NovelToon NovelToon

The MAFIA And His Angel

Pergi Dari Rumah

"Pergi kau dari sini!" ujar wanita paruh baya sambil mendorong seorang gadis keluar dari rumahnya.

"I-ibuu kumohon dengarkan aku dulu." Melas gadis itu diiringi dengan isak tangisnya.

"Untuk apa aku mendengarkanmu hah?

Buktinya sudah jelas! Jadi tidak ada yang perlu dijelaskan lagi."

"Kau sangat membuatku kecewa.

Aku merasa menjadi seorang ibu yang gagal." Wanita paruh baya itu menunjukkan tatapan kecewanya kepada putrinya tersebut. Lalu dia kembali masuk kedalam rumah tak lupa menutup pintu dengan sangat keras, hingga menimbulkan suara yang berdentum.

Sedangkan gadis itu hanya bisa menangisi kebodohannya. Kemudian dia melihat kearah balkon, disana terdapat kakak perempuan dan adik lelakinya yang tampak senang melihatnya seperti ini.

"Bodoh," ujar Veronica yang tak lain adalah kakaknya.

"Heyy, mengapa kau masih disini?

Cepat pergi sebelum Ibu kembali keluar lalu memukulmu!" teriak Hazel, adiknya.

Gadis itu berdiri lalu menjauhi rumah tersebut. Dimana rumah tersebut menyimpan banyak kenangan dengan keluarganya, termasuk mendiang ayahnya.

Dengan langkah lunglai, gadis itu berjalan menyusuri jalanan dengan hujan yang mengguyur tubuhnya. Seolah langit pun meratapi kesedihannya itu.

Kemarin malam....

"Angel?" panggil Veronica ketika baru saja memasuki kamarnya.

Yaa, wanita yang diusir itu adalah Angelina Richie.

Angel yang tadinya sedang membaca buku, langsung menoleh saat ada yang memanggilnya.

"Ada apa Vero?"

"Ayo ikut denganku," ajak Veronica dengan senyum misteriusnya.

"Kemana?"

Veronica memutar bola matanya malas,

"Sudahlah ikut saja. Kau pasti akan suka."

"Tapi Vero, ini sudah larut malam.

Bahkan Ibu sudah tidur. Bagaimana jika dia bangun dan mencari kita?"

"Kau tenang saja. Itu akan menjadi urusanku."

Angel tampak sedang memikirkan ajakan dari Veronica. Hingga wanita tersebut membuka suaranya kembali,

"Jika kau tidak ingin ikut, aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai saudaraku lagi."

Angel terkejut dengan ucapan saudarinya itu. Dan dengan sangat terpaksa, Angel mengangguk pasrah. Veronica pun langsung antusias kemudian wanita itu menyuruh Angelina untuk berganti baju yang bagus semacam gaun pesta. Sedangkan dirinya akan menunggu dimobil.

Tak membutuhkan waktu lama, Angel sudah berganti pakaian dan berdandan alakadarnya. Kemudian dia bergegas keluar dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri. Dia takut jika menimbulkan suara lalu ibunya akan bangun kemudian memarahinya karena pergi larut malam.

Setibanya dimobil, Angel terkejut karena mendapati Hazel yang berada disana.

"Hazel, kau juga ikut?"

"Sudahlah, tidak usah banyak bicara," sahut Hazel malas.

Angel pun menghembuskan nafasnya lalu menatap kearah jendela. Dan Hazel mulai mengendarai mobil itu dengan Veronica yang berada di sampingnya.

Veronica dan Hazel tampak berbisik-bisik, dan Angel melihat itu namun tidak bisa mendengarnya. Entahlah, apa yang mereka katakan. Dan Angel tidak mau terlalu kepo, wanita itu lebih memilih untuk menatap hiruk-pikuk kota di malam hari.

Angel tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh kedua kakak beradik itu. Bahkan dirinya juga tidak tau kemana arah tujuan mereka.

Tiba-tiba Hazel menghentikan mobilnya, dan Angel kemudian segera mengedarkan pandangannya keluar.

Dahi Angel langsung mengernyit heran saat melihat tempat yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.

