NovelToon NovelToon

Possessive Psychopath Boyfriend

Possessive Psychopath Boyfriend | 1. Awal

Seorang gadis merebahkan kepalanya di atas mejanya sambil menutup matanya. Dengan mata yang tidak terlalu terpejam Calista mendengar suara samar-samar suara sahabatnya tak berselang lama kursi yang berada di sebelah Calista bergeser dan Calista pun bangun dari tidurnya.

"Pagi," sapa sahabat satu-satunya yang Calista punya.

"Gimana hari ini? Tidur jam berapa?" tanya Reyhan

"Lo pasti tau jawabannya kenapa tanya lagi dasar dodol," sahut Calista.

"Lo kagak tidur lagi! Apa lo udah gila!" Teriak Reyhan yang mendapatkan tatapan seisi kelas.

"Mau gimana lagi lo tau sendiri gue kerja parah waktu di berbagai tempat kantin pun jadi tempat gue kerja saking miskinnya gue," ujar Calista.

Reyhan pun terdiam setelah mendengarkan perkataan Calista yang terakhir. Memang benar adanya Calista berkata demikian karena Calista terlahir dari keluarga yang sederhana mungkin jauh dari kata sederhana karena Calista hanya tinggal berdua dengan sang ibu yang juga berkerja sebagai pembantu. Mereka harus membanting tulang untuk melunasi hutang mendiang sang ayah yang sudah meninggal maka dari itu Calista mau tidak mau Calista berkerja ekstra agar semua hutang terlunasi.

"Mending lo kurangi ngambil kerjaan banyak-banyak kek gitu dari pada lo kagak bisa tidur nanti lo bisa sakit lagi," nasehat Reyhan.

"Kalau gue bisa ngurangi bakalan gue kurangi deh semua kerjaan yang gue ambil gajinya gak seberapa belum lagi buat bayar uang sekolah, bayar hutang, kebutuhan gue dan kebutuhan lainnya." jelas Calista.

Reyhan hanya bisa memandang wajah Calista yang kelelahan dan terdiam karena tidak tau lagi harus berkata apa lagi karena jawaban Calista selalu membuat Reyhan terdiam seribu bahasa. Reyhan dan Calista sudah bersahabat sudah sejak lama saat duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga sekarang.

Murid mulai memasuki ruangan dan mengisi kursi mereka masing-masing tak berselang lama guru yang mengajar masuk dan memulai kelas. Sedangkan Calista masih dalam keadaan yang sedikit mengantuk yang mengharuskan Raihan yang duduk di sebelahnya harus mencatat pelajaran yang sekarang sedang berjalan tujuannya agar Calista tidak ketinggalan kebiasaan ini memang sudah sering Reyhan lakukan bukan karena Calista pemalas akan tetapi Calista termaksud murid yang selalu menjadi juara kedua setelah Reyhan. Karena cita-cita Calista ingin memasuki universitas ternama agar ia bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus agar bisa melunasi hutang mending ayahnya.

Senggolan tangan membuat Calista langsung fokus menuju ke arah depan karena kode yang di berikan oleh Reyhan adalah kode di mana guru yang mengajar sudah sering melihat ke arah meja mereka berdua, walaupun meja mereka barisan ke lima tetap saja guru yang mengajar sekarang adalah guru killer di sekolah ini.

...•••...

Pagi ini Elard sudah bersiap dengan pakaian sekolah jika di lihat lagi tidak ada kerapian yang terlihat dari diri Elard. Rambut sedikit berantakan, baju di keluarkan, mirip seperti preman pasar. Di pandang laki-laki dan wanita paruh baya yang sudah berumur lebih dari 60 dan 57 tahun sedang berada di meja makan. Rasa ingin menyapa saja Elard tidak sudi apa lagi harus makan berdua dengan mereka lebih tepatnya orangtuanya. Karena waktu mereka hanya berkerja dan terus berkerja tidak pernah memperdulikan anaknya mau bagaimanapun kelakuannya. Tapi Elard tidak terlalu memperdulikan hal itu sekarang karena yang di butuhkan Elard adalah hanya uang, uang dan uang saja.

"El, apa kamu tidak sarapan?" ucap Pak Irfan saat melihat Elard hanya berlalu.

"Ada rangka apa Papa peduli dengan, El?" tanya Elard sambil menenteng tas di bahu sebelah kirinya.

"Apa maksudmu? Papa tidak mengerti," jawab Pak Johan.

"El, jangan pernah membantah apa yang Papamu katanya, duduk dan sarapan sekarang," perintah Bu Luvenia.

"Jangan sok peduli dengan Elard, karena Elard tidak membutuhkan hal itu." Elard mengambil kunci yang berada di jejeran tempat khusus menaruh kunci mobil. Elard menuju garansi mobil lalu menjalankan mobilnya untuk menjemput kedua sahabatnya.

...🍀🍀🍀...

Elard dan teman-temannya sudah sampai di sekolah. Mereka menaiki mobil Elard untuk sampai di sekolah.

Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah dengan gaya khasnya. Banyak sekali pasang mata menatap mereka kagum, apalagi kaum wanita sekolah ini. Walaupun mereka terbilang laki-laki paling jahat di sekolah ini tapi mereka sangat mengagumi ketampanan Elard.

