“Ma, pa, Apa apaan ini, Aku tidak mau ke kampung, kehidupan aku itu di sini, bukan di kampung, Demi apa ini bagaikan seperti di neraka, Aku tidak akan pernah betah tinggal di kampung pelosok itu pa, Pokok nya raka enggak mau dan menolak keras untuk pergi ke kampung,” Ucap raka yang tengah bersitegang dengan kedua orang tua nya.
“Tidak ada penolakan, Kamu harus pergi, Papa akan mengatur jadwal keberangkatan kamu besok pagi, Persiapkan semua barang barang kamu dari sekarang,” Ucap pak atta
“Tidak, Raka gak mau, Apapaun alasan nya raka gak akan pernah pergi ke kampung, Kehidupan raka itu di sini, untuk apa ke kampung,” Sahut raka
“Nenek dan kakek kamu sudah tua raka, tidak ada yang menjaga nya, Kamu temani kakek dan nenek kamu di sana,” Sahut buk Eni
“Enggak, aku bilang enggak ya enggak,” Sahut raka.
Raka bangun dari sofa, Beranjak hendak pergi ke kamar nya.
“Baik lah jika kamu tidak ingin pergi raka, mulai malam ini kamu bukan anak papa lagi, Angkat kaki mu dari rumah ini, Semua fasilitas kamu akan papa ambil alih, silahkan kamu keluar dari rumah ini, jangan bawa apapun, Semua kartu debit, kredit, ponsel motor, mobil, bahkan pakaian yang melekat di badan mu itu kamu buka, keluar kamu dari rumah ini tanpa membawa sehelai pakain pun,” Ucap pal atta.
Kemarahan pak atta benar benar sudah di puncak nya.
Kata kata itu sangat jelas keluar dari mulut nya.
Bahkan raka sampai terdiam dengan apa yang ia barusan dengar.
Raka berbalik arah, Langkah kaki nya tidak jadi ia langkah kan.
Baru saja raka berbalik, tiba tiba saja satu tamparan keras mendarat di wajah nya.
Plakkk!!!.
“Prilaku mu bukan seperti manusia, Kamu sama seperti anjing, Tidak pernah papa mengajarkan mu bertingkah semau mau mu, Sekarang jika kamu tidak mengikuti perkataan papa, maka jangan harap papa akan menganggap mu sebagai seorang anak,” Ucap pak atta.
Raka masih memegangi wajah nya yang terasa sedikit nyeri karna tamparan keras dari ayah nya itu.
“Apa apaan ini pa?, Bagaimana bisa papa berkata seperti ini, Aku anak papa satu satu nya, aku seorang pewaris,” Sahut raka membela diri
“Jangan harap kamu akan mendapatkan sepeser pun dari apa yang papa punya sekarang, Ingat raka, jika kamu masih menolak untuk pergi ke kampung, Maka apa yang papa punya sekarang akan papa wakafkan,” Sahut pak atta.
Raka terkejut bukan main, Perkataan dari papa nya itu tidak bisa di anggap sebuah candaan.
Mama eni mendekat ke arah pak atta, namun dengan cepat pak atta menyuruh istri nya untuk diam.
Kemarahan pak atta kali ini benar benar sangat serius, Bahkan istri nya saja sampai diam tidak berani berbicara.
“Kenapa kamu diam?, apa kamu masih menolak?, Baik lau raka, Kalo begitu seperti yang papa ucapkan tadi mula;...
“Aku mau, Baiklah aku akan pergi ke kampung besok pagi, Puassss, papa puasss sekarang,” Sahut raka yang kemudian berbalik arah dan langsung melangkah ke lantai atas menuju kamar nya.
Namun baru saja raka menginjakkan kaki di undakan tangga.
“Jam 6 pagi kamu sudah berada di bandara, Siap siap, jam 5 pagi kamu akan papa hantar ke bandara,” Ucap pak atta
“Apa apaan sih pa, Kalo udh besok ya besok, Jam berapapun asalkan besok,” Sahut raka.
