Kilas balik on.
Dimulai saat Aya dan Ulan masih TK.
Mereka berdua bersama ibunya sedang berkunjung ke rumah tetangga yang bernama Farid. Disana mereka disambut baik oleh Farid dan kedua orang tuanya.
Pada pandangan pertama nya Aya dengan Farid, Aya malu-malu dan merasa ada ketertarikan pada nya.
Seiring berjalan dengan waktu.
Aya dan Ulan sering belajar bersama Farid hingga mereka kenal yang namanya cinta saat mereka duduk di bangku SMP.
Ulan lebih dekat dengan Farid dari pada Aya, hingga suatu ketika Aya blak-blakan menjelek kan adik nya sendiri kepada teman-teman kelas.
Hasilnya, Ulan di jauhin oleh teman sekolah saat itu, dan Farid sangat tidak menerima itu.
Dia lah yang membantu Ulan agar ia tidak di musuhi oleh banyak siswa.
Perlakuan Farid saat itu membuat Ulan menemukan cinta pertama dalam hidup nya, yaitu Farid.
Ulan sebagai cewek berani menembak Farid saat mereka berada di kelas 3 SMP.
Bukan suatu alasan karena Ulan udah greget dengan Aya karena terlalu mengulur-ngulur perasaan nya pada Farid.
Setelah berpacaran hampir satu tahun dengan Farid, Ulan melihat Aya semakin mendalami kesedihan, karena mungkin pikir nya Aya sudah saking cinta nya pada Farid.
Akhirnya Ulan memilih putus dengan Farid saat mereka naik ke kelas dua SMA.
Sebelum putus, Ulan minta ke Farid untuk belajar mencintai Aya.
Tapi Farid menolaknya karena sudah terlalu sayang kepada Ulan.
Datang lah Lingga saat mereka pertama kali duduk di bangku kelas dua SMA, siklus itu bertahan hingga mereka sudah duduk di bangku kelas tiga SMA.
Ulan merasa kalau sekarang Aya jatuh cinta kepada Lingga, ia berinisiatif merebut lingga dari Aya karena ia ingin membuat sang kakak memiliki Farid seutuhnya.
"Farid, Kak aya. Kalian bersatulah, walau nanti nya nama farid akan selalu ada di hati gue selamanya." ucap ulan.
Dan kisah percintaan segitiga antar saudara kembar ini pun dimulai.
Kilas balik off.
**
"Hah, lu sama Ulan jadian?" Kata Aya kepada lingga. Aya bungkam, gadis itu terus menerus menatap mimik wajah Lingga dengan tatapan tajam.
"Iya, gue kemarin jadian sama adik kembar lu Ay" Jawab Lingga.
Hal itu membuat Cahaya mengumbar senyum manipulasi disaat telinga nya sudah tercemar mendengar saudara kembar nya berpacaran dengan orang tersayang nya saat ini.
Again.
"Apa masih belum puas merebut seseorang dari kakak lu de?" Dalam hati Aya. "Yaudah balik yuk Ling, sudah sore" Ajak Aya dengan senyuman.
Lingga menuruti keinginan Aya, sesekali dua kali ia menatap mimik wajah Aya yang semula senang berubah menjadi sedih.
"Ay lu lagi mikirin apa?" Tanya Lingga.
Aya memberhentikan langkah kaki.
"Emang gue lagi kepikiran sesuatu ya Ling? Gak kok, gue gak lagi mikirin apa-apa" Jawab Aya.
"gue kira lu lagi mikir sesuatu" Lingga kembali melangkah menuju ke parkiran sekolah.
Mereka berdua ini habis latihan bulu tangkis di gedung olahraga sekolah nya yang ada di lantai dua.
Aya dan Lingga jika pulang sekolah emang sering bermain bulu tangkis bersama, karena dua orang itu kebetulan punya hobi yang sama bermain bulu tangkis dari kelas dua SMA.
Berselang, Mereka saling berpamitan dan berpisah di gerbang sekolah untuk pulang ke rumah nya masing-masing.
Sepuluh menit perjalanan. Aya sudah sampai di pekarangan rumah yang terlihat mewah.
Ia langsung memasukan sepeda motor ke dalam garasi samping rumah.