Siapa yang tidak kenal dengan Elard Deon Zephyr. Anak dari pemilik yayasan SMA Adhagara Bangsa. Tidak heran jika Elard terkenal di sekolah.

Sesampainya diruang kelas mereka. Elard berjalan ke arah bangkunya lalu menaruh tasnya di atas meja. Elard memang duduk sendiri di bangku tidak ada orang yang berani duduk di sebelah Elard.

"Elard," panggil Arga.

Elard hanya berdehem tengah asik memainkan ponselnya.

"Tugas lo yang di beri miss Caca sudah selesai?" tanya Arga.

"Emang kenapa? Lo mau nyontek?" tanya Elard.

"Hehehe lo tau aja," ucap Arga.

"Lo itu ya otak lo buat apa kalau bukan buat mikir? Otak isinya sampah semuanya. Lo di kasih otak buat mikir bukan buat di anggurin kayak jemuran buat apa tuhan kasih otak kalau bukan buat mikir? Otak gak guna lebih baik gausah punya otak sekalian!" tungkas Elard lalu memberi buku tugasnya kepada Arga.

Selain memiliki julukan dewa kematian, Elard juga memiliki otak yang encer. Tak heran walaupun sikapnya seperti berandalan ia juga memiliki prestasi.

Jlebbbb

Bak drama Arga berpura-pura menancapkan pulpen yang sedang ia pengang kearah dadanya seolah-olah pulpen itu adalah sebuah pisau yang menancap di dadanya. "Princess gak kuat tolong dedek bang." ucap Arga.

Elard menatap Arga lalu kembali fokus pada ponselnya. Inilah Elard selalu berkata pedas terlebih dahulu sebelum memberikan apa yang di inginkan ini adalah ciri khas Elard akan tetapi sifat Elard sudah biasa bagi mereka maka dari itu mereka tidak sakit hati.

...•••...

Kelas pertama telah usai semua murid keluar menuju ke kantin di mana mereka mengisi perut mereka yang telah kroncongan. Akan tetapi tidak bagi Calista yang harus buru-buru menuju kantin untuk berkerja paruh waktunya.

Reyhan menatap ke arah di mana Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket menuju ke kantin untuk berkerja. Sebenarnya Reyhan kasihan kepada Calista akan tetapi ketika Reyhan ingin membantu selalu di tolak oleh Calista karena ia tidak suka di kasihani itu bisa membuatnya terlihat lemah.

Di sisi lain Calista menatap langit biru yang begitu cerah hari ini. Rambut yang terurai panjang terayun diterpa angin hingga menutupi sebagian wajahnya. Merasa terganggu Calista menyelipkan rambutnya kebelakang telinganya dan menghela nafas sejenak lalu melanjutkan berjalan menuju ke kantin.

Sesampainya di kantin Calista langsung memakai baju yang biasanya ia pakai untuk berkerja di kantin. Tak berselang lama semua murid datang untuk makan siang bersama grup mereka atau sendiri saja. Karena sekolah ini sebenarnya sekolah untuk orang yang berkelas seperti penerus perusahaan yang di kelola oleh orangtua mereka. Sebelum ayah Calista meninggal ia sudah berada di sekolah ini karena Calista menyangka bahwa ia bisa meneruskan perusahaan sang ayah akan tetapi takdir berkata lain dan nasib Calista 99% berubah saat ayahnya meninggal dunia dan sekarang ia harus berkerja keras untuk melanjutkan hidupnya bersama sang ibu.

Beberapa murid datang untuk mengambil makan siang mereka. Begitu juga dengan sang sahabat Calista yang memberikan senyum kepada Calista yang sedang melayani.

Kantin yang awalnya tidak terlalu ramai tiba-tiba begitu ramai ketika gerombolan pria yang sangat di kagumi semua wanita yang berada di sekolah ini menuju ke kantin bersama dengan para gengnya.

Siapa yang tidak mengenal geng Arthstar, geng yang terkenal begitu sadis jika berurusan dengan mereka mungkin bisa nyawa mereka menjadi taruhannya maka dari itu tidak ada yang berani dengan mereka dan salah satu geng mereka adalah pemilik sekolah ini.

Memiliki wajah nyaris sempurna membuat ketua geng itu sangat di cintai banyak wanita. Siapa lagi kalau bukan Elard Deon Zephyr, sang ketua dari Arthstar.

Banyak yang rela menjadi selingkuhan Elard dengan alasan agar bisa menjadi milik Elard walaupun dengan catatan selingkuh. Sudah tidak heran lagi semua itu terjadi karena Elard memang suka bergonta-ganti pasangan yang bisa membuat wanita yang dulu ia kencani menjadi frustasi jika di putusin oleh Elard.

Memang benar bodoh adanya tapi mau bagaimana lagi hampir wanita di sekolah ini mau menjadi mainan Elard.

Kadang Calista tidak habis pikir dengan pola mereka kenapa mau saja di permainan oleh Elard padahal pria yang seperti Elard banyak di luar sana.