Raka kesal bukan main dengan keputusan kedua orang tua nya.
Bagaimana bisa dia akan betah tinggal di kampung pedalaman yang sangat pelosok tersebut.
Bahkan supermarket pun tidak ada di sana.
Raka yang kesal meluapkan emosi nya dengan membanting semua barang barang yang ada di dalam kamar nya.
Semua ia hambur hamburkan, Bahkan kaca yang ada di dalam kamar nya hancur lebur karna di hantam oleh diri nya.
“Sial!!, Bagaimana bisa aku tinggal di kampung pelosok itu, Ini benar benar mimpi buruk bagi ku, Tidak, Ini tidak mungkin, Bagaimana bisa ini semua terjadi pada ku,” dengus raka sembari menghembuskan nafas nya naik turun karna emosi nya yang meluap luap.
Raka mengambil ponsel nya, kemudian menghubungi semua teman teman nya untuk segera datang ke rumah nya.
“Gue gak mau tau, Pokok nya lo semua harus datang, Gak ada penolakan, Lo semua harus dateng, Kalo lo semua gak dateng jangan harap gue bakalan mau ketemu sama lo semua lagi,” Ucap raka berbicara dari balil sambungan telpon nya.
“Tumben banget ka, Emang ada apa nih, kok tiba tiba banget kita di suruh datang malam malam kayak gini,” Sahut alan
“Jangan banyak tanya, Cepetan ke rumah bangsat, ajak yang lain, monica juga bakalan ke sini,” Ucap raka.
Semua teman teman nya akan datang sebentar lagi, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka, sampai waktu yang sangat lama.
Raka duduk meremas remas rambut nya dengan cukup keras, rasa kesal bercampur kecewa masih menyelimuti hati nya.
“Ini benar benar nggk adil, Gue anak satu satu nya, tapi kenapa bisa papa berbicara seperti itu, Desa sialan, Aku sangat jijik tinggal di pelosok, Arghhhhhhh,”
Raka kembali menghantamkan tinju nya ke arah kaca yang ada di sebelah kiri.
Kaca itu kembali retak, Tangan nya berdarah.
Beberapa saat kemudian, Teman teman nya pun datang bergerombolan masuk ke dalam kamar nya.
Seketika saja Theresia, langsung menghampiri raka.
“Sayang ada apa ini? Kenapa bisa seperti ini, apa yang terjadi?,” Ucap theresia
“Aku benci situasi seperti ini, Aku benci,” Sahut raka
“Kamu kenapa? Hey ayo cerita sama aku, Kamu kenapa,” Sahut theresia
Raka menundukkan wajah nya dengan kedua tangan nya di genggam oleh theresia.
Dengan pelan pelukan hangat dari theresia untuk menenangkan nya.
Alan berjalan ke arah raka.
“Ka apa yang terjadi, Kenapa bisa seperti ini? ada masalah apa?,” Ucap alan.
Theresia melepaskan pelukan nya.
“Ini pertemuan kita yang terakhir dalam jangka waktu yang cukup lama, Besok pagi Gue bakalan pergi ke kampung nenek gue, gue bakalan tinggal di sana,” Sahut raka.
Seketika semua teman teman nya langsung terkejut mendengar alan berbicara seperti itu.
“Sayang apa maksud nya ini? Kamu bakalan pergi ninggalin aku, kamu bakalan pergi ninggalin kita semua, Sayang aku gak sanggup LDR sama kamu, bagaimana kalau kamu dekat dengan cewek lain nanti nya,” Ucap theresia
“Gue juga gak mau kayak ini, tapi gak ada pilihan lain, Gue harus pergi, Besok pagi gue bakalan berangkat, Malam ini gue mau lo semua nginep di sini, Kita habiskan waktu, Anggap saja ini malam perpisahan,” Sahut raka
“Ka lo, Arghh gimana jadi nya kita ga ada lo, Kita bagaikan kehilangan induk bro, Ayok lah ka, Apa gak ada jalan keluar lain nya?,” Sahut atala
“Enggak ada, Enggak ada jalan keluar, Ini sudah yang terakhir, Gue bakalan pergi besok pagi,” Sahut raka
Raka mengusap wajah nya, menghembuskan nafas dengan cukup dalam.
