Cerita ini mengisahkan rombongan anak anak SMA yang melaksanakan study tour, dan salah satu bis rombongan mengalami kecelakaan maut yang menewaskan hampir seluruh penumpang nya, serta sopir dan kondektur nya.
Dalam kisah ini menceritakan, 10 arwah yang merasa mereka belum mati dan mengalami perjalanan ghaib. Di alam ghaib itu, mereka saling membunuh satu sama lain. Ada beberapa arwah yang berhasil pulang ke rumah nya.
Arwah itu menangis histeris ketika melihat kenyataan badan nya sudah hancur terbujur kaku, arwah-arwah itu masih shock tidak percaya, bahwa mereka sudah mati.
Dan hanya satu orang yang selamat dari maut mengerikan itu,siapa dia???
...☠️☠️💀☠️☠️...
"Rina, coba gantian kamu yang nyanyi dong" Teriak teman nya yang sedang asyik karaokean di dalam bis, sambil menyodorkan mic nya dan melangkah ke arah Rina.
"Ayo! ayo ! Rina ! Rina !" Sorak teman-teman nya di dalam bis, menyemangati nya sambil kedua telapak tangan mereka beradu.
"Ayo ah, gantian kamu,suara kamu kan bagus" desak teman nya sambil tangan kirinya menarik-narik tangan Rina supaya berdiri dan maju ke depan, sedangkan dia masih saja mempertahankan posisi duduk nya sambil senyum-senyum, meski pun tangan nya di tarik-tarik Dea.
"Oke oke oke" jawab nya sambil berusaha berdiri dari tempat duduk nya
Ia akhirnya menerima tawaran itu, karena teman-teman satu bis tak henti-hentinya menyoraki nya.
Siang itu suasana di dalam bis tersebut terlihat semua wajah gembira, penuh suka cita dan canda tawa, guru-guru yang mendampingi mereka pun ikut larut dalam kegembiraan siswa-siswi nya. Mereka tidak menyadari, bahwa beberapa jam ke depan suasana gembira penuh suka cita akan berubah menjadi suasana penuh duka cita.
Tidak terasa perjalanan mereka sudah tujuh jam, bis rombongan itu yang terdiri dari empat bis mampir ke sebuah masjid untuk melaksanakan sholat ashar.
Semua siswa-siswi turun beserta guru-guru pendamping nya, untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah bagi yang beragama islam, sedangkan yang non muslim dan yang datang bulan tidak mengikuti ibadah tersebut. Mereka duduk-duduk di teras masjid sambil asyik ngobrol.
"Nak sedekah nya nak, buat makan" celetuk seorang nenek pengemis, yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Ih bau banget" gumam kristin lirih dengan ekspresi wajah setengah mencibir, sambil jari telunjuk kanan nya menutup kedua lubang hidung nya.
"Ssstt, gak boleh gitu " tegur Rina, sambil lengan kirinya menyenggol lengan kanan nya kristin.
"Nih nek" ucap Rina yang sebelumnya mencari-cari uang receh di saku celana nya.
Kemudian dia menyodorkan uang lima ribu rupiah kepada nenek pengemis itu.
"Terimakasih nak" jawab nenek bermata sipit itu lirih, dengan wajah sumringah
"Ini rombongan mau kemana nak?" Tanya wanita pengemis itu lirih
Wanita pengemis itu memakai kerudung lusuh warna coklat tua dan baju batik kumal, sambil menggendong sesuatu menggunakan jarik batik yang sudah usang.
"Kita ini rombongan mau jalan-jalan ke Bali nek" jawab Rina ramah di sertai senyuman.
Nenek pengemis itu hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban nya, tapi kedua matanya menatap sedih Rina dan kawan-kawan nya.
"Kenapa wajah nenek berubah sedih sih?" Tanya Rina spontan
"Udah ah udah !" Celetuk Anggun lirih yang ada di sebelah kanan nya
Kaki kirinya menginjak pelan kaki kanan nya Rina, sebagai isyarat untuk menyudahi obrolan nya dengan nenek tua itu.
