"Nekkkkk,aku pulang...Lihat nek,aku masih menduduki juara satu umum di sekolah kami. Ku pikir setelah SMP gak bakal juara lagi,mengingat sekolah nya yang begitu banyak di huni siswa siswi yang pintar pintar nek,ternyata aku masih mampu. Kata kepala sekolah aku siswi yang sangat pintar dan membanggakan " Lastri menyodorkan raport nya untuk di lihat nenek nya dengan bangga sembari memberikan amplop yang seperti nya berisi uang sebagai hadiah untuk siswa/i yang mendapat juara
Nenek Delima yang menerima raport cucu nya itu dan membuka lembaran nilai nya begitu bangga dan terharu hingga ia menetes kan air mata nya. Bukan karna sedih tapi karna nenek begitu bahagia
"Puji syukur pada Tuhan yah sayang,kamu tetap menjadi kebanggaan kami. Ke dua tante dan ke empat paman mu pasti bangga mendengar ini nak" Nenek Dalimah menarik Lastri ke pelukan nya dan mencium puncak kepala cucu kesayangan nya itu
Semua cucu dari anak anak nya adalah kesayangan, hanya saja karna Lastri sedari bayi selalu bersama nya membuat nya dan suami nya menganggap Lastri sebagai putri bungsu nya. Ke enam anak nya pun berkata demikian,karna mereka melihat jika Lastri lah yang paling banyak mengerti perasaan kedua orang tua mereka
"Nek,ini seperti nya uang deh. Coba buka nek,nanti cukup untuk beli beras dan kebutuhan lain nya" Lastri meletakkan amplop putih yang lumayan tebal itu ke tangan nenek nya
"Sayang....itu kan hadiah untuk kamu,dan itu wajib untuk kebutuhan sekolah mu. Karna Kakek dan nenek masih kuat untuk mencari kebutuhan kita,kakek masih melaut dan nenek pun masih aktif dan sehat jualan di pajak" nenek Dalimah menolak dengan halus walau ia tau itu semua tulus di berikan cucu nya itu
Lastri terkenal sebagai anak yang ceria,selalu suka memberi dan menolong walau ia sendiri pun nanti kesusahan. Sedari kecil kakek dan nenek sudah melihat betapa mulia nya hati Lastri. Sudah cantik,baik,pintar pula dan itu suatu kebanggaan untuk nenek Dalimah dan suami nya
Lastri pun kesayangan satu kampung itu,karna terkenal dengan kebaikan,kecantikan,dan kepintaran nya. Tak salah orang tua yang berada di kampung itu yang memiliki putra seusia Lastri sudah menjodohkan sejak duduk di bangku SMP ini. Mereka selalu mengatakan dan berpesan pada nenek Dalimah,agar mengizinkan Lastri cucu nya sebagai menantu nya dan seringkali nenek Dalimah menanggapi nya sebagai candaan
Apalagi selama duduk di bangku SD negeri yang ada di kampung itu,Lastri selalu memegang juara satu umum. Dan,Lastri pun berhasil mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah SMP bergengsi di kota itu. Yang membuat setiap orang tua yang berada di kampung itu merasa bangga dengan prestasi Lastri
"Nek.....jika memang seperti itu,uang ini nenek simpan saja. Kebutuhan ku kan masih lengkap semua,nenek lupa yah....kalau aku tuh di biaya in dari beasiswa, hmm?" Lastri memeluk nenek nya hangat seakan memberi keyakinan pada nenek nya itu
Kakek yang baru saja pulang dari sawah dekat kampung itu dengan menenteng sayur sayuran melihat pemandangan yang menyejukkan hati itu "Ehem,ada apa ini siang siang udah pelukan aja? Kakek gak di ajak nih,hm?" kakek pura pura ngambek berlalu ke dapur
Lastri yang melihat itu langsung berlari ke dapur mengejar kakek nya itu "Kakekkkkk,jangan marah...Kakek tau gak? Aku masih bertahan memegang juara satu umum di sekolah ku loh" Lastri merangkul tangan kakek nya itu dengan cerita yang antusias dan bangga
"Serius nak??? Wahhhh,cucu kakek selalu yang terbaik...Kakek bangga sama kamu sayang" Kakek menangkup kan kedua pipi cucu nya itu sembari mencium kening nya hangat dan tulus
Perlakuan kakek dan nenek nya itu lah yang membuat Lastri selalu menjadi anak yang membanggakan. Diri nya selalu bahagia dan ceria bahkan selalu menjadi contoh untuk ibu ibu yang di kampung itu menekankan pada putri putri mereka. Karna itu juga,sebagian anak anak perempuan yang ada di kampung itu ada yang tidak suka pada Lastri. Tidak hanya pada kepintaran yang di miliki Lastri tapi kecantikan yang di miliki nya juga mampu membuat gadis gadis kampung itu begitu iri
Bagaimana tidak,Lastri yang masih bisa di katakan anak kecil itu sudah banyak menunjuk nya sebagai menantu mereka. Mulai dari yang juragan hingga yang biasa saja,hmm hidup memang selucu itu
"Iya kek,dan aku juga dapat hadiah uang loh. Kakek tau berapa isi nya???"
