NovelToon NovelToon

Kembali Ke Masa Lalu

Kembali ke Masa Lalu

Di tengah-tengah kerumunan rakyat yang meminta hukuman mati, Kaluna of Blackwood berdiri tegak dan tenang. Matanya terpejam, menunggu algojo yang akan mengakhiri hidupnya. Namun, di dalam hatinya, dia berdoa kepada dewa, berharap ada keajaiban yang akan menyelamatkannya dari kematian.

"Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak kerumunan rakyat.

Algojo mengangkat pedangnya, siap untuk mengakhiri hidup Kaluna of Blackwood. Rakyat yang menonton eksekusi itu bersorak-sorak, meminta agar Kaluna segera dihukum mati.

Kaluna menutup matanya, menunggu pedang algojo mengenai lehernya. Dia berpikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Dia tidak akan bisa membalas dendam kepada mereka yang telah mengkhianatinya.

Tiba-tiba, pedang algojo turun, mengenai leher Kaluna. Darahnya memancar keluar, dan tubuhnya terjatuh ke tanah. Rakyat yang menonton eksekusi itu bersorak-sorak, merayakan kematian Kaluna.

Namun, saat tubuh Kaluna terjatuh ke tanah, ada sesuatu yang aneh terjadi. Cahaya putih muncul dari tubuhnya, dan udara di sekitarnya terasa menjadi lebih dingin.

Apakah ini tanda bahwa Kaluna tidak benar-benar mati? Ataukah ini hanya ilusi yang terjadi karena kejutan yang terlalu besar?

...****************...

Rumah Duke of Blackwood

Ruangan kamar yang sangat megah dan besar, seperti kamar yang ada di istana. Di dalamnya, ada seorang wanita yang masih tertidur di atas ranjangnya.

Wanita itu mulai membuka mata, yang masih terasa sangat berat. Dia memandang langit-langit kamar. Berbagai macam ukiran dan barang mewah yang sangat indah terpampang di sekitarnya. Cahaya matahari yang menyinari ruangan kamar membuat semuanya terlihat lebih cerah.

Ada seorang maid yang memasuki kamarnya, terkejut karena nonanya telah sadar. Dia segera mendekati ranjang yang ditempati nonanya.

"Akhirnya, nona sadar juga setelah seminggu terbaring koma," kata maid itu.

Wanita itu memandang wajah maidnya dengan kerutan dalam wajahnya. "Apakah ini surga dan kamu masihlah hidup, Rina?"

Maid itu terlihat terkejut. "Nona bicara apa ini? Ini di kediaman Duke of Blackwood."

Wanita itu terkejut dan berusaha bangun dari ranjangnya. "Apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa ada di sini?"

Rina memandang wajah nona Kaluna dengan kebingungan. Dia segera bangkit dari duduknya dan berlari keluar untuk memanggil tabib dan anggota keluarga lainnya.

Kaluna kebingungan dengan apa yang terjadi. Seingatnya, dia tadi ada di altar hukuman, tetapi kenapa dia berada di sini?

Semua keluarga memasuki kamar Kaluna, diikuti tabib. Wanita parubaya segera menuju ke tempat tidur yang ditempati Kaluna. Segera saja, pria parubaya itu menarik wanita itu menyingkir dan membiarkan seorang tabib memeriksa keadaan putrinya.

"Bagaimana, tabib? Apakah putriku baik-baik saja?" tanya Duke Arin of Blackwood. "Kenapa dia seperti orang linglung dan terlihat aneh begitu?"

Tabib menjelaskan, "Nona Kaluna sudah baik-baik saja, Yang Mulia. Mungkin karena koma selama seminggu membuatnya kebingungan. Tapi nona bisa istirahat yang cukup sementara ini."

Semua orang lega atas keterangan yang diberikan oleh tabib. Setelah itu, mereka segera meninggalkan kamar Kaluna dan hanya menyisakan pelayan pribadinya.

...****************...

Kaluna memandang Rina dengan mata yang penuh pertanyaan. "Rina, apa yang sebenarnya terjadi denganku? Aku tidak ingat apa pun."

Rina menunduk, tidak berani memandang wajah Kaluna. "Nona Kaluna, kamu... kamu kecelakaan kereta kuda. Kamu jatuh dari kereta dan terluka parah."

Kaluna terkejut. "Kecelakaan kereta kuda? Aku tidak mengingat kejadian tersebut sama sekali."

Rina menjelaskan, "Kamu koma selama seminggu, nona. Kami semua sangat khawatir tentang kamu."

Kaluna memandang Rina dengan mata yang penuh keraguan. "Apa yang terjadi dengan eksekusi itu? Aku ingat aku dihukum mati."

Rina terkejut dan bingung. "Nona tidak dihukum mati. Apakah Anda sedang berhalusinasi karena kecelakaan tersebut?"

Kaluna memandang Rina dengan mata yang penuh pertanyaan. "Rina, apa yang terjadi? Apakah aku benar-benar dihukum mati?"

Rina memandang nona Kaluna aneh karena dari tadi mengatakan masalah hukuman mati. Apakah karena koma dan membuat nonanya menjadi aneh.

Rina memandang heran nonanya. "Sekarang tanggal 20 tahun Ayam, nona."

Kaluna memandang Rina dengan mata yang penuh emosi. Dia ingat betapa Rina telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Dia juga ingat bagaimana keluarganya dan semua orang yang dia cintai telah musnah.

"Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi lagi," kata Kaluna dengan suara yang penuh tekad. "Aku akan memulai balas dendamku."

Rina memandang Kaluna dengan mata yang penuh khawatir. "Nona, apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya dengan suara yang lembut.

Kaluna memandang Rina dengan mata yang penuh dendam. "Aku akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut."

Rina memandang Kaluna dengan rasa heran. Mungkin nona Kaluna membutuhkan istirahat, pikirnya. Dan segera pergi dari kamar Kaluna, meninggalkannya sendiri.

...****************...

Kaluna of blackwood dia anak ketiga atau bungsu dari duke Arin of blackwood dan duchess Lirien of blackwood.

Keluarga blackwood seorang bangsawan yang kuat dan berwibawa sedangkan duchess Lirien of blackwood adalah seorang wanita yang cantik dan bijaksana.

Lalu kakak pertama Kaiden of blackwood seorang yang tampan, kuat, berwibawa, percaya diri dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Sebagai putra pertama duke Arin of blackwood. Kaiden di besarkan dengan nilai - nilai kehormatan dan tanggung jawab. Ia di latih sebagai seorang ksatria sejak usia muda dan memiliki kemampuan tempur yang sangat baik.

