NovelToon NovelToon

Kekasih Pengganti

PROLOG

HILANG XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXbskdndjjdjzjjsiejikkkklllkdkjejejkwkwkekjsjsjkskkskskkskzkskndjdnbdjdjsjjdjsjjnsjsjskkskskzkkzkzkzkksjsjsjnsjsjsjjsnsjsjjsjsjsjdjndnsjsnndnsnsnsnnsnsnsndjdndnnsjsjsjsj k k k k k k k k k k k j j j j k k k k k k k k KK k k k KK k k k KK j i i ici i k k k k k k k k KK k k k k k k k k k k k k k k k k k k k g h g h h h h u u u o k l lk k kckckkckck kcko o kkcoco o o o j h u u u u u u j j j i i jj j i jj i ici jj. ku j j j jj j j jj j. jj j j j j j j j j k j k k KK k k k k k k k k KK k k KK k k k KK k k k k KK k k k k KK k k k k k k k k KK k k k k k k k k k k KK k k k k k k KK k k k k k KK k k k k k k k k k k KK k k k k k n n n n m m n mm n n n mm n n n n n mm n n n mm n n n n mm n n n n mm n n n mm n n n n mm n n n mm n n n n n n mm n n n n n n mm n n n n n n mm n n n n n n n n mm n n n n mm n n n mm n n n n n n n mm n n n n mm n n mm n n n mm n n n n n n mm n n mm n n n mm n n n mm n n n m nn n mm n m nn n n mm m n mm n mm n n mm n mm n n mm n n mm n mm n mm n mm k KK k kk. KK k k KK k k l l k ll l k k l k l k k k l k kllk. k kk. KK k k k k k k k KK k k k o o l l l l l lk l l l l l l l lk l l l l l l l lk l l l l l l l lk k k k kl l k l lk k l l l lk l l l l l lk l l l l l l l ll l. k KK k k k k k kl l l l l l ll l l k ll l l l l l l ll l l l l l l l ll l l l l

AWAL

Di sebuah Mansion megah, tempat di mana seorang pemudaemuda tampan tinggal bersama dengan tiga anggota keluarga lainnya. Pagi ini terlihat begitu kacau, pasalnya sudah hampir dua tahun lamanya putra kedua dari keluarga ini yang bernama Jovin Nichol tengah mengalami gangguan jiwa.

Semua itu dimulai dari hilang nya sang kekasih dengan tiba-tiba beberapa tahun silam. Dan sampai sekarang pun belum juga ada petunjuk dimana gadis itu berada.

Johan Nichol, selaku Kakak dari pemuda bernama Jovin Nichol itu , begitu terpukul melihat Adik kesayangan nya terlihat begitu mengenaskan. Setiap harinya hanya mengamuk dan meraung memanggil nama gadis yang sungguh ia sangat malas menyebut nama nya.

Seperti hari ini Jovin kembali mengamuk dengan membanting seluruh benda yang ada di dekat nya. Melepas semua alat perawatan yang menempel pada tubuh nya.

" prangg......BRAKKK...

Suara benda pecah itu seakan sudah menjadi alunan musik di waktu pagi di setiap hari nya. Johan hampir frustasi, bingung bagaimana cara menanggulangi Adik kesayangan nya ini. kedua orang tua nya pun bahkan sudah mendatangkan berbagai Dokter Psikolog handal, untuk bisa menyembuhkan anak nya. Namun hingga sekarang hasil nya tetap lah nihil.

Jovin terus saja memberontak dan berteriak memanggil nama gadis bernama Adira. Johan juga heran mantra apa yang sudah gadis itu berikan kepada Adiknya, hingga membuat nya nyaris gila seperti ini. Padahal setahu nya Jovin juga belum pernah menyentuh gadis itu, atau mungkin hanya sebatas memeluk dan mencium nya saja.

"Jovin ... sadarlah, jangan seperti ini! kau bisa menyakiti diri mu sendiri. Ku mohon hentikan Jo...aku menyayangi mu, kau tidak sendiri. Masih ada aku dan juga Momi, Daddy," ucap nya seraya merangkul tubuh ringkih Adiknya agar berhenti memberontak.

"Semua orang yang kau suruh untuk mencari Adira, semua nya bodoh... kenapa mereka tidak bisa menemukan Adiraku haa.... kenapa Kak? atau mungkin Kakak tidak pernah mencari nya, iya kan Kak? jawab Kak!," racau Jovin. Seakan sudah bosan dengan pertanyaan Adiknya yang setiap hari tetap lah sama. Nama gadis itu yang selalu keluar dari bibir pucat nya. Johan memilih diam.