"Mana kakek tau sayang,kamu gak kasih tau kakek"
"Hahahha,kakek ku gemes sekali. Satu juta kek,satu jutaaaaa" Lastri memegang kedua tangan kakek nya sembari berjingkrak jingkrak saking bahagia nya
Kakek pun menarik Lastri ke pelukan nya dan mencium puncak kepala serta kening nya penuh dengan kebahagiaan "Kamu memang terbaik nak,dan selalu buat kami bangga. Tetap seperti ini dan jangan pernah sombong yah nak..." Kakek memeluk Lastri erat dengan air mata bahagia yang keluar begitu saja
"Iya kek,ini semua berkat doa kakek dan nenek juga kasih sayang kalian yang berlimpah untuk ku. Aku berdoa pada Tuhan,semoga umur kakek dan nenek panjang hingga nanti hasil kerja ku bisa kalian nikmati. Sehat sehat kakek dan nenek yah" Lastri memeluk kakek dan nenek nya bergantian membuat siapa saja yang melihat itu pasti cemburu
"Ya sudah,karna cucu kami dapat juara satu umum lagi. Nanti malam akan kakek potong satu ayam peliharaan kita untuk di panggang karna itu kan kesukaan mu,ok?" kakek Parman menoel hidung mancung cucu nya itu
"Hmmm,gak mau ahk kek..makan panggang ayam hampir tiap hari kalau ku bilang. Aku mau kakek bawa besok ikan laut yang manis itu loh kek hasil melaut kakek,gimana? Aku pengen itu kekkkk" Lastri mengayun ayun kan tangan kakek nya seolah merayu karna kakek nya jarang dapat ikan hasil melaut nya kecuali kerang dan kepah yang sering di bawa pulang ke rumah
Karna memang kakek Lastri melaut khusus untuk kerang dan kepah,bukan ikan ikan an
Kakek Parman nampak berpikir sejenak,karna sangat jarang sekali dia dan teman teman nya satu boat dapat ikan "Baik lah cucu ku yang cantik,besok kakek bawa kan yah. Kakek yakin besok pasti banyak karna Tuhan tau cucu kakek yang cantik ini sedang berbahagia" Kakek Parman menyakin kan cucu nya sembari menoel hidung mancung cucu nya itu
"Terimakasih kakek ku yang hebat....aku sayangggg kalian berdua"
Ya Tuhan,semoga saja besok ada ikan yang nyangkut di sangkar bujur kerang ku...
Pagi pagi sekali ketika jarum jam menunjuk angka 3.30 subuh,nenek Dalimah sudah membereskan barang barang yang akan di bawa ke pajak karna sebentar lagi mobil yang akan mengangkut barang sudah mau datang. Nenek Dalimah bawa kelapa,ubi,jagung,pisang dan hasil panen orang orang di kampung itu yang menjual pada nenek Dalimah
Nenek Dalimah yang terkenal baik dan tulus kepada tetangga tetangganya sehingga semua orang kampung yang mempunyai panen seperti ubi,kelapa,jagung,pisang,dan lain nya akan di jualkan pada nenek Dalimah
"Nek,aku boleh ikut gak temenin nenek jualan? Aku kan sudah libur nek,boleh yah....." Lastri yang sudah siap siap dan mencuci wajah nya agar lebih segar meminta izin nenek nya,sementara kakek pergi ke laut sekitar pukul 4 an gitu
"Nanti kamu bosan di sana nak,karna di sana itu gak ada tempat rebahan loh kalau barang masih banyak"
"Gak apa apa nek,aku gak mau rebahan kan ikut nenek tapi mau bantuin nenek loh. Boleh yah nekkk...Kakekkkk" Lastri memeluk kakek nya agar di kasih izin. Padahal bukan kakek dan nenek nya tidak ingin Lastri ikut tapi mereka takut jika cucu nya itu nanti di sana bosan
Akhir nya setelah kakek dan nenek diskusi,akhir nya Lastri pun ikut nenek ke pajak. Karna cucu kesayangan mereka itu sudah sangat semangat dan antusias
"Ya sudah,kamu ikut yah..tapi janji di sana nanti gak boleh aneh aneh apalagi me rengek rengek" pesan kakek sembari mengelus puncak kepala cucu nya itu
"Siap kakek,lagian aku kan udah gede loh..masa merengek rengek,hahhaha"
tin tin...
