NovelToon NovelToon

Bukan Pernikahan Biasa

Episode 1

"Salma,memangnya kamu sama Gaga sudah putus ya?" Tanya Renata melalui sambungan telepon jarak jauh dari Australia.Renata adalah teman kuliah Salma dulu,dia merupakan sepupu jauh Gaga.

"Putus? Maksud kamu gimana Ren?" Salma bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu.Galang yang biasa dipanggil Gaga adalah kekasih Salma sejak dua tahun yang lalu,dan sampai saat ini mereka masih sepasang kekasih.Makanya Salma bingung dengan pertanyaan Renata.

"Besok kan Gaga menikah,aku kira Gaga nikah sama kamu Sal.Pas aku baca undangan yang dikirim tante Rieta sama aku,nama mempelai wanitanya bukan nama kamu Sal.Aku bingung,makanya aku telepon kamu untuk memastikan."

DEG!!

Seketika dada gadis berhijab itu terasa sesak dan sakit,bagai di hantam palu puluhan ton.Matanya mulai mengembun.Jadi inilah alasannya mengapa selama empat hari ini Gaga menghilang bagaikan ditelan bumi.Ponselnya tidak aktif.Dan tak pernah lagi menjemput Salma setiap pulang kerja.Dikantornya pun sulit ditemui,tidak seperti biasanya.Salma sendiri tidak berani mendatangi rumah Gaga,karna mamanya Gaga tidak menyetujui hubungan mereka.Adik Gaga satu-satunya yang bernama Erlangga, Salma tidak dekat dan juga tidak punya nomor ponselnya.Dan satu yang mengganjal hati Salma,pasalnya Gaga telah berjanji pada kedua orang tuanya di kampung,dua minggu yang lalu,akan datang hari Minggu besok untuk melamar Salma bersama keluarganya.

"Sal...Salma..." Panggil Renata di sebrang telepon.

"Eh,iya Ren..." Jawab Salma dengan suara sedikit gemetar,kemudian menarik nafas agar air matanya tidak luruh.

"Jadi kamu dan Gaga beneran udah nggak ada hubungan?"

"I-iya Ren..." Jawab Salma berbohong,dengan suara sedikit tercekat.

"Trus kamu di undang nggak?"

"Nggak Ren...dimana nikahnya,kenapa aku nggak diundang ya?" Salma berusaha untuk tenang.Dia ingin tahu,ada apa sebenarnya.

"Mungkin dia lupa Sal atau bisa juga belum bisa move on dari kamu.Karna setau aku ya,Gaga itu cinta mati sama kamu.Ini aku kirim aja foto undangannya." Terdengar suara tawa Renata.

Tangan Salma gemetar saat membuka undangan yang dikirimkan Renata via WA.Ingin memastikan apakah nama yang tertulis di buku undangan pernikahan itu benar adalah Galangnya.

Seketika tubuh Salma merosot di lantai kamar kosannya.Begitu melihat nama Galang Pratama kekasihnya tertulis dengan jelas,juga foto yang di pajang adalah wajah kekasihnya.Namun calon mempelai wanita bukan dirinya,ada foto wanita lain yang sangat cantik bernama Sabrina bersanding dengan foto Galang di undangan itu.

Salma menatap nama panggilan sayangnya untuk Gaga yaitu My Lovely di kontak ponselnya.Berusaha menghubungi Gaga berkali-kali tapi hasilnya nihil.Nomor ponsel Gaga sedang tidak aktif.

Semalaman Salma tidak bisa memejamkan matanya,hingga pagi menyongsong.Hanya air matanya yang setia menemani sepanjang malamnya.Melirik pada jam digital yang ada di ponselnya,jam enam pagi.Salma berusaha bangkit dari atas tempat tidurnya dengan kepala terasa sakit dan berat.

Salma membersihkan diri dan bersiap-siap,berniat ingin menyaksikan langsung,apakah kekasih hati yang telah menemaninya selama dua tahun itu benar telah mengkhianatinya.

Akad nikah diadakan jam sembilan pagi disebuah hotel ternama di kawasan kota Jakarta.Salma bergegas memesan taksi online.Sepanjang dalam perjalanan Salma berdoa dan berharap semoga bukan mas Gaga nya yang menikah.

Salma sampai di depan hotel yang dituju.Begitu banyak karangan bunga ucapan selamat berjejer di sepanjang jalan dan pelataran hotel.Dia sangat jelas membaca nama Galang Pratama dan Sabrina yang terukir di karangan bunga itu.

Kedua kakinya mulai terasa lemas,degup jantungnya bertalu-talu lebih cepat saat memasuki ballroom hotel di mana akad nikah sedang berlangsung.

Petugas yang berjaga mencegat Salma,meminta untuk memperlihatkan undangan.Karna tanpa menunjukkan undangan dilarang masuk.Untungnya Salma punya foto undangan dari Renata,dan petugas pun mengizinkannya masuk.

Salma menyeruak masuk lebih dekat tepat saat kata Sah diucapkan semua yang hadir.Perasaannya luluh lantak,air mata luruh seketika saat menyaksikan kekasih hatinya mengecup kening seorang wanita yang telah resmi menjadi istrinya.