Calista mengabaikan kegaduhan yang terjadi ia lebih fokus berkerja sekarang. Calista membersihkan wadah-wadah yang berisikan makanan yang belum habis di depannya, terdiam sejenak sambil menatap wadah yang berada di depannya.

"Dulu saja aku menyia-nyiakan makanan dan sekarang aku tau bagaimana jika tidak memiliki makanan, ya mungkin ini karma yang aku terima," batin Calista.

Selesai merenung Calista kembali melakukan aktivitas yang tertunda tadi. Ketika ingin membawa semua bekas makanan menuju belakang seseorang menyenggol lengan Calista yang mengakibatkan wadah dan bekas makanan berceceran dimana-mana dan membuat lantai menjadi kotor.

Calista melongo melihat ke arah lantai. Ketika di lihat ternyata sang pelaku yang membuatnya seperti ini adalah Elard ketua geng Arthstar. Tanpa banyak basa-basi Calista membersihkan wadah-wadah yang berada di lantai.

Akan tetapi sebelumnya membersihkan wadah-wadah sebuah tangan menarik lengan Calista yang membuat tubuh Calista menabrak dada bidang Elard. Mata saling bertemu menatap satu sama lain membuat Calista terdiam sejenak begitupun dengan Elard.

Elard mendekati telinga Calista.

"Kamu baru saja berurusan denganku, jangan berharap lolos karena ini awal bagimu untuk masuk ke dalam hidupku," bisik Elard.

"Apa maksudmu? Gue gak paham?" tanya Calista.

"Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan tadi?"

Calista menggeleng cepat.

"Kamu akan menjadi mainanku sekarang, semoga kamu paham," ucap Elard langsung melepaskan Calista yang sebelumnya Elard peluk.

Terdiam membeku ketika satu kalimat keluar dari mulut Elard yang membuat tubuh Calista tegang. Apa mungkin nasib Calista akan sama dengan korban Elard yang berakhir di rumah sakit. Tangan Calista menjadi panas dingin karena ketakutan.

Possessive Psychopath Boyfriend | 2. Korban

Setelah menetralkan ketakutan Calista melanjutkan membersihkan wadah-wadah yang berada di lantai.

Membutuhkan waktu 2 jam lebih akhirnya pekerjaannya Calista selesai dan sekarang menuju ke kelas karena sebentar lagi kelas kedua akan dimulai. Berjalan menyusuri lapangan basket sambil memakan roti yang ia bawa dari kantin tadi sebenarnya Calista belum ada makan sama sekali karena kantin hari ini cukup ramai di tambah lagi ada kegaduhan tadi.

Di sisi lain seseorang tengah menatap perempuan yang berjalan menyusuri lapangan basket dan sebuah roti yang ada di tangannya.

"Cantik." Satu kata keluar dari mulut pria yang memandang wajah cantik Calista.

...•••...

Lonceng terakhir berbunyi menandakan bahwa kelas telah usai. Semua murid keluar dari kelas mereka masing-masing begitu juga dengan geng Arthstar. Seperti biasanya mereka pergi ke markas mereka yang berada di belakang sekolah yang hanya mereka saja yang tau tempatnya. Karena tidak ada satu orangpun yang tau tak terkecuali para guru pun tak tau akan hal itu.

Di kursi panjang Elard mengeluarkan ponselnya di dalam sakunya untuk memainkan game untuk menghilangkan rasa bosan selama menunggu hari menjadi gelap. Hal ini biasa di lakukan Elard jika ia malas untuk pulang ke rumahnya. Tidak ada keharmonisan keluarga menjadikan sifat Elard menjadi keras dan tidak bisa di lawan baik kedua orangtuanya maupun orang yang mengenal Elard.

"Menurut kalian cewek kantin itu cantik juga ya padahal dia udah lama di sini tapi kenapa ya dia baru muncul sekarang?" ujar Arga.

"Tidak sekedar cantik tapi dia memang cantik banget. Bener juga apa yang lo bilang gue juga baru tau kalau ada cewek cantik di kantin yang selama ini gue tau pelayan di kantin semua tua apa dia karyawan baru? Tapi gak mungkin di karyawan baru karena dari yang gue lihat dia pakai seragam yang persis sama kek kita," jelas Juna.

Tak ada niatan untuk ikut mengobrol dengan Arga dan juga Juna yang tengah membahas perempuan yang berada di kantin tadi.

"Diam aja lo lagi sariawan lo? Diem mulu," gurau Juna

Elard menatap sengit ke arah Juna yang membuat nyali Juna menciut. Elard bangun dari tidurnya dan menatap ke dua sahabatnya. Elard tersenyum sinis membuat kedua sahabatnya saling menatap tapi seketika mereka paham dengan senyum itu.

"Tanpa lo jelasin ke kita kami ngerti arti senyum lo itu," ucap Arga.

Mereka sudah paham betul apa yang ada di pikiran Elard sekarang.

"Gue ngikutin apa yang lo mau aja," ujar Juna.

"Kita nikmati permainan baru kita," tambah Elard.

Arga menatap Juna dan Juna hanya mengangkat bahunya tidak tau.

...•••...

