Dirumah sederhana, ada 4 orang anak yang masih kecil tengah menangisi kepergian sang ibu yang telah lama sakit dan berjuang untuk mereka.
"Ibu jangan tinggalkan kami". Adik kedua bernama Kanaya kini tengah menangis hebat.
Dia tidak bisa menerima ini, bagaimana kehidupan mereka selanjutnya jika sang ibu tidak ada, mereka masih kecil. Sedangkan Si sulung bernama Kayla tengah menggendong sang adik istimewa nya itu yang berusia setahun itu tapi belum bisa apa-apa.
"Aku akan berusaha semampuku bu, membesarkan adik-adik, tolong bantu aku, aku juga sedang Rapuh". Kayla kini menangis sambil memeluk sang adik yang berada digendongannya.
Setelah itu para warga kini telah membawa jenazah sang ibu ke pemakaman untuk dimakamkan.
"Ibu jangan tinggalkan Keenan Ibu, bagaimana kami bisa hidup". Keenan yang merupakan anak lelaki satu-satunya itu kini terisak di pusara sang ibu.
Para tetangga sangat sedih melihat keadaan mereka, anak-anak baik yang kini telah yatim piatu sepenuhnya.
"Kalian yang sabar yah nak, semoga Allah menempatkan ibu kalian di Syurga". Ucap Pak kepala desa tersebut kepada Keenan dan Kanaya yang terisak di pusara ibu mereka itu, Sedangkan Kayla hanya bisa menangis dalam diam. kini pundaknya penuh dengan tanggungjawab membesarkan dan membiayai ketiga adiknya apalagi mereka memiliki adik istimewa.
Kini mereka sendiri karena semua orang telah pulang. Kayla duduk di karpet itu membuka uang sumbangan sang ibu, rencananya uang itu dia gunakan untuk kehidupan mereka sambil dia bekerja untuk membiayai ketiga adiknya apalagi dia juga tengah sekolah dasar kelas 3, sedangkan adik dibawahnya Kanaya kelas 1 SD sedangkan Keenan belum sekolah karena tempat mereka belum ada TK sedangkan yang bungsu istimewa Keisha berusia setahunan lebih.
"Kakak sedang apa?? Tanya Kanaya yang melihat sang kakak sibuk menghitung uang.
"Ini kakak menghitung uang sumbangan ibu, kita tidak punya apapun dek, kita akan menggunakan ini untuk hidup kita kedepannya, jadi maafkan kakak tidak bisa memenuhi keinginan kalian akan jajan karena sekarang kita tak memiliki orangtua yang akan mencari uang". Ucap Kayla menatap sang adik dengan linangan air mata.
"Kami akan membantu kakak, jangan khawatir, kami tidak akan meminta macam-macam kak, yang penting kita bisa makan dan sekolah, itu cukup".
"Kita harus tetap sekolah dek, agar kita bisa hidup lebih baik". Kayla mengelus kepala sang adik.
Keenan ikut mendekati sang kakak, dia juga ingin dipeluk sedangkan sang bungsu berusaha merangkak menghampiri sang kakak.
"Kita harus bisa dek, kita berjuang bersama yah, bantu kakak yah".
"Siap kak, kami akan membantu kakak semampu kami".
Mereka saling memeluk kemudian menangis sedih, mereka kini sebatang kara, jadi mereka harus bisa bertahan hidup di kerasnya dunia.
"Kakak akan menyimpan uang ini, nanti kakak akan membeli beras yang banyak, setidaknya kita bisa makan nasi dan memetik sayur dibelakang rumah".
"Iya kak, sekarang saja kak, kita tak punya apapun di dalam rumah untuk makan". Kanaya kini meneteskan air matanya mengingat keadaan mereka.
"Kakak akan membeli beras, kalian bisa kakak minta tolong untuk memetik sayur yang bisa kita masak untuk makan, kakak akan membeli telur dan keperluan lain dirumah".
"Iya kak, biar Keenan bantu kakak angkatnya, sedangkan aku jaga dan mengurus ade keisha".
"Baiklah dek, kakak pergi dulu yah".
Kayla dan Keenan pergi ke warung untuk membeli perlengkapan dapur mereka terutama beras untuk mereka makan.
