Seorang Pemuda tampan yang merupakan CEO di perusahaan tengah berjalan dengan wajah penuh senyumnya, karena hari ini dirinya akan melamar seorang wanita yang tinggal di apartemennya, sebagai asisten rumah tangganya, dirinya tak pilih-pilih tentang jodoh, baginya selama wanita itu shalihah dan bersikap baik meskipun bukan wanita karir dirinya tak masalah.
Menjalin dengan wanita karir sudah sering Kean coba namun semuanya tak sesuai dengan harapan karena pada kenyataannya mereka justru tak ingin mengalah dengan pekerjaan.
Kean lelah jika harus menjalin hubungan dengan wanita yang haus akan karier dirinya menjadikan ibunya sebagai contoh sosok wanita teladan namun tak ada satupun wanita yang sukses secara karir memiliki pribadi seperti ibunya juga saudara-saudaranya.
Terakhir Kean menjalin hubungan dengan wanita biasa yang begitu cantik dan tulus menurut Kean karena begitu pandai memasak dan merawat rumah juga selalu cantik meskipun telah bekerja di apartemen seharian.
Kean tak ingin berlama-lama dia ingin melamar gadis itu sekarang juga, Kean memarkirkan mobilnya dan menaiki lift untuk menuju lantai apartemennya.
Tangannya membawa buket bunga juga tak lupa cicin berlian di saku jasnya, langkah mantap dan senyum cerahnya menawan bagi setiap wajah yang memandang, harusnya laki-laki gagah dan tampan ini tidak akan pernah gagal dalam hal wanita.
Kean masuk perlahan tanpa membuat suara juga tanpa berkabar, Kean bahkan mengabari jika dirinya akan keluar kota selama satu minggu seperti biasanya pada Melani agar hari ini menjadi kejutan indah bagi wanita yang dia cintai dengan tulus itu.
Sepi, sepertinya Melani tengah istirahat di kamarnya, karena ini jam istirahat siang, kean melangkah ke arah kamar Melani dan ingin mengetuk pintu perlahan, namun pintu itu tidak tertutup dengan sempurna.
Kean ragu-ragu akan mengetuknya lalu ingin mengirim pesan pada Melani untuk memastikan gadis itu sedang apa.
📨" Assalamualaikum, Mel lagi apa sekarang??" Pesan Kean yang baru saja di kirim namun pesan itu tak segera di buka hingga Kean pun memilih memanggil melalui telepon.
Kean pergi ke kamarnya lalu menghubungi Melani yang masih juga susah di hubungi, hingga panggilan ke sepuluh namun juga tak juga di angkat, Kean kembali keluar takut jika terjadi apa-apa pada Melani dia pun tak bisa bersabar lagi karena rasa khawatir yang luar biasa pada wanita yang dia cintai.
Kean membuka pintu kamar yang tak terlalu rapat itu untuk memastikan kondisi Melani, mengapa susah sekali di hubungi dan tak membalas pesannya.
Kean menutup mulutnya dengan mata yang melotot luar biasa, bukan dirinya yang memberi kejutan di hari ini, namun justru sebaliknya Melani yang dia cintai memberi kejutan luar biasa di hadapannya.
Dada Kean sesak luar biasa, amarahnya membakar hatinya saat melihat pemandangan di hadapannya, Matanya memerah hingga tak bisa menahan diri lagi untuk tidak mengambil vas di sisi pintu dan dia lemparkan ke lantai hingga tercerai berai seperti perasaannya.
Prangggggg
Kedua manusia di hadapan Kean pun terbangun dari tidur nyenyaknya di bawah selimut yang sama dengan wajah yang sama terkejutnya, terutama Melani.
"Mas Kean???" Dirinya bangkit meski berpakaian lengkap namun berdua dengan lawan jenis di kamar dalam satu selimut tak bisa Kean terima.
"Astaghfirullah!!!"
"Apa yang kalian lakukan di apartemen ku??"
"Apa yang terjadi??"
"Apa maksud semua ini Mel???"
"Bisa kamu jelaskan apa yang kamu lakukan di belakangku???"
Kean bertanya dengan dingin dan dalam setelah itu melempar bunga yang dia pegang dengan hati yang remuk redam ke lantai bersama vas yang hancur di bawah.
"Ini..."
"Ini tidak seperti yang Mas Kean lihat."
