Jerman, pukul 7 pagi.
"Chiara Lovisha Jonson, bangun kamu, ini sudah siang",
Suara lantang begitu memekakkan telinga keluar dari mulut seorang wanita paruh baya yang sedang membangunkan anak gadisnya,
"iya mom", jawab si anak dengan suara parau, posisinya sudah duduk, tapi matanya masih tetap terpejam,
"bangun, ini sudah siang, mandi lalu turun, Daddy udah nunggu dimeja makan", titah nyonya Selena, mommy dari gadis bernama Chiara itu,
"iya", jawab Chiara lagi,
"bangun Chiara, jangan iya iya saja", sang mommy rasanya ingin memasukkan kembali sang anak kedalam perut karena begitu bandelnya si anak,
dengan langkah malas Chiara masuk kedalam kamar mandi, matanya masih belum melek sempurna, hingga
Dugh,
"awshh...", ringisnya saat jidat mulusnya kepentok tembok,
"nah kan, makanya jalan itu melek jangan merem, kejedot kan", omel mommynya lagi,
"ish mommy mah ngomel Mulu", dumelnya sambil menutup pintu kamar mandi.
"dasar anak itu, ada saja yang bikin darah tinggi", sang mommy ikut mengomel sambil berjalan keluar dari kamar sang putri.
Ya, dialah Chiara Lovisha Jonson, anak bungsu keluarga Jonson, mempunyai kakak laki laki yang sekarang sedang melanjutkan kuliah di negara kangguru. Kalau kakaknya anteng dan kalem si bungsu ini tingkahnya kelewat bar bar tapi manja, jutek kalau sama orang baru, bahkan dia tidak pernah menunjukkan senyum cantiknya pada orang yang dia tidak kenal.
terbiasa tinggal di negara yang mayoritas hidupnya individual membuatnya tidak banyak memiliki teman dekat, hanya satu saja yang berteman dekat dengannya itupun mereka berteman sejak SD, namanya Beverly, soal sikap, jangan ditanya keduanya sama sama bar bar dan sering membuat ulah kalau ada yang menyenggol mereka.
Kalau Chiara memiliki darah perpaduan Jerman dan Indonesia, maka Beverly dia perpaduan Belanda dan Indonesia, jadi mungkin itulah yang membuat mereka betah bersahabat karena sama sama memiliki darah Indonesia dan sama sama bisa berbahasa Indonesia.
"pagi mommy Daddy", sapanya ceria sambil mencium pipi kedua orang tuanya,
"pagi sayang, oh ya bisa jelaskan ini surat apa sayang?", tanya sang Daddy dengan nada datar, mata Chiara membulat sempurna,
"surat, surat apa dad?", tanya Chiara mencoba tenang tak lupa senyum tanpa dosanya,
"jangan senyum senyum kamu, itu surat DO dari sekolah kamu kan, kami sudah baca, ya tuhan chia, apalagi kali ini, ini sudah ke 4 kali kamu di DO dari sekolah selama hampir 3 tahun ini", keluh sang mommy memijit pelipisnya lelah,
"jelasin", ucap sang Daddy menatap Chiara,
"chia gak ngapa ngapain Daddy, chia hanya membela kebenaran, masa iya chia gak ngapa ngapain dituduh yang enggak enggak, ya udah chia tonjok aja gurunya", jawab polos chia, mama Selena menepuk jidatnya tak bisa berkata apa apa lagi,
"kenapa harus ditonjok, kan bisa di bicarain baik baik chia?", tanya Daddy Gilbert Jonson, Daddy Chiara,
"telinga chia pengeng dad dia ngomongnya nyolot, keras, dan bentak bentak terus gak mau dengerin penjelasan chia, kan jadi kesel", Chiara tak mau kalah, sang Daddy hanya bisa menghembuskan nafas kasar,
Anak gadisnya ini emang agak lain, paling tidak suka diatur, bar bar, dan selalu ada saja tingkahnya baik dirumah, disekolah maupun diluar rumah, benar benar definisi bad gril sesungguhnya.