Mereka semua sedang party di dalam kamar raka.
Menghabiskan waktu yang hanya tersisa beberapa jam lagi.
Mimpi buruk sebentar lagi akan menghampiri raka,beberapa jam yang lalu, salah sagu pengawal pribadi ayah nya sudah masuk ke dalam kamar nya mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa ke kampung nenek dan juga kakek nya.
Perjalanan untuk sampai ke kampung tersebut sangatlah jauh, Mulai dari bandara sampai dengan bandara tujuan sekitar 3 jam tanpa transit, dan di lanjutkan dengan perjalanan darat sekitar kurang lebih 15 jam dari bandara.
Daerah yang berada paling pelosok utara dari kota tersebut membuat raka sangat enggan untuk Pergi ke sana.
Raka dan kedua orang tua nya hanya pergi ke sana di saat hari raya idup fitri saja, selain itu raka tidak pernah ingin pergi.
Waktu berlalu begitu cepat, dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 06:34 menit.
Segala persiapan sudah sepenuh nya siap, giliran raka yang akan bersiap siap.
Theresia terus memeluk erat tubuh raka, menolak keras kepergian sang kekasih, apalagi dalam waktu yang cukup lama.
“Hiks!!., Kenapa harus seperti ini ka, kenapa kita harus LDR?, kaa tolak kemauan papa kamu, Aku gak bisa jauh dari kamu ka,” Ucap theresia.
Tangisan theresia tak henti henti nya, bahkan semalaman theresia tidak melepaskan tangan raka meskipun hanya sebentar, dia terus memegangi tangan sang kekasih.
Salah satu pengawal dari pribadi tuan atta masuk ke dalam kamar.
“Tuan muda ini sudah waktu nya, Tuan Atta sudah menyuruh anda untuk siap siap,” Ucap sang pengawal
“Aku bisa pergi sendiri, Katakan saja pada papa ku, Aku tidak ingin di hantarkan oleh nya, aku akan pergi sendiri ke bandara,” Sahut raka
“Maafkan saya tuan muda, Ini adalah perintah beliau, Saya tidak berani menolak, silahkan anda siap siap,” Sahut sang pengawal
“Baik lah, Kamu keluar saja, aku akan segera siap siap, Kalian semua tunggu gue di bawah kecuali pacar gue” sahut raka
Alan dan yang lain nya langsung bangkit dari ranjang, bahkan yang masih tertidur pun langsung bangun dan beranjak keluar dari dalam kamar.
Mereka semua sudah kelaur dan hanya menyisakan raka dan juga theresia di dalam kamar.
Raka menggendong theresia untuk ikut masuk ke dalam kamar mandi.
“Selesaikan pendidikan mu, aku akan langsung menikahimu,” Ucap raka
Theresia mengangukkan kepala nya.
Karna ini adalah waktu terakhir untuk nya, raka akan memberikan sebuah kenang kenangan untuk sang pacar.
Tidak ada penolakan dari theresia, theresia hanya pasrah dengan raka yang mulai meraba setiap lekukan tubuh nya.
Suara manja kenikmatan itu sudah muali terdengar dari theres, Raka semakin bergairah dengan gerakan dan reflex dari theresia.
Bibir mereka berdua sudah menyatu, menyalurkan hasrat mereka masing masing.
Permainan yang sesungguh nya pun sudah di mulai, Dengan raka yang mulai memasukkan sesatu milik nya kearah lubang goa milik theresia.
Theresia langsung bereaksi, Ya meskipun ini bukan lah yang pertama kali di lakukan oleh theresia bersama dengan raka, akan tetapi yang sekarang ini adalah waktu yang paling tepat.