Seorang gadis tengah duduk manis di halte bus sambil terus melihat ke arah  jalanan yang banyak mobil dan motor berlalu lalang. Di sini Calista menunggu bus yang sedari tadi tidak ada yang lewat satu pun. Jam menunjukan hampir jam tiga ini bisa membuat sang bunda khawatir, ponselnya pun mati akibat baterainya habis. Akibat ponselnya mati Calista jadi tidak bisa menghubungi sang bunda untuk memberi kabar bahwa ia akan pulang lambat.

Menunggu cukup lama tiba-tiba sebuah motor sport berhenti di depan Calista yang membuat Calista sedikit was-was. Takut jika orang yang ada di depannya ini orang jahat yang akan berbuat jahat kepadanya. Tapi ketika ia membuka helmnya membuat rasa khawatir Calista di gantikan dengan senyuman kearahnya.

"Kok lo belum pulang?" tanya Reyhan

"Jadi ini lo, tumben banget lo bawa motor?" tanya Calista.

"Mobil gue di bengkel terpaksa gue bawa motor dulu," jawab Reyhan.

"Kenapa lo belum balik jam segini?" tanya Reyhan.

"Gue nungguin bus tapi gak ada yang lewat, terus lo kenapa belum balik juga?" tanya Calista balik.

"Gue habis rapat OSIS jadi balik lambat balik bareng gue aja," ajak Reyhan.

"Enggak deh kasihan lo pasti capek habis rapat tadi," tolak Calista.

"Enggak kok. Buruan naik sebelum geng Arthstar gangguin lo," ucap Reyhan.

Tanpa berpikir panjang lagi Calista akhirnya mengiyakan tumpangan Reyhan. Karena Calista tau bagaimana kejamnya geng Arthstar. Dari pada Calista kenapa-kenapa lebih baik ia ikut pulang bersama Reyhan.

Reyhan memberikan helm kepada Calista. Setelah Calista naik dengan kecepatan sedang Reyhan membawa motornya.

"Lo gak mampir dulu?" tawar Calista setelah sampai di rumahnya.

"Enggak gue mau langsung balik aja," ujar Reyhan.

"Ya, sudah kalau gitu,"

"Oke, gue balik dulu ya."

"Oke, hati-hati."

...•••...

"Gue balik dulu," ucap Elard yang memutuskan untuk pulang setalah berjam-jam berada di markas mereka.

Geng Arthstar tidak hanya mereka bertiga saja akan tetapi Elard memiliki banyak anak buah yang berada di sekolah yang berbeda. Ketika geng Arthstar akan melakukan tawuran maka sebagai ketua geng Arthstar Elard menghubungi geng Arthstar.

"Tumben lo balik cepet?" tanya Juna heran.

"Gue punya urusan bentar," jawab Elard.

"Cewek lo yang mana lagi?" Seperti tau aktifitas Elard Arga menanyakan hal itu.

"Aluna, dia ngajak gue jalan. Kalau dia gak di turuti bisa berisik, dah gue cabut dulu." Elard mengambil kunci mobilnya untuk menuju ke rumah sang kekasih.

Mobil Elard melaju dengan cepat sedang. Tak jauh dari sekolahnya mobil Elard tiba di depan rumah gadis bernama Aluna. Elard merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Aluna bahwa ia sudah ada di depan rumahnya. Tak berselang Elard mengirim pesan kepada Aluna gadis berambut sebahu keluar dengan senyum manis kearah Elard.

Aluna Sagita, gadis yang berhasil Elard dapatkan. Gadis yang menjadi pelapisan Elard di kala ia bosan dengan kekasihnya yang lain. Elard memiliki 5 kekasih dalam satu sekolah akan tetapi mereka tidak mempermasalahkan hal itu. Bisa berpacaran dengan Elard adalah suatu keberuntungan untuk mereka, karena mereka bisa berpacaran dengan pemilik sekolah di tambah lagi Elard adalah laki-laki yang tampan sekali di sekolah maka dari itu ketika Elard berselingkuh mereka hanya diam saja.

Aluna merangkul lengan Elard dengan manja.

"Ayo kita jalan," ucap Aluna.

"Kita ke mana?" tanya Elard sebelum masuk ke dalam mobil.

"Kita ke restoran yang biasanya kita makan di sana aja," ujar Aluna.

"Gue gak mau di sana bosan sama makanannya cari tempat lain aja," kata Elard.

"Kalau gitu kita makan sate mang Koko aja gimana? Kita lama gak ke sana tuh jadi kita ke sana aja,"

"Oke." Elard berlalu menuju mobilnya.

Setelah Aluna berada di dalam mobil Elard menjalankan mobilnya menuju ke tempat penjual sate tempat biasanya ia makan.

Memang membutuhkan waktu yang lama baru mobil Elard tiba di tempat mang Koko. Elard dan Aluna mencari tempat duduk yang masih kosong karena malam hari ini tempat Mang Koko sangat ramai.

Aluna memasak sate seperti biasanya, sedangkan Elard harus membalas satu persatu kekasihnya yang mengirim pesan kepadanya.

"Pak, apa satenya masih ada?" ucap seorang gadis yang berhasil mengalihkan perhatian Elard dari ponselnya dan mencari sumber suara yang ia kenal.

