NovelToon NovelToon

Terpikat Pesona Pacar Setingan

Chapter 1 - Paramytha Clarista

Plak...

Satu tamparan mendarat mulus di pipi seorang wanita, membuat dia mendelik seketika.

“Kau berani menamparku!” desisnya.

“Kenapa, kau pikir aku tidak berani?” balasnya.

“Mytha!” geramnya kesal. Wanita itu menjambak rambut Mytha pun dengan Mytha sendiri dia balas menarik rambut wanita itu sekuat yang dia bisa, pada akhirnya aksi jambak menjambak tidak dapat di hindarkan, suasana kantor yang semula hening pecah akibat ulah dua wanita ini.

Semua orang berkumpul untuk menyaksikan istri bos mereka berkelahi dengan wanita sekertaris suaminya.

Ya, karena merasa geram Mytha terpancing emosi oleh wanita di depannya ini. Dia menuduh Mytha berselingkuh dengan suaminya, yakni Bos Mytha sendiri Adnan Hermawan.

“Berhenti! Apa yang kalian lakukan?!” teriak Adnan geram.

Sontak kedua wanita itu pun menghentikan aksinya, wajah dan rambut mereka tampak berantakan.

“Mytha, apa yang terjadi? Kenapa kamu berkelahi dengan istri saya?”

“Seharusnya Bapak tanya sendiri sama istri Bapak, kenapa dia nuduh saya selingkuh sama Bapak,” kesal Mytha, matanya mendelik kesal pada Istri dari bosnya itu.

“Bener itu Mir?”

“Iya bener! Aku gak suka sama dia Mas, lebih baik kamu pecat dia!”

“Gak bisa gitu Mir. Mytha itu sekertaris yang bagus, dimana lagi aku bisa dapet pegawai yang teladan seperti dia.”

“Masih banyak Mas, contohnya Ayu. Dia cantik, pinter dia gak kalah sama si jalang jelek ini.”

Mytha mengepalkan tangan menahan amarah, jadi ini maksudnya. Mytha mendelik pada dia yang bernama Ayu, wanita seksi dengan payudara besar seperti bola basket bahkan branya tak mampu menampung benda itu dengan sempurna. Sebenarnya Mytha tahu ini hanya akal-akalan mereka agar dia di pecat dari perusahaan ini. Ya sudahlah, lagi pula dia sudah tidak tahan bekerja disini, kerja penuh dengan bayaran minim, sungguh menjengkelkan. Ada bagusnya juga dia keluar dari sini, dia bisa mencari pekerjaan yang lebih layak nantinya.

“Sudahlah Pak, saya juga sudah lelah bekerja disini. Saya ingin mengundurkan diri, surat pengunduran dirinya akan saya kirim besok.”

“Itu bagus, pergi sana.” desis Mira.

Mytha mendengus kasar. Dia menangkap senyum kemenangan di wajah Ayu.

Selama bekerja disini Mytha sering kali mendapat bulian dari rekan kerjanya apa lagi wanita bernama Ayu ini, dia tak suka karena dalam sekejap Mytha langsung di angkat jadi sekertaris oleh Adnan karena kepiawaiannya. Sedang dia meski sudah bekerja bertahun-tahun pun masih belum bisa naik posisi sama sekali.

‘Bodo amatlah soal nanti, yang penting aku keluar dulu dari neraka ini.’

Paramytha Clarista, itulah nama lengkapnya dia biasa di panggil dengan sebutan Mytha. Sosok wanita mandiri yang tidak suka merepotkan orang lain apa lagi orang tuanya, tumbuh tanpa dampingan seorang Ayah membuat Mytha dewasa sebelum waktunya, dia memutuskan hidup sendiri setelah Ibunya menikah lagi dengan seorang pria pemilik toko kelontong.

Meskipun dia memiliki sahabat yang luar biasa, dia tak pernah sedikitpun mau menerima bantuannya selama dia berusaha, sukses bukan hal yang tidak mungkin meskipun bagi dia yang hanya rakyat biasa, begitulah pikirnya.

