Haira adalah mahasiswi semester 2 yang selalu dibully oleh teman temannya, dia dijauhi dan tidak punya teman, karena Bian, Bian dulunya adalah orang yang pernah ia cintai dulu, tapi sekarang menjadi musuh bagi Haira, dulunya Bian adalah teman sefakultas dengan Haira, yang dulu pernah dekat sekali dengan Haira
Waktu semester 1 Bian dan Haira dekat, Haira menceritakan semua tentang dirinya ke Bian begitu sebaliknya, mereka saling mencintai tapi disaat Bian menyatakan perasaan nya kepada Haira, Haira Menolak karena Haira ingin fokus kuliah dan tidak mau pacaran dulu, Bian kecewa, lalu 1 minggu kemudian Tiba-tiba Bian mau pindah ke ke luar kota (Bogor) , dan dia memutuskan untuk berhenti kuliah karena harus ikut ayahnya, dan dihari hari terakhir Bian di Jakarta, Bian sakit dan sempat dirawat di rumah sakit, lalu pas Bian sudah pulang, dia meminta Haira untuk datang ke rumahnya dan menemaninya sebelum dia pindah, karena di saat itu Haira masih ada rasa kepada Bian dan dipikiran Haira, Bian adalah cowok yang baik, jadi Haira mau untuk menginap di rumah Bian, menemaninya
*Flashback*
Di rumah Bian
"Bian, Kok sepi?" tanya bingung Haira, karena rumah Bian sebesar ini kenapa terlihat sepi
"iyaa, papah sama mamah lagi ngurusin pindahan di kantornya, tapi ada bibi kok, papa sama mama paling nanti malem pulang" Jawab Bian dengan posisi tidur di tempat tidur karena masih lemah baru pulang dari rumah sakit
Sebenarnya Haira tidak enak untuk tetap tinggal sementara dirumah tidak ada siapa-siapa kecuali pembantu Bian, tapi Bian membujuk Haira untuk tetap tinggal dengan meyakinkan kalau orangtua nya akan pulang nanti malam, dan Haira juga sangat percaya kepada Bian, Bian tidak akan menyakiti Haira, karena dia telah kenal Bian dengan baik, jadi hati lembut Haira tidak bisa menolak, akhirnya Haira mau untuk menginap di rumah Bian dan akhirnya Haira tidur di sofa kamar Bian yang cukup besar sehingga muat untuk tubuh mungilnya.
Dan disitulah semua terjadi, Bian melancarkan rencana buruknya, dia memanfaatkan situasi ini, dia lalu memotret Haira yang sedang tidur di sofanya, niat nya ingin memindahkan Haira di kasur tapi badannya masih lemah karena habis sakit, jadi dia hanya mengambil selfie dengan Haira dengan dirinya mencium pipi Haira
*Flashback off*
Setelah itu, 2 minggu setelah Bian pindah ke luar kota, Bian mengupload foto nya dengan Haira ke social media, disertai foto kondom, dan mengatakan kalau Haira pernah tidur dengannya, dan juga mengatakan kalau Haira bekerja paruh waktu di sebuah kafe karena masalah ekonomi,dan Bian juga mengatakan di postingan nya kalau Bian membayar Haira untuk tidur dengannya, karena masalah ekonomi yang mendadak dan butuh uang segera untuk membayar biaya kampus.
Alhasil postingan itu ramai diperbincangkan dimana mana sampai viral, Haira sampai dipanggil oleh pihak kampus karena hal ini, Haira menjelaskan semua tapi pihak sekolah tetep kekeh tidak memberikan pembelaan kepada Haira, karena bukti sudah jelas bagi mereka, akhirnya Haira pun harus menjalani hari harinya dengan rasa malu dan dicap sebagai kupu-kupu malam, karena tuduhan Bian ini.
Dan orang tua Haira juga marah dengan apa yang sedang diperbincangkan belakangan ini, Haira telah meyakinkan orang tua nya kalau dia di jebak, dan Haira gak melakukan hal yang terlarang itu, Hanya papa Haira dan kakek nenek Haira yang percaya kepada nya, sedangkan mamah nya trus menyudutkan Haira, sampai Haira dipaksa oleh mamahnya untuk keluar dari kuliah itu karena telah memalukan nama keluarga nya, jadi mau tidak mau karena diancam dan dipaksa oleh mamahnya, Haira pun menuruti perkataan mamanya dan memutuskan untuk berhenti kuliah.
