NovelToon NovelToon

Diceraikan Suami Dicintai Kekasih Misterius

Bab - Satu.

Calista terbangun di atas ranjang di kamar hotel sekitar pukul 5 pagi, beberapa waktu lalu tubuhnya terasa panas dan dia mengingat telah menarik seorang pria acak yang ia temui karena tubuhnya merespon obat. Wanita dengan wajah cantik berusia 24 tahun itu menoleh ke arah samping, disana seorang lelaki terbaring dengan bertelanjang da da dan selimut menutupi sebatas pinggang ke ba wah.

Sial! Aku benar-benar tidur dengan seseorang, siapa yang berani menjebak ku dengan minuman?! Akan kucari orang itu... sampai ke lvbangg semut sekalipun! geram wanita dengan bibir merah merona alaminya.

"Hei, kamu! Bangunlah!" Calista menahan selimut menutupi da da nya, dia menggerakkan tubuh lelaki yang berbaring membelakangi nya.

"Bagaimana kalau dia jelek? Ah gampang! Aku tinggal nyuruh dia operasi seluruh wajah biar ganteng kayak aktor kesayangan ku, Dylan Wang atau Xu Kai! Kheee... hee..."

Pria dengan rambut acak-acakan karena ulah tangan Calista semalam, namun masih terlihat tampan paripurna meski baru bangun tidur itu akhirnya membalikkan tubuhnya ke arah Calista.

OMG! Kau dapat rezeki runtuh, Calista! Lihatlah! Bahkan wajah suami durjana mu tak seindah wajah bak pangeran di depan mu ini...!!! Wanita itu terkesima.

"Nona..." suara pria itu bahkan sangat sexy.

Argghhtttt! Gila! Kamu gila Calista! Lo masih punya suami, masa terpesona sama nih cowok! Sisi jiwa baik Calista terus saja sibuk dengan pikirannya sendiri.

Hei...! Laki Lo juga udah nggak pernah sentuh Lo lagi setelah dia punya kekasih gelap! Ibarat kata nih yee... tubuh Lo udah suci lagi, gila 5 bulan say Lo nggak disentuh! Sisi jiwa gelap Calista juga ikut bicara di dalam pikiran wanita itu.

"Kamu masih perjaka?" tanya Calista tiba-tiba pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.

"Ya, Nona."

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Ohya... namaku, Calista." Tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang ia lakukan.

"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."

"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanan atau keperjakaan sangat penting. Aku sudah menodaai mu, jadi kita akan jadi kekasih!"

"Kekasih?" tanya sang Office Boy.

"Ya, aku masih berstatus istri orang. Kalau aku berhasil cerai, kita akan segera menikah. Sepenuhnya aku akan bertanggung jawab padamu, oke!"

Bibir sang Office Boy berkedut geli, bukannya malah marah karena ternyata wanita yang menariknya semalam ke dalam kamar sudah bersuami. Ada hal menarik dari diri wanita itu, membuatnya berimajinasi liar.

"Baiklah, Nona. Saya meminta tanggung jawab kamu. Tanggung hidup saya seumur hidup, bagaimana?"

Mata Calista tertegun, dia harus menghidupi suami yang hanya bekerja sebagai Office Boy hotel dan itu seumur hidup. Belum jika mereka berdua mempunyai anak, 7 anak. Wow!

"Seumur hidup bukankah terlalu lama." Calista tersenyum canggung.

"Lalu bagaimana, aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Jika aku menikah, harus menikah satu kali..." ucap lelaki itu tampak lugu.

Calista terjebak dengan kata-katanya sendiri, apalagi dia yang membuat semuanya terjadi. Dia pun tak pernah menarik kembali kata-katanya, baginya janji adalah sesuatu yang berharga. Karena dia pernah dikecewakan oleh janji seseorang, dia pun tak ingin mengecewakan orang lain.

Ya Tuhan!

"Kita bicarakan lagi nanti, sekarang aku harus pulang karena ada jadwal syuting hari ini."

Wajah sang pria tercengang, ternyata wanita itu seorang artis. "Kamu aktris?"

