NovelToon NovelToon

Sebatas Istri Rahasia

Chapter 1

Alinea berjalan pelan mendekati sang suami yang baru saja memasuki kamar mereka. Jantungnya berdebar tatkala sang suami memandangnya lekat tanpa berkedip.

Lingerie berwarna maroon yang Alinea kenakan sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih bak porselen, apalagi lekuk tubuhnya yang indah membuat siapapun akan terpesona dengan kesempurnaan yang dimiliki seorang Alinea Alexandra.

Galen menelan kuat salivanya melihat penampilan wanita yang baru saja dia nikahi itu. Namun bayang-bayang wajah kekasihnya membuat Galen tersadar dan mengalihkan tatapannya dari sang istri.

"Jangan pernah bermimpi, aku akan menyentuhmu!" Galen tersenyum remeh menatap wanita yang baru saja sah menjadi istrinya itu. "Satu hal lagi, rahasiakan pernikahan kita dari Ruby."

Alinea meremas kuat tangannya. Mendapat penolakan suaminya di malam pertamanya, bukan saja membuat hatinya hancur namun juga sangat melukai harga dirinya.

Alinea sengaja berdandan sangat cantik untuk menyambut malam pertamanya. Wanita cantik itu ingin membuat suaminya terkesan. Namun, Alinea tidak berpikir akan mendapatkan penolakan dari sang suami.

"Jadi, kamu belum memutuskan hubunganmu dengan Ruby, Mas?" Tanya Alinea, matanya mengunci tatapan sang suami yang terlihat gelisah.

"Aku tidak akan pernah mengakhiri hubunganku dengan Ruby. Dia adalah satu-satunya wanita yang aku cintai. Dan hanya dia wanita yang akan melahirkan anak-anakku."

Deg

Belum kering sayatan luka karena penolakan Galen, kini suaminya itu kembali menaburkan garam di atas lukanya.

Pernyataan Galen benar-benar membuat hati Alinea hancur berkeping-keping. Ucapan suaminya itu seolah menegaskan bahwa Galen tidak akan pernah sudi menyentuh Alinea sampai kapanpun.

"Lalu, untuk apa kamu menikahi ku, Mas?" Lirih Alinea. Wanita cantik itu berusaha kuat menahan air mata yang hanya tinggal satu kedipan saja akan tumpah.

"Aku menikahi mu hanya untuk balas budi."

Deg

Satu kalimat yang membuat pertahanan Alinea runtuh. Hanya karena balas budi, sangat konyol pikir Alinea. Ternyata harga diri seorang Alinea hanya sebatas balas budi, wanita cantik itu tersenyum getir dalam hatinya.

"Apa serendah itu aku di matamu, Mas? Harusnya Kamu bisa menolak menikah dengan ku jika terpaksa."

Galen tersenyum sinis menatap wanita yang baru saja dia nikahi itu. Tidak bisa di pungkiri, Alinea memiliki paras yang sangat cantik, bodynya bak gitar spanyol. Alinea juga terlahir dari keluarga kaya, siapapun akan beruntung memilikinya sebagai seorang istri.

Tapi tidak dengan Diksi Galenio, pria yang kini berstatus sebagai suami Alinea itu hanya mencintai Ruby, kekasihnya yang sudah 5 tahun dia pacari.Karena itulah pria yang akrab disapa Galen itu sangat membenci Alinea. Karena Alinea lah harapan Galen untuk menikahi Ruby harus pupus.

"Aku tidak bisa menolaknya. Karena jika aku menolak, maka perusahaan yang selama ini Ayahku bangun dari nol akan menjadi taruhan nya."

Alinea tidak mengerti dengan apa yang suaminya ucapkan. Menurutnya tidak ada hubungannya antara dirinya dengan perusahaan. Kenapa suaminya itu seolah menyalahkannya atas apa yang terjadi.