"Mas Kean tolong dengarkan dulu."
Melani bingung di tempatnya dan mencoba menjelaskan, namun Kean menggelengkan kepalanya tak habis pikir dan tak bisa berpikir positif lagi setelah melihat apa yang terjadi di hadapannya saat ini.
"Kau tau ini salah Mel."
"Kamu tega!!"
"Kalau kamu jelaskan pun apakah kau pikir aku akan percaya setelah melihat dengan mata kepala sendiri??"
Kean berkata sembari menahan sesak dan amarahnya yang ingin meluap namun menjadi lepas kendali itu bukan dirinya.
Kean melangkah keluar dari kamar Melani dengan wajah kecewa yang luar biasa, hingga kemudian berhenti karena tangan Melani menahan dirinya untuk tidak pergi.
"Tunggu Mas Kean!!"
"Dengar Dulu!!!"
Melani menahan kuat Kean agar tak pergi dari apartemennya, Melani ingin jujur mungkin memang ini saat bagi dirinya untuk jujur dengan Kean, Melani berharap Kean akan memahami kondisinya.
"Siapa dia??" Tanya Kean.
"Itu..." Melani bingung harus mulai dari mana saat ingin bicara yang sejujurnya.
"Siapa??"
"Siapa kamu???"
Kean berbalik pada laki-laki yang keluar dengan santainya itu, bahkan tak merasa takut pada dirinya sama sekali.
"Aku yang tanya kamu siapanya istriku???" Tanya Laki-laki itu.
Derrrrrrr
Bagai tersambar petir, kean tak menyangka akan mendengar kalimat yang luar biasa mengejutkan di siang terik ini.
"Apa???"
"Istrimu???"
Kean menatap Melani penuh amarah, jadi sudah sejak kapan dirinya di bohongi oleh status Melani yang sesungguhnya.
"Jadi, kau masih lajang itu bohong Mel???"
"Tiga tahun kamu bersamaku di sini dan bekerja dari awal hingga aku jatuh hati pada pesonamu, kau bilang kau belum menikah itu bohong???"
Melani bukan menjawab namun justru menangis dan duduk memohon di hadapannya, hati Kean rasanya luar biasa marah namun masih tak bisa meluapkan amarahnya, hanya bisa mengeratkan giginya dan meremas kuat genggaman tanganya sendiri.
"Maaf, Aku..." Melani terbata-bata dan terisak-isak.
"Kami menikah satu minggu yang lalu." Kata Laki-laki yang sedari tadi menyimak Kean.
Laki-laki itu adalah suami pilihan orang tua Melani, dan Melani tak punya pilihan untuk menolak, dia tak ingin kehilangan Kean namun juga tak mau mengecewakan orang tuanya.
"Maaf, aku di jodohkan."
"Dan Aku tak ingin Mas Kean sedih."
"Aku mohon, Mas Kean pahami itu."
"Aku belum siap jujur, aku takut untuk memulainya."
Kean menatap Melani yang sesenggukan dan terus duduk di hadapan dirinya dengan derai air mata, entah air mata itu tulus atau palsu Kean tak ingin di bohongi lagi, rasa sakit ini terlalu lama semakin sesak di dadanya.
"Aku masih mencintai Mas Kean, kami belum melakukan apapun." Jujur Melani.
"Mas Danar, jelaskan pada kekasihku jika kita hanya menjalani kesepakatan orang tua, kita akan bercerai saat waktunya tepatkan??" Melani menatap Suaminya memohon pula, karena hatinya masih memilih Kean.
"Kemasi barangmu, kau tak layak tinggal di sini lagi!!!"
"Bawa Istrimu pergi!!!"
Kean keluar dari apartemennya dengan langkah berat dan hati hancur luar biasa, mengapa nasib percintaannya tak pernah seberuntung kakak-kakaknya.
***
Sequel dari Air mata yang kering ya kakak pembaca semua, yang belum kenal bisa kesana dulu sembari membaca di sini Bab demi Babnya.
Kalau lupa kean itu anak ke 4 dari Bunda Mutia dan Ayah haris.
Nah Mohon kesetiaannya dalam setiap bab karena ini novel On going yang baru mulai, sehingga harus sabar saat menunggu update setiap Babnya.