Hari hari terus berganti, hari ini adalah hari terakhir Haira di kampus itu, Haira berjalan melewati koridor koridor kampus hendak pulang ke rumah, setelah mengurusi surat surat untuk keluar, mahasiswa-mahasiswi yang lain menyoraki nya
"huuu, wanita malam, masih punya tampang lo buat nunjukin muka lo?"
"dasar gak tau malu"
"Kalau gue jadi dia sih malu ya, gak punya duit bukannya kerja malah jadi kupu-kupu malam"
"huuuuu"
Sorak mahasiswa-mahasiswi terdengar di telinga Haira tapi dia masih berusaha tangguh, Haira akhirnya duduk di bangku taman kampus sembari menghapus air matanya yang mengalir karena mendengar kata-kata itu.
Haira melihat ke sekeliling, mengingat detail detail kampus yang akan sangat dia rindukan nantinya, karena ini adalah hari terakhir ia disini, dan tidak ada kenangan yang menyenangkan bahkan teman temannya juga tidak mengucapkan perpisahan, sungguh Haira sangat sendirian karena Berita hoaks itu.
Tidak lama kemudian saat Haira menghapus air matanya dengan tangan, ada seseorang cowok duduk di dekatnya dan menyodorkan tissue, Haira menengok ke arah orang itu, Haira tidak familiar dengan wajah nya, kemudian cowok itu mengalihkan pandangan nya dengan tangan yang masih mengulur kan tisue saat Haira menengok ke arahnya, cowok itu tampak cuek,
lalu cowok itu nyeletuk "buruan, tangan gue pegel nih" dengan wajah yang masih menghadap ke depan
Haira lalu sadar dan dengan sigap meraih tisu yang ada di tangan nya.
"Makasih" ucap Haira kepada orang itu sembari mengusapkan tisu itu ke wajahnya
"hmm" Singkat, cowok itu lalu berdiri dan pergi meninggalkan Haira
Haira bingung, cowok itu hanya datang sebentar untuk memberikan tisu lalu pergi lagi, gak ada yang istimewa tapi Haira tersenyum tipis karena mengingat semua orang yang ada dikampus ini membencinya dan tidak ada yang mau berteman dengannya, lalu tiba-tiba ada cowok yang duduk dengannya meskipun sebentar dan memberikan tisu? Haira cukup bahagia hanya dengan hal sekecil itu, karena selama ini tidak ada yang mau deket deket sama dia
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian
Terlihat sebuah kedai yang sedang dibanjiri pelanggan,Serenity Sips adalah nama kedai ini, kedai ini selalu ramai karena terkenal dengan makanan yang enak, buka nya hanya Senin - sabtu, Jam 5 sore sampai 10 malam.
"HAIRA, Cepat antarkan pesanan meja no 5" Teriak Ibu-ibu pemilik kedai itu
"Iya" Jawab Haira dan ia langsung mengantarkan pesanan
"kamu lelet banget sih, masih banyak yg belum diantar, kalau begini pelanggan bisa bisa kelaparan karena pada nunggu lama" Ucap ibu ibu itu bernama Nova
"Sa, Kenapa tu" Ucap salah satu pelanggan cowok saat melihat Haira dimarahi
"Bodo amat lah Za, makan aja sana" jawab Hesa
Selang 5 menit
"Permisi, Meja No 08 ini pesanannya" Haira datang membawakan pesanan Hesa dan temannya lalu menaruhnya di mejanya.
"Silahkan, Selamat Menikmati" Ucap Haira setelah setelah meletakkan pesanan, Haira lalu pergi
"Iya makasih" Jawab cowok itu sembari memandangi Haira, Haira tidak ngeh, karena ia hanya menunduk saja dan menaruh makanan di meja lalu pergi
"Heh ngapain lo" Hesa menjetikkan jarinya di depan temannya (Aza) karena melihat Aza melamun dan tersenyum senyum sendiri
Aza tersadar, dia hanya menggeleng dan tersenyum. Hesa merasa aneh melihat tingkah temannya itu.
.
.
.
.
.
