NovelToon NovelToon

Di Ujung Waktu Cinta

Dua Dunia yang Berbeda

Skaya Aprilia Siregar yang merupakan simbol kesempurnaan di sekolahnya, wanita cantik, pintar, dan disukai banyak orang. Tapi tak disangka ada sesuatu yang mengusik hatinya, yaitu lelaki tampan, memiliki mata sipit dan kulit putih, lelaki itu bernama Carlos Darren Osmond.

Darren bukan siswa yang biasa. Ia merupakan pemimpin geng motor yang ditakuti, namun tak seperti yang dikira banyak orang, ia sangat royal kepada teman-temannya. bersama anggotanya ia bisa tertawa lepas, bercanda, bahkan bertarung demi mereka. Tapi satu hal yang pasti ia selalu menjaga jarak kepada perempuan. Dan skaya bukan pengecualian untuk dihindarkan oleh Darren.

Tak putus asa skaya sering menangkap tatapan dingin Darren. Bukan hanya dingin, itu seperti tembok yang mustahil untuk skaya tembus. Tapi semangkin Skaya diabaikan, semangkin besar pula rasa ke ingin tahuannya.

---------

Suatu hari, saat hujan deras, skaya melihat Darren dan anggotanya di belakang sekolah. Mereka sedang bercanda, dan tertawa lepas, seolah-oleh dunia hanya milik mereka. Dan itu untuk pertama kalinya skaya melihat sisi lain dari laki-laki itu.

Namun saat skaya menghampiri, tawa Darren menghilang hanya dalam hitungan detik, ia kembali menjadi sosok yang sangat dingin yang seolah-olah membenci skaya. “Jangan pernah melihat sesuatu yang bukan untuk lo!”, ucapnya sebelum pergi.

Darren terlihat sangat marah dan skaya terlihat sangat amat sedih karena sifat Darren yang seperti itu.

...****************...

Tak sengaja skaya mendengarkan bisik-bisik tentang masalalu yang terjadi dengan Darren. Tentang saudara kembar yang selalu bersama dengan Darren, tapi kini ia sudah pergi jauh, jauh sekali hingga tak bisa di genggam kembali, dan semua itu yang membuat Darren berubah.

Tapi tidak ada yang berani menceritakan secara langsung kehadapan skaya. Setiap kali skaya menanyakan secara langsung. Dan tiba-tiba salah satu dari anggota Darren mengetahui adanya skaya yang mencoba mendengarkan. “ kalau lo tahu, mungkin Lo akan berhenti untuk ngejar-ngejar Darren, dan gue peringati ke lo untuk stop cari tahu tentang apa yang terjadi dengan Darren!.” Kata salah satu anggota geng Darren.

Semangkin skaya mencari tahu, semangkin ia merasakan bahwa Darren menyimpan banyak luka yang dalam. Namun laki-laki itu tidak pernah memberikan skaya kesempatan untuk mendekat.

Samapai suatu hari, skaya melihat Darren berdiri sendirian di balkon sekolah, matanya tertuju oleh senja yang ada, seakan-akan menyampaikan rindu oleh seseorang yang telah tiada. Untuk pertama kalinya skaya melihat sesuatu dimata itu, yang merupakan kesedihan yang tak bisa di jelaskan.

Tak tahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam hari skaya, “Apa Lo pernah merasakan kehilangan sesuatu yang sangat amat berharga dalam hidup lo?, sampai-sampai dunia tak lagi sam?”

Darren melihat skaya dengan tataan yang sangat tajam dan pergi menjauh dari hadapan skaya, skaya sempat sedih dan bertanya-tanya, apa pertanyaan yang ia sampaikan ke Darren menyakitkan?, atau membuat dia mengingat sesuatu?.

Skaya tak pernah lelah untuk meluluhkan hati laki-laki yang ia idam-idamkan itu, walupun skaya mengetahui banyak laki-laki yang ingin bersamanya. Tetapi skaya bersikeras untuk mendapatkan darren, ntah apa yang ada di dalam kepal skaya untuk mendapatkan darren.

Mungkin memang darren ganteng, baik, dan kaya yang membuat skaya sangat amat menyukai darren

Tempat yang Tak Boleh Ditempuh

Salah satu hal yang membuat Skaya semakin penasaran adalah keberadaan markas geng Darren. Tak pernah ada satupun perempuan yang pernah ke sana. bahkan, desas-desus mengatakan bahwa tempat itu adalah zona terlarang bagi wanita.

larangan itu bukan sekedar formalitas saja. Siapapun yang melanggar, akan menghadapi konsekuensi yang sangat amat berat yang akan diberi langsung oleh Darren.