Lalu kakak kedua Kyrien of blackwood seorang yang tampan, cerdas, berani, dan memiliki selera humor yang baik.

Sebagai putra kedua duke Arin of blackwood, Kyrien di besarkan dengan tanggung jawab yang sama seperti putra pertama.

Memiliki kemampuan intelektual yang sangat baik serta kemampuan sihir dan ilmu pengetahuan.

Dan begitulah Kaluna sangat di manja dan di sayangi oleh keluarganya di Kerajaan Everwood dia kategorikan wanita tercantik.

Kaluna sering kali mendapatkan perlakuan istimewa dari keluarganya. Ia selalu diizinkan untuk melakukan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan apa yang ia minta. Namun, hal ini tidak membuat Kaluna menjadi manja atau tidak bertanggung jawab. Ia tetap menjadi seorang wanita yang cantik, lembut, dan bijaksana.

Berarti Kaluna belum bertemu putra mahkota dia akan merencanakan balas dendam dengan matang.

...****************...

Kerajaan Everwood memiliki sistem monarki dan nama raja Everard III dia memiliki ratu Calantha dan permaisuri Lyra.

Anak ratu pangeran Alaric of Everwood putra kedua. Dan putra permaisuri Kael putra pertama menjadi putra mahkota.

Anak - anak ratu Calantha :

Pangeran Agung Alaric of Everwood \= putra kedua

Putri Agung Sophia of Everwood \= putri kelima

Pangeran Agung Christian of Everwood \= putra ketiga

Anak - anak permaisuri Lyra :

Putra mahkota Kael of Everwood \= putra pertama

Putri Helena of Everwood \= putri keempat

Itulah nama keluarga kerajaan dan juga harus di hindari Kaluna.

"Sebentar lagi ulang tahun kerajaan dan aku akan bertemu mereka yang membuatku menderita selama ini."

...****************...

Kaluna membuka pintu kamarnya dan keluar ke koridor yang sederhana namun elegan. Ia menghela napas dalam-dalam, merasa lega setelah berdiam diri di kamar selama berjam-jam.

Saat itu, Kyrien, kakak keduanya, keluar dari kamarnya dan bertemu dengan Kaluna di koridor. "Halo, adik Kaluna," katanya dengan senyum. "Apa kabar?"

"Aku baik-baik saja kak," jawab Kaluna. "Cuma sedikit bosan di rumah."

Kyrien tersenyum. "Aku juga merasa bosan. Bagaimana kalau kita pergi ke kota bersama?"

Kaluna tersenyum. "Aku mau! Tapi kita harus meminta izin kepada ayah dulu."

Kyrien mengangguk. "Aku setuju. Mari kita pergi ke ruang ayah dan meminta izinnya."

Mereka berdua berjalan ke ruang ayah dan meminta izin untuk pergi ke kota. Ayah mereka, Duke Arin, memandang mereka dengan senyum dan mengangguk. "Baiklah, kalian boleh pergi. Tapi jangan lupa untuk berhati-hati dan kembali sebelum malam."

Kaluna dan Kyrien tersenyum dan berterima kasih kepada ayah mereka. Mereka berdua keluar dari kediaman dan menuju ke kota, siap untuk menghadapi petualangan baru.

Mereka berdua berjalan melewati jalan yang berliku-liku dan penuh dengan orang-orang yang sibuk. Kaluna dan Kyrien menikmati pemandangan kota yang hidup dan berwarna-warni.

Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan Ryker, teman masa kecil Kyrien. Ryker tersenyum dan menghampiri mereka. "Halo, Kaluna! Halo, Kyrien! Apa kabar?"

Kaluna tersenyum. "Aku baik-baik saja, Ryker. Cuma sedikit bosan di rumah."

Ryker mengangguk. "Aku tahu rasanya. Aku ingin mengajak kalian ke sebuah tempat yang baru saja aku temukan baru ini. Apakah kalian mau?"

Kyrien tersenyum. "Aku mau! Apa itu?"

Ryker tersenyum misterius. "Aku tidak akan memberitahu sekarang. Kalian harus menunggu dan melihat sendiri."

Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum. Mereka berdua penasaran dengan tempat baru yang Ryker temukan.

"Ayo, kita pergi!" kata Kaluna.

Mereka berdua mengikuti Ryker melewati jalan yang berliku-liku dan akhirnya tiba di sebuah bangunan yang terlihat seperti sebuah gudang tua.

"Apa ini?" tanya Kyrien.

Ryker tersenyum. "Ini adalah tempat yang aku temukan. Kalian harus melihat sendiri apa yang ada di dalam."

Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum. Mereka berdua penasaran dengan apa yang ada di dalam gudang tua itu.

Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum, penasaran dengan apa yang ada di dalam gudang tua itu. Ryker membuka pintu gudang dan mempersilakan mereka masuk.

Di dalam gudang tersebut, mereka menemukan sebuah ruangan yang luas dan kosong, kecuali untuk beberapa kotak dan peti yang terlihat tua dan berdebu. Ryker tersenyum dan menghampiri salah satu kotak.

"Aku menemukan tempat ini beberapa hari yang lalu," kata Ryker. "Aku tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi aku pikir kalian akan sangat tertarik."

Ryker membuka kotak dan menemukan sebuah peta tua yang terlihat seperti peta kota. Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum, penasaran dengan apa yang ada di dalam peta itu.

"Apa ini?" tanya Kaluna.

Ryker tersenyum. "Aku tidak tahu, tapi aku pikir ini mungkin peta kota yang selama ini telah hilang."

Kyrien mengambil peta dan mempelajarinya dengan teliti. "Ini memang peta kota yang tua," kata Kyrien. "Tapi ada sesuatu yang aneh di sini."

Kaluna dan Ryker mendekati Kyrien dan mempelajari peta bersamanya. Mereka menemukan sebuah simbol yang terlihat seperti simbol rahasia.

"Apakah benda ini?" tanya Kaluna.

Kyrien tersenyum. "Aku tidak tahu, tapi aku pikir ini mungkin simbol dari sebuah organisasi rahasia."

Ryker mengangguk. "Aku juga pikir begitu. Aku ingin tahu lebih banyak tentang organisasi ini."

Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum, penasaran dengan apa yang akan mereka temukan selanjutnya.

Mereka berdua terus mempelajari peta dan simbol rahasia itu, berusaha untuk memahami apa yang ada di baliknya. Ryker mengambil sebuah buku tua dari dalam kotak dan membukanya.

"Aku pikir aku tahu apa yang ini," kata Ryker, menunjukkan sebuah halaman yang berisi tulisan tua. "Ini adalah catatan tentang sebuah organisasi rahasia yang pernah ada di kota ini."

