perusahaan keluarganya, yang awalnya hanya beroperasi di Indonesia saja, tetapi sekarang sudah mempunyai beberapa cabang di Asia. Faishal Amarkhan merupakan pribadi yang dingin dan tak tersentuh, tetapi berubah hangat, ketika bersama dengan keluarga dan wanitanya. Tapi sayang seribu sayang, seseorang yang dianggap wanitanya sekarang sudah hidup bahagia dengan temannya. Ya, wanita tersebut sudah menikah dengan temannya sendiri, tepatnya 6 bulan yang lalu.
Sungguh, Faishal merasa dunianya hancur seketika, satu satunya wanita yang dicintainya ternyata menikah dengan temannya sendiri. Tapi mau diapa, nasi sudah menjadi bubur, toh salah Faishal sendiri yang kurang gerak cepat dalam mengeksekusi supaya menjadi wanitanya. Sejatinya, Faishal bukan tipe lelaki pebinor, sehingga, dia mencoba mengikhlaskan dan mencoba melupakan wanitanya dengan menyibukkan diri dengan berkas berkas dikantornya. Walaupun itu rasanya mustahil, tapi setidaknya bisa mengalihkan fokus perhatianya.
Sejak hari itu, mendadak sosok Faishal yang hangat hilang seiring berjalannya waktu. Hanya keluarganya dan David sahabat sekaligus asisten pribadinya yang mengetahauinya. Walaupun setiap diajak ngobrol keluarga, Faishal selalu merespon dengan menipiskan senyum, tetapi kedua orang tua nya tau, bahwa Faishal hanya terpaksa tersenyum supaya mereka tidak khawatir. Selain itu, keluarganya sudah berulangkali berusaha untuk mengembalikan sosok Faishal yang dulu, dengan mengenalkannya dengan anak korelasi bisnis Daddy nya, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Akhirnya, sekarang mereka hanya bisa berdoa, supaya Faishal yang dulu bisa segera kembali.
“Hehehe bukan begitu Mom, maafkan Daddy karena memang ada yang harus di tanyakan,” sahut Daddy dengan cengiran khasnya . Hanya keluarganya yang tau hal tersebut.
“ Kan itu bisa nanti nanti aja Dad, sekali kali bahas keluarga kita . Sepertinya keluarga kita perlu liburan Dad. Kebetulan anak temen arisan Mommy mau bertunangan 3 hari lagi di Bali. Pokoknya, kalian berdua harus ikut, titik dan wajib mengosongkan jadwal 3 hari untuk kita liburan disana,” terang Mommy tidak bisa di ganggu gugat.
“Baiklah baiklah Mom, nanti aku dan Daddy usahain Mom. Sudah ya Mom, aku langsung berangkat aja udah agak siang ini,”jawab Faishal menipiskan senyum paksa seraya melirik jam tangan nya.
“ Yaudah hati hati Son, ingat, jangan ngebut dan hati hati dijalan” sahut Mommy sembari menasihati anaknya untuk tidak membawa mobilnya dengan ugal ugalan.
Pasalnya walaupun Faishal seorang CEO, dia selalu mengendarai mobil sendiri, kecuali urusan bisnis yang akan selalu di temani oleh David sang asisten pribadinya.
“Siap Mom” tegas faishal sambil berlalu keluar rumah.
Pagi itu Faishal berangkat pukul 06.30, yang merupakan jam padat padatnya kendaraan yang hilir mudik di jalan, sehingga Faishal baru bisa sampai dikantor pukul 07.18 WIB.
***
Sesampainya di perusahaan, Faishal sudah disambut oleh sahabat sekaligus asisten pribadinya di depan pintu lobby perusahaan.
“Selamat pagi Tuan." David menyapa sahabat sekaligus atasannya dengan sedikit membungkukkan badan.
Walaupun David adalah sahabat Faishal, tapi dalam urusan pekerjaan, David selalu professional.
David merupakan pribadi yang ramah dan baik, kecuali dengan orang luar dan dalam urusan pekerjaan dia selalu bersikap dingin dan tak kalah tegas seperti Faishal.
“Pagi. Bagaimana persiapan rapat rutinan kali ini ? Dan apakah semua kepala staf sudah mempersiapka nya?” tanya Faishal tegas dengan ekspresi datar.