Tapi Skaya selalu bertanya-tanya, Apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana? Kenapa tempat itu sangat dijaga ketat? dan yang lebih penting...... Kenapa Darren sekeras itu soal batasan ini?.

---------

Suatu malam tanpa sengaja Skaya mengetahui lokasi markas geng Darren. Di sebuah gudang tua di pinggir kota jauh dari keramaian. Saat ia berdiri dari kejauhan, ia dapat melihat mereka, Darren dan teman-temannya ada suara tawa, suara motor Meraung, dan terkadang suara benturan yang terdengar seperti perkelahian yang dibuat.

Namun, suasana berubah begitu saja saat salah satu anggota geng melihat Skaya. “Siapa itu?” dalam hitungan detik semua kepala menoleh ke arahnya. Skaya merasakan jantungnya berdebar kencang ketika tetapan dingin Darren menembusnya dari kejauhan. Tanpa berkata apapun Darren berjalan mendekati Skaya. “Kau seharusnya tidak ada disini!”, ucapnya, suara rendah dan penuh peringatan.

“G-gue cuma” terbatasnya omongan Skaya saat melihat tatapan dingin Darren.

“Tidak ada satu perempuan manapun yang diijinkan masuk ke sini Skaya!” kali ini suaranya lebih keras, dan tatapan mata seluruh anggota Darren membuat tumbuh Skaya terlihat lebih kaku.

Seorang anggota geng mendekat menatap Skaya dengan terheran-heran “Dia nekat banget datang ke sini. Mau diapain Ren?”. Darren terdiam lalu dengan suara tegasnya ia berkata “Lo nggak akan pernah ke sini lagi!, pergi sebelum gue yang mengusir lo!”, Skaya tidak tahu apa yang lebih menyakitkan, kata-kata Darren atau ekspresi dinginnya yang seolah-olah tidak peduli sedikitpun.

Namun, satu hal yang pasti : Ada sesuatu yang mungkin berkaitan dengan masalah Darren, dan sekarang Skaya semangkin bertekad untuk mengetahui apa yang terjadi pada Darren di masa lalunya.

...****************...

Pagi itu, Skaya masih merasa aneh. Dengan kejadian semalam, pikiran nya di penuhi dengan tanda tanya yang tak bisa ia jawab. Ia bahakan kurang tidur karena terus-terusan memikirkan arti dari tatapan dingin Darren. Saat ia turun ke ruang makan, ibunya menatap heran.

“Kamu kenapa nak?, Ko mukamu seperti habis begadang?”

Skaya hanya tersenyum kecil. “Tidak, Ma. Cuma susah tidur saja semalam”

Setelah sarapan, ia bersiap untuk pergi ke sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Tapi saat baru keluar rumah, matanya tertuju pada sebuah motor yang berhenti di depan gerbang rumahnya.

Bukan motor biasa, melainkan motor itu milik salah satu anggota geng Darren. Helm full-face hitam itu dilepas, memperhatikan wajah seorang laki-laki yang cukup familiar , Gio, merupakan salah satu teman yang paling dekat dengan Darren.

“Pagi, Skaya”.

Skaya masih terpaku di tempatnya. “Lo... Kenapa ada di sini?”

Gio menyeringai. “Reksa nyuruh gue buat jemput lo.”

Jantung Skaya mencelos.

Darren? Nyuruh menjemputnya?

Kenapa?

Ia ingin bertanya lebih banyak, tapi Gio sudah menepuk jok belakang motornya. “Ayo naik, sebelum kita terlambat.”

Rania ragu. Kemarin malam Darren baru saja mengusir nya dengan tatapan dingin. Kenapa pagi ini malah menyuruh seseorang menjemputnya?.

Ada sesuatu yang tidak beres. Tapi pada akhirnya, rasa penasarannya lebih besar. Dengan sedikit ragu, ia naik ke motor. Selama perjalanan, pikirannya terus berputar. Dan di dalam dadanya, ada perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sesuatu akan terjadi hari ini. Ia bisa merasakannya

---

Sepanjang perjalanan, angin dingin pagi menusuk kuliat Skaya. Tapi bukan itu yang membuatnya gelisah, melainkan pertanyaan yang terus-menerus berputar di atas kepala Skaya.

Kenapa Darren tiba-tiba menyuruh seseorang untuk menjemput gue?.

Gio tidak banyak bicara, tapi cara dia mengendarai motor terasa lebih cepat dari seharusnya. Seolah-olah Ingi segera sampai ke sekolah, atau... Ingin menghindari sesuatu?.

Setibanya di gerbang sekolah Skaya turun dengan hati yang masih dipenuhi tanda tanya.

“Kita sudah sampai,” kata Gio, lalu menatapnya sebentar sebelum menambahkan, “Kalau ada apa-apa nanti, jangan nekat.”

Skaya mengernyit. “Maksud lo?”