"Karena kamulah aku gagal menikah dengan Ruby. Jadi, jangan pernah berpikir jika kamu yang paling tersakiti di sini," imbuh Galen. Suami Alinea itu tersenyum sinis melihat Alinea yang terdiam tanpa bisa menyanggah ucapannya.

Galen pergi meninggalkan kamar yang harusnya dia dan Alinea tempati. Suami Alinea itu memilih tidur di kamar lain meninggalkan Alinea yang menatap nanar kepergiannya. Galen takut tergoda melihat kemolekan tubuh Alinea yang sangat memanjakan mata, apalagi Alinea halal untuknya. Suami Alinea itu tidak ingin menyesal dan berakhir dengan mengkhianati kekasihnya.

...----------------...

"Mau sampai kapan? Jika kamu terus menolak wanita yang Mommy pilihkan, kapan Mommy akan punya cucu?" Sambutan yang sama dari sang Mommy setiap kali Skala pulang berkencan dengan wanita yang Mommynya pilihkan.

Skala tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Pasti wanita itu mengadu sama Mommy."

Ziyara selalu menjodohkan Skala dengan anak teman-teman sosialitanya. Semenjak putra semata wayangnya itu bercerai 2 tahun lalu, Skala tidak pernah berhubungan lagi dengan wanita manapun.

Ziyara takut jika putranya itu memiliki trauma akibat kegagalan pernikahannya dulu. Wanita paruh baya itu juga merasa bersalah karena dirinyalah penyebab Skala dan mantan istrinya berpisah.

"Harusnya kalian berkenalan dulu, jangan langsung menolaknya! Mommy kan jadi tidak enak sama Rissa, pasti Moana mengadu sama Rissa."

Skala menghembuskan napasnya. Walaupun Skala sangat kesal dengan Mommynya, tapi pria tampan itu tidak pernah bisa marah pada wanita yang sudah melahirkannya itu. "Mom, Skala mohon sama Mommy, jangan menjodohkan Skala dengan siapapun lagi." Skala menatap Ziyara penuh permohonan.

Skala pun berlalu ke kamarnya meninggalkan Ziyara yang menatap nanar punggung putranya.

"Maafkan Mommy, Mommy hanya tidak ingin kamu terus terpuruk," gumamnya.

"Sudahlah, Mom. Biarkan putramu itu memutuskan kehidupannya sendiri. Sudah cukup kita mencampuri kehidupannya."

Mahesa memeluk Ziyara penuh sayang. Pria paruh baya itu tahu istrinya merasa bersalah pada putranya. Sedangkan Mahesa tidak bisa berbuat apa-apa, karena dirinyapun mengerti dengan perasaan putranya.

"Tapi Mommy takut, Dad. Kalau Skala terus terpuruk seperti itu, bagaimana caranya Mommy punya cucu ?"

Hanya memiliki satu putra membuat Ziyara kesepian. Karena itulah Ziyara sangat mengharapkan cucu dari putranya.

Sementara itu di dalam kamarnya, Skala duduk menyandar di sopa sambil memejamkan matanya. Kilasan masa lalu nya seolah kembali berputar di kepalanya.

"𝘔𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬, 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪." 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶.

𝘏𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘳𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘯𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢.

𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘳𝘢𝘪 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢. 𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. "𝘗𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩! 𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘬𝘩𝘭𝘢𝘴, 𝘒𝘢𝘬. 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢."

Semenjak perpisahannya waktu itu, Skala tidak pernah bertemu lagi dengan gadis itu. Itu adalah hari pertemuan terakhirnya dengan gadis yang sangat dia cintai itu. Berulang kali Skala mencari tahu keberadaannya hanya untuk memastikan gadisnya itu bahagia. Namun hasilnya tetap sama, gadisnya itu seolah hilang ditelan bumi.

"Di mana kamu sekarang, Al? Apa kamu bahagia?"

...----------------...

