NovelToon NovelToon

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Bab 1

Hari ini adalah hari keberangkatan Zahra ke Jakarta telah tiba, tidak disangka Zahra Nabila akan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib bekerja di kota Jakarta, Zahra yang biasa orang-orang memanggilnya awalnya tidak berniat untuk bekerja jauh dari orang tuanya, tapi takdir berkata lain setelah bapaknya jatuh sakit dan tidak bisa bekerja terlalu keras lagi untuk mengurus perkebunan Kopi.

"Pak, Bu zahra berangkat yah, doakan semoga Zahra diterima kerja di Jakarta," Ucap Zahra pamit dan mencium kedua tangan orang tuanya dengan takjim.

"Dek, kalau kamu sudah pulang sekolah kamu bantu ibu dulu yah bekerja dikebun." Zahra beralih berbicara pada adiknya.

"Iya kak, adek akan bantu ibu dikebun," Ucap Fani adik Zahra.

"Maafkan bapak yah nak, gara-gara bapak sakit kamu harus mencari nafkah untuk keluarga ini," Ucap Bapak Yuda dengan tangan yang mengusap bahu Zahra.

"Itu sudah kewajiban Zahra pak, doakan Zahra agar selalu sehat disana dan keterima bekerja di jakarta," Ucap Zahra.

"Pasti, kami akan selalu mendoakan kamu nak. Nak ingat jangan lupakan sholat, tetap rendah hati dan kamu harus tetap menjaga diri disana, ibu dan bapak hanya bisa mendoakan kamu di sini," Ucap ibu Heni dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Kalau begitu Zahra berangkat, mobilnya sudah datang, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," Ucap Bapak Yuda, Ibu Heni dan Fani bersamaan.

Zahra berangkat dari rumah menggunakan mobil sewaan menuju ke bandara, tempat tinggal Zahra yang berada di pelosok desa mengharuskan Zahra Harus menempuh jarak dengan mobil dengan waktu tempuh lima jam lamanya.

***

Disinilah Zahra berada disebuah restoran yang cukup besar dan terkenal di Indonesia, bergerak disegala bidang dan sudah banyak kantor-kantor cabang yang tersebar di Indonesia termasuk di ibu kota provinsi tempat tinggal Zahra. Setelah beristirahat sehari di kost yang sudah Zahra sewa untuk tinggal di Jakarta, pagi hari Zahra sudah berada di kantor.

Dan tadi Alhamdulillah nya Zahra diterima kerja disalah satu restoran atas rekomendasi sahabatnya Nanda, restoran itu adalah restoran milik paman Nanda karna itu Nanda bisa dengan sangat mudah memasukan Zahra ke restoran itu, lagi pula tidak ada yg diragukan dari seorang Zahra tentang pekerjaan.

"Makasih ya Nan udah bantu aku, sampai aku keterima di restoran ini," ucap Zahra tersenyum bahagia.

Nanda mengangguk sambil tersenyum."Santai kali Ra, kaya siapa aja. Dulu kan kita temenan, kita juga dulu sekampung cuma karna orang tua gua ada pekerjaan dijakarta gua jadi ikutan pindah deh ke Jakarta."

"Lo beneran pengen langsung kerja hari ini?" tanya Nanda.

Zahra mengangguk semangat."Iya Nan, aku siap kok kerja hari ini." ucapnya.

"Yaudah nih anterin pesenan ini ke meja itu." ucap Nanda sambil menunjuk meja yang di maksud.

Zahra mengangguk, saat sedang membawa minuman untuk pelanggan, tak sengaja ada seseorang yg menabraknya dari belakang sehingga minuman yg dia bawa jatuh. Naasnya minuman itu tumpah ke jas seorang pria. Dengan rahang mengeras dan menahan emosi, Pria itu melayangkan tatapan tajamnya ke Zahra.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja." Kata Zahra sambil berusaha mengelap jas pria tersebut.

"Dasar gak becus kerja? Saya tidak akan memaafkan atas tindakanmu ini." Kata pria tersebut menghempaskan tangan Zahra yg sedang menyentuh jasnya dengan tisu.

"Maaf tuan, saya bener2 tidak sengaja," Ucap Zahra sambil menunduk.

"Saya tidak mau tau, kau harus ganti rugi. Jasku limited edition hanya ada satu didunia. Kau harus ganti rugi apapun caranya." Kata pria itu dengan nada dingin.