Terimakasih yang sudah mau mampir dan selalu setia. 🙏😍
Jangan Lupa Like, komen dan subscribe juga Vote nya ya🙏🙏🙏😍😍😍
Mobil Kean melaju dengan cepat menuju arah pantai, ponselnya sengaja dia matikan karena tak ingin di ganggu siapapun, sampai di sana karena panas jarang sekali pengunjung yang betah tengah hari di pantai sehingga sepi.
"Aaaaaaaaaaaa!!!!!!!!"
"Kamu gila Melani!!!!!!!!!!!"
"Aku bodoh selama ini begitu percaya pada dirimu!!!!"
"Gadis sok suci, munafik!!!! "
"Pembohongggg!!!!!"
Kean puas berteriak lalu mengambil dompetnya dan menghancurkan foto Melani hingga hancur dan membiarkan hanyut oleh ombak pantai.
Kean duduk di pasir kali ini patah hati yang dia rasakan mengapa sesakit ini, apa memang tak ada wanita yang tulus di dunia ini yang tersisa untuk dirinya batin Kean melamun hingga ombak besar mendatanginya.
Entah enggan rasanya beranjak pergi meski ombak besar itu seolah datang ingin menggulung habis dirinya. Kean justru memejamkan matanya seolah pasrah dan lelah dengan semua yang dia rasakan kali ini.
Mengapa menjadi orang sehebat ini saja takdir cintanya masih begitu pelik, seolah sukses dalam karir namun gagal dalam percintaan, Kean masih mendalami perasaannya hingga ombak itu beneran datang dan menghantam tubuhnya dan nyaris terseret arus ombak.
Kean terkejut saat wanita berbaju hitam bermasker tiba-tiba datang dan menyeret tubuhnya hingga keduanya terjatuh bersama, Ombak susulan datang gadis itu pun bangkit dan berlari sembari menarik Kean.
"Bangun Bang!!!"
"Jangan mati sia-sia!!!!"
"Allah benci manusia yang pilih mati percuma!!!"
"Di dunia ini wanita tak terhitung, jika cuma satu yang berkhianat, jangan terus jadi bodoh!!!"
"Jangan jadi lemah hanya karena Cinta!!!"
Gadis yang menolong Kean itu terus berbicara, sesungguhnya dia juga sedang dalam masalah makanya datang untuk menenangkan diri, biasanya dia menulis surat dan di lempar ke pantai agar lega namun saat akan melempar, gadis itu justru bertemu pria tampan yang bodoh, pria yang berteriak-teriak seperti orang gila dan nyaris membiarkan dirinya terseret ombak seolah ingin mengakhiri hidupnya.
"Jangan Sok tau kamu!!!" Ucap Kean menepis minum yang di sodorkan gadis itu padanya.
"Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya Bang. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai." Kata Gadis itu duduk di sisi Kean tanpa permisi dan meminum air dalam botol itu sendirian.
"Saya tak tau apa yang terjadi pada anda, namun baiknya mengambil hikmah bahwa mencintai berlebihan belum tentu menjadi kebahagiaan."
"Sebab kebahagiaan yang pasti datangnya hanya dari cinta Allah."
"Allah yang menetapkan setiap rasa dan cinta dalam lubuk hati manusia."
"Allah yang maha mengizinkan kepada siapa hati manusia ini harus dijatuhkan."
"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.“
"Takdir cinta seseorang itu tak ada yang tau, yang pasti apa yang tertulis di buku takdir tak akan pernah tertukar!!"
"Kecuali Abang pilih mati konyol di makan ikan!"
Gadis itu pergi setelah banyak bicara pada Kean tanpa permisi bangkit dan lupa meninggalkan botol berisi surat tentang keluh kesahnya.
"Bang!!!!"
"Ingat satu hal yang harus selalu kita ingat adalah hanya Allah yang mampu menggerakan hati manusia!!!"
"Hanya Allah yang mampu mengetahui siapa yang berhak kita miliki dalam cinta. Jangan gantungkan hati pada seseorang sehingga kau rela memberikan segalanya termasuk harga dirimu hanya demi cinta kepada manusia."
"Cinta yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita hanyalah cinta milik sang pencipta semesta, cinta Allah pemilik segala hati!!!"
Gadis itu berteriak dari kejauhan lalu berbalik dan pergi meninggalkan sungguh-sungguh Kean yang duduk di posisinya tadi dengan baju yang kotor oleh pasir dan basah oleh air ombak.
\*
Di mobil.
