NovelToon NovelToon

Galaxio

Bab 1

Sore ini, sekitar pukul 16.50, di Blossom Medical Centre, salah satu rumah sakit milik keluarga Nalendra, tampak begitu ramai. Tak hanya Langit, tapi ada Bian, Biru, Gray, Jingga, Kejora, Ivo, dan semua anak-anak DK, termasuk Zheva juga turut hadir. Saat ini mereka semua sedang mengantar Wulan menuju ruang operasi. "Langit, kamu yakin mau ikut masuk?" tanya Zheva yang diangguki oleh Langit. "Lo gak takut darah kan, Lang?" tanya Bian. "Yakali dia takut darah, Bang. Dulu aja pas jaman-jamannya kuliah hobi berantem,,, ampe luka-luka tuh muka. Udah biasa sama darah dia mah" ujar Biru. "Yaudah, kalo gitu titip adek sama ponakan gua. Kuatin dia dan semangatin dia terus" ujar Bian yang diangguki oleh Langit.

Setelahnya operasi persalinan Wulan pun segera dilaksanakan. ±50menit berlalu, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan operasi tersebut, membuat semua yang menunggu di luar seketika berteriak bahagia. "Yeayyy gua jadi Om" "Yeayy punya ponakan" "Syukurlah bayinya sudah lahir" "Yesss, Bos Junior udah lahir" dan masih banyak lagi. Sedangkan di dalam ruang operasi, Langit langsung mencium kening istrinya seraya meneteskan airmata. Mulutnya tak henti-hentinya merapalkan kata terima kasih. "Selamat ya, Tuan, Nyonya. Bayinya laki-laki, sehat dan tampan seperti papanya" ujar dokter tersebut menyerahkan bayi tersebut pada salah satu suster untuk dibersihkan.

"Kamu denger, sayang? Anak kita udah lahir, makasih,,, makasih karena kamu udah berjuang untuk bawa anak kita ke dunia ini. Aku,,, aku cinta sama kamu, sekali lagi makasih untuk kado terindah ini" ujar Langit, sedangkan Wulan hanya tersenyum. Setelah bayi laki-laki itu dibersihkan, suster meletakkan bayi tersebut diatas dada Wulan, dan membiarkan bayi laki-laki itu mencari sumber ASI-nya secara alami, sekaligus memberikan kontak fisik perdana sang bayi dengan ibunya. Setelahnya itu, Wulan dipindahkan ke ruang rawat, yaitu kamar kelas VVIP yang telah dipesan khusus oleh Langit dengan nuansa biru putih. "Eunghh..." gumam Wulan yang mulai siuman, membuat Langit mendekat. "Sayang, kamu udah sadar? Mau minum?" tanya Langit yang diangguki oleh Wulan.

Dengan hati-hati Langit mendekatkan air putih tersebut, agar dapat diminum oleh Wulan. "Anak kita mana, Kak?" tanya Wulan pelan. "Anak kita masih di baby room, sayang" ujar Langit. "Dia baik-baik aja kan, Kak?" tanya Wulan. "Iya, sayang. Anak kita baik-baik aja kok, dokter cuman mantau kondisinya aja. Besok kalo memungkinkan, dia udah dipindah ke sini" ujar Langit. "Kamu lanjut istirahat aja ya, ini masih malam. Kamu harus banyak-banyak istirahat supaya besok bisa lebih fresh pas ketemu baby" ujar Langit mengecup kening Wulan. Setelah Wulan kembali beristirahat, "Vo, Mi, titip Wulan bentar ya. Aku mau ke kantin, mau beli kopi" ujar Langit.

"Kamu kalo ngantuk tidur aja, jangan dipaksain begadang" ujar Zheva. "Gak kok, Mi. Gak bisa tidur aku, saking bahagianya. Lagian mau mampir ke baby room bentar, ngecek baby" ujar Langit. "Ikut dong, Lang" ujar Biru dan juga Gray. Lalu mereka pun menuju ke kantin, namun sebelum itu singgah sebentar ke baby room. "Anak lo cakep banget, Lang" ujar Biru memperhatikan wajah bayi mungil yang tampak terlelap itu. "Huum, mana hidungnya mancung pula" ujar Gray. "Sus, tolong jaga anak saya ya. Kalo ada apa-apa langsung hubungi saya" ujar Langit pada salah seorang suster, saat mereka hendak menuju ke kantin.

