"Apa yang ayah katakan, Kenapa harus aku yah. Apa tidak ada jalan lain yang bisa kita lakukan" Seru Adeeva dengan suara yang cukup tinggi.
"Pelankan suaramu Deva, apa kau ingin memabngunkan semua penghuni Rumah" Tegas Mia ibu tirinya.
Adeeva tidak memedulikannya sama sekali. Dia masih menatap ayahnya dengan pandangan tidak habis pikir dengan rencana gila ayahnya yang tega menjual anaknya sendiri untuk menjadi jaminan.
"Ayah minta maaf Deva, namun ini satu satunya cara agar perusahaan kita tidak bangkrut" Fras menatap putrinya lirih.
"Tapi kenapa harus aku. Bukankah ada Kak Amel atau Diva.
"Tapi Pak Arion menginginkanmu" tega Fras.
Adeeva mengusap wajahnya frustasi. Adeeva kembali menatap ayahnya yang masih tertunduk lesu.
"Apa itu harus"
"Ayah mohon untuk kali ini Deva, bantu ayah, ayah tidak akan meminta apapun lagi padamu" mendengar perkataan lirih Ayahnya sangat meyakinkan untuk Deva.
"Bukankah ini adalah cara kau membalas budi pada kami Deva" seru Mia menatap Deva tidak suka.
"Diam kau Mia" bentak Fras.
"Apa yang salah. Harusnya dia berfikir logis, darimana kita bisa hidup mewah dan menjamin semua kebutuhannya jika bukan dari perusahaan dan anakmu ini menolak permohonan ayahnya yang sudah membesarkannya" seru Mia dengan suara yang cukup keras.
"aku bilang Diam, jika kau masih berbicara lagi lebih baik kau keluar Mia" Fras tidak ingin berdebat dengan Istirnya.
"Terserah kau saja, sepertinya saranku tidak akan membantu jika itu berhubungan dengan anak kesayanganmu" Mia pergi meninggalkan ruangan Kerja Fras dan menyisakan Fras dan Adeeva berdua saja.
Fras menggengam tangan Anaknya lembut menatap lurus pada wajah anaknya yang sangat cantik seperti mendiang istrinya.
"Maafkan ayah karna melibatkanmu dalam situasi ini. Ayah tidak bermaksud untuk menyeretmu pada masalah ayah" sesal Fras. Adeeva melihat air mata yang terjatuh. Rasa sakit melihat Ayah kebanggaanya menangis membuat hati Adeeva terluka.
"Jika aku menerima perjodohan ini, apa semua akan baik-baik saja. Apa perusahaan akan kembali seperti semula"
Fras mengangguk mengiyakan. Adeeva menarik nafas sejenak. " Jika ini yang terbaik untuk perusahaan dan kelurga kita. Aku akan melakukannya" seru Adeeva menguatkan diri sejenak.
Senyum terukir di wajah tua Fras "terima kasih untuk pengorbananmu sayang, dan maaf karena menempatkanmu di situasi seperti ini" Fras memeluk putinya membelai kepalanga lembut dan mengecup keningnya.
"Kapan aku harus bertemu dengannya"
"Besok, kau akan di jemput orang-orang suruhanny" seru Fras lembut.
Rasanya Fras adalah ayah yang gagal, yang harus merenggut kebebasan putrinya dengan cara perjodohan yang bahkan Adeeva sendiri tidak mengetahui orangnya.
.
.
.
flashback
.
.
Fras duduk di hadapan seorang pria yang masih sangat muda namun sangat berpengaruh di dunia Bisnis. siapa lagi jika bukan Arion Mahendra.
Pria dingin dan tidak tesentuh oleh siapapun. Bahkan Arion bisa menghancurkan bisnis siapapun dengan sekali jentikan jari. Dan Jonathan sebagai tangan kanannya akan mengurus semua yang di perntahkan Atasannya itu.
"Kau ingin aku tidak menarik semua investasi yang aku berikan padamu. Lalu apa kentungannya buatku" seru Arion.
Frans berfikir sejenak. " aku mempunyai putri yang sangat cantik bangaimana dengan putri-putriku" Entah iblis apa yang merasuki Fras hingga dia menyodorkan putri-putrinya pada pria yang ada di hadapannya ini.