Dari balik mata indahnya yang berkaca-kaca,Salma melihat,tiba-tiba tatapan Gaga mengarah padanya dengan ekspresi terkejut.Sebelum Salma pergi meninggalkan tempat itu,Salma sempat melihat,Gaga berbicara pada Erlangga yang biasa di panggil Elang yang duduk di belakangnya.Elang duduk berdampingan dengan Vania kekasihnya.

Salma berjalan dengan wajah menunduk dan tergesa-gesa keluar dari ballroom hotel.Sesekali mengusap air matanya dengan ujung jilbab yang dia kenakan.Tanpa melihat kearah mana kakinya melangkah,yang jelas menjauh dari tempat itu.

Tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya,saat mengangkat wajah,tampak Elang berdiri tepat di hadapannya menghalangi sebuah mobil yang hampir saja menabraknya.

"Ayo saya antar kamu pulang." Ucap Elang.

"Tak perlu,saya bisa sendiri,tolong jangan halangi jalan saya." Salma akan melanjutkan langkahnya namun Elang tetap menghalangi dengan tubuhnya yang tinggi tegap.

"Bahaya berada dijalan sendiri dalam keadaan kamu begini,mari saya temani." Elang menatap iba pada wajah Salma yang penuh air mata.

Salma kembali mengangkat wajahnya dan kembali mengusap air matanya dengan ujung jilbabnya yang sudah basah oleh air mata.Rasa benci tiba-tiba menyeruak ketika menatap wajah tampan Elang.Ya,wajah Elang dan Galang sangat mirip,mereka berdua bagai anak kembar.Usia mereka hanya terpaut satu setengah tahun.Tinggi badan mereka pun hampir sama.Bedanya,kulit Galang putih bersih,sedangkan kulit Erlangga agak lebih gelap.Tubuh Elang agak lebih kekar dari tubuh Galang.

Kemudian Salma mendorong tubuh Elang yang menghalangi jalannya dan berlari kecil.Lagi,tubuh wanita itu hampir tertabrak sebuah sepeda motor yang melintas dengan kecepatan lumayan tinggi.

"Aaaa...!!!" Salma berteriak karena kaget sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Hampir saja dia jatuh ke aspal kalau saja Elang tidak menahan tubuhnya.

Tanpa permisi,Elang menarik paksa tangan Salma dan membawanya menuju ke parkiran kemudian memasukkan tubuh gadis itu kedalam mobilnya.Elang tidak memperdulikan begitu banyak mata yang menatap mereka berdua.

Setelah memasukkan tubuh Salma di jok depan sebelah kemudi,Elang berputar masuk dan duduk dibelakang kemudi.

Elang menahan tubuh Salma yang hendak memaksa keluar dari dalam mobil.Dan segera mengunci pintu mobil secara otomatis.

"Turunkan saya." Salma memukul bahu Elang yang mulai melajukan kendaraanya menggunakan tasnya.

Elang bergeming,tetap menjalankan mobilnya dan mengarahkan masuk kejalan tol.

"Kamu mau membawa saya kemana,jangan macam-macam ya! Saya akan lompat dari mobil kalau kamu macam-macam." Salma tampak cemas dan ketakutan.

Kini Elang mempercepat laju mobilnya dengan kecepatan tinggi,tak terpengaruh pada Salma yang terus memukulinya,bahkan kini mulai menarik-narik kemeja batik yang dia dikenakan.Dia yakin Salma tidak akan berani melompat.

"Jawablah,kamu mau membawa saya kemana?!" Suara Salma mulai meninggi sembari menatap Elang dengan mata memerah,antara marah dan hendak menangis.Namun pemuda itu tetap fokus pada jalanan.

Akhirnya mobil memasuki gerbang mengarah ke pantai Ancol.Elang memarkirkan mobilnya.

Salma melihat sekeliling pantai,gadis itu bingung,mengapa Elang membawanya ke sini.Apakah adik kekasihnya itu berniat jahat padanya?

"Disini kamu bisa menangis dan teriak sesuka hati kamu." Ucap Elang begitu mereka berada ditepian pantai,kemudian menjauh dari Salma.Dia ingin memberikan waktu untuk gadis itu melampiaskan kemarahannya.

Salma memandang lautan lepas yang ada didepan matanya.Tiba-tiba peristiwa saat di ballroom hotel tadi tergambar jelas diatas permukaan air laut.

Sungguh tak menyangka kalau dia akan di khianati kekasih yang berjanji akan melamarnya besok.Bahkan keluarga Salma yang dikampung telah bersiap-siap untuk menyambut dan menerima lamaran.Galang bilang bahwa sang mama telah memberi restu atas hubungan mereka.Tapi kenyataannya pria itu malah menikah dengan wanita lain.

Sakit hatinya telah dikhianati sang kekasih,besok sakit itu akan bertambah,melihat keluarganya harus menanggung malu,karna anak mereka tidak jadi dilamar.Apalagi kerabat dan tetangga-tetangga di kampung pun sudah tau bahwa besok Salma akan dilamar.

