NovelToon NovelToon

Sistem Benang Takdir

Upacara Kelulusan

Disebuah Aula besar para orang tua dan Mahasiswa berkumpul untuk sebuah upacara wisuda di sebuah kampus paling bergengsi. Seorang wanita dengan menggunakan pakaian toga dan baret di kepalanya. Kepalanya menunduk murung tidak seperti wisudawan lainnya yang nampak bahagia di acara kelulusannya. "Kau datang dengan siapa?" Seorang pria yang duduk disebelahnya bertanya pada wanita tersebut. Lontaran senyum yang dipaksakan oleh wanita itu terlihat jelas di wajahnya. "Kau tau, keluarga ku tidak begitu baik jadi aku membawa nenek ku dan bibi ku." Suara bergetar membuat suara yang keluar dari dalam tenggorokannya terdengar serak.

"Tak apa, yang penting disini kita yang merasakan jerih payah kita setelah selesai berkuliah kan?" lontaran lembut seorang pria itu menenangkan wanita itu. "Bagaimana dengan pacar mu apakah dia datang?" tanya pria itu lagi pada wanita itu sambil menatapnya lekat lekat, seperti sedang memerhatikan mata wanita itu. Sekali lagi senyum pahit diwajahnya begitu jelas. Wanita itu tidak menjawab karna suaranya terasa berat dan ia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Pria itu menepuk pundak wanita itu dengan lembut sambil menenangkannya. "Delula Zee, mungkin dia sibuk. Aku tau kau kecewa, tapi ada kami disini." Pria itu memperlihatkan persahabatannya yang begitu kuat. Hingga dapat menenangkan wanita itu dengan cara yang lembut dan juga menyenangkan.

Upacara kelulusan di mulai seluruh wisudawan dipanggil satu persatu untuk menerima, penghargaannya. Wanita itu tampak bahagia menerima penghargaannya, walau kesedihan dalam hatinya tidak bisa di tutupi sepenuhnya. Semua hadirin memberikan tepuk tangan, mengingat Delula adalah mahasiswa terbaik di kampusnya. Waktu demi waktu berlalu ketiga sahabatnya berkumpul dan membuat sebuah foto kenang-kenangan. Sebelum akhirnya semua para wisudawan melemparkan baretnya ke langit dengan bangga. Seketika setelah itu hujan besar mengguyur semua para wisudawan yang semenjak pagi awan sudah menampakan hitam mendungnya.

Azizy mumtaz. Seorang pria tampan di kampusnya merupakan salah satu sahabatnya yang lain. Delula dan Zi merupakan teman yang paling dekat. Namun kenyataannya sebelum Delula mengenalnya ia memiliki seorang wanita yang ia sukai, namun berakhir dengan kisah ke tragisan Azizy yang ditolak mentah-mentah oleh wanita itu. Akan tetapi setelah sebulan kemudian wanita itu menyatakan cinta pada Azizy di saat ia sudah membuang semua rasa sukanya.

Dan kini wanita itu tengah berdiri dengan perasaan cemburu yang memenuhi jiwanya pada Delula, sambil membawa sebuah buket bunga berwarna putih. Delula yang merasakannya hanya bisa menyingkirkan diri dari 3 sahabatnya dan memberikan waktu untuk wanita itu memberikan sebuah buket bunganya pada Azizy. Karena sudah berakhir semua akhirnya Delula memutuskan pulang bersama nenek dan juga bibinya. Akan tetapi saat diperjalanan nenek Delula ingin berhenti di sebuah restoran yang sudah sejak lama menjadi langganan bagi keluarganya. "Nenek benar mau makan disini? Delula bukannya tidak punya uang tapi apa nenek tidak lelah?" Delula bertanya untuk meyakinkan neneknya.

"Tidak usah sungkan, nenek punya cukup uang untuk membeli beberapa nasi dan sup di toko ini. Terima saja ini adalah hadiah kelulusan mu dari nenek." Nenek tersenyum melihat Delula, sedangkan Delula tersentuh dengan ucapan dari neneknya. "Tidak tau malu, anak bibi juga tiga hari lagi akan melakukan upacara kelulusan juga jangan berlebihan begitu dong dengan Delula." Bibinya membuka suara dengan tajam dan sinis.