Arion menatap Fras dengan pandangan meremehkan. "Sehebat apa putri-putrimu hingga kau menjadikan mereka jaminan untukku" Seru Arion dingin, Matanya menatap Fras tajam. Sedangkan Fras sedikit gemetar. benar rumor yang beredar jika berhadapan dengan pemilik Mahendra. Corp harga diri kalian akan turun serendah rendahnya dan aura yang di keluarkan luar biasa menakutkan.
Dengan gugup Fras menceritakan bakat dan kelebihan dari putri-putrinya.
"Amel adalah seorang model di salah satu majalah ternama, dan Diva dia seorang selebgram, dia masih kuliah" suara Fras sedikit bergetar.
Arion menikkan sebelah alisnya. "hanya dua, buaknkah kau mempunyai tiga anak perempuan" Arion bericap.
Fras menatap Arion lekat, sepertinya Fras tidak bisa menyembunyikan apapun pada pria di hadapannya.
"Ya aku punya satu putri lagi, tapi dia hanya gadis biasa" Seru Fras.
Jonathan memberikan sebuah ponsel pada Arion, foto anak perempuan Fras.
Arion menatap satu persatu foto di ponsel hingga slide ke ketiga matanya menatap sosok gadis yang sedang tersenyum cantik dengan rambut yang di sanggul acak hingga beberapa anak rambutnya tidak ikut terikat, dan itu terlihat sangat manis dan cantik dalam waktu bersamaan.
"Siapa dia" Arion bertanya pada Jonathan bukan pada Fras yang masih duduk di hadapannya.
"Dia Nona Adeeva putri kandung dari Tuan Fras" Seru Jonathan yang masih memandang lurus ke arah Fras yang mulai pucat.
"Pak, Adeeva hanya gadis biasa. Di tidak akan masuk kriteria wanita yang kau inginkan. Bukankah Amel masuk pada kritwriamu" seru Fras. Dia mencoba menyelamtkan putrinya.
"Sepertinya kau sangat menjaga putrimu yang satu ini" Arion kembali menatap wajah cantik yang ada di layar ponsel yang dia genggamnya.
"Dia adalah harta saya yang paling berharga tuan" seru Fras dengan menunduk kepalanya. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Baiklah, aku tidak akan mencabut investasi ku di perusahaan mu. Tapi aku menginginkan anakmu yang bernama Adeeva. Aku akan menyuruh orang menjemputnya" Arion berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang Fras. Sedangkan Fras hanya tertunduk lesu. Dia harus mengorbankan putri kesayanganny untuk kelangsungan perusahaan yang selama ini menopang hidup keluarganya.
.
.
flashback off
.
.
maaf bahasa menggunakan bahasa baku.
maaf jika typo masih berkeliaran di setiap sudut cerita...
Adeeva kembali menatap jam tangannya, sudah hampir satu jam dia menunggu di ruangan ini namun tidak ada seorang pun yang datang. Dia sudah berada di ruangan Pemilik Mahendra.corp
"Membosankan" gerutu Adeeva.
Adeeva melangkahkan kakinya menuju jendela yang memeperlihatkan betapa tingginya perusahaan ini. Pandangan tertuju pada pemandangan kota yang sangat luas jika dilihat dari atas ketinggian.
"Indah" serunya lembut.
Suara pintu terbuka membuat Adeeva membalikkan badannya. Di sana berdiri dua orang pria dengan setelan jas rapi dan mahal.
Matanya masih menatap Adeeva yang masih berdiri di di dekat jendela.
"Nona Adeeva, silahkan duduk" seru pria yang dia tahu adalah kaki tangan Arion.
Adeeva duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Arion. Pria itu masih menatap Adeeva lekat.
"Saya langsung pada intinya saja, jika saya menikah dengan anda apa perusahaan keluarga saya akan kembali stabil" seru Adeeva.
Adeeva tidak ingin berbasa-basi di sini, dia ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat.
"Tentu, bahkan aku bisa membuat perusahaan keluargamu lebih luas lagi dari yang sekarng" seru Arion. Matanya masih menatap gadis di hadapannya dengan pandangan tertarik.
"Baiklah jika kau bisa mengembalikan semuanya aku akan menerima perjodohan, ah maaf maksudku pernikahan ini, namun sebelum menikah aku ingin mengajukan beberapa syarat"
Arion menaikkan sebelah alisnya. Mental wanita di hadapannya kagum karena gadis ini tidak gugup sedikitpun ketika berbicara dengn dirinya.
