NovelToon NovelToon

Sistem Perlindungan Idol

Bab 1 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -1-

..."Aku tak percaya pada diriku sendiri, Aku juga tak tahu arti dari keberadaanku "...

^^^-R^^^

"Aku tidak bisa membantu ekonomi keluargaku, aku bahkan tidak bisa melindungi gadis-gadis yang aku idolakan, lantas untuk apa lagi aku hidup di dunia ini?"

Reza dengan sedih Tersadar dari tidurnya dan sontak merasa kaget karena melihat dirinya didalam kelas dan duduk dibangkunya dalam keadaan normal dan masih bisa menghirup udara segar.

"Apa itu tadi?" Tanyanya

"Aku dimana... Ruang kelas? Kenapa aku bisa berada dikelas? Dimana mereka?"

Baru saja sekumpulan idol yang ia kagumi muncul didalam mimpinya dan terlihat berada dikelas yang sama dengannya, namun itu bukan mimpi baik melainkan mimpi buruk, karena para gadis itu diculik dan akan diperkosa, Saat Reza ingin menyelamatkan mereka, sebua pisau menusuknya dan membuatnya meninggal karena kehabisan darah.

Reza mengerutkan kening, merasa sangat bingung. Tetapi otaknya, yang telah memulihkan fungsinya, dengan cepat menjelaskan semuanya.

Itu semua bukan Ilusi, Gadis-gadis yang merupakan idol group memang benar adanya, mereka datang ke sekolah Reza di awal kelas dua. Di awal kehadiran mereka, banyak siswa siswi berdatangan meminta tanda tangan mereka. Namun beberapa hari kemudian muncullah satu masalah. Siswa kelas tiga yang membentuk suatu gangster sering datang ke kelas dua untuk menggoda gadis-gadis grup Idol itu. Reza hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kesal karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk melawan mereka. Puncaknya adalah waktu kelas sedang jam kosong dan ketua gangster yang diikuti anak buahnya datang ke kelas Reza, ia datang untuk menyatakan perasaannya kepada Saijo Narumi, gadis pendiam yang agak canggung. Namun hasilnya ia ditolak mentah-mentah.

Ia lalu menyeru kepada anak buahnya untuk menangkap sepuluh gadis idol group itu dan membawanya kekelasnya, kelas khusus cowok untuk memperkosa gadis-gadis itu. Tidak ada siswa yang berani melawan mereka, bahkan Reza yang mengidolakan Member idol group itu merasa bimbang beberapa menit sebelum akhirnya ia menarik kursinya dan berlari ke kelas 3-D, tempat idolnya dibawah oleh mereka. Sesampainya disana ia lalu menghantamkan kursi itu ke kepala ketua gangster, namun tidak butuh waktu lama sampai akhirnya ia ditusuk menggunakan pisau oleh anak buahnya, hingga kemudian membuatnya kehabisan darah dan akhirnya mati dengan penyesalan karena tidak bisa menyelamatkan idol kecintaannya.

Namun ada yang aneh dan juga janggal. Kenapa dia bisa hidup lagi?

Apa yang tadi itu hanyalah mimpi? Tidak! Itu bukan mimpi. Apa mungkin ini adalah kesempatan kedua? Dan juga saat ia menengok kebelakang, ia melihat sepuluh bangku dan meja yang sama persis dengan didalam mimpinya, jika mimpinya itu benar maka para gadis Idola group itu pasti akan muncul dihari ini.

Pada saat itu, pintu Kelas dibuka, dan seorang guru berwajah manis membawa tas berjalan masuk.

"Anak-anak selamat pagi..!!" Sapanya.

"Pagi juga ibu..!!" Balas seluruh siswa.

"Sebelum kita mulai pelajarannya ibu mau perkenalkan murid baru kepada kalian, kalian pasti sudah kenal."

"Anak-Anak, Silahkan masuk" seru guru itu kearah luar kelas. Maka, Seper sekian detik kemudian muculah sepuluh gadis dari luar pintu kelas.

"Oh my god!! Ada apa ini!!!

"Eh ini beneran yah!?"

Seluruh siswa terkejut saat melihat idol group kesukaan mereka. Dan didalam kesendiriannya, Reza menangis sekaligus haru karena bisa melihat idolnya lagi, dalam hidup ini ia bersumpah akan selalu melindunginya.

"Ok..ok... Tenang semua...mungkin kalian semua sudah mengenal Member group Idol Kanashi tamashī. Tapi secara formal mereka akan kembali memperkenalkan diri mereka ke kalian. Jadi perhatikan baik-baik"

Setelah selesai berbicara, guru itupun mempersilahkan mereka untuk memperkenalkan diri.

Yang pertama maju adalah seorang wanita dengan rambut Navy pendek sebahu dengan poni yang menutupi mata maju untuk memperkenalkan diri.

"A--Aku--- Eh--Ma-Maksudnya---N-Na--Nama aku Sa--Saijo Narumi." ucap gadis itu dengan gugup.

Semua orang didalam kelas tidak berhenti tertawa saat melihatnya gugup, tidak terkecuali Reza. Reza tersenyum ringan saat melihatnya. la sangat bahagia karna bisa berada dikelas dengan idol yang paling ia kagumi. Diantara siswa-siswa yang lain hanya dia saja yang memasang senyum yang berbeda, seperti pertemuan kembali setelah lama tak bertemu.

Narumi yang melihat senyum Reza sontak tertunduk karena malu.

"Aku Saito Nikaila" ucap gadis yang berada disamping Narumi.

Namun berbeda dengan gadis berambut kuning dengan gaya rambut bob di sampingnya, Ketika dia melihat bahwa Reza telah membuat Narumi tertunduk malu, ia mengerutkan kening dan memelototi wajah Reza dalam-dalam. Seolah mengatakan kepada Reza agar jangan pernah berani macam-macam dengan Narumi. Reza sontak kaget saat dipelototi seperti itu.

Reza seperti tahu apa yang sedang terjadi dan berpikir dalam benaknya, "Sepertinya ini bukan mimpi, gadis berambut kuning yang berada disebelah Narumi adalah Saito Nikaila atau biasa dipanggil Nikaila. Dia adalah member group idol Kanashī tamashī yang paling tegas namun disisi lain juga sangat protektif kepada teman-teman idol groupnya yang lain.

Reza melihat ke atas dan ke bawah pada dirinya sendiri dan kemudian dari kiri ke kanan. Setelah itu, dia merentangkan tangannya dan berkata, "Apa aku sudah buat kesalahan..?"Tanya Reza dengan bahasa isyarat, mencoba akrab dengan Gadis idolanya itu.

Namun Nikaila tidak menjawab apa-apa dan malah memalingkan wajahnya dari Reza dengan wajah juteknya. Namun, tingkah juteknya itulah yang menjadi daya tarik baginya.

Setelah semua murid baru itu duduk, sekali lagi Reza bersumpah dengan suara kecil, Aku bersumpah akan melindungi kalian dikehidupan sekarang, bahkan walaupun harus menjadi pembunuh berdarah dingin sekalipun.

"DING! Selamat!"

Pada saat ia sedang bersumpah serapah, Bunyi notifikasi pesan terdengar dipikirannya dan kemudian serangkaian pemberitahuan sistem tiba-tiba terdengar di benaknya, yang nadanya seperti suara sistem dari game online populer, "Arena Of Valor". Ini juga adalah suara wanita yang sangat kaku dan baku, dengan frekuensi suara yang stabil layaknya seperti robot.