Dalam hidup Mytha tak ada yang namanya jalan Ninja, semua butuh proses dan dia menikmati dan menjalaninya sepenuh hati. Dan kini dia kembali ke titik awal lagi, dia jadi pengangguran lagi.

Haish...

Dia menghela nafas berat sambil berjalan di trotoar.

“Mytha, kamu Mytha kan?” sapa seseorang dari dalam mobil yang kacanya terbuka membuat Mytha menghentikan langkahnya sejenak.

“Iya, maaf siapa ya?” tanya Mytha bingung, pasalnya tak satupun Mytha kenali dari ketiga orang ini.

“Kamu serius gak kenal dia?” tanya seorang wanita berkacamata dengan rambut di sanggul rapi yang duduk di kursi depan.

Mytha mendengus tawa, “emang dia siapa, anak presiden, kenapa juga saya harus kenal dia.”

Wanita itu terkekeh pelan, “baru kali ini ada orang yang gak kenal kamu Jeff, itu berarti kamu belum benar-benar terkenal,” Ucapnya.

Jeff? Mytha menilik wajah pria itu dengan seksama, wajah tampan yang lembut, namun dia punya iris mata yang tajam. Nama yang familiar tapi wajah asing.

“Nona, Kau yakin tidak mengenal dia?” wanita itu kembali menanyakan hal serupa, namun hanya gelengan kepala yang dia dapati, karena dengan cara apapun Mytha mengingatnya dia yakin betul tak pernah bertemu dengan sosok laki-laki yang duduk dengan anggunnya di kursi belakang mobil tersebut.

“Ya sudahlah, dia ada perlu denganmu katanya. Ayo masuklah.” ajaknya.

Mytha mengernyitkan dahi, “maaf, aku tidak bisa ikut kalian. Aku bahkan tidak mengenal kalian,” tolak Mytha.

“Mungkin kau tidak mengenalku, tapi kau kenal Luna kan?” ujarnya.

Luna? Seketika dia ingat Luna pernah bilang soal mantan pacar gay suaminya yang bernama Jeffrey Roderick si artis itu.

“Kau Jeffrey Roderick? Mantan pacarnya si Dean?!” pekik Mytha dengan mata melebar.

“Ouch, sial. Jangan keras-keras, ayo masuk kita bicara di dalam,” geram Jeff, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar, takut jika ada yang sampai mendengar ucapan Mytha barusan.

Mau tak mau Mytha pun masuk kedalam mobil mereka, lagi pula dia juga sedikit penasaran untuk apa Jeff tiba-tiba memanggilnya begitu.

Mobil melaju perlahan, sikap so anggun Jeff kembali lagi. Dia duduk bertumpang kaki dengan jemari menumpu dagu menatap ramainya jalanan.

“Kau bilang ingin bicara sesuatu denganku, apa itu tentang Luna?” tanya Mytha tak sabar.

Jeff menoleh, “Ya itu tentang dia, apa kau melihat berita internet?” tanyanya.

“Tidak, aku orang sibuk. Bagiku melihat berita-berita begitu benar-benar membuang-buang waktu.”

Jeff tersenyum kecut, ‘pantaslah dia tidak tahu siapa aku, ternyata dia wanita kuno yang ketinggalan jaman.’ batinnya.

Chapter 2 - Pacar Setingan

Mobil yang mereka tumpangi menepi di jalanan yang cukup sepi, dua orang yang duduk di depan keluar dulu untuk memberi ruang Jeff dan Mytha bicara.

“Sekarang katakanlah, apa yang kau inginkan dariku,” desak Mytha tak sabar.

“Sebaiknya kau lihat dulu ini,” ujarnya. Dia menunjukkan layar ponselnya pada Mytha yang menampilkan sebuah berita tentang perselingkuhan.