"terus kamu mau pindah kemana lagi chia, ini sudah yang ke empat, pertama ngerjain guru gara gara ulangan dadakan, yang kedua membakar laboratorium, yang ketiga menghajar teman sekelas kamu dan sekarang malah nonjok guru kamu, ya tuhan apa dosa hamba hingga punya anak kelewat Badung seperti ini", ucap mommy Selena frustasi,
"mommy, semua yang chia lakuin ada alasannya, chia gak asal melakukan itu semua", chia membela diri.
"besok pagi kamu berangkat ke Indonesia, kamu akan tinggal di Indonesia bersama opa dan Oma kamu", ucap Daddy Gilbert membuat Chiara seketika mendelik kaget,
"apa, Daddy chia gak mau tinggal di indonesia Daddy, chia mau disini aja sama Daddy dan mommy", rengek chia, tentunya dia menolak karena dia tahu betul bagaimana sikap tegas opanya, kalau daddy-nya marah chia masih bisa membujuk, tapi kalau opanya yang marah tak ada satupun yang bisa membujuknya bahkan Omanya sekalipun.
"ini demi kebaikan kamu nak", ucap mommy Selena,
"demi kebaikan apaan mommy, Yang ada chia jadi tekanan batin, opa galak mommy lagian kan sekolah chia hanya tinggal beberapa bulan dad", ucap chia masih Dengan nada merengek,
"semua sudah menjadi keputusan Daddy, kamu akan tinggal sementara dengan opa dan Oma kamu di indonesia, semua sudah kami bicarakan termasuk Dengan kakak kamu dan kami semua setuju, besok kamu berangkat ke Indonesia, urusan sekolah kamu sudah diurus oleh opa", putus Daddy Gilbert,
Chiara menghela nafas dalam, dia sudah tidak bisa menolak atau protes lagi kalau sang Daddy sudah dalam mode serius seperti ini, yang dia bisa lakukan saat ini hanya menerima dengan lapang dada, ya meskipun sesek juga sih dadanya, membayangkan akan tinggal Dengan opanya yang galak, keras dan begitu disiplin, membuat Chia ingin berteriak Dengan kencang, ingin protes dan menolak.
mereka sarapan Dengan hening, rasa lapar diperut chia seketika hilang, dia jadi tidak nafsu makan, setelah selesai daddy-nya pergi kekantor diantar sang mommy sampai depan rumah dan chia kembali kekamarnya.
"kakaaaaakkkk", rengeknya pada sang kakak, kali ini dia melakukan video call, tak peduli sedang apa kakaknya saat ini yang penting dia ingin mengadu,
"kenapa dek?", tanya cello William Janson kakak Chiara,
"kakak jahat, huaaaaaa", Chiara menangis,
"heh, kenapa, kamu kenapa dek kok nangis, kakak jahat kenapa?", tanya cello bingung,
"kenapa kakak setuju aku dipindahin Daddy sama mommy ke Indonesia dan tinggal sama opa dan Oma, opa tuh galak dan kejam kak, aku bisa mati muda kalau tinggal disana", adunya, cello yang awalnya panik karena Chiara menangis dia sekarang jadi terkekeh,
"kanapa malah tertawa?", tanya chia galak,
"adekku sayang, semua demi kebaikan kamu, dan opa tidak galak dan kejam adek, beliau cuma tegas, dan kakak yakin kalau kamu gak nakal dan tidak aneh aneh opa juga pasti Tidak akan marahin kamu, percaya sama kakak", cello menjelaskan pada sang adik Dengan lembut jangan lupakan senyum yang semanis permen kapas itu, kalau saja Chiara bukan adiknya pasti chia juga pasti sudah meleleh melihat senyum kakaknya,
"tapi kak,,,", rengek Chiara lagi,
"dengerin kakak, apapun yang dilakukan mommy sama Daddy saat ini karena mereka berdua sayang sama kamu dek, bagi kamu mungkin ini tidak adil dan terkesan mereka Tidak mau lagi mengurus kamu, tapi percayalah yang mereka lakukan sekarang juga pasti berat buat mereka karena harus tinggal terpisah Dengan anak gadis kesayangan mereka, tapi semua ini agar kamu bisa bersikap dewasa dan lebih baik lagi", sang kakak menasehati Chiara, dan Chiara hanya menyimak,
"gak Sampai setahun kan sayang, setelah lulus kamu bisa nyusul kakak kesini dan kuliah bareng kakak disini", bujuk cello lagi,
"hemmmmm", hanya kata itu yang keluar dari bibir mungil Chiara,
"ya sudah jangan sedih dan ngambek lagi, kamu anak yang baik, adik kakak yang terbaik".
panggilan selesai Chiara menatap langit langit kamarnya, merenungkan apa yang dikatakan sang kakak tadi,
"ya, sepertinya tidak ada salahnya gue ikutin mommy dan Daddy, ya semoga saja gue bisa betah disana dan gue bisa menjalani hari dengan tenang", monolog Chiara.