"Kami ingin beli beras bu, minyak dan telur".
"Tidak perlu beli beras nak, ini ada sumbangan warga tadi, ibu sengaja mengumpulkannya dan akan memberikan kepada kalian tapi ibu belum sempat karena ibu sibuk di toko". Ucap bu Rita yang merupakan istri kepala desa.
2 karung beras berisi masing-masing 50 liter itu diberikan warga kepada mereka karena mereka kasihan, apalagi memang pak desa dan ibu desa sangat baik dan adil pada warganya.
"Ya Allah terima kasih bu".
"Sama-sama nak, nanti ada yang mengantarkan beras kalian, belilah yang lain nak, apa yang akan kalian beli??
"Kami ingin beli minyak goreng bu, garam, telur dan penyedap rasa".
"Ini nak". Ucap Bu Desa memberikan belanjaan mereka.
"Ini gratis untuk hari ini nak, simpan uang kalian dulu, nanti lain kali saja belanja baru dibayar".
"Terima kasih bu, semoga Allah membalas kebaikan ibu sekeluarga".
"Iya nak, maaf yah ibu hanya bisa memberikan nya hari ini karena ibu juga butuh modal".
"Iya bu, ini saja sudah terima kasih sekali".
Bu Desa hanya menatap kepergian anak-anak yatim piatu itu dengan nanar, dia sangat kasihan pada mereka, di usia yang masih sangat kecil yang membutuhkan orangtua kini harus berusaha sendiri menghidupi diri mereka.
Sesampainya dirumah, orang yang mengantarkan beras mereka pun juga sudah datang.
"Kakak beli beras banyak banget?? Tanya Kanaya dengan takjub.
"Ini kakak tidak beli dek, diberi oleh warga yang dikumpulkan oleh ibu desa dan baru dikirimkan karena beliau sibuk".
"Ayo bantu kakak menyiapkan makan malam yuk". Ajak Kayla kepada kedua adiknya.
Mereka tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan segera membantu sang kakak untuk menyiapkan makanan mereka. Setelah jadi mereka makan dalam tangis karena teringat sang ibu.
"Kenapa Allah mengambil semua orangtua kita dengan cepat kak". Kanaya kembali menangis sambil makan.
"Allah lebih sayang pada mereka, dia tahu ibu sangat kesakitan dek, makanya dia mengambilnya agar ibu tidak kesakitan". Ucap Kayla sambil menangis.
Dia teringat sang ibu yang sakit-sakitan tapi tetap berjuang mencari makan untuk mereka, air matanya berjatuhan karena teringat mendiang ibu mereka.
"Kita banyak berdoa yah dek semoga Allah menempatkan ibu dalam syurganya, kita harus berjuang sekarang agar ibu dan ayah bangga sama kita karena kita bisa dan kuat dalam menjalani kehidupan ini.
"Iya kak, terima kasih jadi kakak yang baik untuk kami".
Mereka kembali makan dengan lahap sambil menyiapkan makanan pada adik istimewa mereka.
Keesokan harinya Kayla bangun lebih dulu kemudian memasak makanan untuk sarapan mereka, dengan telur satu biji dibagi 4 dan sayur yang mereka petik dibelakang rumah. Setelah matang, dia menyajikan di meja kayu, kemudian dia mencuci pakaian dirinya dan sang adik dan menjemurnya, barulah dia masuk dalam rumah tapi dia mendapati ketiga adiknya yang sudah siap dan menunggunya sarapan bersama.
"kok kalian tidak memanggil kakak untuk membantu kalian??
"Tidak apa-apa kak, kami akan sekolah jadi kami bangun dan sudah membantu kakak membersihkan rumah, jadi setelah kakak menjemur tinggal kakak mandi dan berangkat ke sekolah". Ucap Kanaya memandang sendu sang kakak
Kayla tersenyum kemudian mencium ubun-ubun semua adik-adik nya.
"Kakak akan berusaha lagi untuk kehidupan kita, entah apa yang akan terjadi nantinya".
Setelahnya semuanya siap Kayla beserta adik-adik nya ke sekolah, dia terpaksa membawa adiknya karena tidak mungkin meninggalkan mereka karena mereka masih kecil.