Jam 10.15 kedai sudah tutup dan Haira hendak pulang, tiba tiba ada seseorang di luar kedai
"Hai" Ucap Aza saat melihat Haira keluar dari kedai
Haira kaget melihat Aza, pasalnya wajahnya sangat familiar untuk Haira, Lalu Haira mengingat ingat kembali, dan
"loh bukannya dia yang pernah ngasih aku tisu itu" dalam hati Haira, Haira pun menghampiri Aza yang duduk di motornya Kawasaki Ninja H2 Carbon yang terparkir di depan kedainya
"Loh, kamu?" Haira terkejut saat menghampiri Aza, kok Aza bisa ada disini
"Hai, kita belum sempet kenalan, nama gue Aza Adinata, dari fakultas bisnis, bentar lagi lulus, tinggal nunggu wisuda, dan sekarang lagi magang di kantor papa gw" Aza mengulurkan tangannya berharap uluran tangannya dibalas
"Ooh, aku..." sebelum Haira menyelesaikan perkataan nya, Aza memotong nya
"Haira Haira Maheswari, mahasiswi semester 2 dari fakultas Ekonomi kan?" Aza memegang uluran tangan Haira dengan erat
Haira melepaskan uluran tangan Aza
"Iyaa, kok tau?" Haira heran, bagaimana bisa Aza mengetahui namanya padahal mereka aja gak saling kenal dan cuma pernah berinteraksi karena tisu itu doang, itupun gak ada obrolan yang lebih lanjut
Aza pun tersenyum
"Taulah, apasih yang gak gue tau?"
Haira terdiam, dalam hatinya iyalah semua orang di kampus juga tau tentang kasus dia, pasti Aza juga tau
"Ooh iya sih, pasti semua juga udah tau aku" Haira dengan wajah sedihnya mengingat kasusnya
Aza kemudian berdiri dari motor nya dan menghampiri luna yang gak jauh dari jarak motornya
"Eh sorry, gue gak bermaksud, gue percaya sama lo kok"
Haira kaget mendengar Perkataan Aza, selama ini gak ada yang mau percaya sama dia, tapi Aza? Apa dia beneran percaya kalau Haira gak ngelakuin semua itu?
"Ooh ya, gw sering banget loh makan disini, tapi jarang liat lo, sekalinya liat, lo jarang banget nganterin makanan ke meja gue, baru kali ini lo nganterin makanan ke meja gue tadi" Ucap Aza berusaha untuk mengalihkan pembicaraan supaya Haira gak jadi sedih
"ooh iya? Kamu sering makan disini? Kok aku jarang lihat?"
"Iyalah, lo sibuk didapur, jarang nganterin makanan, jadi ya gk ngeh aja kalik"
"maaf ya" Haira menundukkan pandangan
"Fine, Emmm, gw boleh tanya gak?" Aza memberanikan diri
"Boleh, tanya aja"
"Tadi gw liat, lo dimarahin sama ibuk tadi, bukan cuma tadi sih, sering, emang gpp?"
Haira agak kaget dengan pertanyaan Aza, tapi masih berusaha menjawabnya
"Gpp kok, kan ibuk tadi mamah aku jadi gak masalah sih"
Aza terkejut mendengar itu, ia tidak menyangka hal itu
"mamah? Jadi kedai ini punya keluarga lo?"
Haira mengangguk
"Maaf, gw gak tau"
"iya gpp, lagian yang beredar di luar sana, gak kayak gini kan?"
"iyaa, makanya gw gak percaya sama berita itu, gw percaya nya sama lo,"
Haira tersenyum malu mendengar jawaban Aza, trus "makasih ya udh percaya"
Aza menjawab "always"
"Yaudah, aku pulang dulu ya " Haira bergegas dan ingin pulang tapi lengannya dipegang Aza
"Tunggu dulu, lo mau pulang sendirian malam malam kayak gini?, gw antar lu" ucap Aza yang masih memegang lengan Haira
"Gak usah, aku bisa pulang sendiri, lagipula biasanya aku juga sendiri" luna melepaskan tangan Aza dari lengannya
"Iya biasanya lo memang sendiri, tapi lo gak pernah tau kan kalau gw slalu nungguin lo pulang dan ngikutin lo dari belakang"
"Kamu ngikutin aku?"
"Hm, sebenernya gw mau nawarin buat nganterin tapi gw gak berani waktu itu jadi gw cuma ngikutin lo dan ngejagain dari belakang"
Haira tersentuh mendengar perkataan Aza, ia rasa Aza anak baik-baik, kalo bukan pasti ia sudah berbuat macam macam sebelumnya.
