NovelToon NovelToon

LEGEND OF THE LEGENDARY PRINCE

Kekalahan Perang

Pagi yang suram menyelimuti kerajaan Radiant Vale ada seorang pangeran muda berusia dua puluh tahun tahun bernama Afnan Azkiya yang bertarung mati-matian untuk melindungi kerajaannya. dia menebas semua pasukan musuh satu persatu dengan mata yang di penuhi amarah dan hati yang terkoyak karena melihat semua tubuh-tubuh prajuritnya dan keluarganya yang telah di bantai menyisakan dia dan ayahnya— Azizan Daniyal.

Tangan Afnan Azkiya yang penuh darah terus menerus mengayunkan pedangnya ke pasukan musuh. sementara itu Azizan Daniyal Raja Radiant Vale bertarung gagah berani dan berhasil menumbangkan salah satu jendral mereka yang membuat semua pasukan musuh ketakutan,tiba-tiba muncul di balik kekacauan jendral bernama Farhan Hassan menusuk Azizan Daniyal dari belakang. Sang Raja mengerang kesakitan, dan darah terus mengalir dari luka di perutnya.

"kamu..." gumam Azizan Daniyal Dengan suara lemah namun menyimpan kemarahan.

Afnan Azkiya yang sudah melihatnya langsung melesat menuju Farhan Hasan dan mencoba menusuknya dengan pedang namun tiba-tiba beberapa prajurit di pihaknya justru menghadang Afnan Azkiya dengan perisai mereka, Afnan Azkiya terpental, pedangnya terpental. salah satu penghianat membuka topengnya–melihat wanita berparas cantik sekitar usia dua puluh tahun. dia memberikan senyuman Cabul dan tatapan yang sangat menusuk.

Azizan Daniyal yang kesakitan berkata dengan marah “Penghianat! aku sudah memberikanmu segalanya dan begini kah balasanmu.”

Farhan Hasan hanya tertawa suara dinginnya menggema di Medan perang yang penuh dengan darah “ yang mulia betapa bodohnya dirimu." katanya dengan mengejek"aku bukan bagian dari  kerajaan ini tentu saja aku punya alasan untuk mengkhianati mu."

dia menatap Sang Raja dengan hinaan, Seolah melihat Anjing jalanan yang lumpuh.

"lima tahun Lalu aku di simpan sebagai mata-mata kerajaanmu tugasku cukup sederhana : mengawasi ,mencari kelemahan kerajaan mu dan menunggu waktu untuk menghancurkan kerajaanmu dari dalam.

Wajah Azizan Daniyal memucat,namun dia tetap menatap Farhan Hasan penuh dengan kebencian.

"Tapi itu Belum semuanya." lanjut dengan menyeringai "Aku juga diperintahkan menculik anakmu yang tampan itu untuk dijadikan selir. Sayangnya, usahaku gagal berkali-kali. Maka, aku rancang rencana ini. Dan lihatlah hasilnya kerajaanmu runtuh, kau sekarat, dan anakmu terlalu naif untuk mempercayai penglihatannya sendiri.”

Dengan kejam, Farhan Hasan mencabut pedangnya,darah menyembur Azizan Daniyal jatuh ketanah dengan nafas terengah-engah.

namun sebelum nyawanya hilang Azizan Daniyal menatap Afnan Azkiya dan memberikan kata-kata terakhir dengan lembut " Hiduplah dengan baik anakku ibu dan ayahmu akan menunggu mu di surga."

Dengan tatapan sedih yang mendalam Azizan Daniyal menghembuskan nafas terakhirnya.

Afnan Azkiya “...” 

Afnan Azkiya bangkit secara perlahan dan dia mengambil pedangnya dengan kemarahan

Raungan Yang keras bergema di medan perang “SEMUA PASUKAN! SERANG! TIDAK PEDULI APAPUN KITA HARUS MEMBALAS KEMATIAN RAJA.”

“Seranggggg!.”

Prajurit kerajaannya menyerang seperti anjing gila namun yang mereka semua tidak sadar karena mereka hanya dijebak oleh pasukan musuh, Afnan Azkiya mendengar suara wanita “ semua tembak panah api.”

Afnan Azkiya yang mendengarnya terkejut berkata dengan keras “SEMUA PASUKAN MUNDUR!!!.”

namun mereka terlambat.

Ratusan ribu panah api melesat dari langit seperti hujan api yang membakar hutan.Dalam hitungan detik Prajurit kerajaan Radiant Vale terbakar dengan teriakan mereka sebelum menjadi abu.

“AHHHHHH!!."

“YANG MULIA TOLONG – SELAMATKAN KAMI!!”

“ARGHHH!!”

Afnan Azkiya melihat pasukannya yang tertembak panah hanya bisa diam melihat mereka menjadi abu. Ia berdiri di antara abu-abu prajuritnya,menatap kosong dan berlutut secara perlahan.

Afnan Azkiya bergumam secara perlahan dengan nada sedih “maaf ibu, ayah aku tidak bisa melindungi kerajaanku seperti yang selalu aku janjikan, tapi hutang darah ini aku akan membalasnya ribuan kali lipat.”

Wanita berpakaian zirah mendekati Afnan Azkiya berkata dengan mengejek“sakit?, tenang saja aku tidak akan membunuhmu kamu akan hidup di kerajaan ku dengan sehat tanpa kekurangan satu tubuh pun.aku tidak ingin tubuh berkualitas sepertimu terbuang. sungguh disayangkan sekali ayahmu tidak bisa melihat anaknya menjadi selir laki-laki pertama dalam sejarah. ayahmu pasti akan sangat bangga hahaha!.”

setelah menghina Afnan Azkiya wanita berpakaian zirah itu perlahan pergi menjauh sejauh empat puluh meter dengan tertawa puas.

Beberapa menit berlalu

Afnan Azkiya yang sudah diam bangkit dari berlututnya dan menunjukkan mata setajam elang yang penuh dengan kebencian seperti iblis yang terlahir dari tragedi yang paling gelap.