Kenikmatan akan terasa jauh lebih nikmat.
Hampir 30 menit lama nya.
Akhir nya mereka berdua sudah selesai melakukan adegan panas tersebut.
Raka membawa theresia keluar dari kamar mandi.
“Kamu sudah mencicipi semua bagian tubuh ku raka, Semua nya sudah kamu nikmati, Aku harap kamu bertanggung jawab dengan kata kata mu, Nikahi aku setelah aku wisuda nanti,” Ucap theresia
“Itu pasti, Aku tidak akan pernah ingkar janji,” Sahut raka
“Aku mau peluk,” Sahut theresia.
Theresia yang tengah berbaring di atas ranjang dengan hanya menggunakan handuk sampai paha, menarik tangan raka untuk melakukan nya kembali.
“Sekali lagi, aku masih mau,” Sahut theresia.
Raka tidak menolak, Raka kembali melakukan nya.
Hampir 30 menit lagi, raka sudah kelelahan, dan theresia pun sudah lemas.
Raka masuk kembali ke dalam kamar mandi.
Dan tak berselang lama, pengawal pribadi itu pun kembali masuk ke dalam kamar.
“Siapa sih lo ngatur ngatur hidup gue?, gak ada yang bisa ngatur hidup gue, ko semua mending keluar bangsat.”
Brakk!!!.
Raka kesal dengan keputusan papa nya, di tambah lagi sang pengawal datang beberapa kali memanggil raka ke dalam kamar nya.
Kekesalan raka membuat sang pengawal turun ke bawah meninggalkan raka bersama theresia di dalam kamar.
Skip.
Beberapa saat kemudian.
Raka sudah siap dengan penampilan nya.
Mobil sudah di siapkan, dengan barang bawaan yang tak terlalu banyak.
Raka turun menuruni anak tangga rumah nya dengan theresia.
Theresia kembali menangis sedih karna akan di tinggal oleh raka.
“Kamu baik baik di sini, selesaikan pendidikan mu, seperti janji ku, aku akan langsung menghalalkan mu, Pegang kata kata ku,” Ucap raka
“Janji?,” Sahut raka
Theresia memeluk raka untuk yang terakhir kali nya, raka berjalan ke arah alan dan juga atala.
“Gue titip markas, Gue titip anak anak yang lain, Gue titip semua nya, Jaga baik baik, gue pasti bakalan kembali,” Sahut raka
“Aman bro, lo baik baik di sana, kabari kalau ada apa apa, gue sama anak anak yang lain bakalan siap kapan aja buat datang bantu lo,” Sahut alan
“Aman lan, Oke kalau gitu semua nya, gue berangkat dulu,” Sahut raka
Sebelum keberangkatan, Mama eni dan juga pak atta berjalan mendekat ke arah raka dengan pak atta yang menatap lurus ke arah raka.
Wajah nya begitu samar.
“there is no business class, no credit cards, you will move up to economic class, so you can feel what it's like to be an ordinary person, at the same time you will live a life like a villager, farming and gardening,” Ucap pak atta
“what?, How can I do that, Oh this is impossible, this is the worst nightmare of my life,” Sahut raka
“Jangan banyak tanya raka, Sebaik nya kamu segera berangkat,”,Sahut mama eni
Raka memasang muka kesal nya di depan kedua orang tua nya.
Dia benar benar kesal, Benar benar sangat jengkel.
Bahkan beberapa kali raka menggelengkan kepala nya merasa ini semua tidak adil bagi nya.
Raka tidak berbicara apapun, bahkan dia langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam tanpa berpamitan dengan kedua orang tua nya.
Mobil yang di naiki raka sudah jauh meninggalkan halaman rumah.
