*******
Assalamu'alaikum sahabat Novel. jangan lupa setelah membaca tinggalkan Subscribe. like. komen, Vote dan hadiah ya teman - teman.
Agar saya semangat untuk update terus. Terima kasih. Salam sayang Author Anisah cute.
"Dengar Kharis hari ini saya akan bicara dan minta papa untuk melamar kamu malam ini."
"Kamu yakin! Apa keluarga mu mau menerima saya?" Tanya nya.
"Papa dan mama pasti mau, kamu tenang saja. Saya pastikan malam ini mereka akan datang kerumah." ucap nya lagi.
Kharisma tersenyum senang mendengar ucapan pria yang selama dua tahun lebih bersama dengan diri nya. sejak masa dia kuliah hingga Kharis merintis kariernya sendiri. mereka sudah menjalin hubungan tanpa ada yang tau.
Raihan Putra Pratama, jatuh cinta pada Kharis, setelah tau Kharis putus dari kekasihnya yang tak lain adiknya sendiri Soni Pratama. Dia mendekati Kharis hanya untuk membuat Karina kakak Kharis cemburu, siapa sangka cinta yang awalnya hanya iseng ternyata Raihan benar - benar mencintai Kharis dan ingin menjadikan Kharis sebagai istrinya, dia melupakan tujuan awalnya mendekati Kharis.
Setelah mengatakan niat nya ke sang kekasih, Raihan mengantar Kharisma pulang kerumah, saat sampai di rumah dia di sambut oleh sang ibu yang menyuruhnya ikut pergi bersama sang menantu perempuan istri dari kakak lelakinya Damar Wijaya. Karena malam ini mereka akan kedatangan tamu.
"Kharis kamu temani kakak ipar kamu Puji ya untuk berbelanja." perintah sang ibu.
"Taa - pi bun!" ucapan Kharis terhenti saat sang kakak ipar langsung mendekat dan mengajak nya untuk pergi.
"Ayo Kha buruan temanin kakak! Malam ini kita akan kedatangan tamu." ajak Puji.
"Siapa?" tanya Kharis menatap Kakak iparnya.
"Kakak sih kurang tau yang jelas tadi ayah telpon. Sudah jangan banyak tanya ayo buruan." Ajak Puji.
kharis hanya bisa pasrah, dia mengikuti saja kemana kakak ipar nya membawa nya pergi berbelanja. Padahal dia sendiri sudah ada janji dengan Raihan untuk tetap di rumah saat keluarga nya datang nanti.
*****
Sedangkan di rumah keluarga Pratama semua keluarga bahagia saat mendengar ucapan Raihan yang mengatakan jika dia ingin melamar putri dari keluarga Wijaya.
"Papa senang kamu akhir nya menyukai putri dari tuan Wijaya, malam ini juga memang rencananya kita ingin melamar putri mereka." jawab Jamil Pratama.
"Jadi papa sudah berencana untuk melamar Kharisma. makasih ya pah." ucap Raihan.
Kedua orang tua Raihan terkejut saat mendengar nama yang di sebut oleh Raihan dan ikut tersenyum saat melihat kebahagiaan di wajah Raihan.
Saat malam tiba mereka mulai bersiap untuk datang kerumah keluarga Wijaya untuk melamar gadis yang mereka sudah tentukan.
Raihan turun dengan wajah yang ceria dan bahagia karena membayangkan diri nya akan menikah dengan gadis yang dia cintai.
"Kamu sudah siap?" Tanya Jamil Pratama.
"Sudah dong pah." jawab Raihan.
Mereka bertiga masuk kedalam mobil dan Raihan melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju kerumah keluarga Wijaya.
*****
Di rumah keluarga Wijaya, Karina bersiap untuk menemui calon suaminya, karena sang ibu sudah mengatakan kepada putrinya jika malam ini akan ada keluarga yang melamar dirinya.
Sedangkan Kharis dia belum pulang karena sang kakak ipar lupa membeli buah, hingga Kharis yang harus membelinya dan sekarang dia terjebak di kemacetan.
"Pak apa masih lama ya macet nya?" Tanya Kharis yang melihat jam sudah jam 8 malam. cukup lama dia terjebak di kemacetan jalan menuju kerumah nya.