"Anda Berhasil membangkitkan Sistem Perlindungan Idol dengan tekad anda yang ingin melindungi group idol yang anda cintai. Selamat anda telah mendapatkan sepuluh poin. Apakah Anda ingin membuka Bagian Fasilitas untuk melanjutkan penukaran?"

Reza mengusap-usap matanya dengan heran. "Apa-apaan ini?"

Sebagai seseorang yang hidup di era modern, dia tidak pernah percaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan spiritual, dengan fikiran logisnya, ia tidak percaya dengan hal-hal yang tidak rasional.

Ada banyak dugaan bermunculan saat melihat hal itu. Dia mengira dia sedang berhalusinasi, mungkin akibat begadang peberapa harı ını, ia juga membuat kemungkinan lain, Apakah itu adalah Al atau otaknya telah dipasangkan chip oleh organisasi misterius, seperti itulah berbagai dugaan ambigu dipikirannya.

Tetapi kemudian panel terang berwarna biru muncul di depan matanya. Itu seperti resume berteknologi tinggi yang menunjukkan serangkaian informasi tentang dirinya.

Host: Reza

Co-host: Sistem

Umur: 17

Poin: 10 poin

Identitas Saat Ini: Pelajar Sekolah Menengah Atas

Kondisi saat ini: Mulai Normal

"Mulai Normal? Apa maksudnya? Tepatnya kenapa ia menggunakan kata "Mulai"?"

Melihat ini, Reza menjadi bertanya-tanya di dalam pikirannya, apa yang dimaksud dengan Masih normal? Apa dia selama ini tidak normal?"Reza sangat bingung.

Tampaknya sistem telah mendengar pikiran tersebut di benaknya, dan suara notifikasinya berbunyi lagi, "Ding! Tuan rumah, Kemauan dan tekad Anda untuk melindungi idol anda dikehidupan sebelumnya sangat kuat, namun kemampuan anda sangat buruk, bahkan kecoak pun bisa melindungi keluarganya dari nuklir, tidak seperti anda yang tidak bisa melindungi siapapun. Selain seorang introvert akut yang tidak punya kemampuan Dalam hal komunikasi, akademik, olahraga, dan keberuntungan, apa anda masih belum yakin kalau anda adalah sampah masyarakat?"

"Dasar sistem sialan!"

Reza memiliki kesabaran yang luar biasa, tetapi setiap manusia pasti punya batas kesabaran. Pada saat ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengucapkan kata umpatan lagi, namun ia tiba-tiba menyadari sesuatu, "Eh tadi kau mengungkit masa lalu milikku kan? Dari mana kau tahu?"

"Sistem mengetahui segala hal tentang anda" jawab sistem itu dengan kaku.

"..." Reza hanya terdiam mendengar jawaban sistem itu.

Reza Lalu bertanva pertanyaan lain "Siapa kau sebenarnya?

"Ding! Saya adalah Sistem Perlindungan Idol, Sistem paling tinggi diantara sistem-sistem yang lain. Sistem yang muncul dari tekad anda yang kuat untuk melindungi idol anda." jelasnya.

"Lalu dari mana kau berasal?"

Saya berasal dari alam semesta paralel yang berjarak 100 milyar tahun cahaya, dan muncul kembali dengan nama baru "jawab suara sistem.

"Alam semesta paralel?"

Keterkejutan Reza tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Fakta di depannya memaksanya untuk mempercayai kata-kata yang diucapkan oleh sistem yang tidak terlihat dan tidak berwujud ini. Karena dia sudah mengetahui konsep alam semesta paralel, tanpa sadar dia bertanya, Apakah ada nasi padang disana juga?

"Ding! Tentu saja, tetapi tingkat kelezatannya berjuta-juta kali lebih lezat.

Sialan! Apa Sistem ini mempermainkanku? Mana mungkin yang dikatakannya benar.

Untuk waktu yang singkat, otak Reza tidak dapat menerima apa yang didengarnya. Tingkat sains dan teknologi yang telah berkembang seratus ribu tahun ke depan? Hal Aneh semacam apa yang disebutkan oleh sistem ini mungkin telah keluar dari paradigma manusia dan juga sudah berada diluar siklus duniawi. kelahiran kembali dan kematian mungkin bisa saja dirombak melalui kekuatan sains dan teknologi? Atau mungkinkah mereka telah mencapai tingkat keabadian? Namun kenapa ia mengetahui kehidupanku sebelumnya?

"Ding! Saya tiba di alam semesta ini karena arus yang kacau dalam ruang dan waktu. saat anda hampir mati ditusuk oleh orang lain, secara tidak sengaja saya menyatu dengan anda dan menjadi satu dengan anda. Agar saya bisa bertahan hidup, saya harus mencari host untuk dijadikan tuan saya, karena itulah saya memilih anda dan memberikan kehidupan kepada anda didunia yang baru ini.

Reza tercengang. Dengan kejeniusannya, dia segera mengerti tentang apa yang telah terjadi padanya dan kenapa ia terlahir kembali.

Jadi itulah alasannya. Aku tidak seharusnya hidup kembali didunia ini, tetapi aku bisa hidup lagi berkat sistem yang memberi energi kehidupan padaku. Dengan kata lain, Reza sekarang sedang berada didunianya yang dulu, dunia dimana seseorang bernama "Reza" belum mati.

Pikirannya merasa lebih tenang ketika dia mengetahui fakta itu. Reza lalu mengganti topik dengan bertanya, "Apa lagi yang bisa kau lakukan untukku selain menghidupkanku kembali?

"Ding! Sistem ini dapat membuat Anda menjadi seorang jenius di Alam semesta ini. "

"Seorang jenius di alam semesta? Apakah itu bisa membantu Melindungi Narumi dan para gadis-gadis idol group lainnya?" Reza bertanya.

"Ding! Anda bahkan bisa melakukan hal yang lebih dari hal kecil itu!"

"Berapa harga yang harus aku bayar agar bisa mendapatkan itu semua?" Reza tidak percaya pada sesuatu yang gratis.

"Ding! Dengan menggunakan poin untuk menukarkan berbagai kemampuan di Fasilitas, semakin banyak kemampuannya, semakin banyak poin yang dibutuhkan."

Setelah pengenalan sistem, panel lampu berubah untuk menampilkan Fasilitas; berbagai kemampuan dikemas dalam tampilan. Ada kemampuan bahasa asing, kemampuan bermain game, kemampuan memori, dan banyak lagi. Mulut Reza terbuka lebar melihat berjuta-juta kemampuan yang terlihat di panel biru itu.

Setelah melihatnya sekali, dia merasa ingin berteriak. Di antara jutaan kemampuan yang ditampilkan tidak ada satupun kemampuan yang dapat ditukar hanya dengan sepuluh poin saja.

"Sistem, Apakah kau bisa memberitahu saya kemampuan apa yang bisa ditukarkan dengan sepuluh poin?" Tanya Reza dengan pasrah. Dia ingin menguasai sebuah kemampuan agar bisa secepatnya mempunyai bekal untuk menjaga dan melindungi Saijo Narumi, dan idol-idol yang lain.