Suara klakson mobil yang khusus mengantar barang barang jualan nenek ke pajak sudah datang dan berhenti di depan rumah,kakek pun mengangkat barang barang itu di bantu abang supir dan juga Lastri yang begitu semangat
"Buk,hari ini barang anda sangat banyak yah...sampai penuh ke atas" abang sopir yang mengikat tumpukan jagung yang sudah di susun ke goni itu di atas mobil agar tidak terjatuh
"Iya nak,lumayan. Karna banyak tetangga yang panen" Nenek pun masuk ke dalam mobil di bangku dekat supir bersama Lastri "Oh iya pak,itu nanti bekal bapak udah ku siap kan,jangan lupa nanti bawa senter nya ku taruh di atas meja itu yah pak" lanjut nenek mengingat kan suami nya
Akhir nya nenek dan Lastri pun berangkat menuju pajak,karna semua sudah usai di susun kakek dan abang supir
"Oh iya buk,ini cucu anda apa anak bungsu anda yah..." Abang supir yang melihat Lastri duduk di samping nenek Dalimah dekat jendela
"Oooh,ini cucu saya nak. Kata nya mau ikut temenin saya jualan,siapa tau cepet habis dan pulang ke rumah kalau sudah selesai" jelasnya membuat abang supir semakin kagum sama Lastri
"Wahhhh,hebat yah cucu anda. Udah cantik,baik pulak...Kalau gak keberatan,nanti setelah dewasa jadi menantu ku saja yah nak...karna saya ada anak lanang yang masih duduk di bangku SMA" seloroh pak supir membuat mereka bertiga tertawa "Hahahaha,bapak ini sama saja kayak orang tua di kampung yang memiliki anak lelaki,semua bilang Lastri mau di jadikan menantu. Masa masih kecil begini udah di lamar aja,hahahha" sahut Lastri sembari tertawa lucu membuat abang supir semakin kagum pada cucu sewa langganan nya itu
"Jadi,gak mau ini sama anak bapak? Anak bapak tampan loh,hehehe" abang sopir masih serius dengan permintaan nya tapi di selingi dengan seloroh agar tidak terkesan memaksa
"Saat ini niat Lastri mau sekolah dulu pak,setelah selesai sekolah nya mau langsung cari kerja supaya bisa bantu nenek dan kakek nanti nya. Kasian udah tua masih harus ke laut kakek,dan nenek masih harus ke pajak pagi pagi sekali" ucap Lastri dengan tekad yang begitu semangat dan juga begitu tulus
"Hmmm,ya sudah...bapak doa kan semoga semua angan dan cita mu tercapai yah nak,bapak doa kan juga semoga anak bapak jodoh kamu..ok" abang sopir mengaminkan doa Lastri dengan tulus
Hembusan angin subuh itu menusuk sampai ke tulang tulang saking dinginnya,tapi di balik dingin nya itu ada kesegaran yang terasa membuat yang menghirup udara pagi itu begitu menenangkan kan.
