Adelia Wijaya...
Usia : 21 tahun
Hobby : Mendengar musik.
Semua cita cita ku hilang kini akibat usaha ayah ku bangkrut dan meninggal tragis lalu ibu ku mengalami ganguan jiwa tidak menerima kenyataan, kakak pria ku meninggal saat menuju pulang aku tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi istri dan anak kakak ku kini tinggal bersama ku.
"Del, kakak titip Jeni ya sebentar." ucap kakak ipar ku Jesica.
Padahal kakak ipar ku bisa saja kembali ke orang tua nya saat itu tapi kak Jesi malah memilih ingin bersama ku, Aku bekerja di sebuah toko roti dan kak Jesi berjualan online sambil mengurus putrinya.
"Tante Lia, besok kita kemping di danau Jeni bosen." ucap Jeni menghampiri ku saat baru pulang kerja.
"Baik kita akan pergi kemping." ucap ku.
Gadis kecil yang baru saja berusia 5 Tahun itu gembira, kak Jesi menghampiri ku yang lagi duduk di sofa sambil makan masakannya... Kami tinggal di rumah tipe 36 dengan 2 kamar tidur, kamar mandi serta dapur kami beli dengan uang tabungan kak Jesi dan kakak ku suaminya Agung Wijaya kakak kandung ku.
Jenifer Wijaya putri satu satunya kakak ku Agung Wijaya dan istrinya Jesica Basuki, kakak ipar ku adalah putri dari seorang petani di sebuah desa dulu kak Jesi bekerja di perusahaan papa ku menjadi salah satu staf di sana sampai akhirnya bertemu Kakaku mereka pun menikah.
"Del, kenapa Joni tidak datang kesini lagi.?" tanya kak Jesi.
"Aku tidak mau memberinya harapan kak." ucap ku.
Joni adalah sahabat ku sejak SMP tapi sudah berkali ku coba menjalin hubungan pada nya tetap tidak bisa, tapi aku sempat mencintai seorang pria hanya sayang keluarganya tidak menerima ku ketika tahu keluarga bangkrut dan ibu ku sakit jiwa, dari situ aku menutup hati ku.
"Kenapa.? Kakak yakin Joni pria baik." ucap kak Jesi.
"Aku memang nyaman pada nya kak, karena merasa nyaman aku tidak ingin dia menjauh dari ku kak." ucap Ku.
"Tidak semua sama seperti Ramon Del." ucap Kak Jesi.
Setelah putus dari ku, aku baru tahu Ramon menjalin hubungan dengan sahabat ku Vero membuat aku tidak percaya pada siap pun... Aku hanya memiliki kak Jesi, Jeni dan ibu ku yang berada di rumah sakit jiwa mama Amelia adalah ibu kandung ku.
"Aku yakin tuhan akan menyiapkan ku pria dan keluarga yang baik kak." ucap Ku.
"Amin..." ucap kak Jesi mendoakan ku.
Kami tersenyum dan aku membantu kak Jesi membuat kulit risol lalu menyiapkan isi nya, selesai semua akhirnya kami tidur ke kamar masing masing. Karena rasa lelah membuat ku langsung tidur cepat.
"Pagi Tante." Sapa Jeni yang lagi duduk di meja makan sambil menikmati sarapannya dia ketawa melihat ku.
"Pagi, kamu jadi sekolah hari ini.?" tanya ku setelah selesai mandi dan duduk ikut sarapan.
"Iya Tante, kata mama aku akan punya banyak teman nanti." ucap Jeni.
"Iya jangan nakal." ucap Ku... Lalu aku menawarkan diri mengantarnya dan akhirnya kak Jesi membiarkan aku mengantarkan ponakan ku ke sekolah nya.
Di sepanjang jalan Jeni bercerita kami naik sepeda motor metic milik ku, setelah aku pastikan Jeni masuk kelas nya aku menitipkannya pada guru nya tersebut.
Mendengar pemilik toko roti ku akan datang berkunjung hari ini semua karyawan sibuk pada tugasnya untuk memberikan laporannya pagi ini...
Nama : Ema Fauziah Baskoro ( nama Baskoro adalah nama belakang suaminya ).