Dibelahan dunia lain, tepatnya di spanyol, seorang pemuda tampan berusia 17 tahun tengah siap Dengan pakaian kantornya.
Yah meskipun baru berusia 17 tahun dan masih berstatus sebagai pelajar tapi dia sudah dipercaya sang papi untuk menjadi CEO diperusahaan keluarganya yang berpusat di spanyol dan sudah begitu terkenal di berbagai penjuru dunia. memiliki kecerdasan di atas rata rata membuatnya Dengan mudah mempelajari dan menguasai semua Yang berhubungan dengan perusahaan.
parasnya yang tampan dengan wajah perpaduan spanyol, Rusia dan Indonesia, rahang tegas dengan alis tebal serta bibir tebal nan sexy, Dengan postur Tinggi 190cm, badan atletis bak binaragawan, ah benar benar definisi laki laki sempurna bukan?
pintar, sudah jelas ditambah kaya raya dengan jabatan CEO muda diperusahaan raksasa yang sudah terkenal dimana mana, siapa coba perempuan yang bisa menolak pesona seorang Axelio zergan Wesley, putra tunggal keluarga wesley, bahkan banyak juga yang terang terangan mengejar, menunjukkan rasa sukanya pada axelio, tapi hanya penolakan Dengan kata kata menohok yang selalu para gadis dapatkan.
"pagi sayang, kamu akan kekantor?", tanya misca Wesley maminya axelio,
"hemmmm", jawab singkat axelio,
"ya sudah sarapan dulu, papi udah berangkat lebih dulu karena ada meeting pagi katanya", jelas sang mami,
"iya, besok Axel akan kembali ke Indonesia mi", kata axelio,
"oh ya, kenapa mendadak sayang?", tanya mama misca,
"Axel harus sekolah mi, tinggal beberapa bulan saja lulus, axel sudah tidak sekolah hampir setahun karena fokus Dengan pekerjaan disini, meskipun Axel bisa terus sekolah online tapi tetap saja Axel seperti memanfaatkan posisi Axel sebagai pemilik sekolah", jelas Axel, dia hanya akan bicara panjang pada orang orang terdekatnya saja.
"ya sudah kalau itu keputusan kamu, padahal mami maunya kamu disini saja terus biar terus bersama mami dan papi", keluh sang mami,
"Axel bisa kesini sebulan sekali mi",
"kelamaan sayang, terus pekerjaan kamu bagaimana?",
"Indonesia spanyol jauh mi, nanti dev yang akan selalu mengirimkan pekerjaan pada Axel dan melalui dev Axel bisa tetap memantau semuanya",
"ya sudah kalau begitu, nanti mami bantu kamu packing barang",
"iya ,makasih mi".
Ibu dan anak itupun sarakan bersama sebelum axelio berangkat ke kantornya.
perusahaan raksasa Wesley mencangkup berbagai macam bidang usaha, ada furniture, farmasi, makanan, produk kecantikan dan masih banyak lagi dan semuanya tersebar diberbagai negara termasuk Indonesia.
Keluarga wesley disebut sebagai keluarga konglomerat dikalangan para pebisnis dan pengusaha, sikap tanpa ampun pada siapapun yang Berani macam macam pada mereka sudah bukan rahasia lagi, jadi tidak heran kalau perusahaan Wesley begitu banyak disegani dan ditakuti oleh pebisnis dan pengusaha di berbagai negara.
"Dev apa jadwal saya hari ini?", tanya axelio pada asistennya,
"hari ini ada meeting Dengan dua klien baru tuan muda", jawab dev, asisten pribadi axelio yang memilki nama lengkap devano itu,
Devano bisa berbahasa indonesia karena Memang dia berasal dari Indonesia, ayahnya dev adalah orang kepercayaan papi Adolf Wesley, papi dari axelio dan setelah dev lulus kuliah papi Adolf meminta Dev untuk menjadi asisten pribadi axelio karena papi Adolf tahu Dev mempunyai kemampuan yang sama dengan ayahnya.