Untuk apa mereka membawaku kesini? batinnya.

"Kau mau turun atau tidak?" ketus Hazel yang ternyata sudah berada diluar.

Dan dilihatnya Veronica juga sudah keluar bersama pria tersebut. Angel lalu segera menyusul mereka.

"Untuk apa kita kemari?" tanya Angel sambil menatap tidak suka pada tempat itu.

"Tentu saja untuk senang-senang," jawab Veronica dengan antusias.

"Apa kau tidak bosan jika terus berkutat dengan buku-buku itu?" lanjutnya.

"Veronica, ini bukanlah ide yang bagus. Jika ibu sampai tahu, dia pasti akan marah besar."

"Ayolah, bisa tidak jika kau berhenti bicara dan ikuti kami saja?" sela Hazel yang sudah kesal.

Mau tidak mau Angel terpaksa mengikuti mereka masuk kedalam club tersebut. Dan saat pertama melangkahkan kakinya, Angel langsung mencium bau alkohol dan mendengar suara musik yang berdentum sangat keras sehingga dia menutup kedua telinganya.

Wajar jika dia begitu, karena ini merupakan kali pertamanya dia datang ketempat yang dilarang oleh ibunya. Akan tetapi dia malah melanggarnya.

"Veronica, aku ingin pulang." Melas Angel sambil menyentuh lengan Veronica.

"Ayolah Angel, kita bersenang-senang sebentar saja." Setelah mengatakan itu, Veronica pergi meninggalkan Angel ke dance floor. Sedangkan Hazel? Jangan ditanya, tentu saja pria itu sudah bergabung bersama teman-temannya.

"Wanita itu siapa?" tanya salah satu teman Hazel yang sedari tadi menatap Angel, Bernard.

"Kakakku," jawab Hazel malas.

"Benarkah?" Pria lain ikut nimbrung, dia adalah Crish.

Hazel hanya mengangguk singkat, dirinya malas jika harus membicarakan Angel.

"Mengapa aku baru melihatnya?"

"Dia baru pertama kali kesini."

Bernard dan Crish pun menganguk-anggukan kepalanya.

"Bolehkah jika aku mendekatinya?" ujar Crish sambil tersenyum smirk.

"Terserah," Hazel lalu meneguk vodka-nya yang sudah di tuangkan oleh Bernard.

Setelah mendapatkan persetujuan, Crish pun segera mendekati Angelina yang terlihat bingung.

"Hai," sapanya.

Angel hanya menatapnya sebentar lalu kembali menatap kearah dance floor, yang dimana terdapat Veronica yang tengah menari dengan bebasnya.

Woww, sok jual mahal heh? Iblis di dalam diri Crish tersenyum sinis.

Tidak ada tanggapan, namun Crish tidak akan menyerah. Pria itu lalu mencoba memperkenalkan dirinya.

"Namaku Crish, dan kamu manis?"

"Angelina," balas Angel singkat tanpa menatap ataupun membalas uluran tangan dari pria di hadapannya ini.

Crish pun mulai kesal dengan sikap Angel yang sok jual mahal. Tapi Crish tetap menampilkan senyum palsunya.

Sedangkan dari kejauhan, Hazel dan Bernard menatap interaksi kakak dan temannya itu.

"Apa kau tidak ingin minum?" tawar Crish yang belum menyerah juga.

"Tidak, terima kasih."

"Kau mau berdansa denganku?"

Karena sudah terlanjur kesal, Angel menatap tajam ke arah pria tersebut.

"Aku tidak ingin melakukan apapun disini!"

Angel menekan tiga huruf di awal kalimatnya. Karena jujur saja dia mulai risih dengan kehadiran laki-laki ini yang menurutnya sok akrab dengan dirinya.

Crish yang tidak dapat menutupi kekesalannya lagi, mulai melangkah pelan mendekati Angel.

"Kau mau apa?"

Crish tersenyum picik ketika melihat wajah Angel yang tampak panik.

"Ayo bersenang-senang denganku," bisiknya tepat ditelinga wanita itu.

Angel yang mengerti maksud dari kata-katanya, menjadi geram lalu menampar wajah pria dihadapannya ini.