Tuan Beni Adiwira Baskoro pemilik perusahaan besar di kota ini memiliki beberapa jenis usaha seperti hotel, mall dan sebuah pabrik miliknya. Mereka memiliki seorang anak laki laki dan anak perempuan bernama
Nama : Devina Adiwira Baskoro.
Memiliki suami bernama : Romi Haryadi seorang pengusaha mobil.
dari pernikahan nya Devina dan Romi memiliki seorang anak laki laki bernama : Daniel Adiwira Haryadi yang berusia 5 tahun.
Kak Devina sedang hamil anak keduanya bayi perempuan... Devina adalah pemilik toko roti dimana aku bekerja dia membuka usaha toko roti tersebut hanya untuk mencari kesibukan nya bila ada waktu senggang akan datang berkunjung tapi paling sering satu bulan sekali.
"Bagaimana keuangan bulan ini.?" ucap kak Devina pada ku.
Kak Devina adalah kawan baik kakak ku waktu kuliah dia dan suaminya adalah sahabat baik kakak ku waktu di bangku SMA mereka selalu bertiga dengan kak Agung.
"Ini kak semua laporan bulan ini." ucap ku menyerahkan sebuah buku kas toko ini.
"Baik terimakasih." ucap Kak Devina.
"Del, tunggu aku titip ini untuk Jeni sampaikan juga salam ku ke Jesi ya." ucap kak Devina.
"Iya kak... Terimakasih." ucap ku padanya sambil menerima paper bag cokelat dari nya.
Saat kakak ku meninggal kak Devina la yang membatu ku dan mengajak ku bekerja di toko roti miliknya dan membiarkan kakak ipar ku Jesica menitipkan barang jualannya di toko miliknya.
Selesai memberikan kami gaji dan mengecek stok bahan dan pembukuan nya kak Devina segera pulang pasti suami dan putranya datang menjemput dirinya. Aku iri melihatnya kak Romi yang hanya tersenyum pada kak Devina saja membuat aku merasa iri dan ingin sekali memiliki suami seperti nya.
"Sudah cantik kaya baik, dan memiliki suami tampan kaya serta mencintai nya sempurna sekali ya hidup kak Devina." ucap sahabat serta rekan kerja ku Nuri.
"Iya..." Jawab ku lalu aku tersadar.
"Kamu ya Nur, bukan kerja." ucap ku.
"Habis aku liat kamu melamun menatap kak Devina." ucap Nuri.
Ya Devina tidak mau nyonya atau nona dia mau terlihat akrab dengan para karyawannya makanya bila yang lebih muda darinya memanggilnya Kakak tapi semua karyawannya lebih muda kecuali chef di toko roti ini yang memang pilihan.
"Del, hari Minggu ini kamu ada acara.?" ucap Nuri.
"Iya ponakan ku mau ajak kemping di danau." ucap Ku.
"Aku ikut boleh ya.?" ucap Nuri memohon.
"Kamu emang tidak pacaran.?" tanya ku padanya.
"Tidak dia katanya mau temenin ibunya kondangan." ucap Nuri.
Aku menarik napas lalu membuangnya aku bingung pada hubungan Nuri dan kekasih nya entah kondangan atau terkadang cowoknya malas keluar bersamanya di hari Minggu ingin aku menasehati Nuri tapi aku tidak mau ikut campur pada hubungan mereka.
"Yasudah jadi malam ini kamu ingin menginap di rumah ku.?" ucap Ku.
"Iya tapi aku pulang dulu izin sama orang tua ku dulu dan aku minta Heru Antari aku kerumah kamu." ucap Nuri.
"Baiklah." ucap ku menganggukkan kepala.
Hallo semua setelah novel Bukan Salah Cinta kini aku buat cerita baru... Jangan lupa dukungannya dan tinggalkan jejaknya juga agar aku semakin semangat membuat cerita...
Bersambung, Terimakasih 🙏
Sesuai janji Delia pada ponakan nya Jenifer untuk ke sebuah taman yang ada danau buatan nya mereka akan kemping disana... Adelia bangun pagi menyiapkan bekal untuk mereka bawa spaghetti, bakwan jagung, ayam goreng dan sate.