"Saya akan membayar ganti ruginya tuan, tapi bisakah dengan cara mencicil? Karna saya tidak punya uang sebanyak itu." Kata Zahra.

"Kamu pikir saya tukang kredit yg bisa cicil mencicil?" Tegas pria itu.

"Tapi tuan..."

"Kamu layani saya sampai uangmu lunas." Tegas pria itu lagi

"Tapi gimana kerjaan saya tuan"

"Saya tidak mau tau dan saya tidak butuh penolakan. Besok pagi datang kealamat ini jam 7. Jangan sampai telat." Pria itu melemparkan kartu nama dan bergegas pergi meninggalkan Zahra dengan pikiran Zahra yg berkecambuk.

"Kenapa ngeselin banget sih tu orang, astaghfirullah Zahra nggak boleh begitu," ucapnya pada dirinya sendiri.

***

Paginya Zahra bangun jam 3 dan langsung membersihkan kosannya. pukul 6 dia sudah beres semuanya, tinggal bersiap-siap untuk ke alamat yang pria itu kasih kemarin.

Pukul 06:50 Zahra sudah berada didepan sebuah gedung perkantoran yang besar dan mewah. Yaa, Zahra sampai dikantor pria yang kemarin nggak sengaja Zahra menumpahkan minuman kepada jas pria itu dengan hati deg-degan. Dia takut tidak bisa melakukan apa yang pria itu perintahkan untuk menebus kesalahannya. Saat Zahra sedang menata hatinya, suara klakson mengagetkan Zahra.

Sebuah mobil Rolls-Royce La Rose Noire Droptail berwarna merah melaju didepannya.

"Mobil siapa itu bagus banget pasti mahal, atau jangan-jangan mobil itu mobil pria yang kemarin ya?" batin Zahra.

Dan benar saja, seorang pria tinggi dan tampan keluar dari mobil itu. Zahra terpana dengan karisma yang pria yang dimaksud Zahra punya sampai tak sadar kalau pria itu udah ada didepannya. Pria tersebut menjitak kepala Zahra dengan keras hingga Zahra yang sedang memandanginya tanpa kedip tergelak kaget dan salah tingkah. Zahra mencoba mentralkan hatinya dan mengikuti pria itu sesuai perintahnya. Zahra berjalan mengikuti pria tersebut dengan rasa takjub atas semua yang dia lihat diperusahaan milik pria itu.

Para karyawan yang berpapasan dengan pria itu menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat kepada sang pemilik perusahaan. Pria yang didepan Zahra terus berjalan dengan sikap wibawa yg melekat didirinya. Para pekerja disitu memang tidak ada yang heran dengan sikap angkuh CEO tampan itu karna sejak dulu dia tidak pernah terlihat ramah sedikitpun kepada semua karyawannya.

Zahra terus mengikuti pria itu berjalan menuju lift khusus petinggi. Banyak karyawan yg menatap iri dan sinis pada Zahra karna wanita dengan pakaian lusuh seperti Zahra bisa masuk kedalam lift khusus apalagi dia datang bersama pemimpin mereka. Sangat berbanding terbalik dengan pakaian yg mereka kenakan. Zahra bisa mendengar bisik-bisik itu tapi tidak berani menegurnya karna dia sendiri sadar siapa dia disini. Zahra tetap mengikuti pria itu dengan tetap menundukan kepalanya tanpa berani berbicara sepatah katapun.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan pria itu, Zahra bener-bener terkagum dengan tatanan arsitektur disetiap sudut perusahaan itu. Sampai dia tak sadar kalau pria yg bersamanya menghentikan langkahnya.

Sontak Zahra menabrak bagian belakang tubuh pria itu. Tanpa suara apapun, pria itu melihat Zahra dengan tatapan tajam, sampai Zahra tertunduk takut.

Bab 2

Sesampainya diruang kerjanya, pria itu duduk dikursi kebesarannya dan mengambil sebuah map lalu melemparnya kemeja.

"Ini surat perjanjian. Kamu baca dan kamu pahami."

Zahra mengambil map itu dan membukanya.

"Mulai sekarang kamu kerja disini sebagai pelayan saya. Hanya saya yg boleh memerintah kamu disini." Kata reyhan dingin dan tanpa ekspresi.

Zahra membaca satu persatu surat perjanjian itu. Setelah semuanya dibaca, Zahra pun menyetujuinya. Menurutnya tidak ada poin yg memberatkan dia dalam pekerjaan ini, lagipula dia bekerja hanya untuk melunasi hutang kesalahannya aja.