"Ding! Anda tidak dapat menukarkan apa pun dengan hanya sepuluh poin saja! "

Reza menjadi jengkel dengan jawab sistem itu. "Sistem? apa kau sedang bercanda denganku?"

"Ding! Poin bisa didapatkan. Tuan rumah, jangan khawatir.'

"Apa!? Bisa kau katakan sekali lagi!?" Ucap Reza dengan wajah bahagia.

"Ding! Poin bisa didapatkan. Tuan rumah, jangan khawatir. "

Jadi poin bisa didapatkan! Syukurlah kalau begitu.

Mata Reza berbinar. "Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan poin-poin itu?"

"Ding! Apapun perbuatan yang anda lakukan, contohnya Kejutan, keingintahuan, keterkejutan... dan reaksi emosional manusia lainnya yang disebabkan oleh tuan rumah maka akan secara otomatis akan dikonversikan dan diserap oleh sistem, dan kemudian secara otomatis diubah menjadi poin yang sesuai berdasarkan kedalaman emosi."

"Baiklah aku mulai mengerti sekarang, denga kata lain aku harus menjadi seseorang yang menjadi perhatian publik dan aku harus mencolok untuk mendapatkan poin-poin itu"

Reza segera mengerti. Ini bukanlah sistem jenius sealam semesta. Ini hanyalah sesuatu yang menyerupai cheat yang berguna memudahkan urusan seseorang namun dengan bayaran yang setimpal, memainkan domba untuk menangkap serigala, merendah untuk meroket, sama halnya dengan ilmu padi. Jika apa yang di duga Reza benar, maka Sepuluh poin yang dimilikinya pasti diperoleh dari reaksi Saijo Narumi dan Saito Nikaila sebelumnya. Pemberian poinnya juga sangat pelit.

***

BANG!!!

Ketika jam Istirahat telah tiba, Suara keras menggema di dalam ruangan, mengejutkan Reza yang tengah asyik memainkan bolpennya. Tanpa ia sadari, dua gadis mungil dengan tinggi sekitar 150 sentimeter telah berdiri di dekat bangkunya. Mereka adalah Umino Itistira dan Mizuhara Mivako dua anggota dari grub idola Kanashi Tamashi

Penghapusan diproses

Mata mereka menjadi membulat penuh keterkejutan saat melihat jemari Reza dengan lincah memutar bolpen di antara ruas-ruasnya. Gerakan itu begitu mulus, seolah bolpen tersebut adalah bagian dari tubuhnya. Namun, yang benar-benar membuat mereka terperangah adalah ketika Reza melempar bolpen ke udara-hanya untuk menangkapnya kembali dengan satu jari, lalu memutarnya tanpa sekalipun jatuh.

Miyako menelan ludah, sementara Itistira masih terpaku di tempatnya. Seolah mereka baru saja menyaksikan sebuah keajaiban di depan mata.

Bab 2 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -2-

..."Dari hari berangin hingga angin itu berhenti, aku tak pernah berpikir untuk meninggalkan ruangan ini "...

^^^-R^^^

Bel istirahat berbunyi, namun pikiran Reza masih dipenuhi oleh berbagai hal—tentang sistem misterius, tentang dirinya sendiri, dan tentang tujuan besarnya. Ia harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin. Bukan sekadar untuk bertahan, tapi untuk mendapatkan kekuatan yang cukup agar bisa melindungi para gadis dari grup idola itu.

Sambil merenung, jemarinya tanpa sadar mulai memainkan bolpen, memutarnya di antara ruas jari dengan gerakan yang lincah. Ritme bolpen yang berputar seakan mengikuti aliran pikirannya—hingga tiba-tiba, ia tersadar dari lamunannya.

Di hadapannya, dua gadis mungil berdiri berkerumun, menatapnya dengan ekspresi tercengang. Mata mereka dipenuhi keterkejutan, kebingungan, sekaligus rasa penasaran yang tak bisa disembunyikan.

"Wihh, keren... Dia bisa memutar bolpen di tangannya tanpa jatuh! Jari-jarinya lincah banget... Gimana cara dia melakukannya, ya? Aku penasaran," gumam Umino Itistira, kepalanya sedikit miring dalam kebingungan.

"Iya, bahkan dia lebih mahir dibanding Nikaila. Kira-kira dia mau ngajarin kita nggak, ya?" timpal Mizuhara yang berdiri di sampingnya.

Mereka saling bertukar pandang selama beberapa saat, sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung pada Reza.

“Wow...Kamu jago banget muter-muterin bolpen kamu, boleh ajarin kita, gak!?” ucap mereka berdua dengan mata berbinar seperti seekor anak anjing yang membujuk majikannya.

Nikaila, gadis yang sebelumnya menatap Reza dengan sinis, datang ke meja Reza dan menarik tangan Itistira dan Mizuhara.

"Ini baru hari pertama, jangan bikin malu nama group idol kita"

Reza hanya tersenyum melihat tingkah mereka, didalam group idol Kanashī tamashī, mereka berdua dikenal sebagai adik bungsu yang usil. Sebutan itu terkenal karna ukuran badan mereka berdua yang pendek dan tingkah mereka yang usil.

“DING, Selamat! Anda telah mendapatkan Dua Ratus Dua Puluh Tujuh Poin. Apakah Anda ingin memasuki Fasilitas untuk penukaran? ” suara notifikasi sistem muncul tiba-tiba.

Mata Reza berkedip dan menahan pikirannya, dia mengingat keadaan tubuhnya yang lemah dan bertanya, “Sistem, Apakah kau mempunyai sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuanku?”

Begitu kata-kata itu diucapkan, kemampuan yang disebut “Absolute Shield + Above all, the God of Aikido” muncul di layar Biru yang menyala. Tapi itu membutuhkan Enam Belas Ribu poin untuk menebusnya.

“Apa maksudnya?kenapa kau menampilkan 2 kemampuan? Aku hanya butuh kekuatan fisik, bukan pertahanan” Reza bertanya dengan bingung.

“Ding, ‘Absolute Shield’ dapat membuat tuan rumah memiliki kemampuan Pertahanan yang Absolut. kemampuan ini akan membuat anda menjadi kebal terhadap serangan apapun, tidak terkecuali pada serangan fisik, serangan senjata api, meteor, sihir, dan sebagainya. Selain itu, bela diri Aikido membutuhkan Pertahanan yang Absolut untuk mengimbangi kekuatan Aikido yang sepenuhnya. Setelah ditukarkan, kemampuan ini akan berlaku secara permanen. Apakah Anda ingin melanjutkan penukaran? Suara sistem berkata dengan datar"

Keren!

Reza menatap layar biru itu dengan terpukau. Ini lebih dari sekedar “cheat”. Rasanya seperti menjadi developer sebuah game yang mengatur jalan ceritanya sendiri.

“Aktifkan!” Ucap Reza dengan mengatupkan giginya. Dia masih tidak percaya bahwa sistem ini benar-benar ada, Rasanya seperti mimpi yang terlalu indah untuk berubah menjadi kenyataan.

"Ding, Anda belum bisa mengaktifkan kemampuan ini karena poin anda masih kurang."

"Ahh...Sial, kupikir aku bisa mendapatkannya. Lalu Apa yang bisa aku dapatkan dengan jumlah poinku yang ada sekarang?"