"Hanya pemeran figuran dan tidak terkenal. Aku mengais rezeki dari peran ku ini, karena aku ingin terlepas dari suamiku bejaatku dan harus mulai mandiri."

Jadi benar wanita ini bersuami? Calista benar-benar terlihat jujur! Pikir lelaki itu.

Calista masuk ke kamar mandi, dia membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian kusut yang ia pakai semalam. Setelah dirasa cukup rapi, dia keluar dari kamar mandi. Namun keberadaan laki-laki yang telah tidur dengannya sudah tidak ada.

"Astaga, aku belum menanyakan nama dan nomer ponselnya!" Calista menepuk jidatnya.

"Ya sudah, dia bekerja di hotel ini kan. Aku tinggal kembali kesini mencarinya nanti, sekarang aku harus segera pulang dan bersiap ke lokasi syuting!"

Calista tak berlama-lama lagi di dalam kamar, dia keluar dengan wajah cerah.

*

*

*

Setelah sampai di rumah, suasana begitu hening. Tak ada suaminya, tentu saja karena sang suami sibuk bermesraan dengan kekasih gelapnya.

Tak lama dia membuka pintu rumah telepon genggamnya berdering, manajernya sekaligus sahabatnya menelepon.

"Kamu sudah siap?" tanya Mutia bertanya di ujung telepon.

Calista menghela nafas panjang, melepaskan sepatunya dengan sembarangan, "Aku kena jebakan! Semalam aku tidur di hotel dengan seorang lelaki! Aku baru pulang dan akan segera bersiap! Kamu jemput aku saja kesini."

"Apa perbuatan suami brengseek mu!?" Mutia terdengar geram di telepon.

"Bisa jadi dia, atau mungkin si jalaaang Adele ada kontribusi dalam penjebakan."

"Mereka berdua benar-benar menjijikkaan! Kalau Andrean memang tak ingin menjalani kehidupan pernikahan dengan mu, seharusnya dia memberanikan diri dan menceraikan mu sekarang juga! Merencanakan yang buruk pada istrinya sendiri, apa dia masih seroang lelaki?!"

Rasa sakit dari pengkhianatan Andrean menyesakkan hati Calista. Cintanya pada Andrean kini sudah kadaluwarsa dan ia sudah membuang nya semalam. Andrean selalu menunda-nunda menceraikan nya padahal lelaki itu dengan terang-terangan mengatakan tak pernah mencintainya dan hanya mencintai Adele!

Kemarin adalah anniversary pernikahan setahun mereka, ia masih berharap Andrean akan berubah dan memperbaiki hubungan meksipun itu terdengar konyol dan dia wanita bodoh masih mengharapkan pria yang sepenuhnya selalu mengabaikan keberadaannya. Bahkan, semalam saat dia makam malam dengan Andrean dia malah diberikan obat dan terjerumus dengan OB di dalam kamar. Dalam kepanikan saat itu, Calista menarik seseorang pria saat kabur dengan dalih pergi ke toilet.

Semalam adalah batas pengampunan nya bagi Andrean, dia tak akan pernah berharap apalagi mundur dari perceraian.

Menelan kepahitannya, Calista bersandar di sofa. "Jemput aku dalam 20 menit, aku akan siap."

Mutia masih penasaran, dia bertanya tentang lelaki tadi malam. "Kau mengenal lelaki yang tidur dengan mu tadi malam?"

Sebelum Calista menjawab, pintu rumah terbuka dan menampakan wajah suami bajinggaan nya. Ekspresi Pria itu tak pernah berubah, dingin dan cuek seperti biasanya seolah menatap orang asing pada Calista.

Satu-satunya yang terlihat berbeda adalah leher Andrean yang memerah di beberapa tempat seperti sebuah cumbuan. Apa Andrean begitu menikmati berhubungan intim dengan Adele? Kini bahkan keduanya berani terang-terangan!

Calista menahan rasa jijikkk nya, dia bangkit dari sofa dan hendak melangkah ke arah kamar begitu tampak cuek pada suaminya.