Salma berjongkok di pasir pantai,tangisnya seketika pecah.Tubuhnya berguncang hebat,menumpahkan semua rasa yang dari tadi dia tahan.Hampir sejam lebih Salma berjongkok sambil menangis.

Elang mendekat,mengeluarkan sepotong sapu tangan dan sebotol kecil air mineral yang ada disaku celana panjangnya dan menyodorkan pada Salma.

Salma menerima dan menyeka wajahnya dengan sapu tangan berwarna navy itu.Kemudian meminum air mineral hanya sedikit.Tenggorokannya terasa tersekat karna rasa sakit yang menghujam dada hingga untuk menelan air saja susah.

"Kenapa dia nggak berterus terang saja,kalau dia akan menikah dengan perempuan lain.Kenapa harus berjanji pada kedua orang tua saya bahwa besok dia akan datang melamar.Kenapa mas Gaga tega melakukannya." Ucap Salma merasa enakan setelah meneguk sedikit air sembari menyeka kembali bekas air matanya.

Elang memandang pada Salma,dia memahami kebingungan gadis itu."Sebenarnya...kak Gaga terpaksa menikah karna di jodohkan,demi kelancaran kerjasama antara dua keluarga.Suatu saat nanti,kak Gaga akan menemui kamu dan akan menjelaskan semuanya.Dan saya di suruh sama kak Gaga untuk menemani kamu.Itu pesannya yang harus saya sampaikan sama kamu.Jadi sebenarnya kak Gaga tidak mengkhianati kamu,seperti apa yang kamu pikirkan." Jelas Elang.

"Tapi tetap saja dia telah mengkhianati cinta saya.Biasa aja kan dia menolak,lagi pula pernikahan itu bukan sesuatu yang main-main." Salma menengadah keatas agar air matanya tidak kembali tumpah.

Hening,Salma menghela nafas dalam-dalam hingga bisa menguasai emosinya.Ini hari Sabtu terburuk dalam kisah asmaranya.Galang yang selama ini memperlakukannya dengan baik,bisa setega itu terhadapnya.

Elang memecah keheningan itu."Ini sudah saatnya makan siang,kita makan dulu." Elang merasa perutnya mulai keroncongan,dari pagi dia hanya sempat minum segelas kecil kopi pahit,akibat keriwehan persiapan pernikahan Galang di rumahnya.

Elang berjalan menuju kafe yang tidak begitu jauh dari pesisir pantai,Salma mengikutinya dari belakang.

Tanpa bertanya,Elang memesan makanan yang sama dengan punya dia untuk Salma.Dia tau Salma sedang tidak berselera untuk berbicara apalagi makan.Elang memesan dua mangkok baso dan dua gelas jus jeruk dingin.

Elang menghabiskan pesanannya dengan sekejap,karna dia benar-benar lapar.Sesekali matanya melirik pada Salma yang hanya menyeruput jus jeruknya dengan enggan.

Tiba-tiba ponsel Elang yang berada di saku celana panjangnya berdering.Tertera nama sang mama di layar ponsel.Namun Elang tidak menjawab panggilan itu.Tak lama kemudian ada panggilan masuk dari Vania,pemuda itu pun tak menjawabnya.Karna dia yakin,Vania pasti paham.

"Ayo saya antar kamu pulang." Elang berdiri,karna dia juga hendak kembali ke acara pernikahan Galang.Pasti keluarganya mencari-cari keberadaanya.

"Kamu pulang aja sendiri,saya masih mau disini.Terima kasih telah menemani saya." Salma juga berdiri dan melangkahkannya kembali menuju pinggir pantai.

Elang memandang tubuh Salma,ada rasa kuatir menghinggapinya.Kuatir,gadis itu akan bunuh diri bila di tinggal sendiri.Akhirnya dengan berat hati,Elang memutuskan menemani Salma sampai gadis itu mau diajak pulang.Dia menyetel mode silence pada ponselnya.Elang duduk di sebuah batu dan hanya memperhatikan gerak-gerik Salma dari jarak lima meter darinya.Gadis itu hanya memandang laut dengan tatapan kosong,sesekali dia menyeka air matanya.

Hari hampir gelap,tapi Salma masih setia pada posisinya.Elang memutuskan mendekati Salma dan membujuknya untuk pulang.

"Salma,ini sudah hampir malam,mari saya antar kamu pulang." Ajak Elang,merasa bosan berlama-lama menunggu Salma sampai mau pulang sendiri.Angin malam pantai membuatnya kedinginan,dia hanya memakai kemeja batik dan celana panjang bahan.

"Kamu pulang aja sendiri,jangan kuatir kan saya." Sahut Salma.

Kini Salma kembali terisak." Mas Galang berjanji pada kedua orang tua saya dikampung akan datang melamar saya besok.Dia bilang mamanya sudah merestui hubungan kami.Dan akan ikut datang bersama untuk melamar.Orang di rumah sudah melakukan persiapan untuk menyambut.Bahkan kerabat dan tetangga sudah pada tau,bahwa besok saya akan dilamar.Bagaimana saya harus menjelaskannya besok." Salma mengungkapkan isi hatinya terbata-bata disela isak tangisnya.