Kaluna dan Kyrien mendekati Ryker dan mempelajari catatan itu bersamanya. Mereka menemukan bahwa organisasi itu bernama "Ordo Phoenix" dan bahwa mereka memiliki tujuan untuk melindungi kota dari kekuatan jahat.

"Apa yang terjadi dengan mereka?" tanya Kaluna.

Ryker mengangguk. "Aku tidak tahu, tapi aku pikir mereka mungkin masih ada di kota ini, bekerja di balik layar."

Kyrien tersenyum. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang mereka. Bagaimana kita bisa menemukan mereka?"

Ryker tersenyum misterius. "Aku memiliki rencana. Mari kita pergi ke tempat lain dan aku akan memberitahu kalian lebih banyak tentang Ordo Phoenix."

Kaluna dan Kyrien saling menatap dan tersenyum, penasaran dengan apa yang akan mereka temukan selanjutnya. Mereka berdua mengikuti Ryker keluar dari gudang tua itu, siap untuk menghadapi petualangan baru.

Kyrien segera mengajak mereka pergi dari sana dan juga berpamitan dengan Ryker untuk kembali kediaman blackwood.

...****************...

Kaluna duduk di atas tempat tidurnya, memandang ke luar jendela dengan pikiran yang terganggu. Penemuan peta tua dan simbol rahasia di gudang tua itu masih terus berputar di dalam kepalanya.

"Apa artinya semua ini?" Kaluna berbicara kepada dirinya sendiri, mencoba untuk memahami apa yang telah mereka temukan. Ia memikirkan tentang Ordo Phoenix, organisasi rahasia yang pernah ada di kota itu. Apa yang mereka lakukan? Apa yang membuat mereka menghilang?

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Kaluna berpaling dan melihat Kyrien berdiri di ambang pintu dengan senyum.

"Apa kabar, adik?" tanya Kyrien. "Aku melihat kamu sedang sedikit berfikir keras. Apa yang terjadi?"

Kaluna memandang Kyrien dengan senyum yang lebar. "Aku sedang memikirkan tentang penemuan tadi," kata Kaluna. "Apa yang kamu pikir tentang semua ini?"

Kyrien duduk di atas tempat tidur dan memandang Kaluna dengan serius. "Aku pikir ini adalah awal dari sesuatu yang besar," kata Kyrien. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku yakin bahwa kita akan menemukan jawaban."

"Kita harus berhati-hati," kata Kyrien. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita terus menyelidiki hal ini."

"Aku tahu," jawab Kaluna. "Tapi aku tidak bisa meninggalkan hal ini begitu saja. Aku harus tahu apa yang terjadi dengan Ordo Phoenix."

Kyrien mengangguk. "Aku paham. Kita akan menyelidiki hal ini bersama-sama."

Kaluna tersenyum, merasa lega karena Kyrien mendukungnya. Mereka berdua keluar dari kamar Kaluna dan menuju ke ruang makan.

Saat mereka tiba, ayahnya, Duke Arin, sudah duduk di kepala meja, bersama dengan ibunya, Duchess Lirien.

"Apa kabar, anak-anak?" tanya Duchess Lirien dengan senyum.

"Aku baik-baik saja, ibu," jawab Kaluna, sambil memandang ayahnya yang sedang memotong daging.

Duke Arin memandang mereka dengan senyum. "Aku senang melihat kalian berdua kembali. Bagaimana perjalanan kalian ke kota?"

Kyrien mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kami sangat senang, ayah. Kami bertemu dengan teman lama dan menemukan beberapa hal yang menarik."

Duchess Lirien mengangkat alisnya. "Wah, benarkah? Apa yang kalian temukan?"

Kaluna dan Kyrien saling menatap, tidak ingin membicarakan tentang penemuan mereka di depan orang tua mereka.

"Tidak apa-apa, ibu," kata Kaluna. "Kami hanya menemukan beberapa hal yang biasa."

Duchess Lirien tersenyum. "Baiklah, anak-anak. Aku senang kalian baik-baik saja."

Duchess Lirien tersenyum dan memandang Kaluna dengan hangat. "Kaluna, aku ingin mengajakmu ke butik esok hari. Aku ingin kamu memilih gaun yang cantik untuk ulang tahun istana."

Kaluna tersenyum dan mengangguk dengan antusias. "Aku senang, ibu! Aku ingin melihat butik baru itu."

Duchess Lirien tersenyum dan memandang Kaluna dengan bangga. "Aku senang kamu senang, sayang. Besok kita akan pergi ke butik dan memilih gaun yang cantik untuk ulang tahun istana."

Kyrien mengangguk dan tersenyum. "Aku senang kamu bisa pergi ke butik, adik. Aku yakin kamu akan menemukan gaun yang cantik."

Duke Arin memandang mereka dengan senyum. "Aku senang melihat kalian semua senang. Ulang tahun istana akan menjadi acara yang sangat penting, dan aku ingin kita semua siap dan cantik untuknya."

Setelah makan malam, Kaluna dan keluarganya berpisah dan pergi ke kamar masing-masing. Kaluna merasa lelah tapi senang karena hari ini telah menjadi hari yang sangat menyenangkan.

Ia tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi besok.

...To Be Continued...

Note :

Tolong kasih like, saran dan kritik 😍😊. semoga suka dengan ceritaini

Persiapan untuk Pesta Malam

Kaluna berjalan menuju ke ruang tamu, di mana ibunya, Duchess Lirien, sudah menunggu. "Kaluna, hari ini kita akan pergi ke butik untuk mempersiapkan acara ulang tahun istana," kata ibunya dengan senyum.

Kaluna merasa senang dan bersemangat. Ia suka membantu ibunya mempersiapkan acara-acara istana. "Aku siap, Ibu," kata Kaluna.

Duchess Lirien mengangguk dan berpaling kepada pelayannya. "Rina, tolong siapkan kereta kuda untuk kami."

Rina mengangguk dan berpaling untuk pergi. Kaluna melihat ke sekeliling dan bertanya, "Di mana kak Kaiden, Ibu?"

Duchess Lirien menghela napas dan menjawab, "Kaiden masih berperang di medan perang, Kaluna. Ia bersama dengan Grand Duke Damian of Winterbourne."

Kaluna mengangguk dan merasa sedikit khawatir tentang kakaknya. Ia berharap Kaiden segera kembali dengan selamat.

Setelah beberapa saat, Rina kembali dan mengatakan bahwa kereta pun sudah siap. Kaluna dan ibunya berpamitan dengan Kyrien dan berangkat ke butik.