"Baik pak--" Zahra menjeda ucapannya karna ia belum tau nama pria yang ada dihadapannya itu.

"Alfa," jawab Alfa yang tau maksud keterdiaman Zahra.

Zahra mengangguk canggung.

Alfa Wijaya umur 27 tahun tampan dan pembisnis muda yg sukses dengan perusahaan yg mempunyai cabang diberbagai negara. Namun mempunyai sifat dingin, arogan, sombong dan tidak segan-segan menghancurkan siapapun yang mengusik kehidupannya.

"Roy, bawa perempuan ini ke pantri dan beritahu jalan yang harus dia kerjakan biar ga tersesat nantinya." Perintah Alfa.

Roy yang sejak tadi berdiri didekat pintu sedikit terpana dengan kelakuan tuannya. Bagaimana tidak, selama ini dia tidak pernah mengizinkan perempuan manapun ikut masuk kedalam ruangannya kecuali adik dan mamanya. Bahkan mantannya dulu juga tidak pernah diajak masuk keruangan itu.

"Ingat, dia pelayan khusus ku jangan sampai ada orang lain yg memerintah dia." Lanjutnya

"Baik tuan." Jawab Roy.

Roy adalah asisten pribadi sekaligus sekertarisnya yang sangat setia. Sejak Alfa membangun usahanya sampai sekarang Rpy lah satu satunya orang yg selalu setia membantunya bahkan saat kondisinya terpuruk pun Roy tidak pernah meninggalkan Alfa sedikitpun. Roy tau semua tentang tuannya, sampai masalah pribadi dan keluarga pun tak luput dari pengetahuan Roy.

Roy pun membawa Zahra ke pantri dan menjelaskan jalan dan ruangan-ruangan yang dia lewati agar memudahkan dalam bekerja. Roy juga menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama bekerja karna memang di perusahaan itu ada beberapa aturan mutlak yang harus dipatuhi. Sesampainya di pantri Zahra diserahkan ke kepala pantri.

"Bu Indah, ini Zahra karyawan baru disini.

"Tolong ajari dia cara menjadi OG ya," Ujar Roy.

"Baik tuan, akan saya ajarkan sampai bisa tuan," Jawab bu Indah.

"Satu lagi, dia khusus untuk membereskan dan melayani tuan Alfa saja. Jadi tolong untuk yang biasa bersihin ruangan tuan Alfa dipindah aja." Kata Roy datar.

"Baik tuan. Saya paham," Jawab bu Indah.

Setelah itu Roy pun meninggalkan pantri, sebelumnya dia juga memerintahkan Zahra untuk membuat kopi untuk Alfa.

"Salam kenal mba Zahra, saya Indah kepala pantri disini, panggil saja bu Indah." Kata bu Indah mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Salam kenal juga bu Indah, saya Zahra, mohon bimbingannya ya bu," Jawab Zahra menerima uluran tangan bu Indah.

Bu Indah pun menjelaskan peralatan-peralatan dan apa saja yg bisa digunakan untuk membersihkan ruangan tuannya.

Setelahnya Zahra membuatkan kopi untuk Alfa dan membawanya ke ruangan Alfa.

"Bikin kopi aja lama banget." Kata Alfa sinis.

"Maaf tuan, tadi saya dijelaskan dulu tentang pekerjaan saya oleh kepala pantri," Jawab Zahra.

"Alesan." Kata Alfa singkat.

Alfa meminum kopi itu tanpa ekspresi. Zahra yang melihatnya sedikit takut. Ia takut kopi buatannya nggak enak dan ia bakal dimarahi oleh tuannya.

"Gimana kopinya tuan, apa sesuai selera tuan?" Tanya Zahra was-was.

"Ga enak." Hanya dua kata yang Alfa lontarkan sontak membuat Zahra langsung mengambil gelas itu.

"Mau dibawa kemana?" Tanya Alfa menatap Zahra tajam.

"Saya mau ganti yang baru tuan, katanya tadi..."

"Siapa yg bilang suruh ganti?" tanya Alfa dingin memotong ucapan Zahra dengan suara keras membuat Zahra kaget dan sontak gelas yang dia pegang terguncang hingga menumpahkan isinya keatas kertas dokumen penting Alfa.

"Siall!! Baru sejam kerja aja udah bikin onar!" Kata Alfa menahan amarah

"Maaf tuan saya ga sengaja." Zahra menundukan kepalanya takut.