"siapkan semua pekerjaan saya Dev, dan Mulai besok kamu harus rutin kirimkan saya pekerjaan yang harus saya selesaikan", titah axelio tegas,
"baik tuan muda", jawab dev sopan.
Sampai diperusahaan, Dev membukakan pintu untuk sang tuan muda, axelio keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung pencakar langit yang Dari luar saja sudah terlihat begitu mewah.
Dengan langkah tegap dan pandangan penuh intimidasi axelio berjalan menuju ruangannya diikuti Dev dibelakang, para karyawan yang berpapasan dengannya pun menunduk memberikan hormat pada CEO muda itu.
"Crazy, the leader is getting more and more handsome" ucap salah satu karyawan disana penuh damba,
(gila, bapak pimpinan kita makin hari makin genteng saja)
"Yes, that's right, even the aura makes the heart feel unsafe" sahut teman sebelahnya,
(iya, benar sekali, auranya membuat jantung tidak aman)
"Don't be loud and lower your views if you don't want to be fired from this company"
sahut yang lain yang lebih senior dari dua perempuan tadi,
(jangan keras keras, dan tundukan padangan kalian jika tidak ingin dipecat dari perusahaan ini).
Memang sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau CEO muda itu paling benci pada siapapun yang menatapnya dengan tatapan memuja, dia risih dan Tidak akan segan segan berkata kasar tak peduli siapapun itu.
Hingga sampai di tempat kerjanya, axelio duduk dikursi kebesarannya, Dev menyerahkan beberapa dokumen yang memerlukan persetujuan axelio selaku CEO perusahaan.
"jam berapa meeting dimulai?", tanya axelio,
"dengan tuan Tanaka dari jepang pukul 10 tuan muda, dan Dengan tuan Baharuddin dari Malaysia setalah makan siang", jawab dev, axelio hanya berdehem sebagai jawaban.
Axelio terlihat begitu serius membaca satu persatu dokumen yang ada mejanya.
"kau bisa kembali keruangan mu Dev",
"baik tuan muda".
Devano meninggalkan ruangan axelio dan kembali keruangan nya sendiri yang berada tepat didepan ruangan axelio.
Bunyi pesan di ponsel devano teryata kiano, salah satu sahabatnya yang ada di Indonesia mengirimnya pesan, bertanya kapan axelio akan kembali ke Indonesia tapi axelio hanya membaca ya tak membalas.
entah apa yang sedang direncakan sahabat sahabatnya di indonesia hingga beberapa hari ini kiano, zean, dan virgo terus bertanya kapan dia akan kembali ke Indonesia, Tidak mungkin karena mereka kangen pada axelio kan?
*Hai readers tersayang ku, selamat datang di novel baru aku ya, semoga kalian suka dan jangan lupa masukannya ya biar author makin semangat*
"jaga diri baik baik ya sayang, jangan bandel selama disana", ucap mommy Selena sambil memeluk erat sang anak,
"iya mommy, pasti chia bakal jaga diri, mommy sama Daddy juga jaga kesehatan, dan ingat jangan mentang mentang gak ada aku dan kakak, mommy sama Daddy mau coba coba bikin adik lagi buat chia", ucap chia sok serius membuat sang Daddy Ingin sekali menggeplak kepala sang anak,
"gak usah coba coba, tiap hari juga Udah bikin", jawab frontal sang Daddy membuat mata mommy Selena mendelik, bisa bisanya sang suami malah meladeni chia,
"ishhh Daddy", rengek chia, Daddy Gilbert tersenyum dan kini memeluk putri kesayangan yang bandelnya minta ampun itu,
"jaga kesehatan ya sayang, jangan telat makan kamu punya asam lambung, dan ingat jangan nakal", peringat sang Daddy,
"iya Daddy, tapi jangan lupa kalau aku Udah sampai harus kirim Popo ke Indonesia nyusul aku", kata chia, Popo adalah mobil sport merah kesayangan Chiara yang diberikan oleh sang Daddy sebagai kado ulang tahunnya yang ke 17tahun 3 bulan lalu,
"itu semua tergantung sikap kamu sayang, kalau kamu gak nakal dan tidak berbuat ulah, pasti Popo secepatnya Daddy kirim ke Indonesia", kata sang Daddy,
"iya Daddy, chia gak bakal Berani nakal, bisa bisa chia digorok sama opa kalau nakal", kata chia.