"Apa itu?"
Adeeva mengeluarkan selembar kertas yang sudah dia bawa.
"Ini adalah beberapa syarat yang saya ajukan" seru Adeeva.
Arion mengambil kertas yang ada di tangan Adeeva dan langsung membacanya.
Surat perjanjian dan syarat dari pihak B untuk pihak A.
pihak B akan melayani pihak A sebagai suami istri.
Pihak A tidak berhak ikut campur dengan urusan pribadi pihak B.
Pihak A dan pihak B akan selalu terlihat harmonis jika di depan keluarga.
Pihak A mencukupi semua kebutuhan pihak B.
Pihak A dan pihak B tidak boleh terlibat cinta satu sama lain.
Arion menyunggingkan bibirnya membaca surat perjanjian yang di ajukan oleh Adeeva.
"Sepertinya aku bisa nemenuhinya, tapi aku juga mempunyai syarat yang harua kau penuhi" seru Arion.
Jonathan menyodorkan selembar kertas pada Adeeva yang langsung di terima oleh gadis itu.
Surat perjanjian dan syarat yang harus di lakukan pihak B untuk pihak A.
Selalu patuh pada pihak A.
Pihak B tidak bisa melarikan diri atau meminta bercerai jika pihak A tidak menyetujuinya.
Selalu menyambut pihak A jika pihak A pulang ke rumah.
apapun yang di katakan pihak A pada pihak B itu adalah perintah jika pihak B tidak menjalankan maka pihak A bisa melakukan apapun pada pihak B.
Adeeva mengangguk. Sepertinya di bisa menjalani semua syarat yang di berikan oleh Arion padanya.
"Baiklah sepertinya kita sudah sepakat. oh dan satu lagi, setelah menikah aku ingin berekrja seperti biasa"
"Terserah, itu kehiduapnmu Bukankah aku tidak berhak ikut campur urusanmu" seru Arion dingin.
"Baiklah jika tidak ada lagi yang harus di bicarakan saya undur diri" Adeeva bangun dari duduknya. Namun sebelum dia keluar suara Arion menghentikan langkahnya.
"Nanti malam aku akan menjemputmu untuk makan malam dengan keluargaku" seru Arion.
Adeeva membalikkan badanya dan tersenyum manis Pada Arion.
"Baiklah, saya Akan datang"
Jonathan mengantar Adeeva menuju lift, matanya memandang gadis yang sebentar lagi akan menjadi Majikannya.
"Maaf saya hanya bisa mengantarkan anda sampai sini saja Nona" seru Jonathan.
"Tidak apa, terima kasih karen telah mengantarkan saya" seru Adeeva, tubuhnya membungkuk sekilas sebelum masuk kedalam lift.
"Sepertinya dia orang baik, aku harap dia bisa mengembalikan tuan Arion seperti semula" seru Jonathan. Laki-laki itu kembali ke ruangan Arion.
"Apa kau sudah mendapatkan semua informasi tentang keluarga Fras" Arion menatap Jonathan sekilas.
"Saya sudah mendapatnaknnya tuan"
"Bacakan"
"Tuan Fras mempunyai tiga orang putri, satu putri kandungnya dan dua putri angktnya. Nona Adeeva adalah putri kandungnya dan Nona Amel dan Nona Diva adalah putri angkatnya dari istrinya yang sekarang"
"Lanjutkan"
"Nona Adeeva tidak di perlakuan sama oleh ibunya, bahkan Nona Adeeva lebih memilih sekolah dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri daripada harus meminta pada ayahnya. Namun tuan Fras masih serung memberikan uang pada Nona Adeeva."
"Aku ingin informasi calon istriku"
"Nona Adeeva mempunyai pobia, dia takut pada kegelapan. Mungkin karena trauma masa kecil yang pernah di kurung selama seminggu di gudang bawah tanah oleh Ibu dan kedua sodara tirinya ketika tuan Fras pergi keluar kota, Nona Adeeva mempunyai toko tanaman hias yang lumayan terkenal dan semu itu dia rintis dari nol, tanpa bantuan orang lain"
"Menarik, sepertinya mainku kali ini lebih menarik dari yang terlihat"
"Nona Adeeva selalu mendapat pukulan dari Amel jika wanita itu sedang dalam mood yang tidak bagus tuan"
"Sepertinya kau harus membereskan hama yang Satu INI"
"Apa anda membutuhkan sesuatu lagi tuan"
"Aku ingin kau mengawasi Adeeva dua puluh empat jam penuh"
"Baik tuan akan saya laksanakan"
Jonathan pergi meninggalkan raungan Arion untuk menelfon orang suruhannya supaya lebih ketat lagi mengawasi Adeeva.