“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!.”

dengan raungan yang menembus udara Afnan Azkiya mengambil pedangnya kembali dan menerjang ratusan ribu pasukan musuh seorang diri, dia menari di medan perang.pedangnya yang berkilau, menebas ratusan pasukan musuh tanpa ampun bajunya yang bersih sekarang dipenuhi dengan darah yang segar.

namun,di pertengahan pertarungan tubuhnya melemah. pandangan menjadi kabur, jalannya mulai goyah.

Dia jatuh ketanah

Afnan Azkiya mencoba bangkit dari tanah tapi tubuhnya sudah tidak bisa menampung tekadnya.

Afnan Azkiya bergumam dengan sedih “ayah, ibu aku akan menyusul kalian tapi aku harus membalas dendam apapun yang terjadi.”

dan,akhirnya dia pingsan

Wanita berpakaian zirah mendekati Afnan Azkiya dan menatap tubuhnya yang tidak berdaya. berkata kepada pasukannya dengan dingin “rantai dia biarkan dia melihat rakyatnya dibunuh di depan matanya dan bila sudah bawa dia ke ibu kota dan rantai di sana .”

“ Baik tuan putri Bella caily.”

Wilayah kerajaan ibukota Radiant Vale 

Langit kelabu menaungi kota yang dulu penuh kehidupan. Kini, di tengah lapangan utama, duduk seorang pria muda dengan tangan dirantai, tubuh penuh darah, dan wajah kosong seperti mayat hidup.

Afnan Azkiya membuka matanya perlahan. Pandangan yang kabur bisa melihat jelas ribuan warganya sudah di kepung musuh dan siap untuk di bunuh

Bella Caily tersenyum tipis berkata dengan lembut namun beracun kepada Afnan Azkiya “sudah bangun pangeran mari kita melihat pertunjukan ini bersama...dan tolong ,buka mata anjing mu lebar-lebar.”

pembantaian di mulai.

Tanpa ampun, satu per satu warga dibunuh. Pedang menebas leher tanpa suara. Bayi, anak-anak, remaja, orang tua tak satu pun diberi kesempatan. Tak ada yang memohon, karena mereka tahu... tidak ada belas kasihan hari itu.

Darah mengalir deras, membasahi tanah, merendam kaki Afnan. Ia terdiam, tubuhnya gemetar, raungan putus asa keluar dari tenggorokannya.seperti jeritan iblis yang di siksa di neraka terdalam.

"AHHHHHHHHHHHHHHH!!!."

Mata Afnan Azkiya mengeluarkan air mata beserta darah dari matanya.

dia ingin mengakhiri hidupnya namun dia perlu membalas dendam apapun yang terjadi sekarang yang membuat dia bertekad hidup meskipun hidup di neraka.

Bella Caily tersenyum dingin berkata dengan santai “Sekarang giliran melihat kerajaan mu dibakar habis oleh api.” melanjutkan kepada pasukannya dengan tegas“bawa dia keluar dari ibukota ini dan biarkan dia melihat kerjanya hancur.”

“Baik tuan putri Bella Caily.”

Di luar daerah kerajaan Radiant Vale

Afnan Azkiya dibawa ke bukit kecil. Dirantai, berlutut, tak berdaya, matanya dipaksa menatap satu-satunya hal yang tersisa—kerajaannya. Masih utuh. Masih berdiri.

Bella Caily berkata dengan dingin “ panah api serang sekarang.”

Jutaan anak panah menyala melesat ke langit dan menghujani Radiant Vale seperti hujan kiamat. Dalam hitungan menit, kota itu terbakar. Menyisakan hanya asap, puing, dan abu.

Afnan Azkiya hanya bisa melihat tidak berdaya kerajaannya hancur menjadi puing-puing dan debu tanpa ada perlawanan sedikitpun.

Bella Caily berkata dengan mengejek kepada Afnan Azkiya “sekarang ayo pulang ke kerajaan ku dan untuk hidupmu yang sekarang pasti akan menyenangkan..haha.”

Kerajaan Harmonia di ibukota

Di tengah alun-alun kerajaan, Afnan Azkiya dirantai. Tubuhnya penuh luka, wajahnya kotor oleh darah kering dan debu. Di dadanya tergantung papan bertuliskan:

'aku pangeran tertampan namun aku lebih hina daripada anjing jalanan’

Bella Caily berjalan anggun di depan ribuan rakyat dengan senyuman puas

berkata dengan lantang “aku telah menghancurkan kerajaan Radiant Vale," dan kini pangeran tampannya akan ku ubah menjadi mainan pribadiku.”

sorak-sorai rakyat meledak

"hidup tuan putri Bella Caily!, semoga mainan ini membuat Anda senang!. Dan terus memimpin kerajaan ini dengan baik."

Bella Caily berkata dengan santai "tentu saja aku akan bersemangat apalagi ada mainan berkualitas di sini pasti aku akan terus bersemangat untuk Kerajaan ku."

“Bawa dia ke kamarku,” ujarnya tegas. “Ikat tangannya. Aku tak ingin dia kabur sebelum permainan dimulai.”

"baik tuan putri Bella Caily."

Malam pun tiba

Di dalam kamar megah bergaya klasik, Afnan dilempar ke lantai marmer. Tangan dan kakinya diikat ke empat sudut ranjang besi. Tubuhnya lemas. Napasnya berat. Ia menatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Bella masuk, berjalan perlahan. Gaun malam berkilau membalut tubuhnya. Matanya bersinar seperti kucing yang menemukan mangsa.

Bella Caily berkata dengan menggoda

“hmm, sepertinya ada pria tampan di kamarku dan kita mulai dari tubuh mana dulu yah.”

Afnan Azkiya berkata dengan tegas “tidak boleh ada yang menyentuh tubuhku tanpa izin ku.”

Bella Caily tidak marah hanya tertawa centil berkata dengan santai “Apakah begitu tapi ini bukan izin melainkan kekuasaan."