Johan meraup wajahnya kasar seraya bergumam.

" sadarlah Jovin, sampai kapan kau akan begini, sampai kapan kau tetap dibuta kan oleh gadis itu? andai saja kau tau bahwa Gadis itu tak lebih dari seorang ******, yang mendekati mu hanya sekedar menginginkan hartamu saja. Aku ingin memberi tau mu, namun aku yakin, kau tak akan mudah untuk percaya. Cepat lah sembuh agar kau bisa melihat kebenaran nya dengan mata kepala mu sendiri".

"aku berjanji akan menemukan Adira secepatnya,.. asalkan kau juga harus berjanji mau menjalani perawatan dan segera sembuh," tutur nya, sambil mengelus pucuk rambut Adik nya yang mulai terlihat memanjang.

"Kakak mu benar Jo... kau harus mau menjalani perawatan, apa kau mau melihat kekasihmu kabur lagi, saat dia kembali dan melihat dirimu seperti mayat hidup begini hm?," bujuk Dokter Jeni, selaku Dokter pribadi di keluarga Nichol. Sekaligus wanita terdekat dari Johan Nichol. Belum ada yang tau tentang hubungan mereka, karna mereka masih belum yakin akan hubungan kedua nya yang masih terbilang semu.

"benarkah yang kau ucapkan Dokter?," tanya Jovin.

"tentu saja benar, aku wanita jadi aku tau bagaimana persaan kekasih mu nantinya, jadi sekarang kau harus makan yang banyak dan minum obat ok..." ucap Jeni, sambil memasang infus di tangan Jovin karna di rasa pemuda itu sudah terlihat tenang.

"Kak ...berjanji pada ku, jika kau akan membawa kembali Adira untuk ku," ucap Jovin begitu sendu, Johan hanya mengangguk tanda mengiyakan permintaan Adiknya. Walau dalam hati nya ia tak yakin bisa memenuhi keinginan itu.

Nyonya Nichol ,Ibu dari Jovin dan Johan. Ia baru saja pulang dari luar Negeri menemani suaminya Tuan Nichol, menemui rapat penting di New York. Sesampainya di Mansion , Nyonya Nichol langsung menuju kamar Jovin. Melihat bagaimana perkembangan anak kesayangan nya itu.

"Han.... bagaimana keadaan Adik mu? apa. sudah ada perkembangan?," tanya nya. Johan hanya menggeleng pelan. Nyonya Nichol menghela nafas panjang, tak tau harus bagaimana.

"Han.... lakukan sesuatu, kerahkan seluruh detektif handal di Negara ini untuk mencari keberadaan gadis itu, jika terus begini aku khawatir Jovin akan semakin parah," ucap Tuan Nichol, sambil terduduk memijit pelipisnya.

Di sisi lain , di sebuah kontrakan kecil.

Seorang gadis manis tengah terlihat begitu gelisah, Ia bingung karena tepat hari ini sudah jatuh tempo untuk melunasi hutang-hutang Adira. Sedang dirinya sama sekali tak memegang uang. Hingga ia berfikir untuk melarikan diri kerumah sahabatnya. Gadis ini bernama Abila, korban dari ke licikan Saudara kembar nya Adira. Jika dia tak bisa melunasi hutang nya saat ini maka dia akan di jadikan budak oleh rentenir itu. Membayangkan nya saja itu sungguh mengerikan. Batinya. Abila bergegas membereskan semua pakaiannya ke dalam ransel, karna memang jumlah pakaiannya juga tak terlalu banyak.

"sial.,sial..sial...ini semua karena ulah Adira," gerutu nya sambil membereskan barang-barang yang akan ia bawa.

Jangan berfikir jika Abila itu gadis yang lemah gemulai, dia memang baik mempunyai jiwa yang lembut . Namun nyatanya cara bicara gadis itu sedikit bar-bar. Beda dengan Adira gadis itu menutupi burukan hatinya dengan sikap nya yang lemah ,lembut ,bahasa yang sopan. Namun nyatanya hatinya begitu picik . Siapa pun yang baru mengenal mereka berdua pasti akan mengira bahwa Abila lah yang buruk, Dan Adira baik hati. Tapi kenyataan malah sebaliknya.

Sesampainya di sebuah rumah lumayan besar . Abila segera menekan bel pintu rumah itu.

"Ting....tong....Ting...tong...

Tak butuh waktu lama sang empunya rumah membuka kan pintu. Mika sahabat Abila, sedikit kaget karena melihat sahabatnya pagi-pagi begini sudah berdiri di ambang pintu rumah nya. Kedua netra nya membelalak melihat satu ransel besar di gendongan Abila.