Crish yang tak terima lalu menarik tangan Angel dan mencium bibirnya dengan paksa.

Tidak ada yang menolongnya, bahkan saudaranya hanya menatapnya dengan senyum miring.

Angel memberontak hingga berhasil melepaskan diri. Langsung saja dia menendang alat vital Crish, yang membuat pria tersebut seketika mengaduh kesakitan.

Dengan segera Angel keluar dari tempat menjijikkan tersebut. Dan ingin pulang, tapi tak ada taksi yang lewat. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu adik dan kakaknya pulang.

Saat sudah setengah perjalanan, ada mobil yang menghampirinya dan ternyata itu mobil milik Hazel. Angel segera masuk dan ikut pulang bersama mereka. Tidak ada yang bicara di dalam perjalanan hingga mereka sampai di rumah.

Setibanya dirumah, Angel bergegas masuk kedalam kamarnya lalu ke kamar mandi. Dia menggosok giginya dan juga bibirnya berkali-kali, berharap bekas bibir pria berengsek itu menghilang.

Kemudian Angel menatap pantulan dirinya dicermin, dan tak terasa sebening cristal meluncur dari matanya lalu diiringi dengan isakan.

Dia terus menggosok bibirnya sambil terus terisak.

Beraninya dia mengambil ciuman pertamaku. yang harusnya menjadi milik suamiku nanti.

Angel lalu teringat dengan kejadian tadi. Dimana Hazel bukannya membantu dirinya, justru adiknya tersebut malah membiarkannya dengan senyum seperti sebuah kemenangan.

"Apa dia sengaja?" lirih Angelina.

Kejadian Yang Kubenci

Malam pun telah usai, kini tibalah waktu pagi. Angel, Veronica, Hazel dan Ibu mereka menyantap sarapan dengan khidmat dan tenang.

Seusai sarapan, Angel dan Hazel berangkat ke kampus seperti biasa. Disini Angel dan Hazel selisih 2 tahun. Angel yang usianya 20 tahun sedangkan Hazel 18 tahun. Mereka belajar dikampus yang sama.

Sedangkan Veronica berusia 24 tahun dan baru memulai karirnya tahun ini sebagai staff akuntansi disalah satu perusahaan yang tidak jauh disana.

Dan Ibu juga bekerja dibutiknya. Kebetulan ibu mereka memiliki satu butik yang sangat besar dan butik itulah yang menjadi tempatnya mendapatkan uang untuk menghidupi putra-putrinya.

Sesampainya dikampus, Angel langsung turun dari mobil Hazel dan menghampiri temannya yang sudah menunggunya.

"Selamat pagi," sapa Angel dengan senyum manisnya.

"Selamat pagi juga, Angel." balas Jessica dan Susan secara bersamaan.

"Wahh, Hazel semakin tampan yaa." Jessica berdecak kagum saat melihat Hazel turun dari mobilnya.

Sedangkan Susan hanya memutar bola matanya malas mendengar pujian yang dilantunkan oleh temannya ini. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya Susan mendengarnya, tapi sering. Sampai-sampai lebih baik dia tidak menghiraukannya.

Angel hanya tertawa kecil mendengar temannya yang selalu memuji adiknya. Karena Angel sendiri tahu jika Jessica sudah lama mengagumi adiknya itu. Ah, mungkin bukan mengagumi lagi tapi lebih daripada itu.

"Ayo kita pergi saja dari sini. Biarkan dia melihat pangerannya itu." Susan lalu menarik tangan Angel agar segera meninggalkan tempat tersebut.

"Hey, mengapa kalian meninggalkanku?" teriak Jessica yang melihat kedua temannya pergi tanpa mengajak dirinya. Wanita itu lalu berlari untuk mengejar temannya tersebut.

Mereka sudah masuk ke dalam kelas karena sebentar lagi dosennya akan datang. Dan tak lama, dosen yang mereka tunggu datang juga. Mereka pun mulai masuk ke materi dan mendengarkan penjelasan dari dosen tersebut.