"Kayla ngapain sih kamu bawah adikmu yang cacat itu kemari". Ucap salah satu temennya ketika melihat Kayla menggendong adiknya Keisha
"Tak ada yang menjaganya Nana, aku tidak mungkin meninggalkannya bersama keenan hanya berdua dirumah". Ucap Kayla dengan wajah sendu.
Dia sebenarnya tidak terima adiknya dikatai dengan sebutan cacat, walau itu mungkin benar adanya
"Sudahlah Nana, Kayla baru saja kehilangan ibunya dan sekarang dia yatim piatu, berhentilah mengganggunya". teman sekelas Kayla yang lain kini membelanya.
Mereka kasihan pada keadaan Kayla dan adiknya karena mereka kini tak punya orang tua.
"Kalian tunggu disini yah, kakak belajar dulu kalau mau pergi jangan jauh, karena nanti kakak pusing mencari mu". Kayla mengingatkan sang adik untuk tidak bertingkah aneh-aneh di sekolahnya.
Kayla masuk kedalam kelas setelah menaruh kedua adiknya didepan kelasnya karena mereka sudah waktunya belajar.
"Siapa yang membawa kedua anak kecil didepan kelas itu ?? Tanya sang guru begitu dirinya masuk dalam kelas.
"Maaf bu, mereka adik saya, saya tidak bisa meninggalkan keduanya dirumah sendirian, mereka masih sangat kecil jika ditinggal berdua". Ucap Kayla menunduk tidak berani melihat gurunya.
"Ya sudah tidak apa-apa, bu guru mengerti keadaanmu nak Kayla, sekarang kamu rajin belajar agar semakin cerdas dan bisa dapat beasiswa nanti jika naik SMP".
"Terima kasih bu, Saya akan berusaha dengan keras setelah ini".
Waktu sudah memasuki waktu istirahat, Kayla memberanikan diri untuk pergi ke kantin bukan untuk jajan, melainkan untuk meminta pekerjaan pada ibu kantin agar dia mendapatkan upah walau hanya beberapa ribu, agar dia dan adiknya setidaknya bisa makan.
Kedua adiknya dia titipkan pada Kanaya yang juga tengah beristirahat di taman sekolah.
"Maaf bu, bisakah saya membantu-bantu disini, saya membutuhkan pekerjaan untuk saya dan adik-adik saya". Ucap Kayla dengan menunduk.
"Kamu mau kerja nak Kayla?? Tanya Ibu kantin dengan sendu.
"Iya bu, aku harus mulai bisa mencari uang untuk aku dan adikku, kami sudah tak punya orangtua, ibu juga selalu melarang kami meminta-minta jadi aku ingin bantu-bantu jika dibolehkan bu". Ucap Kayla dengan senyum getir.
Menjadi anak sulung membuatnya harus memikirkan kehidupan ketiga adiknya, baik itu makanan maupun sekolah mereka
"Boleh nak, kamu bantu ibu menggoreng, kamu bisa??
"Bisa bu, aku biasa mengerjakan pekerjaan rumah, baik cuci piring, memasak atau hal lainnya".
"Baiklah nak, kamu bantu ibu menggoreng yah karena ibu ada pesanan sebentar siang".
"Iya bu". Kayla dengan cekatan menggoreng dan mengerjakan apa yang di arahkan oleh ibu kantin itu.
Setelah pekerjaan menggorengnya selesai, Kayla mencuci piring dan semua yang kotor, setelah pekerjaannya semua selesai, ternyata bel sudah berbunyi dan ternyata kantin juga sudah bersih berkat kelincahan Kayla dalam membantu pekerjaan ibu kantin.
"Ibu aku masuk dulu yah, kan masih harus belajar".
"Iya nak, nanti pulang sekolah Kayla kesini lagi yah bantu-bantu ibu karena ibu akan jualan nanti setelah pulang dari sini".
"Iya bu, aku masuk yah".
"Tunggu nak, ini bawah untuk adikmu, pasti mereka lapar". Ucap Ibu kantin memberikan beberapa jajanan untuk adiknya.
"Terima kasih yah bu". Ucap Kayla dengan Haru dia bergegas untuk ke taman sekolah dan dia dapati adiknya telah menunggunya.