"Aduh non macet nya panjang gak ada jalan pintas orang kita sudah ada di tengah - tengah sabar non." jawab sang sopir Mang Santoso.
Kharis hanya bisa pasrah dengan apa yang dia alami, dia duduk dengan sabar di dalam mobil hingga mobil berjalan sedikit demi sedikit.
Sedangkan di dalam kamar Karina merasa was - was saat tau dirinya akan di lamar oleh seseorang yang belum dia tau.
"Mah kenapa bukan Kharis saja yang di jodohkan?" tanya Karina.
"Dengar Karin, Kharis hanya anak om kamu yang di besar kan di keluarga ini, karena kedua orang tuanya sudah meninggal saat kecelakaan pesawat, mereka ingin putri kandung dari keluarga kita yang menjadi menantu mereka. kamu paham kan maksud mama?" tanya sang ibu Hayati.
Karina hanya bisa menarik nafas panjang saat mendengar ucapan ibunya. Tak lama terdengar ketukan pintu di kamar Karina.
Tok Tok
"Tunggu mama buka pintu dulu." ucap sang ibu.
Karina hanya bisa menganggukkan kepala dia hanya menatap dirinya dari pantulan cermin.
Cek lek.
Saat pintu terbuka nampak lah sang menantu Puji istri dari putra pertama nya Damar.
"Iya nak ada apa?" tanya sang mertua.
"Keluarga pria sudah datang Mah?" ucap nya dengan sopan.
"Ayo kita turun biarkan Karin di kamarnya dulu nanti baru dia keluar." ucap sang mertua.
mereka berdua turun meninggal Karin seorang diri di dalam kamar. Karin yang cemas mengambil ponsel nya mencoba menghubungi Kharis yang masih terjebak kemacetan.
Saat Kharis sudah menyerah dan bersandar di jok mobil, dering ponsel nya berdering dan dia langsung menjawab panggilan dari Karin.
"Ada apa kak?" tanya Kharis dengan suara yang lesu.
"Kamu di mana?" tanya Karin.
"Di jalan kejebak macet."
"Aduh Kha kenapa saat kayak gini kamu gak ada, kakak cemas." ucap Karin.
Kharis mengerutkan dahi saat mendengar ucapan sang kakak yang mengatakan dirinya cemas, saat dia ingin bertanya tiba - tiba ponsel nya kehabisan daya batre nya, karena seharian Kharis tak mengisi daya ponsel nya.
"Kok mati ponsel nya! Aduh saya lupa ngecas ternyata." Kharis langsung menyimpan ponsel nya saat tau batre nya sudah tak ada lagi.
Sedangkan Karin merasa heran tiba - tiba panggilan nya terputus begitu saja. Dia mencoba menghubungi kembali nomor Kharis tapi sia - sia.
Di bawah keluarga Raihan sedang berbincang hangat sebelum menyampaikan tujuannya, keluarga
"Begini tuan Haris Niat kedatangan kami kesini untuk melamar salah satu putri anda yang bernama Karina. putra ku Raihan putra kami ternyata diam - diam menaruh hati dengan putri anda." ucap ayah Raihan.
Tuan Haris ayah Karina menatap Raihan dan tersenyum dia tak menyangka lamaran akan datang untuk putri kandungnya.
Raihan terkejut saat mendengar nama Karina yang di sebut sang ayah. dia mulai menatap kedua orang tuanya dan sang ibu memberi kode kesang putra untuk diam dan jangan banyak protes.
"Mah." bisik Raihan.
"Diam Raihan! Kamu mau bikin malu keluarga kita, kita bicara di rumah." bisik sang ayah.
Raihan menarik nafas dan menahan amarahnya saat tau kedua orang tuanya melamar Karina.
Karina turun dengan dandanan yang sangat cantik menemui Raihan. Saat dia sudah ada di bawah Karina kaget saat melihat kedatangan Raihan pria yang dulu mengejarnya saat dia masih duduk di bangku SMK tapi Karina selalu abai, karena dia menyukai Soni adik dari Raihan.
Raihan yang melihat Karina ada di hadapan nya menatap kagum kecantikan Karina yang sudah lama tak dia lihat karena Karina memilih kuliah di luar negri.