Andrean mengerutkan kening dengan sikap Calista, dia meraih pergelangan tangan wanita itu. "Ada apa dengan sikapmu ini, Calista?"

Andrean merasa tidak senang dengan sikap Calista padahal dia jarang pulang ke rumah namun wanita itu malah bersikap acuh tak acuh.

Biasanya Calista akan dengan senang hati menyambutnya kembali, menatapnya dengan mata berbinar-binar.

Calista tidak melepaskan cekaalan Andrean di tangannya, dia langsung menatap pria itu dengan wajah tenang membuat Andrean gelisah. "Apa yang masih kau harapkan dariku, Andrean? Setelah semuanya, kau masih ingin aku bersikap patuh padamu? Melayani mu bak raja?"

Andrean melepaskan pegangannya di tangan Calista, "Semalam kamu kemana? Setelah pamit ke toilet, kau malah nggak kembali ke meja. Bukankah aku sudah memanjakan mu, merayakan anniversary pernikahan. Kenapa kau masih bersikap sinis padaku?"

Calista menyeringai kecil, "Kau bersikap seolah-olah kau nggak melakukan apapun padaku semalam!"

"Aku mencarimu semalam__" sergah Andrean.

Calista tertawa mendengar sanggahan dari Andrean, dia tersenyum menyedihkan. "Kau mencari ku atau kau menikmati waktumu dengan kekasih gelap mu itu? Lihatlah, bahkan kau tak menutupi lagi tanda-tanda cinta di lehermu, tanda stempel darinya!"

Andrean sejenak terdiam, namun ia langsung angkat bicara dan merasa tak perlu buang waktu lagi. "Semalam, aku juga ingin bicara padamu mengenai pernikahan ini. Adele sedang mengandung anakku, dia perlu status resmi dan aku akan menikahinya. Jadi, mari kita segera memproses perceraian."

Oh tentu saja! Aku sangat ingin segera bercerai darimu brengseekk!!!

Calista sudah bisa memprediksi apa yang akan dilakukan Andrean pada pernikahan mereka, namun tetap saja rasa sakit begitu tajam meniikaam jantung nya.

Hamil? Bahkan suaminya sudah mempersiapkan pernikahan dengan Adele!

Tawa miris keluar dari bibir Calista, ia pun mengarahkan tatapan dingin nya pada calon mantan suaminya. "Baik, ayo bercerai. Semakin cepat, semakin baik!"

Wanita itu melirik ke arah leher Andrean dengan pandangan merendahkan, dia lalu membalikkan tubuh tak ingin lebih lama lagi bicara dengan lelaki itu.

Andrean menatap punggung dingin Calista yang berlalu pergi, suara dingin wanita itu masih meninggalkan jejak dan membuat perasaan Andrean gelisah. Ada sesuatu yang berbeda dari wanita itu, entah kenapa Andrean merasakan ada duri yang menvsuuk jantungnya.

Tatapan mata Calista padanya dulu dipenuhi kilatan cinta, namun sekarang saat wanita itu menatapnya hanya ada kekosongan dan kilatan kebencian!

Bab - Dua.

Saat pintu kamar di belakang nya tertutup, tubuh Calista seketika luruh ke lantai. Cinta dan pengorbanan nya tak ada harganya, selama 2 tahun menjadi pacar yang selalu mendukung dan menempatkan Andrean diatas segalanya lalu setahun dia berbakti menjadi istri namun semuanya sia-sia.

Andrean berselingkuh dengan lawan mainnya di di sebuah film, wanita yang mempunyai karir bagus dan sangat cantik serta seorang selebgram terkenal dengan followers jutaan. Setiap konten Adele akan sangat ramai, karena wanita itu akan memperlihatkan kehidupan bersihnya tanpa semua orang tahu wanita itu adalah seorang perebut.