"Ding, Tidak ada"

"Apa kau serius"

"Serius, Namun jika Anda bisa mencapai poin lima Ratus saja hanya dalam waktu kurang dari Satu menit, maka anda akan mendapatkan hadiah diskon perdana "

Tanpa membuang-buang waktu, Reza menarik nafasnya dan lalu mengeluarkan sepatah kata, "Inikan cuman permainan anak-anak aja, lagipula seperti tidak ada permainan lain aja sampai harus Main permainan kayak gini, apa idol memang seluang itu?" Ucap Reza dengan sindiran.

“Ding, Selamat! Anda telah membayar Lima Ratus poin untuk mengaktifkan kemampuan ‘Absolute Shield’! ” Ujar notifikasi Sistem.

" 'Absolute Shield?' aku pikir hadiah diskon yang kau maksud adalah kemampuan pertahanan dan Teknik bela diri yang Satu paket sebelumnya. Tapi tidak mengapa lah, setidaknya kemampuan ini bisa membuatku tidak tersentuh serangan musuh" Ucapnya. Namun, dalam sekejap kebahagiannya tertunda

"Apa maksud perkataanmu sebelumnya" Nikaila yang sedari tadi diam, menghampiri Reza dan bertanya dengan kesal.

Melihat bagaimana Reza menghina Seorang Idol membuatnya kesal, diantara semua member yang lain, hanya dia saja yang sedari kecil berambisi menjadi seorang idol, bahkan dia menghabiskan masa kecilnya untuk menari agar bisa menampilkan penampilan yang spektakuler saat ketika menjadi idol nanti.

Reza membatu, tidak tahu apa yang harus dijawabnya, ia lalu menyatukan kedua telapak tangannya dan lalu meminta maaf kepada Nikaila "Ma--Maaf aku hanya bercanda saja, tidak usah dipikirkan" Ucapnya dengan senyuman tipis

Nikaila menatap Reza dari atas kepala hingga ujung kaki dan lalu kemudian berbalik pergi ketempat duduknya. Walaupun kesal, ia tidak mau melakukan sesuatu yang dapat merusak nama idol.

"Jadi, sekarang sudah waktunya makan, sebaiknya kita makan dulu sebelum bel masuk bunyi lagi" Ucap seorang wanita berambut merah panjang yang merupakan ketua dari group idol Kanashī tamashī, namanya adalah Hoshizuki Cirlia. Seorang mantan ketua OSIS Yang memutuskan menjadi seorang Idol.

“Apa tidak masalah pergi makan sekarang? Kantinnya jauh loh, ada dilantai Satu, Takutnya kita terlambat saat masuk kedalam kelas lagi ketika bel masuk berbunyi" Seorang gadis berambut kuning panjang dengan bimbang menoleh ke Hoshizuki Cirlia dan bertanya pada Ketua group itu.

Ketua Group itu mengangguk, “Kupikir tidak masalah, waktu istirahat kita ada Tiga Puluh Menit, sepertinya sepuluh menit saja sudah cukup untuk menghabiskan makanan kita lagi pula sekolah ini tidak sebesar kantor agensi kita, jadi kupikir tidak masalah untuk pergi makan dikantin sekarang ini juga. ”

"Yasudah ayo pergi" ujar Nikaila yang lebih dulu pergi keluar kelas meninggalkan teman-temannya yang lain.

“Hmm baiklah. Hoshizuki Cirlia hanya mengangguk sebagai jawaban dan lalu pergi mengikutinya bersamaan dengan teman-temannya yang lain. Dan terakhir, setelah semuanya pergi keluar, akhirnya Reza bergerak dan mencoba mengikuti mereka dari belakang.

***

Di koridor, Reza berjalan cukup jauh dibelakang gadis-gadis idol group itu, dia mencoba mengawasi mereka dari belakang tubuh mereka.

“Ngomong-ngomong, Coba deh kalian liat kebelakang, kok cowok itu kaya ngikutin kita terus yah? Padahal tadi banyak waktu kosong loh, kok bisa sama sih waktunya pergi ke kantin dengan kita? Serem banget...jangan-jangan dia emang ngefans sama kita mangkanya tadi sengaja narik perhatian kita dan juga cari masalah dengan Nikaila dikelas.

"Yah biarin aja, mungkin aja dia suka sama nyonya Nikaila kita" ucap seorang gadis berambut coklat dengan nada jenaka.

"Lagian itu bukan urusannya kita, jalur ke lantai bawah hanya lewat sini saja, jadi kita tidak punya alasan untuk melarangnya mengikuti kita" sambung seorang gadis berkacamata. Mereka lalu mengganti topik pembicaraan.

"Hai cewek...gak nyangka banget bisa satu sekolah dengan idol"

Mereka adalah para berandalan yang berasal dari kelas 3-E, salah satu orang yang membantu kelas 3-D menangkap para gadis-gadis idol itu didunia sebelumnya.

"Maaf ada apa yah? Kami buru-buru, mau pergi makan siang" ujar Hoshizuki Cirlia.

Saat itu, suasana dingin tiba-tiba menyebar ke punggung seluruh siswa kelas 3-E yang berada dikoridor, terasa seram namun tanpa peringatan apapun.

Tubuh Siswa kelas 3-E menjadi kaku, Umino Itistira yang melihat hal tersebut memanfaatkan situasi yang canggung itu dan lalu segera pergi dari tempat iya berada sebelumnya. Disisi lain beberapa siswa berandalan yang tadi hanya berdiam diri saja kini saling menatap satu sama lain dengan wajah bertanya-tanya, "Apa yang barusan terjadi?"

Saat para anggota gangster itu membalikkan badan, mereka sontak kaget melihat Reza yang terlihat memancarkan aura membunuh yang kuat hingga membuat Mereka semua tertekan, niat membunuh Reza sangat besar saat melihat para berandalan itu. mata Reza seperti mata binatang buas, Seperti seekor Serigala yang siap menerkam mangsanya.

"Apa-apaan orang itu?"

"Siapa anak itu kenapa dia terlihat menyeramkan"

"Woy...! Apa maksud lo ngeliatin kita kayak gitu!"

Semua siswa kelas 3-E tercengang, dan dengan bodohnya mereka tidak tahu Kalau mereka adalah orang yang paling dibenci Reza karena perbuatan buruk mereka di kehidupan Reza sebelumnya. Dengan suara keras mereka meneriaki Reza namun dahi mereka tidak bisa berhenti mengeluarkan keringat dingin. Mereka tidak mengenali Reza dan juga tidak tahu ukuran kekuatannya seperti apa, karena itulah mereka menjadi lebih takut.

Reza hanya berjalan tanpa beban dan tanpa suara, hanya mengepalkan tinjunya dan mencoba memberikan dentuman keras kepada salah seorang yang menjadi pemimpin gangster saat itu, Ryan.

"Aku ingatkan, jangan pernah sentuh para gadis itu kalau kau masih ingin hidup" Ucap Reza dengan suara dingin disamping telinga Ryan, ia tidak memukulnya, melainkan mengubah pukulan menjadi sebuah tepukan ringan dibahu Ryan.

Setelah memberikan sepatah kata dan menepuk pundak Ryan yang membeku, Reza lalu pergi menyusul Para gadis itu menuju kantin.

“Woy!”