Saat Raihan melihat Karina benih cinta itu muncul kembali, karena memang aslinya Raihan belum bisa sepenuhnya melupakan Karina.
"Karina kenal kan ini Raihan putra pertama pak Jamil." ucap sang ayah.
Karina hanya tersenyum saja dia bisa melihat wajah Raihan yang sudah 3 tahun tak dia lihat. begitu juga dengan Raihan sesaat dia melupakan tentang tujuan nya melamar Kharisma.
Saat kedua orang tua sudah setuju dengan hubungan mereka, mereka menentukan tanggal pertunangan terlebih dahulu.
Saat kedua keluarga mengucapkan selamat kepada Karina dan Raihan. Kharisma sampai rumah dan langsung masuk saat akan masuk dia terdiam di tempatnya saat melihat kedua orang tuanya mengucapkan selamat.
"Selamat ya jeng Hayati akhirnya Raihan dan Karina akan bertunangan satu minggu lagi." ucap Nirmala ibu Raihan.
Mendengar apa yang di katakan oleh ibunya Raihan air mata Kharis hampir jatuh tubuh nya bagaikan tak bertulang dia hampir tumbang saat mendengar ucapan ibu Raihan. Kharis buru - buru menghapusnya air katanya dan memasang wajah ceria saat sang ibu memanggil nya.
"Kharis sini nak! Kenapa kamu sangat terlambat pulang nya, kenal kan ini calon suami Karina." ucap sang ibu memperkenalkan calon suami Karina yang tak lain kekasih Kharis yang malam ini berjanji akan melamarnya.
"Hai kharis." Kharis menyapa dengan senyum getir, seolah dia tak mengenal Raihan.
Raihan yang di sapa oleh Kharis hanya terdiam dia jadi merasa bersalah terhadap gadis yang sangat tulus terhadap diri nya.
Hatinya Kharis hancur untuk yang kedua kalinya. dulu hubungan nya juga rusak karena sang kakak sekarang saat dia menemukan pria yang dia cintai dia juga yang merusak nya.
sedangkan Nirmala yang melihat Kharis menatap tak suka Kharis karena dia tau Kharis hanya anak dari adik Hariz Wijaya. yang sudah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat.
"Bu Kharis ke kamar dulu! capek banget." pamit Kharis.
kharis meletakkan apa yang dia beli tadi, dia diam - diam melirik Raihan dengan mata yang merah menahan tangis dan rasa kecewa terhadap apa yang di lakukan oleh Raihan.
Raihan bisa melihat kekecewaan di mata Kharis terhadap dirinya. Tapi dia tak bisa berbuat apa pun, hati nya memang masih sangat mencintai Karina.
"Maafin saya Kharisma! Bukan maksud saya melukai hati kamu. saya yang memang belum bisa melupakan Karina, saat saya melihat nya kembali rasa itu tumbuh lagi." batin Raihan dengan menatap kepergian Kharis yang hanya diam saja tak memberi komentar apa pun saat dia tau jika diri nya malah akan bertunangan dengan kakak keponakan nya.
Kharis berjalan keatas dengan menghapus air mata nya, saat sampai di kamar dia mengunci pintu kamarnya rapat, dia bersandar di balik pintu dan terduduk dengan menekuk kakinya. Kharis menangisi nasib nya yang selalu tak beruntung.
"Kenapa kalian tega sama saya! Kenapa kalian mempermainkan perasaan saya! Apa salah saya kak? Apa karena saya hanya keponakan di rumah ini jadi saya tak berhak mendapatkan kebahagiaan? Ayah ibu kenapa kalian pergi lihatlah putri kalian selalu tersakiti." tangis Kharis seorang diri.
Dia teringat saat dia menjalin hubungan dengan seorang pria saat itu, kesalahpahaman itu juga muncul karena Karina yang tega memfitnah dia sudah tak perawan lagi dengan menunjukan beberapa foto editan dia dengan pria lain hingga hubungan nya dengan sang kekasih saat dia duduk di kelas dua SMK putus. Hingga Kharis tau jika sang kakak juga mencintai kekasih nya yang bernama Soni saat itu. Soni cinta pertama Kharis.