"Bibi benar, nek. Anabela juga akan melakukan upacaranya. Sebaiknya uang nenek simpan saja untuk hadiah Anabela." Delula berusaha untuk mengalah. Tidak mengikuti egonya untuk makan disebuah restoran kesukaannya sejak kecil itu. "Tidak apa-apa, nenek juga masih punya uang simpanan untuk dihadiahkan pada Anabela." Nenek tetap memaksa untuk masuk kedalam restoran.

Namun begitu masuk dan menduduki sebuah kursi meja makan di dalam restoran. Ia menikmati harumnya sebuah sup panas yang sangat enak, bau rempah yang begitu kental membuatnya menjadi begitu lapar. Akan tetapi di sudut ruangan dari restoran itu matanya tiba-tiba terpaku pada seseorang. Ia tahu persis siapa orang tersebut karna dia sudah sangat mengenalnya semenjak setahun terakhir. "Ray" bisiknya. Seorang pria yang sedang bercengkrama asik dengan seorang wanita cantik.

Delula terburu-buru untuk mengambil ponselnya dan memotret pria yang ia temui karna ia takut salah sangka, orang yang ada dihadapannya itu. Ia pun kemudian menelpon Ray dengan perasaan campur aduk. Sebuah ponsel berdering di sudut ruangan itu. Pria di sudut itu mengangkat telponnya. "Hallo, Del?" ucap pria itu, begitu persis dengan suara yang keluar dari ponselnya, "Ha, Hallo ray. Kamu ngga Dateng ke wisuda aku karna sibuk dengan pekerjaan mu kan?" Delula bertanya berusaha mengontrol suaranya.

"Iya nih, aku lagi kerja maap ya buket bunga nya udah aku kirim ke alamat rumah kamu. Happy Graduation ya sayang. Nanti kita telpon lagi." Pria itu menutup telponnya, namun Delula tidak menyangka dengan penyataan kebohongan yang di lontarkan Ray. Seketika di sudut ruangan itu Ray dan seorang wanita itu berciuman mesra dihadapan Delula.

"Ada apa, nak?" ucap nenek melihat Delula sedikit muram. "Tidak apa nek, yuk kita makan supnya keburu dingin!" Delula dengan cepat menghabiskan supnya. "Nek, nenek pulang dengan bibi ya Delula ada yang kelupaan. Ini uang buat bayar sup dan ongkos nenek." Delula pun pergi dengan tergesa gesa. Di tengah hujan yang sudah mengguyur satu kota setelah upacara kelulusan selesai. Delula berlari di tengah hujan, berusaha menghubungi Rovie. Namun telponnya tak kunjung diangkat, Ia pun menghubungi Zi namun naas hal yang sama juga terjadi pada Zi, telepon terakhir pada sahabatnya yang sudah lama ia kenal dari semenjak ia pertama berkuliah yaitu Akila, namun lagi lagi hal yang sama terjadi. Suhu mulai menurun drastis Delula yang sampai di sebuah jembatan sungai yang besar dengan guyuran hujan pun ia merasa putus asa.

Keadaan keluarganya yang kacau, kini pria yang sangat ia percayai berselingkuh didepan matanya. Sedangkan ketiga sahabatnya itu memiliki kehidupan masing-masing. Delula pun berdoa sambil berteriak. "Tuhan tolong, aku ingin memiliki kehidupan yang baik. Mendapatkan kerja yang layak dan menjalani kisah yang romantis dengan seorang pria. Aku ingin bahagia." tangisnya di tengah hujan. Keputusasaan Delula memuncak dan pikirannya hanya terpaku untuk melompat dari jembatan itu.

Begitu ia hendak melompat, suhu tubuhnya yang menurun drastis, membuatnya pingsan sebelum melompat dari atas jembatan itu. Pandangan kabur Delula hanya ia bisa melihat langit gelap yang menurunkan hujan yang begitu banyak. Ia hanya bisa mendengar suara hujan yang sangat deras yang membentur trotoar jembatan. Tiba-tiba datang seorang pria dengan kacamata hitam dan payung hitam membawa Delula. Pakaian rapih hitamnya dan sepatu hitamnya menunjukan sebuah merek yang paling terkenal. Sudah dipastikan bahwa pria tersebut adalah pria kaya. Namun kemana ia akan membawa Delula pergi.