Alinea terbangun dari tidurnya kala mentari pagi menyusup di celah kaca jendelanya. Wanita cantik itu mengerjapkan matanya, Alinea menoleh ke samping tempat tidurnya. Tangannya mengusap sisi tempat tidur yang harusnya suaminya tempati.

Hatinya mencelos, saat Alinea kembali mengingat suaminya dengan tega menolaknya. Malam yang harusnya menjadi malam terindah, harus berakhir tanpa makna karena suaminya enggan menyentuhnya.

Harga dirinya sebagai seorang istri sangat direndahkan, apalagi Galen dengan tegas menolak memiliki anak dengannya.

"Akan seperti apa pernikahan kita kedepannya, Mas? Apa aku harus menyerah?"

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥

Chapter 2

Pagi-pagi sekali Alinea sudah berkutat di dapur. Wanita cantik itu baru saja menyelesaikan masakannya. Nasi goreng seafood adalah menu sarapan perdana yang akan Alinea sajikan untuk Galen.

"Baunya enak sekali, Nona. Pasti Tuan Galen suka," ucap Bi Naima salah satu asisten rumah tangga Galen, sekaligus orang yang mengasuh Galen dari kecil itu.

Alinea tersenyum menanggapi ucapan Bi Naima. "Semoga ya, Bi."

Alinea menghidangkan masakannya di meja makan, bertepatan dengan Galen yang turun dari lantai atas. Aroma nasi goreng seafood kesukaannya begitu melekat di indera penciumannya. Namun saat tahu Alinea yang memasaknya selera makan Galen hilang seketika.

"Mas, sarapan dulu!" Alinea berlari kecil menyusul sang suami yang melewatinya begitu saja, bahkan Galen sama sekali tidak melirik masakan yang sudah susah payah Alinea siapkan untuknya.

Galen menghentikan langkahnya tiba-tiba, membuat Alinea yang berada di belakang Galen nyaris terhuyung. Galen berbalik dan melihat Alinea meringis karena menabrak punggung kekarnya. Ada rasa kasihan melihat istrinya itu, namun amarah dan benci masih mendominasi hatinya.

"Kamu tidak perlu bertingkah seperti seorang istri. Karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai istriku." Galen begitu lantang mengucapkan perkataannya, Dia tidak memikirkan perasaan Alinea yang begitu terluka mendengar ucapannya. " Satu lagi, lakukan apapun yang kamu mau, tapi jangan pernah mencampuri urusanku!"

Galen masuk ke dalam mobilnya, pria itu menatap sekilas Alinea yang masih mematung menatap nanar ke arahnya. "𝘔𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶, 𝘈𝘭𝘪𝘯. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪."

Alinea masih berdiri di tempat nya, walaupun Galen bersama mobilnya sudah hilang dari pandangannya. Wanita cantik itu mendongakkan wajahnya menahan air mata yang hendak keluar dari tempatnya.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘶𝘢𝘵, 𝘈𝘭𝘪𝘯! 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢!"

Alinea terus menyemangati dirinya sendiri. Wanita cantik itu sudah bertekad akan meluluhkan hati suaminya. Walaupun Alinea tahu, tidak akan mudah bersaing dengan Ruby, wanita yang sangat dicintai suaminya. Namun Alinea mempunyai keyakinan, ikatan yang sudah Tuhan satukan tidak akan mudah terpisahkan. Alinea akan berjuang sampai akhir, dia yakin suatu saat nanti Galen akan menatap kearahnya.

...----------------...

Galen mendudukan dirinya di kursi kebesaran miliknya. Sebagai CEO di perusahaan Nandana Grup, Galen dikenal sebagai sosok yang tegas dan bijaksana. Galen juga sangat ramah pada semua karyawannya, membuat CEO Nandana Grup itu begitu digandrungi.

Galen menangkupkan wajahnya dengan lengan yang terlipat di atas meja kerjanya. Matanya terpejam dan napasnya terdengar pelan. Galen sangat frustrasi dengan beban pikiran yang terasa begitu menghimpitnya.

Dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit membuatnya dilema harus memilih antara keluarga atau kekasihnya. Walaupun pada akhirnya Galen memilih keluarganya, dengan menikahi Alinea, namun sampai saat ini Galen tidak mau melepaskan kekasihnya.

Nandana Grup nyaris gulung tikar karena ada penggelapan yang dilakukan orang-orang dalam di perusahaan itu. Namun, perusahaan Antariksa Corp, yang notabene perusahaan termasyhur di penjuru negeri dengan mudahnya mengulurkan tangan untuk menopang perusahaan tersebut. Namun dengan syarat perjodohan putri keluarga Antariksa dan putra keluarga Nandana.

Arshad Antariksa yang mengetahui putri kesayangannya mencintai putra keluarga Nandana, sengaja memanfaatkan keadaan. Memang terdengar licik, namun apapun akan Arshad Antariksa lakukan demi kebahagiaan putri tercintanya.

Pernikahan Alinea dan Galen memang tidak diketahui khalayak ramai, hanya keluarga besar dari kedua belah pihak saja yang mengetahuinya. Mereka sepakat akan mengumumkannya pada saat acara resepsi pernikahan Alinea dan Galen yang akan digelar bulan depan.

Namun, baru-baru ini Galen meminta Alinea merahasiakan pernikahannya dari Ruby, bagaimana caranya? Mengingat Alinea Alexandra adalah putri keluarga Antariksa yang sangat tersohor. Mana mungkin berita pernikahannya luput dari pemberitaan. Kecuali jika Alinea dan Galen membatalkan acara resepsinya.

Drrttttt drrrtttt

Bunyi getar ponselnya membuyarkan lamunan Galen. Pria itu kemudian mengambil ponsel dari saku jasnya. Senyumnya terbit tatkala melihat nama pengirim pesan yang tertera diponselnya. Namun senyum Galen seketika menghilang berganti dengan matanya yang terbelalak sempurna saat membaca isi pesannya.

...----------------...

Skala menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berganti warna merah. Pria tampan itu hendak menuju kantornya, Cakrawala Kingdom. Perusahaan raksasa yang tak kalah besarnya dari Antariksa Corp.

Skala adalah CEO generasi ke-2 setelah sebelumnya Daddynya, Mahesa Cakrawala sebagai pemegang tahta tertinggi perusahaan raksasa tersebut.

Skala yang bosan menunggu lampu berganti warna, menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya. Tiba-tiba saja pandangannya terkunci pada sosok wanita cantik yang sepertinya tidak asing dimatanya. Wanita itu menyeberang jalan tepat di depan mobilnya.

Skala membuka kaca mata hitam yang dikenakannya. Berulang kali pria itu mengucek matanya untuk memperjelas pandangannya. "Benarkah itu kamu, Al?"

Skala membuka sabuk pengamannya, dia hendak keluar dari mobilnya. Namun lampu tiba-tiba berganti warna hijau, dan pengemudi di belakangnya terus membunyikan klakson mobilnya. "Sial!!" Mau tidak mau Skala pun melajukan mobilnya dengan rasa kesal yang menderanya.

"Apa itu kamu, Al? Aku harus mencari tahu!"

Skala melanjutkan tujuannya menuju Cakrawala Kingdom. Walaupun hatinya dipenuhi kegelisahan dan rasa penasaran, namun Skala tidak bisa melalaikan kewajibannya. Ada ratusan ribu karyawan yang bergantung hidup padanya, pada perusahaan yang di pimpin nya.

Begitu turun dari mobilnya, Skala sudah disambut oleh asistennya. "Bos, Tuan Galen sudah menunggu di ruang meeting."

Skala hanya mengangguk kemudian berlalu menuju ruang meeting diikuti oleh asistennya yang mengekor di belakangnya.