Di dalam kereta, Kaluna bertanya kepada ibunya tentang acara ulang tahun istana. "Apa yang akan kita lakukan di butik, Ibu?"

Duchess Lirien tersenyum dan menjawab, "Kita akan memilih gaun dan aksesoris untuk acara ulang tahun istana. Aku ingin kamu terlihat cantik dan anggun, putriku."

Kaluna merasa senang dan sangat bersemangat. Ia tidak sabar untuk memilih gaun dan aksesoris yang cantik.

Kaluna dan ibunya tiba di butik yang indah dan mewah. Di dalam butik, mereka bertemu dengan beberapa lady dan putri dari kerajaan lain.

Putri Sophia of Everwood, putri kelima Raja Everard III, adalah salah satu yang pertama kali menyambut Kaluna. "Lady Kaluna, senang sekali bisa bertemu denganmu!" kata Putri Sophia dengan senyum.

Kaluna tersenyum dan berbalas, "Senang sekali bertemu denganmu juga yang mulia, Putri Sophia."

Lady Charlotte, lady dari kerajaan tetangga, juga menyambut Kaluna. "Lady Kaluna, kamu terlihat sangat cantik hari ini," kata Lady Charlotte dengan pujian.

Kaluna merasa sedikit malu tapi berterima kasih atas pujian Lady Charlotte.

Sementara itu, Duchess Lirien berbicara dengan pemilik butik tentang gaun dan aksesoris yang akan mereka pilih.

Kaluna melihat-lihat sekitar butik dan melihat beberapa gaun yang indah. Ia juga melihat beberapa putri dan lady lain yang sedang mencoba gaun dan aksesoris.

Tiba-tiba, Kaluna mendengar suara yang tidak familiar. "Lady Kaluna, senang sekali bertemu denganmu," kata suara itu.

Kaluna berpaling dan melihat seorang putri yang tidak ia kenal. "Senang sekali bertemu denganmu juga," kata Kaluna dengan sopan.

"Namaku Putri Isabella of Norden," kata putri itu dengan senyum. "Aku baru saja tiba di kerajaan ini."

Kaluna tersenyum dan berbalas, "Senang sekali bisa bertemu denganmu, yang mulia Putri Isabella."

Putri Isabella terlihat sangat cantik dan elegan, dengan rambut hitam yang panjang dan mata biru yang cerah. Ia mengenakan gaun merah muda yang indah dan aksesoris yang mewah.

Kaluna merasa sedikit terintimidasi oleh kecantikan dan elegansi Putri Isabella, tapi ia berusaha untuk tetap santai dan bersahabat.

"Aku sangat senang sekali bertemu denganmu, Lady Kaluna," kata Putri Isabella dengan senyum. "Aku telah banyak mendengar tentangmu dari ibuku."

Kaluna terkejut. "Benarkah? Apa yang ibumu katakan tentangku?"

Putri Isabella tertawa. "Ibuku mengatakan bahwa kamu adalah seorang gadis yang sangat cantik dan baik hati. Ia juga mengatakan bahwa kamu memiliki bakat yang luar biasa dalam bermain musik."

Kaluna merasa senang dan berterima kasih atas pujian Putri Isabella. Ia juga merasa penasaran tentang ibu Putri Isabella dan apa yang ia katakan tentang Kaluna.

Sementara itu, Duchess Lirien dan pemilik butik sedang membicarakan tentang gaun dan aksesoris yang akan mereka pilih. Kaluna melihat-lihat sekitar butik dan melihat beberapa gaun yang indah.

Tiba-tiba, Kaluna mendengar suara yang tidak familiar. "Lady Kaluna, aku ingin memperkenalkanmu kepada seseorang," kata suara itu.

Kaluna berpaling dan melihat Putri Sophia berdiri di samping seorang pria yang tidak ia kenal. "Ini adalah Pangeran Henry of Everwood ia pamanku," kata Putri Sophia dengan senyum.

Kaluna terkejut. Pangeran Henry adalah adik laki-laki Raja Everard III dan merupakan salah satu pria paling tampan di kerajaan.

Setelah berkenalan dengan Pangeran Henry, Kaluna merasa sedikit lebih santai di antara para tamu. Ia berbicara dengan Putri Sophia dan Putri Isabella tentang berbagai hal, dari musik hingga mode.

Tiba-tiba, Kaluna melihat seorang lady yang cantik dan elegan berdiri di seberang ruangan. Lady itu memiliki rambut hitam yang panjang dan mata hijau yang tajam. Ia mengenakan gaun merah yang indah dan aksesoris yang mewah.

Kaluna merasa sedikit tidak nyaman ketika lady itu memandanginya dengan tatapan yang dingin. Ia tidak tahu siapa lady itu, tapi ia merasa bahwa lady itu tidak menyukainya.

"Siapakah lady tersebut?" Kaluna bertanya kepada Putri Sophia.

Putri Sophia melihat ke arah lady itu dan kemudian kembali ke Kaluna. "Itu adalah Lady Victoria, salah satu kandidat putri mahkota, Putra Mahkota Kael," kata Putri Sophia dengan suara rendah.

Kaluna sangat terkejut. Ia tidak tahu bahwa Putra Mahkota Kael telah memiliki calon putri mahkota. Dan ia tidak tahu mengapa Lady Victoria memandanginya dengan tatapan yang sangat dingin.

Tiba-tiba saja, Lady Victoria berjalan menuju ke arah Kaluna. "Lady Kaluna, senang sekali bertemu denganmu," kata Lady Victoria dengan tersenyum palsu.

Kaluna merasa tidak nyaman, tapi ia berusaha untuk tetap sopan. "Senang sekali bertemu denganmu juga, Lady Victoria," kata Kaluna dengan senyum.

Lady Victoria mendekati Kaluna dengan senyum yang palsu. "Aku telah mendengar banyak hal tentangmu, Lady Kaluna," kata Lady Victoria dengan suara yang manis. "Aku senang sekali bertemu denganmu."

Kaluna merasa tidak nyaman dengan sikap Lady Victoria yang terlalu manis. Ia berusaha untuk tetap sopan dan berbicara dengan Lady Victoria tentang berbagai hal.

Tapi, Kaluna tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa Lady Victoria tidak menyukainya. Ia melihat ke arah Putri Sophia dan Putri Isabella, tapi mereka berdua sedang sibuk berbicara dengan Pangeran Henry.

Kaluna merasa sendirian dan tidak nyaman di antara para tamu. Ia berharap bisa keluar dari situasi ini dan kembali ke istana.