Tak ingin hanya diam dan diselingkuhi, akhirnya Calista yang dulu mempunyai basic akting pun mulai memberanikan diri terjun ke dunia hiburan. Baru dua bulan ini dia masuk ke industri hiburan, karena dia tahu Andrean sudah berkhianat maka dia harus menjadi wanita mandiri serta mempunyai value diri yang tinggi. Sebagai wanita yang suatu hari akan dibuang, ia harus memiliki pedoman dalam bersikap dan mengambil keputusan. 

"Andrean, aku nggak akan hancur hanya karena bercerai darimu!" Calista mencoba bertahan karena ada sedikit cinta yang tersisa untuk laki-laki yang dulu pernah menolongnya, kini ia sudah melunasi balas budinya dengan mendukung Andrean selama bertahun-tahun lamanya dan mengabaikan dirinya sendiri.

Dari Andrean yang hanya seorang pemain figuran, hingga kini lelaki itu menjadikan aktor yang hebat. Semuanya ada andil Calista, karena Calista sebenarnya seorang penulis naskah berbakat yang tersembunyi dan dia lah yang kesana kemari meminta Production house memberikan peran untuk Andrean.

Cukup sudah!

Andrean pergi lagi dari rumah, dia langsung pergi ke apartemen kekasihnya. Saat membuka pintu, Adele langsung menyambut dengan penampilan sexi.

"Cepat sekali, kau sudah membicarakan perceraian dengan nya?"

Adele bergelayut manja dalam pelukan Andrean, dia menggoda lelaki itu dengan menyusuri rahang dengan bibirnya.

"Sudah, dia setuju. Kami akan secepatnya cerai."

"Baguslah," Adele mencium bibir Andrean dengan bibir lembut dan merahnya, "Ayo kita rayakan!"

Andrean menatap wajah mungil kekasih gelapnya, Adele adalah seorang putri dari salah satu investor terbesar di industri hiburan. Melalui Adele, pria itu mendapatkan banyak koneksi dan namanya semakin melambung tinggi sebagai aktor paling atas. Saat ia menatap wajah lembut Adele, wajah cuek Calista malah terbayang. Ada sesuatu yang menekan da da nya, keanehan menjalar dalam hatinya. Dulu, Calista akan selalu menelepon nya jika dia sedang marah tapi kali ini tak ada panggilan dari istrinya.

Ia menggeleng kapala seraya menghela nafas pelan, dia mendorong tubuh Adele. "Jangan terlalu banyak bergerak, kehamilan mu masih trimester pertama. Kata Dokter tak baik kita selalu berhubungan intim, harus menjaga nya sampai kandungnya mu kuat."

Namun Adela yang selalu curigaan dan berpikir tajam langsung mendengus, "Kau membuat alasan, apa kau nggak ingin bercerai dengan Calista?!"

"Jangan banyak berpikir, tentu saja aku akan menceraikan nya!"

Adele tak percaya. "Lantas kenapa kamu terlihat gusar dan kesal!"

"Aku memikirkan pekerjaan, banyak tawaran naskah dari PH. Kamu harus banyak beristirahat, tidurlah lagi." Andrean mengelus wajah Adele, melembutkan suaranya. Ia tahu, Adele tipe wanita yang selalu mencurigai banyak hal.

Adele tak bicara lagi saat Andrean membopong tubuhnya, membawa ke dalam kamar.

*

*

*

Manajer Calista datang menjemput, mereka menuju lokasi syuting sebuah drama series. Artis utamanya adalah adik Adele, tentu saja perempuan itu bisa langsung naik ke posisi protagonis utama karena hasil nep0tiissme dari Adele dan ayah mereka yang berkuasa.

Calista bisa saja mengeluarkan identitas tersembunyi sebagai penulis naskah, namun dia ingin menjajaki seni peran karena dia suka dengan akting. Meksipun jalannya akan terjal, ia akan selalu berusaha dengan kemampuan nya sendiri.

Ia bahkan mempunyai nama samaran sebagai penulis naskah dan naskah-naskah nya sangat populer di industri hiburan. Namanya sebagai penulis naskah adalah Lovely, hanya beberapa orang yang mengenalnya sebagai pembuat naskah.