Roy yang mendengar suara tuannya langsung masuk kedalam ruangan itu.

"Bawa anak ingusan ini keluar." Kata Alda keras.

"Ayo ikut aku keluar dulu." Kata Roy.

Zahra yang ketakutan akhirnya menurut saja, dia keluar dari ruangan Alfa.

"Bagaimana ini tuan, saya benar-benar ga sengaja menumpahkan kopi itu." Kata Zahra cemas kepada Roy.

"Ya mau bagaimana lagi, dokumen itu sangat penting, kalo ga, ga mungkin tuan semarah itu," Jelas Roy.

"Aku harus bagaimana tuan, aku takut disuruh ganti rugi lagi. Yang kemarin aja belum nyicil sepeserpun." Kata Zahra ketakutan.

"Coba nanti aku bantu pikirkan, siapa tau ada jalan," ucap Roy dengan muka datar.

"Kamu kerjakan yang lain aja dulu sambil nunggu dipanggil tuan lagi" Lanjutnya.

"Baik tuan," balas Zahra mengangguk sopan.

Zahra kemudian bergegas menuju pantri, disana sangat sepi karna semua OB/OG sedang menjalankan tugasnya masingmasing. Zahra mengambil air minum lalu duduk di salah satu kursi.

"Aku harus gimana? Apa aku keluar aja dari kantor ini terus cari kerja di tempat lain aja. Tapi gimna dengan utangku?" Kata hati Zahra.

"Kenapa si nasibku sial terus. Aku baru beberapa hari tinggal di kota jakarta udah dapat sial aja, belum juga dapat uang buat berobat bapak, sekarang malah punya utang sama manusia kutub..."

"Astaghfirullahalazim ya Allah ampuni hamba yang selalu mengeluh." Zahra masih berbicara dalam hati.

"Eh iya aku belum ngabarin bapak sama ibu dari kemarin." gumamnya, lalu ia merongoh saku celananya dan kemudian menghubungi adiknya untuk memberi kabar bahwa dirinya sudah sampai dijakarta. Ibu dan bapaknya memang tidak mempunyai handphone, hanya adiknya saja yang mempunyai handphone. Zahra pun hanya mempunyai handphone biasa yang sering ngeleg dan Fani pun sama handphone nya seperti dirinya.

Gak butuh waktu lama telpon darinya langsung diangkat oleh adiknya.

"*Assalamualaikum de**k*? "

"Waalaikumsalam kak, Alhamdulillah akhirnya kak Zahra ngasih kabar. Kami disini khawatir banget sama kakak karna dari kemarin belum ada kabar."

"Maafin kakak ya dek, kakak kemarin lupa buat ngabarin kamu sama ibu dan bapak. Soalnya kemarin setelah sampai di kostsan, kakak langsung istirahat."

"Iya kak nggak papa, tapi kak Zahra baik-baik aja kan disana? "

"Kakak baik kok dek, dan Alhamdulillah kak diterima di restoran milik pamannya teman kakak."

"Maafin kakak dek, sebenarnya kakak diterima di restoran itu tapi karna kesalahan kakak sendiri, kakak harus mempertanggungjawabkan kesalahan kakak. Kakak sepertinya belum tau bakal kerja kapan di restoran itu, kakak harus kerja disini dulu buat melunasi hutang kakak ke manusia kutub itu." batin Zahra, ia terpaksa tidak menceritakan masalahnya.

"Alhamdulillah kalau begitu kak."

"Dek sebenarnya kakak pengen ngobrol sama ibu dan bapak buat pengen tau kabar bapak gimana sekarang, tapi kakak harus melanjutkan pekerjaan kakak, takutnya kakak dipecat dan dimarahi sama bos kakak."

"Bapak Alhamdulillah baik-baik aja kok kak, yaudah kakak lanjutin aja kerjanya. Nanti biar aku sampaikan sama ibu dan bapak, mereka juga pasti mengerti kok kak." ucap Fani.

"Yaudah kalau begitu kakak tutup dulu ya assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Bab 3

Setelah insiden kemarin dan mendapat peringatan dari Alfa, hari ini Zahra kini lebih berhati-hati lagi dalam mengerjakan pekerjaannya. Walau sudah lelah dari sebelum berangkat, Zahra tetap menyemangati dirinya sendiri agar tetap kuat dalam bekerja. Kerjaannya memang berat, kerap kali tuannya menindas dan menyiksa dia dengan memberi tugas yg tidak logis seperti mencari kertas yg dibuangnya dalam tong sampah, mmembacakan kontrak kerja dari client, dan lainnya. Zahra tak habis pikir dengan kelakuan tuannya yang makin hari makin gak waras dengan perintah-perintahnya itu.