Tiba-tiba, Duchess Lirien memanggil Kaluna. "Putriku, aku ingin memperkenalkanmu kepada pemilik butik ini," kata Duchess Lirien dengan senyum.

Kaluna merasa lega dan berjalan menuju ke arah Duchess Lirien. Ia berharap bisa keluar dari situasi yang tidak nyaman ini dan kembali ke kediamannya dengan selamat.

Pemilik butik, seorang wanita yang ramah dan berpengalaman, menyambut Kaluna dengan hangat. "Selamat datang, Lady Kaluna," kata pemilik butik dengan senyum. "Aku senang sekali bisa memperkenalkanmu dengan koleksi gaun dan aksesoris terbaru kami."

Kaluna merasa senang dan bersemangat untuk melihat koleksi gaun dan aksesoris yang ditawarkan. Ia berjalan-jalan di sekitar butik, melihat-lihat gaun dan aksesoris yang indah.

Sementara itu, Lady Victoria berdiri di seberang ruangan, memandangi Kaluna dengan tatapan yang dingin. Ia berbicara dengan Putri Sophia dan Putri Isabella, tapi Kaluna bisa melihat bahwa Lady Victoria tidak menyukainya.

Tiba-tiba, pemilik butik memanggil Kaluna. "Lady Kaluna, aku ingin memperkenalkanmu dengan gaun yang sangat indah dan sesuai denganmu," kata pemilik butik dengan senyum.

Kaluna berjalan menuju ke arah pemilik butik, merasa senang dan bersemangat untuk melihat gaun yang ditawarkan. Tapi, ketika ia melihat gaun itu, ia merasa sedikit terkejut.

Kaluna melihat gaun yang ditawarkan oleh pemilik butik dan merasa sedikit terkejut. Gaun itu sangat indah dan mewah, tapi juga terlalu terbuka dan tidak sesuai dengan selera Kaluna.

"Apakah ini gaun yang Anda maksud?" tanya Kaluna kepada pemilik butik dengan ragu.

Pemilik butik tersenyum dan mengangguk. "Ya, Lady Kaluna. Aku pikir gaun ini sangat sesuai denganmu. Anda memiliki tubuh yang indah dan gaun ini akan membuat Anda terlihat sangat cantik."

Kaluna merasa sedikit tidak nyaman dengan komentar pemilik butik. Ia tidak suka dipuji secara berlebihan dan merasa bahwa gaun itu tidak sesuai dengan selera dan kepribadiannya.

Tiba-tiba, Lady Victoria berbicara dari seberang ruangan. "Aku pikir gaun itu sangat sesuai denganmu Lady Kaluna," kata Lady Victoria dengan senyum yang palsu. "Anda memiliki tubuh yang indah dan gaun itu akan membuat Anda terlihat sangat cantik."

Kaluna merasa sedikit terganggu dengan komentar Lady Victoria. Ia tidak suka Lady Victoria dan merasa bahwa Lady Victoria memiliki motif yang tidak baik.

"Aku tidak suka gaun itu," kata Kaluna kepada pemilik butik dengan tegas. "Aku ingin melihat gaun lain yang lebih sesuai dengan selera dan kepribadianku."

Pemilik butik tersenyum dan mengangguk. "Baik, Lady Kaluna. Aku akan menunjukkan gaun lain yang lebih sesuai dengan Anda."

Kaluna merasa lega dan berterima kasih kepada pemilik butik. Ia berharap bisa menemukan gaun yang sesuai dengan selera dan kepribadiannya...

Setelah mencari gaun yang sesuai dengan selera dan kepribadiannya, Akhirnya Lady Kaluna menemukan gaun yang dia inginkan. Gaun itu berwarna biru muda yang cerah dan memiliki desain yang elegan dan sederhana. Lady Kaluna merasa sangat senang dan puas ketika melihat dirinya di cermin mengenakan gaun itu.

"Wow, Lady Kaluna, Anda terlihat sangat cantik!" kata pemilik butik dengan senyum.

Lady Kaluna tersenyum dan berterima kasih kepada pemilik butik. "Terima kasih, aku sangat senang dengan gaun ini," kata Lady Kaluna dengan gembira.

Duchess Lirien, ibu Lady Kaluna, juga sangat senang melihat putrinya mengenakan gaun yang cantik itu. "Kaluna, kamu terlihat sangat indah!" kata Duchess Lirien dengan bangga.

Lady Kaluna merasa sangat bahagia dan puas karena telah menemukan gaun yang sesuai dengan selera dan kepribadiannya. Ia tidak sabar untuk mengenakan gaun itu di acara ulang tahun istana dan membuat semua orang terkesan dengan kecantikannya.

...****************...

Setelah selesai membeli gaun dan aksesoris, Duchess Lirien dan Lady Kaluna bersiap untuk kembali ke kediaman mereka. Mereka berdua merasa sangat senang dan puas dengan hasil belanja mereka.

Tiba-tiba, suara pengumuman dari istana terdengar di jalan. "Kerajaan kita telah menang dalam perang melawan kerajaan Aldovia! Seluruh rakyat besok untuk menyambut pahlawan kita army atau prajurit winterbourne!"

Duchess Lirien dan Lady Kaluna saling memandang dengan gembira. "Itu berarti kak Kaiden akan segera pulang, kan?" tanya Lady Kaluna dengan harapan.

Duchess Lirien mengangguk dan tersenyum. "Ya, sayang. Kaiden akan pulang dan ikut ke pesta ulang tahun istana. Keluarga kita akan berkumpul kembali," kata Duchess Lirien dengan bahagia.

Lady Kaluna merasa sangat senang dan tidak sabar untuk bertemu dengan kakaknya lagi. Ia juga merasa bahwa pesta ulang tahun istana akan menjadi lebih meriah dengan kehadiran Kaiden dan penyambutan mereka di depan gerbang istana untuk menyambut army Winterbourne.

...****************...

Kaluna berdiri bersama keluarga dan para anggota bangsawan yang lainnya untuk menonton iring-iringan pasukan tentara atau army kerajaan. Mereka berjalan sangat bahagia dan gembira. Beberapa bunga bertebaran untuk menyambut kemenangan kerajaan.

"Aku tidak sabar menunggu kedatangan Kak Kaiden," bisik Kaluna kepada Kyrien. "Apakah wajahnya telah sangat berubah banyak?"

"Yeah, aku juga tidak sabar melihat wajah Kak Kaiden," jawab Kyrien. "Sudah sebulan dia ikut perang."

