.
.
.
Sinar mentari pagi sudah meninggi. Cuaca begitu cerah sekali pagi itu. Sebuah mobil terhenti didepan sebuah sekolah menengah atas dimana sudah banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang.
Dengan wajah cemberut Zea membuka sabuk pengaman yang ia kenakan.
"Kenapa wajahnya ditekuk begitu ??"Tegur Fahri. sang kakak.
"Aku sebel sama kakak.. Cuma mau bareng berangkat sama temen aja nggak boleh.."Balas Zea bernada kesal.
"Memang tidak boleh. Iya kalau kau jujur, kalau tidak ??"Balas Fahri dengan mudah.
"Isshh.. Kakak.. Sampai kapan kakak akan mengekangku begini ?!!! Aku sudah kelas 3 SMA kak !! Aku bisa kok jaga diri.."Luapan emosi diberikan Zea.
"Etts.. Jangan bilang mengekang ya. Kakak hanya menjaga kamu. Kakak juga pernah muda Zea, Kakak nggak mau kamu sampai salah pergaulan. Sudah sana turun jangan mendebat kakak !!"Sentak Fahri dengan tegas.
meski masih kelihatan Kesal dan marah, Namun Zea tidak akan berani melawan lagi. Biar bagaimanapun sang kakak lah yang selama ini membesarkan dia bersama ibu mereka.
Brakkk !!
Dengan kasar Zea menutup pintu mobil sebagai luapan kekecewaannya. Tanpa berkata lagi, Zea langsung bergegas masuk kedalam sekolah. Fahri hanya menggelengkan kepalanya, Dan memilih melajukan kembali mobilnya agar segera tiba dikantor.
.
.
"Kenapa muka ditekuk gitu ?? Diomelin kak Fahri lagi ya ?? Apa karna tadi kita nggak nungguin kamu ??"Tegur Amel, saat melihat Zea nampak cemberut.
"Oh ya Ze, Sorry ya tadi kita nggak tungguin. Kak Fahri bilang dia yang mau nganter kamu. Jadi kita duluan. Jangan marah ya ??"Imbuh Mulan
"Iya nggak pa-pa. Aku yang seharusnya minta maaf. Kakakku terlalu over protektif. Cuma mau bareng berangkat sama temen aja nggak boleh.."Balas Zea seraya turut duduk disisi Amel.
"Itu tandanya dia sayang kamu Ze.. aku mau banget deh diover gitu sama kakakku. Sayangnya kakakku udah nikah dan punya keluarga sendiri, jadi aku ya bebas.."Terang Amel.
"Mending jangan dipinginin deh, Udah kayak burung dalam sangkar. Nggak bisa keluar kemanapun selain sekolah, les Piano sama latihan Cheerleaders. Huh... Membosankan tau nggak sih.."Ungkap Zea.
"Udah..udah.. Jangan uring-uringan. Ayok kita ganti. Bentar lagi pertandingan mulai kita mau perform, jangan sampai kamu jadi nggak fokus.."Ajak Mulan
Zea menghela panjang nafasnya seraya mengangguk "Aku sampai lupa kalau pertandingan antar sekolah hari ini.." Ucapnya bergegas mengikuti Langkah teman-temannya.
"Iya ada 3 club sekolah yang datang. "Imbuh Amel.
"Baru kali ini sekolah kita masuk semifinal. mudah-mudahan bisa masuk final.."Imbuh Mulan lagi. Mereka bertiga bergegas menuju ruang ganti, disana sudah ada beberapa rekan kelompok mereka yang sudah menunggu.
Tepukan riuh terdengar, saat group Cheerleaders Zea tampil sebagai pembuka Pertandingan.
Semua begitu bersemangat. Apalagi Para pemain juga sudah datang dari masing-masing sekolah.
MC mulai membuka acara, saat setelah pembukaan Cheerleaders usai.
kembali tepukan riuh terdengar kala pemain mulai dipanggil oleh MC.
Zea dan teman-teman juga tak mau ketinggalan menyaksikan pertandingan yang bagi mereka sangat menyenangkan itu.
"Itu Leo.. Pria tampan dari SMA Perkasa."Tunjuk Amel.
"Leo ?? yang mana ??"Balas Zea.
"Itu..itu.. Yang ditunjuk banyak wanita.. Aku dengar dia pria tertampan disekolahnya. Dia juga jago banget main basketnya.."ucap Amel.
"Nggak bisa. Sekolah kita harus menang."Timpal Mulan.
"Itu pasti Mulan.."Balas Amel dan Zea bersamaan. Ketiganya tertawa lepas bersama dan kembali menikmati pertandingan yang akan dimulai.
.
.
.
.
.
Pertandingan sudah usai, Dan ternyata sekolah Zea masuk kebabak Final dan Sekolah mereka juga akan kembali menjadi tuan rumah untuk Final yang sudah ditentukan tanggalnya.