"Jadi gimana? Mau kan gw anter?" Ucap jaemin
Haira mengangguk lalu Aza pun mengantarnya dengan motornya
***
"Makasih ya" Haira turun dari motor Aza, sebenarnya rumah Haira dengan kedai tidak terlalu jauh dan Haira biasanya hanya jalan kaki atau gak naik sepeda, dan kebetulan hari ini Haira jalan kaki, karena sepedanya sedang bocor.
"Ehmm, selamat, lo cewek pertama yang naik motor gw" ucap Aza yg masih naik dimotornya
"Ooh" Haira malu malu
"Boleh minta nomer lo?"
"Buat apa"
"Ya buat komunikasi, buat kenalan" Aza tersenyum lalu memberikan hp nya pada Haira agar Haira menuliskan nomernya
Haira menerima Handphone Aza lalu ia menuliskan nomernya setelah selesai ia memberikannya pada Aza
Lalu Aza menuliskan sesuatu di kontak Haira dan setelah selesai lalu memperlihatkan nya pada luna
"Naekkeo (내꺼), apa tuh artinya" tanya Haira saat tidak mengerti arti tulisan itu yang ditulis kan farel di kontak nya
Aza yang masih di motor, memasukan hpnya di saku, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga luna dan mengatakan "Mine" bisik Aza di telinga luna,
Haira kaget dan membelalakkan matanya gak percaya yang dikatakan Aza, stelah Aza mengatakan itu, Aza lalu "Dahh" dan meng gas motor nya dan pergi dengan laju, Haira yang masih terkejut dengan ucapan Aza tadi, masih terdiam ditempat dan melihat Aza dari jauh
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keesokannya, pagi hari Di Depan rumah Haira
***
"Kakak" Sapa seseorang yang sedang duduk di kursi yang ada di halaman depan rumah Haira, Haira yang baru saja membuka pintu langsung disambut dengan lambaian tangan orang itu lalu Haira tersenyum saat melihat orang itu dan datang menghampiri nya
"Ohh haii Sissy" Balas sapa dari Haira lalu duduk di samping sissy
"Kak Haira, Aku sangat merindukanmu" Sissy kemudian memeluk Haira yg duduk di sebelahnya
"aku lebih merindukanmu" Balas pelukan dari Haira
"kakak kenapa gak main ke rumah aku? Aku nungguin loh , dah lama kita gak pesta bantal" Ucap sissy yg masih memeluk Haira
"Maafin aku ya, aku sibuk banget di kedai, dan aku juga harus nyelesaiin surat surat buat keluar kampus, jadi aku benar-benar gak punya waktu buat itu, maafkan aku" Haira mengelus punggung sissy yg berada di pelukan nya
"hiks kakak kenapa sih mau aja disuruh keluar dari kampus sama mamah, kenapa gak nolak aja sih kak?" sissy keliatan sedih dan melepaskan pelukan Haira
"yahh, aku gak bisa nolak ssy, apalagi keadaan di kampus juga chaos kan, karena berita itu"
"kak? Berita itu dah hampir 2 minggu loh, bentar lagi juga bakal ngeredam kok, kakak sabar aja, pasti semua bakal sama kyk dulu lagi"
"gak bisa ssy, gak bisa sama kyk awal, semua orang dah ngecap jelek aku, aku malu, papah malu, mamah malu, kamu juga, jadi daripada merembet ke semua, mending bener kata mamah, aku mundur aja, ya aku harus keluar dari kampus"
"heemm kakakk 😭" sissy meluk Haira lagi
***
Jam 16.30 Haira langsung menuju kedai untuk persiapan buka tapi setelah tiba disana ada laki laki yg sudah menunggunya
"Kamu?" Ucap Haira kaget seraya menghampiri cowok itu yg duduk di kursi depan kedainya
"Haii, Baru pulang?"