Gadis yang memiliki senyum pipit yang memakai baju tidur bermotif Doraemon dengan rambut di ikat menjadi satu membuat kecantikannya bertambah dua kali lipat.

Calista, gadis yang tengah Elard pandang sekarang. Setiap gerak-geriknya tidak pernah terlewatkan oleh Elard. Aluna yang berada di sebelahnya pun tidak di hiraukan oleh Elard. Pesanan Elard dan Aluna telah tiba, akan tetapi Elard masih fokus kepada Calista yang masih duduk sambil menunggu pesanannya siap. Sate yang di pesan oleh Calista sudah selesai di buat dan sekarang ia harus membayar pesanannya dan pulang ke rumah. Calista hari ini tidak selera makan masakan sang bunda maka dari itu ia pergi keluar untuk mencari makanan yang lainnya dan akhirnya ia memutuskan untuk membeli makan ya walaupun sesekali tidak masalah.

Setelah kepergian Calista, barulah Elard fokus pada makanannya yang mulai dingin. Aluna yang mulai habis sedangkan Elard baru makan.

...•••...

Calista memegangi dadanya saat sudah berada di dalam rumah. Detak jantung yang berdetak begitu cepat membuat Calista menetralkan detak jantungnya. Ia benar-benar ketakutan saat tidak sengaja melihat Elard dengan wanita yang Calista tau itu adalah salah satu wanita yang berpacaran dengan Elard, sebenarnya Calista sudah mengetahui bahwa ada Elard akan tetapi perutnya meronta-ronta untuk di isi mau tak mau Calista memberanikan diri untuk ke sana tetapi ia pura-pura tidak melihat bahwa ada Elard. Karena memang kebetulan Calista hari ini libur berkerja.

"Kamu kenapa?" tanya sang Bunda yang membuat Calista terkejut.

"Eng--enggak apa-apa Bun," jawab Calista masuk ke dalam kamar.

Possessive Psychopath Boyfriend | 3. Menganggu

Pagi ini seperti pagi biasanya di mana seorang gadis bersiap-siap untuk menempuh perjalanan menuju ke sekolah. Jarak antara rumah dan halte bus lumayan jauh tapi tidak mengurungkan niat Calista untuk terus menempuh pendidikan. Dulu sebelum sang ayah meninggal ia selalu berangkat diantar oleh mobil pribadi sekarang jauh berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang. Di mana ia harus berjalanan kaki menuju ke halte bus.

Nafas panjang keluar dari mulut Calista saat ia sudah tiba di halte bus, cukup melelahkan tapi mengeluh pun tidak bisa merubah keadaan. Tak menunggu terlalu lama bus tiba dan seseorang pun tiba akan tetapi ia kalah cepat dengan bus.

"Sial gue telat lagi," ucap seseorang yang baru saja tiba di halte bus di mana sebelumnya Calista menunggu.

Sesampainya di sekolah Calista berjalan seperti biasa menyusuri lapangan basket yang menjadi jalan favoritnya. Keadaan sekolah masih sepi hanya beberapa murid saja yang berada di sekolah termaksud Calista. Ketika asik berjalan sendiri tiba-tiba seseorang menarik lengan Calista yang membuat tubuh Calista menabrak dada bidangnya yang cukup keras.

"Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Elard.

Calista mencoba melepaskan tubuhnya dari Elard akan tetapi tenaga Calista tidak sebanding dengan Elard.

"Mau lu apa sih? Jangan ganggu gue!" kata Calista.

"Apa yang aku mau?"

Elard mendekati telinga Calista. "Apa kurang jelas perkataanku semalam? Kamu tidak akan bisa lepas dariku jika sudah berurusan denganku," tutur Elard.

"Gue gak ada buat masalah sama lu kenapa lu gak lepasin gue? Salah gue di mana?"

"Jika aku mendengarmu memakai lu gue akan ku pastikan hidupmu makin tidak tenang," ucap Elard.

Tubuh Calista menenggang. Tidak bisa terbayangkan jika berurusan dengan geng Arthstar yang siapapun korbannya akan berakhir di rumah sakit. Apa nasib Calista akan sama dengan mereka juga? Apa malah menjadi korban Elard yang lebih parah. Karena yang selama ini yang Calista tau semua korban Elard hanya pria mungkin perempuan hanya Calista lah yang akan menjadi satu-satunya korban Elard selanjutnya.

"Ak--aku mohon jangan mengangguku karena hidupku sudah susah jangan kamu tambahin lagi," pinta Calista memohon.

"Bagaimana ya? Kamu adalah wanita yang aku inginkan," ucap Elard.

"Tapi untuk sekarang kamu boleh pergi," tambah Elard melepaskan Calista.

Dengan pandangan kosong Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket. Tubuh yang sedikit lemas membuat tubuh Calista sedikit tidak seimbang.

Saat sudah di kelas Calista pun masih memikirkan perkataan Elard.

Sepi yang terasa di dalam kelas membuat suasana pas dengan hati Calista saat ini. Melamun memikirkan perihal kejadian di lapangan basket tadi pagi.

"Ca!" panggil Reyhan.

"Ca!" panggilan kedua juga tidak membuat Calista menoleh ke arah Reyhan.

Tepukan di pundak membuat Calista tersadar dari lamunannya dan mendengarkan panggilan Reyhan.