"Huhh.. Dia makin hari makin ga waras banget si." Keluh Zahra saat di pantri.

"Kok ada bos yang gila kayak gitu. Masa iya karyawannya disuruh nyariin kupu-kupu dikantor ini." Sambungnya.

"Kamu disuruh nyari kupu-kupu sama tuan bos?" Tanya Acha temen sesama OG.

"Iya mba, gila banget kan dia." Gerutunya.

"Gila gimana, ini namanya rejeki nomplok, semua orang pada memimpikan berdekatan dengan tuan Alfa tau, kamu yg dikasih kesempatan deket apalagi sampe bisa masuk ke ruangan tuan Alfa itu namanya anugerah," Cerocoh Acha.

"Apanya yang dibanggakan dari dia sampe mimpi deket sama dia si, jelas-jelas orangnya nyebelin gitu, gila memang dia." Kata Zahra.

"Siapa yang gila?" Suara berat terdengar dari pintu pantri.

Acha yang mendengar suara bosnya langsung kabur karna takut dimarahi.

"Eh anu tuan, orang lewat yang gila." celetuk Zahra yang kaget ucapannya terdengar oleh Alfa menjawab dengan gugup.

"Kamu pikir saya tuli ga bisa denger ucapan kamu!" Ucap Alfa tegas menatap tajam Zahra.

"Keruangan saya sekarang." Lanjutnya.

"Baik tuan." Zahra bangkit mengikuti Alfa dari belakang sambil merutuki kecerobohannya itu.

"Mampus, pasti dikerjain abis-abisan lagi," Kata Zahra dalam hati.

Zahra terus berjalan mengikuti Alfa dengan mengetuk-ngetuk kepalanya karna kecerobohannya. Dan lagi-lagi Zahra menabrak punggung Alfa yang sedang berhenti membuatnya makin merutuki dirinya dalam hati.

"Suka sekali menabrak saya ya?" Ujar Alfa datar.

"Maaf tuan ga sengaja, lagian kenapa tuan berhenti mendadak si," Ujar Zahra.

"Kalo jalan liat kedepan jangan liat kebawah makanya." Kata Alfa sedikit keras

"Atau memang sengaja mau deket-deket dengan saya?" Lanjutnya.

"Ih ogah banget deket-deket sama ora gila bin nyebelin kaya syetan lagi." Zahra yg keceplosan langsung membungkam mulutnya sendiri.

"Oo jadi saya orang gila dimatamu!" Alfa berjalan mendekati Zahra yang mematung, semakin dekat wajah mereka semakin terasa pula nafasnya menyapu muka Zahra.

"Kemapa aku jadi deg-degan sih, apa aku suka sama orang gila ini?" Tanya Zahra pada dirinya sendiri. Debaran jantungnya bener-bener gak bisa dikontrol saat itu. Sampai tak sadar Alfa sudah memasuki lift dan memanggilnya.

"Mau jadi patung disitu?" Kata Alfa dingin.

"Eh ng-ngga tuan." Zahra pun segera menyusul masuk ke dalam lift.

Sesampainya diruangan, Alfa meminta Zahra untuk mengambilkan charger HP diatas meja sofa. Padahal jarak sofa dan meja kerja Alfa berdekatan, tapi kenapa dia malah memanggil Zahra di pantri hanya untuk mengambilkan charger itu. Zahra semakin yakin kalau bosnya itu sudah gila.

"Orang ini emang bener-bener gila." Gerutu Zahra pelan tapi masih bisa didengar oleh Alfa.

"3x kamu nyebut saya gila." Kata Alfa yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang Zahra. Zahra yang tak bisa menjawab apa-apa hanya memejamkan matanya saat wajah Alfa makin dekat dengannya. Alfa mengambil charger ditangan Zahra dengan cepat lalu berlalu dari hadapannya.

"Ini mah aku yang bener-bener gila. Kenapa aku mikir dia akan melakukan yang enggak-enggak ,Astaghfirullah sadar Zahra." Zahra bergidig sendiri.

"Kenapa kamu? Kamu pikir saya bakal cium kamu? Kamu bukan tipeku." Kata Alfa yang kembali ke kursi kerjanya setelah mengambil charger HP disamping Zahra.