"Bil.,.kau baik-baik saja? cepat masuk dan cerita kan semua nya," pinta Mika, seraya memberikan jalan untuk Abila.

Abila hanya mengangguk, dan masuk kerumah Mika, mendudukan bokongnya ke sofa ruang tamu. Sedangkan Mika ,ia berlalu ke dapur untuk mengambil kan minuman .

"Bil... sebenarnya apa yang terjadi? apa ini ulah kembaranmu lagi?," tanya Mika to the poin sambil memberikan segelas teh kepada Abila.

"bagitulah....dia membuatku di kejar-kejar para penagih hutang," jawab Abila seraya menyesap segelas teh hangat dari gelas yang di pegang nya.

"aku tak menyangka dia bisa sekejam itu pada saudara nya. Pada hal selama ini kau yang merawat nya, mencari kan uang untuk nya. Dan sekarang dia malah memberikan kesengsaraan untukmu . Benar-bebar gadis biadap," gerutu Mika terbawa emosi. Sungguh ia sangat kesal pada gadis yang bernama Adira itu.

KEDUA

Abila menceritakan seluruh kejadian yang menimpa dirinya kepada Mika. Ia ingin menangis jika mengingat semua perlakuan buruk kembaranya itu. Sedangkan Mika hanya bisa memandang iba terhadap sahabatnya ini.

Mika memeluk tubuh Abila, mengelus punggung ramping gadis itu seraya mengucapkan kata-kata penenang untuk nya.

"sudah , tenanglah kau sekarang tak sendiri, masih ada aku yang selalu ada untuk mu," ucapnya.

"aku tak punya tempat tinggal Ka.."

"kau bisa tinggal di rumah ku, sesuka mu . Anggap rumahku sebagai rumahmu juga Bil..." tutur Mika.

"tidak Ka....aku akan mencari pekerjaan , tak mungkin aku menumpang dirumahmu selamanya," ucap Abila, tak enak hati.

"lalu kau mau kerja apa hm?," tanya Mika.

"aku juga bingung, bisa kah kau membantu ku mencari pekerjaan? aku butuh uang banyak Ka... untuk melunasi hutang-hutang Adira. Aku tak mungkin bersembunyi terus menerus," jawabnya, terlihat sangat sedih terpancar dari raut wajah nya.

Mika sedikit berfikir, ia sendiri juga masih Kuliah. Tak tau harus merekomendasikan pekerjaan apa untuk membantu sahabat nya ini.

"kau kan banyak kenalan teman Ka...coba kau tanyakan pada mereka," pinta Abila.

Mika tersenyum, tiba-tiba ia mengingat salah satu teman nya yang punya usaha sebuah club malam.

"aku punya teman bernama Nita, dia punya sebuah club malam yang lumayan ramai, aku dengar di sana butuh pekerja," ucap Mika.

Abila sedikit canggung, mendengar kata-kata club malam. Bahkan dia belum pernah satu kali pun memasuki tempat itu. Lalu tiba-tiba dia harus bekerja di situ, bekerja sebagai apa dia pun tak tau. Gumamnya.

Namun jika ia menolak, ia juga sangat merasa tak enak pada sahabat nya. Ia juga tak ingin merepotkanya terlalu lama.

Dengan terpaksa Abila menyetujui usul Mika.

"tapi Bil....tak usah kerja di situ, aku tak yakin kau akan mampu melakukan nya," Mika mengurungkan niatnya setelah berfikir panjang.

"kenapa memangnya? aku tak apa sungguh, aku akan melakukan pekerjaan apapun asal gajinya banyak," sahut Abila.

"setelah aku menghubungi Nita teman ku, dia bilang kalau pekerjaan yang di butuhkan adalah seorang wanita penghibur," ucap Mika kerasa sangat bersalah. Abila membolakan mata nya, ia tak mau jika harus menjadi eanita penghibur. Ia masih punya harga diri.

"ini bukan eanita penghibur seperti yang kau fikir kan Bil....! yang di maksud Nita, wanita penghibur hanya sekedar menghibur pengunjung yang sedang sedih, mendengarkan keluh kesahnya dan juga memberinya solusi jika mau," ,jelas Mika .

Abila sedikit berfikir, mungkin tidak ada salahnya mencoba pekerjaan itu.

"tapi kalau pelanggannya ngajak cek in gimana? aku gak mau," ucap Abila gelisah.

"tidak akan, karena pemilik club itu sudah menyediakan fasilitas tersendiri untuk pengunjung. Jadi untuk bagian mu, kau hanya bertugas menemani pengunjung minum, sekedar mendengar curhatan mereka, minta tips . Udah gitu doang, jika kamu mau . Tapi kalau tidak

aku bisa mencari kan pekerjaan lain untuk mu," seru Mika.