Sistem

Di dalam pingsannya Delula mendengar seseorang berbicara didalam pikirannya. "Hallo, Delula" sebuah sapaan yang terngiang didalam kepalanya. "Si,siapa kamu?" Delula tampak ketakutan, apakah dirinya sudah benar benar mati. Apakah dia sudah di dalam alam akhirat. Dalam pikirannya sambil bertanya-tanya.

"Aku adalah sistem. Kami dalam sebuah pengembangan. Ini program pemerintah untuk menekan presentasi angka bunuh diri di negara ini yang sudah meningkat drastis akhir-akhir ini." Sistem itu menjelaskan sedikit tentangnya. "Lalu apa yang bisa sistem ini lakukan? Takdir tidak bisa di rubah! Semua sudah ada ketentuannya." Teriak Delula pada sebuah sistem di otaknya itu.

Segera sebuah jendela hologram menggantung dihadapannya. Dengan tulisan tulisan yang sederhana dan mudah di pahami. Delula dihadapkan berbagai tombol dengan ikon-ikon yang sangat mudah dipahami. Delula menekan sebuah tombol dengan bentuk dan tulisan yang menggantung dengan nama profil. Seketika muncul keterangan identitasnya detail dengan semua apa yang ada didalam diri Delula. Ia begitu terkejut dengan jendela hologram yang dapat menunjukan semua tentang dirinya itu. "Apa maksud semua ini?" Delula tampak tidak percaya apa yang dialaminya.

"Aku tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya tapi aku akan menjelaskan sedikit demi sedikit saat kamu menjalankan misi."

"Misi?"

"Iya, sebuah misi. kamu harus menjalankan misi, jika tidak kamu akan mendapatkan hukumannya. Setiap misi memiliki beberapa tingkatan. Misi utama, misi bonus, misi tambahan, sub misi. Misi utama harus dilakukan jika tidak kamu akan mendapatkan hukuman, sedangkan sub misi kau tidak perlu melakukannya tetapi ada reward yang akan kami berikan, misi tambahan merupakan bagian dari misi wajib yg harus dilakukan tidak ada hukuman yang pasti tapi saya sarankan untuk menyelesaikan misi tambahan juga. Untuk misi bonus ini kau akan mendapatkan reward berupa koin yang bisa kamu tukarkan di toko hologram. Banyak fitur yang bisa kamu akses disini."

Bzzztt... Bzzzzt... Biiiipp...

"Delula!" teriak seseorang yang sangat ia kenal.

"Anabela? Unghh kepalaku sakit" Delula memegangi kepalanya yang terasa aneh. Sebuah sistem hologram di depannya masih belum hilang. Delula terkejut tenyata sistem yang ada didalam mimpinya bukanlah sebuah mimpi, "Anabela! Apakah kau bisa melihat ini?" Delula bertanya pada Anabela sambil menunjuk sebuah sistem hologram yang menggantung dihadapannya.

"Apa? Maksudmu tangan mu? Eii, jangan berusaha menakut nakuti ku. Tidak mungkinkan kau pingsan dan menjadi gila?"

"(Anabela dan yang lainnya pasti tidak bisa melihat papan hologram ini juga)" ujar Delula dalam hatinya. "Ahahaha aku hanya menguji diriku sendiri." Delula tertawa kecil. "Bisakah kau keluar dulu aku akan istirahat beberapa menit lagi."

"Baiklah, aku akan beritahu bibi kalau kau sudah siuman."

"tentu."

Anabela keluar dan meninggalkan Delula sendirian.

Begitu Delula memastikan tidak ada siapapun ia mencoba menekan beberapa tombol dalam hologram itu. Tergantung tulisan unik dengan bertuliskan Takdir. Ia menekan tombol itu namun sayang tidak banyak tombol yang bisa diakses. hanya ikon berbentuk hati saja yang sepertinya bisa ia akses untuk saat ini. Tulisan yang ada di bawahnya bertulisan jodoh. Ia pun menekan tombol itu denga sangat antusias sekaligus penasaran dengan apa yang ada di baliknya. Begitu suara tombol di tekan muncul sebuah keterangan di dalam papan hologram itu.

...----------------...

...Takdir 1...

...Jodoh...

^^^Delula Zee. Lahir pada 16 Februari. Bergolongan darah O. seorang lulusan terbaik dari universitas XX di kota X. Memiliki takdir cinta dengan sahabatnya yang sudah lama ia kenal semenjak 3 tahun terakhir, Nama jodoh yang di pasangkan dengan Delula Zee adalah Azizy Mumtaz. Seorang Pria dengan lahir pada 14 September.^^^

...----------------...