Aya adalah anak kembar dari titisan orang kaya yang terlahir dari rahim anak kembar, bernama Venera.
Kebetulan Venera punya perusahaan sendiri setelah di beri wewenang dari ibu nya.
Ibu nya membantu suami nya mengurus perusahaan lain yang ada dibogor, tentunya ditemani oleh adik kembar Venera sekaligus bibi dari Aya bernama, Venela,
Di dalam rumah, Aya langsung menyalami punggung telapak tangan ibu nya.
Bu Venera tersenyum.
wanita paruh baya itu membelai lembut kepala anak gadis nya. "Ada apa sayang?"
Aya menoleh ke ibunya untuk menjawab "Aya lagi mikirin papah mah, apa papah baik-baik saja di sana?" Gumam nya berbohong, dalam hati nya ia itu benci dengan ayah nya sendiri.
"Sayang... sudah jangan dipikirin terus, papah kamu akan baik-baik saja disana, lagian kan papah kamu sudah ada istri baru" Jawab Venera. Hal itu membuat Aya memeluk tubuh sang ibu.
"Papah kenapa jahat ninggalin kita semua disini mah" gumam aya.
Aya ditinggal oleh papah nya saat ia berusia satu tahun, kedua orang tua nya bercerai gara-gara kasus perselingkuhan yang dibuat oleh sang papah.
"Udah jangan dipikirin, cepat kamu makan dulu terus mandi" jawab bu venera.
"Oke" Kata Aya sejenak, sebelum ia bertanya kepada bu venera "Ulan masih belum pulang ya mah?"
"belum sayang, lagi belajar dulu sama farid kata nya" jawab bu venera.
"Oh begitu" Aya langsung melepas pelukan sang mama, ia pergi ke meja makan yang nanti nya ia akan melakukan rutinitas di sore hari.
Bulan, yang biasa dipanggil ulan, dia adalah adik kembar Cahaya. Seseorang yang sengaja rebut lingga dari aya karena alasan tertentu.
Ulan rela pacaran sama lingga karena emang untuk menebus dosa lama kepada Aya.
Sisi lain, Venera sedikit kepikiran dengan mantan suami nya yang tak kunjung pulang ke Jakarta akhir-akhir ini.
Emang sih ya mereka sudah bercerai, cuma mereka masih ada ikatan sebagai saudara tiri dari masing-masing kedua orang tua nya.
Tak lama, setelah menuntaskan rutinitas sore hari nya, kali ini Aya sudah berganti pakaian piyama tidur.
Malam nya, Aya lagi fokus belajar di kamar nya bersama Ulan.
Beberapa kali Lingga nelpon, tapi Aya cuekin begitu saja.
"Ay, itu ada telpon tuh" Kata Ulan.
"Biar aja Lan, endak penting juga kalau gue angkat" Jawab Cahaya.
"..." Ulan pun terdiam, ia kembali fokus belajar untuk ulangan minggu depan.
hingga akhirnya mereka berdua lanjut belajar tanpa obrolan dan gurauan sama sekali.
Hari pun sudah larut malam, Aya tidur lebih dulu di jam 23.30. Sedangkan Ulan akan tidur setelah ia benar-benar merasa ngantuk.
"Maaf kak aya" lirih ulan tertuju pada dirinya yang sudah merebut lingga darinya.
Keesokan harinya..
Cahaya sudah memasuki dalam kelas, ia melihat bagaimana romantis nya Ulan sama Lingga disana.
"Gak ada rasa malu apa ya mereka." Lirih Aya.
Sampai saat ini perasaan Aya masih berkecamuk, ia merasa tidak ingin melihat kondisi mereka seperti itu.
"Aya lu kenapa melamun??" Kata Farid.
Aya pun menoleh. "Oh Farid, gak apa-apa kok, oh iya untuk kerja kelompok, mau di rumah gue atau di rumah lu aja ngerjain nya?" Kata Aya mengalihkan topik pembicaraan.
Farid sejenak terdiam, sebelum akhirnya ia menjawab. "Bebas sih, yang penting cepat kelar aja tuh tugas" Kata Farid.
"Oke-oke, gimana kalau kita..." Kata Aya.
"Di rumah gue aja bareng sama kita ngerjain nya gimana?" Tukas Ulan di saat mendengar percakapan mereka berdua.