"Cal, agensi ku memang agensi kecil dan kamu masih menjadi artis baru. Tapi kita berdua akan berjuang... suatu saat nanti namamu akan menandingi si jalaaang Adele! Lagipula, apa bagusnya wanita itu, kemampuan akting pun sangat kurang. Dia hanya memanfaatkan sumber daya ayah nya dengan investasi di beberapa film."

"Aku nggak ingin membuat masalah, biarkan saja. Aku mencoba mencari nafkah dengan memulai dari bawah, biarkan mereka-mereka yang berada diatas saling bertarung dengan uang mereka."

"Kamu adalah istri Andrean, tapi yang para kru dan semua orang tahu Adele adalah kekasih suami mu. Bahkan, kabarnya mereka akan mengumumkan pertunangan dan segera menikah. Cerai aja belum darimu, sungguh keterlaluan!"

"Sudahlah, aku udah nggak mengharapkan apapun lagi dari Andrean. Hubungan 3 tahun kami, cukup sampai disini."

"Kau banyak berkorban demi menjadikan dia aktor hebat, bahkan kau menunda kuliah mu dulu demi bekerja membayar biaya sekolah akting Andrean. Kau telah berjuang untuknya, tapi ini yang kau dapatkan? Kau dibuang begitu saja!" Mutia, sang manajer mendengus muak.

"Mut, udah. Dimana naskah ku, aku akan menghapal di dekat danau."

Mutia membuka tas dan memberikan naskah itu pada Calista, dalam perannya kali ini Calista berperan menjadi seorang pelayan restoran namun ada beberapa adegan bersama chef saat di dapur.

Tanpa Calista sadari, sejak tadi ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua dan orang itu langsung pergi untuk melaporkan yang dia dengar.

Di sebuah perusahaan besar, seorang lelaki sedang duduk di depan sang Ayah yang seorang Presdir perusahaan. Disana juga orang lain yang tak lain adalah adik lelakinya beda ibu, yang sejak kecil menjadi saingan lelaki itu.

"Aku dengar semalam kakak menghilang setelah pesta, apa kakak langsung pulang?"

Pria itu tak menoleh pada adik tirinya, dia memalingkan wajah dan menatap sang Ayah.

"Semalam maafkan aku karena pergi sebelum acara anniversary Papa dan Tante Sonya selesai, kepalaku mendadak pusing." Pria bernama Ravindra itu terlihat dingin.

Tuan Rahardian hanya berdecak pelan, dia tahu putra sulungnya itu tak pernah menyukai pesta terutama karena membenci istrinya yaitu sang ibu tiri.

"Ada apa kau ingin bicara dengan Papa?" tanya Tuan Rahardian.

"Bisakah Papa suruh anak kesayangan mu keluar, aku ingin membicarakan bisnis." Ravindra melirik ke arah Julio, adik tirinya.

Tuan Rahardian menoleh ke arah putra bungsunya. "Pergilah!"

"Papa! Aku juga berhak tahu jika menyangkut bisnis, aku juga bagian dari petinggi perusahaan!" tolak Julio.

"Kau ingin melawan ucapan Papa?!" bentak Tuan Rahardian.

Julio merengut kesal, dia akhirnya bangun dari kursinya dan pergi keluar ruangan sang Ayah dengan wajah marah.

"Bicara!"

Ravindra menyodorkan sebuah dokumen pada sang Ayah, "Aku ingin menjajaki sebuah industri hiburan, aku akan berinvestasi 200 miliar untuk di awal."

"Apa akan menguntungkan?" tanya sang Ayah.

"Aku yakin sangat menjanjikan, aku sendiri akan turun langsung."

"Apa ada alasan khusus tiba-tiba saja kau ingin merambah ke bisnis hiburan?"

"Tidak ada, aku hanya tertarik dengan keuntungan."

"Hm, kau sudah menemukan calon istri untukmu? Kau masih ingat perjanjian kita, kan? Dua bulan Papa memberi mu waktu mencari sendiri calon istrimu, kalau sampai waktunya kau masih belum menemukan dan membawanya ke Papa... pertunangan mu dengan anak teman Papa akan langsung disiapkan."