"Apa sih ah ?" Protes Rina kepada Anggun dengan ekspresi terganggu atas celetukan nya Anggun.
"Mendingan gak usah ikut nak, pulang saja" suruh nenek itu polos, dengan suara pelan dan mulut setengah bergetar karena faktor usia.
Mereka pun cengengesan menertawakan nenek itu, kecuali Rina yang bersikap kalem supaya tidak menyinggung perasaan nenek.
"Eh nek, udah terusin sana ngemis nya" ucap Kristin mengusir nya, dengan ekspresi wajah tidak suka atas kehadiran nenek pengemis itu.
"Lagian nyuruh-nyuruh anak orang gak boleh ikut, emang nenek yang bayarin study tour kami ?" Sambung Dewi yang ada di samping nya Kristin.
"Hahhahahahahha" mereka pun bersamaan menertawakan nenek itu, hanya Rina yang masih bersikap sopan dan kalem.
Pengemis tua tersebut menatap mereka dengan sorot mata setengah jengkel. Namun ketika pandangan nya di arahkan ke Rina, sorot mata nenek itu nampak iba kepada nya.
Rina pun hendak bertanya ada apa gerangan, tapi wanita tua itu langsung membalikan badan nya setelah menatap Rina sejenak. Dengan langkah pendek dan pelan, pengemis tua berpostur tubuh kecil dan kurus tersebut berjalan setengah membungkuk, dengan jarik lusuh menyilang di dadanya, yang di dalam jarik tersebut terdapat gembolan kecil di punggung nya.
"Ayo ayo ayo, naik lagi, lanjut jalan lagi, ayo ayo ayo !"
Suara itu membuyarkan lamunan Rina yang dari tadi sepasang matanya memperhatikan pengemis tua itu berjalan dan berlalu dari pandangan nya.
"Ayo ayo, anak-anak, jam istirahat sudah selesai. Semuanya naik ke atas bis!"
Pak guru itu berteriak-teriak menggunakan pengeras suara, yang dari tadi berdiri di halaman masjid, sambil sepasang matanya berpatroli ke sekitar masjid untuk memastikan siswa-siswi nya tidak ada yang ketinggalan.
"Nak" ucapnya sambil tangan kanan nya mencengkram pergelangan tangan kirinya Rina.
"Hah" Rina terkejut ketika pergelangan tangan nya di cengkram kuat nenek pengemis tadi, dan spontan menoleh ke arah samping kirinya.
"Nenek ? ada apa nek ?" Tanya Rina penasaran
Dia menatap wajah keriput si nenek, yang sekarang posisi nya berhadap-hadapan dengan pengemis tua itu.
"Baiknya jangan ikut nak" perintah nenek itu dengan wajah iba, sambil kepala nya setengah mendongak, karena postur tubuh Rina lebih tinggi dari si nenek.
"Kenapa nek" tanya Rina penasaran, sambil sedikit membungkukkan badan nya dan kedua tangan nya memegang kedua tangan si nenek.
"Eh eh Rina, cepet naik naik naik" suara tiba-tiba dari Pak guru menyudahi dialog mereka.
"Maaf ya nek, Rina mau jalan lagi" ucap nya sopan sambil mencium tangan kanan nya pengemis tua itu dan menatap ramah wajah si nenek.
"Rina ayo naik" perintah nya lagi dari pak guru, yang semenjak tadi menghimbau anak-anak didik nya untuk segera masuk ke dalam bis.
Ia pun melangkah terburu-buru ke pintu bis yang ada di sebelah nya, sambil sejenak berbalik badan melambaikan tangan kepada si nenek. Namun beliau hanya diam mematung dan ekspresi wajah nenek itu masih tetap sama seperti di awal, menatap nya penuh rasa iba.
Rombongan bis itu pun bergiliran masuk kembali ke jalan raya, wajah-wajah bahagia siswa-siswi di dalam bis jelas terlihat. Mereka bercanda tawa dan bersenda gurau satu sama lain, mereka tidak menyadari bahwa mereka akan kehilangan satu rombongan untuk selama nya.
"Rina, hey Rina!" Panggil Kristin yang duduk di sebelah nya.