"tapi gajinya gede kan?," tanya Abila memastikan.

"jangan tanyakan lagi kalau masalah gaji. Gaji di sana tiga kali lipat dari gaji pekerja pada umumnya."

Abila sangat tertarik dengan pekerjaan itu, ia tak peduli jika harus bekerja di club malam yang terpenting ia bisa menjaga kesucian nya. Yang ia butuhkan sekarang adalah uang yang banyak agar bisa cepat terbebas dari jeratan hutang.

"baiklah nanti malam kita ke club milik Nita untuk memperkenalkan mu," seru Mika, dan di balas anggukan oleh Abila.

Malam pun tiba, sesuai dengan yang Mika katakan mereka kini menuju ke club malam milik Nita.

Sesampainya di club itu, Mika langsung saja menuju ke ruang pribadi milik Nita.

"ah Mika kau sudah datang?" seru gadis yang sedang terduduk di kursi sembari menghadap laptop di hadapan nya. Ia begitu antusias menyambut teman nya yang baru saja memasuki ruangan pribadinya itu.

" aku membawa Abila, dia gadis yang aku katakan pada mu tadi pagi," ucap Mika memperkenalkan Abila.

Nita memperhatikan wajah Abila begitu intens, menelisik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Abila sedikit tersenyum canggung.

"bagaimana ? apa Abila bisa diterima bekerja di sini?," tanya Mika memastikan.

"em..bisa tapi kau sudah memberitahukan apa pekerjaan nya disini kan?," tanya nya memastikan.

"sudah, dan juga aku ingin kau melakukan sesuatu pada sahabat ku," pinta Mika sambil menoleh ke arah Abila.

"apa? katakanlah!.l," jawab Nita.

"tolong jaga sahabat ku selama dia kerja sini, dia begitu polos."

Nita yang mengerti arah pembicaraan Mika segera menyahut.

"tentu.. aku berjanji pada mu untuk selalu menjaga nya, aku akan menganggap Abila sebagai Adik ku sendiri," tutur Nita terlihat begitu tulus sambil mengelus rambut Abila lembut. Abila tersenyum Jujur ia sangat merasa bahagia, karena di dunia ini masih ada orang yang begitu tulus menyayangi nya.

"terima kasih Nit..."

"em..sama-sama ."

Akhirnya Mika mengajak Abila untuk pergi meninggalkan ruangan Nita.

"aku pamit dulu, nanti malam aku akan mengantarkan Abila kesini lagi," seru Mika sambil melambaikan tangannya ke arah Nita dan dibalas anggukan pelan olehnya.

"terima kasih Ka...kau sudah banyak membantu ku, aku tak tahu harus bagaimana untuk bisa membalas kebaikan mu," Abila menggigit bibir bawahnya menahan air mata agar tidak menetes.

"cukup jadilah sahabat ku yang terbaik, aku sudah merasa sangat bahagia. Aku tak butuh balasan yang lain nya,"

ucapan Mika semakin membuat Abila terharu, runtuh sudah pertahanan bendungan air mata nya. Kini tanpa di suruh , air mata sudah mengalir membanjiri pipi tirusnya.

"Ka... terima kasih.... terima kasih banyak." Abila memeluk tubuh Mika begitu erat. Meluapkan segala rasa bahagia nya saat ini.

Mika tersenyum sedikit menyeka air mata yang sedikit keluar di ujung mata nya.

" aku iklas membantu mu Bil.... jangan berterima kasih kepada ku, kita teman kan?."

"emm .. iya kita teman," hatinya terasa hangat , Mika bagaikan sosok malaikat penyelamat untuk nya. Andai saja Adira mempunyai sifat yang sama seperti Mika mungkin akan lebih indah. Namun kenyataannya itu hanya lah sebuah andai-andai saja tak mungkin menjadi nyata.

"jaga diri mu baik-baik nanti malam, maaf aku tak bisa menemani mu ," ucap Mika begitu merasa bersalah.

"pasti ...aku berjanji akan selalu baik-baik saja," jawab Abila mantap.

"kau tahu Bil...aku sudah menganggap mu seperti saudara ku sendiri, jadi jika kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk bilang pada ku, kau mengerti?."

"iya-iya...aku mengerti, kenapa kau cerewet sekali sih."

berakhir lah mereka bercanda ria, hari ini Mika berencana ingin membeli kan baju dan juga aksesoris untuk Abila pakai malam ini, agar terlihat menarik perhatian pengunjung club.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!