Gio tidak menjawab. Ia hanya menyalakan kembali motornya dan pergi, meninggalkan Skaya yang semangkin kebingungan.

Ada apa ini?, saat ia melangkah masuk, tiba-tiba bisik-bisik di sekitar.

“Eh, itu Skaya...”

“Kalian udah denger soal semalam?”

“Kok dia bisa bareng anak gengnya Darren?”

Suasana sekolah terasa berbeda. Seolah-olah semuanya tahu sesuatu yang ia tidak mengetahuinya

Dan saat ia berjalan menuju kelas, Skaya mendapati sesuatu yang membuatnya semakin tegang.

Di depan kelasnya, berdiri Darren. Bukan dengan wajah dingin seperti biasa. Melainkan dengan tatapan tajam yang langsung menusuk ke arahnya. Tatapan yang seakan-akan memperingatkan: Kau seharusnya tidak ada disini.

Dan saat itu, Skaya tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. Sesuatu yang melibatkan dirinya.

Bahaya yang Mendekat

Jantung Skaya berdegup kencang saat tatapan Darren menguncinya di tempat. Seakan-akan ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar.

Saat ia mencoba melangkah mendekat, tiba-tiba Darren bergerak lebih dulu. Dalam hitungan detik, ia sudah berdiri di hadapan Skaya, suaranya rendah dan penuh tekanan.

“Kita harus bicara”

Tanpa menunggu jawaban, Darren meraih pergelangan tangannya dan menariknya menjauh dari koridor sekolah yang ramai.

“Darren, ada apa? Kenapa semua orang melihatku seperti ini?”

Darren tidak menjawab sampai mereka sampai di belakang gedung sekolah, tempat yang sepi dari murid lain. Saat ia akhirnya bicara, suaranya lebih dingin dari biasanya.

“Kau bodoh atau memang cari mati?”

Skaya terkejut. “Apa maksud lo?”

Darren menatapnya sangat tajam. “Setelah kejadian tadi malam, lo pikir datang ke sekolah seolah tidak terjadi apa-apa adalah ide bagus?”

Skaya mengernyit. “Kejadian tadi malam?, Aku cuma datang ke--”

“Markas,” potong Darren cepat. “Dan sekarang musuh kami tahu lo ada hubungannya dengan gue.”

Skaya membeku. “Musuh?”

Darren menghela nafas panjang, menekan emosi yang jelas hampir meledak. “Mereka memata-matai kami, Skaya Aprilia Siregar. Dan lo, dengan mudahnya muncul ditempat tidak seharusnya membuat mereka tahu ada celah untuk menyerang gue!.”

Skaya merasakan bulu kuduknya meremang.

“Gue.... Gue tidak tahu apa yang terjadi....”

“Itu masalahnya,” gumam Darren, suaranya lebih pelan tapi tetap penuh ketenangan. “Lo tidak tahu apa pun tentang dunia ini. Tapi sekarang kau sudah terseret ke dalamnya.”

Hening sejenak.

Lalu Skaya berkata dengan nada yang pelan, “Apa ini ada hubungannya dengan Rama?”

Mata Darren menajam, sorotannya berubah saat menyebut nama itu.

Dalam sekejap, udara di antara mereka terasa semakin berat. Dan disitulah Skaya tahu- pertanyaannya baru saja membuka luka lama yang seharusnya tidak disentuh. Sebuah rahasia yang bisa mengubah segalanya.

Skaya menahan napas. Ia bisa melihat perubahan di wajah Darren, tatapannya yang dingin kini dipenuhi badai. Untuk pertama kalinya, Skaya merasakan benar-benar telah melewati batas.

“Jangan sebuh nama itu!,” suara Darren terdengar rendah, hampir seperti bisikan.

“Tapi...”

“Diam, SKAYA!”

Nadanya begitu dingin hingga membuat Skaya menggigit bibirnya sendiri. Tapi bukan itu yang membuatnya takut. Melainkan tatapan di mata Darren yang di penuhi dengan amarah. Tapi juga.... Ada kesakitan yang mendalam.

Skaya menelan ludah. Ia ingin mengatakan sesuatu, ingin menjelaskan bahwa ia hanya penasaran. Tapi sebelum sempat berbicara sebuah suara lain menginstruksi mereka.

“Jadi ini dia?”

Skaya menoleh dan jantung seketika mencelos. Seorang laki-laki bertumbuh tegap dengan tatapan penuh kebenciannya, berdiri tidak jauh dari mereka. Di belakangnya beberapa orang lain semuanya dengan ekspresi yang tajam.