'Telah diketahui identitas wanita kekasih dari Jeffrey Roderick, wanita cantik dan seksi itu bernama Aluna Mahesa, putri tunggal dari almarhum Tuan Adrian Mahesa.' Judul berita tersebut.

‘Jadi si Luna ini selingkuh sama Jeff, astaga!’ salah satu komentar netizen.

‘Woy lah, kagak rela gue Jeff gue jadi selingkuhan ntu cewek,’ tulis yang lain.

‘Padahal si Luna itu menantu keluarga Adiyasa kan? Dean itu ganteng loh mana pewaris tunggal perusahaannya lagi, sumpah ini cewek gak beres.’

‘Gue gak suka dia, argghh!’

Masih banyak komentar-komentar lain yang tak mungkin Mytha baca semuanya. Dan sudah dapat di pastikan semuanya menyudutkan nama Luna. Banyak komentar-komentar miring dan ujaran kebencian yang mengarah padanya.

Mytha mendengus kesal.

“Ko bisa Luna masuk berita sama kamu? Emang kalian beneran punya hubungan gelap?” tuding Mytha, apa lagi saat dia melihat foto-foto Jeff dan Luna, meski wajah Luna tak terlihat Mytha tahu dari bentuk tubuh dan pakaian yang dikenakan sudah jelas kalau dia memang Luna.

“Ya enggaklah, gila aja. Walau pun aku suka sama dia, aku bukan orang yang akan maksa orang lain untuk menyukaiku, lagi pula kami ini teman.” jelas Jeff.

“Terus foto ini editan?”

“Eh, bukan juga sih, foto itu asli.”

“Tadi katanya gak ada hubungan, tapi kenapa foto-fotonya bisa asli, ini juga kalian beneran ciuman?” komentar Mytha pada salah satu foto Jeff dan Luna yang nampak seperti berciuman di tepi jalan meskipun wajah mereka tertutup sesuatu.

“Itu hanya pura-pura, Luna melakukan itu untuk membantuku lepas dari kejaran paparazi, dan foto yang lain aku sengaja membuat berita itu untuk menghapus skandal gay ku dengan Dean.” sahutnya.

“Ya tapi kenapa harus Luna orangnya, kau kan tahu dia istrinya Dean. Ck, kalian memang benar-benar cari masalah,” decak Mytha kesal.

“Kau juga pasti tahu kan hubungan Luna dan Dean itu seperti apa dulu, aku pikir hubungan mereka tidak akan sampai seperti sekarang, dan mungkin saja aku masih punya kesempatan,” desahnya pelan.

Mytha melipat tangan di dada menyandarkan punggungnya di sandaran kursi seraya berpikir.

“Lalu apa rencanamu sekarang?”

Jeff terdiam, dia menatap serius kearah Mytha, “Jadilah pacar Setinganku, aku akan membayar kau sebagai gantinya.”

“Apa?!” Mytha memekik keras sambil tertawa, “Haha, kau bercanda, kenapa harus aku. Masih banyak wanita lain yang jangankan jadi pacar setingan jadi istrimu pun dia pasti mau.”

“Justru karena itu, aku tidak ingin mengambil resiko. Kau sahabatnya Luna, kau tahu tentang kehidupannya, semakin sedikit orang yang tahu masalah ini semakin baik.” Jelasnya.

Mytha berpikir sejenak, yang di ucapkan Jeff memang benar. Kehidupan Luna jadi taruhannya, apa lagi saat ini dia sedang hamil. Wanita hamil mudah stres jika mendapat tekanan berat.

“Biarkan aku berpikir dulu.” ucapnya.

“Oke, silahkan.” sahut Jeff.

‘Jika aku terima tawaran ini uangnya pasti lumayan, tapi sepertinya dia ini cukup terkenal hidupku pasti tidak akan setenang sekarang jika aku masuk berita dan jadi pacarnya. Tapi kalau aku tidak mau, kasihan Luna namanya akan ikut terseret dalam kasus ini, walau bagaimanapun kami ini teman dan aku sudah menganggap dia sebagai saudaraku, haish,’ batin Mytha bimbang, dia memijat pelipisnya yang terasa pening.