Di bawah semua keluarga bahagia melihat kebahagiaan Karina, Damar dan Danu kakak kandung Karina mengucapkan selamat atas rencana pertunangan adiknya, Damar menatap kamar Kharisma yang tertutup rapat. walau Kharis bukan adik kandung nya dia sangat menyayangi Kharis.
"Puji suruh Kharis turun untuk makan malam gak enak semua orang makan malam bersama dia di kamar sendirian." perintah Damar kesang istri.
puji menuruti apa yang di katakan oleh suaminya, dia berjalan menuju kamar adik iparnya saat sampai dia mengetuk pelan pintu kamar Kharis yang terkunci dari dalam.
tok tok
"Kharis ini kakak ayo turun semua orang akan makan malam." ajak puji.
Kharis yang ada di dalam langsung mundur saat mendengar suara kakak iparnya, agar suaranya tak serak nya terdengar begitu dekat dengan menghapus air matanya. Kharis melangkah untuk membuka pintu setelah dia merasa baik - baik saja.
Cek lek!
Puji langsung mengerutkan dahi saat melihat mata sembab dan hidung merah Kharis.
"Kamu habis nangis Kha?" Tanya Puji.
"Gak kak. cuma capek saja dia mata berair, kakak ada apa manggil Kharis?" Tanya Kharis.
"Ayo kita maka malam." ajak Puji.
"Kharis gak lapar kak! Tadi di jalan karena macet Kharis sempat beli cemilan, kalian makan saja, gak perlu nunggu Kharis." ucap Kharis.
mendengar ucapan Kharis, puji akhirnya turun dan mendekat kearah semua orang, dia memilih membantu adik iparnya menyiapkan makan malam hingga hidangan buah yang sudah di kupas oleh pelayan rumah.
"Biar saya bantu." ucap Puji
Erika tersenyum dan membiarkan istri dari Damar ikut membantunya, Erika menatap keluar dapur dan tak melihat Kharis muncul merasa heran.
"Dimana Kharis kak Puji?" tanya Erika.
"Dia bilang dia sudah makan jadi nanti dia akan turun jika dia laper." jawab Puji.
Erika hanya mengangguk kan kepala saja dan mengambil nasi serta lauk untuk semua orang, sedangkan Puji menuangkan air minum ke gelas semua orang.
Kharis keluar kamar perlahan, dia melihat dari atas jika Raihan mencoba menggenggam jari tangan Karina dan Karina membalas genggaman tangan Raihan.dia hanya tersenyum miris dengan apa yang dia lihat dan dia rasakan.
"Wah jeng Hayati ini masakan nya enak banget." puji Nirmala.
"Jeng bisa saja, ini semua yang masak kedua menantu di rumah ini dan di bantu juga oleh Kharisma, dia pandai memasak loh jeng." ucap Hayati.
Nirmala memasang wajah tak suka saat mendengar nama Kharisma yang di puji. Beruntung Raihan tak banyak protes saat kedua orang tuanya memilih Karina dari pada anak dari adik Hariz.
Selesai makan malam mereka berbincang sesaat sebelum mereka semua pulang, agar Karina dan Raihan ada kesempatan untuk saling mengenal.
Karina mengajak Raihan taman yang mengarah kamar Kharis saat Kharis sedang berdiri menatap langit yang bertabur bintang. Mata Kharis tak sengaja melihat kearah dua orang yang sedang ngobrol sambil Karina tersenyum malu.
"Jujur Karin saya gak nyangka jika kedua orang tua saya ingin melamar kamu." ucap Raihan.
"Memang awal nya kamu mau melamar siapa?" Tanya Karina.
"Gak ada. maksud saya tadi saya gak nyangka jika kamu pilihan kedua orang tua saya. mau kan kamu memulai hubungan kita dari awal?" Tanya Raihan.
"Mau! Tapi apa selama kita putus dulu kamu mencintai wanita lain?" Tanya Karina.
"Bagaimana saya mau mencintai wanita lain, jika bayangan mu masih melekat di hati dan pikiran saya." ucap Raihan berbohong.