Perkataan Ulan membuat Rania langsung protes "Loh mana bisa gitu, mending dirumah gue aja" Timpal Rania. Dia adalah orang yang suka dengan Farid. Sayangnya cinta bertepuk sebelah tangan.
"Ckk, bilang aja lu mau bucin sama Farid kan Ran?" Protes Ulan menimpali seraya cemburu?
"Mana ada" Kata Rania.
Aya tiba-tiba mendadak berpikir.
"Oh iya.. bagaimana kalau ngerjain tugas nya dirumah lu aja Rid"
"Kata nya lu gak mau tadi?" Tanya Farid.
"Sekarang gue mau kok" Jawab Aya sambil tersenyum.
Di belakang, Lingga seperti ingin berbicara, tapi lebih dulu ditahan oleh Ulan.
"Gausah ikut ngomong lu sayang" Kata Ulan ke lingga dengan tatapan tajam.
"Iya-iya sayang maaf" Jawab Lingga.
Keriuhan kecil mereka pun tersudahi saat ada guru matematika datang ke dalam kelas.
Berselang setengah jam setelah guru menerangkan materi.
Aya disuruh maju ke depan kelas untuk jawab soal yang sudah di tulis oleh sang guru.
Kepintaran nya tak bisa diragukan lagi, ia menjawab soal itu tanpa berpikir, seolah jawaban nya sudah ada di luar kepala.
Sama hal nya dengan Ulan, ia tak mau kalah dengan kakak kembarnya, saat guru memberi soal yang lebih susah, justru Ulan menjawab dengan sangat cepat, dan itu jawaban dari Ulan benar.
"Murid rangking satu sama dua dari kelas satu vibes nya emang beda ya, kapasitas otak kalian berapa sih?" Puji Farid merendah diri, ia lah yang membuat mereka jadi rangking atas.
"Kamu yang tadi ngobrol cepat kamu maju ke papan tulis, tolong jawab soal nomor lima" Omel Guru kepada Farid.
Farid menoleh ke guru itu dengan senyuman, ia sengaja seperti itu karena ia juga gak mau kalah dari teman-teman masa kecilnya.
Farid tersenyum saat menatapi soal matematika itu.
Tanpa berlama-lama Farid mengerjakan soal tersebut dengan sangat lihai dan benar.
"Hm" guru matematika pun akhirnya menyuruh Farid untuk duduk lagi.
"Emang sengaja apa gimana ya dia" dalam hati nya Aya.
Pelajaran matematika pun tak terasa sudah selesai dengan sendirinya, kali ini pelajaran berikutnya adalah olahraga.
Aya sudah berganti seragam olahraga nya, kini ia duduk bersanding bersama dengan Ulan dan ketiga teman nya yang bernama Anya, Sofia dan Rania.
Mereka sibuk memperhatikan cowok-cowok yang sedang di beri tugas oleh guru olahraga, materi yang diberikan adalah memasukan bola basket ke dalam ring.
Ulan dan Aya sama-sama menatap ke arah Lingga, Rania sendiri menatap Farid, sisanya menatap ke arah lapangan.
Seperti biasa pelajaran berjalan lancar pada umumnya, sampai peluit guru ditiup pertanda pelajaran olahraga pun sudah selesai.
Prittt!!
Aya langsung mengajak Anya untuk ganti seragam sekolah, meninggalkan Ulan yang sedang bucin bersama Lingga di pinggir lapangan.
Lingga sekilas menatap Aya, ia pun langsung berlari menyusulnya disaat Ulan lagi lengah.
Berselang saat selesai ngobrol sama Rania, Ulan langsung mengekori Lingga.
"Sayang mau kemana? ayo ke kantin ish" Gerutu Ulan.
Lingga pun tak mendengarkan ucapan Ulan. Ia fokus berlari sampai berhenti di pertigaan koridor sekolah.
"Aya tunggu" Cegah Lingga.
Aya dan Anya berhenti dan kompak membalik badan menghadap Lingga.
"Kenapa Ling?" Tanya Aya.
"Semalam lu kenapa gak diangkat telpon gue Ay." Jawab Lingga.
"Oh itu gue lagi fokus belajar" Jawab Aya.
Tak lama, Ulan sudah sampai di sisi Lingga.