Terlihat bodoh di depan orang lain ini pertama kalinya dan semoga yang terakhir kalinya bagi Kean, melampiaskan amarah tanpa melukai orang lain ini adalah cara yang sering Lean lakukan.
"Demi apapun aku bodoh hari ini!"
Kean melepas bajunya dan menarik tas berisi baju di belakang mobilnya yang selalu dia bawa jika bajunya bau dan kotor saat berada di perjalanan.
Kean berganti baju di dalam mobil lalu meminum air mineral di sisinya. Kean menatap ke pantai yang masih terlihat konyol, bodoh dan udik caranya melampiaskan amarah kali ini pikirnya, namun belum pernah seumur hidupnya saat menjalin hubungan dengan wanita di khianati sampai separah saat ini.
📞"Rudi!!! Aku minta tolong kirim karyawan buat beresin apartemen ku, lalu bereskan orang yang ada di sana!!"
📞" Maksudnya siapa ya Bos???" Rudi bingung di tempatnya.
📞" Pastikan Melani dan suaminya pergi dari Apartemen ku!!"
📞"Cek barang-barang adakah yang hilang!!!"
📞" Laksanakan jangan banyak tanya!!!"
Tuttt
Kean tutup telpon dari ponselnya tak ingin Rudi banyak tanya lagi, Kean meraih cicin berlian yang berada di sakunya lalu melemparkan keluar mobilnya namun ada yang aneh saat terdengar suara mengaduh di luar.
"Auuuuh!!!"
"Astaghfirullah, tenyata selain konyol abang ini juga suka lempar sembarangan ya??"
Ternyata gadis yang tadi sudah banyak menceramahi dirinya dan menolong dirinya dari ombak tadi.
"Aku bosan, ambil jika kamu mau!!!"
"Anggap bayaran ceramah kamu hari ini!!!"
Teriak Kean dari dalam mobil tanpa keluar, lalu pergi dengan mobilnya meninggalkan gadis aneh tadi yang bengong di tempatnya karena menerima cincin berlian dari Kean.
Kean rasa membuang cincin itu sebanding dengan membuang perasaan pedih di hatinya, rasanya apa yang gadis aneh tadi bilang cukup masuk akal.
"Mungkin caraku mencintai wanita selama ini salah, atau memang takdir yang tertulis di langit bukan Melani."
"Atau memang tak ada nama yang tertulis untuk diri ini."
Kean melaju perlahan sembari terus memikirkan apa yang terjadi pada dirinya seharian ini dan ucapan dari gadis aneh yang terus terngiang di telinganya.
Mata Kean menatap botol berisi kertas yang tadi sempat dia bawa di sisinya, entah seperti ada rasa penasaran yang kuat untuk melihat isinya.
Kean yakin gadis aneh tadi yang membawanya, namun sayang kean tak bisa melihat bagaimana rupa gadis aneh tadi yang dia ingat hanya suaranya juga tahi lalat kecil di sisi mata kanannya.
Kean berhenti di dekat warung makan lesehan di pinggir jalan, meski kaya tempat seperti ini selalu mengingatkan kehangatan keluarga dan kesederhanaan yang Bundanya ajarkan.
Memarkir mobil di halaman warung, lalu meraih botol berisi surat tadi, lalu membukanya perlahan.
..."***Tuhan jika memang aku di takdirkan lahir dari keluarga yang miskin, setidaknya aku mohon jangan buat keluarga ku menderita karena suatu penyakit!!! Selamatkan Ibuku entah bagaimana pun cara yang terbaik yang kau tuliskan***!! "...
***Lentera***
Up lagi tolong tetap setia ya yang sudah hadir jangan lupa like, komen subscribe dan vote ya🙏🙏🙏😍😍😍😍
"Mas Danar, Ku mohon aku mencintai Kean."
"Bantu aku untuk menjelaskan pada Kean."
"Mas Danar juga punya kekasih kan sebelum di jodohkan dengan diriku."
Melani memohon pada suami yang terpaksa juga menikah dengan dirinya karena perjodohan, kehadiran suaminya sebenarnya untuk mengejar kekasihnya juga yang kabur karena mengetahui pernikahannya dengan Melani.
Danar menyusul sang kekasih ke kampusnya namun ternyata sang kekasih tak ingin kembali pada dirinya. Karena lelah Danar memilih menginap di tempat kerja Melani sebab Kean Bos Melani tak ada di rumah, jadi keduanya sedari semalam tinggal bersama meski pun tak terjadi apa-apa.