Bella Caily mengeluarkan cambuk panjang dan mencambuk sekali di depan Afnan Azkiya.

“Pang!”

Bella Caily mendekatinya dan merobek pakaian nya hingga dia telanjang bulat Afnan Azkiya mengeluarkan erangan kecil “kamu.” Bella Caily menyentuh tubuh Afnan Azkiya dengan genit berkata dengan menggoda “tubuh yang sangat menarik dari atas sampai bawah benar benar tubuh sempurna yang diberikan Tuhan kepadamu.”

Bella Caily mengeluarkan senyuman cabul dan menunggangi tubuh Afnan Azkiya berkata dengan lembut “ sekarang kita akan membuat keturunan dari dirimu.”

Bella Caily melepaskan semua pakaiannya yang membuat tubuh putihnya terekspos Bella Caily memegang tangan Afnan Azkiya dengan lembut dan membiarkan tongkat panjangnya masuk ke kebun indahnya dengan sengaja suara kesakitan yang menawan mulai terdengar dan mata indah Bella Caily mulai membesar Di bawah paksaan Bella Caily Afnan Azkiya mengeluarkan suara Desahan yang terpaksa dia keluarkan.

Dalam sekejap mata tubuhnya yang putih terbuka telah terbuka oleh Afnan Azkiya

Sepenuhnya dan saat penghalang terakhir di tembus oleh Afnan Azkiya Bella Caily merasa senang.

Di kamar yang terang suara wanita dan pria terdengar jelas tubuh yang putih telah mengeluarkan banyak keringat yang banyak Afnan Azkiya mengeluarkan benih cintanya dengan terpaksa hingga 6 jam berlalu.

Bella Caily menggunakan pakaiannya kembali berkata dengan menggoda“Terimakasih selir telah memberikan ku benihmu tapi tenang saja hidupmu pasti terjamin asal kau patuh.”

Bella Caily memberikan pakaian biasa berwarna biru ke Afnan Azkiya berkata dengan mengejek “pakai pakaian ini kamu tidak layak lagi menggunakan pakaian mewah statusmu sekarang selir bukan lagi pangeran.” melanjutkan dengan perlahan “sayang sekali bila kamu tidak melakukan itu padaku kamu pasti tidak akan jadi seperti ini.” 

Bella Caily berkata dengan tegas kepada pasukannya “ bawa dia ke kamar selir no 89 yang kosong kunci dia di kamarnya jangan biarkan dia melarikan diri.”

“Baik tuan putri Bella Caily.” 

Afnan Azkiya yang tubuhnya lemas di bawa dengan kasar menuju kamar selir no 89 ratusan selir kerajaan yang melihatnya mengejek maupun ada yang merasakan iba, Afnan Azkiya dilempar ke kamarnya dengan keras hingga terbaring lemah di lantai.

Pasukan Bella Caily berkata dengan mengejek“ Semoga bersenang-senang selir laki-laki pertama dalam sejarah hidupmu pasti sangat menyenangkan untuk kedepannya hahahahahaha.”

Afnan berusaha bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Ia merangkak, menyeret diri ke ranjang kecil di pojok ruangan.

Afnan Azkiya berbisik dengan sedih

“apa hidupku akan seperti ini selamanya menjadi mainan wanita jalang di ranjang ibu,ayah,paman,bibi dan semua keluarga ku maafkan aku kerajaan kita hancur karena diriku aku akan membalas mereka ribuan kali lipat.” 

Kebenaran

Pagi pun tiba 

Matahari baru saja menyentuh ujung jendela ketika suara pintu dibanting keras menggema di seluruh ruangan. Afnan Azkiya yang masih terlelap langsung terbangun dengan kaget. Sebelum sempat mengumpulkan kesadarannya, sebuah cambuk panjang meledak di udara dan mendarat di punggungnya.

"PANG!!."

“Aaargh!” Afnan Azkiya menggeliat, tubuhnya meringkuk karena rasa sakit. Dengan suara marah dan kesal, ia berteriak, “Siapa yang berani mencambuk ku?!”

Suara tenang dan dingin menyambutnya.

“Sudah jelas, aku,” jawab Bella Caily dengan ekspresi datar, seolah menyampaikan perintah harian.

Afnan Azkiya matanya terbelalak. Begitu menyadari siapa yang berdiri di hadapannya, ia segera bangkit meski tubuhnya gemetar karena luka. Ia berlutut dengan cepat, menunduk dalam-dalam.

“ada apa, Tuan Putri… mencari ku pagi-pagi seperti ini?” bertanya dengan lembut, mencoba menyembunyikan rasa sakit di balik suaranya.

Bella Caily menatap Afnan Azkiya sekilas berkata dengan acuh tak acuh

“Untuk apa?, tentu saja untuk kerja meskipun kamu selirku kamu harus bekerja dan aku akan mengubah namamu menjadi ‘Bahir’ karena di kerajaan ku huruf nama bangsawan awalnya B tentu saja bila menolak aku tidak akan memaksa hanya cambuk ini saja yang berbicara.”

Afnan Azkiya menunduk lebih dalam

berkata dengan ketakutan “baik aku akan Mengganti namaku menjadi Bahir.”

Bella Caily tersenyum tipis berkata dengan lembut “ bagus sekali Bahir waktunya kamu ikut aku.” Afnan Azkiya mengangguk dan mereka berjalan keluar kamar menuju tempat pekerjaan Afnan Azkiya.

Bella Caily berjalan di depan Afnan Azkiya.

Di belakang Afnan Azkiya, barisan para pengawal berdiri tegak dan siaga. Mereka bukan hanya penjaga, tapi juga peringatan hidup: bahwa Afnan tidak boleh berhenti, apalagi mencoba melarikan diri. Jika ia lengah sedikit saja, tangan-tangan kasar itu akan segera menarik tubuhnya paksa.

Wilayah tambang kerajaan Harmonia.