Sampai di ruang meeting, Skala disambut hangat oleh rekan bisnisnya Diksi Galenio, CEO Nandana Grup yang sudah menunggu nya. Galen dan Skala terlibat kerja sama dalam project pembangunan sebuah hotel. Ini adalah kali pertamanya Galen dan Skala menjalin kerja sama. Sebelumnya Skala selalu berdampingan dengan Antariksa Corp.

Karena kini Nandana Grup bernaung dibawah nama besar Antariksa Corp, jadi perusahaan bergengsi itu memberikan kesempatan pada Nandana Grup untuk menunjukkan kiprahnya, layak atau tidak kah perusahaan itu bernaung dibawah nama besar Antariksa Corp.

Jika Nandana Grup dan Antariksa Corp sama-sama perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan, Cakrawala Kingdom adalah perusahaan yang menyediakan bahan-bahan dan properti pembangunan.

"Jadi Anda yang akan bertanggungjawab dengan project ini, Tuan Galen?" Skala bertanya tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas-berkas yang sedang dia cermati.

"Ya, Antariksa Corp yang memberikan kesempatan pada Nandana Grup untuk meng-handle project ini."

Skala mengangguk paham, walaupun Antariksa Corp sendiri yang memberikan kepercayaan penuh pada Nandana Grup, namun Skala tetap memeriksa sendiri latar belakang perusahaan yang sudah diakuisisi Antariksa Corp itu.

"Apa anda sudah menikah, Tuan Galen?"

Uhuk uhuk

Tiba-tiba saja Galen tersedak ludahnya sendiri saat mendengar pertanyaan random dari Skala.

"Kenapa anda bertanya seperti itu?" Galen mengernyitkan keningnya, ada rasa tidak nyaman saat Skala menanyakan statusnya. Menurutnya itu adalah hal pribadi yang tidak harus diketahui Skala.

"Memangnya ada yang salah dengan pertanyaan saya?" Skala sebenarnya hanya mencoba mencairkan suasana saja, tidak ada maksud hal lain. Karena sepertinya Galen sebaya dengannya. Namun mendengar tanggapan Galen yang seperti itu membuat Skala mencurigai ada yang tidak beres dengan rekan barunya itu.

"Tidak ada yang salah, hanya saja saya terkejut tiba-tiba saja Anda menanyakan hal itu," Ucap Galen sedikit gugup. Walaupun Galen sudah menutupi kegugupannya, namun tetap saja Skala menyadari kegugupannya.

"Jadi, apakah Tuan Galen sudah menikah?" Skala yang penasaran kembali mengulang pertanyaannya.

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥

Chapter 3

"Kamu cari tahu semua tentang Diksi Galenio! Aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Aku tidak mau kedepannya ada masalah."

Asisten Skala langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Bosnya tanpa banyak bertanya. "Baik, Bos!"

Skala merasa ada yang Galen sembunyikan darinya. Pada saat di ruang meeting tadi, Skala menanyakan tentang status Galen, pria itu menjawab dengan lantang bahwa dirinya masih single. Namun Skala menangkap ada raut tidak nyaman saat Galen menjawab pertanyaan itu.

Skala hanya ingin memastikan jika dirinya tidak salah memilih partner kerja sama. Karena menurut Skala kejujuran adalah modal utama dalam berbisnis. Skala tidak ingin kedepannya menimbulkan kecurigaan yang berkepanjangan akibat ketidakjujuran yang Galen lakukan saat ini.

"Satu hal lagi." Asisten Skala yang hendak memegang handle pintu menghentikan aktivitasnya saat Bosnya itu kembali bersuara. "Cari tahu lagi tentang Alinea Alexandra."

Asisten Skala menghembuskan napasnya pelan. Namun dia tetap mengangguk dan melaksanakan perintah dari Bosnya. "𝘕𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘦𝘢 𝘈𝘭𝘦𝘹𝘢𝘯𝘥𝘳𝘢?"