Haira tidak menjawab dan duduk di samping cowok itu
"Kedai belum buka, kenapa datang seawal ini?" Tanya Haira
"gw kesini bukan mau makan, tapi buat ketemu lo" Ucap cowok itu yg tak lain adalah Aza
"Ha? Aku? Memangnya Ada apa?" Tanya Haira sambil menunjuk dirinya sendiri yang terlihat kebingungan
"Gak sih, tadi gw gak liat lo di kampus, lo gak ngampus ya hari ini?" Aza bertanya kepada Haira karena tidak melihatnya di kampus
Haira bingung mendengar itu, dia harus bilang apa, tapi mau tidak mau, Haira mengatakan "Iyaa, kan aku dah keluar"
Aza kaget mendengar jawaban Haira, Aza gak expect Haira bakal keluar dari kampus, Aza yang masih kaget "kenapa?" dia menatap Haira dengan dekat yang duduk di dekatnya
Haira agak kaget karena Aza menengok ke arahnya dan menatap dia apalagi jarak mereka beneran deket banget
"Gppkok" jawab cuek Haira sembari mengalihkan pandangan nya dari Aza yang mendekat ke arahnya
"Lo pasti gak tahan ya, karena berita itu, dan ejekan mahasiswa lain kepada lo" Aza lalu menjauh kan pandangan nya dari wajah Haira
"bukan itu" Haira menjawab dengan pandangan nya ke arah depan
"terus?" Aza terus melontarkan pertanyaan san menengok dengan jarak yang sangat dekat ke Haira
Haira merasa agak merasa gak enak karena jarak itu, lalu Haira berdiri, Aza ikut berdiri dengan masih menatap Haira, Haira berkata "aku kedalam dulu ya"
Haira lalu masuk kedalam untuk ganti baju dan persiapan buka kedai kalau ia tidak segera melakukannya nanti ibuk pemilik kedai ini yg tak lain mamah nya akan marah.
.
.
.
Ceklek
"hei, apa yg kamu lakukan" Teriak Haira panik saat tau ada yng membuka pintu saat ia sedang ganti baju, ia sudah melepas bajunya tersisa hanya tank top, Haira segera mengambil bajunya dan menutupinya.
"Ahh sorry sorry, gw kira lo lagi bersih2 tempat ini, gw mau bantu tapi gak tau ternyata lo lagi ganti baju, sorry ya" Aza Menutup matanya dengan kedua tangannya dan berbalik ke belakang.
Setelah memakai baju Haira lalu melewati Aza
"Aku dah selesai" Haira sambil menata tempat itu
Aza membuka matanya melihat Haira sedang menurunkan kursi, lalu ia membantunya
"Maafin yaah, gw gak ada niatan buat ngintip, sueerr" Ucap Aza yg membantu Haira
"Lain kali kalo mau masuk ketok pintu dulu, Sini, gak usah biar aku aja, kamu kan gak kerja disini" Ucap Haira sedikit kesal sambil menurunkan kursi yang tadinya di atas meja ke bawah
Tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Aza yg lagi membantunya, kini keduanya bertatapan dan jantung Haira seakan berdetak lebih cepat dari biasanya
"PUTRII, apa yang kamu lakukan, sudah jam segini belum siap?" Teriak mamah Haira saat masuk ke kedai yang masih berantakan
Haira dan Aza yg mengetahui itu langsung melepaskan tangan mereka
"Omoo, dengan siapa kamu? Bukannya disiapkan malah pacaran disini ha" mamah Haira menarik rambut Haira dengan kasar dan membawanya ke belakang
"Aduh, aduh mamah, sakit" Haira kesakitan sambil memegang rambutnya yg ditarik mamahnya
Aza yg melihat itu lalu menyusul ke belakang, ia melihatnya dimarahi habis habis an oleh mamahnya bahkan dipukul.