Semua bubar setelah MC Mengakhiri pidatonya.
Zea dan kedua temannya juga turun keluar dari area basket guna menghampiri rekan-rekan mereka.
Senyum bahagia terpancar dari semua pemain. Salah satunya adalah Vino.
"Selamat ya Gaes.. Semoga difinal kalian bisa juara.."Ucap Zea sembari memberi salam pada Semua temannya.
"Thanks Ze.."Balas Mereka bersamaan.
Amel mendekati Vino yang tersenyum sejak tadi. "Vino.. Tadi kamu keren deh.."
"Benarkah ?? Maksih ya ??"Balas Vino.
"Masak Vino aja Mel yang dipuji, kita-kita juga dong.."Ejek yang lain. Amel memanyunkan bibirnya hingga menimbulkan gelak tawa semuanya.
Zea melirik jam ditangannya. "Gaes.. Aku duluan ya. Aku harus pulang."
"Kita makan-makan dulu bagaimana ?? Ya.. Obat capek.."saran teman laki-laki Zea
"Jangan aneh-aneh deh kalian tau sendiri kan Zea itu tahanan kakaknya.."Imbuh Mulan.
"Iya, kita bisa digantung kak Fahri kalau sampai Zea ikut nongkrong bareng kita.."Sahut Dino kembali gelak tawa terdengar. Sumpah, Zea cukup tidak enak dengan semua itu. Ia selalu jadi bahan candaan teman-temannya karna Kekangan dari sang kakak.
"Jangan begitu. Kalian ini kenapa sih. Justru lebih bagus seperti Zea tidak kelayapan nggak karuan, Fokus belajar. Biar hidup kita tertata.."ucap Vino yang mengerti kalau Zea merasa tidak nyaman diketawakan.
"kita cuma bercanda kok Vin.. Kau ini jangan diambil hati lah. Iya kan Zea ??."balas Dino seraya menatap Zea. Zea tersenyum sembari mengangguk.
"Ok.. Aku duluan ya, "Tak mau berlama-lama Zea memilih langsung memutar tubuhnya untuk pergi.
"Hati-hati Ze.."Balas Vino. Zea hanya membalas dengan anggukan saja.
Lambaian tangan teman-teman Zea menjadi salam perpisahan mereka.
.
.
Dengan menggerutu Zea terus menghubungi sang kakak yang ternyata belum menjemputnya.
"Kakak..kau melarangku naik taksi dan diantar teman, tapi kau tidak bisa tepat waktu !!!"Omel Zea yang sudah menunggu beberapa menit.
Sibuk dengan ponselnya, Zea sampai tidak sadar kalau sebuah motor berhenti didepannya. Orang itu membuka Helm yang dipakai lalu menyapa Zea.
"Nungguin taksi atau jemputan ??"Sapanya.
Zea menatap sumber suara. Dan pria itu ??
Pria itu tersenyum lebar pada Zea. "Mau bareng ??" tawarnya.
"Aa..aa..Itu..aku..aku dijemput."Balas Zea gelagapan.
"Yakin ?? Kayaknya kamu dari tadi deh disini. Bareng aku aja gimana ?? Jangan takut, harusnya kau sudah mengenalku aku dari SMA Perkasa. Namaku Leo."Leo mengulurkan tangannya mengajak Zea berkenalan.
Meski masih gelagapan, Zea buru-buru menerima uluran tangan Leo. "Zea.."
"Udah kenal kan ?? Ayok aku antar ??"Ajak Leo.
"Ehem..!!"
Suara Deheman membuat zea dan Leo menengok kesamping dimana ternyata Fahri sudah berdiri disana dengan kedua tangan dimasukkan kesaku celana.
Tatapan tanpa ekspresi membuat Zea cukup tidak enak pada Leo.
"Em.Leo, Aku duluan ya. kakakku sudah datang."Ucap Zea membuyarkan ketegangan.
"Oww. Ok.. Sampai jumpa lagi.."Leo segera mengenakan Helmnya dan pergi dari sana.
"Siapa dia ??"Selidik Fahri.
"Temen."balas Zea sembari masuk kedalam mobil.
Fahri turut masuk kedalam mobil. Dia bisa melihat Zea yang wajahnya terlihat masam.
"Jangan terlalu ramah dengan pria yang baru kau kenal."Ucap Fahri seraya menjalankan mobil.
"Kita tidak tau hati seseorang itu seperti apa. Kau ini wanita harus..-
"Harus bisa menjaga diri !! Harga diri itu sangat mahal sekali untuk seorang wanita. Jadi jangan dekat dengan pria manapun selain kakak !!!"Serobot Zea saat sang kakak berbicara.
"Sudah berpuluh kali kakak mengatakan itu. Otakku sudah penuh kak sampai aku hafal diluar kepala !!! Dan aku sampai muak dengan kekangan ini !!!"Protes Zea mengeluarkan uneg-unegnya.