“Semuanya sudah siap tuan, dan rapat akan dimulai jam 08.00,” jelas David
“Bagus, saya tinggal keruangan saya dulu. Ingatkan saya lagi nanti ketika rapat,” tegas Faishal berlalu meninggalkan asistennya tanpa menunggu jawaban
David menghela napas berat melihat kelakuan sahabat nya, semakin hari aura dingin nan mencekam sahabatnya itu semakin meningkat.
“Semoga, suatu saat loe bisa seperti dulu lagi bro” gumam David dalam hati dengan sorot mata yang menerawang jauh kedepan.
Disepanjang perjalanan menuju ruangannya, banyak pegawai yang menyapa, walaupun hanya ada satu respon dari sang CEO yaitu datar sedater triplek.
Sesampaianya diruangannya, Faishal sudah disibukkan kembali dengan berkas berkas yang tidak ada habisnya sampai waktu menunjukkan pukul 07.57 WIB.
Tok...tok...tok.
“Masuk,” tegas suara bariton dari dalam ruangan.
Ternyata yang mengetok pintu tadi David. Sebelum laporan, David membungkukan badan sedikit.
“Tuan, sudah waktunya menuju ruang rapat,” beritau David kepada sang CEO
“Baik, ayo kita kesana,” jawab Faishal
Mereka menuju keruang meeting bersama sama. Sesampainya diruang meeting, yang awalnya ramai sedikit riuh tiba tiba berubah menjadi senyap dengan hawa yang sedikit mencekam. Sang CEO dan asisten langsung mengambil posisi.
“Selamat pagi, hari ini kita akan mengadakan acara rapat rutinan. Langsung saja dari divisi keuangan silahkan melaporkan laporannya, ” tegas David dalam memulai rapat.
Walaupun rapat dihadiri CEO, tetapi selalu David yang mimpin rapat. Sang CEO hanya memperhatikan dan melihat kesalahan jika ada yang melakukan kesalahan. Hanya kadang kadang saja CEO langsung memimpin rapat.
Rapat pagi itu berlangsung alot, tetapi tetap lancar walaupun jam rapat berlangsung selama 4 jam sampai jam 12.00 siang.
Setelah rapat selesai, semua karyawan divisi meninggalkan ruangan hanya tersisa sang CEO dan asistennya.
“David, siang ini kita makan siang di restoran depan aja, setelah itu, kita ke Mall Z untuk memantau perkembangannya,” ucap Faishal tegas kepada asistennya sambil berlalu meninggalkan ruangan.
“Baik tuan,” jawab david mengikuti sang CEO keluar ruangan. Eh tepatnya keluar kantor menuju restoran.
Makan siang berlangsung selama 30 menit, setelah itu mereka segera keluar dari restoran dan bergegas menuju Mall Z.
Perjalanan ke Mall Z memerlukan waktu 30 menit, sehingga pukul 13.17 mereka sampai di Mall tersebut dan disambut oleh Sang Manager Mall tersebut.
Dalam perjalanan menuju ruangan untuk mengecek lapran dari Mall tersebut, tidak sengaja Faishal menabrak tubuh mungil seorang gadis, sampai gadis tersebut jatuh terhempas kelantai.
Bukan nya membantu gadis tersebut, tetapi Faishal malah memberikan tatapan membunuh kepada gadis tersebut.
.
.
.
TBC…
Untuk beberapa saat, Syeila masih duduk dilantai menatap sosok yang bermata tajam tersebut.
Benar sekali, sosok yang bermata tajam bak laser yang menerkam mangsanya adalah Faishal. Akhirnya, Syeila memberanikan diri untuk berujar terlebih dahulu. Padahal Syeila sendiri tidak faham, siapa disini yang salah.
“Maaf Om, tadi Syei tidak fokus jalannya,” ujar Syeila sambil berdiri.
Faishal terdiam sesaat sambil menukikkan alisnya, kemudian berlalu tanpa sepatah katapun.
“Ish kok sombong banget sih tuh Om Om tiba tiba langsung pergi,” ucap Syeila dengan mengerucutkan bibirnya
“Sudah sih yang penting kamu nggak kenapa kenapa Syei, kelihatan nya Om tadi juga nyeremin. Ya ampun, tatapan matanya itu loh tajam dan aura disekitarnya juga dingin,” ucap Cici sambil bergidik ngeri.