Adeeva menghentikan taksi yang dia tumpangi di depan toko buanga miliknya. Dua karyawannya sedang sibuk membuat pesanan yang mereka terima.
"Apa semuanya sudah selesai" Adeeva mengambil catatan yang tergeletak di atas meja"
"Sudah mbak, semua sudah selesai. Namun ada kendala untuk pengiriman bunga mawar" Seru Tika salah satu Karyawan Adeeva.
"Memang ada apa"
"Mereka ingin kita yang mendekor langsung"
"Baiklah, sepertinya kita butuh tenaga tambahan, bisa ku panggil orang untuk membantu, aku sendiri yang akan mendekorasi ini" seru Adeeva.
"Baik Mbak"
"Kirimkan saja alamatnya, aku ingin istirahat sebentar, kau bisa menanganinya kan Tika" Seru Adeeva.
"Tentu, saya akan melakukannya mbak"
Adeeva ingin istirahat, menjernihkan pikirannya yang sangat kacau. Adeeva menaiki tangga menuju lantai dua, ruangan yang selalu dia gunakan untuk bekerja dan istirahat, ruangan yang sudah lebih dari tiga tahun ini menemaninya dikala suka dan duka.
masih mengingatkan tentang typo yang masih berkeliaran di setiap sudut cerita.
aku juga mau bilang kalo cerita ini aku gak buat Case ya. kalian bisa berimajinasi sendiri.
selamat membaca..
___________
Adeeva kembali fokus pada pekerjaan. Tangannya dengan terampil membentuk dan merangkai bunga menjadi sangat cantik. Ruangan yang tadinya kosong sekarang telah berubah menjadi cantik dengan berbagai bunga.
Adeeva tersenyum senang dengan hasil karyanya. "Tinggal sedikit lagi, kita istirahat sebentar"
Beberapa orang yang di bawa Adeeva untuk membantunya segera duduk melingkar, mengambil minuman dan makanan yang sudah di sediakan oleh Adeeva.
"Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat, acara akan di mulai pukul tujuh malam bukan"
"Kita sudah hampir menyelesaikannya Mbak" seru Tika.
"Kalian istirahatlah, aku ingin kekamar mandi" Adeeva berjalan meninggalkan karyawannya menuju kamar mandi.
Membasuh wajahnya yang sedikit lelah. Adeeva menganggul Rambutnya yang panjang agar tidak menghalanginya ketika bekerja.
Ketika keluar dari kamar mandi Adeeva tidak sengaja berpapasan dengan Jonathan.
"Nona" seru Jonathan Ramah.
"Kau, bukannya kau sekertaris pribadi Arion"
"Benar Nona"
"Sedang apa, kau di sini"
"Saya mengantar Tuan Arion menemui sahabat lamanya" seru Jonathan, matanya menatap Adeeva tajam, aura yang di keluarga Jonathan lebih menakutkan daripada Arion menurut Adeeva.
"Nona sendiri sedang apa Nona di perusahaan Adithama"
"Aku sedang bekerja" jawab Adeeva seadanya.
"Baiklah, aku harus pergi karywanku sedang menungguku" seru Adeeva. Adeeva berjalan meninggalkan Jonathan yang masih berdiri di tempatnya.
Tetapi tanpa sepengetahuan Adeeva, Jonathan mengikuti dari belakang menuju aula yang sedang di dekorasi oleh Adeeva dan beberapa orang yang membantunya.
Setelah melihat Adeeva, Jonathan segera kembali pada Arion.
Arion menatap Jonathan yang baru saja masuk ke dalan ruangan. di sana sudah ada Elvan dan tunangannya Indira.
"Dari mana saja kau"
"Maaf tuan, saya melihat nona Adeeva di Aula"
Arion menaikkan sebelah alisnya. "Sedang apa dia di sini"
"Sepertinya dia sedang bekerja tuan"
Elvan melirik pada sahabatnya. Belum pernah Elvan melihat Sahabatnya itu mengucapkan nama Wanita lain selain Sandra.