Waktu terus berlalu dan usailah pelajaran hari ini. Angel dan kedua temannya sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka. Lebih tepatnya perut Jessica, karena sedari tadi dia merengek minta ditemani untuk makan. Sedangkan Angel dan Susan hanya memesan minuman saja.

Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba Hazel mendekat dan itu sukses membuat Jessica menghentikan aksi makannya.

"Veronica tadi menelpon dan menyuruh untuk segera pulang," ujar Hazel datar.

Angel terdiam. Pasalnya Veronica tidak pernah menyuruh mereka pulang saat berada dikampus.

Apa terjadi sesuatu?

"Apa kau tidak dengar dengan yang kukatakan?" tambah Hazel dengan meninggikan suaranya, karena pria itu merasa di abaikan.

Angel terkejut begitupun dengan teman-temannya. Dia lalu bergegas berdiri dan berpamitan kepada temannya bahwa dia harus pulang sekarang.

"Mengapa Hazel berbicara seperti itu pada kakaknya?" tanya Jessica setelah kepergian dua kakak beradik itu.

"Dan kau masih menyukai pria seperti itu?

Yang jelas-jelas tidak dapat menghargai saudarinya sendiri?" tanya Susan balik.

Jessica mendengus, "Mungkin dia sedang kesal."

Kesalahan apapun yang Hazel tunjukkan di hadapannya, Jessica pasti membenarkan dan membela pria tersebut.

Susan kemudian berdiri dari duduknya,

"Terus saja bela dia. Sampai kau tahu bahwa dia memang bukanlah pria yang baik."

Setelah mengatakan itu, Susan pergi meninggalkan Jessica yang terdiam dengan ucapannya.

Susan dulu memang pernah mengagumi Hazel sama seperti Jessica. Tapi saat melihat bagaimana kelakuan dan cara bicaranya pada Angel, Susan sadar bahwa Hazel bukanlah pria baik. Menurut logikanya, Jika pria tidak bisa menghargai saudarinya sendiri, bagaimana dengan wanita lain seperti kekasihnya?

Setelah tiba dirumah, Angel dan Hazel bergegas masuk. Didalam terdapat Veronica dan juga Ibunya.

Mengapa Ibu dirumah? Bukankah harusnya dibutik? batin Angel bertambah bingung.

Begitu banyak pertanyaan yang berada dipikirannya saat ini. Angel lalu bertanya kepada Veronica melalui tatapannya, tapi Veronica malah membuang muka, seolah enggan untuk menatapnya.

Tatapan Angel kemudian beralih pada Ibunya yang sedang duduk disofa dengan kepala menunduk.

"Ibu," panggil Angel dengan suara pelan.

Ibu pun langsung berdiri ketika mendengar suara Angel dan...

Plakkk

Sebuah tamparan mengenai pipi mulusnya. Angel menatap ibunya tidak percaya dengan air mata yang siap tumpah kapan saja.

"Apa aku kurang memenuhi segala kebutuhanmu selama ini? Apa yang kau inginkan selalu kukabulkan, bukan?" lirih Ibu dengan air mata yang sudah menetes.

"Ibu, aku tidak mengerti apa maksudmu." Angelina semakin bingung di buatnya. Bahkan saudara-saudarinya tidak ada yang mau menjelaskan kepada dirinya.

Ibu tersenyum getir, "Sudah berapa banyak pria yang menyentuhmu?"

Pertanyaan Ibunya sukses membuat Angel terkejut dengan dadanya yang terasa amat sakit.

"Apa maksudmu, Bu?"

"Sudah berapa banyak pria yang menyentuhmu, ******." Ibunya berteriak tepat di depan wajahnya

Angel menangis, sakit rasanya saat orang yang begitu kita cintai ini menyebut kita dengan sebutan yang sangat menjijikkan itu.

"Aku tidak mengerti, Bu."

Lagi-lagi Angelina mengatakan itu. Memang dia tidak mengerti arah bicara ibunya ini.

Sang Ibu yang kesal dengan jawaban itu, langsung menunjukan foto diponselnya. Yang dimana foto tersebut terdapat fotonya dengan pria yang menciumnya di club kemarin malam.