"Mas Danar!!!" Melani menarik tangan Danar yang diam sedari tadi seolah sedang melamun.
"Aku mohon bantu aku." Rengek Melani.
"Maaf, aku tak ingin kita bercerai." Kata Danar ternyata dia tak mau melepas Melani karena sudah cukup kehilangan kekasih tak ingin kehilangan istri.
"Kenapa kita tak mencoba saling membuka diri saja." Kata Danar.
"Apa kau pikir, seorang CEO tampan seperti itu akan kembali memungut pelayan seperti dirimu setelah jadi janda???" Kata Danar membuat Melani tergugu di tempatnya.
"Aku juga tak akan melepasmu dengan mudah sebelum kita benar-benar menjadi suami istri sungguhan." Kata Danar lagi lalu bangkit ke kamar Melani untuk mengemasi barang-barang.
Tak lama kemudian tukang bersih-bersih datang bersama Sekertaris Rudi dan meminta Melani untuk mengemasi semua barang-barangnya.
"Sekretaris Rudi??"
"A ada apa???"
Tanya Melani mendadak gugup saat Sekretaris dari Kean datang ke apartemen dengan dua karyawan kebersihan kantor.
"Tuan Kean meminta kami untuk membersihkan tempat ini!"
"Dan silahkan kemasi barangmu juga orang yang lain itu, bawa dia pergi dari sini!"
Danar melenggang membawa semua barang Melani dan menarik Melani yang justru menangis di tempatnya. Melani menangis kehancuran hubungan dengan pria idaman dan yang selalu dia impikan juga cintai sampai detik ini.
Di luar apartemen Melani masih terisak di sisi Danar yang merasa kesal karena sedari Kean keluar dari apartemen tak berhenti menangisi pria itu.
"Kamu bisa gak sih sudahi air matamu??"
"Kekasihku juga sama sedihnya saat mengetahui kita nikah, tapi gak juga kaya kamu yang sampai begini Mel."
Danar masuk ke Taxi online yang dia pesan begitu sudah sampai di bawah, Danar akan kembali ke kota asalnya dan membawa Melani tinggal di rumahnya.
"Kamu tak benar-benar cinta sama kekasihmu ya Mas??" Tanya Melani heran sambil terisak.
"Kamu mudah sekali melupakannya?? " Tanya Melani lagi dengan wajah sembabnya.
"Kamu aneh Mel!! Harusnya sebelum kita sah kamu menolak sekeras ini, tentang kekasihku mungkin dia bukan takdirku." Kata Danar membuat Melani terdiam di sampingnya.
***
Kean pulang di rumah bunda Mutia, di saat seperti ini kehangatan pelukan bundanya yang dia rindukan.
"Kean, wah... tumben nih orang sibuk pulang??" Tanya Ayah Arsya kepada putra sambungnya itu.
"Bunda mana Yah?" Tanya balik Kean begitu selesai mengalami Ayah Arsya.
"Ada di belakang di pendopo bersama bunga-bunganya." Jawab Ayah Arsya.
Kean pun berjalan dan begitu melihat sang bunda langsung berjalan lebih cepat dan memeluk sang Bunda dari belakang.
"Kean??" Bunda Mutia hafal aroma parfum Kean putra yang sudah lama tak pulang itu.
"Hmmm ada apa sayang???" Tanya Bunda Mutia lalu berbalik pada putranya itu.
"Melani Bun, Dia ternyata sudah menikah." Kata Kean sedih, Bunda Mutia memeluk putranya itu dan menepuk pundaknya pelan.
"Sabar ya sayang, bukan dia jodohmu." Kata Bunda Mutia lembut.
"Lebih baik tau sekarang dari pada kamu tak tau, itu jauh lebih menyakitkan." Kata Bunda Mutia menenangkan Kean.
"Tapi sakit Bunn." Kata Kean sendu.
"Ckkk, CEO kok kaya gitu, meloy gak cocok. Nanti bunda kasih deh yang lebih baik." Kata Bunda Mutia lalu menarik Kean untuk kembali kerumah.
"Kita makan yuk, bunda masak banyak." Kata Bunda Mutia
***
Up pelan-pelan ya, dikit-dikit tapi di usahain tetap Up🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!