Ini bukan pertama kalinya Skala meminta asistennya untuk mencari tahu tentang wanita bernama Alinea Alexandra. Sudah beberapa kali Bosnya itu memintanya melakukan hal yang sama, namun selalu berakhir dengan sia-sia. Tidak ada informasi apapun yang ditemukan mengenai Alinea Alexandra.

...----------------...

"Semoga saja tidak terlambat!" Galen bergumam sambil terus melihat jam di pergelangan tangannya. "Aku tidak mau Ruby curiga saat melihat Alinea berada di rumahku."

Sebelum meetingnya dengan Skala, kekasih Galen yang bernama Ruby itu menghubungi Galen. Wanita itu mengatakan akan tiba di tanah air dalam tiga jam lagi, dan akan langsung mengunjungi rumah Galen. Ruby yang berprofesi sebagai model itu baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri selama beberapa bulan.

Ruby sengaja ingin menemui Galen begitu sampai di tanah air karena sudah sangat merindukan kekasihnya itu.

Sementara itu, Alinea baru saja sampai di rumah setelah seharian pergi berbelanja. Wanita cantik itu terlihat menenteng beberapa paperback di kedua tangannya.

Alinea mengernyitkan keningnya saat mendapati mobil suaminya terparkir di pekarangan rumah. "Kenapa Mas Galen pulang di jam seperti ini?"

Alinea masuk ke dalam rumah dengan pikiran yang masih bertanya-tanya. "Mana Mas Galen?" Alinea tidak menemukan Galen begitu sampai di ruang tamu. "Mungkin di kamar." Alinea naik ke lantai atas untuk mencari keberadaan suaminya.

"Pindahkan semua barang-barang Alin ke kamar sebelah!"

Terdengar suara Galen memerintahkan Bi Naima untuk memindahkan semua barang-barang miliknya. "Ada apa ini? Kenapa barang-barangku dipindahkan?"

"Ruby akan menginap di sini selama beberapa hari kedepan."

"Menginap di sini? Di kamarku?" Alinea tidak sadar sudah meninggikan sedikit suaranya. Dia tidak terima ada wanita lain yang tidur di kamar utama.

"Apa maksudmu dengan, kamarmu?" Galen tersenyum sinis. "Ini kamarku. Dan mulai sekarang aku tidak mengijinkan kamu tidur di kamarku, karena Ruby lah yang akan menempati kamarku," ucap Galen lantang. Pria yang berstatus sebagai suami Alinea itu sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan istrinya.

Deg

Hati Alinea begitu sakit mendengar ucapan suaminya. Galen tanpa perasaan bersalah sedikitpun membiarkan wanita lain tidur di kamarnya, sedangkan dirinya yang berstatus sebagai istri sahnya dengan tega dia usir.

Walaupun Ruby adalah kekasihnya, tetap saja dirinya yang lebih berhak karena dia istrinya, pikir Alinea. Namun Alinea hanya diam membiarkan suaminya itu berbuat sesukanya. Alinea memilih pergi ke kamar yang berada tepat di samping kamar itu.

"Alin!" Alinea menghentikan langkahnya saat Galen tiba-tiba memanggilnya. "Ingat, jangan mengatakan status kita pada Ruby! Dan buat alasan yang masuk akal kenapa kamu berada di sini?!"

Alinea hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat menjawab suaminya. Hatinya terlanjur sakit dengan perlakuan Galen terhadap dirinya.

Alinea masuk ke dalam kamar barunya, wanita cantik itu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Alinea terisak sambil menelungkupkan tubuhnya. "Kenapa Mas Galen tega sekali?" Ucap Alinea di sela-sela isak tangisnya.

Setelah menangis cukup lama, Alinea memutuskan untuk ke bawah karena perutnya berdemo minta diisi. "Aku harus makan, patah hati juga butuh tenaga," gumamnya.