Darren langsung bergerak, berdiri di depan Skaya seolah menjadi perisai. “Pergi,” ucapnya tajam. Tapi laki-laki itu menyeringai. “Aku cuman ingin melihat sendiri siapa yang bisa membuat Darren kehilangan kendali.” Tatapannya beralih ke Skaya

Skaya membeku di tempat. Tatapan laki-laki itu di depannya begitu menusuk, seolah menelanjangi setiap kelemahannya.

Ia tidak mengenali siapa dia, tapi dari arah darat berdiri di depannya, melindunginya, sudah jelas kalau laki-laki itu bukan orang baik.

“Jasi ini perempuan yang bikin lu sibuk akhir-akhir ini?” Laki-laki itu menyeringai sinis, matanya masih tertuju pada Skaya. “Gue nggak nyangka lo bakal sebodoh ini, Darren.”

orang tidak beraksi. ia hanya menatap laki-laki itu dengan sorotan tajam dan bahunya menegang, seakan menahan diri agar tidak meledak.

“Pergi,” ulang Darren, suaranya lebih dingin.

Laki-laki itu tertawa kecil. “tenang titip gue nggak bakal nyampe cewek lo.”

Skaya merasakan tubuhnya membeku. cewek lo? apa maksudnya? tapi sebelum ini sempat berpikir lebih jauh, dalam sekejap, Darren sudah bergerak.

Tangan Darren kencangkan kerah laki-laki itu dan mendorong keras ke dinding, membuat beberapa orang di belakangnya langsung siaga. “itu dia dan gue bakal pastiin lo nggak bakal bisa jalan lagi,” desisnya

Laki-laki itu tidak tampak takut. Justru, ia menyeringai lebih lebar. “Lihat diri lo sekarang, Darren,” bisiknya. “Dulu lo engga pernah selemah ini.”

Darren tidak menjawab. Matanya tetap penuh kebencian, tapi Skaya bisa melihat sesuatu yang lain tatapan itu, luka yang belum sembuh. Dan saat itulah Skaya menyadari sesuatu. Orang ini bukan orang asing buat Darren.

Ia bagian dari masa lalu Darren. Masa lalu yang berisi kematian Rama. Laki-laki itu mendekati wajahnya sedikit. “Lo tahu ini beli selesai, kan?”

Darren tidak menjawab. Tapi tangan yang mencengkram kerah laki-laki itu semakin kuat, seolah-olah ia sedang menahan sesuatu.

Skaya bisa merasakan ketegangan di udara. Apa pun yang terjadi disini... Ini bukan hanya sekedar ancaman biasa.

“Darren....” bisiknya pelan. Suara Skaya membuat Darren tersadar. Dengan kasar, ia melepaskan cengkraman nya, lalu mundur selangkah.

Laki-laki itu membenahi bajunya sambil terkekeh. “Gue bakal ketemu lo lagi.” Tatapannya kembali ke Skaya. “Dan mungkin lain kali, kita bisa kenalan lebih dekat.”

Darren kembali menegang. Tapi sebelum ia bisa melakukan apa pun, laki-laki itu dan teman-temannya sudah pergi.

Meninggalkan Skaya dengan sejuta pertanyaan... Dan meninggalkan Darren dengan kemarahan yang ia coba kubur.

Begitu Mereka pergi, raksa mengelola nafas panjang dan menekan pelipisnya. Skaya yang masih diam, berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.

Tapi sebelum ia bisa membuka mulut, Darren sudah kebalik matanya membara.“Kenapa lo nggak pernah dengerin gue?” Suaranya bergetar menahan emosi.

Skaya tersentak. “Apa?”

“Gue udah bilang jangan ikut campur!” Darren mengajak rambutnya dengan frustasi. “Lo pikir ini cuman permainan? mereka itu nggak kayak cowok-cowok biasa, Skaya! mereka nggak akan segan-segan nyakitin orang yang deket sama gue!”

Skaya menetapkan dengan nafas tersengal. dia bisa melihat betapa marahnya Daren, tapi di balik kemarahan itu..... Ada sesuatu yang lebih dalam. Takut.

Darren takut sesuatu terjadi padanya. “Kenapa lo peduli” suara Skaya lirih. Darren terdiam. Seketika udara di antara mereka menjadi berat.

Jawaban atas pertanyaan itu mungkin sederhana. Tapi justru karena itulah, Darren tidak bisa mengatakannya. Karena jika ia mengakui itu berarti Skaya sudah benar-benar masuk ke dunianya.

Dunia yang penuh bahaya. Skaya melangkah mendekat. “Darren, gue mengapa diri seberapa keras mengusir gue. Gue tetap akan ada di sini. Gue cuman mau tahu...” Suara Skaya melembut, penuh ketulusan.

“Apa yang sebenarnya terjadi sama rama?” Dan saat itulah.... untuk pertama kalinya, mata dingin Darren terlihat patah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!