“Iya Ci bener, tadi Syeila sempet takut banget lihat mata nya . Eh apa jangan jangan Om Om tersebut gagu ya? Kok nggak ngomong sama sekali,“ tebak Syeila dengan mengetuk ngetukkan jari telunjuk di dagu sambil berpikir.
“Mungkin Syei, tapi sudahlah ngapain mikir Om Om nggak jelas. Yuk kita nyari koleksi baru aja ehehehe,” ajak Cici sambil cengengesan.
“Oke, ayok,” sahut Syeila.
Akhirnya Syeila dan Cici kembali mengelilingi Mall. Mereka berkeliling Mall selama satu setengah jam.
Maklumlah ya, namanya juga ciwi ciwi, pasti satu setengah jam itu bukan waktu yang lama. Singkat malahan bagi mereka yang hobinya shopping sambil cuci mata seger. Akhirnya, setelah satu setengah jam mereka memutuskan untuk pulang.
“Ci, Syeila udah cukup nih belinya ayok kita pulang,” pinta Syeila sambil membawa barang belanjaan.
Kebetulan belanja kali ini Syeila hanya membeli baju dan Cici membeli sepatu dan tas. Maklum Cici memang hobi sekali mengoleksi sepatu dan tas. Alasannya sih simple biar setiap hari bisa gonta ganti.
“Yaudah yuk Syei, keburu sore juga,”jawab Cici sambil berlalu.
Akhirnya mereka pulang, dan Syeila tetap diantar Cici sampai rumah.
***
“Sore Mom Dad, Princess Syeila yang cantik jelita sudah pulaaaang,” teriak Syeila ketika memasuki rumah nya.
Memang sudah menjadi kebiasaan Syeila ketika masuk rumah , suaranya dahulu yang akan menyapa di penjuru rumah.
“Aduh Syeila jangan dibiasain deh berteriak teriak kayak gitu, ini rumah bukan hutan sayang,” tegur Mommy kepada Syeila, ketika melihat Syeila melewati ruang keluarga
“Lah emang siapa yang bilang ini hutan mom?" tanya Syeila kelewat polos yang gagal paham dengan sindiran halus Mommynya.
“Astaga astaga,” gumam Mommy dengan memijit pelipis nya sambil memikirkan kata kata yang sekiranya mudah dipahami oleh Syeila.
"Sini sayang, duduk disamping mommy,” pinta Mommy
“Begini sayang, kalo pulang itu jangan teriak teriak. Kalau dirumah ada tamu atau semisalnya Mommy sedang berteleponan kan tidak enak sayang kalo didengar atau dilihat orang. Masak anak Mommy yang cantik ini kelakuannya mirip tarzan yang suka teriak teriak,” jelas Mommy detail sembari mengusap puncuk kepala Syeila dengan harapan anaknya faham,
“Ih Mommy kok ngatain anaknya mirip tarzan sih,” sungut Syeila dengan mencebikkan bibir nya sebal,
“Baik Mom, nanti aku usahain tapi nggak janji ya, maklum Mom udah jadi adat ini hehehe,” lanjut Syeila dengan cengiran khasnya di akhir kalimat
“Hmmm anak ini. Yaudah sana bersihkan diri kamu dulu, udah bau apek tau nggak!”
“Yeee Mom, wong anaknya wangi gini kok di bilang apek. Bi Yem itu Mom yang apek karena setiap saat berkutat di dapur hahahhah,” jelas Syeila dengan tertawa sambil berlalu ke kamar
Sang Mommy hanya bisa menggelang gelengkan kepala dengan kelakuan anak semata wayang nya tersebut.
Makan malam tiba, pada saat makan malam tentu Syeila harus nunggu dipanggil dulu baru turun.
Emang kebiasaan selalu nunggu dipanggil dulu, beda kalo pagi karena bertepatan dengan sekolah, jadi tanpa dipanggil, panggilan hati nya sudah terketuk duluan.
Setelah makan malam, Daddy memberitahukan keberangkatan ke bali.