"Bisa bisanya kamu malah pacaran, Kamu kerja disini bukan untuk pacaran, apa kamu lupa tujuan kamu kerja disini HAh" mamah Haira memukuli bahu Haira dengan tangannya
"Maaf maaf mamah, Haira gak pacaran" Haira meringis kesakitan
"Ngeles kamu, masih untung ya kamu bisa kerja disini dan masih saya bolehkan datang kerumah, main dengan anak saya, kalau tidak karena orang tuaku saya sudah tidak mau mengakui kamu dan telah membuangmu jauh jauh dari sini" mamah Haira masih memukuli Haira
Aza lalu datang dan mencegah tangan mamah Haira, Nova (mamah Haira) kaget melihat cowok itu, pasalnya dia pelanggan setia disini
"Maaf tante, tapi jangan bersikap kasar terhadap anak anda sendiri" Aza melepaskan tangannya yg mencegah nova dan membantu Haira berdiri
"Anak? Darimana kamu tau dia anak saya? Eh tunggu tunggu, Lololo, kamu? Kamu kan pelanggan setia kami" Kata mamah Haira saat memperhatikan wajah Aza dengan seksama sambil menunjuk Aza
"Iya, Maafkan saya, saya sudah lancang masuk ke tempat ini dan mengganggu Haira anda, bukan salahnya, marahi saja saya" Aza menunduk 90 derajat pada mama Haira
"Aigo Aigo nak, jadi kamu pacar anak saya? Tidak apa apa,nak kamu boleh datang setiap hari kapanpun kamu mau" Ucap mama Haira sambil mengelus punggung Aza yg masih menunduk, pasalnya ia tau selain pelanggan setia di kedai, Aza adalah anak dari teman suaminya yang merupakan atasan Suaminya jadi ia harus berbuat baik pada anak atasannya suaminya.
"Boleh saya membantu Haira menata tempat ini?" Ucap Aza
"Ohh tidak tidak, tidak bisa saya biarkan pelanggan saya mengerjakan sesuatu yang bukan pekerjaannya"
"Tapi anak anda mengerjakan semuanya, bukankah lebih baik jika anda mencari orang lain saja dan tidak mempekerjakan anak anda"
"Itu kemauannya sendiri"
"Kalu begitu saya akan membantunya, saya akan melamar pekerjaan disini"
"Aigoo aigoo apa yang kamu katakan, tidak usah, lagipula Haira bisa mengerjakan sendiri, Kamu anak bossnya suami saya, Farel, benarkan itu nama ayah kamu? Jadi saya tidak mungkin membiarkan kamu kerja disini" Nova Mengelus rambut Aza
Aza sempat terkejut mengetahui ternyata Haira adalah anak dari karyawan papa nya begitu juga dengan Haira
"tante tau dari mana?"
"Nanti kamu akan segera mengetahuinya"
***
Jam 10malam lewat, Haira menutup kedai itu, tidak disangka ada seseorang yang menunggu nya di depan, orang itu menghampiri Haira
"Hai?" Ucap seseorang itu saat menghampiri Haira di depan pintu kedai yang sudah tertutup
"Kamu?" Haira kaget melihat orang itu yang sekarang ada di hadapan ny
"Ini gw, Aza"
"Iya aku tau, kamu ngapain disini"
"Kyk biasanya, kan gw slalu nungguin lo"
"ooh"
Haira terdiam sejenak, sebelum ia menginjakkan kakinya untuk melangkah, kemudian Haira menginjakkan kakinya, baru satu langkah, tangan Aza sudah meraih lengan Haira, membuat Haira terhenti, Aza menghampiri Haira yang posisinya sudah berubah karena 1 langkah tadi
"Kenapa?" Tanya Haira dengan nada agak judes dan melepaskan tangan Aza dari lengannya
"Lo tadi belum jawab pertanyaan gw, lo kenapa keluar dari kampus?"
"Emang harus banget aku jawab ya?"
"Yaah gak sih, terserah lo aja, gw cuma pgn tau aja"
"intinya aku keluar bukan krena berita itu, ada alasan lain, tpi gak bisa aku ceritain ke kamu"
Aza mengerti keadaan itu lalu Aza mendekatkan bibirnya ke telinga Haira dan mengatakan "But, one day you'll tell me, I'll always wait for you"
Haira agak terdiam sejenak kemudian melangkah pergi tanpa mengucapkan satu kata pun, Aza terdiam sejenak ditempatnya lalu pergi mengambil motornya dan menyusul Haira, belum jauh dari kedai, Aza tiba di sebelah Haira yang sedang jalan kaki dengan motornya, Aza mengimbangi kecepatan motornya dengan jalannya Haira, Haira menengok sebentar pas Aza disebelah nya lalu fokus ke depan lagi dan berjalan, Aza kemudian agak mempercepat kecepatan motornya dan menghentikan motornya di depan jalan Haira, Haira berhenti, Aza pun turun dari motor.
Aza mengatakan "Ayook naik"
Haira menjawab cuek "nggak"
"Gw maksa"
Haira tetep menolak tapi Aza terus memaksa dia naik ke motor nya, sampai akhirnya Haira mau, dan Aza pun mengantarkan Haira pulang ke rumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!