Afnan Azkiya bekerja tanpa henti, menambang emas di bawah pengawasan mata tajam Bella Caily. Namun yang tak disadari Bella Caily, Afnan Azkiya memiliki sihir penyimpanan langka—tersembunyi dan tak terdeteksi. Diam-diam, ia menyimpan serpihan emas, tembaga, dan bahkan berlian ke dalam ruang sihir tersebut.

Dua jam berlalu. Tanpa makan, tanpa istirahat. Tubuhnya akhirnya ambruk ke tanah lelah dan kehabisan tenaga. Bella yang melihatnya hanya memberikan perintah tegas,“Bawa dia. Mandikan dan biarkan dia beristirahat di kamarnya.”

“Baik putri Bella Caily.”

Tempat pemandian selir,kerajaan Harmonia.

Afnan Azkiya perlahan membuka matanya. Ia terkejut mendapati dirinya berada di kolam pemandian khusus selir wanita—namun hari ini, hanya ada dia... dan Bella Caily

Bella Caily berkata dengan lembut “Sudah bangun Bahir?,maaf aku lupa memberimu makan sebelum bekerja .”

Afnan Azkiya menggelengkan kepalanya berkata dengan lemah “Tidak apa, tuan putri tapi kenapa tuan putri tidak marah? aku kerja hanya dua jam padahal yang diperintahkan 5 jam.”

Bella Caily tersenyum tipis berkata dengan lembut “tentang itu,aku memang tidak akan marah atau mencambuk meskipun kerjamu tidak sesuai waktu tapi bila kamu menolak kerja di ranjang tentu saja aku akan mencambuk mu,Kamu bersihkan diri dulu setelah itu kamu pergi ke kamarku aku akan menunggumu di sana.”

Tanpa kata lain, Bella pergi, meninggalkan Afnan di dalam keheningan kolam.

Afnan menggenggam air, merenung dalam hati."Kenapa dia tidak marah... bahkan tak mengejekku seperti biasanya? Tatapannya... senyuman itu... seperti senyuman istri kepada suami. Tapi... tunggu. Dia memang tunanganku sepuluh tahun lalu. Tapi mengapa dia menghancurkan kerajaanku sendiri? Ada sesuatu yang tidak benar."

Kamar Bella Caily 

Bella Caily sedang duduk santai di kursi kamarnya untuk menunggu Afnan Azkiya yang sedang mandi, kemudian Afnan Azkiya tiba dengan hormat memasuki kamar Bella Caily.

Bella Caily bertanya dengan acuh tak acuh

“Sekarang kamu tahu ,bukan ,kenapa aku menghancurkan kerajaan mu?.”

Afnan Azkiya menjawab dengan lembut

“Apa tentang pertunangan kita yang diatur sepuluh tahun yang lalu?.”

Bella Caily Berkata dengan kesal

“Benar dan kenapa kamu memutuskan hubungan pertunangan kita tanpa sebab ataupun alasan yang jelas.”

Afnan Azkiya mengerutkan keningnya berkata dengan terkejut “apa aku memutuskan hubungan pertunangan tidak mungkin bahkan aku tidak sabar untuk menikahi mu bahkan dalam mimpi ku selalu bermimpi tentang mu.”

Bella Caily berkata dengan marah “bohong,aku bahkan memiliki buktinya.” Bella Caily melempar kan surat dengan kasar ke Afnan Azkiya di surat bertuliskan

‘ aku Afnan Azkiya akan memutuskan hubungan pertunangan ini karena aku sudah memiliki wanita yang kucintai di luar sana jadi dengan hormat aku memutuskan pertunangan ini dan semoga kamu memiliki pria yang lebih baik dariku’.

Afnan Azkiya menatap dengan kebingungan

“Ini bukan tulisan tanganku dan di surat ini tidak ada tanda tanganku bila aku mengirim surat ataupun pesan aku akan menuliskan tanda tanganku di pinggir surat.”

Bella Caily berkata dengan Ragu

“Apa benar begitu mari kita buktikan surat-surat yang kamu kirimkan sepuluh tahun yang lalu.”

Bella Caily mengeluarkan surat di lemari dan saat di periksa memang benar itu bukan tulisan tangan Afnan Azkiya dan juga benar perkataan Afnan Azkiya di pinggir surat selalu ada tanda tangan nya.

Bella Caily terdiam mukanya memucat berkata dengan terkejut “ini tidak mungkin, ini tidak mungkin, ini benar bukan tulisan kamu dan memang benar di setiap surat yang kamu berikan ada tanda tanganmu.”

Afnan Azkiya menatap Bella Caily dengan sedih “apa kamu tahu kerajaan ku selalu memiliki musuh yang banyak karena diriku. namun mereka gagal menghancurkan kerajaan ku karena kerajaan ku sangat kuat. tapi mereka mencari celah untuk menghancurkan kerajaan ku dan mereka membodohi kerajaan mu yang bertunangan dengan ku agar menghancurkan kerajaan ku dengan tanganmu sendiri.”

Bella Caily menundukkan kepalanya berkata dengan menyesal “untuk ini aku meminta maaf padamu.”

Afnan Azkiya berkata dengan marah dengan mengeluarkan Air mata “ meminta maaf, keluarga ku di bunuh di depan mataku,wargaku dibunuh di depan mataku  kerajaan ku dibakar hingga tidak tersisa hanya menyisakan puing-puing kamu hanya meminta maaf apa kamu layak aku telah bersumpah aku juga akan menghancurkan kerajaan mu hingga tidak tersisa.”

Bella Caily “...”

Melanjutkan dengan perlahan "Tapi itu dulu. Sekarang aku tahu... ini bukan sepenuhnya salahmu. Sumpahku untuk menghancurkan kerajaan Harmonia... akan kutarik. Aku akan mencari kerajaan yang telah mempermainkan kita. Dan aku akan menghancurkan mereka.”

Bella Caily mendekati Afnan Azkiya dan memeluknya erat-erat berkata dengan lembut “aku akan membantumu untuk mencari kerajaan yang mempermainkan kita dan aku juga akan berbicara kepada ayahku agar kamu menjadi suamiku.”