Elang tersenyum tipis melihat Salma,menurutnya wanita itu sungguh lucu,di sela isak tangisnya dia dapat bercerita.

Elang menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Besok saya akan ikut menemui kedua orang tuamu di kampung.Saya yang akan menjelaskan semuanya." Ucap Elang dengan yakin.

Salma menatap Elang,dengan tatapan penuh tanya.Akhirnya Salma setuju untuk diantar oleh Elang besok ke kampung halamannya.Dia juga butuh orang untuk membantunya bicara dengan kedua orang tua dan kerabatnya yang lain.

"Mari saya antar kamu pulang,ini sudah jam sembilan malam." Elang berjalan menuju ke tempat mobilnya terparkir.Salma dengan patuh mengikutinya.

Di dalam mobil,Salma memberi tau jalan menuju kosannya.Weekend begini jalanan masih macet parah walau pun sudah hampir larut malam.

Sampai didepan kosannya,"Mas Elang, terimakasih ya sudah menemani saya seharian." Ucap Salma sebelum masuk melewati pintu pagar kosan.Namun dia terpaku menatap pintu pagar kosannya telah tertutup rapat.

"Ada apa Salma?" Tanya Elang melihat Salma hanya diam,tidak segera masuk.

"Pintu pagarnya sudah di gembok sama ibu kos mas.Peraturannya,jam sepuluh batas akhir orang boleh keluar masuk.Ini sudah jam sebelas." Sahut Salma.

"Terus bagaimana?"

"Saya coba panjat pagar mas."

"Panjat pagar?" Elang mengernyit.

Elang melihat Salma menyelipkan kakinya diantara sela-sela pagar yang terbuat dari besi itu dan berusaha untuk naik.

"Itu tak akan berhasil,yang ada nanti kaki kamu terluka.Saya akan bantu kamu." Tiba-tiba Elang jongkok di depan pagar.

"Naik.' Ucapnya.

Salma hanya melongo menatap Elang,tak tau harus berbuat apa.

Melihat Salma hanya diam,Elang mengulang ucapannya."Kamu cepat naik ke punggung saya.Keburu pagi nih."

"Eh iya,baik mas.Maaf ya saya injak punggung kamu." Salma membuka sepatunya,dengan hati-hati dan perasaan tak enak,kakinya yang berbalut kaus kaki jempol menaiki punggung Elang.Dengan mengangkat sedikit gamisnya,gadis itu mulai menaiki atas pagar.

"I-iya,hati-hati..." Elang berusaha menahan posisi tubuhnya agar Salma tidak jatuh.

Sampai di atas pagar,perlahan Salma turun dengan menginjak bangku kayu yang ada di pinggir tembok.

"Terima kasih ya mas,maaf...saya tadi menginjak punggung kamu untuk naik." Ucap Salma sedikit berteriak dari balik tembok.

"Iya nggak apa-apa,saya akan jemput kamu besok pagi-pagi." Sahut Elang bangun dari jongkoknya kemudian melemparkan sepatu pantofel milik Salma ke dalam.

"Maaf,saya lempar sepatu kamu." Ucap Elang berlalu tanpa menunggu jawaban dari Salma.

Didalam mobil,Elang mengecek ponselnya,begitu banyak pesan dan panggilan masuk.Elang mempercepat laju kendaraannya.Sebentar lagi resepsi pernikahan Galang selesai.Sepanjang perjalanan pemuda itu senyum-senyum sendiri membayangkan Salma naik dan menginjak punggungnya.

Ketika sampai di tempat resepsi pernikahan "Elang!! Kamu dari mana aja?!" Bentak maminya yang bernama Rieta dengan marah,pasalnya dari selesai akad nikah sampai resepsi berakhir,putra bungsunya itu tak kelihatan.Hampir semua anggota keluarga memandang pada Elang

Papi Panca mengusap pelan lengan istrinya agar tenang."Elang,kamu mengapa menghilang begitu aja?" Ditelepon nggak diangkat." Kini papi Panca yang bertanya.

"Maaf pi,Elang tadi ga enak perut,yaudah...Elang pulang aja kerumah." Jawab Elang duduk santai sambil mencicipi hidangan yang masih tersisa.Perutnya terasa sangat lapar.Matanya melirik pada Gaga yang juga sedang menatapnya.Kakaknya itu masih duduk di singgasananya di samping sang istri.Galang kelihatan gelisah.

Merasa perutnya kenyang,Elang mulai mencari-cari keberadaan Vania tapi tak menemukannya.Mungkin gadis itu telah kembali kerumahnya.Akhirnya pria itu memutuskan untuk pulang ke apartemennya.

Episode 2

Galang mendekat ke kosan Salma yang kelihatan masih sepi.Biasanya hari Minggu begini para penghuninya yang mayoritas pekerja kantoran,akan bangun agak siangan.Beberapa kali Galang mencoba menghubungi ponsel Salma tapi masih belum aktif.Dari gesture tubuhnya terlihat sekali kalau pria itu resah dan cemas.