ketiganya berpelukan erat sebelum melepas Chiara yang akan melakukan perjalanan jauh, sebenarnya kedua orang tuanya juga tidak ingin hidup terpisah dari anak anaknya, sudah cukup mereka berpisah dari anak sulung mereka dan kini mereka harus berpisah juga dengan anak bungsu mereka, tapi mau bagaimana lagi ini semua juga demi kebaikan anak bungsu yang bandelnya kelewat rata rata itu.
Chia sudah duduk anteng didalam pesawat, dia akan tidur saja karena perjalanan yang akan dia tempuh memerlukan waktu belasan jam.
hingga akhirnya Chiara mendarat dengan selamat di bandara internasional Soekarno Hatta Indonesia, dua paruh baya yang usianya sudah bisa dibilang senja tapi masih terlihat sangat sehat, bugar, cantik dan tampan, siapa lagi kalau bukan opa Jeremy jonson dan Oma Veni jonson, opa dan Oma dari Chiara, alias kedua orang tua dari Daddy Gilbert Jonson.
"opa Oma", panggil Chiara setara berlari Dengan menyeret dua koper besar,
"ya ampun anak ini kenapa harus teriak teriak", gumam opa Jeremy,
"sayang, cucu Oma", Oma Veni langsung memeluk cucu kesayangannya itu,
"Oma, chia kangen banget sama Oma", ucap chia manja,
"sama, Oma juga kangen banget sama cucu Oma yang paling cantik ini", kata Oma Veni yang masih enggan melepas pelukan penuh kerinduan itu,
"jadi cuma kangen sama Oma nih, sama opa enggak?", cibir opa Jeremy sambil menatap sinis cucu dan istrinya tersebut,
"opa,,,,,", Chiara melepas pelukan omanya berganti memeluk erat sang opa yang memiliki wajah persis seperti Daddynya,
"cucu bandel opa, makin cantik aja", ucap opa Jeremy mengelus Punggung sang cucu,
"ish opa, chia gak bandel opa", cenik chiara kesal,
"udah udah, sekarang kita pulang, pasti Chiara lelah setelah menempuh perjalanan jauh", ajak sang Oma.
mereka pun pulang Dengan dikawal beberapa body guard yang juga membawakan koper milik Chiara.
keluarga Chiara baik di Jerman maupun diindonesia bisa dibilang termasuk keluarga kaya, bisnis yang dikelola keluarga Chiara bahkan termasuk 5 perusahaan sukses dan terbesar di asia, yang nomor 1 di pegang perusahaan milik keluarga wesley, itu pun berbeda dengan yang ada di Jerman, karena yang berada di Jerman adalah perusahaan milik keluarga mommy Selena ya g sekarang kepemimpinannya dipegang Daddy Gilbert, sedangkan yang di Indonesia masih dijalankan opa Jeremy dibantu orang orang kepercayaannya.
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam mereka tiba di sebuah mansion mewah milik opa Jeremy dan Oma Veni, mansion yang sejak Chiara kecil tak ada sedikitpun perubahan, dan Chiara sangat menyukai gaya desain mansion opa dan Omanya itu.
"wah, akhirnya nyampe, punggung Chiara pegel pengen rebahan", kata Chiara,
"ya sudah kamu masuk ke kemar kamu, istirahat, nanti Oma panggil kalau sudah jam makan malam", ucap Oma Veni,
"oke oma, opa, chia istirahat dulu ya", pamitnya seraya berjalan menaiki lift untuk naik ke lantai 3 dimana kamarnya berada.
Chiara membuka kamar Dengan pintu berwarna pink yang ada stiker hello Kitty Dengan tulisan "kamar princess Chiara", senyum Chiara seraya terbit, tulisan itu dia tempel saat usianya 7 tahun, saat itu dia sekeluarga berlibur ke indonesia, dan alasan dibalik Chiara membuat tulisan itu adalah karena dulu Chiara sempat berebut kamar itu Dengan anak dari sepupu daddy-nya, yaitu Gabby.