Sebuah suara keras Terdengar saat Reza melewati kelas 2-B, saat Reza berbalik melihat asal suaranya, ia melihat seorang pria muda seusia dengan dirinya muncul di ambang pintu.

Pria muda itu memiliki wajah yang berdaging, atau lebih tepatnya berlemak. Seluruh wajahnya terlihat seperti kue Biapong, tapi tubuhnya tidaklah terlalu gemuk, namun hanya sedikit berisi saja dengan berat badan Lima Puluh Sembilan dan tinggi badan Seratus Tujuh Puluh. penampilannya mungkin mirip dengan tanaman jamur tiram. Atau mungkin bisa juga diumpamakan seperti kue Biapong yang ditancapkan diatas bidak catur berpangkat benteng. Sekilas terlihat seperti orang tua karena gaya rambut pendek dengan janggut yang mulai panjang hingga ke pelipisnya . Kulit di wajahnya juga sangat kasar karena pekerjaan sambilannya dirumah sebagai tukang kayu yang membantu usaha ayahnya. Pria itu bernama Aikalin, teman Reza yang berbeda kelas.

Aikalin mendekat ke arah Reza, "Kau mau kekantin? Aku ikut. Ucapnya. Mereka lalu bersama-sama pergi ke kantin

"Jadi bagaimana rasanya sekelas sengan idolmu?" Ucap Aikalin memulai percakapan.

Reza adalah seorang introvert, atau mungkin bisa juga dibilang ambivert, walau begitu ia memiliki beberapa teman yang Satu frekuensi dengannya, salah satunya Aikalin.

"Yah sudah pasti gugup, apalagi waktu liat Narumi yang imut" Balas Reza dengan senyuman ketika mengingat kembali wajah Narumi didalam kelas sebelumnya.

"Tapi aneh juga, kenapa yah mereka bisa sekolah disini? Maksudku, dari semua sekolah yang ada didunia kenapa mereka malah memilih sekolah ini?" Tanya Aikalin dengan bingung dan tanpa mereka sadari, mereka talah sampai dikantin sekolah dan lalu menatap para gadis idol group itu.

Salah seorang Idol yang sedang makan sontak kaget saat melihat Reza yang datang kekantin.

"Tuhkan benar, dia pasti ngikutin kita dari belakang, liat juga disebelahnya, dia bawa gorila kekantin" Ucap Itistira yang terkejut sembari memeluk tubuh Akira Mirayami, seorang gadis berambut biru panjang dan menggunakan kacamata optik berwarna bening.

"Tenanglah, kau terlalu panik, semua orang bisa makan disini termasuk dia, jadi tidak ada salahnya kalau dia datang kekantin untuk makan siang" Ucap Akira Mirayami dengan datar sembari mencoba mendorong tubuh Itistira menjauh darinya karena merasa sesak.

"Denger tuh kata Profesor kita" Sambung gadis berambut coklat panjang dengan jenaka sedang yang duduk diseberang mereka berdua.

"Dan juga, menghina fisik orang lain itu tidak sopan" Ucap Reza yang tiba-tiba memotong pembicaraan mereka.

"Eh kalian ngapain kemeja ini, ini kan tempat kami makan" ucap Umino Itistira.

“Ahem…. Maaf yah, kami tidak punya tempat duduk lain selain disini”

Reza batuk kering beberapa kali dan merasa sangat malu, karna secara langsung berinteraksi dengan lawan jenisnya. Aikalin yang bera dibelakangnya hanya tertawa melihatnya

Sekumpulan member group idol saling menatap, dan kemudian melanjutkan makan siang mereka seperti biasa.

"Jadi, apa kami dibiarkan makan sambil berdiri" tanya Reza memecahkan keheningan .

“Reputasi Yang baik tentang group idol Kanashī tamashī selama ini kayaknya hanya rekayasa semua deh, buktinya mereka tega banget ngelihat orang kesusahan" Sambung Aikalin dari belakang badan Reza dan memanaskan Situasinya meskipun tidak tahu apa tujuan Reza sebenarnya.

“Sudahlah Kal, Idol itu pekerjaan, jadi wajar saja kalau mereka memasang senyum palsu ke orang-orang, lebih baik kita pergi"

"Cukup! Apa maumu sebenarnya, hah!? Kenapa kau mengganggu kami!" Nikaila yang sudah muak dengan tingkah Reza lantas bangun dari kursinya dan memukul meja dengan keras.

"Ding! Selamat! Host telah memberikan impact emosi ke orang lain dan host mendapat Tujuh Ratus Dua Puluh Dua Poin.

Jelas saja, Tujuan Reza adalah mendapatkan Poin agar bisa mendapatkan Teknik-teknik yang lebih banyak lagi.

Reza tidak membalas pertanyaan Nikaila, ia Mengajak Aikalin untuk duduk dimeja yang baru saja ditinggal pemiliknya.

Reza adalah seorang pria yang baik, namun karena kondisi dari sistem biadab yang mengharuskannya menjadi orang jahat maka dengan terpaksa ia harus memerankannya.

Dari dalam lubuk hatinya, ia merasa menyesal membuat para Idol itu benci padanya, disisi lain, inilah hal yang harus ia lakukan demi kelangsungan hidup para Idol itu, dan demi orang yang ia cintai, Sang Putri Malu, Saijo Narumi.

Bab 3 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -3-

..."Aku pun menarik tirai di jendela hatiku. Perlahan menarik nafas di sudut dunia ini "...

^^^-R^^^

Reza tidak mau repot-repot menjelaskan maksud perbuatannya, baik kepada Aikalin maupun kepada Nikaila, ia memutuskan memendamnya sendiri.

Dia sekarang benar-benar tenggelam dalam kegembiraan, ia sangat bahagia karena mendapatkan kemampuan Absolute Shield yang ia dapat dari Sistem Perlindungan Idol. Ia bahkan bisa membuat orang-orang yang menculik Idol-idolnya terdiam seperti batu pada saat di Koridor sebelumnya. Dia sekarang telah benar-benar yakin akan keberadaan sistem yang sangat nyata. Ini bukanlah halusinasi yang ia dapatkan setelah mengalami kematian untuk yang pertama kalinya.

“ Aku tiba-tiba teringat sebuah pepatah, ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian’. sepertinya perkataan nenek moyangku masih Relevan hingga saat ini yah, hahaha...”

Reza tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak. Dia merasa seolah-olah dia bisa menjadi Dewa yang bisa mengendalikan kehidupan manusia, namun sesaat kemudian suara tawanya terhenti karena mengingat kembali tujuan awalnya, "Melindungi Idol group yang ia kagumi" itulah tujuan utama Reza.

“Hei hei...woy! Reza, kau kenapa? apa kau setres?. kenapa kau tertawa seperti orang gila yang berkelana dipinggir jalanan? ” Aikalin melambai-lambaikan telapak tangannya di depan mata Reza, dan juga sedikit takut melihat tampilan Reza yang terkadang tertawa dan terkadang juga bersedih. Aikalin telah menghabiskan makanannya, namun Reza belum menyentuh makanannya sedikitpun karena sedang melamun.

Reza lalu membuka matanya dan lalu melihat teman yang sama-sama menyukai hal berbau novel, game, komik, dan sebagainya. dia benar-benar ingin memberitahunya tentang Sistem Perlindungan Idol yang telah menyelamatkan hidupnya, atau lebih tepatnya menghidupkannya kembali.