"Nah ini adik-adik kita bagi satu-satu yah". Kayla memberikan adiknya, mereka pun makan dengan senang sambil berjalan menuju kelas.
"Aku masuk yah kak". Ucap Kanaya begitu sampai ke kelasnya
"Iya dek belajar yang rajin yah".
Kayla dan kedua adiknya kemudian sampai di kelasnya, lalu mendudukkan adiknya didepan kelas mereka sambil memakan cemilan mereka.
"Jangan nakal yah, air minum kalian masih ada kan??
"Iya kak, kakak masuk saja belajar, takutnya kena marah guru".
"Iya dek". Kayla masuk ke kelas, tapi dia menunduk melihat gurunya sudah ada didepan kelas.
"Kamu dari mana Kayla kenapa telat masuk kelas??
"Maaf bu, tadi saya bantu-bantu ibu di kantin agar adik-adik saja bisa dapat jajan". Ucapnya menunduk.
Sang guru menghela nafas berat, dia sangat kasihan pada anak didiknya ini karena masih kecil harus menanggung beban berat seperti ini.
"Ya sudah masuk nak, kita akan lanjutkan belajar".
Mereka pun belajar hingga tak terasa bunyi bel menandakan bahwa mereka telah pulang sekolah bagi kelas 1 dan 2 sedangkan untuk kelas 3 seperti Kayla, dia masih harus belajar sejam lebih lagi.
"Kita tunggu kak Kayla disini saja yah dek". Ucap Kanaya begitu dia keluar dari kelasnya mendapati sang adik mulai tertidur.
"Iya kak, sejam lagi kak Kayla pulang sekolah".
"Loh kalian ada disni nak?? ". Tanya Guru kelas 2 saat melihat adik-adik Kayla sedang menunggu di dekat kelas sang kakak.
"Iya bu, kami nungguin kak Kayla pulang sekolah, katanya kami akan ke kantin nanti untuk bantu-bantu".
"Ya allah". Desah sang guru dalam hati melihat ketiganya.
"Ya sudah, kalian sudah makan siang??
"Belum bu, nanti kalau kak Kayla pulang sekolah kami akan ke kantin, mungkin mulai besok kami akan bawah bekal makan siang karena kak Kayla dan aku akan bantu-bantu di kantin".
"Ya sudah nak, kalian baik-baik yah, ini ibu punya makanan, kalian makan yah, kasian adik-adik mu ini sudah masuk jam makan siang".
"Terima kasih bu". Ucap Kanaya dengan sungkan.
"Kalau begitu ibu pamit yah, kalian baik-baik disini, dimakan makanannya".
"Iya bu, biar kami tunggu kak Kayla baru makan bersama-sama".
Sang guru tersenyum Haru, disaat kehidupan mereka sedang tidak baik, mereka masih saling berbagi dan menunggu saudaranya untuk makan walau makanan yang mereka punya hanya sedikit.
"Ya sudah tidak apa-apa, ibu pulang yah nak". Ucap sang guru mengelus kepala mereka.
Mereka kemudian menunggu, sambil menunggu Kanaya mengajar adiknya belajar karena di desa mereka tidak ada sekolah TK. Jadi adiknya hanya menunggu sekolah SD.
Kayla keluar dari kelas karena sudah waktunya pulang, dia bisa melihat ketiga adiknya tertidur sambil menunggunya.
"Adek-adek ayo bangun yuk". Ucapnya membangunkan ketiga adiknya.
"Kakak sudah pulang?? Kanaya bertanya dengan muka mengantuknya
"Iya dek, ayo ke kantin". Ajaknya lagi.
"Kak, kita makan ini dulu yah kak, tadi guru kelas 2 kasih kita makanan, tapi kami nunggu kakak untuk makan bersama".
"Iya dek, yuk kita makan sama-sama". Ucap Kayla dengan haru
Adik-adik rela kelaparan sambil menunggu dirinya untuk makan bersama-sama.
"Yuk kita ke kantin dek". Ucap Kayla setelah mereka makan bersama.
"Ayo kak, semoga kedepannya kita bisa bantu-bantu agar dapat jajan dan uang".