"Aku sudah mempunyai calon nya, tinggal mencari waktu membawanya pada Papa." Ravindra terdengar percaya diri.

Mendengar jawaban putranya yang menyakinkan, akhirnya Tuan Rahardian menandatangani dokumen tanpa ragu. Tanpa ia ketahui, sudut bibir Ravindra terangkat ke atas.

Bab - Tiga.

Saat syuting selesai, Calista begitu sial. Ada si jalaaang Adele dan si bajingaannn Andrean datang ke lokasi. Sambil bergandengan tangan, keduanya tampak tak tahu malu memamerkan kemesraan seolah dunia harus tahu jika keduanya adalah sepasang kekasih.

Ya! Pernikahan Andrean dan Calista bahkan tak pernah di umumkan dan bersifat rahasia. Andrean pernah mengatakan, saat sudah menjadi aktor terbaik dia akan mengumumkan tentang pernikahan mereka. Namun, sekarang setelah lelaki brengseek itu sudah terkenal dan mendapatkan predikat aktor terbaik semuanya hanya omong kosong belaka.

Andrean malah mengumbar hubungan baru dengan Adele, bahkan keduanya akan segera menikah.

"Ada orang yang meski tak tahu diri tapi masih punya malu! Tapi, aku baru tahu ada orang berpaket lengkap. Sudah tak tahu diri, eh tak tahu malu pulakk!" Mutia berdecak dengan suara keras, menyindir Andrean.

Para kru di lokasi sontak melihat ke arah Mutia, mereka tidak tahu sindiran Mutia ditujukan untuk siapa.

"Mutia!" Calista menarik tangan Manajer sekaligus sahabatnya, membawa nya ke parkiran mobil.

Calista membuka pintu, mendorong temannya masuk. Dia pun bersiap akan masuk ke dalam mobil, namun seseorang menahan tangannya.

"Kita harus bicara! Teman mu sudah bersikap kurang ajjar padaku...!!!" ternyata Andrean mengikuti keduanya dengan wajah marah.

"Lepas! Jangan marah pada Mutia! Dia hanya mengeluarkan kemarahan nya untukku! Dia mewakili ku, kau memang orang tidak tahu diri dan tak tahu malu!" Calista menyentak tangan Andrean.

Wajah pria itu tampak tercengang sebab sepanjang mereka berhubungan, Calista tak pernah membentak apalagi mengumpat seperti saat ini.

Brakkk!

Setelah Calista berhasil masuk ke dalam mobil, Calista menutup pintu mobil dengan keras. Mutia segera melajukan mobil meninggalkan Andrean yang mematung kebingungan.

Klik!

Tanpa ada yang menyadari, seorang paparazi hiburan sejak tadi sudah memotret kejadian barusan. Paparazi itu tersenyum karena mendapatkan berita eksklusif.

Dua jam kemudian, berita tentang Calista yang tangannya dipegang oleh Andrean di dekat mobil bertebaran di internet. Para netizen langsung berspekulasi buruk dan mengecam Calista sebab berani menggoda Andrean, calon suami dari Adele sang dewi pujaan mereka.

Di apartemen milik Mutia, kedua wanita itu baru saja membaca artikel.

"Sial!" umpat Mutia.

"Suruh siapa kau memprovokasi pria brengseek itu!" Calista malah terlihat lebih tenang.

"Dasar keterlaluan! Fans fanatik Andrean dan Adele mengumpaat mu! Mereka bilang kau yang menggoda Andrean, karena kau ingin cepat naik kelas jadi artis terkenal!"

Calista terkekeh geli, memang rumor sekejam itu. Orang-orang yang tidak tahu fakta sebenarnya selalu sibuk berasumsi sendiri.

"Mereka pasti akan mencari identitas mu dan mengganggumu! Kau akan jadi bulan-bulanan mereka! Kita harus berhati-hati untuk sementara ini, biasanya akan mereda dengan sendirinya." Mutia memberi peringatan.