Bella Caily tersenyum tipis, menyeka air mata Afnan Azkiya “Sekarang... istirahatlah. Tidurlah di sini bersamaku malam ini. Besok pagi, kita hadapi semua bersama.”

Afnan Azkiya hanya mengangguk. Meski hatinya masih remuk, pelukan Bella memberinya kehangatan yang tak ia sangka bisa ia rasakan lagi. Mereka pun tidur dalam satu ranjang di bawah satu selimut, dengan satu luka dan harapan yang perlahan mulai tumbuh.

Pagi pun tiba

Bella Caily bersama Afnan Azkiya menuju ruangan pribadi Raja Harmonia untuk membicarakan sesuatu yang penting dan akhirnya mereka tiba di ruangan pribadi Raja Harmonia. Di sana Afnan Azkiya melihat pria yang gagah dan berwibawa sekitar berusia 50 tahun.

Ruangan pribadi Raja Harmonia

Bella Caily berkata dengan lembut “ayah aku ingin membicarakan sesuatu penting dengan mu.”

Raja Harmonia bertanya dengan lembut 

“ apa yang ingin kamu bicarakan?.”melanjutkan dengan mengejek sambil melirik Afnan Azkiya“Kenapa ada pria jalang di sini?.”

“...” Afnan Azkiya

Bella Caily menarik nafas panjang berkata dengan lembut “Ayah aku ingin tunangan ku menjadi suamiku dalam 1 bulan lagi.”

Raja Harmonia terbalak berkata dengan mengejek “Kenapa kamu ingin menikah dengan pria jalang ini ayah tidak setuju!. bukannya kamu yang memerintahkan ayah untuk menghancurkan kerajaan tunanganmu dan membiarkan pria jalang ini untuk dipermalukan seumur hidupnya olehmu dan orang lain.”

“Itu salah paham,” jawab Bella Caily dengan tenang. “Kita dijebak. Surat pemutusan pertunangan itu bukan dari dia. Itu surat palsu. Ini semua rencana pihak ketiga untuk menghancurkan Radiant Vale dan membuat kita saling membenci.”

Raja Harmonia mengangkat kedua alisnya bertanya “kesalahpahaman, dijebak apa maksudmu?.”

Bella Caily menjawab dengan lembut 

“sebenarnya yang mengirim surat untuk memutuskan pertunangan bukan keinginan dia tapi tulisan orang lain agar kita marah dan menghancurkan kerajaan Azkiya dan aku juga mendengar dari Azkiya kerajaan dia memiliki banyak musuh agar kerajaan mereka tunduk dan menikahi Azkiya yang tampan dengan paksa demi putri mereka yang  cemburu dengan ku.”

Raja Harmonia menatap tajam bertanya dengan serius “apa seperti itu dan apa ada buktinya?.”

“Ada ayah” Bella Caily mengeluarkan dua surat surat palsu dan juga surat asli Raja Harmonia terkejut seperti Bella Caily pertama kali melihatnya surat asli ada tanda tangannya sedangkan yang palsu tidak ada.

Raja Harmonia terdiam sebentar sebelum tertawa getir “betapa bodohnya aku tidak mempercayai sahabat lamaku. Aku lebih mempercayai surat yang belum tentu jelas dari mana ha,ha sungguh memalukan.”

Raja Harmonia menatap Afnan Azkiya berkata dengan lembut “karena ini salah paham aku akan menebus semua dosaku kepada sahabatku dan kamu,supaya kamu menikahi putriku satu-satunya dan juga aku akan menyebarkan luas pernikahan ini ke seluruh dunia.”

“Ini hanya penebusan dosa kecil kepadamu. aku juga akan memperbaiki kerajaan Radiant Vale dan memberi persembahan di tempat Radiant Vale dihancurkan selama 5 generasi.”

Afnan Azkiya tersenyum tipis dan berkata dengan lembut “terima kasih yang mulia baim Darish.”

Raja Harmonia menepuk pundaknya berkata dengan lembut “ kamu tidak perlu formal panggil saja aku ayah mertua.”

Afnan Azkiya mengangguk

________________________

Aula utama Kerajaan Harmonia dipenuhi oleh para penasihat, jenderal, pangeran, serta para selir kerajaan. Suasana ramai namun penuh rasa penasaran. Ketika Raja Harmonia muncul bersama Bella Caily dan Afnan Azkiya, semua mata langsung tertuju pada mereka.

Bisik-bisik mulai terdengar :

Apa itu Bahir?

Kenapa dia berdiri di samping sang putri seperti seorang calon suami, bukan seorang selir?

Raja Harmonia berkata dengan keras di podiumnya “karena kalian sudah hadir semua aku akan berterus terang kepada kalian Caily akan menikah dengan Bahir dalam beberapa bulan lagi.”

Kejutan meledak di antara kerumunan. Beberapa selir menutup mulutnya. Para jenderal bertukar pandang. Dan seorang penasihat tua, Bazil Karim, berdiri dengan alis terangkat tinggi.

“Yang Mulia,” katanya dengan nada mencibir, “bagaimana bisa? Bahir hanyalah selir dan tawanan—bagaimana mungkin ia layak menikahi putri Anda satu-satunya?”

Raja Harmonia menjawab dengan tenang “sebenarnya nama asli Bahir adalah Afnan Azkiya tunangan sah dari Caily sepuluh tahun yang lalu.”

“ Apa.” semua  orang yang hadir membuka  mulutnya lebar-lebar karena mereka tidak percaya apa yang dikatakan namun melihat penampilannya semua orang ingat memang dia tunangan Bella Caily namun mereka tidak menghubungkannya dengan Afnan Azkiya yang diubah namanya menjadi Bahir karena mereka pikir selir dari Bella Caily hanya tawanan kerajaan yang diubah menjadi mainan di ranjang untuk dirinya sendiri.