Karina tersipu malu mendengar ucapan Raihan dia merasa beruntung di cintai oleh Raihan begitu dalam.
sedangkan Kharis memilih untuk masuk kedalam kamar hati nya sakit saat melihat kebersamaan Raihan dengan kakak nya. Kharis membuka laptop nya dia mencari lowongan relawan untuk ikut membantu kegiatan di sana.
Setelah kepulangan semua anggota keluarga Raihan, Karina langsung menemui Kharis di dalam kamarnya.
Tok Tok
"Kharis kamu sudah tidur apa belum? kakak mau cerita." ucap Karin.
Kharisma yang ada di dalam sebenarnya belum tidur, tapi dia berpura-pura tak mendengar suara Karin, karena dia tak ingin bertemu dengan siapa pun.
Karin yang melihat pintu tak kunjung di buka, memilih untuk pergi dari depan pintu kamar adik nya dia mengira Kharis sudah tidur.
"Besok saja saya cerita mungkin Kharis sudah tidur." batin Karin.
Karin melangkah menuju ke kamarnya yang tak jauh dari kamar Kharis dengan senyum bahagia.
Sedangkan di dalam mobil Raihan mulai berpikir untuk menemui Kharisma besok untuk minta maaf atas apa yang terjadi malam ini.
Saat pagi menjelang Kharis bersiap untuk pergi ke butik nya tempat usaha yang dia yang dia miliki sebelum semua orang turun.
"Kharis kamu mau kemana pagi - pagi?" Tanya Erika istri Danu.
"Kharis harus ke butik kak, karena ada pesanan pakaian pengantin yang harus Kharis selesai kan." bohong Kharis.
"Ya sudah bawa bekal ini, kamu harus sarapan jangan sampai sakit." ucap Erika.
"Makasih kak?"
Kharis pergi menggunakan taksi, dia memutuskan untuk tak lagi memakai fasilitas dari keluarga paman nya, karena dia sadar dia hanya keponakan. Erika merasa heran saat melihat Kharis menggunakan taksi, tapi dia tak ingin banyak bertanya.
Saat sampai dia mulai membuka butik nya dan merapikan semua nya, sebelum anak buah nya datang. Sintia sahabat Kharis sejak kecil langsung berlari saat melihat butik nya sudah buka.
"Lho Kha! ternyata kamu yang buka butik nya, saya kira temen yang lain?" Tanya Sintia.
"Iya, nih lanjutin kerjaan nya saya harus melihat disain gaun pengantin yang kemarin, nanti bantu saya buat merancang nya ya." pinta Kharis.
Sinta menatap tajam mata sahabatnya itu yang terlihat sedikit sembab dan hitam.
"Kamu habis nangis?" Tanya Sintia.
"Enggak! Sudah saya keruangan saya dulu." pamit Kharis.
Kharis memang selalu tertutup jika mengenai masalah percintaan, dia tak ingin siapa pun tau tentang hati nya yang tak baik - baik saja.
Satu persatu semua karyawan Kharis sudah mulai berdatangan dan mulai melakukan pekerjaan mereka. sedang kan Kharis saat dia sedang sibuk dengan laptopnya dia mendapat email balasan dari apa yang dia kirim semalam. dia tersenyum senang saat melihat balasan yang dia kirim.
Kharis mulai mengisi semua data diri nya dia mulai menggunakan nama sang ayah untuk mengingat kan dia, jika dia terlahir dari Adi Wijaya bukan dari keluarga yang sekarang dia tinggal bersama. selesai mengirim semua data diri nya dia hanya tinggal menunggu hasil nya saja.
saat dia sedang sibuk dengan semua pekerjaan Sintia datang memberi tahu jika Raihan ingin bertemu.
Tok Tok
"Kha ada Raihan." ucap Sintia.
Kharis tersenyum dan memperlihatkan wajah baik - baik saja agar sahabatnya tak curiga.
"Suruh masuk saja Sin." perintah Kharis.
kharis menata hati nya agar dia tak menangis saat mendengar apa yang akan di katakan oleh Raihan nanti nya, dia menarik nafas saat melihat gagang pintu mulai di buka dan muncul lah Raihan.
"Apa saya mengganggu kamu?" Tanya Raihan.
"Katakan saja apa yang mau kamu katakan." jawab Kharis tanpa melihat kearah Raihan.