“ Oh ya, sayang tadi Daddy sudah bicara dengan Mommy, untuk berangkat ke Bali kita lusa pagi karena pertunangan nya diadakan malam, sehingga kita tidak jetleg ketika menghadiri acara tersebut."
“Iya sayang, jadi kamu bisa persiapkan barang barang yang kamu bawa dari sekarang. Ingat kita disana cuma 3 hari sayang jadi yang dibawa yang seperlunya saja ya,” pinta Mommy kepada Syeila
“Siap Mom, Dad, kalau gitu Syeila langsung ke kamar ya, mau menyiapkan barang barang nya dulu,” jawab Syeila, setelah itu berlalu menuju kamarnya untuk menata barang barang yang mau dibawa ke bali.
***
Setelah tadi Faishal berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada gadis mungil yang tertabrak hingga jatuh, sekarang Faishal berada di ruangan khusus di dalam Mall untuk memantau bagaimana perkembangan Mall tersebut.
“Bagaiamana? Ada yang bisa menjelaskan laporan ini?” tegas Faishal dengan nada dingin setelah membaca laporan pemasukan bulan ini yang mengalami penurunan.
“Begini Tuan , hasil penjualan kali ini memang mengalami penurunan dari bulan kemarin, dikarenakan kami kurang sigap dalam menyikapi permasalahan yang ada. Salah satu nya daya beli masyarakat yang menurun, nah itu dikarenakan sekarang ini masyarakat semakin selektif dalam memilih produk. Kami sudah menganalisis sehingga kemarin kami sudah menerapkan satu solusi yaitu dengan menjual produk yang memang produk nya itu berkualitas dan meningkatkan dengan suasana yang nyaman, “ jelas sang Manager detail dan lugas
“ Dan kami memang tidak melakukan melakukan pembaruan diskon lagi, karena diskon yang dilakukan sebelum nya sudah cukup, dan sasaran kita memang kalangan menengah ke atas sehingga tak harus dengan insentif diskon karena jika terlalu berlebihan, diskon bisa seperti narkoba nanti nya akan merusak brand itu sendiri,” papar lanjut dari sang Manager
“Lalu selama seminggu ini apakah ada kemajuan dengan strategi yang baru kalian terapkan?” tanya Faishal
“iya Tuan, selama seminggu ini pemasukan mengalami peningkatan,” jawab sang manager lugas
“Baik, tetap pertahankan dan usahakan bulan depan kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tegas Faishal dingin
“Baik tuan,” jawab sang Manager
Setelah melakukan pengecekan , Faishal dan asistennya bersiap pulang. Setelah sampai diparkiran ternyata asistennya memberitahukan bahwa Mr.john ingin bertemu membahas masalah bisnis mereka
“Maaf Tuan, saya dapat kabar dari Mr.John, bahwasanya beliau ingin bertemu sekarang untuk membahas bisnis karena besok beliau sudah harus kembali ke paris,” jelas David kepada Faishal
“Stop panggil gue Tuan, sekarang kita diluar jadi kita sebagai sahabat”, ucap Faishal dengan penuh penekanan
“Tapi Tuan…” ucap David terpotong
“Loe denger nggak sih gue bilang apa?” tegas Faishal
“Iye iye gue denger,” gerutu David
“Terus ini kita gimana ? Paman loe ngajakin ketemu bahas bisnis,” lanjut David mengingatkan bahwa paman nya mengajak bertemu
John adalah paman Faishal yang sekarang menetap di Paris bersama keluarga nya. Hanya sesekali datang ke Indonesia jika ada urusan keluarga ataupun bisnis.
“Hmm Paman itu, baiklah kita langsung menuju ke hotel tempat Paman menginap,” jelas Faishal sedikit kesal.
“Pasti Paman yang dibahas nggak jauh jauh dari itu,” guman faishal yang hanya bisa didengan olehnya sendirin sembari masuk ke mobil.
Perjalanan dari Mall Z kehotel tempat penginapan Pamannnya tidak begitu jauh, hanya memerlukan waktu 30 menit
untuk sampai disana. Sesuai dugaan Faishal, pasti Pamannya lebih banyak bahas masalah pernikahan dari pada pekerjaan.