......MAIN QUEST......

...Tingkatkan rasa suka Azizy 86%. Rasa suka saat ini 60%....

...----------------...

Delula sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. Ia masih tidak percaya Azizy yang merupakan sahabat baiknya ternyata ia adalah takdirnya. selain itu juga ia sering bertengkar dengannya karena selalu berselisih paham. "Mustahil, dia takdirku. Ini pasti sistem tipu tipu! Aku tidak akan percaya pada sistem bodoh ini. Entahlah sana sistem tidak berguna."

"Player menolak misi utama, hukuman akan di berikan."

Tidak lama terdengar suara keras dari balik pintu, "Hei anak tidak berguna! Kalau kau sudah bangun cepat kau pergi dari sini. Menyusahkan saja!"

"Bibi!"

Seorang wanita paruh baya itu menyeret Delula untuk turun dari ranjang kemudian memukulnya seperti biasa. Beberapa lebam timbul dari pukulan keras wanita itu, "Cepat pergi dari sini. Dan bayar semua biaya perawatannya. Ibu mu saja sudah menyerah terhadapmu." Wanita itu kemudian menjambak Delula dan menyeratnya keluar dari rumahnya.

"Ibu, Jangan seperti itu Delula baru saja siuman." Anabela sepupunya itu berusaha memihak Delula, namun apa yang Delula lihat di atas hologram yang menggantung di hadapannya itu menunjukan rasa suka dari kedua orang yang ada dihadapannya.

Bibi Tine : 20%

Anabela: 12%

Kemudian Delula memerhatikan wajah Anabela yang sedang berakting memihaknya itu. Kemudian tidak lama datang adik daripada Anabela yaitu Nazana. Wajahnya tidak pernah bisa bohong kalau ia sangat membenci Delula.

Nazana : 17%

Namun angka kesukaannya terhadap Delula nampaknya sedikit lebih besar 5 poin daripada Anabela. Kini Delula paham bagaimana cara menggunakan sistem ini. Ia bisa melihat orang palsu tanpa harus menyeledikinya. "Tidak apa apa Anabela terimakasih untuk perlakuannya. Sekarang aku akan pulang kerumah ibuku kok. Terimakasih bibi sudah merawatku, aku akan mentransfer biaya perawatannya seperti biasa." Semuanya terkejut begitu melihat Delula yang kini memiliki Aura yang sangat berbeda daripada biasanya.

Delula langsung pergi meninggalkan ketiga orang itu dan berjalan sendiri untuk pulang menuju rumahnya. Sambil berjalan Delula berusaha memahami sistem kerja dari sistem dihadapannya. Mulai dari inventory. Bar HP dan MP. Sekaligus bar kesehatannya. Semuanya tampak lengkap. Tapi ada hal yang ingin ia pastikan kembali. Delula dan Azizy sudah berteman selama 3 tahun tapi mengapa rasa sukanya terhadap Delula seperti orang asing.

Tidak lama pesan dari Azizy muncul di ponselnya.

"Del, aku sepertinya aku harus memberitahukan ini padamu"

"Apa?"

"Sepertinya aku mulai menyukai Akila, kamu jangan bilang pada Akila ya. Aku takut kita ber4 jadi canggung."

Deg, pantas saja dia melihatku seperti orang asing, sepertinya dia menjaga perasaannya untuk Akila. Bagaimana ini aku sepertinya tidak bisa berbuat apapun. Apakah sistem ini bisa mengganti takdir secara sembarang? Aku tidak mungkin mengkhianati kedua sahabatku yang paling aku percaya. Bagaimana ini. Sebaiknya aku balas dulu pesannya.

"Baiklah."

"Apakah kau mau membantuku membuat Akila juga menyukaiku?"

"Baiklah"

Wanita itu menghela nafasnya, sedikit kecewa dengan permulaan apa yang akan ia lakukan. Sedangkan misinya adalah membuat tingkat rasa kesukaan.

Cincin Murni

...****************...

..."Jadi bagaimana perjanjiannya?" Delula bertemu dengan Azizy dengan perasaannya sedikit sedih. Dia tidak tahu harus bagaimna sedangkan posisi Azizy sendiri tidak tahu bahwa Delula adalah pasangan yang ditakdirkan. Sedikit sedih melihat sahabat sekaligus jodohnya sendiri menyukai sahabatnya baiknya. Tetapi sistem memberikan batasan untuknya tidak bisa mengungkapkan tentang sistem kepada siapapun....