"I-ibu dapat foto itu darimana?" Shock Angel.

"Kenapa? Kau bingung?

Bukan kau yang bingung, tapi aku yang bingung bagaimana bisa melahirkan dan membesarkan ****** sepertimu."

Angel kemudian bersimpuh dikaki Ibunya,

"Ibu, kumohon dengarkan aku... hikss"

Mata Angel lalu mencari-cari keberadaan kakaknya yang semalam mengatakan akan mengurusi jika ibunya sampai tahu mereka ke club.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, pergi dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi," ujar ibunya datar sambil menyeka air matanya kasar.

"Ibuu, kumohonn."

Ibu yang sudah terlanjur emosi lalu menyeret Angel untuk keluar,

"Pergi kau dari sini!"

"I-ibuu, kumohon dengarkan aku dulu ...." Melas Angel sambil memeluk kaki Ibunya.

"Untuk apa aku mendengarkanmu hah?

Buktinya sudah jelas! Jadi tidak ada yang perlu dijelaskan lagi."

"Kau sangat membuatku kecewa.

Aku merasa menjadi seorang ibu yang gagal." Sang ibu menatap Angel dengan tatapan kecewa, kemudian wanita paruh baya tersebut kembali masuk ke dalam rumah dengan menutup pintu begitu keras hingga menimbulkan suara berdentum.

Sedangkan Angel hanya bisa menangisi kebodohannya yang mau saja diajak kakaknya ke club di malam tersebut.

Lalu dia menatap kearah balkon yang terdapat dua orang disana. Angel menatap mereka sama seperti tatapan ibunya kepada dirinya.

"Bodoh," ujar Veronica.

"Heyy, mengapa kau masih disini?

Cepat pergi sebelum ibu kembali keluar dan memukulmu." Hazel ikut menambahi ucapan dari Veronica.

Akhirnya Angel berdiri walaupun kakinya terasa lemah. Wanita itu lalu pergi dari situ dengan penuh kekecewaan terhadap adik dan kakaknya.

Dan tanpa sepengetahuannya semalam, bahwa Veronica lah yang mengambil fotonya saat sedang dicium oleh Crish. Dan itu sudah direncanakan oleh Veronica dan Hazel sebelumnya.

Veronica dan Hazel memang tidak menyukai Angel sedari dulu. Itu karena kedua orang tuanya lebih menyayangi dan memperhatikan Angel yang ketimbang anak pungut di bandingkan mereka yang jelas adalah anak kandung.

Itupun hanya pendapat mereka, sebenarnya orangtua mereka tidak pernah membanding-bandingkan. Hanya saja Angel anak yang baik dan penurut dibandingkan mereka berdua. Veronica dan Hazel lebih banyak membangkang, itulah mengapa kedua orangtuanya lebih perhatian terhadap Angel.

Apalagi kedua orangtua kandung Angel sudah tiada sejak wanita tersebut baru berusia tiga tahun. Mungkin sebab itulah kedua orangtua mereka lebih memberikan perhatian kepada Angel agar wanita itu tidak memikirkan orangtua kandungnya yang sudah tiada.

Oleh karena itu, Veronica dan Hazel membuat rencana agar Angel diusir dan dibenci oleh ibunya. Dan rencana mereka pun berhasil.

Veronica dan Hazel lalu mengadakan pesta di club malam dengan teman mereka atas keberhasilan rencananya, itupun tanpa sepengetahuan ibunya.

Dua Tahun Berlalu

Kembali ke Angel...

"Mengapa aku harus mengalami ini tuhan?" teriaknya dengan menghadap ke langit.

"Apa salahku?"

Karena tak kuasa menahan tubuhnya, Angel pun luruh dan berlutut. Tubuhnya bergetar karena tangisnya yang tak kunjung surut.

Seketika bayangan dimana Angel dahulu diperlakukan oleh adiknya dan kakaknya melintas dalam benaknya. Hazel yang selalu bicara kasar dan bersikap cuek dan dingin. Veronica yang tidak pernah peduli padanya, bahkan saat dia terluka. Bukannya membantu mengobati, justru Veronica selalu mengatakan 'Bodoh' padanya.