“Wajahmu kenapa?” tanya Jeff tiba-tiba.

“Wajahku?” tanya Mytha bingung.

“Ini, lihatlah sendiri,” dia memberikan cermin sebesar telapak tangan pada Mytha.

Mytha baru sadar ternyata dahi dan ujung bibirnya tampak lebam itu terjadi akibat perkelahiannya dengan istri atasannya tadi.

“Bukan apa-apa,” dustanya, sambil menaruh kaca tadi di saku jok depan.

“Bagaimana, apa kau sudah mengambil keputusan?”

“Sebutkan dulu bayarannya.” tentunya dia tak ingin rugi, pribahasanya sambil menyelam minum air, membantu sahabatnya sekaligus mendapatkan uang, lagi pula sekarang dia ini pengangguran, mendapatkan uang jadi satu hal yang penting juga untuk kehidupannya.

Jatuh tempo sewa apartemen pun sudah dekat, belum biaya hidup yang lain, uang di ATM-nya semakin hari semakin menipis. Lagi pula bayaran kerja di perusahaan yang kemarin pun gajinya kecil dia harus banyak-banyak berhemat agar uang itu cukup untuk menunjang kehidupannya.

“Seratus juta, aku akan menyewamu selama tiga bulan.” jelasnya.

Seratus juta! Pupil matanya melebar saat nominal uangnya disebutkan, “kalau begitu baiklah, aku setuju.”

“Deal! Mulai sekarang, kau adalah pacarku.”

Chapter 3 - Beraktinglah Mytha

Mytha kembali ke apartemennya. Apartemen yang lebih terlihat seperti kontrakan dengan satu kamar tidur dan dapur kecil, serta ruang tamu, tak lupa kamar mandi dengan ukuran dua kali dua meter, cukup nyamanlah bagi dia untuk hidup sendiri.

Dia menghempaskan tubuhnya di sopa, rasa lelah dan penat kalah oleh rasa lapar di perutnya. Dia beranjak mengambil mie instan dari lemari kemudian memasaknya. Beginilah kehidupan Mytha, hidupnya memang jauh berbeda dengan Luna yang memang terbiasa hidup dalam lingkup kemewahan, sedang dia sudah bisa makan sehari tiga kali pun sudah bersyukur, apa lagi bisa membayar kontrakannya tiap bulan tanpa menunggak itu adalah poin plus dari dirinya.

Mytha makan sambil melamun. Dia ingat perjanjiannya dengan Jeff tadi siang.

‘Aku tidak tahu akan bagaimana kehidupanku setelah Jeff mengkonfirmasi bahwa aku adalah pacarnya bukan Luna?’ haish, dia mendesah napas pelan.

“Sudahlah, lebih baik aku cari pekerjaan baru. Aku tidak mungkin menggantungkan hidupku sama uang yang si artis itu berikan.”

Mytha membenahi piring bekas makannya, setelah itu dia pun pergi ke kamar untuk mengganti pakaian. Rencananya malam ini dia akan bergadang untuk membuat surat lamaran untuk melamar pekerjaan baru nantinya.

Tring...

Notifikasi pesan masuk sejenak mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya, dia meraihnya ternyata itu pesan dari Jeff.

‘Kita mulai besok. Akan ada orang yang menjemputmu sekitar pukul sepuluh siang.’ isi pesan tersebut.

‘Baiklah, apa ada hal lain lagi?’ balas Mytha.

‘Tidak ada,’ balasnya singkat.

Mytha kembali melempar benda pipih itu sembarang arah, namun masih di area tempat tidur.

Hari pun berganti.

Sesuai yang Jeff bilang, tepat pukul sepuluh sebuah mobil SUV berwarna hitam datang menjemputnya. Mytha pun ikut pergi bersama orang itu.