Ulan langsung menarik lengan Lingga sambil sedikit mengomel "gausah godain kakak gue, lu sudah ada gue! buruan ke kantin"
"Yaudah iya maaf sayang" Jawab lingga.
Aya dan Anya lanjut melangkah menuju ruang ganti.
Sampainya Aya dan Anya di ruang ganti.
Aya diberi nasehat oleh Anya untuk tidak dekat-dekat kepada Lingga.
Aya terlihat bingung dengan perkataan Anya barusan "Emang napa An?" Tanya Aya.
"Cari aman aja Ay, lu pasti ngerti sendiri lah, gak mau juga kan nanti nya di cap merusak hubungan orang, apa lagi lingga sekarang sudah jadi pacar saudara kembar lu Ay" Kata Anya.
"Tenang aja, gue sama Lingga itu sekarang cuma sahabat kok" Perkataan Aya sukses membuat Anya menatap serius ke arah Aya.
"Ingat Aya, persahabatan antara cewek dan cowok itu pasti akan terselip perasaan lebih dari sekedar kata cinta" Kata Anya.
Ucapan Anya membuat Aya terdiam. Selama ia bersahabat dengan Lingga, memang sih perasaan itu selalu ada di dalam hatinya, dan ini tanpa aya sadari sudah yang kedua kali dalam hidup nya.
Yang pertama nya bersama Farid.
"Oke-oke sorry" Kata Aya.
Sehabis mereka mengobrol singkat dan berganti seragam, kedua nya langsung pergi menuju kantin sekolah.
Terlihat Lingga dan Farid yang sedang duduk bersama ketiga teman cowok sekelas lain nya, mereka tengah asik ngobrol membahas hal yang berhubungan dengan laki-laki, sebut saja mabar game dan juga niat bermain bulu tangkis dan futsal.
"Hem" Aya terdiam sejenak. "Perasaan Lingga tadi bareng Ulan deh ya, kenapa mereka bisa berpisah gitu?" Dalam Hati Aya.
"Aya ayo lah, malah diem di tengah jalan" Kata Anya sambil menarik lengannya.
"Eh iya sorry" Jawab Aya, lalu mereka lanjut melangkah ke salah satu warung di kantin sekolah.
Berselang setelah Aya memesan makanan, datang lah Rania bersama Ulan sehabis ganti pakaian olahraga.
Mereka berdua lebih memilih gabung di meja makan Aya dan Anya dari pada harus duduk bersama pujaan hati nya masing-masing.
Hal sederhana itu, jelas membuat perasaan Aya menjadi lega, hingga bel jam istirahat pun sudah berbunyi.
Mereka semua masuk kembali ke dalam kelas dan mulai belajar seperti biasa nya.
Hingga setiap materi pelajaran hari ini sudah di selesaikan dengan baik.
Saat pulang sekolah, kali ini Aya, Rania akan pergi ke rumah Farid untuk ngerjain tugas kerja kelompok.
Berselang.
Kelompok Aya sudah menuju ke rumah Farid.
Aya di bonceng oleh Rania, sedangkan Farid mengekor dari belakang seraya menjadi pengawal untuk keduanya.
Sepuluh menit perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai di rumah Farid.
Aya dan Rania disambut baik oleh ibu nya Farid yang bernama Matilda.
Farid langsung pergi ke kamar nya lebih dulu untuk mengambil bahan-bahan membuat kerajinan tangan untuk tugas seni budaya.
Ini pertama kali Rania melihat seisi rumah Farid.
Tapi tidak untuk Aya, karena ia sering ke rumah ini setelah di ajak oleh ibu nya saat ia masih kecil.
Bu Venera adalah kolega bisnis sekaligus sahabat baik nya Bu Matilda.
Bu Matilda sendiri adalah ibunda tercinta dari Farid. Ada sebuah alasan mengapa dulu Bu Venera mengajak anak-anak ke rumah Farid.
"Farid kok lama banget sih, kamu lagi apa sih di dalam kamar?" Teriak Bu Matilda.
"Wait mah, lupa naruh nya dimana" Jawab Farid.
"Naruh apa lagi?"