Mereka berdiri di dekat anggota kerajaan, membuat mereka menjadi bangsawan yang dekat dengan anggota kerajaan. Namun, di tengah-tengah acara, Putra Mahkota terus melirik ke arah Kaluna berada. Siapapun tahu dia menatap ke arah Kaluna.

"Kenapa Putra Mahkota melihat kamu, Dek?" tanya Kyrien dengan penasaran. "Apakah kalian saling mengenal?"

Kaluna menggeleng. "Tidak, Kak. Aku tidak mengenalnya. Kakak tahu sendiri aku belum pernah menghadiri acara resmi kerajaan, kecuali acara minum teh bersama Ibu."

Dalam hati, Kaluna merasa kesal dengan kelakuan Putra Mahkota. Dia tidak mengerti mengapa Putra Mahkota meliriknya dengan cara yang seperti itu.

Tentara atau army Winterbourne dan tentara lain tiba. Kaluna merasa bahagia dan gembira melihat mereka. Namun, tiba-tiba dia merasa ada sepasang mata kelam yang menatapnya. Mata itu milik Grand Duke Muda Damian of Winterbourne, Jenderal Utama pasukan Winterbourne, yang baru kembali dari perang dan berdiri tegak di atas kudanya.

Kaluna merasa tidak nyaman ketika melihat sepasang mata kelam yang menatapnya. Dia tidak tahu mengapa Grand Duke Muda Damian menatapnya dengan cara yang seperti itu. Apakah dia memiliki tujuan tertentu dalam menatapnya?

Kaluna mencoba untuk menghindari mata Grand Duke Muda Damian, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dia sedang diawasi. Dia merasa kesal dan tidak nyaman.

Setelah itu, Grand Duke Muda Damian turun dari kuda dan menuju ke arah Raja untuk penghormatan dan atas kembalinya dia dari medan perang. Setelah anggota keluarga yang ikut perang bergegas ke anggota keluarga masing-masing untuk melepas kerinduan.

"Ayah dan ibunda, aku telah kembali dan tidak mengecewakan kalian," kata Kaiden sambil memeluk ayah dan ibunya.

Kaluna merasa bahagia melihat Kaiden kembali dengan selamat. Dia juga merasa lega bahwa perang telah berakhir dan keluarganya dapat berkumpul kembali.

Setelah acara tersebut, mereka membubarkan diri untuk kembali ke rumah atau kediaman masing-masing dan menunggu acara pesta nanti malam.

...****************...

Malam telah tiba, anggota keluarga Duke Arin of Blackwood telah bersiap untuk menghadiri acara pesta malam ini. Mereka berangkat ke istana dengan kereta kuda yang mewah. Duke Arin dan Duchess Lirien of Blackwood duduk di kereta kuda pertama, sementara Lord Kaiden, Kyrien, dan Kaluna Blackwood duduk di kereta kuda kedua.

Di dalam kereta kuda, Kaluna merasa sedikit gugup. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di pesta malam itu, tapi dia berharap bahwa semuanya akan berjalan lancar. Sementara itu, Kaiden dan Kyrien berbicara tentang perang dan pengalaman mereka. Mereka berdua terlihat lelah, tapi juga bersemangat untuk melihat apa yang akan terjadi malam ini.

Kereta kuda mereka akhirnya tiba di istana. Mereka turun dari kereta kuda dan memasuki istana. Di dalam istana, mereka melihat banyak tamu yang sudah berkumpul. Mereka semua terlihat elegan dan mewah, dan Kaluna merasa sedikit kagum dengan keindahan mereka.

...To Be Continued...

Note :

Tolong komen, kritik dan sarannya semua terima kasih karena kalian mau membaca cerita saya 😍 Loveyou🥰🥰

Perasaan Yang Tidak Jelas

Keluarga duke Arin of blackwood telah bersiap memasuki istana. Duchess Lirien segera memegang lengan duke Arin dan di belakang mereka lord Kaiden of blackwood, Kyrien of blackwood dan Kaluna of blackwood akan berjalan bertiga atau beriringan. Sampai di pintu aula Kaluna sangat gugup dan tanpa sadar mengerat pegangan kepada kedua kakaknya.

"Apakah kamu baik - baik saja, dek." ucap Kaiden menatap Kaluna khawatir.

"Mungkin karena baru pertama kali aku akan memasuki istana kak jadi kalian tidak perlu khawatir aku akan mencoba tenang dan tidak mengacau nanti." sahut Kaluna mencoba menenangkan kedua kakaknya.

"Duke Arin dan duchess Lirien of blackwood beserta ketiga anaknya yaitu lord Kaiden, lord Kyrien dan lady Kaluna of blackwood akan memasuki aula." teriak suara penjaga pintu mengumumkan kehadiran mereka.

Pintu aula pun terbuka dan memasuki aula. Beberapa pasang mata menatap kearah mereka dan banyak kekaguman terhadap keluarga blackwood. Duke Arin dan duchess Lirien segera bergabung dengan tamu undangan lainnya meninggalkan ketiga anak mereka.

"Kak kaiden kalau mau gabung dengan teman kakak silakan biar aku sama adik kaluna nantinya." ucap Kyrien menyuruh Kaiden bergabung dengan temannya yang lain.

Awalnya Kaiden ragu tapi melihat kedua adiknya mengangguk akhirnya dia pergi ke tempat teman berada. Setelah itu Kyrien mengajak Kaluna tempat meja prasmanan berada untuk memilih berbagai makanan atau cemilan ada juga berbagai minuman alkohol dan non alkohol. Di tengah - tengah acara makan adanya kedatangan keluarga grand duke winterbourne semuanya menghentikan semua kegiatan mereka dan melihat ke arah pintu aula. Banyak kekaguman karena ketampanan grand duke muda Damian.

"Grand duke Maric dan Grand Duchess Elianora beserta grand duke Damian of Winterbourne memasuki aula pesta." teriak penjaga pintu aula mengumumkan kedatangan mereka.

Semua tamu undangan di aula pesta menghentikan kegiatan mereka dan menatap ke arah pintu aula, di mana keluarga Grand Duke Winterbourne telah memasuki aula. Banyak kekaguman dan decak kagum terdengar dari para tamu undangan, terutama karena ketampanan Grand Duke Damian.

Grand Duke Maric dan Grand Duchess Elianora berjalan dengan elegan, diikuti oleh Grand Duke Damian yang terlihat sangat tampan dan percaya diri. Mereka berjalan ke arah tengah aula, di mana Duke Arin dan Duchess Lirien dari Blackwood telah menunggu mereka.

Sementara itu, Kyrien dan Kaluna dari Blackwood masih berada di dekat meja prasmanan, menikmati makanan dan minuman yang disajikan. Mereka berdua tidak bisa tidak menatap ke arah Grand Duke Damian, yang terlihat sangat tampan dan menarik perhatian.