“Peringatan untuk kalian semua, Jika ada satupun di antara kalian yang berani berkomunikasi atau sampai membantu raka, maka kalian akan langsung berurusan dengan saya, Kalian sudah tau siapa saya, jika ada yang sampai berani melakukan itu, maka saya tidak akan segan segan memotong kaki dan tangan kalian dengan gergaji mesin itu,” Ucap pak atta
Semua yang ada di sana langsung menelan ludah nya dengan kasar mendengar apa yang di katakan oleh pak atta.
Raka sudah sampai di bandara.
Tidak ada perkataan satu pun yang keluar dari mulut nya, Dia langsung berjalan menuju ruang cek in.
Pesawat yang dia naiki adalah batik air.
Setelah selesai melakukan cek in, Raka langsung berjalan menuju ruang tunggu, di sana dia akan me unggu pesawat yang akan membawa nya.
“Loh kok?, Loh kok ini tiket nya?, Bukan nya gue harus mendarat di bandara!!!, Kok ini beda, Lah kok ini aneh banget,” Ucap raka sembari melihat ke arah tiket nya.
Seharus nya raka akan terbang menuju timur, Namun setelah di lihat rute nya malah berbeda yang di mana dia akan mendarat di bandara utara.
Lama raka melihat dan mengingat apa yang sebenar nya terjadi, Dan ternyata dia pun baru ingat jika ternyata rumah nenek yang akan ia tuju adalah nenek bae dan kakek Udin.
“What?, Nenek bae, Ya tuhan ini pertama kali gue ke kampung nenek bae,” ucap raka
Sedikit senyuman nya mengembang, yang di mana raka tidak jadi pergi ke rumah nenek Fatimah dan kakek nya kakek dahlan, karna desa tempat tinggal kakek nya itu sangat lah pelosok.
Ada sedikit harapan karna kampung yang akan dia tuju adalah kampung rumah orang tua dari keluarga ayah nya.
Namun seumur hidup nya, dia baru pergi ke sana baru pertama kali ini.
Sungguh ini adalah pengalaman pertama bagi nya.
“Ya tuhan semoga saja tempat ini gak terlalu pelosok, Uhh ada sedikit harapan,” Ucap raka sembari mengembangkan senyuman nya.
Perhatian untuk semua penumpang dengan pesawat batik air dengan nomor penerbangan **** Diharapkan untuk menuju pesawat.
Pengumuman pertanda peswat akan segera berangkat sudah terdengar, raka berjalan dengan santai nya sembari memasukkan ponsel ke dalam saku celana nya.
Pesawat sudah take out.
Jarak yang akan di tempuh sekitar 3 jam 45 menit.
Waktu yang cukup lama.
*
*
*
Akhir nya setelah empat jam lama nya, pesawat sudah sampai di bandara tujuan.
Raka keluar sembari membawa koper nya, Dengan kaca mata hitam yang ia kenakan, raka terlihat sangat tampan, bahkan jauh lebih tampan dari biasa nya.
Raka keluar dan di ruang tunggu ternyata sudah ada dua orang yang persiapkan untuk menunggu dirinya.
Sebuah papan di bertuliskan Raka Diningrat tertuliskan.
Melihat itu raka pun menghampiri dua orang yang berambut keribo tersebut.
“Tuan raka?,” Ucap bobi
“Selamat datang tuan raka, Kami utusan dari ibuk bae untuk menjemput anda di sini,” Ucap dodi
“Uhhh iya gue raka, Udh ga usah banyak omong, bawain barang barang gue, Kita langsung berangkat aja,” Sahut raka
“Oh siap tuan raka,” Ucap bobi.
Raka tidak berbicara, Langkah kaki nya terus melangkah menuju mobil yang akan membawa nya sampai ke rumah sang nenek dan kakek nya.
“Judes sekali tuan muda ini,” Ucap bobi,”
“Itu benar sekali bobi, Coba bukan cucu ibuk bae udh ku gampar muka nya, Udh jelek dekil sok judes lagi,“ Sahut dodi
“Jelek dari mana,dia sangat tampan, lihat saja nanti di kampung, dia pasti akan menjadi rebutan cabe cabean di sana,” Ucap bobi.