"Apa sebenarnya salahku pada kalian hikss?" lirihnya.

Tiba-tiba wanita itu terdiam dan berhenti menangis. Mendadak wajahnya berubah menjadi datar dengan sorot mata yang menyeramkan.

"Kalian yang memulainya, jadi jangan salahkan aku jika aku akan membalasnya." Angel berujar dengan suara pelan yang tertahan.

Angel memang terkenal dengan sikap polos, baik, dan ramah. Namun semua sikap yang dia berikan itu, seperti tidak ada artinya bagi orang di sekitarnya.

Bukankah ada pepatah yang mengatakan,

"Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti."

Mungkin itulah yang akan terjadi pada diri seorang Angelina.

...* * * ...

2 tahun kemudian....

Seorang wanita dengan pakaian serba hitam keluar dari pesawat dan menuju ke lobby.

"Kalian tenang saja, aku sudah menghabisinya," ujar wanita tersebut dengan seseorang di balik telponnya.

Setelah mengatakan itu, dia langsung menutup telponnya dan memasukan ponselnya ke dalam saku. Kemudian dia bergegas masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Kau benar-benar wanita menakutkan!" seru pria yang tengah mengemudi, Calvin.

"Ya, itu aku," balas wanita itu acuh.

"Kau benar-benar menghabisi mereka?" tanya pria lainnya yang duduk disamping Calvin, James.

"Apa kau tidak percaya?" balas wanita tersebut.

"Tentu saja aku percaya padamu. Lagipula ini bukan yang pertama kalinya kau menghabisi nyawa seseorang," jawab James enteng. Seolah-olah membunuh manusia bukanlah hal perkara susah.

"Setelah ini bagaimana?"

"Mr. Robert mengatakan untuk istirahat dahulu, lalu setelah itu kembali memberantas manusia-manusia yang merusak bumi," jawab James lagi.

Wanita yang duduk di bagian belakang, hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu dia menyandarkan punggungnya ke kursi sambil menatap keluar jendela.

"Angel?" panggil Calvin kikuk.

Wanita yang dipanggil langsung menoleh dan menaikan sebelah alisnya.

"Maukah kau berkencan denganku?" ajak pria tersebut.

"Kau mau mati?" balas wanita yang bernama Angel itu dengan wajah datarnya.

Wajah Calvin langsung menegang, "Ah tidak-tidak, aku hanya bercanda."

Sementara James sedang menahan tawanya saat melihat ekspresi takut pada wajah Calvin. Dan Calvin yang menyadari itu, langsung menatapnya tajam yang dibalas tatapan mengejek dari James.

Angel kembali menatap keluar. Dia yang dahulu terkenal dengan sikap manis, baik, ramah, mudah bergaul tapi kini?

Berubah dalam waktu yang lumayan lama. Sikap dingin, datar, kejam sudah melekat pada dirinya sekarang. Bahkan dia tidak ingat kapan terakhir kali dia tersenyum.

Teman-teman satu profesi dengannya pun tak pernah melihat dirinya tersenyum. Pernah sesekali Angel tersenyum, tapi itu bukanlah seperti sebuah senyuman tulus melainkan seringaian.

Kini Angel bekerja menjadi detective yang cukup handal dan ditakuti oleh semua orang.

Dalam waktu dua tahun, dia habiskan untuk belajar beladiri, memanah, menembak, berenang, melawan ketinggian dan rasa takut. Itu semua dia lakukan untuk membuat orang yang dahulunya sering menyakitinya menjadi menyesal.

Bahkan Angel sudah lama berhenti dari kuliahnya, dan tidak memikirkan itu lagi. Menurutnya dia tidak butuh untuk kuliah.

Dalam hidupnya kini, dia berpegang pada,

"Jangan mudah percaya pada orang lain dan jangan tertipu untuk kedua kalinya."

Itu yang selalu dia ingat. Dihidupnya yang sekarang ini, dia hanya percaya pada Susan.

Karena berkat temannya itulah dia bisa sampai pada tahap ini.