"Hemmmmm,pagi pagi gini bangun nya ternyata enak juga yah nek. Udara nya segar" ujar Lastri yang mengeluarkan kepala nya sedikit lewat jendela mobil itu
"Iya nak,kalau kamu ngantuk tidur lagi. Nanti begitu sampai pajak nenek bangun kan,masih ada waktu setengah jam lagi" ujar nenek karna tak ingin cucu nya itu menahan kantuk nya
"Gak nek,aku udah gak ngantuk lagi. Nenek gak lihat ini mata ku udah segar sekali,hm??" Lastri membelalak kan mata nya seolah ingin meyakinkan nenek nya itu
Udara di kampung Lastri masih sangat sejuk,di tambah dengan banyak nya pohon pohon an dan bebas dari pabrik industri apapun sehingga menambah kesan asri pada kampung itu
Lastri yang terlahir di kampung itu,membuat nya begitu terbiasa dengan keadaan dan udara di kampung itu. Dulu,ibu nya menikah dengan ayah nya memilih tinggal di rumah nenek Dalimah karna pada waktu itu nenek Dalimah memiliki sawah yang luas hingga mama Lastri mengajak suami nya tinggal di rumah nenek dengan alasan bisa membajak sawah dan menghasilkan panen yang berlimpah. Di tambah lagi memang mama Lastri termasuk anak pertama dari 8 bersaudara itu,dan semua nya tidak ada yang tinggal di rumah itu
Waktu itu ayah Lastri langsung menyetujui karna memang alasan istri nya itu masuk akal,hingga tiba waktu nya Lastri lahir ke dunia ini. Dan,kebahagian di keluarga nenek Dalimah begitu kentara karna kehadiran Lastri di tambah hasil panen dari sawah begitu berlimpah
Tapi,hanya usia Lastri 3 bulan saja kebahagiaan itu begitu membara karna ayah Lastri langsung pergi menghadap sang pencipta. Ibu Lastri begitu terpuruk,dan selalu berdoa jika semua itu hanya lah mimpi buruk nya tapi takdir tak bisa di lawan nya
Sejak saat itu hingga usia Lastri sudah menginjak 3 tahun,ibu Lastri kembali menikah lagi. Tapi Lastri tetap di tahan kakek dan nenek nya untuk tinggal bersama mereka karna mereka sudah sangat begitu bahagia dengan kehadiran Lastri di tambah lagi Lastri memang anak yang berbeda saking jenius nya ia.
"Ayo buk beli bu...jagung dan ubi nya masih segar sekali..karna baru di panen" Lastri yang begitu semangat membantu nenek nya berjualan sehingga semua pembeli yang ada di pajak itu langsung terkesima dan membeli jualan mereka
Lastri seperti punya daya tarik tersendiri,dan nenek nya pun merasa jika Lastri ini anak pembawa berkah alias hoki nya bagus. Terbukti,baru satu jam setengah mereka jualan nya barang jualan semua habis tak tersisa bahkan pembeli yang baru datang harus pulang dengan kecewa
"Besok bawa yang banyak yah buk" ucap salah satu pembeli yang harus pulang dengan kecewa
Padahal yang di samping kiri kanan nenek Dalimah pun masih ada barang dagangan nya,tapi entah kenapa pembeli yang sudah tidak dapat barang jualan nenek Dalimah tidak ingin beli dari tempat lain. Barangkali karna kejujuran nek Dalimah berjualan hingga pembeli pun tak jera datang kembali belanja pada nya di tambah karna Lastri yang ikut juga
"Uuuhhh,pake penglaris apa sih??? Cuman sejam an udah habis aja tuh barang dagangan nya" celetuk salah seorang penjual yang ada dekat nek Dalimah dan ucapan nya mampu mengalihkan pandangan pedagang lain nya pada nya
"Kenapa kalian malah liat in aku,hah?" lanjut nya dengan emosi yang tersulut. Karna ternyata celetukan nya tadi tidak ada yang menanggapi, bukan kah tiap manusia memiliki rezeki yang berbeda beda?
Lastri yang hendak menjawab,di tahan sama nenek nya sambil menggelengkan kepala nya seolah berkata gak usah di ladeni. Akhir nya Lastri pun mengurungkan niat nya,ia lebih memilih membantu nenek nya membereskan barang barang tempat dagangan agar mereka segera pulang
Padahal baru jam 6 pagi,tapi mereka sudah harus pulang. Biasa nya nek Dalimah pulang paling lama itu jam 10 an,tapi ini baru jam 6 sudah pulang ke rumah Terimakasih ya Allah ya Tuhan ku atas rezeki hari ini....
Nenek pun memilih pulang naik betor (becak motor) karna menunggu angkot pun akan percuma,yang bakal lama sekali datang nya. Mengingat sekolah masih libur yang otomatis angkot pun akan susah dapat nya
"Ternyata ikut ke pajak begitu menyenangkan yah nek,seruuuu. Selama libur sekolah,aku ikut nenek terus yah"
"Emang kamu gak ngantuk nak? Nanti malah kecapean lagi"
"Gak lah nek,kan kalo ngantuk sehabis dari pajak bisa tidur siang nek...Boleh yah nek.."
"Iya nak iya...."