Tapi dia berpikir lebih baik untuk menjadikan hal itu sebagai rahasia. Lebih baik menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri. Jika dia mengatakannya, dia hanya akan diperlakukan seperti orang gila oleh Aikalin, dan mungkin bisa melibatkannya dalam bahaya dimasa depan. kalau dipikir-pikir lagi, itu terlalu konyol, Lagipula siapa juga yang mau percaya kalau dia memberitahu mereka kalau dia baru saja mendapat Sistem Perlindungan Idol, pasti tidak ada yang percaya malahan mereka akan menganggapnya gila jika berani mengatakan hal yang terdengar sangat konyol seperti itu.

“ woy...kau lihat apa? aku tau kalau wajahku sangan tampan, tapi tidak perlu menatapku terlalu lama seperti itu" Guraunya. Jadi katakan padaku? Siapa yang kau bayangkan sekarang? Apakah Narumi atau Itistira? Atau mungkin..." Ucapnya dengan terhenti lalu menaik-naikkan kedua alisnya sebelum akhirnya Aikalin memukul dada Reza dengan kepalan tangannya, membiarkan tangannya didada reza dan berkata,

“Ah…Apa mungkin...kau masih patah hati!? “ ucap Aikalin.

Reza hanya menghela nafas berat. Dia baru saja mendapatkan ingatan dari kehidupan sebelumnya kalau hari ini sudah genap Satu Bulan sejak dia putus dengan pacarnya. Secara samar Reza mengingat masa lalunya ketika masih berpacaran dengan salah seorang gadis yang amat sangat cantik, ia mengenalnya disaat pertama kali masuk kesekolah ini, tepatnya ketika kegiatan OSPEK diadakan, setelah lama berteman dengannya, Reza mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu dan akhirnya mereka berpacaran. Namun setelah bersama selama tahun, sebuah masalah muncul dan menghancurkan hubungan mereka berdua sehingga mereka putus. Setelah itu, Reza menghabiskan sebagian waktunya untuk menyendiri dikamarnya, hingga akhirnya ia menemukan sebuah live show sebuah grup idol yang mempunyai suara yang indah dan lirik yang sesuai dengan masalahnya saat itu, dari situlah ia mulai mengenal nama group idol Kanashī tamashī yang akhirnya menjadi group idol yang paling ia kagumi. Dan nama wanita yang mencampakkan Reza atau tepatnya selingkuh dari reza adalah Narisa.

"Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan masa lalu lagi" ucap Reza.

Setelah mendengarkannya, Aikalin menghela nafas, "Dasar! Baru saja sebulan kau putus masa sudah segalau ini, aku yang LDR dengan pacarku selama Dua tahun saja sepertinya tidak segalau dirimu" ujarnya

“Yah...Kau tidak bisa membandingkan dua hal yang berbeda, selain itu bukannya orang yang kau sebut "Pacar" sudah punya pasangan? Kenapa kau dengan percaya diri bodohmu berani-beraninya mengklaimnya sebagai pacarmu? Kenapa tidak menerima kenyataan saja?” Reza memutar matanya dan berkata dengan ekspresi datar.

Aikalin segera memarahinya, “ Itu semua omong kosong. Aku dan dia saling mencintai, dia hanya berpacaran dengan orang lain karena butuh seseorang yang bisa mengantar jemputnya kesekolah, secara teknis ia tetap mencintaiku" Timpalnya dengan berbagai alasan

Aikalin lalu menghela nafas berat lagi, "Aku benar-benar peduli padamu dan aku kesal dengan Narisa, Awalnya aku setuju denganmu saat kau mengatakan kalau dia gadis yang baik dan cantik, namun setelah beberapa lama aku merasa kalau dia akan membawa dampak buruk ke kehidupanmu saat ini. Putus denganmu adalah kehilangannya. Kau tidak salah, dia yang salah. Kau itu luar biasa dan kau jauh lebih baik dariku, salain kau, tidak ada lagi orang yang bisa masuk sekolah ini lewat jalur prestasi. Tahu tidak, dalam sebuah buku aku pernah mendapat sebuah Quote, 'Seseorang yang mampu menahan rasa sakit pasti akan menjadi jenius' Jadi hanya perlu menunggu waktu saja sampai dia menyesal karena meninggalkanmu”

Reza yang mendengarkan Aikalin tidak tahu harus bereaksi seperti apa, apakah harus tertawa atau menangis. Dia hanya menepuk pundak Aikalin, “Baiklah baiklah...Terimakasih atas motivasimu, sekarang ayo balik kedalam kelas, pelajaran selanjutnya sudah mau mulai" ajak Reza sembari berdiri dan menarik tangan Aikalin untuk berdiri dan lalu akan pergi kembali kedalam kelas masing-masing

***

“Aku masuk duluan!” Ucap Aikalin saat sudah sampai di depan kelasnya.

Reza melambaikan tangannya kearah Reza dengan senyuman, namun kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Reza dan lalu berkata dengan ekspresi serius, “Ngomong-ngomong, aku cuman mau memperingatimu untuk jangan terlalu mengusik Nikaila, walaupun dia terlihat jutek, ia tetaplah seorang idol yang mempunyai banyak fans, jika kau terlalu mempermainkannya kau akan dalam bahaya loh" ucapnya.

“Apa salahnya memang kalau bicara dengan mereka. Aku kan hanya ingin berteman dengan mereka. Apapun sebutan mereka diluar sana, selama mereka ada disekolah ini maka mereka itulah yang disebut siswa" jawa Reza dengan wajah datar.

“Reza, yang aku katakan ini serius, kau tahu tidak, beberapa siswa berandalan dari kelas 3-D banyak yang suka dengan Saito Nikaila loh, apalagi pemimpin gangnya, Ketua gangster mereka pernah bilang kalau siapapun yang merenggut miliknya atau sesuatu yang disukainya, maka pasti akan mati, jadi karena itulah aku mengingatkanmu, aku takut kau tidak bisa bermain denganku lagi dimasa depan. Kalau hanya untuk biaya operasi tubuhmu mungkin aku bisa meminta ayahku untuk mengeluarkan uang sekitar Lima Ratus hingga Seribu Dollar, tapi kalau kau terbunuh oleh serangan mereka, semuanya menjadi lebih rumit lagi

“Sudahlah, kau terlalu banyak menonton film tentang seorang manusia bercampur laba laba. Kusarankan sebaiknya kau masuk saja sebelum pak guru memukul pantatmu

Reza segera pergi tanpa melihat kebelakang. Meninggalkan Aikalin bersama dengan ribuan ocehannya yang tidak terhenti.

Selama Aikalin mengeluarkan segala ocehannya kepada Reza, Reza hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Disisi lain, Aikalin menjadi kesal dengan tingkah Reza yang baru saja menghiraukannya, “Lagi-lagi kau tidak mendengarkanku, Ya ampun, kenapa kau selalu menghindar saat aku akan berbicara tentang hal-hal yang penting?"Ucap Aikalin dengan kesal dan kemudian masuk kedalam kelasnya.

Dia sekarang percaya sepenuhnya dalam hatinya bahwa tidak ada masalah besar dengan Perasaan Reza. Dengan kata lain, Reza sudah Move on dari cinta pertamanya.