Dan disinilah ia berada, di sebuah mansion mewah bernuansa klasik, banyak barang-barang antik yang terpajang disana, dengan nuansa putih dan gold.

“Pria ini benar-benar penyuka kemewahan ya,” komentar Mytha, sambil berkeliling menatap benda-benda dengan warna senada. Serta ada beberapa foto Jeff dengan ukuran raksasa terpajang di beberapa sudut rumah ini.

“Kau sudah sampai.” sapa seseorang yang baru saja turun dari lantai atas, dia adalah Jeff. Dia mengenakan pakaian rumahan berbahan satin berwarna merah tua.

“Ya, aku baru sampai,” sahut Mytha.

“Duduklah,” perintahnya.

Mytha pun menurut, mereka duduk di kursi kayu dengan meja bundar di tengah-tengah, sepertinya ini memang tempat Jeff bersantai bisa dilihat dari tempat ini yang langsung mengarah ke taman belakang rumahnya.

“Ini, bacalah,” ucapnya memberikan tiga lembar kertas yang di satukan dengan streples di ujung samping atasnya.

“Skenario?” ucap Mytha membaca judul dari tulisan yang ada di kertas itu.

“Ya, anggap saja kita akan berakting dalam drama. Kau tidak perlu jadi orang lain, hanya cukup jadi dirimu sendiri. Tapi kita harus membangun Chemistry, agar saat kita bersama kau tidak kaku.” ucapnya.

“Ini mudah bagimu yang seorang artis, sedang aku hanya orang biasa. Akan sulit untuk melakukan adegan-adegan seperti di film,” ucap Mytha, dia sudah membaca skenario itu sekilas.

“Kau tenang saja, ini tidak akan benar-benar seperti di film. Namun kau harus mulai terbiasa untuk menyentuhku, coba sentuh aku.” Ucapnya.

Jeff mengulurkan tangannya, ruas jarinya tampak panjang dan lentik, berbeda jauh dengan jari Mytha yang nampak kecil dan imut.

“Kenapa kau diam saja, kita tidak akan bisa melakukannya jika kua gugup seperti itu. Cukup bayangkan aku sebagai kekasihmu, dan coba genggam tanganku.” ujarnya.

“Biasanya kan cowok duluan yang menggenggam tangan cewek,” protes Mytha, dia nampak enggan menyentuh tangan Jeff.

“Itu berlaku untuk orang yang baru berhubungan, sedangkan dalam kasus kita aku sudah mengakui pacarku hampir satu tahun, kau ini,” kesalnya.

“Cepat, genggam tanganku.” Jeff mulai kesal.

Mytha memberanikan diri untuk menggenggam tangan Jeff, kemudian grep... !!!

Aww...!! Pekiknya, “Mytha, kau ini ingin menggenggam tangan kekasihmu, atau mematahkannya.” Jeff langsung menghempaskan tangan Mytha karena terkejut.

‘Gila, tenaga wanita ini kuat sekali.’ batin Jeff.

“Maaf-maaf, kekencangan ya. A-aku terlalu gugup tadi,” ucapnya, membuat Jeff mengernyit pelan.

“Ya sudah biar aku saja,” dia meraih tangan Mytha dan menautkan jemarinya di jari mungil Mytha.

“Pendek sekali jarimu, benar-benar tidak cantik,” komentarnya.

Mytha mendengus kasar, “tanganku memang tidak cantik, karena Tuhan mendesain tanganku untuk bekerja bukan untuk dikagumi orang lain.” ucapnya ketus.

“Ya sangat terlihat bahwa kau wanita pekerja keras, aku salut padamu.” ralatnya.

Mytha membuang muka kearah lain.

“Sekarang cobalah genggam tanganku lagi, tapi ingat jangan keras-keras, pelan-pelan saja. Hilangkan kegugupanmu dan anggap aku ini sebagai orang yang kau sukai.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!