"Amin dek yuk". Kayla memberikan tasnya kepada sang adik kemudian menggendong adiknya yang belum bisa berjalan menuju kantin sekolah
Sesampainya mereka dikantin, Kanaya dan Kayla segera mengerjakan pekerjaan yang di arahkan oleh ibu kantin. Setelah meletakkan adik mereka agar bisa tidur siang karena mereka sudah makan siang.
"Besok setelah pulang sekolah kalian mau nda ikut ibu jualan di warung saat makan, bagaimana??
"Boleh bu, yang penting kami bisa makan dan dapat upah karena kami ingin sekolah".
"Tentu nak, ibu akan kasih kalian gaji masing-masing 20 ribu itu juga lengkap dengan makan kalian bagaimana??
"Mau bu". Seru keduanya dengan senang.
"Tapi bu, bagaimana dengan adik-adik kami bu, kami boleh membawanya??
" Bawah saja asal mereka tidak menganggu pekerjaan kalian".
"Terima kasih bu, adik-adik aku tidak akan mengganggu pekerjaan kami, mereka sudah mengerti".
"Baiklah nak, ayo kalian ikut ibu saja, ibu akan bawah kalian ke warung makan ibu karena ini jam makan siang".
Mereka pun ikut mobil Bu kantin bernama bu Hasni itu, dia juga memiliki anak tapi sudah berusia 13 tahun yang paling bungsu.
Setelah sampai mereka langsung bergegas membawa semua lauk pauk yang telah dimasak tadi.
"Kalian bantu ibu mengantar makanan ini yah nak, adik kalian taroh saja disana". Bu Hasni menunjuk tempat tidur kecil yang ada didalam warungnya itu.
Mereka berdua dengan cekatan membantu ibu Hasni sampai sore hari barulah mereka pulang.
"Nah ini upah kalian, dan ini lauk untuk kalian makan dirumah nak beserta nasinya". Ucapnya menyodorkan uang 40ribu itu dan lauk pauknya.
"Ya allah terima kasih bu". Kayla menerima makanan dan uang itu dengan hati yang sangat senang.
"Ayo ibu antar kalian pulang nak karena kita satu arah". Ucapnya dengan mata berkaca-kaca,
"Kak, uangnya kita tabung saja yah, kita beli celengan?? Tanya Kanaya melihat uang yang mereka terima.
"Iya dek, rencananya kakak ingin buat buku tabungan untuk kita di bank dan bisa kita simpan disana, kita hanya mengeceknya saja, kalau di rumah kakak takut hilang".
"Iya kak, sekalian uang sumbangan ibu yang kemaren".
"Kalian mau buat buku tabungan, ibu temani yah??
"Ibu serius mau bantu kami?? tanya Kayla dengan senyuman.
"Tentu nak, bawah kartu keluarga kalian, akta lahir dan kartu siswa, kalian punya semuanya kan??
"Punya bu".
"Ya sudah, sesampai dirumah kalian siapkan yah nak, besok bawah yang ibu katakan tadi nanti ibu temani kalian besok setelah berdagang, bagaimana??
"Iya bu, terima kasih".
"Iya sama-sama nak, belajarlah menabung dari kecil agar uang itu bisa kalian gunakan nanti saat kebutuhan mendesak".
"Iya bu makasih, Oh iya sebaiknya kalian bawah bekal ke sekolah besok untuk makan siang karena lauk ibu hanya bisa kasih lauk kalian untuk makan malam sedangkan siangnya hanya jajann saja".
"Iya bu, kami akan membawa bekal dan baju ganti mulai besok agar bisa. akan siang sambil menunggu sore".
"Iya nak, kalian baik-baik dirumah yah". Ucap Bu Hasni ketika sampai didepan gang rumah mereka.
"Terima kasih bu, kami masuk dulu". Ucap mereka bergantian dan mencium tangan bu Hasni bergantian.
"Semoga allah selalu membuka memberikan kalian rejeki yang baik setelah ini". Ucapnya dalam hati melihat keempat anak itu.
Kayla mengambil uang ibunya dan memasukkannya ke dalam tas begitu juga dengan berkas-berkas yang dibutuhkan oleh ibu Hasni tadi.