Alinea berlari kecil saat menuruni tangga karena merasa perutnya benar-benar lapar. Saat di undakan tangga terakhir, Alinea mendengar sayup-sayup orang tertawa. Karena rasa penasarannya, Alinea mengurungkan niatnya untuk ke dapur. Wanita cantik itu pun memilih untuk melihat siapa yang berada di ruang tamu.

Deg

Pemandangan yang Alinea lihat adalah sepasang kekasih yang sedang bercumbu, keduanya tengah saling memagut sambil sesekali sang wanitanya terkikik karena ulah tangan nakal sang pria yang memainkan pucuk squishy nya.

"Sayang, kamu nakal!" Ucap Ruby manja saat tangan Galen semakin meremas kuat gundukan gunung kembarnya.

Hati Alinea sakit bercampur perih melihat pemandangan tak layak di depan matanya. Rasa lapar yang tadinya begitu menyiksa, kini lenyap berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam menggerogoti hatinya.

Alinea memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dia tidak ingin lebih sakit lagi melihat pemandangan menjijikkan itu.

"Yaa Tuhan... rasanya sangat sakit sekali!" Alinea terus menangis sepanjang hari, air matanya seolah tidak ada habisnya dan terus mengalir semakin deras. Karena kelelahan, Alinea pun tertidur melupakan rasa lapar yang sedari pagi begitu menderanya.

Malam harinya, Galen terbangun karena merasa haus. Pria itu memutuskan turun ke bawah untuk mengambil air minum. Sampai di bawah, Galen melihat makanan masih tersusun utuh di meja makan dan terkurung oleh tudung saji.

"Alin belum makan, Bi?" Tanya Galen saat melihat Bi Naima keluar dari kamarnya.

"Belum, Mas. Non Alin dari pagi belum makan," ucap Bi Naima.

Ada rasa khawatir yang tiba-tiba menyelimuti hati Galen. Bayangan tadi siang saat dirinya mengucapkan kata-kata kasar pada Alinea, tiba-tiba saja terlintas di kepalanya. "𝘈𝘱𝘢 𝘈𝘭𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨?"

Setelah menuntaskan dahaganya, Galen pun kembali ke kamarnya. Saat hendak menuju kamarnya, Galen melirik sekilas kamar Alinea yang tertutup rapat. "𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢?"

Galen hendak mengetuk pintu, namun bersamaan dengan itu pintu kamar pun terbuka. Bukan kamar Alinea yang terbuka, tapi kamar sebelahnya yang kini ditempati Ruby.

"Sayang, kamu sedang apa di situ?"

Galen menggelengkan kepalanya lalu berjalan menghampiri kekasihnya. "Aku hanya khawatir dengan Alin, dari siang dia belum keluar kamar," ucap Galen jujur.

Galen mengatakan pada Ruby bahwa Alinea menginap di rumahnya atas permintaan orang tua Galen. Alinea merasa kesepian di rumahnya sendirian, karena orang tuanya sedang perjalanan bisnis ke luar negeri.

Ruby yang memang tahu kedekatan Alinea dan orang tuanya Galen, percaya saja dengan yang kekasihnya itu katakan.

"Sudahlah, Sayang. Mungkin Alin sudah tidur, jangan mengganggunya! Kamu tahu kan Alin kalau tidur kaya apa?" Ucap Ruby sambil terkekeh.

Wanita itu sangat hafal dengan Alinea yang tukang tidur. Karena Ruby dan Alinea adalah sahabat sejak mereka masih kecil.

Galen pun mengangguk mengiyakan perkataan kekasihnya. "Ya sudah. Kamu tidur ya." Galen mengusap kepala kekasihnya.

Galen memutuskan untuk kembali ke kamarnya, namun langkahnya terhenti saat Ruby menarik tangannya dan membawa Galen masuk ke dalam kamar yang ditempati Ruby.

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥

Nah loh mau ngapain 🫣

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!