Saat dahulu dia begitu terpuruk dan mendatangi Susan, Susan justru menerimanya dengan tangan terbuka. Bahkan dia menyuruh Angel untuk tinggal ditempatnya yang kebetulan di apartement.

Waktu itu Susan tinggal sendiri, jadi dia senang saat Angel tinggal dengannya. Angel lalu menceritakan semuanya kepada Susan, dan Angel pikir Susan tidak akan percaya padanya sama seperti Ibunya.

Tapi perkiraannya salah. Justru Susan menawarkan diri untuk bicara pada Ibunya, tapi dicegah oleh Angel. Karena Angel tahu, jika hati Ibunya sudah tertutup untuknya. Apapun yang akan Susan katakan, itu hanya akan dianggap angin lalu nantinya.

Dan Susan pun menyuruh Jessica untuk datang ke Apartementnya. Setibanya disana, Susan menceritakan kejadian yang menimpa Angel. Bukannya bersimpati dan hendak menolong, Jessica malah menghardik Angel tepat didepannya.

"Jika ******, maka tetap akan menjadi ******. Jangan pernah muncul dihadapanku lagi, aku tidak sudi jika mempunyai teman seorang ******."

Itulah akhir kata dari Jessica.

Setelah kejadian itu, Jessica benar-benar membencinya. Bahkan dengar dari kabar-kabar, jika Jessica dan Hazel resmi pacaran.

Dan itu membuat Susan geram, bisa-bisanya Jessica bersenang-senang diatas penderitaan Angel saat ini.

Dari situlah hubungan Angel, Susan dan Jessica menjadi retak. Karena Jessica lebih mempercayai Hazel dibandingkan Angel.

Memang benar, jika seseorang sedang jatuh cinta dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya termasuk harus menjauhi atau membenci temannya sendiri yang sudah dikenalnya sejak lama.

Susan pun memberikan uang kepada Angel untuk membeli kebutuhannya. Awalnya Angel menolak, tapi Susan selalu memaksa. Dengan helaan nafasnya, akhirnya Angel menerima uang tersebut.

Angel juga memutuskan untuk berhenti kuliah, karena dia tidak dapat membayarnya. Susan menawarkan diri untuk membantu membayarnya, tapi Angel tidak enak hati sebab Susan sudah banyak membantu.

Saat Susan sedang pergi untuk kekampus, Angel memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Dan tak jauh dari apartement Susan, Angelina melihat beberapa orang sedang latihan beladiri. Disana juga terdapat wanita. Merasa tertarik, Angel kemudian menceritakan kepada Susan dan meminta izin kepada wanita tersebut. Dan Susan pun memperbolehkannya.

Begitu banyak rintangan yang dihadapi Angel selama belajar beladiri, menembak, berenang dan sebagainya. Awalnya Angel selalu pulang dengan kondisi yang terluka. Entah kakinya, tangan, perut bahkan wajahnya seperti seseorang yang habis dipukuli. Susan menyuruhnya untuk berhenti, tapi Angel menolak.

"Aku sudah berada di tahap ini dan sebentar lagi akan tahap akhir. Dan aku tidak ingin menyianyiakannya." Itulah yang dikatakan Angel setiap Susan menyuruhnya untuk berhenti ikut beladiri.

Tapi apalah daya jika Angel keras kepala. Susan hanya bisa berdoa agar apa yang diinginkan oleh temannya itu berhasil.

Dan atas kebaikan Susan padanya selama ini yang mendukung dan mendoakannya, Angel selalu mengirim uang kepada wanita itu.

Awalnya Susan sama seperti Angel yang menolak, tapi akhirnya mau juga karena dipaksa. Apalagi saat ini ayah Susan sedang sakit dan butuh biaya yang tidak sedikit. Itu semua uang dari Angel, bahkan ayah Susan masuk dalam rumah sakit tercanggih dan salah satu termahal dinegaranya.

Jangan ditanya berapa gaji dari Angel. Jika dia berhasil menjalankan misinya, dia bisa mendapatkan uang seharga dengan 1 buah unit mobil. Tidak terbayang jika Angel sekarang begitu banyak berubah. Tinggal diapartement mewah, memiliki mobil sport dan fasilitas lainnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!