Tiba tiba.
“Woy napa lo pada diem di situ, Ayok cepet, gue udh capek,” Ucap raka.
Raka benar benar di buat jengkel oleh kedua orang tersebut.
“Eh maaf tuan muda, baik lah, ayok dodi cepat, dia sudah marah marah,” Ucap bobi
Mereka berdua melangkah dengan sedikit cepat karna raka sudah ngomel ngomel tidak jelas.
Mereka sudah memasuki mobil dan keluar dari area bandara.
“Tuan muda ka..!!
“Panggil gue raka, gak usah tuan muda tuan muda, Gue bukan bos kalian, dan juga gue jijik di panggil tuan muda, Jangan panggil gue dengan sebutan itu lagi faham?,” Ucap raka
“Maafkan kami tuan muda, eh Maaf salah, Maafkan kami tuan, eh raka maaf,” Sahut bobi
“Uhhhhhh!!!.
“Tu, Raka kami sudah menunggu anda tiga jam yang lalu, kami berangkat dari kemarin, Kami takut terlambat,” sahut dodi,”
“Kemarin?,” Sahut raka
“Benar tuan, Eh kita panggil bos saja sudah, Bos kami menunggu anda tiga jam lebih, Uhh kami sampai ketiduran karna menunggu anda datang,” Sahut bobi
“Kemapa kalian tidak datang tepat waktu saja, Apakah kalian tidak di beritahu sama nenek ku?,” Sahut raka
“Sudah, Tapi jarak kampung dengan bandara itu 20 jam perjalanan, kami harus melewati hutan gunung, persawahan, jalan nya juga becek becek, Perjalanan yang sangat jauh sekali,” Sahut bobi
“What? Perjalanan 20 jam? Apa kalian bercanda? mana mungkin perjalanan sampai 20 jam?,” Sahut raka
“Itu benar sekali bos, Perjalanan sangat jauh, Di tambah lagi dengan jalanan yang becek dan bebatuan, tidak ada jalanan aspal sampai ke kampung, Semua nya sudah rusak,” Sahut dodi
“Tapi yang menjadi persoalan kita nanti bos, Kita harus sampai di kampung mung sebelum malam, Jika tidak maka kita akan berada dalam bahaya, Karna jika kita berkendara malam malam di jalanan itu, kita akan melewati beberapa lembah, melewati bukit, hutan yang lebat dan juga tidak ada apapun yang akan kita temui di sana, jalanan nya sangat sepi sekali,” Sahut dodi
“Memang nya kenapa kalo kita lewat jalanan sepi, apa kalian takut dengan hantu?,” Sahut raka
“Hantu?,”
Bobi dan dodi saling menjual pandangan, Kemudian saling mentertawakan.
“Hantu?, hahahaha, bos kami berdua hobi mencari hantu, nanti bos ikut kami mencari hantu,” Ucap bobi
“Hantu yang tidak ada kepala nya.
“Hahahah, Hantu yang banyak darah dan usus usus nya keluar,” Sahut bobi
“Hahaha, Hantu yang bisa terbang, Lalu membawa kita ke alam nya,” Sahut dodi
Entah apa yang di bicarakan dua orang ini, tapi mereka berdua sangat lucu, Mereka berdua sangat humoris.
Namun raka yang tidak tau apa apa, bahkan baru pertama kali raka bertemu dengan mereka berdua, akan tetapi mereka berdua berbicata seakan akan sudah kenal dengan raka cukup lama.