"Aku akan membantumu menaikan popularitas toko mu" Azizy dengan tegas memberanikan dirinya untuk meyakinkan Delula untuk memperoleh keuntungan yang besar. Sangat menggiurkan namun Delula sendiri masih bingung jika ia menerima tawaran Azizy mungkin saja ia akan mendapatkan hukuman dari sistem. Sedangkan setelah ia mendapatkan beberapa pukulan dari bibinya. Bar HP di dalam sistemnya berkurang banyak. HP nya sekitar 20% jika hpnya dibawah 10% kemungkinan Delula akan pingsan.

...----------------...

...Quest Tambahan...

^^^Terima permintaan Azizy, untuk momen kebersamaan dan tingkatkan rasa suka Azizy melalui kerja sama.^^^

...----------------...

Tiba tiba saja misi muncul di hadapan Delula. Awalnya ia merasa bingung kini sistem benar-benar sedang membantunya. Akhirnya Delula dapat menentukan pilihannya.

"Baiklah aku setuju. Namun ada syaratnya aku hanya bisa membantu mu semampuku, dan tidak bertanggungjawab atas hasil akhirnya."

Mereka saling menjabat tangan. Untuk menyepakati kerja sama. "Oke, aku setuju." Azizy dengan penuh antusias menyetujui persyaratan yang diminta oleh Delula.

...----------------...

...NOTIFIKASI!!!...

...Kerja sama terbentuk, REWARD MISI TAMBAHAN sudah di kirimkan dalam inventory....

...----------------...

"Delula kamu kenapa?" Azizy memperhatikan Delula yang sedang memperhatikan jendela hologram yang menggantung dihadapannya. Delula terkejut begitu Azizy menanyakan kondisinya. Dengan segera Delula kembali untuk mencarikan suasana. "Ah, tidak apa aku hanya berpikir sesaat untuk memajukan toko ku untuk kedepannya."

Azizy mengusap kepala Delula dan mengacak-acak rambutnya. "Kau sangat imut ketika sedang berpikir keras Delula." Azizy tersenyum ramah pada Delula. Hal itu membuat Delula malu hingga wajahnya semu memerah, pipinya terasa panas.

"Ah, itu sepertinya aku harus segera pergi. Ibu pasti sudah menunggu dirumah." Delula dengan segara pergi meninggalkan Azizy. Tanpa ia sempat berpamitan dengan benar, karna rasa malunya.

Setelah meninggalkan Azizy Delula kembali memperhatikan jendela hologram yang menggantung dihadapannya itu.

...----------------...

...Misi Utama...

...Benang Takdir : Jodoh...

Target : Azizy Mumtaz

Rasa suka : 62%

...----------------...

...----------------...

...Misi Utama...

...Benang Takdir : Kekuasaan...

Target : Mencari Ayah kandung

Presentase untuk menemukan : 0%

...----------------...

"Ada apa ini, Ikon bintang di sini bisa di klik. Kekuasaan? Apakah ini sebuah misi baru? Ayah kandung? Selama ini aku hanya tinggal bersama ibu dan kakak adik ku. Jadi dimana Ayahku? Ini tidak masuk akal. Apakah aku bisa menemukan Ayah kandungku?"

Delula berjalan sambil memandang ke depan hologram yang menggantung di hadapannya itu. Ia berpikir untuk menyelesaikan semua misi yang ada akan tetapi misi utama baru saja muncul kembali. Dilihat dari mana pun hologram ini seperti nyata tidak nyata. Sesekali Delula memukul pipinya, dan ia merasakan sakit akibat pukulannya itu.

...----------------...

...Misi Utama...

Lakukakan Olahraga :

Joging : 10 putaran Taman

Skuat : 100x

Push up : 100x

Sit Up : 100x

Batas waktu 5 hari

...----------------...

"Hah!? Ada apa ini?" Delula tidak menyangka sebuah misi yang merepotkan benar benar muncul. "Ini sih seperti yang ada di Manhwa sol* level*ng. tp apa maksudnya ini," Delula mengeluhkan misi yang baru saja ia dapatkan. "Ini benar-benar gila. Ada apa dengan pemerintah. Bagaimana pun orang yang bunuh diri tetap akan melakukannya jika ia sudah tidak ada semangat untuk hidup."