"Adeeva, siapa dia" Elvan mulai penasaran pada wanita yang di sebutkan oleh Arion.
"Abaikan saja" seru Arion tanpa bantahan.
Semua kembali membicarakan bisnis yang akan dinlakukan oleh kedua perusahaan terbesar ini.
Setelah semua selesai Arion langsung berjalan meninggalkan Elvan yang masih duduk di temparnya tanpa permisi. Itulah kebiasaan Arion yang mungkin tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.
Arion berjalan menuju aula mengecek apakah yang di katakan Jonathan benar. Dan benar saja Adeeva sedang berada di aula yang hampir semuanya sudah tersusun rapi oleh bunga-bunga yang sangat cantik.
Arion masih menatap Adeeva yang sedang menaiki tangga untuk memasang lampu kecil yang akan memberi nuansa mewah pada hasil karyanya.
"Apa saya harus memberitahu Nona Adeeva jika tuan ada di sini" seru Jonathan.
"Tidak perlu. Awasi saja dia"
"Baik tuan" Jonathan menunduk hormat.
Adeeva menepuk keduatangannya menandakan semua sudah selesai. Matanya menatap sekeliling aula dengan pandangan puas.
"Baiklah kita sudah bekerja keras hari ini, terima kasih bantuannya" Seru Adeeva.
"Oh iya Tika, aku tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Bisakah kau yang mengatasinya. Aku ada acara nanti sore"
"Baik Mbak"
"Teriak kasih, jika butuh sesuatu segera hubungi aku, ok"
Tika mengangguk mengiyakan. Adeeva segera pergi meninggalkan gedung Adithama. Corp untuk kembali kerumahnya dan bersiap.
Jam masih menunjukan pukul Enam sore. Adeeva melangkahkan kakinya memasuki rumah kediaman kelurga Fras.
"Kau sudah pulang, bagaimnaa apa tuan Arion setuju dengan pernikahan itu" Mia menatap anak tirinya yang baru pulang.
"Semua berjalan sesuai apa yang ibu mau, apa ibu puas"
"Tentu saja, akhirnya kau berguna juga untuk keluarga ini" seru Mia sinis.
"Kenapa tidak dari dulu saja kita melakukannya" seru Amel yang memandang Adeeva Rendah.
"Sudah biarkan dia, aku yakin Arion hanya menjadikannnya mainan saja, bukankah kalian tahu jika Arion adalah pria berengsek yang suka meniduri setiap wanita yang berbeda setiap harinya" Seru Mia.
"Aku kasihan padamu, Deva sepertinya hidupmu selalu penuh dengan derita" timpal Amel.
Adeeva menarik nafas lelah. " jika kalian hanya ingin menghinaku lebih baik nanti saja, aku lelah ingin istirahat"
"Kau, berani kurang ajar kepadaku" Amel menarik Rambut Adeeva hingga membuat Adeeva mendoakan kepalanya.
"Lepaskan, itu sakit"
"Seperinya kau memang tidak pantas untuk bahagia Deva, dan aku akan lebih bahagia jika melihat mu menderita" teriak Amel. Kepala Adeeva membentur dinding akibat ulah Amel.
Mata Adeeva mulia memanas menahan sakit di kepalanya.
"Ini adalah hukuman untuk orang yang mencari masalah denganku" seru Amel.
Mia hanya menatap putrinya tanpa mau menghentikannya.
Setelah Mia dan Amel pergi, Adeeva berjalan menuju kamarnya dengn memegang kepala yang terasa pusing.
Adeeva menyiapkan dirinya untuk makan malam dengan keluarga besar Arion. Adeeva ingin hari ini cepat selesai, entah kenapa rasanya badannya sudah tidak bisa menanggung beban yang sudah menumpuk.
Seperti yang di katakan Arion tadi pagi. Mobil yang menjemput Adeeva sudah terparkir di halaman rumah.
Adeeva segera masuk ke dalam mobil tanpa mau melirik ibu dan saudara tirinya. Deva sudah muak tinggal di rumah yang menurutnya seperti Neraka. Jika bukan karena ayahnya Adeeva lebih memilih tinggal di toko bunga daripada tinggal bersama merek.
Apa Adeeva boleh berharap jika pernikahan nanti dengan Arion bisa membuatnya terbebas dari semua derita yang dia rasakan walau pernikahan ini tidak berdasarkan dengan cinta.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!