"Kenapa?" tanya Calista.

"Lu kenapa sih? Di panggil dari tadi kagak nyahut?"

"Sorry gue gak denger lu panggil," ucap Calista.

Reyhan mengerutkan keningnya saat melihat sikap Calista. "Lu kenapa?" tanya Reyhan.

"Gue gak apa-apa," jawab Calista bohong.

"Kita gak kenal sehari dua hari ya Ca, kita dah kenal lama jadi saat lu bohong pun gue tau," ucap Reyhan.

"Beneran gue gak apa-apa." Jika Calista berkata jujur bisa jadi Reyhan akan khawatir oleh keadaanya.

Kelas mulai ramai begitu juga tak lama bel berbunyi menandakan kelas akan di mulai. Masih sedikit memikirkan kejadian tadi pagi membuat Calista tidak fokus untuk belajar kali ini.

Tubuh Calista menenggang ketika tak sengaja melihat Elard berada di luar kelasnya dengan senyum penuh arti, murid yang melihat Elard pun berteriak histeris karena baru kali ini Elard berada di kelas mereka, tapi semua kejadian ini sebab Elard ingin melihat korbannya yang lain dan tak bukan adalah Calista.

Mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain agar tidak bisa melihat Elard membuat tubuh Calista sedikit takut dan jantung berdetak kencang. Keringat dingin membasahi telapak tangan Calista.

Elard sudah tidak ada, teriakan pun mulai berhenti. Pelajaran pun berlanjut hingga selesai.

Reyhan melihat Calista sedikit terburu-buru dari biasanya membuat Reyhan menjadi heran. "Ca, lu beneran gak apa-apa?" tanya Reyhan meyakinkan.

"Iya gue gak apa-apa kok lu kagak usah cemasin gue," jawab Calista.

"Ya, udah kita ke kantin bareng aja," tawar Reyhan.

"Lu duluan aja," ucap Calista.

"Oke kalau gitu gue duluan, ya."

Murid mulai keluar dari kelas begitu juga dengan Calista, tapi Calista sedikit berat saat keluar dari kelas jika tidak berkerja Calista memilih untuk berdiam diri di kelas, akan tetapi keadaan yang membuatnya harus melakukannya. Saat mencapai depan pintu sebuah tangan menarik lengan Calista yang membuat Calista berbalik arah. Mata mereka bertemu dan mereka saling menatap satu sama lain. Siapa lagi yang berbuat seperti ini selain Elard laki-laki yang sudah membuat Calista berbalik arah dan sekarang Elard tersenyum sinis kearah Calista.

"Mau ke mana kamu?" tanya Elard.

"Ak---aku mau ke kantin untuk berkerja." Rasa gugup sedari tadi yang Calista rasakan tidak kunjung hilang apa lagi sekarang harus bertemu lagi dengan Elard yang akan terus menganggu hidupnya.

"Kamu ke sana bareng kita-kita," ucap Elard yang di angguki kedua sahabatnya.

"Ta--tapi aku harus berkerja," ucap Calista.

"Kamu gak usah kerja hari ini," ucap Elard.

"Kalau aku gak kerja bisa-bisa aku akan di pecat,"

"Kamu mau bantah ucapanku?" tanya Elard sambil memegang dagu Calista.

Calista hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagus, ayo kita ke kantin." Elard mengandeng tangan Calista menuju kantin.

Jantung Calista berdetak lebih cepat karena mendengar ucapan Elard yang akan mengajaknya ke kantin. Ini bukan prihal Calista bahagia karena bisa bersama dengan orang tampan tapi ini prihal tentang Calista yang akan bersama dengan psychopath.

Elard mengandeng tangan Calista menuju kantin sedangkan kedua sahabatnya mengikuti ketuanya dari belakang. Saat berada di kantin mata Calista dan Reyhan saling bertemu. Calista mencoba memberi isyarat kepada Reyhan untuk tidak melakukan apa-apa agar Reyhan tidak terkena masalah, akan tetapi Reyhan malah bertanya-tanya kenapa Calista bisa bersama dengan Elard. Seisi kantin melihat kejadian di mana Elard mengandeng tangan Calista yang diketahui adalah pelayan kantin dan sekarang ia bersama dengan Elard yang bagi mereka tidak pantas untuk Elard.

Kejadian ini tak luput dari pandangan kekasih-kekasih Elard yang tak jauh dari tempat Elard berjalan. Di dalam hati Calista terus berdoa agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Meja paling pojok adalah tempat di mana biasanya Elard dan teman-teman duduk menghabiskan waktu untuk makan. Biasanya mereka hanya bertiga sekarang mereka mendapatkan anggota baru yang lebih tepatnya adalah korban baru Elard selanjutnya.

"Lu pesan apa?" tanya Juna kepada ketiga sahabatnya.

"Gue pesan kek biasanya aja," jawab Arga.

"Gue samain kayak Arga aja," tambah Elard.

"Lu pesan apa?" tanya Juna kepada Calista yang terus menunduk sejak tadi.

Elard menggenggam tangan Calista yang membuat Calista tersadar.

"Kamu pesan apa?" tanya Elard.