"Waw, dia sangat tampan," kata Kaluna dengan takjub.

"Iya, dia memang sangatlah tampan," jawab Kyrien dengan senyum.

Tiba-tiba, Grand Duke Damian menatap ke arah Kyrien dan Kaluna, dan mereka berdua merasa sedikit malu karena telah menatapnya terus-menerus.

Beberapa saat kemudian muncul keluarga kerajaan Raja, ratu dan permaisuri di ikuti putra mahkota dan para pangeran dan putri.

Kedatangan keluarga kerajaan membuat semua tamu undangan di aula pesta berdiri dan memberikan hormat. Raja, Ratu, dan Permaisuri berjalan ke arah tengah aula, diikuti oleh Putra Mahkota dan para Pangeran dan Putri.

Kyrien dan Kaluna dari Blackwood juga berdiri dan memberikan hormat, seperti tamu undangan lainnya. Mereka berdua tidak bisa tidak menatap ke arah Putra Mahkota, yang terlihat sangat tampan dan percaya diri.

Tiba-tiba, Putra Mahkota menatap ke arah Kyrien dan Kaluna, dan mereka berdua merasa sedikit malu karena telah menatapnya terus-menerus. Putra Mahkota kemudian tersenyum dan mengangguk ke arah mereka, membuat Kyrien dan Kaluna merasa lebih nyaman.

Sementara itu, Grand Duke Damian dari Winterbourne juga berdiri dan memberikan hormat, seperti tamu undangan lainnya. Dia tidak bisa tidak menatap ke arah Kyrien dan Kaluna, yang terlihat sangat cantik dan menarik perhatian.

Acara pun segera di mulai dan banyak pasangan yang turun ke lantai dansa tidak terkecuali Kyrien mengajak Kaluna untuk gabung lantai dansa. Dan putra mahkota pun juga turun ke lantai dansa dengan lady Victoria dan Kaluna berdoa semoga tidak bertukar pasangan dansa dengan putra mahkota karena dia tidak ingin terlibat kembali dengannya. Lagu pun selesai dan mereka berganti pasangan ternyata dia berdansa dengan grand duke muda Damian.

"Apakah kamu baik - baik saja lady Kaluna." ucap Damian sambil menatap Kaluna dan membuyarkan lamunannya.

Kaluna terkejut "saya baik - baik saja Grand Duke Muda Damian." ucap Kaluna tersenyum.

"Lady anda malam ini terlihat sangat cantik dan mempesona" ucap Damian berbisik

Membuat Kaluna merona perkataan tersebut dan akhirnya lagu pun selesai dan segera saja Kaluna berpamitan dengan Damian dan dia segera pergi dari sana di banding nanti dia bertukar dansa dengan putra mahkota nantinya. Terlalu sumpek Kaluna berjala kearah taman istana menjauh keramaian pesta.

...****************...

Kaluna berjalan ke arah taman istana yang indah, dengan bunga - bunga yang mekar dan burung - burung yang berkicau. Dia menjauhkan diri dari keramaian pesta dan menikmati kesunyian taman.

Dia merasa sumpek dan tidak nyaman setelah berdansa dengan Grand Duke Damian. Meskipun Damian sangat tampan dan percaya diri, Kaluna tidak bisa tidak merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres tentangnya.

Saat Kaluna berjalan di taman istana, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia berpaling dan melihat Putra Mahkota berjalan ke arahnya.

"Lady Kaluna, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Putra Mahkota dengan senyum.

Kaluna merasa tidak nyaman dan mencoba untuk menghindar. Dia tidak ingin berbicara dengan putra mahkota lagi. "Saya hanya ingin menjauhkan diri dari keramaian pesta, Putra Mahkota," jawabnya.

Putra Mahkota melangkah maju, matanya memandang Kaluna dengan intensitas yang membuatnya merasa tidak nyaman. "Saya sangat senang karena bisa bertemu denganmu dan bisa berkenalan juga" katanya dengan suara yang rendah. "Saya mendengar seminggu yang lalu lady kecelakaan kerata kuda ya apakah kamu baik - baik saja."

Kaluna merasa tidak nyaman dan mencoba untuk meninggalkan Putra Mahkota.

"Terimakasih atas perhatian anda yang mulia putra mahkota Kael dan saya sangat baik - baik saja sekali lagi terimakasih." ucap Kaluna mencoba bersikap santai tetap di dalam hati penuh makian terhadap laki - laki di hadapannya.

Akhirnya ada penyelamatan lady Victoria menghampiri kami disini.

"Yang mulia saya cari - cari anda ternyata berada disini dan bersama lady Kaluna dan apa yang kalian bicarakan." ucap Victoria penasaran.

Sebelum di jawab putra mahkota segera saja Kaluna menyela. "Hanya berkenalan saja lady Victoria kalau begitu saya permisi yang mulia dan lady saya tidak akan menganggu lagi permisi." ucap Kaluna segera saja pergi dari

Kaluna berjalan cepat, meninggalkan Putra Mahkota dan Lady Victoria di belakangnya. Dia merasa lega dan ringan, seperti beban yang telah diangkat dari bahu. Keramaian pesta dan sorak-sorai tamu mulai memudar, digantikan oleh kesunyian dan keheningan malam.

Saat dia berjalan, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia berpaling dan melihat Grand Duke Damian berjalan ke arahnya, senyum lebar terukir di wajahnya. "Lady Kaluna, apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya, suaranya hangat dan ramah.

Kaluna terkejut melihat Grand Duke Damian, tapi dia segera mengembalikan komposisinya. "Saya hanya ingin menjauhkan diri dari keramaian pesta, Grand Duke Damian," katanya, suaranya lembut dan sopan.

Grand Duke Damian melangkah maju dan berdiri di samping Kaluna, matanya memandangnya dengan hangat. "Saya juga merasa sama, Lady Kaluna. Pesta ini terlalu ramai dan tidak nyaman. Saya lebih suka kesunyian dan keheningan malam."

Kaluna merasa sedikit nyaman berbicara dengan Grand Duke Damian. Dia merasa bahwa Grand Duke Damian tidak seperti Putra Mahkota yang selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Grand Duke Damian memiliki sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat Kaluna merasa lebih nyaman dan lebih percaya diri.

Grand Duke Damian melanjutkan percakapannya dengan Kaluna, mengajaknya berbicara tentang berbagai hal, dari politik hingga kesenian. Kaluna merasa nyaman berbicara dengan Grand Duke Damian, karena dia memiliki pengetahuan yang luas dan pandangan yang tajam.