.
.
.
.
"Kakak begini karna kakak sayang sama kamu Zea.. Jangan sampai kamu salah pergaulan, Apalagi salah pilih pasangan. Untuk saat ini fokus saja menyelesaikan sekolahmu, jangan fikirkan pria dulu.."Balas Fahri.
"Tapi aku malu kak !!! Bahkan semua temanku menjadikan aku sebagai bahan candaan karna terus dikekang dan dipenjara sama kakak !! Aku sudah besar, aku pasti bisa jaga diri !! Aku juga bisa memilah mana yang baik dan tidak ?!!"Balas Zea.
Criittt !!!
"Aakhhh !!!"Zea memekik saat tiba-tiba Fahri membanting setir begitu cepat.
dengan nafas naik turun Zea menatap sang kakak yang tatapan matanya terlihat marah.
"menurutlah kalau kau tidak mau kakak menjadi kasar."Ucap Fahri dengan tenang tanpa menatap Zea.
Meski kekesalan dihatinya masih ada, Namun Zea tetap takut jika sang kakak dalam mode serius begitu. Zea tak lagi bicara. Dia langsung terdiam, setelah beberapa menit akhirnya Fahri kembali menjalankan mobilnya.
.
.
Sampai tengah malam, Zea tak melihat sang kakak pulang kerumah. Saat makan malam pun hanya dia dan sang ibu saja. Ketika Zea bertanya pada Ibunya, katanya Fahri tengah lembur dikantor.
Sekelebat rasa bersalah tiba-tiba muncul didalam hati Zea. Tak seharusnya dia seperti itu pada orang yang telah membesarkannya dan menghidupinya sejak lama.
"Kok belum tidur sayang ??"Ibu Salma
"Nungguin kakak ma.."balas Zea yang kembali duduk ditaman.
"Ini sudah malam sekali, Besokkan kamu harus sekolah, tidur duluan gih. Lagian kakakmu kan memang suka nggak pulang. Apalagi kalau kerjaan numpuk, ini hampir Akhir tahun, pekerjaan kakakmu pasti banyak."Tutur Ibu Salma.
Zea terdiam. Kembali rasa bersalah semakin jelas terasa.
"kamu kenapa ?? Apa ada masalah ?? Atau ada tugas sekolah ??"Ibu salma yang melihat putrinya melamun segera bertanya seraya ikut duduk disisi Zea
"Nggak Ma.. Aku cuma pengen minta maaf sama kakak.. Tadi aku bicara kasar sama dia.."Zea Segera bermanja dipundak sang Ibu sembari memeluknya.
usapan penuh kasih sayang diberikan Ibu salma dikepala Zea.
"Kenapa lagi ?? Karna kakak masih membatasi aktivitasmu ??"Duga Ibu salma yang ternyata tidak meleset.
Zea mengangguk perlahan.
"Ibu tau apa yang Zea rasakan. Ibu dulu juga pernah muda, pernah ada masa dimana kita ini ingin bebas, ingin melakukan apapun dan berteman dengan siapapun, Tapi kebebasan itu benar-benar mengerikan Nak.. Tolong mengertilah ya ?? Kakak melakukan semua ini karna dia sangat sangat menyayangi Zea, kak Fahri tidak mau kalau sampai terlalu bebas bergaul menjadikan kamu salah jalan.."Nasehat Ibu Salma dengan penuh kelembutan.
"Kami sangat menyayangi Zea, Zea adalah berlian berharga bagi Ibu dan Kakak..tolong ya mengerti.."Imbuh Ibu Salma.
"Buk.. Besok buatkan aku karangan bunga yang indah untuk aku berikan kekakak ya ??"Pinta Zea.
Ibu salma tersenyum seraya mengangguk pelan. Zea berhambur kepelukan sang Ibu.
Iya, Ibu Zea memiliki usaha sendiri yaitu toko bunga. Berbagai karangan bunga serta buket bunga menjadi salah satu pekerjaan Sang Ibu dengan dibantu beberapa karyawan. Makanya, Ibu Salma meminta Fahri untuk memimpin perusahaan peninggalan sang Ayah sebab Ibu Salma merasa tidak tau menau tentang Urusan perusahaan.
.
.
Pukul 02.00 dini hari Fahri baru sampai dirumah. Wajah penat terlihat sekali saat dia membuka jas yang ia kenakan. Kebiasaan yang tidak pernah hilang sejak dulu adalah melihat kamar Zea terlebih dahulu, dengan perlahaN Fahri membuka pintu kamar Zea.
Terlihat Zea sudah terlelap tidur. Fahri hanya tersenyum tipis lalu kembali menutup pintu perlahan, Ia tak mau sampai Zea terbangun dan terganggu istirahatnya.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!