"Nak Gaga." Panggil seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu pemilik kos-kosan dan beliau sudah mengenal Galang.

"Bu." Dengan sopan Galang menyalami wanita berpakaian daster batik itu.

"Saya nyari Salma bu,apa dia masih tidur?"

"Salma sudah pamitan sama ibu sejak tadi habis subuh.Katanya mau pulang ke kampungnya.Apa dia tidak memberi tau nak Gaga?"

Galang menjawab pertanyaan ibu kos Salma dengan senyuman.Hari ini seharusnya dia melamar gadis pujaan hatinya itu bersama orang tuanya.Tapi kenyataannya,baru saja kemarin dia menikah dengan wanita pilihan mami dan papinya.

"Baiklah bu,kalau gitu saya pamit dulu." Galang kembali menyalami wanita yang sebenarnya heran melihat tingkah pemuda di depannya itu.

Ibu kos itu sudah tau hubungan Salma dan Galang.Dua tahun lalu,sejak Salma menjadi penghuni kosannya.

Galang masuk kedalam mobil,berniat hendak menyusul Salma ke kampungnya.Namun pria itu bingung bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Salma dan keluarganya.

Cukup lama Galang duduk di belakang kemudi sambil sesekali mencoba menelepon Salma.Namun ponsel wanita itu tidak aktif juga.Diketiknya pesan untuk Salma,terlihat kalau pesan yang telah terkirim itu centang satu.Galang memukul stir mobil dengan kesal kemudian menelungkupkan kepalanya lama di sana.Kejadian kemarin talah memporak-porandakan hidupnya.

***

"Jam berapa acara pertunangannya di mulai?" Tanya Elang pada Salma yang duduk di bangku tengah bersama Mila,saat mereka berhenti di rest area.

"Habis Isya mas ." Jawab Salma sembari membuka pintu mobil.

"Ini masih jam sembilan pagi,berarti kita masih punya banyak waktu.Kita sarapan dulu dan beli oleh-oleh buat orang rumah." Elang membawa Salma dan Mila yang merupakan teman satu kosan Salma,sarapan bubur ayam.

Mila sengaja Salma ajak,dia tidak ingin hanya berduaan di dalam mobil bersama Elang.Dan juga untuk menghindari omongan negatif dari orang di kampungnya.

Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam,mereka sampai dikampung halaman Salma yang berada di Bogor tepatnya kampung Situ Udik Cigamea.

Seharusnya bisa ditempuh dengan waktu dua jam kalau tidak macet.Akhir-akhir ini,kota Bogor selalu macet tak kenal waktu dan hari.Mau malam tau siang,mau hari libur atau hari kerja tetap macet.

Elang memarkirkan kendaraanya di bawah pohon mangga yang pohonnya hampir mati,banyak daunnya yang menguning dan berguguran.Hari memang sedang masuki musim panas,terlihat dari aktifitas warga yang bolak balik berjalan mengambil air dari kali Cigamea.

Salma turun dari mobil,dan melihat ibunya yang biasa di sapa emak jalan tergopoh-gopoh menghampirinya.Ada keponakannya yang ikut nyusul dari belakang.

"Neng,emak pikir nggak jadi datang.Habis emak telepon-telepon nggak diangkat sama eneng.Mak dan bapak sangat kuatir." Emak mengambil tas jinjing yang ada di tangan Salma dan memberikannya pada cucunya untuk di bawa masuk.

Tapi kemudian menatap heran dan penuh tanya dalam hatinya,mengapa yang turun dari mobil hanya Elang yang dikiranya Galang,Salma dan Mila saja.Tidak ada orang tua Galang atau yang lainnya.Keluarga Salma sudah mengenal Mila,karna gadis itu sudah beberapa kali Salma ajak ke kampungnya.Terakhir bersama Galang dua minggu yang lalu.

Salma menyalim pada emaknya.Elang dan Mila pun melakukan hal yang sama.

"Maaf emak,HP eneng habis batre tadi di jalan." Salma memberi alasan apa adanya,padahal dia sengaja tidak mengaktifkan ponselnya untuk menghindar dari Galang.

"Ayo masuk nak Gaga,neng Mila.Nak Gaga sepertinya sekarang agak hitam ya?" Ucap emak sambil tertawa menatap wajah Elang.

"Ah iya mak,terimakasih." Elang melihat pada Salma yang juga sedang menatapnya.Tak lama kemudian keluar bapak dari kamar habis sholat dhuha.

Salma dan Elang mendekat untuk salim pada bapak.Sama halnya dengan emak,bapak pun memandang heran dan penuh tanya,mengapa tidak ada keluarga Galang yang ikut.

"Ayo duduk nak Gaga." Bapak pun tidak tahu bahwa pria muda yang sekarang ada di hadapannya adalah Elang adiknya Galang.Mungkin karna sudah tua,mata emak dan abah agak sedikit siwer.