“Apa kalian berdua gila?, kenapa kalian berdua tertawa?, apa ada yang lucu dari pertanyaan ku?, aku hanya menanyakan, apa kalian tidak takut dengan hantu, itu saja,” Ucap raka
“Maafkan kami bos, tapi kamu sama seklai tidak takut dengan yang nama nya hantu, kami berdua sudah terbiasa melihat hantu, Yang kami takutkan adalah begal, di sana rumah begal, kami takut jika bertemu dengan para kawanan begal,” Sahut bobi
“Benar sekali bos, Begal di sana sadis sadis, mereka akan menebas kepala kita jika kita tidak memberikan apa yang mereka mau,” Sahut dodi
“Hmm, baik lah kalo begitu sini biar aku yang menyetir, kalian penunjuk jalan saja,” Sahut raka
“Eh tidak usah bos, biar saya saja, Percayakan semua nya sama kita berdua,” Sahut bobi
Raka menghembuskan nafas nya, mengambil sebatang rokok yang ada di saku celana nya.
Namun Tiba tiba saja mobil berhenti di depan super market.
“Kenapa kalian berhenti?,” Ucap raka
“Maag bos, kami ingin membeli roti, kami sangat lapar, kami belum makan,” Sahut bobi
“Benar sekali bos, Apa bos mau roti jugak?,” Sahut dodi
“Kalian saja, Tapi ayok biar kita masuk belanja, aku juga ingin membeli rokok,” Sahut raka
Akhir nya mereka bertiga masuk ke dalam supermarket tersebut.
Raka berjalan memutari rak yang berisikan banyak makanan ringan yang ada di sana.
Namun belum sempat raka memilih, bobi dan juga dodi sudah mengisi 5 keranjang dengan makanan ringan dan juga minuman.
Raka terkejut melihat mereka berdua, dalam hari raka berkata “apakah mereka selapar itu”
Belum habis sampai di situ, Mereka berdua kembali menambah beberapa makanan ringan seperti roti dan juga mie instan yang cukup banyak.
“Untuk apa makanan sebanyak ini?, apa kita akan pergi mendaki?,” Ucap raka
“Benar sekali bos, Kita akan pergi mendaki, Bos tenang saja, ini semua baik baik saja, tidak ada kata menghambur hamburkan makanan, kita akan habiskan semua nya,” Sahut bobi
7 keranjang sudah penuh, Namun mereka berdua kembali mengisi keranjang yang lain, Bahkan para kasir pun sampai terheran heran dengan tingkah mereka berdua.
“Bos sudah cukup ini saja,” Ucap bobi
“Yakin cuma segitu? apa tidak mau di tambah lagi?,” Sahut raka
“Wah bos menyuruh kita untuk menambah, ya sudah kita tambah lagi,” Sahut dodi
Raka melotot terkejut, padahal dia hanya bercanda, namun ternyata dodi dengan bobi benar benar menambah barang barang belanjaan.
Semua habis di borong.
“Bos rokok apa yang biasa bos hisap?,” ucap bobi
“Ini sempurna,” Sahut raka
“Oh baik lah, rokok sempurna 10 pak, Apa itu cukup bos?,” Sahut bobi
“10 pak?, Astaga banyak sekali?,” Sahut raka
“Tidak ada apa apa bos, percaya saja sama kita, he cepat ambilkan 20 pak,” Sahut dodi
“Eh malah di tambah lagi,” Sahut raka
“Tidak ada apa apa bos, tenang saja, aman aman,” Sahut bobi.
30 menit lama nya, 25 keranjang belanjaan sudah sepenuh nya terisi penuh.
Minuman, makanan ringan dan juga rokok sudah sangat banyak.
“Total nya jadi 13,8jt,” Ucap mbak kasir
Dodi dan bobi terkejut dengan bayaran yang sangat mahal tersebut.
“Mahal sekali bray, Mana bisa kita bayar, Itu sangat banyak, upah kita saja tinggal segini, Mana bisa kita bayar semua nya,” ucap dodi
Namun ucapan dodi dan bobi terdengar oleh raka.
“Kalian berdua cepat bawa ke mobil saja, biar aku yang bayar semua nya,” Ucap raka
Raka mengotak atik ponsel nya.
“Scan QR saja, Aku tidak ada uang cash sebanyak itu,” ucap raka
“Bisa mas, baik lah,” Sahut sang kasir
Scan QR sudah selesai, raka pun keluar dari supermarket
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!