Obrolan obrolan mereka di dalam betor itu sesekali terdengar supir nya membuat supir nya itu tersenyum karna melihat cucu penumpang nya yang begitu antusias. Mengingat zaman sekarang anak anak begitu susah di atur bahkan lebih cenderung gak mau bantu orang tua
"Beruntung sekali anda buk,memiliki cucu seperti nya. Sudah cantik, begitu tulus dan baik pula. Aku punya anak seusia nya di rumah,jangan kan bantu ibu nya jualan lontong yang Padahal di rumah bantu beresin rumah pun susah sekali buk,huuhhh" supir betor kagum dengan Lastri yang begitu semangat dan tidak ada rasa malu sama sekali
"Iya pak,Puji Tuhan. Cucu kami ini pembawa rezeki dan keberkahan di tengah tengah keluarga kami" nenek Dalimah mengelus kepala cucu nya yang ternyata sudah tidur dengan pulas
Kata nya aja gak ngantuk,ternyata di terpa angin karna di atas betor itu membuat mata nya kantuk juga
"Iya lah buk,anda sangat beruntung kalau kata saya. Suatu saat nanti cucu anda ini akan jadi orang yang berhasil,karna dari sekarang sudah keliatan " ucap pak supir tulus
"Amin pak aminnnnn"
Setengah jam perjalanan,karna memang masih lengah mengingat sekolah masih libur di tambah masih pagi kali juga karna para pekerja belum jam nya pada pergi mereka sudah sampai di rumah membuat para tetangga sedikit heran. Mereka bahkan berfikir jika nek Dalimah dan Lastri mengalami insiden
Supir betor pun berlalu pergi meninggalkan nek Dalimah dan Lastri setelah nenek membayar ongkos dan menurunkan barang belanjaan nya karna sebelum pulang tadi nek Dalimah sempat belikan stok bahan dapur mereka yang kebetulan sudah habis
"Eh,masih pagi kenapa udah pulang buk? Kalian baik baik saja kan" Beberapa tetangga yang melihat mereka sudah pulang datang menghampiri karna kuatir juga pada mereka
"Puji Tuhan gak apa apa buk,kami baik baik saja. Hari ini memang penjualan cepat habis buk,bisa juga ini rezeki Lastri karna ikut temenin saya" ucap nek Dalimah menjelaskan
"Alhamdulilah " sahut para tetangga itu dengan tulus
Nenek Dalimah sangat senang,karna memiliki tetangga sebaik mereka. Di kampung nek Dalimah yang terkenal dengan hasil laut nya yang melimpah membuat kehidupan di sana juga begitu baik dan saling menghargai dan tolong menolong
Walau pun ada nya perbedaan,tapi mereka seperti pancasila. Yang walaupun berbeda beda tetap satu hati
"Ya sudah,kami masuk dulu yah ibu ibu. Terimakasih atas kepedulian kalian semua,aku sangat beruntung memiliki tetangga seperti kalian yang sudah seperti saudara" ucap nek Dalimah tulus karna memang ingin segera membersihkan diri dan istirahat setelah sarapan nanti nya
Sementara Lastri yang sudah duluan masuk ke dalam tadi,sudah mulai menyusun belanjaan mereka kedalam kulkas dengan rapi
"Loh,sudah selesai kamu susun?" nek Dalimah yang melihat cucu nya kerja kan apapun selalu gesit
"Sudah nek,tinggal buang tangkai cabai ini. Kita masak apa ini,biar langsung ku kerjakan" Lastri yang masih semangat membereskan semua nya
Dari masuk SD memang Lastri anak nya rajin dan cekatan.Bagaimana tidak,di usia nya yang masih bisa di katakan sangat kecil karna masih duduk di bangku kelas 4 SD sudah pandai memasak nasi dan lauk walau hanya goreng telur saja. Mungkin karna ia tinggal bersama kakek dan nenek nya membuat diri nya seperti tidak ingin terlalu membebani kakek dan nenek nya itu
Setelah SMP pun semakin terlihat lah Lastri cekatan nya dan pintar memasak,entah keturunan almarhum papa nya dulu yang begitu pandai memasak maka nya Lastri pun jadi pandai memasak
"Terserah kamu saja mau masak apa sayang. Karna apapun yang kamu masak udah pasti enak" ucap nek Dalimah tulus
"Ok nek,laksanakan" Lastri memberi hormat seperti pada atasan nya membuat nek Dalimah tertawa bahagia
Sementara di halaman rumah,kakek Parman masuk tergesa gesa ke dalam rumah karna melihat rumah sudah terbuka takut ada maling yang masuk walau tidak ada yang akan di ambil maling pemikiran nya
Begitu sampai di dalam,kakek langsung terkejut melihat pemandangan di dapur karna cucu nya sedang memasak Kenapa berdiri di situ????
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!