Chia membuka pintu kamar dan didalamnya tetap sama seperti dulu tak ada sedikitpun yang berubah, kamar Dnegan nuansa pink pastel warna kesukaan Chiara dengan furniture dan perabotan full hello Kitty karakter kesukaan Chiara.
Chiara jadi terkekeh, usianya sekarang sudah 17 tahun tapi opa dan Omanya masih saja mempertahankan nuansa kamar Chiara seperti kamar anak anak.
merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah setalah menempuh perjalanan jauh, perban mata cantik itu pun terpejam.
Pukul 7 malam, Oma Veni mengetuk pintu kamar chia, tapi tak ada jawaban, Oma Veni pun langsung masuk saja karena beliau tahu sang cucu pasti masih tidur, dan benar saja bahkan Chiara tidur dengan posisi kedua kakinya menjuntai kebawah, dan masih dengan sepatu dan baju yang sama saat datang tadi.
"anak ini, pasti dia benar benar lelah", gumam Oma Veni,
"chia, bangun sayang, sudah waktunya makan malam, ayo bangun dulu", ucap Oma Veni sambil menggoyangkan pelan badan Chiara, mata yang tertutup itu perlahan terbuka,
"Oma", panggil chia serak, suara khas bangun tidur, dia pun berganti posisi Dengan duduk,
"ayo mandi dulu, terus kita makan malam", kata Oma Veni, chiara Mengangguk dan beranjak, Oma Veni pun meninggalkan kamar Chiara.
"malam opa Oma", sapa Chiara dengan wajah yang lebih fresh setelah mandi,
"malam sayang, ayo kita makan dulu", ajak opa Jeremy.
mereka makan dengan khidmat, Chiara terlihat begitu lahap menyantap makanan sederhana khas indonesia yang begitu dia rindukan,
"hati hati sayang, masih banyak kok tumis kangkungnya", ucap Oma Veni tersenyum, dia bahagia melihat chia yang makan Dengan lahapnya,
"enak banget Oma chia udah kangen banget makan tumis kangkung sama sambal cuminya", ucap chiara antusias, opa Jeremy tersenyum mendengar ucapan cucunya itu.
Hingga makan malam selesai, mereka bertiga kini berkumpul diruang keluarga sembari menonton televisi menunggu makanan mereka dicerna sebelum mereka tidur.
"besok kamu sudah bisa mulai sekolah chia", ucap opa Jeremy membuat mata chia melotot,
"apa, besok opa?", Tanya Chiara tak percaya, dia kira masih bisa rebahan 2 Sampai 3 hari lagi ternyata besok sudah langsung masuk sekolah,
"iya, kamu sudah kelas 12, jadi Tidak boleh mengulur waktu terlalu lama", kata opa Jeremy,
"dimana chia akan bersekolah opa, dan bagiamana fasilitas sekolah chia?", tanya chia penasaran,
"di Wesley scholl sekolah bertaraf internasional yang fasilitasnya terjamin, Gabby juga sekolah disana, jadi besok kalian bisa berangkat bersama", jelas opa Jeremy,
"syukurlah kalau ada Gabby, setidaknya chia gak sendirian", Chiara menghela nafas lega,
"tapi ingat, jangan berbuat aneh aneh, itu sekolah elit dan paling bagus dikota ini, opa tahu bagaimana kamu dan Gabby kalau sudah disatukan, kalau sampai kamu di DO juga dari sana, opa akan kirim kamu ke Afrika", ucap opa Jeremy tegas membuat Chiara menelan salivanya kasar.
Dia tahu betul bagaimana watak sang opa yang selalu serius Dengan apa yang diucapkan, Bahkan chiara tidak bisa lupa bagaimana opa mengirim paksa benny kakak Gabby, ke China untuk kuliah dan semua fasilitasnya dicabut karena Benny yang suka ikut tawuran dan balap motor, alhasil Benny di China kuliah sambil bekerja part time untuk membiayai hidup dan kuliahnya, karena kedua orang tuanya pun tak bisa berbuat apa apa, tak mungkin juga membantah perintah opa Jeremy.
"iya opa, chia janji gak bakal bikin ulah dan bandel lagi", ucap chia Dengan raut sungguh sungguh,
"bagus, opa pegang janji kamu".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!