Raja Harmonia melanjutkan dengan tenang “sebenarnya kerajaan yang kita hancurkan adalah kerajaan tunangan Caily karena kita telah dibodohi oleh kerajaan lain agar kita berperang dengan kerajaan Radiant Vale."

"demi menebus dosa kita aku akan menikahi Afnan Azkiya dengan Caily dalam beberapa bulan lagi, dan aku juga memperbaiki kerajaan Radiant Vale seratus persen, juga setiap hari memberikan persembahan di tempat kerajaan Radiant Vale berada selama 5 generasi.”

Bazil Karim terdiam sejenak, lalu menunduk dalam-dalam.

“Yang Mulia... bila itu kebenarannya, maka kita memang harus menebus dosa kita. Kita telah menghancurkan kerajaan yang tak bersalah, dan membantai rakyatnya. Saya mendukung keputusan ini.”

Perlahan, satu per satu anggota majelis kerajaan mengangguk setuju. Ketegangan mereda.

Afnan Azkiya berdiri tegak, tak berkata apa-apa. Tapi dari wajahnya yang semula tegang, tersungging sebuah senyuman tipis.

Namun di dalam hatinya, badai belum selesai.

"Aku belum tahu siapa yang menjebak kami. Tapi satu hal pasti... aku akan menemukannya."

Pernikahan

1 Bulan telah berlalu

Kota Harmonia dipenuhi gemerlap. Para pangeran dan putri kerajaan datang menggunakan kuda kencana yang megah, diiringi oleh para pengawal berpakaian kebesaran. Istana kerajaan tampak bersinar, dihiasi dengan kemewahan yang menakjubkan, sementara ratusan tamu memenuhi aula istana dengan balutan pakaian paling mewah mereka.

Semua mata tertuju pada satu pertanyaan besar: Siapa pria beruntung yang akan menikahi wanita tercantik di benua manusia wanita yang kecantikannya disamakan dengan peri dari legenda?

Tiba-tiba, dari lantai dua istana, muncul sosok anggun berbalut gaun pengantin putih yang memukau. Rambut hitamnya terurai hingga ke punggung, matanya hitam berkilau bagaikan bintang malam, dan setiap lekuk tubuhnya tampak sempurna. Kulitnya seputih salju, bibir merah ceri nya memberi kesan memikat dia seperti jelmaan peri dalam dongeng.

pangeran yang hadir tampak terguncang wanita yang cantik seperti peri ini benar-benar menikah.membuat pangeran terbakar api cemburu yang membara dan ingin mencabik-cabik pria yang dinikahinya .

Bella Caily tersenyum tipis, melangkah satu langkah berkata dengan keras “karena kalian tidak sabar melihat pria beruntung mana yang akan menikahi ku sekarang akan ku tunjukan.”

Langkah tenang seorang pria tinggi muncul dari balik tirai. Ia mengenakan pakaian pengantin hitam yang mewah. Penampilannya sempurna, bak boneka hidup yang memikat. Rambut hitamnya tersisir rapi menyatu dengan wajahnya yang bagaikan lukisan yang hidup, dan mata birunya bagaikan samudra luas siap menenggelamkan siapa pun dalam pesonanya. Kulitnya putih dan halus, tubuhnya tegap, memancarkan daya tarik yang mematikan.

Pangeran Nabil Karim bergumam kesal, “Bagaimana mungkin? Wanita tercantik dan pria tertampan di dunia ini... menikah? Tuhan benar-benar sedang bermain-main dengan takdir.”

Dengan penuh kelembutan, Afnan Azkiya menggenggam tangan Bella Caily dan menuntunnya menuruni tangga menuju kereta kencana terbuka yang akan membawa mereka ke gereja kerajaan. Sepanjang perjalanan, masyarakat menyaksikan mereka dengan kekaguman dan terpukau. Desas-desus segera menyebar luas tentang pasangan yang serasi dan sempurna ini, layaknya boneka hidup yang turun dari surga.

Gereja kerajaan Harmonia.

Di dalam gereja, para raja dan ratu duduk dengan penuh ketertarikan . Pintu utama terbuka lebar, dan pasangan pengantin melangkah masuk bersamaan. Keheningan menyelimuti ruangan saat semua mata tertuju pada mereka—begitu menawan, begitu tak nyata.

Mereka berjalan perlahan menuju altar, tempat pendeta sudah menanti dengan wajah terkejut yang segera digantinya dengan senyum hangat.

Pendeta berkata dengan keras “karena para mempelai sudah muncul mari kita mulai upacaranya.”

"Silakan, pasangan pria menyampaikan sumpahnya kepada pasangan wanita.”

Afnan Azkiya penuh keyakinan berkata dengan lembut.

“aku bersumpah akan melindungi istriku dari bahaya maupun ancaman orang lain dan mencintainya dengan segenap hatiku, dengan kasih sayang yang tak pernah padam.”

“Silahkan, pasangan wanita untuk menyampaikan sumpah.”

Bella Caily menatap Afnan Azkiya berkata dengan lembut.

“Aku bersumpah akan menyayangi suamiku dengan kelembutan dan cinta yang tak tergoyahkan. Aku akan berusaha membuatnya bahagia, agar tak ada lagi kesedihan dalam hidupnya.”

“Silahkan pasangan pria untuk memberikan cincin pernikahan.”

Afnan Azkiya berlutut, mengeluarkan cincin berlian, dan menyelipkannya ke jari manis tangan kanan Bella Caily.

“Sekarang, silakan kedua mempelai berciuman dan berpelukan.”

Afnan bangkit, menarik Bella Caily ke dalam pelukan, dan mencium bibirnya dengan lembut.

"silahkan untuk kedua pasangan bersujud kepada orang tua kalian."

Afnan Azkiya bersama Bella Caily bersujud kepada Baim Daris,Baim Daris berkata dengan lembut "semoga tuhan membuat kalian selalu bahagia."

Afnan Azkiya berkata dengan lembut kepada Baim Daris "terimakasih ayah mertua telah memberikan doa dan restu."