Maklum, memang kebanyakan sepupu sepupunya sudah pada menikah , bahkan tidak sedikit juga yang sudah mempunyai momongan. Wajar jika Pamannya merasa kasian kepada kakak nya Abian, karena selalu saja mengeluh dengan tingkah putranya yang susah sekali disuruh menikah.
Jadi, setiap kali bertemu membahas masalah pekerjaan pasti Pamannya juga menyinggug soal kapan menikah.
Akhirnya pertemuan dengan Pamannya tersebut selesai, walaupun sebenarnya dalam pertemuan kali ini bisa dikatakan pembahasan masalah pekerjaan hanya berkisar 25% saja dan selebihnya tentang masalah hidup Faishal, tapi bagi Faishal tidak masalah karena Pamannya akan terus seperti itu sampai Faishal sudah menikah.
Sesampainya dirumah, faishal langsung turun dari mobil dan membiarkan asistennya membawa mobil nya.
“ Son jangan lupa langsung mandi setelah itu makan malam jangan nunggu dipanggil, Mommy dan Bibi mau menyiapkan dulu,” ujar Mommy ketika melihat putranya yang baru masuk kerumah.
“Baik Mom,” jawab Faishal dengan senyum paksa sambil berlalu menuju kekamarnya
“Semoga kamu bisa menemukan penggantinnya Son,” gumam sang Mommy dalam hati dengan pandangan miris akan nasib yang menimpa putra semata wayang nya.
***
Sesampaianya Faishal dikamar, dia langsung bergegas mandi setelah itu turun ke bawah untuk makan malam yang ternyata sudah ditunggu Mommy dan Daddynya.
Selesai acara makan malam, sekarang mereka berkumpul diruang keluarga. Ya, berkumpul diruang keluarga sudah seperti agenda wajib bagi mereka untuk berbincang bincang seputar kegiatan yang mereka jalani hari ini.
“Bagaimana Son permasalahan di Mall Z?” tanya Daddy langsung menodong permasalahan di salah satu Mallnya
“Aman kok Dad, bulan depan aku yakin pemasukannya akan stabil lagi,” jelas Faishal singkat
“Oke Daddy percayakan padamu Son,” ucap Daddy seraya menipiskan senyum
“Sudah kan urusan pekerjaan nya, “ sahut mommy memotong pembahasan anak dan Daddy nya
“Inget ya, kalian harus urus cuti kalian, kita lusa pagi berangkat biar tidak jetleg pas di acara tunangan anak temen Mommy kalo berangkatnya mepet,” pinta Mommy tidak dapat di ganggu gugat
“ baik Mom, nanti aku urus,” jawab faishal pasrah
Akhirnya obrolan berlanjut dengan didominasi oleh Mommy dan Daddy.
“Mom, Dad, aku udah ngantuk, aku mau ke kamar dulu ya,” pinta Faishal yang langsung melangkah menuju kamarnya tanpa menunggu respon orang tua nya.
“Sampai kapan Dad Faishal tetap seperti itu?” tanya Mommy setelah menghela napas berat, sembari mata nya menatap kearah punggung anaknya yang udah hilang didepan
“Kita berdoa saja Mom,” jawab Daddy yang juga sudah terlihat pasrah.
Didalam kamar faishal menjadi dirinya, rapuh dan kesepian bukan dirinya yang dingin tak tersentuh. Diluar, faishal memang dingin tak tersentuh, semata mata untuk menutupi kerapuhan yang ada pada dirinya.
Tetapi ketika dia sendirian dia selalu menjadi orang yang sangat rapuh dan tak tentu arah yang sangat terlihat sekali dari sorot matanya.
Dibuka nya laci disamping tempat tidurnya. Diambil sebuah foto wanita, diusap usapnya foto tersebut dengan penuh perasaan. Yaa itu adalah foto wanitanya, foto yang dia ambil secara diam diam.
“Sampai kapan aku harus seperti ini, kenapa sulit sekali untuk melupakanmu. Apakah jatuh cinta itu semenyakitkan ini? Rasa rasanya aku sudah tidak sanggup untuk jatuh cinta dan membuka hati lagi,” gumam Faishal dalam hati dengan mata yang berkaca kaca dan sorot mata yang dalam memandangi foto tersebut.
.
.
.
TBC…
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!