"Tante bagus tidak baju nya.?" ucap Jeni yang sudah rapi dengan baju dress merahnya.
"Cantik sekali..." ucap Delia.
"Topi nya juga bagus sekali." ucap Nuri ya g lagi masukin makanan ke dalam kotak.
"Terimakasih Tante Nuri." ucap Jeni.
"Sama sama princess." ucap Nuri mencubit lembut wajah Jeni yang gembul.
Jeni bersama Adelia menaiki motornya dan Nuri bersama kak Jesi mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan yang tidak jauh dari rumah... Adelia menyiapkan semua di bantuin juga oleh kak Jesi dan Nuri.
"Untung cuaca nya bagus ya hari ini.?" ucap Nuri.
"Iya..." ucap Kak Jesi.
"Kak, kenapa Adelia tidak mau membuka hati nya.?" ucap Nuri.
"Kenapa kamu tidak tanya padanya.?" ucap Jesi.
"Sudah kak." ucap Nuri.
Jesi hanya senyum pada Nuri saat mereka lagi asik mancing seorang pria menghampiri Adelia... Nuri memperhatikan pria tersebut ternyata Ramon mantan ke kasih Adelia... Nuri ingin menghampiri nya tapi di tahan oleh kak Jesi.
"Biarkan." ucap Kak Jesi...
Nuri mengerti itu dia kembali duduk di tikar yang di jadikan alas untuk mereka bersantai...
"Hai Del..." ucap Ramon.
"Hallo om..." sapa Jeni.
"Kamu sudah besar..." ucap Ramon basa basi.
"Mau apa kamu kesini.?" ucap Adel melihat sekitar.
"Aku habis jalan santai, dan ku melihat kak Jesi makanya aku mendekat dan menghampiri kamu... Bagaimana kabar mu.?" tanya Ramon.
"Aku baik.." ucap Delia.
"Kamu makin cantik." ucap Ramon, Delia menoleh lalu menatap Ramon penuh benci.
Pria yang pandai merayu, Delia menyesal pernah mencintai dan menyukai seorang pria playboy... Ramon terus saja berbicara pada ku dan saat pancing ku di makan ikan Ramon membantu ku menangkapnya.
"Terimakasih..." ucap ku pada nya... Ramon tersenyum memang pria yang mudah tersenyum ini sangat tampan dan baik hati tapi sayang playboy.
"Apa nanti malam kamu ada acara.?" ucap Ramon. Delia menoleh ke Ramon.
"Aku hanya mau ajak kamu makan malam saja... Bukan kah kita masih berteman." ucap Ramon lagi.
"Tidak bisa aku capek besok harus bekerja." ucap Delia.
"Baiklah lain kali." ucap Ramon.
Jeni mengajak Delia untuk makan dan bergabung bersama mama nya Jesi serta Nuri, Ramon ikut karena di ajak oleh Delia meski sakit hati pada pria di hadapannya tapi mereka memang masih berteman.
"Haiii ka Jesi." ucap Ramon... Ya Ramon dengan Jesi hanya beda 2 tahun saja.
"Hai Ram... Apa kabar.?" ucap Jeni.
"Aku baik... Tapi ku sangat merindukan Delia." ucap Ramon...
"Sudah tampan romantis." ucap Nuri... Ramon tersenyum ke Nuri pria yang tebar pesona itu.
"Itu jurusnya kamu sudah masuk perangkap." ucap Delia.
Ramon hanya tertawa pada mantannya itu... Saat lagi asik berbincang ponsel Ramon berbunyi melihat siapa yang menghubunginya Ramon segera menjawab panggilan tersebut.. Delia tidak pernah menanyakan pada Ramon kabar sahabatnya Vero...
"Hallo, baiklah aku akan kesana jam 2." ucap Ramon lalu menaruh ponselnya di saku celana Ramon akhirnya izin pamit pada Delia dan yang lainnya.
"Sering sering la main kerumah." ucap Kak Jesi... Ramon hanya tersenyum
"Kakak kenapa bilang gitu pada nya." ucap Delia marah dengan kakak ipar nya yang sudah seperti kakak kandung.
BERSAMBUNG, TERIMAKASIH 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!