Elang duduk diatas tikar yang telah terhampar.Sementara Salma dan Mila pergi kedapur.Salma membuatkan es teh manis untuk mereka.Terlihat kesibukan di dapur.Ada beberapa wanita terutama ibu-ibu,yang merupakan kerabat dan tetangga dekat membantu emak memasak didapur.Terukir senyum dan tawa di wajah-wajah bahagia mereka.

"Neng geulis,calon suaminya kasep pisan." Ucap salah satu ibu yang merupakan tetangga sebelah rumah Salma.

"Iya mak,nuhun." Salma tersenyum ramah dan berlalu membawa seteko es teh manis dan beberapa gelas diatas nampan.

Sebelum sampai keruang tamu,emak mencegatnya."Neng,habis itu ke kamar emak sebentar ya?" Salma hanya mengangguk.

"Neng,kenapa yang datang hanya kamu dan nak Gaga? Kenapa kedua orang tuanya tidak datang?" Tanya emak kuatir,saat Salma telah duduk di sisi ranjang disampingnya.

Seketika wajah Salma terlihat memucat,jantungnya terasa berhenti berdetak.Namun dia berusaha menetralisir nya dengan tersenyum tipis.

"Nanti mas Gaga aja yang menjawabnya mak,kita ke depan sekarang." Salma menggandeng tangannya emaknya ke depan,karna dia tak tau harus menjawab apa.

"Es teh manisnya di minum nak Gaga." Ucap emak begitu bergabung dengan bapak yang ngobrol serius dengan Elang.

"Iya mak,makasih." Elang tersenyum sambil mengangguk.

"Maaf sebelumnya pak,emak,begini...kedua orang tua saya berhalangan datang karna ada kerabat yang meninggal.Tapi nanti akan ada om dan tante saya yang hadir." Ucap Elang santai.

Sementara Salma memandang Elang dengan penuh pertanyaan.Mengapa pria itu tidak mengatakan yang sebenarnya.

"Tak apa nak Gaga,yang penting ada yang mewakilkan kedua orang tua nak Gaga." Bapak tersenyum sembari menyentuh pundak Elang,walau diwajahnya tersirat kekecewaan.

Masakan dan kue-kue yang begitu banyak untuk menyambut kedatangan keluarga Gaga,mau tidak mau akan dibagikan kepada para tetangga nantinya.

Salma masih menatap Elang.Dia paham bahwa kedua orang tuanya tidak tahu bahwa pemuda yang sekarang ada di hadapan mereka bukanlah Galang tapi Elang.Dan memang bapak dan emak belum tahu kalau Galang mempunyai adik yang sangat mirip dengannya.

Selesai ngobrol dengan bapak dan emak,Elang izin ke kamar mandi.Salma sengaja menunggu sampai pria itu keluar dari kamar mandi.Begitu keluar dia mengajak Elang ke samping rumah dan membawanya duduk diatas gonggo yang teduh oleh dedaunan pisang kepok.

"Mas,bagaimana ini? Bapak dan emak mengira kamu adalah mas Gaga.Terus,mengapa mas Elang tidak mengatakan saja semua yang sebenarnya?" Tanya Salma memelankan suaranya agar tidak ada yang mendengar.

"Nggak apa-apa,ini hanya untuk sementara saja.Lagi pula ini hanya bertunangan,bukan menikah.Saya tidak tega melihat wajah bahagia bapak,emak dan keluargamu harus menanggung malu.Setelah bertunangan,kita bisa mencari berbagai alasan untuk memutuskan pertunangan.Dan setelahnya kita bebas." Sahut Elang juga dengan suara pelan.

Salma hanya menggeleng lemah."Terus,mas bilang akan ada om dan tante mas yang akan hadir,itu beneran?"

"Iya,ada om dan tante saya dosen di IPB,mereka tinggal di daerah situ.Nanti saya akan kesana,minta bantuan mereka."

Saat azan dzuhur berkumandang,bapak mengajak Elang untuk ke mushola yang letaknya di Lebak,jaraknya hanya setengah kilo dari rumah.Sepanjang jalan menuju mushola,banyak orang yang memperhatikan Elang yang berjalan berdampingan dengan bapak.Terutama para anak perawan dan emak-emak.

"Kasep pisan nyak calon salaki si Salma." Kalimat yang sama keluar dari hampir semua mulut wanita yang melihat Elang.

Selesai sholat,Elang berdiam diri sebentar di mushola.Sementara bapak pulang duluan.Memikirkan percakapannya tadi dengan bapaknya Salma.Elang tahu bahwa kedua orang tua dan keluarga Salma yang lain mengira bahwa yang ada di hadapan mereka itu adalah Galang.

Untuk sementara biarlah mereka semua menganggap Elang adalah Galang.Yang terpenting Salma dan keluarganya tidak sampai harus menanggung malu.Toh ini hanya bertunangan bukan menikah.Dan dia akan mencari berbagai alasan agar tali pertunangan mereka putus.Atau dia akan meminta pada Galang untuk menghadap dan menjelaskan semuanya pada keluarga Salma.

Elang menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.Kemudian berdiri dan berjalan pulang ke rumah Salma.