Afnan Azkiya bersama Bella Caily bangkit dari sujudnya dan tetap bergandengan tangan.

Pendeta berkata dengan keras

"selamat kalian menjadi pasangan yang sah. semoga tuhan memberkati kalian dengan kebahagiaan dan kebaikan."

Malam pun tiba

Langit di atas Kerajaan Harmonia begitu jernih malam itu. Bintang-bintang berkelip cerah, dan bulan menggantung megah di angkasa. Di balkon istana yang tinggi, Afnan Azkiya dan Bella Caily berdiri berdampingan. Tangan mereka saling menggenggam erat, seolah takut kehilangan satu sama lain. Angin malam berembus pelan, membawa aroma bunga kerajaan yang mekar sempurna.

Bella Caily memecah keheningan bertanya dengan lembut "kenapa saat kita sedang upacara pernikahan kamu terlihat sedih?."

Afnan menghela napas perlahan, sorot matanya kosong memandangi bulan menjawab dengan sedih. "Karena… ayah dan ibuku tidak ada saat aku menikah,"

Bella Caily menundukkan wajahnya, merasa bersalah dalam hatinya berkata dengan sedih "maafkan aku ini salahku karena aku bertindak gegabah dan tidak melihat kebenarannya dan langsung membunuh keluargamu dan juga ayahmu."

Afnan menggelengkan kepalanya , lalu menatapnya penuh kelembutan. Berkata dengan lembut

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Semua ini juga karena aku... Penampilanku membuat iri para pangeran, dan pertunangan kita membuat para putri kerajaan membencimu. Mereka ingin menjatuhkan kerajaanku agar aku tunduk, dan saat mereka mengira aku diasingkan, mereka mencoba membawaku ke kerajaan mereka, memaksaku menikahi putri mereka."

Menghela napas panjang, lalu berkata dengan sedih,"Lucu, bukan? Ironis. Semua kehancuran itu hanya karena satu hal aku terlalu bersinar untuk dunia yang penuh gelap."

Afnan Azkiya menoleh pada Bella Caily dan menggenggam tangannya lebih erat. Berkata dengan lembut

"Tapi kamu... kamu adalah cahaya dalam hidupku. Jika cahaya itu padam, maka yang tersisa hanya kegelapan. Jika kamu mati… aku tidak punya harapan. Aku akan hidup hanya untuk membalas dendam… sampai akhirnya aku pun ingin mati."

Mata Bella Caily bergetar mendengar kata-katanya. Perlahan, ia tersenyum tipis dan menempelkan tangannya ke dada Berkata dengan lembut.

"Kalau aku adalah cahayamu... bagaimana dengan yang sedang tumbuh di dalam perutku? Apa dia bukan cahaya yang lebih terang?"

Afnan Azkiya menatap perutnya, lalu kembali memandang Bella Caily dengan mata penuh makna Berkata dengan lembut

"Dia... dia bukan hanya cahaya. Dia adalah separuh jiwaku. Jika ada yang berani menyakitinya… aku akan membalas dengan seribu kali lebih kejam dari apa pun yang pernah dilihat dunia."

Air mata mengalir di pipi Bella Caily. dia melangkah maju, memeluk Afnan Azkiya dengan erat, seolah ingin menyatu dengannya. Bibirnya menyentuh bibir Afnan Azkiya, lembut namun penuh hasrat dan cinta. Afnan Azkiya sempat terkejut, tapi segera membalas pelukannya dengan sepenuh hati, membenamkan dirinya dalam kehangatan yang telah lama ia rindukan.

Malam pun menyelimuti mereka, membiarkan waktu berhenti sejenak untuk dua jiwa yang telah melewati kesakitan, kini saling menemukan dalam cinta dan luka yang tak terucapkan.

Aula utama kerajaan Harmonia

Aula utama dipenuhi kemegahan. Lampu kristal ber gemerlap, taburan bunga langka memenuhi ruangan dengan wangi lembut. Raja, ratu, para pangeran dan putri dari seluruh kerajaan di benua manusia berkumpul, berpesta dengan meriah. Denting musik lembut mengalun, dan semua tamu menanti dengan penuh harap—para pangeran ingin melihat sang pengantin wanita, sementara para putri tak sabar menyaksikan sang pengantin pria, membiarkan diri mereka bermimpi untuk memilikinya meski hanya dalam khayalan.

Tiba-tiba, dari lantai dua, Afnan Azkiya dan Bella Caily muncul bergandengan tangan. Keheningan sejenak menyelimuti aula saat semua mata tertuju pada mereka. Keanggunan mereka seolah menahan napas seluruh ruangan. Afnan Azkiya mengenakan pakaian bangsawan hitam beraksen emas yang membuat sosoknya bak lukisan hidup, sementara Bella tampak seperti dewi dalam balutan gaun putih berkilauan yang memancarkan cahaya ke mana pun ia melangkah.

Tatapan iri dan decak kagum membanjiri ruangan. Api cemburu membara di dada para pangeran dan putri yang hadir. Namun tak satu pun dari mereka sanggup berpaling.

Pasangan itu menuruni tangga perlahan, memisahkan diri sejenak untuk menyambut para tamu. Afnan Azkiya dikerumuni pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan, sedangkan Bella Caily disambut hangat oleh para putri bangsawan.

Obrolan Para Pangeran

Pangeran Luis Gyani mendekat dengan senyum tipis. Berkata dengan lembut

"Azkiya, sungguh kau pria paling beruntung. Bisa menikahi wanita tercantik di benua ini… sungguh mimpi banyak pria."

Afnan Azkiya tersenyum sopan. Berkata dengan lembut "Terima kasih atas pujianmu. Sebenarnya… dia sudah menjadi tunanganku sejak sepuluh tahun yang lalu."

Luis Gyani menatap Afnan Azkiya penuh ketertarikan, lalu bertanya dengan hati-hati.

"Aku ingat… tapi ada yang janggal. Ayahmu… keluargamu… mereka tidak tampak. Ke mana mereka?"