"Kertas HVS sama lem kertas buat tugas"
Bu Matilda pun segera menghampiri anak nya "Coba, kalau jadi anak itu harus tertib, mamah taruh itu di laci nakas dekat ruang keluarga"
"Iya mah maaf, tolong jangan keras-keras ngomong nya mah" Bisik Farid.
Bu Matilda langsung membisu. Beliau iseng menatap singkat ke arah Aya di ruang tamu.
"Oh iya, hubungan kamu sama Aya apa sekarang baik-baik saja?" Tanya Matilda penasaran.
"Iya mah, kita baik-baik saja, cuma aku milih sahabatan sama Aya, karena Aya juga sudah punya pacar nama nya Lingga." Kata Farid.
"Sampai kapan pun, rasa ini selalu ada untuk lu Ay, maaf kalau gue sempat pacaran sama adik lu" dalam hati Farid.
"Oh gitu.. yaudah sana kamu ambil dulu perlengkapan kerja kelompok nya, jangan lama-lama" Kata Bu Matilda.
"Oke siap mamah"
Farid melangkah mengambil alat-alat untuk tugas kelompok nya.
Bu Matilda sendiri pergi mengambil brownies di lemari es.
"Makasih ya Tante" Kata Rania.
"Aya, silahkan makan dulu brownies coklat nya" Kata Bu Matilda.
"Iya Bu Mat, makasih" Jawab Aya. Berselang tiga menit, Farid pun sudah kembali.
Saat itu juga mereka langsung memulai mengerjakan tugas kelompok nya dengan fokus dan tanpa ada obrolan diluar tugas kerja kelompok nya.
Hingga waktu kerja kelompok mereka sudah terselesaikan dengan baik.
Rania dipersilahkan pulang lebih dulu oleh Farid, Aya sendiri akan di antar pulang oleh Farid ke rumah nya.
Di dalam perjalanan pulang.
Farid iseng ngobrol bahas hubungan Aya dengan Lingga, disana Aya menjawab selalu baik-baik saja, pada akhirnya Aya berbohong pada perasaan nya sendiri.
Ia sama sekali tidak baik-baik saja mengingat Lingga sudah di tikung oleh adik kembar nya sendiri.
Perasaan campur aduk nya Cahaya semakin terasa jika ada Lingga di rumahnya.
"Oh iya Ay nanti hari selasa mau temanin gue tanding futsal gak?" Tanya Farid.
Aya sejenak berpikir, setelah itu langsung menjawab "Hem nanti gue pikirin dulu ya"
"Oke" Farid mempercepat laju kendaraan nya hingga tak terasa Aya sudah berada di rumah.
Terlihat saat turun dari motor, Aya merasa tak suka kalau berada di sisi Farid, dan Farid memaklumi hal itu karena ia merasa kalau Aya masih kecewa padanya.
"Gue pulang dulu ya Ay" Pamit Farid.
"Iya" Jawab jutek Aya.
Farid pun sudah melajukan sepeda motornya, ia sendiri berniat akan singgah lebih dulu ke apartemen ayah nya sekedar numpang makan.
Warisan sepeninggalan almarhum kakek nya Farid membuat Ayah nya Farid, bernama Apit pegang kendali apartemen itu.
Sampai sana, Farid di sambut baik oleh kakak kandung nya yang bernama Celia.
Wanita berusia 19 tahun itu memilih tinggal di unit apartemen ayah nya. Lagi pula, dia juga bekerja disitu.
"Rid, tumben apa lu senang, biasanya mesem mulu lu kalau datang kesini" kata Celia.
"Kalau gue lagi senang berati ada cewek yang buat gue seneng kak" Jawab Farid.
"Wih siapa cewek lu? Kenalin napa ke kakak lu.. Kalau jelek lu putusin gak mau tau" Kata Celia.
"Mbak mau gue jejelin cabe gak? mandang fisik mulu kalau liat orang" Omel Farid.
"Sok aja kalau berani gue toyor pala lu" Tepis Celia.
"Oh iya papah kemana?" Tanya Farid.
"Papah lagi mandi, lu mau makan apa? Nanti gue yang masakin. Spesial untuk lu yang lagi senang" Jawab Celia.
"Kalau ada ikan-ikanan itu aja" Jawab Farid.
Dengan begitu Celia langsung pergi ke arah dapur untuk masak makanan keinginan adik tersayang nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!