“Ding! Selamat ya Anda telah mendapatkan Sepuluh poin. ”

"Basi!" ucapnya datar.

Setelah berpisah dengan Aikalin, Reza dengan segera berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai atas.

"Ahm--Mhmm"

"Eh Kamu..."

Saat berada di tangga Ia bertemu dengan Salah satu member kesukaannya, Saijo Narumi. Seorang gadis Introvert yang berawal mengikuti group idol karena terpaksa hingga akhirnya mendedikasikan waktunya untuk menjadi Idol yang bisa menghibur penontonnya. Reza sangat kaget saat melihat Narumi yang sedang menuruni tangga kala itu.

"Maaf, Per--Permisi, aku mau turun kelantai bawah" ucapnya. Reza pun memiringkan tubuhnya agar Narumi bisa lewat.

“Ding! Selamat ya Anda telah mendapatkan Seratus poin. ”

Reza yang sudah sampai dan sedang duduk didalam kelasnya mengabaikan pemberitahuan sistem dan hanya mengingat kembali kejadian di tangga tadi, Reza cukup menyesal karena tidak terlalu banyak berinteraksi dengan Narumi sebelumnya.

Setelah mengingat-ingat kejadian tadi, Reza mengalihkan perhatiannya ke sebuah bangku kosong. Reza menatap ke bangku Narisa dengan perasaan nostalgia. Tiba-tiba ia mengingat kisah cintanya bersama Narisa saat satu tahun yang lalu, seperti pasangan lugu yang masuk ke sekolah elit, membawa bekal kesekolah dan saling menyuapi, seperti itulah rutinitas yang setiap hari mereka lakukan. Namun semuanya berubah ketika salah satu bernama Ferdian mencoba mendekatinya. Ferdian adalah cucu dari seorang walikota dikota itu, ayahnya seorang kepala sekolah Di Sekolah menengah atas itu dan juga ibunya adalah seorang direktur rumah sakit yang terkenal dikota itu, entah Harta maupun tampang yang molek semuanya ia punya, mungkin karena itulah Narisa berpaling dari Reza dan lebih memilih Ferdian.

“Guru datang...Semua duduk dikursi masing-masing" Ucap ketua kelas.

Pelajaran pun dimulai...

***

"Woy!! Ayo pulang!" Teriak Aikalin dari luar kelas Reza setelah bel pulang berbunyi

“Diam woy!” Reza melempar bolpennya kearah Aikalin

“Awokawok!”

Aikalin berlari dan menghindari tembakan Reza.

Mereka berdua memakan bakmi di sebuah warung sederhana bersama setelah meninggalkan sekolah sore itu. Reza dan Aikalin lalu berjalan menuju rumah mereka yang searah setelah selesai menyantap makan sore mereka.

Namun ditengah jalan langkah mereka tiba-tiba terhenti, karena dipinggir jalan dan tepat dibawa tiang listrik, ada sebuah mobil limosin yang terparkir dengan bannya yang bocor. Sepuluh orang gadis yang ada didalam mobil itu keluar dengan panik dan supir mencoba menelpon temannya untuk meminta bantuan.

"Ayo bantu mereka" Ajakku ke Aikalin dan ia hanya mengangguk dan ikut.

"Hai butuh bantuan!?" Sapa Reza.

"Kau..apa yang kau lakukan disini? Apa kau membuntuti kami!?" ucap Nikaila masih dengan pandangan kesal kearahku.

"Membuntuti? Maaf yah aku tidak serendah itu sampai harus mengikuti kalian, jalur ini searah dengan jalan kerumahku, karena itulah kita bisa bertemu secara tidak sengaja"

"..."

Nikaila terdiam mendengar jawaban Reza.

"Jadi bagaimana? mau dibantu tidak!?"

"Yasudah, bantu saja kalau mau bantu!" Jawabnya dengan ketus.

Mereka berdua, yaitu Reza dan Aikalin membantu sopir mobil limosin itu mendorong mobilnya, setelah setengah jam akhirnya mereka sampai di suatu bengkel.

"Terimakasih yah mas sudah bantu mendorong mobilnya" ucap sang supir sembari memberi dua botol Air mineral ke aku dan Aikalin.

"Sudah, tidak usah dipikirkan...yasudah kami palang ke rumah dulu, Pak." ucap Aikalin dan Reza setelah menghabiskan minumannya dengan cepat .

Langit sudah mulai menampilkan benda langit yang memantulkan cahaya dari matahari, diwaktu senja itu mereka berdua mengobrol dipinggir jalan sembari membicarakan topik-topik mereka minati.

Hingga akhirnya, ketika mereka sampai disebuah Zebra cross yang berada di lampu lalu lintas. Saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, maka semua kendaraan wajib berhenti dan pejalan kaki menggunakan selang waktu antara merah dan hijau untuk menyebrang. Saat sudah setengah langkah menuju sebrang, secara sekilas mereka berdua melihat kenalan lama mereka.yang sedang berada di sebuah mobil yang berhenti bersama pacarnya. Langkah Reza terhenti, dada Reza sesak, wanita itu sempat menatapnya dengan kaget, namun dengan cepat membuang muka dan berpaling dari Reza.

"Lampu merah sudah akan berubah jadi hijau, jalanlah" Reza yang sedang melamun disadarkan oleh Aikalin yang menepuk dengan ringan, ia mengerti situasinya saat itu, ia sadar akan kesenjangan sosial, namun ia menyadarkan Reza agar masalah tidak menjadi besar.

“ 'Reza, Jangan merasa terbebani dengan itu, dia hanya tertarik dengan mobilnya saja, tepatnya tertarik dengan hartanya, apalah arti sebuah mobil. Kalau suatu saat kau bekerja dengan baik, pasti kau bisa mendapat mobil yang lebih bagus dari mobil si sialan itu, dan wanita yang lebih baik darinya pasti akan dengan sendirinya mendekatimu. ‘Agar bisa mendapatkan yang terbaik, maka harus mengorbankan yang terburuk’. Logika yang sama berlaku untuk pacar. Selama kau punya uang maka semua yang ada didunia ini akan menjadi milikmu , ”Aikalin mencoba menghibur Reza setelah selesai menyebrang.

Reza hanya menyunggingkan senyum berat dan tidak berbicara. Didalam pikirannya, ia mengulik kembali apa yang terjadi hari ini, Setelah nyaris lolos dari cengkeraman sang pencabut nyawa, dia telah melupakan banyak hal dalam pikirannya. Keadaan mentalnya jauh lebih tenang dan stabil dari sebelumnya. Mereka lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai didepan gerbang rumah Aikalin.

Ukuran rumahnya sangat luas dan mempunyai koleksi mobil yang sangat banyak. Aikalin adalah anak dari seorang dosen bergelar profesor dan seorang pengajar berpangkat Master yang cukup ternama dikota itu. Sayangnya kepintaran mereka tidak menurun kepada anaknya. Karena itulah ia masuk kedalam sekolah menengah atas yang elit itu menggunakan jalur Reguler dan bukan beasiswa.

“Apa kau mau langsung pulang atau kuantar ke rumahmu?” Aikalin membuka pintu gerbang rumahnya dan lalu bertanya pada Reza.