"Ak--aku pesan jus alpukat aja," jawab Calista.

"Tidak boleh, kamu harus makan banyak karena kamu kelihatan kurus. Aku gak tega saat nyiksa korbanku kurus kayak gini. Jun, pesenin dia bakso plus susu coklat." Elard memesankan makanan untuk Calista.

Sedangkan Calista hanya diam duduk tanpa bisa berkutik. Dari kejauhan Reyhan melihat Calista yang berada di geng Arthstar. Dengan mengumpulkan keberanian Reyhan menghampiri Calista.

Reyhan menarik tangan Calista yang membuat Calista terkejut akan tetapi sebelum Reyhan membawa Calista pergi, Elard lebih dulu menarik tangan Calista sehingga membuat mereka saling tarik-menarik.

"Lepasin dia!" ucap Reyhan.

"Lepasin? Ada hak apa lu bilang kayak gitu? Lu pacarnya? Atau siapanya?" ujar Elard.

Reyhan yang terdiam saat Elard mempertanyakan hal itu kepadanya tidak bisa mengembalikan apa yang di katakan oleh Elard karena memang status mereka hanya bersahabat. Elard menarik paksa Calista dari Reyhan dan tubuh Calista menabrak dada Elard yang membuat siapa saja berteriak melihat kejadian itu tak terkecuali dengan para kekasih Elard. Merasa geram ada seseorang yang lebih di utamakan oleh Elard membuat mereka ingin membalas dendam kepada Calista.

Sedangkan Calista ia hanya menunduk tidak tau apa yang akan ia lakukan. Reyhan menatap wajah Calista yang sedang ketakutan karena berada di gerombolan geng Arthstar. Entah keberanian dari mana Reyhan menonjok wajah Elard yang membuat Elard tersungkur. Kejadian itu sontak membuat siapapun yang melihatnya terkejut tak terkecuali Calista juga dengan cepat Reyhan membawa Calista kabur dari kantin tapi semua usaha Reyhan membawa kabur Calista sia-sia karena Elard lebih dulu mencegah mereka pergi.

Satu pukulan di terima oleh Reyhan yang membuat Reyhan sekarang yang tersungkur. Perkelahian antar Reyhan dan Elard tidak terelakan jika Calista tidak melerainya karena kedua sahabat Elard hanya diam dan menonton saja murid yang lain pun sama seperti itu juga.

"Elard! Hentikan!" teriak Calista.

Elard berhenti melayangkan pukulan kepada Reyhan karena mendengar teriakkan Calista.

"Apa kamu lakukan? Mencoba membunuh orang!" teriak Calista.

Elard tersenyum sinis kearah Calista.

"Aku membunuh seseorang menurutku sudah biasa bagiku. Jika aku bunuh Reyhan pun tidak masalah buatku," ucap Elard dengan santai.

Ketika Calista ingin menolong Reyhan tangan Elard menarik Calista mengisyaratkan bahwa Calista tidak boleh menolong Reyhan.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Elard.

"Apa kurang jelas kalau aku ingin menolong Reyhan?"

"Jika kamu menyentuhnya aku akan membunuhnya," sebuah ancaman tidak mempan untuk Calista.

Calista menatap Elard di mana matanya memancarkan kemarahan yang begitu jelas. "Jika kamu membunuhnya aku yang akan membunuhmu setelah itu." ujar Calista.

Murid yang berada di sana tidak percaya apa yang Calista katakan kepada Elard.

Calista menatap Reyhan yang sudah tidak berdaya akibat pukulan Elard yang begitu brutal dengan cepat Calista membawa Reyhan pergi ke UKS agar segera Calista obati. Elard menatap kepergian Calista yang membawa Reyhan pergi dari kantin. Gerombolan yang melihat perkelahian antar Reyhan dan Elard berangsur membubarkan diri mereka masing-masing. Sedangkan Elard memilih pergi juga ke markasnya. Kepergian Elard pasti tidak sendiri ia di ikuti oleh kedua sahabatnya.

Di tempat lain lebih tepatnya di UKS Calista sibuk mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Reyhan. Membuka kotak P3K dan mengambil alkohol agar darah berhenti mengalir.

"Mungkin ini sedikit perih lu tahan, ya." Peringat Calista kepada Reyhan.

"Aww!" keluh Reyhan saat kapas yang sudah di beri Calista alkohol menyentuh lukanya.

"Perih, ya? Tahan bentar," ucap Calista.

Reyhan mencoba menahan rasa perih yang ia rasakan agar Calista cepat menyelesaikan mengobatinya. Selesai membersihkan luka Reyhan, Calista mengambil betadine. Calista sudah selesai mengobati Reyhan dan sekarang Calista mengembalikan kotak P3K ketempat di mana Calista mengambil tadi.

Calista duduk berhadapan dengan Reyhan yang terus saja merintih kesakitan.

"Kenapa sih cari masalah sama geng Arthstar segala? Lu tau sendiri gimana mereka? Lu udah mengenal mereka? Dan lu tau betapa sadisnya jika sudah berurusan dengan mereka bukan? Kenapa masih aja lu membahayakan diri lu sendiri?" Omel Calista.