Sampai di rumah,terlihat di atas tikar makanan sudah terhidang.Ada bapak,emak,Salma,Mila dan beberapa orang keluarga dekat Salma telah duduk berkeliling siap untuk makan siang.

"Assalamu'alaikum..." Sapa Elang ramah seraya tersenyum.

"Waalaikumsalam..." Sahut semua yang hadir hampir berbarengan.

"Nak Gaga,perkenalkan ini wa nya Salma." Ucap bapak setelah Elang duduk.

Seorang pria yang kira-kira berumur enam puluh tahun tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Elang.Dan Elang menyambut uluran tangannya dengan ramah.

"Saya wa Ramdhan...ini istri wa,namanya wa Imas." Kata wa Ramdhan menunjuk wanita yang duduk disebelahnya.

Elang kembali tersenyum dan menyambut uluran tangan istri wa Ramdhan yang bernama wa Imas."Kasep pisan euy..." wa Imas tertawa sembari menangkup wajah mulus dan tampan Elang.

Elang tersenyum bahagia dan terharu melihat dia disambut hangat oleh keluarga Salma.Sambil ngobrol mereka bersantap siang bersama.

Episode 3

Ba'da Isya semua keluarga,kerabat dan tetangga dekat yang di undang telah berkumpul di rumah bapak Eman Sulaeman.

Mereka duduk lesehan diatas tikar yang telah dihamparkan terlebih dahulu.Diatasnya telah terhidang berbagai macam kue diatas piring.Ada kue bolu jadul,kue cincin,dodol,pepe,dan rengginang serta buah-buahan.

Semua hasil buatan tangan ibu-ibu tetangga terdekat yang ikut membantu emak.Tidak ketinggalan juga dua poci teh,satu poci kopi panas dan beberapa bungkus rokok.

Elang duduk sejajar dengan kaum lelaki sementara Salma yang memakai gamis berwarna hitam dan jilbab berwarna pink muda,duduk diantara emak dan wa Imas.

Salma merasa tidak enak hati menempatkan Elang pada situasi seperti ini.Salma duduk dengan gelisah,meski Elang terlihat santai saat diajak ngobrol para uwa dan mamang-mamangnya yang lain.

Elang sendiri tidak punya pilihan selain mengikuti alur yang berjalan.Jika dia bersuara dengan mengatakan yang sebenarnya,akan menimbulkan kekacauan dan tentu saja membuat malu Salma dan keluarganya.

Elang tidak sampai hati merusak suasana penuh kehangatan seperti ini.Keluarga besarnya pun belum tentu seakrab ini kalau berkumpul.Bukan saling bertukar khabar dan perhatian yang mereka tunjukkan melainkan tentang bisnis,harta dan segala sesuatu yang dapat di banggakan yang membuat mereka ingin menjadi kesohor.

Ditengah-tengah mereka,Elang menemukan keakraban tulus yang sungguh berbeda.Tapi ada satu yang membuat Elang tidak betah lama-lama di ruangan yang tidak begitu besar itu,yaitu asap rokok.Elang seorang anti rokok,dia sangat menjaga kesehatannya terutama dari asap rokok yang mematikan si pengisapnya secara perlahan.Sesekali dia keluar untuk menghirup udara bebas.

"Gaga sudah lama mengenal Salma?" Tanya mang Rojak yang baru datang dan mengambil duduk disebelah Elang.

Mang Rojak ini adik bungsunya emak.Usianya tidak beda jauh dengan Salma,hanya terpaut lima tahun.Orangnya ramah dan mudah akrab dengan orang yang baru dia kenal.

Elang mengangguk sambil tersenyum,walau hatinya mulai tak tenang,takut ada pertanyaan-pertanyaan yang bisa menjebak.

"Satu kerjaan dengan Salma?"

"Nggak mang,kami bekerja ditempat yang berbeda."

"Gaga kerja di mana?" Tanya mang Rojak lagi.

"Saya bekerja di perusahaan Software House sebagai Konsultan IT."

Mang Rojak terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya.Walaupun sebenarnya dia tidak paham apa sebenarnya perusahaan Software House dan Konsultan IT itu .

Karna dia hanyalah seorang tukang ojek.Tapi mang Rojak yakin,pekerjaan itu pekerjaan hebat dan tentu gajinya besar.Apalagi melihat penampilan Elang yang bersih,keren dan tampan.

Tak lama kemudian,tante dan omnya Elang datang.Mereka berdua lebih memilih datang naik motor dari pada di jemput Elang pakai mobil.Mengingat sepanjang jalan daerah kampus IPB sampai ke kampung Cigamea Situ Udik terkenal dengan macetnya.

Sebelumnya Elang telah menceritakan kejadian sebenarnya lewat telepon,dan untungnya om dan tante Elang itu paham dan bersedia membantu.

Acara pertunangan segera di mulai,di buka oleh seorang ustadz,yang memang sejak awal telah di minta tolong oleh bapak.

Seorang wanita cantik dan berwibawa yang telah dikenalkan Elang sebagai tantenya untuk mewakili kedua orang tuanya yang berhalangan hadir,menyematkan sebuah cincin emas di jari manis Salma.Cincin itu di beli om dan tante Elang dalam perjalanan atas suruhan Elang.