Setelah selesai dia mengajak adiknya untuk mandi sore dan mengganti pakaian mereka dan bersih-bersih rumah.
Terdengar ketukan keras dari luar rumah entah perbuatan siapa, Saat melihat orang yang muncul dibalik pintu Kayla menghela nafas tante serakah yang selalu mencari keributan pada mereka sejak dulu.
"He Kayla kenapa lama sekali kau buka pintunya ha". Hardik sorang dibalik pintu
"Kami tadi sedang bersih-bersih rumah tante, memang kenapa tante mengetuk keras seperti itu??
"Kalian harus keluar dari rumah ini, tante mau menjualnya".
"Maaf tante, tante tidak bisa menjual rumah kami seenaknya, rumah ini milik almarhumah ibu dan bukan punya tante".
"Dia sudah mati Kayla, jadi tante berhak menjualnya". Hardiknya dengan keras.
"Maaf tante, saya bisa melaporkan tante ke polisi dengan bantuan pak desa jika tante berani menjual rumah kami".
"Dasar anak kurang ajar, pergi kalian dari sini". Ucapnya dengan penuh kejengkelan.
"Maaf tante, ini rumah kami, lagian sertifikat nya bukan atas nama tante jadi tante tidak bisa menjualnya, menurut hukum tante bisa dilaporkan jika memaksa menjualnya padahal ada kami sebagai ahli waris".
"Sialan anak kurang ajar". Ucapnya hampir menampar Kayla tapi terhalang oleh tangan Kanaya yang menepis tangan tantenya dengan kasar.
Melihat keberanian anak-anak itu dia semakin murka, dia mau menguasai rumah itu karena rumah itu lumayan luas karena tanahnya.
Dia mendorong Kanaya dengan keras dan hampir menamparnya tapi Kayla lebih dulu mendorongnya dengan keras.
"Jangan keterlaluan tante, akan ku laporkan tante ke polisi dengan tuduhan kekerasan anak dibawah umur". Teriak Kayla dengan keras sehingga menarik perhatian tetangga.
"Ada apa nak, kenapa kalian berteriak seperti itu?? Tanya salah satu warga yang datang ketika lewat dan mendengarkan teriakan Kayla
"Ini Tante Rina memaksa kami pergi dari sini karena mau menjual rumah ini padahal ini rumah ibu kami, dia juga mau menganiaya kami". Ucap Kayla dengan emosi.
Anak cerdas ini memang sangat ingin menjadi seorang pengacara saat dia dewasa itu sebabnya dia suka membaca dan mencari tahu tentang hukum-hukum dan pasal-pasal yang ada.
"Apa maksudmu melakukan itu Rina, keterlaluan kamu, mereka itu anak yatim piatu dan mereka keponakanmu, bisa-bisanya kau mengusir mereka dari rumah mereka sendiri, dasar serakah". Umpat Ibu-ibu itu dengan kasar.
Pertengkaran itu membuat ibu-ibu lain berdatangan dan penasaran apa yang terjadi.
"Ada apa ini bu kok ibu marah-marah sana Rina??
"Wanita serakah ini mengusir Kayla dan adik-adik nya dengan paksa dan bahkan menganiaya mereka karena dia mau menjual rumah orangtua mereka".
"Ih kamu manusia serakah sekali Rina, bahkan peninggalan milik kakakmu yang lain sudah kamu ambil, sekarang rumah mereka juga kamu mau ambil, kamu tidak malu, tidak takut Azab kamu". Hardik Ibu-ibu lainnya.
"Jangan ikut campur kalian, ini bukan urusan kalian, terserah saya mau jual atau tidak toh orangnya juga sudah mati".
"Lah ibunya masih punya Ahli waris kamu buta??
"Apa, mereka itu hanya anak kecil bodoh amat". Sungut Rina tidak peduli.
"Tapi sayangnya tante, anak kecil ini akan membuat tante masuk penjara jika berani menindas apalagi mengambil rumah kami, kami memiliki Sertifikat asli dari ibu dan itu sah secara hukum, kami juga punya sertifikat ahli waris. Aku akan menuntut tante dengan bantuan pak desa dan warga jika tante memaksa menjual rumah kami". Kayla menatap tantenya sungguh-sungguh
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!