Afnan Azkiya terdiam sejenak. Sorot matanya berubah sayu. Berkata dengan perlahan

"...Maaf, itu rahasia yang tidak akan pernah aku bagi. Termasuk padamu."

Luis Gyani mengangguk pelan, menghormati keheningan itu. Berkata dengan lembut

"Tentu. Beberapa rahasia memang harus tetap tersimpan. Ayo, kita minum bersama saja malam ini."

Obrolan Para Putri

Di sisi lain aula, Bella Caily berkumpul bersama para putri kerajaan. Suasana riang terdengar dalam tawa kecil dan bisikan kekaguman.

Adeline Amalia, putri dari Kerajaan Alavine, memandang Bella sambil menghela napas kagum. Berkata dengan lembut

"Kau benar-benar wanita paling beruntung, Caily. Menikahi pria setampan itu… aku bahkan sempat bermimpi dialah pangeranku."

Bella tersenyum lembut. Berkata dengan lembut "Dia adalah tunanganku sepuluh tahun lalu. Dan... aku pun memikul banyak dosa padanya. Mungkin ini caraku menebus semuanya."

Adeline Amalia menatapnya serius. Bertanya dengan serius "Dosa apa yang kau maksud?"

Bella Caily menggeleng kepalanya, matanya menatap kosong sejenak sebelum menjawab dengan lembut.

"Itu rahasia antara aku dan suamiku. Bahkan padamu, sahabatku… aku tak bisa mengungkapkannya. Ini janjiku pada Azkiya."

Adeline mengangguk, menghargai kejujuran itu. Lalu matanya berbinar penuh semangat.

"Baiklah! Kalau begitu, waktunya acara yang paling ditunggu pesta dansa! Ini kesempatanmu menari bersamanya di hadapan dunia!"

Bella Caily mengangguk perlahan dan menarik tangan Afnan Azkiya ketengah aula untuk berdansa bersama.

Pasangan itu mulai berdansa. Gerakan mereka begitu selaras, seolah dua jiwa yang telah lama terikat. Langkah mereka ringan, berputar ke kanan dan kiri dengan lembut, seperti sepasang angsa putih menari di atas danau tenang. Cahaya lilin memantul di gaun Bella Caily dan mata Afnan Azkiya, menciptakan gambaran surgawi yang membuat semua orang terpaku.

“Prok”

“Prok”

“Prok”

Dari kursinya, Baim Daris, ayah Bella, bergumam dengan suara lembut namun penuh makna.

"Sungguh pasangan yang serasi, bukan hanya dalam penampilan... tapi dalam jiwa mereka. Beruntung sekali anakku bisa bertunangan dengannya."

Ia menunduk, matanya berkaca-kaca.berkata dengan sedih "Maafkan aku, sahabatku… kau tak bisa menyaksikan ini karena perbuatanku."

Kamar Bella Caily dan Afnan Azkiya

Afnan Azkiya duduk di tepi ranjang, memandangi cahaya bulan yang menerobos masuk lewat jendela, menyinari rambut panjang Bella Caily yang tergerai.

Afnan Azkiya tersenyum tipis dan berkata pelan, "Sepertinya malam ini... akan menjadi pengulangan dari masa lalu. Tapi kali ini, aku bukan lagi selirmu. Aku adalah suamimu."

Bella Caily mendekat, duduk di hadapannya dengan senyum menggoda.

"Kalau begitu... tak perlu ada rasa malu. Malam ini, aku akan mengikuti semua keinginanmu, sepenuhnya sebagai istrimu."

Dengan perlahan, Bella Caily melepaskan jubah luar, menyisakan balutan sutra tipis yang mengikuti lekuk tubuhnya. Wajahnya mendekat pada Afnan Azkiya, napasnya lembut namun menggoda.

"Kenapa kau tidak mendorongku ke ranjang, seperti yang pernah kulakukan padamu dulu? Bukankah kau ingin... membalas dendam?"

Tatapan Afnan Azkiya membara. Api yang selama ini ia pendam amarah, kerinduan, rasa bersalah, dan cinta bercampur menjadi satu. Ia menarik Bella Caily dengan kuat ke dalam pelukannya, membaringkannya di ranjang yang dipenuhi kelopak bunga.

Bella Caily berkata dengan lembut “Waktunya kita mulai.” Bella Caily tersenyum tipis dan merasakan tusukan di kebun sucinya hingga mengeluarkan suara kesakitan yang menawan. mungkin ini untuk kedua kalinya bagi Bella Caily dan Afnan Azkiya namun sekarang berbeda karena Afnan Azkiya penuh nafsu birahi ingin memuaskan amarah pada tubuh indahnya.

pagi pun tiba

Mentari pagi menyusup lewat tirai, menerpa wajah Bella Caily yang terbaring lemah di pelukan Afnan Azkiya. Bella Caily membuka mata perlahan dan tersenyum lelah namun bahagia

"Kau benar-benar seperti binatang buas semalam… satu hari penuh," berkata dengan setengah bercanda, setengah mengeluh manja.

Afnan Azkiya tertawa kecil, membelai rambutnya dengan lembut.bertanya dengan lembut "Tapi... kau tidak terluka, kan?"

Bella Caily menggeleng kepalanya.berkata dengan lembut

"Tidak. Mungkin ini cara ku menebus dosa... meski rasanya aku hampir hancur olehmu."

Afnan Azkiya memeluknya erat, mencium keningnya dengan sayang.berkata dengan bercanda

"Aku tak ingin menyakitimu… tapi aku juga tak sanggup menahan semua ini lagi."

Aroma cinta masih melekat di udara, memenuhi kamar mereka dengan kehangatan yang tak terucap.

Tak lama kemudian, keduanya bangkit, mengenakan pakaian bangsawan berwarna biru langit warna yang melambangkan awal baru. Mereka berjalan keluar dari kamar dengan langkah ringan, menyambut hari baru bersama sebagai suami istri bukan lagi musuh, bukan lagi masa lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!