Saat mereka berbicara, Kaluna mulai menyadari bahwa Grand Duke Damian memiliki peran yang lebih besar dalam kerajaan daripada yang dia pikirkan sebelumnya. Dia memiliki pengaruh yang besar dalam politik kerajaan dan memiliki hubungan yang dekat dengan Raja.

Kaluna juga mulai menyadari bahwa Grand Duke Damian memiliki perasaan yang lebih dalam terhadapnya. Dia memiliki cara berbicara yang lembut dan penuh perhatian, dan matanya selalu memandangnya dengan hangat.

Tapi, Kaluna tidak tahu harus berbuat apa. Dia masih memiliki perasaan yang tidak jelas terhadap Putra Mahkota, dan dia tidak ingin membuat Grand Duke Damian kecewa.

Saat mereka berbicara, suara musik berhenti dan Raja berdiri di atas podium. "Saya ingin mengumumkan sesuatu yang sangat penting," katanya. "Saya ingin mengumumkan bahwa Putra Mahkota akan segera menikah dengan Lady Victoria."

Kaluna merasa terkejut mendengar pengumuman tersebut. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, dia tidak ingin terlihat tidak sopan, jadi dia memutuskan untuk tersenyum dan mengucapkan selamat.

Saat dia berpaling untuk meninggalkan tempat itu, dia melihat Grand Duke Damian memandangnya dengan mata yang tajam. "Lady Kaluna, saya ingin berbicara dengan Anda tentang sesuatu yang sangat penting," katanya. "Tolong, jangan pergi dulu."

Kaluna merasa penasaran tentang apa yang ingin Grand Duke Damian bicarakan. Dia memutuskan untuk menunggu dan mendengarkan apa yang ingin Grand Duke Damian katakan.

Setelah pengumuman tersebut, Kaluna merasa tidak nyaman lagi berada di pesta tersebut. Dia merasa ingin segera meninggalkan tempat itu dan kembali pulang. Dia memutuskan untuk mencari keberadaan kakak atau orang tuanya untuk mengajak mereka kembali pulang.

Kaluna berjalan ke arah kerumunan tamu, mencari keberadaan Duke Arin, Duchess Lirien, Kaiden, atau Kyrien. Setelah beberapa saat mencari, dia akhirnya menemukan Kyrien berdiri di dekat meja prasmanan, berbicara dengan beberapa tamu lainnya.

"Kak Kyrien, saya ingin pulang," kata Kaluna, mendekati kakaknya.

Kyrien menoleh ke arah Kaluna dan tersenyum. "Apa yang terjadi, Kaluna? Kamu tidak ingin menikmati pesta lagi?"

Kaluna menggelengkan kepala. "Saya tidak ingin berada di sini lagi. Saya ingin pulang."

Kyrien mengangguk. "Baiklah, saya akan mengajak kak Kaiden dan orang tua kita untuk pulang."

Kyrien berjalan ke arah Kaiden dan orang tua mereka, memberitahu mereka bahwa Kaluna ingin pulang. Setelah beberapa saat, mereka semua berjalan ke arah pintu keluar, meninggalkan pesta tersebut.

Saat mereka berjalan ke arah pintu keluar, Kaluna merasa lega bisa meninggalkan tempat itu. Dia tidak ingin berada di dekat Putra Mahkota dan Lady Victoria lagi. Dia hanya ingin kembali pulang dan melupakan semua yang terjadi di pesta tersebut.

Putra Mahkota Kael berjalan ke arah taman istana, marah dan frustrasi dengan keputusan Raja tadi. Dia tidak bisa memahami mengapa Raja memutuskan untuk menikahkannya dengan Lady Victoria, padahal dia sudah merencana untuk mendapatkan Lady Kaluna sebagai pendampingnya.

Kael merasa bahwa Lady Kaluna adalah pilihan yang lebih baik untuknya. Dia memiliki kecantikan, kecerdasan, dan kekuatan yang membuatnya menjadi pendamping yang ideal. Selain itu, Kael juga merasa bahwa Lady Kaluna memiliki potensi untuk menjadi sekutu yang kuat baginya dalam perjuangan untuk mendapatkan takhta kerajaan.

Tapi, Raja tidak peduli dengan rencana Kael. Dia hanya memikirkan tentang kepentingan kerajaan dan tidak memperhatikan keinginan Kael. Kael merasa bahwa Raja tidak mempercayainya dan tidak menganggapnya sebagai pewaris takhta yang sah.

Kael berhenti di depan sebuah danau di taman istana, memandang air yang tenang dan berpikir tentang apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan keputusan Raja begitu saja. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan dan mendapatkan apa yang dia inginkan.

Tapi, apa yang harus dia lakukan? Kael tidak tahu, tapi dia tahu bahwa dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan takhta kerajaan dan Lady Kaluna sebagai pendampingnya.

...****************...

Saat Kael masih memikirkan sesuatu, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia berpaling dan melihat seorang lady yang cantik dan elegan berjalan ke arahnya. Lady tersebut memiliki rambut hitam yang panjang dan mata hijau yang cerah. Dia mengenakan gaun merah yang mewah dan berkilauan di bawah cahaya bulan.

Kael merasa terkejut melihat lady tersebut, karena dia tidak mengharapkan ada orang lain di taman tersebut. Tapi, saat dia melihat lebih dekat, dia menyadari bahwa lady tersebut adalah Lady Eliana, saudara perempuan Lady Victoria.

"Lady Eliana, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Kael, berusaha untuk tidak terlalu terkejut.

Lady Eliana tersenyum dan berjalan lebih dekat ke Kael. "Saya sedang berjalan-jalan, Putra Mahkota," katanya. "Keluarga saya sudah kembali pulang dan saya bingung sekarang bagaimana." ucap Eliana wajah kebingungan.

Kael mengangguk dan memandang Lady Eliana dengan lebih dekat. Dia menyadari bahwa Lady Eliana memiliki kecantikan dan kecerdasan yang tidak kalah dengan Lady Kaluna. Tapi, dia juga menyadari bahwa Lady Eliana memiliki sifat yang lebih berbeda dengan Lady Kaluna. Lady Eliana lebih berani dan lebih terbuka, sedangkan Lady Kaluna lebih pendiam dan lebih misterius.

Kael tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia masih memikirkan tentang Lady Kaluna dan bagaimana dia bisa mendapatkannya. Tapi, dia juga tidak bisa menyangkal bahwa Lady Eliana memiliki daya tarik yang kuat padanya. Apakah sudah benar

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!