Raihan duduk di depan meja Kharis dia menatap mata Kharis yang sedikit hitam dan sembab.
"Kamu semalaman menangis?"
"Apa perduli kamu! Langsung saja apa yang mau kamu katakan jika tidak ada silahkan keluar karena saya sibuk." jawab Kharis.
melihat sikap Kharis, Raihan tau jika dia telah melukai hati gadis sebaik Kharis.
"Buat yang semalam saya benar - benar minta maaf, saya tau saya salah! tadi nya saat saya akan protes tapi mama dan papa mencegah dan saya tak bisa berbuat apa pun Kha, saat saya melihat Karin setelah sekian lama benih cinta itu tumbuh kembali." jawab Raihan tanpa memperdulikan perasaan Kharis yang terluka saat mendengar ucapannya.
"Jadi kalian pernah menjalin kasih dan saya hanya tempat singgah sementara kamu, saat dia kembali kamu memilih kembali pada masa lalu mu, silahkan saya tak masalah karena saya sadar saya hanya keponakan dari adik paman Hariz." ucap Kharis.
sebenarnya dia ingin marah dia ingin meluapkan rasa sakit hatinya dengan mengatakan kenapa kamu tega. Tapi semua dia tahan karena dia tak ingin di anggap sebagai wanita yang mengemis cinta.
"kamu gak marah?" Tanya Raihan.
Kharis hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan Raihan, wanita mana yang tak kecewa dan sakit hati jika di khianati.
"Pulang la Rai, saya gak mau kehadiran kamu di ketahuilah oleh Karin, karena saya bukan wanita yang suka membalas sakit hati terhadap orang. lagi pula saya sibuk banyak yang harus saya kerjakan." usir Kharis secara halus.
Mendengar ucapan Kharis, Raihan pegi dan Kharis menangis dengan menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Raihan bisa melihat dari balik jendela kaca jika gadis itu menangis karena dirinya.
"Maafin saya Kharisma, semoga kamu mendapatkan orang yang benar - benar tulus mencintai mu." batin Raihan dengan menatap Kharis sebelum dia benar - benar pergi.
Setelah kepergian Raihan dari ruangan nya Kharis menghapus air matanya, mulai sekarang dia menutup hatinya dia tak akan lagi mudah untuk memberikan hati kepada pria mana pun, karena dia takut tersakiti lagi.
Di rumah keluarga Wijaya semua orang sibuk menunjukkan contoh undangan pertunangan antara Raihan dan Karina. serta brosur gaun untuk pertunangan dia nanti.
"Mah soal gaun biar Kharis saja dia bisa bantu mah, dia kan pintar milih gaun yang cocok untuk pertunangan dan dekor juga bisa suruh tim nya Kharis, Karin ingin Kharis yang merancang gaun pertunangan Karin dan Raihan mah." pinta Karin.
"Iya sayang nanti setelah Kharis pulang kita bicarakan ini semua ya sayang." jawab sang ibu.
Karina tersenyum senang mendengar ucapan ibunya, dia memeluk erat tubuh ibunya yang sangat dia sayangi. Mereka dengan senang hati memperlihatkan perhiasan yang akan di gunakan oleh Karin saat malam pertunangan nya.
Semua orang ikut bahagia saat melihat kebahagiaan putri dari keluarga Wijaya yang sebentar lagi akan bertunangan dengan anak dari rekan bisnis sang ayah.
"Kamu bahagia banget sih Karin?" Tanya Puji sang kakak ipar.
"Iya dong kak, karena Raihan itu sejak dulu mengejar Karin, sayang Karin dulu gak suka sama dia, Karin malah lebih suka sama adik nya Soni, sayang Soni nolak Karin saat itu, karena dia sudah punya pacar saat itu." ucap Karin.
Karin tak menceritakan siapa pacar Soni karena dia tak karena dia tak ingin di bilang merusak hubungan orang.
"Kenapa semalam gak kelihatan adik nya Raihan?" Tanya Erika.
"Kalau soal itu Karin gak tau." jawab Karin.
Karin memang tidak tahu soal Soni setelah putus dari Kharisma, karena dia memang tak ingin tau. yang jelas saat itu Karin senang jika Kharis putus dari Soni.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!