Suasana menjadi makin tegang bagi Salma dan Elang.Ketika wa Ramdhan meminta agar di laksanakan nikah siri dulu dan disetujui oleh kerabat lain.Mengingat mereka sering bertemu dan untuk menghindari zina.

Bapak dan emak pun setuju-setuju saja,sementara Salma menolak mentah-mentah saran mereka.Namun suaranya tetap kalah.Apalagi kata bapak, untuk menghormati wa Ramdhan sebagai orang bijak yang dituakan.

"Kalian akan menikah sehabis lebaran haji,dan itu masih sekitar tujuh bulan lagi.Nikah siri ini hanya untuk menjaga agar kalian tidak berzina,meski hanya bersentuhan tangan atau saling pandang.Tapi bukan berarti kalian juga bebas.Karna menikah siri itu yang dirugikan pasti pihak perempuan,jika pihak laki-laki lepas tangan.Tapi wa yakin pada nak Gaga,yang nggak mungkin mempermainkan Salma.Wa percaya kalau nak Gaga adalah pria yang bertanggung jawab.Apalagi Salma berhijab,apa nanti kata orang melihat kamu sering berdua duaan dengan laki-laki yang bukan mahram kamu." Elang terdiam tanpa kata,nafasnya seolah berhenti di tenggorokan.

Om dan tantenya pun tak dapat berbuat apa-apa,hanya menunggu keputusan dari ponakannya yang tampak putus asa.

Sekarang bagaimana,jika dia jujur mengatakan yang sebenarnya,satu kampung akan heboh dengan khabar ini.Yang akan menghancurkan harga diri Salma dan keluarganya.Bahkan harga dirinya sendiri.Jika dilanjutkan,sungguh ini diluar jangkauannya.

Dia belum kepikiran untuk menikah secepat ini,meski usianya sudah dua puluh tujuh tahun.Apalagi menikahi Salma yang notabene masih kekasih dari kakaknya.

Seandainya pun dia menikah,dia akan menikah dengan kekasih hatinya yang bernama Vania bukan dengan Salma.Lantas bagaimana nasib Salma selanjutnya? Nasib bapak dan emak?Bagaimana mereka sanggup bertatap muka dengan kerabat,terutama dengan warga kampung.

Bapak meminjamkan salah satu pecinya untuk dikenakan Elang dan meminta Elang menuliskan nama lengkapnya dan nama papanya di selembar kertas.Karna memang bapak tidak tau nama kepanjangan Galang.Taunya hanya Gaga.

Elang menurut dan pasrah,pria itu menuliskan namanya dan nama papinya dengan telapak tangan berkeringat dan sedikit gemetar.Erlangga Prakasa bin Pra Panca.

Dengan penuh haru,pak Eman menikahkan putrinya yang bernama Salma Hayatunisa binti Eman Sulaeman dengan Erlangga Prakasa bin Pra Panca.

Elang memberikan uang satu juta sebagai mahar,karna hanya segitu uang cash yang ada di dalam dompetnya.

Salma menangis tergugu,sesaat setelah Elang berhasil mengucapkan ijab dan qobul.Rasanya bagai mimpi semua ini terjadi.

Elang hanya ingin menolongnya,tapi lafaz akad nikah tadi tidak main-main.Mereka berdua sah sebagai suami istri di mata agama.

Emak memeluk putrinya yang sedang menangis.Mila pun ikut menangis dan memeluk Salma,dia paham apa yang terjadi dan memaklumi akan kekalutan teman satu kosnya itu.

Para kerabat dan tetangga yang hadir tak ada yang tau bahwa Salma sedang berduka.Tapi bagi mereka itu adalah tangis bahagia.

Salma tak sabar menunggu acara ini berakhir.Dia harus bicara dengan Elang.Karna sekarang bukan Salma lagi yang jadi korban,tapi Elang.Pria baik yang berniat menolong malah terperangkap dalam pernikahan dengannya.

Elang menatap wajah cantik Salma,yang juga tengah menatapnya sejenak,kemudian menunduk lagi.

Pertunangan dan pernikahan barusan bagai mimpi.Wanita yang duduk di dekatnya itu kini telah menjadi istrinya.Bagaimanapun pernikahan tadi,akad nikahnya sah.Lalu apakah setelah ini dia akan menceraikan Salma? Elang menarik nafas panjang.Tega kah dia melakukannya?

"Mas." Panggil Salma

"Ya." Elang menatap Salma yang menunduk dan kelihatan bingung.

"Kita bicara nanti saja,disini masih banyak orang.Bersiaplah,kita segera balik ke Jakarta." Akhirnya Salma tidak jadi bicara.

Gadis itu melangkah masuk kedalam kamar.Kemudian mengganti gamisnya dengan rok panjang berbahan jeans navy dan kaos putih lengan panjang,dilapis Cardigan berwarna senada dengan rok jeansnya.Tidak ketinggalan jilbab segi empat yang juga berwarna navy menutupi kepalanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!