Ketika berjalan Delula melihat sebuah tayangan tv di jalanan yang menampilkan sebuah berita tentang penurunan angka bunuh diri di negara berangsur-angsur mulai berkurang. Angka pernikahan pun kembali stabil. Akankah stabilitas negara akan pulih. Semua orang di sekitar Delula bertanya tanya apa yang dilakukan pemerintah secara diam-diam. Delula yang terkejut mendengar berita itu, yakin sekali bahwa bukan hanya dia seorang yang merupakan pengguna dari sistem yang dikembangkan pemerintah itu.

Akhirnya Delula bergegas pulang kerumah untuk menyusun sebuah strateginya. Ia memulai kegiatan olah raga secara rutin selama 5 hari terakhir. Ia memandangi jendela hologram itu sambil melihat perubahan level yang ia capai kali ini. Tidak begitu banyak perubahan yang terjadi selama 5 hari terakhir. Begitu juga dengan Misi yang tidak muncul selama itu. Bahkan Misi bonus atau misi tambahan tidak pernah muncul sama sekali.

...----------------...

Nama : Delula Zee

Lahir : 16 Februari

Umur : 23 Tahun

Level : 2

Golongan darah: O

MBTI : INTP

Presentase ending : 0%

...----------------...

"setelah 5 hari, hanya meningkat 1 level. Ini benar-benar sebuah kemajuan yang buruk." Ungkap Delula. "tapi sepertinya aku harus mengakhirinya. tinggal 3 kali lagi skuat dan..." Triiiing...

...----------------...

...Selamat...

...anda berhasil menyelesaikan misi utama pertama anda. Hadiah akan dikirimkan di inventory anda....

...----------------...

"Sudah lama aku tidak mengecek inventory milikku, hadiah yang waktu itu pun belum sempat aku lihat. Apa yang aku dapatkan ya." Delula menekan tombol inventory dengan menggambarkan ikon sebuah tas backpack. Di dalam inventory miliknya terdapat 2 barang dari hasil rewardnya menyelesaikan misi. Di dalam kotak" inventory miliknya terdapat 2 barang dengan berbentuk cincin dan sebuah kalung yang cantik, walaupun nampaknya bukan terbuat dari emas namun desainnya benar benar sesuai dengan selera Delula.Cincin perak dengan desain berbentuk tanaman rambat dengan sedikit permata di tengahnya. Delula kemudian mengambil cincin itu. Akhirnya sebuah jendela penjelasan muncul di hadapan Delula.

...----------------...

...Cincin Murni...

Murni dan suci seperti alam yang indah dan murni. Tidak ada yang bisa membohongi keindahan Alam.

Fungsi : Dapat mendeteksi kebohongan dan Racun.

...----------------...

Delula pun beralih pada sebuah kalung kupu-kupu yang sangat cantik. Desainnya benar-benar cantik, Delula benar-benar takjub. Dilihat berapa kalipun kalungnya benar-benar elegan dan cantik. Sebuah jendela penjelasan pun muncul seketika.

...----------------...

...Kalung Peri...

Menampilkan sebuah keajaiban seperti para peri. Kupu-kupu melambangkan kecantikan, ulat yang buruk rupa dapat berubah menjadi kupu-kupu cantik.

Fungsi : Tidak bisa digunakan sembarangan. Hanya bisa digunakan ketika terdesak, dan membuat keajaiban.

...----------------...

Tanpa pikir panjang Delula menggunakan kedua barang tersebut ditubuhnya. Begitupun dengan cincinnya ia tidak menyangka reward dari ia menyelesaikan misi tambahan akan lebih berguna dari pada reward ia menyelesaikan misi utama. Penasaran Delula yang tinggi ia mencoba fungsi dari cincinnya itu. Bukan hanya kebetulan waktu makan malam telah tiba ia bisa mencoba kegunaan cincin itu pada keluarganya.

Delula bergegas menuju ruang makan. Disana nampak ibu, kakak dan adiknya sedang menunggunya untuk makan malam. Semua orang diatas meja makan itu tampak sinis. Namun rasa suka yang nampak dari presentase yang muncul tidak lebih buruk dari presentase bibi dan sepupunya. Sehingga Delula tahu manakah orang yang benar-benar tulus menyukainya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!