"i iya apa?" Jawab nya spontan karena kaget
"Hih, ngelamun apa sih?" Tanya Kristin kesal.
"Nih snack kamu" sambung Kristin sambil tangan kanan nya menyodorkan kotak snack kepada nya.
"Kamu kenapa sih Rin, semenjak dari masjid tadi, ngeliat keluar jendela terus?" Tanya Kristin sebal.
"Gak papa kok Ris " jawab nya, dengan ekspresi wajah setengah ragu.
"Hayooo jangan bo'ong, pasti ada sesuatu niiiih?" Desak Kristin sambil tersenyum
Sepasang matanya menatap Rina dengan tatapan setengah bercanda, di sertai dengan mengarahkan jari telunjuk kanan nya ke arah Rina.
"Enggak, bener gak ada apa-apa " jawab Rina bohong dengan ekspresi wajah setengah gugup.
"Ya deeeh ya deeeh, kalo gak mau cerita gak papa" jawab Kristin mengalah dengan wajah setengah meledek, di sertai sepasang matanya sengaja tidak di arahkan ke Rina.
"Tapi ngomong-ngomong, pinjam psp nya dong hehe" lanjut Kristin dengan nada cepat, sambil kedua matanya menatap sok imut ke arah Rina.
"Halah, bilang kek dari awal mau pinjem psp, gak usah pake basa basi" ucap Rina sambil tersenyum melihat ekspresi wajah teman nya yang sok imut itu.
Sedangkan yang lainnya asyik dengan hp nya masing masing, ada juga yang asyik ngobrol dengan teman sebangkunya
"udah kebagian semua kan?" Tanya bu guru yang menyertai mereka, yang berdiri di depan mereka.
"Sudah buuuuu !!" Jawab murid-murid nya kompak.
"Silahkan di nikmati snack nya anak-anak!" Suruh ibu guru berkacamata minus dan berbadan kurus.
...☠️☠️☠️...
Jam delapan malam, rombongan bis itu merapat lagi ke sebuah masjid untuk melaksanakan sholat jamak takhir, yaitu menggabungkan sholat Isya dan Maghrib.
Murid-murid pun bersemangat turun menuju teras masjid, untuk sekedar meluruskan punggung nya sejenak dan banyak juga yang antri ke WC. Di atas langit, berulang kali terdengar suara gemuruh guntur di sertai angin. Sepertinya malam itu hujan akan turun.
Setelah mereka selesai melaksanakan kewajiban nya, semua guru pendamping langsung mengkoordinasi rombongan nya masing-masing untuk segera naik ke atas bis, karena bulir-bulir air dari langit mulai berjatuhan.
"Ayo anak-anak, ayo cepat" suara para guru pembimbing study tour dari masing-masing rombongan.
"sudah mulai hujan, segera semuanya masuk ke dalam bis! ayo ayo ayo !!" Perintah salah satu Pak guru yang menjadi penanggung jawab rombongan.
Jddrrrrrrrrrrr!!
"Aaaaaa !!!" Siswi-siswi spontan berteriak ketika petir menyambar di sekitar masjid, sambil mereka setengah membungkukkan badan nya, karena suara nya sangat keras sekali.
Langit sudah hitam pekat, hujan pun turun sangat deras. Cahaya kilat sesekali menerangi wajah-wajah rombongan bis, yang bergiliran naik ke atas kabin.
Mereka terlihat terburu-buru untuk bergiliran naik bis pariwisata tersebut, dan sebentar lagi salah satu rombongan bis itu akan menjadi mayat-mayat mengenaskan.
"Pak sopir, tolong nyalakan lampu nya" perintah salah satu guru dari arah belakang nya.
"Maaf, apa pak?" Tanya Pak sopir yang pendengaran nya terganggu suara gemuruh air hujan di luar, karena saking deras nya hujan malam itu.
"Nyalakan lampu nya Pak sopir !" Ulang nya lagi sambil mulut nya sedikit di dekatkan ke telinga nya si Sopir.
"Oh iya ya pak" jawab nya setengah gugup.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!