"Gue gak suka lu jadi korban baru mereka. Lu gak salah kenapa harus di jadikan korban sama geng Arthstar," ucap Hans tidak terima.

Calista tersenyum kearah Hans.

"Gue gak kenapa-kenapa kok jadi korban baru mereka. Toh mereka gak ada nyakitin gue sama sekali malah mereka jaga gue." Calista terpaksa berbohong agar Reyhan tidak mengkhawatirkan dirinya. Ada rasa takut yang Calista rasakan saat berdekatan dengan geng Arthstar. Jantung yang tidak berhenti berdetak dan keringat panas dingin selalu bercucuran tak kalah bersama dengan geng Arthstar.

"Tapi gue gak suka lu berada di antara mereka. Lu gak tau jika lu berdekatan dengan mereka musuh geng Arthstar mengira lu adalah kekasih Elard yang otomatis lu akan menjadi incaran musuh Elard dan musuh Elard tidak hanya satu saja tapi ribuan di luar sana asal lu tau," jelas Reyhan.

Reyhan lebih mengenal geng Arthstar dari pada dirinya. Kecemasan yang Calista rasakan semakin besar ketika mendengar penjelasan Reyhan. Wajah Calista terlihat pucat akan tetapi dengan segera Calista tersenyum agar tidak membuat Reyhan khawatir.

"Kalau gue di incar sama musuh Elard, maka geng Arthstar yang akan membantu bukan? Jadi lu gak usah khawatir akan hal itu oke," ucap Calista sambil menunjukan jarinya yang membentuk oke.

"Gue gak tau apa yang ada di pikiran lu yang buat lu bisa sesantai ini," ujar Reyhan meninggalkan Calista dari ruangan.

Calista hanya memandang kepergian Reyhan yang Calista tau bahwa Reyhan marah kepadanya karena khawatir.

"Gue takut, gue cemas, gue khawatir tetapi gue gak mau lu cemas cuma gara-gara gue aja," gumam Calista.

...•••...

Calsta berjalan menuju ke kelas karena sebentar lagi kelas akan segera di mulai tapi jalan Calista terhenti karena ada beberapa wanita menghalangi jalannya. Calista hanya tau beberapa saja wanita yang tengah menghadang jalannya, mereka adalah kekasih Elard. Mungkin kejadian tadi di kantin membuat mereka sekarang menghadang Calista.

"Lu Calista?" tanya seorang gadis berambut panjang.

"Iya, gue Calista kenapa?" tanya Calista.

"Jadi ini cewek yang berani ngrebut cowok orang," ucap gadis berambut  sebahu.

"Cowok orang? Maksud kalian apa?" tanya Calista.

"Jangan berlaga sok gak tau deh." Gadis bernama Gladis menyeret tubuh Calista menuju toilet yang tak jauh dari tempat mereka berada.

Calista merintih kesakitan saat rambutnya di tarik oleh segerombolan gadis yang menghadangnya tadi. Di tempat yang lembab sekarang Calista berada dengan gerombolan gadis yang mengaku sebagai kekasih Elard.

"Ka--kalian mau ngapain?" Rasa ketakutan Calista rasakan saat seorang gadis membawa seember air kotor bekas mengepel lantai. Terlihat sangat jelas warna yang sangat hitam, kotor dan bau. Air yang di pegang mereka di guyurkan di tubuh Calista yang membuat tubuh Calista basah kuyup dan menimbulkan aroma yang tidak sedap sekarang yang menempel pada tubuh Calista akibat air kotor tadi.

"Lu gak pantas bersanding dengan Elard, jadi jangan harap lu bisa mendapatkan Elard karena kami gak terima lu bersama Elard inget itu!" bentak Gladis.

Setelah kepergian gadis-gadis itu air mata yang sedari tadi Calista tahan sekarang jatuh tak terbendung. Penderita Calista bertambah lagi karena ulah Elard yang menjadikannya korban dan yang mereka pikirkan bahwa Calista adalah kekasih baru Elard, tapi pemikiran mereka salah besar, Calista adalah korban baru Elard yang mungkin aja berakhir seperti korban Elard yang lain.

Aroma tidak sedap tercium sangat menyengat dari tubuh Calista membuat Calista enggan untuk kembali ke kelas. Calista memilih duduk sejenak di atas kloset.

Calista melihat ada sepasang sepatu pria di depannya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berani masuk ke dalam toilet wanita. Cukup terkejut kehadiran Elard berada di sini dengan berat Calista bangkit dari duduknya dan mencoba meninggalkan toilet, belum sampai di pintu toilet sebuah tangan mencegah Calista yang membuat jalan Calista terhenti.

"Kamu mau ke mana?" tanya Elard.

Calista menatap Elard dan menghempaskan tangannya.

"Bukan urusan kamu," jawab Calista.

Elard masih mencoba menahan Calista.

"Sudah aku bilang jangan ganggu aku!" teriak Calista.

"Hidupku menderita saat kamu masuk dalam kehidupanku. Jadi aku mohon sama kamu jangan pernah ganggu aku lagi aku mohon banget sama kamu karena kekasih-kekasihmu membuatku jadi seperti ini," tambah Calista dan pergi dari toilet.

Elard hanya menatap kepergian Calista.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!