Zahra masih terpaku ditempanya sampai Alfa melemparkan kertas yang sudah ia lipat-lipat yang jatuh tepat diatas kepalanya membuat Zahra sadar dari lamunannya dan mengaduh kaget.

"Ngapain masih disitu. Cepat belikan saya makanan untuk makan siang." Perintah Alfa.

"Baik tuan." Zahra ingin pergi meninggalkan ruangan Alfa. Baru sampai pintu, Alfa memanggilnya kembali.

"Emng kamu udah tau apa yg ingin saya makan?" Tanya Alfa.

"Belum tuan, tuan ingin makan apa?" Tanya Zahra kembali.

"Belum tau tapi sok-sokan ga nanya dulu. Saya ingin ayam KFC," Ucap Alfa.

"Baik tuan, tapi saya ga punya uang cukup buat belinya tuan." Kata Zahra menunduk. Alfa menghela nafas berat lalu merogoh dompet disaku jas dan mengambil satu kartu Black cardnya lalu menyerahkannya pada Zahra.

"Maaf tuan, saya ga bisa pake kartu begituan, lebih baik pake uang cash aja," Ucap Zahra jujur.

"Hidup kamu ribet bnget si, dikasih yang isinya banyak malah ga bisa pake. Dasar gadis kampung." Cibir Alfa sambil menelpon Roy.

"Berikan uang cash ke Zahra buat beli makanan," Ucap Alfa pada Roy.

"Baik tuan." Sambu Roy disebrang telfon.

Setelah itu Alfa langsung mematikan sambungan telponnya.

"Kamu minta ke Roy. Sekalian buat beli makan kamu." Kata Alfa.

"Baik tuan. Terimakasih banyak, kalau begitu saya permisi." Zahra meninggalkan ruangan itu dan menemui Roy. Setelah dikasih uang, Zahra bergegas keluar kantor untuk membeli pesanan tuannya.

Saat sedang memesan makanan, Zahra melihat seorang gadis berseragam SMA sedang berdebat dengan seorang pelayan.

Zahra yg penasaran mendekati gadis yg sedang kesusahan itu.

"Maaf, adek kenapa?" Tanya Zahra pada gadis itu.

"Ini mba, mba ini abis makan disini tapi ga mau bayar." Ucap seorang pelayan.

"Aku bukannya ga mau bayar, tapi ATM aku ketinggalan dirumah, hp aku mati dan aku ga punya uang cash. Aku udah bilang mau ambil uang dulu ke kantor kakak aku yg deket dari sini tapi mbak nya ini ga percaya mba." Gadis itu menjelaskan panjang lebar.

"Emng berapa total bilnya?" Tanya Zahra ke pelayan itu.

"200 ribu mba." Jawab pelayan tersebut.

"200 ribu doang juga, nanti aku suruh kakak aku beli sekalian ini restoran." Ucap gadis itu ketus sambil melibatkan tangannya didada.

"Ini saya ada uang, buat bayar pesanan adek ini dulu ya mba." Zahra menyerahkan uang itu kepada sang pelayan.

"Baik mba, terimakasih" Pelayan itu menerima uang dari Zahra dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tapi, nanti mba gimna bayar pesanan mba nya?" Tanya gadis itu yg melihat Zahra dengan tatapan kasihan. Karna dari penampilan Zahra yang sederhana dan jauh dari stylish anak orang berada jadi dia khawatir kalau Zahra ga bisa bayar pesanan yang dia pesan.

"Uang aku masih cukup kok buat beli makan siang bosku, udah kamu tenang aja yg penting kamu terbebas dari pelayan itu," ucap Zahra tersenyum ramah.

"Makasih ya mba, nanti aku bakal ganti uang mba nya. Oh iya kenalin nama aku Arabella panggil saja aku Ara, nama mba siapa?" Ara mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

"Aku Zahra, em... Maaf ya aku harus segera pergi lagi, takutnya bos aku marah," ucap Zahra.

Ara mengangguk tersenyum manis"Iya mbak, sekali lagi makasih ya mbak." ucapnya.

Zahra membalas senyuman gadis itu."Iya sama-sama."

Zahra pun kembali ke kantor dengan membawa ayam KFC pesanan Alfa. Beruntungnya sisa uang yang dia pegang pas dengan harga ayam KFC itu.

Walaupun dia juga merasa lapar, tapi tidak ada lagi uang yang dia punya jadi dia hanya membeli apa yang tuannya minta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!