Boti Cantik Itu Suamiku
Bab 1
Tepat di tengah malam, seorang gadis cantik masih berada di tengah-tengah kepadatan lalu lintas, Audy baru saja akan pulang sehabis melakukan balap liar.
Audy menggeber motornya beberapa kali ketika menunggu lampu merah berubah menjadi hijau..
Audya Laurenz
"Sial ! Lama bener sih ngga hijau-hijau !"
Tak !
/Audy memukul stang motornya.
Tiba-tiba ia merasakan jok belakang motornya bergoyang, Audy pun sontak menoleh ke belakang.
Audya Laurenz
"Loh, mbak siapa ? Kenapa tiba-tiba duduk di motor saya!"
Alvin Versi Sinthia
"Jangan banyak tanya, cepat bawa saya pergi!"/bisiknya terlihat sangat panik.
Audya Laurenz
"Loh ! Gabisa gitu dong, saya ngga kenal sama mbak!"
/emosinya sedikit terpancing saat ini.
Alvin Versi Sinthia
"Nanti, saya kasih upah! Cepetan bawa saya pergi." /bisiknya lagi sambil menutupi wajahnya dengan tas.
Setelah mendengar kata upah, Audy sontak menyeringai setuju. Padahal baru saja ia mendapat uang beberapa gepok karena menang balapan malam ini, namun Audy yang pada dasarnya mata duitan, berapapun jumlah uang tersebut ia sangat suka.
Alvin Versi Sinthia
/memukul bahu Audy pelan,
"Ayo, buruan jalan!!"
Audya Laurenz
"Sabar Napa mbak ! Liat tuh lampunya belom ganti ke ijo, kurang 10 detik lagi!"
/menunjuk ke arah lampu lalu lintas.
Alvin terlihat panik dan menoleh beberapa kali menoleh ke belakang.
Setelah lampu berubah menjadi hijau, Audy segera memacu kuda besinya.
Audya Laurenz
"Rumah mbak dimana?"
Alvin Versi Sinthia
"Turunkan saya di depan." /pintanya.
Audy patuh, ia pun berhenti dan membuka helm full face nya.
Alvin menyerahkan 10 lembar uang kertas berwarna merah, membuat Audy nyengir.
Audya Laurenz
"Widih, cuma dari sana kesini dapet 1 juta ! Lumayan" /ucapnya dalam hati sambil menyunggingkan bibir tipisnya.
Audya Laurenz
"Mbak, gamau saya anterin sampai rumah. Udah malam loh mbak, bahaya cewek pulang sendirian!"
/tawarnya yang masih cengar-cengir menatap uang di tangannya.
Alvin Versi Sinthia
"Kamu sendiri ngga nyadar kalau perempuan!" /ucapnya sambil berlalu dari hadapan Audy.
Audy terkejut, ia menoleh ke arah Alvin yang sudah menyeberang jalan meninggalkannya. Audy tak habis fikir, bagaimana bisa seorang wanita cantik bersuara bariton. Dan sialnya, ia baru menyadari suara itu ketika membuka helm nya.
Audya Laurenz
"Anjiiiiirrr, ternyata lu bencong!" /umpatnya.
Alvin Versi Sinthia
"Elo yang anjirrr ! Pergi sono Lo!" /kesal karena diumpati.
Audya Laurenz
"ini juga mau pergi kok!" /sewot
Audya Laurenz
"Mbak ! eh bang, mending buruan tobat deh udah akhir zaman nih!"
Diperjalanan Audy menggerutu
Audya Laurenz
"Gila ! Ternyata dari tadi gue bonceng bencong !"
Audya Laurenz
"Ah, bodo amat lah. Yang penting dapat duit."
Audy menambah laju kendaraannya supaya cepat sampai rumah, rasanya ia sudah merindukan kasur empuknya.
Bab 2
Seperti biasa, Audy masuk ke dalam kamar lewat cendela. Kebetulan kamarnya berada di lantai satu, jadi tidak susah untuknya masuk.
Kamar pun menjadi terang setelah Audy menekan saklar lampu.
Audya Laurenz
/merebahkan tubuhnya ke atas kasur tanpa mengganti pakaiannya.
"Ah... akhirnya malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak." /mendekap beberapa gepok uang yang telah di dapatkan nya.
Tidak membutuhkan waktu lama, suara dengkuran halus terdengar dari mulut Audy.
*Dilain tempat*
Alvin sedang berada di walk in closet, mencopoti beberapa aksesoris di tubuhnya. Seperti rambut palsu, anting, gelang dan terakhir baju sexy nya.
Alvin Gilbert
"Sialan ! Hampir aja ketangkep satpol PP!"/gerutunya sambil mencopot anting di telinganya.
Alvin Gilbert
/tiba-tiba teringat omongan gadis yang menolongnya tadi.
"Haish, awas aja kalau ketemu lagi!
Alvin Gilbert
"Ah, jangan sampe deh gue ketemu dia lagi."/menyugar rambutnya kasar.
Drrrtttt ! Drrrttt !
Tiba-tiba handphone Alvin bergetar
📱 Jessica is Calling ...............
Alvin Gilbert
/memegang handphone nya.
"Ngapain sih, dia jam segini nelfon?Ganggu orang aja!"
/melempar handphone nya ke kasur dengan kesal.
Bab 3
Matahari sudah terik, namun Audy masih tetap setia di posisinya seperti semalam. Tidur meringkuk tanpa berpeluk selimut, bahkan sepatu dan jaket kulitnya masih melekat di tubuhnya.
Ibu Tiri Audy
"Udyy !!!!!!!! Bangun kamu !"/menggedor pintu kamar Audy.
Ibu Tiri Audy
"Udyyy !!! Buka pintunya !"/menggedor pintu dengan brutal.
Audy terjaga, namun belum sepenuhnya nyawanya terkumpul, ia pun mencoba untuk duduk.
Audya Laurenz
"Etdah, tuh nenek sihir ngapain sih teriak-teriak ! Orang masih pagi juga." /mengacak rambutnya dengan kesal.
Ibu Tiri Audy
"Udyy !!! Ibu hitung sampai tiga," /mengambil nafas panjang.
Ibu Tiri Audy
"Satu....Dua................."/bersiap-siap menendang pintu.
Ceklek !
Belum sampai hitungan ketiga, pintu kamar Audy akhirnya terbuka, menampilkan rambut nya yang acak-acakan. Namun ia sudah mengganti bajunya semalam dengan piyama.
Audya Laurenz
/tangannya berkacak pinggang.
"Ada apa sih ribut-ribut, masih pagi juga," /ucapnya dengan wajah santai.
Ibu Tiri Audy
"Anak kurang ajar !" /menggeram.
Ibu Tiri Audy
"Apa kamu bilang, masih pagi! Coba buka mata kamu lebar-lebar, matahari sudah tinggi!" /matanya melotot penuh kekesalan.
Ibu Tiri Audy
"Cepat mandi, Ayah sudah menunggu di ruang keluarga." /memberikan perintah lalu pergi meninggalkan Audy.
Audya Laurenz
"Hish, nyebelin banget sih !"
Audya Laurenz
"Tunggu, tapi kenapa ayah menungguku? Pasti ada sesuatu!" /berfikir sejenak.
Audya Laurenz
"Kok perasaan aku jadi nggak enak ya." /menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Audy begitu kesal karena tidurnya terganggu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