"Kita lihat apa dari pihak Andrean akan mengklarifikasi, kita tunggu saja dulu. Aku lelah, mau tidur sebentar. Bangunkan aku jam tiga sore... aku harus menemui seseorang."

"Menemui siapa?"

"Kekasih gelap ku." Calista ingin menemui si Office Boy.

"Bercanda mu nggak lucu!" Mutia mendengus.

"Kau nggak perlu percaya, hoaaammm..." tak lama Calista pun tertidur di sofa.

Dengan menenteng sebuah paper bag berisi kotak makanan yang ia masak sendiri, Calista berjalan masuk ke hotel dan langsung berjalan ke arah resepsionis. Namun, tiba-tiba ia baru ingat jika dia tidak tahu nama kekasih gelapnya. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan duduk di lobi sebentar mencari cara untuk bisa menemukan pria kemarin malam.

Saat Calista masih memikirkan caranya, dari jarak yang tidak terlalu jauh Ravindra berjalan dengan beberapa staf pegawai nya menuju ruangan pribadinya di hotel. Ternyata hotel itu adalah milik keluarganya, dia menghentikan langkah saat mengenali sosok Calista yang tengah duduk di sofa lobi.

Para pegawai serentak menghentikan langkah mereka di belakang Ravindra, sang assisten mendekati sang Bos. "Ada apa, Tuan?"

"Kalian bubar!" titah Ravindra pada staf-staf hotel yang mengikutinya.

Pria Crazy Rich itu masih menatap ke arah Calista, menduga-duga apa yang akan dilakukan wanita itu.

"Bram, pinjam seragam office boy disini. Cepat!"

"Baik." Sang Assisten tak banyak bertanya, dia melihat ke arah yang dipandangi sang Bos dan ia mengenali Calista karen ia lah yang diperintahkan Ravindra untuk menyuruh seseorang mencari tahu data tentang Calista setelah mereka berpisah di kamar hotel.

Tak lama, Ravindra sudah memakai seragam office boy. Dia mendorong sebuah troli alat kebersihan, dengan memakai topi menutupi sebagian wajahnya.

"Nona Calista, sedang apa kamu disini?"

Calista melonjak kaget, dia sedang melakukan memikirkan cara untuk bertemu pria itu. "Kamu! Bikin aku jantungan! Gimana kalau aku mendadak sakit jantung!"

Ravindra malah tersenyum, "Saya akan mencari uang untuk mengoperasi kamu."

"Ngaco! Amit-amit! Aku masih pengen sehat."

Pria itu benar-benar terhibur dengan sifat konyol Calista, namun dari informasi yang di dapatkan di lokasi syuting siang tadi Calista terlihat orang yang sabar dan tak banyak bicara.

Tetapi kenapa dengan nya, wanita itu malah bersikap konyol dan bawel?

"Oh ini, makanan untukmu. Aku memasaknya sendiri, aku sudah bilang akan bertanggung jawab padamu kan. Mulai hari ini, aku akan memperhatikan mu." Calista menyodorkan paper bag dan diterima oleh Ravindra.

"Makasih," Ravindra sebenernya merasa heran tapi dia mengambil juga.

"Ini juga kunci apartemen milikku, aku membelinya empat bulan lalu dan tempat itu masih kosong. Kamu mulai tinggal disana, aku akan menyempatkan pulang."

Ravindra kembali terbengong, dia menerima begitu saja kartu akses apartemen yang diberikan Calista.

"Berikan ponsel mu, aku akan save nomerku disana dan mengirim lokasi apartemen kita."

Rumah kami? Ravindra tersenyum dalam hati, dia merasa Calista tak main-main akan menjadikannya kekasih wanita itu. Lebih tepatnya, untuk saat ini dia adalah kekasih gelap Calista.

Tiba-tiba saja Ravindra baru sadar, ponselnya yang sekarang adalah ponsel dengan harga selangit. Wajah pria itu terlihat panik, dia menatap Calista dengan wajah pucat.

Apa yang akan dipikirkan Calista jika wanita itu melihat ponsel mahalnya? Bukankah identitas aslinya akan ketahuan?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!