Mungkin terdengar aneh, tapi selama mereka berteman sejak kelas Satu, Reza belum pernah menaiki salah satu mobil milik Aikalin alasannya simpel, dia hanya ingin berteman berdasarkan subjek, bukan objek. Maksudnya, ia ingin berteman dengan Aikalin karena dia Aikalin, bukan berteman karena Aikalin adalah orang kaya.

"Tidak perlu, aku lebih suka berjalan" jawab Reza tersenyum padanya.

"Yasudah, hati-hati" Ucapnya.

"Oh iya, besok sore aku ada urusan, jadi kau pulang duluan saja" celetuk Reza.

"Urusan? Urusan apa"

“Aku mau mengikuti kegiatan klub"

Kegiatan klub, atau lebih sering disebut ekstrakurikuler, adalah sebuah kelas tambahan dimana siswa-siswa yang ingin tambahan nilai belajar dengan lebih giat. Jika mereka mendapatkan nilai yang tinggi, maka mereka akan punya prospek jangka panjang yang menguntungkan dan mereka akan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke kampus yang ditentukan.

“What the **ck, Bukannya kau sudah lama berhenti dari klub!? kau baru saja melihatnya berkencan dengan pacarnya dan masih mau masuk kedalam klub itu. Apa kau itu mas***s? Atau kau berubah menjadi bodoh setelah baru saja menonton ilmuan gila yang meledakkan roket buatannya sendiri diangkasa!?"

“Aku bukan mau datang belajar, tapi untuk menghapus namaku dari daftar itu, aku ingin merubah statusku dari seorang penerima beasiswa menjadi siswa yang membayar lewat jalur Reguler!”

Aikalin mengerutkan keningnya, merasa sedikit gelisah, “Tunggu, kau berhenti hanya karena Narisa? Reza sini kubilang kan yah, apa kau tidak berpikir kalau tingkahmu itu seperti pecundang? “

Reza hanya menghela nafas berat, tetapi tidak memberikan penjelasan yang signifikan kepada Aikalin. Dia memutar balik tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan rumah Aikalin.

Sebenarnya, Reza sudah lama berpikir untuk mengundurkan diri dari kegiatan ekstrakurikuler itu, Lingkungan yang buruk, dirinya yang dikucilkan, keluarganya yang sering dihina, itu semua berubah menjadi beban dipikiran Reza yang membuatnya tidak fokus untuk belajar.

Dia tidak pernah merasa senang dengan kelas itu. Jika Narisa tidak berinisiatif untuk mengajaknya mengambil kegiatan ekstrakurikuler mungkin ia tidak akan masuk. Memang benar, dengan mengikuti klub itu pasti akan mendapatkan secercah cahaya dimasa depan. Namun, Reza sudah mempunyai cahayanya sendiri yang ia yakini bisa memperbaiki hidupnya, yaitu Sistem Perlindungan Idol.

Aikalin berhenti melontarkan komentarnya dan hanya melambaikan tangannya kepada Reza saat ia pergi menjauh.

“Reza, Semangatlah. Laki-Laki itu harus kuat . Tidak perlu bersedih dan tertekan karena wanita yang tidak mempedulikanmu, ”Aikalin bermonolog sejenak sebelum akhirnya masuk kedalam rumahnya.

“Aku tahu, karena itulah aku ingin mengakhiri semuanya. ” ucap Reza yang entah mengapa bisa mendengar ucapan Aikalin dari jarak yang jauh.

***

Pagi telah tiba, dengan semangat baru Reza bangun dari tidurnya dan bersiap-siap berangkat kesekolah.

Hati Reza menghangat, “Baiklah, di hari kedua ini aku harus menjadi lebih baik lagi ” ucapnya denga. Percaya diri didepan cermin sebelum akhirnya pergi menuju sekolah.

Sesampainya dikelas, tidak banyak hal yang terjadi, hanya beberapa siswa dari kelas lain saja yang mengerumuni member Group idol Kanashī tamashī, sangat penuh sehingga tidak memberiku waktu sedikitpun untuk berinteraksi dengan mereka. Selain itu, siswa kelas 3-D belum membuat pergerakan sama sekali, tinggal menunggu waktu saja sampai mereka mengusik group member itu.

Setelah bel pulang berbunyi, sekali lagi Aikalin menemui Reza dan memberikan motivasi untuk memperkuat hati Reza. Apapun hasilnya, Aikalin tidak ingin melihat Reza kembali ke dirinya yang dulu. Setelah beberapa kata akhirnya iapun pergi meninggalkan Reza.

Reza mengawasi kepergian Aikalin sampai dia tidak bisa melihat bayangan tubuhnya lagi. Dia mengumpulkan pandangannya dan berbalik, mengambil tas miliknya yang ada dikelas dan lalu berjalan menuju Ruangan Klub.

Pengunduran dirinya akhirnya selesai sebelum malam hari.

Sambil memegang lembaran-lembaran dokumen miliknya, Reza berjalan keluar dari ruangan klub itu dengan tenang. Segala macam perasaan mengalir di hatinya. Ini adalah pertama kalinya ia memilih jalan hidupnya sendiri tanpa diatur oleh orang lain. Dia masih ingat saat pertama kali dia datang ke kelas ini, penuh dengan mimpi dan cita-cita, berharap bisa mendapatkan beasiswa, bisa mendapatkan pekerjaan, bisa mendapatkan uang, dan bisa menikahi orang yang saat itu dicintainya. Setiap adegan melintas di benak Reza layaknya seperti komedi putar atau seperti film.

“Reza!?”

Suara yang akrab terdengar di Muncul didepannya saat ia membuka pintu dan keluar dari ruang klub itu. Suara yang terdengar familiar namun dengan intonasi perasaan kaget.

Reza berhenti dan berbalik untuk menemui wajah cantik dan molek. Itu adalah Narisa, seorang wanita yang mengenakan seragam sekolah dengan penampilan yang manis.

Reza cukup terkejut saat ia secara tidak sengaja bertemu dengan Narisa. Awalnya, ia berniat untuk menyelesaikan pemberhentian dirinya tanpa diketahui siapapun termasuk juga Narisa. Semenjak mereka berdua putus, tidak ada lagi percakapan ataupun interaksi diantara mereka berdua lagi, Pada akhirnya yang tersisa dari hubungan mereka hanyalah..... Kecanggungan.

“Ada apa?” Reza bertanya pada Narisa dengan acuh tak acuh.

Narisa berjalan ke arahnya dengan sepatu Ventela yang dikenakannya. Dia melirik tumpukan kertas yang diangkat oleh kedua tangan Reza dengan tatapan mencemooh, “Kau memang tidak bisa berubah yah, selama sebulan ini kau tidak pernah masuk kegiatan ekstrakurikuler, dan sekarang bukannya melanjutkan study mu, kau malah mundur begitu saja dari beasiswa yang ada didepan matamu. Apa kau benar-benar tindak bisa berubah? kau ini sudah dewasa, jangan campurkan masalah percintaanmu dengan masa depanmu! Hubungan kita berdua telah berakhir, dan itulah kenyataannya. Namun, walau begitu kau tidak harus berhenti hanya karena masalah ini, hal itu hanya akan merusak masa depanmu, Reza. Bahkan walaupun kau tidak ingin memikirkan masa depanmu, kau harus mempertimbangkan keluargamu. kau tidak akan bisa kuliah kalau kau tidak punya beasiswa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!