"Baik, Tuan" ujar suster tersebut. "Lang, lo gak mau posting ke IG gitu? Ya seenggaknya kasih tau semua oranglah kalo anak lo udah lahir" ujar Gray. "Nah bener tuh" sahut Biru. "Hm, iya juga ya" ujar Langit mengeluarkan ponselnya. "Bang, boleh post di IG DK juga gak?" tanya Steven yang kebetulan juga berada di kantin bersama beberapa anggota DK lainnya. "Boleh, tapi tutupin mukanya ya. Soalnya gua mau face reveal kalo udah ada izin dari Maminya" ujar Langit. "Manggilnya Papi-Mami ya, Lang?" tanya Biru yang diangguki oleh Langit.

Langit_Nlndra

Langit_Nlndra The first day of your life was the best day of ours. Welcome to the world, baby boy ❤ Thank you to my wife @Wlndri_Nlndra

Komentar dinonaktifkan

Dark_King

Dark_King Welcome to the world, Bos Junior ❤

Lihat semua 3.491.043 komentar

Lalisa_Kanigra Aaaa baby-nya udah lahir ❤

ElvinaTamaya_ Welcome to the world baby Nalendra ❤

AldianXabiru Gua kasih bocoran ya, mukanya cakep banget

➥ Daffian_Mahen Huum, hidungnya mancung juga

➥ Cecilia_Rexi Kapan face reveal-nya kak?

Vixen_Azryat Wah, calon raja balapan nih

➥ Ardhika_Leandra Bisa dong ya dijodohin sama anak gua :) 😂

➥ Langit_Nlndra Anak lo,,, anak lo,,, cari ibunya dulu sono -_

Kazuto_Gevarial Kapan face reveal-nya Bang? Cewek gua dari tadi desak suruh nanyain ke lo katanya

➥ Langit_Nlndra Nunggu Maminya dulu :)

Keesokan malamnya...

"Kak, baby-nya mana? Kok gak dibawa ke sini?" tanya Wulan. Saat ini ia sudah bisa duduk bersandar di ranjangnya. "Sabar ya, sayang. Bentar lagi baby-nya datang kok" ujar Langit. Selama Wulan di rumah sakit, selama itu juga anak-anak DK seolah menjadikan rumah sakit milik bos mereka itu sebagai markas. Tok... Tok... Tok... Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka, dan muncullah dua orang suster yang mendorong hospital baby bed (ranjang bayi) mendekati Wulan. Setelah itu, salah seorang suster menggendong bayi mungil itu dan menyerahkannya pada Wulan. "Bunda sudah bisa menyusui baby ya, disarankan untuk menyusuinya setiap 2 jam sekali" ujar suster tersebut. "Baik, Sus" ujar Wulan tersebut. Selepas kepergian suster tersebut, "Kak liat deh, ganteng banget ya" ujar Wulan.

Tangannya mengelus pipi gembul itu dengan sangat lembut sembari tersenyum hangat. "Foto yuk, sayang" ujar Langit mengajak istrinya berfoto bersama sang buah hati untuk pertama kalinya. "Aaa gemes banget sih kamu, Nak" ujar Wulan tak henti-hentinya memandangi wajah bayinya itu. "Oh jelas, siapa dulu dong Papinya" ujar Langit yang diiringi gelak tawa dari yang lain. "Mami boleh gendong gak?" tanya Zheva. "Boleh dong, masa Omanya mau gendong cucu sendiri gak boleh" ujar Wulan memindahkan sang anak ke gendongan Zheva. Sedangkan Langit memilih untuk duduk di sofa sebelah Gray dan Biru. "Tolong suruh semua bodyguard untuk memperketat penjagaan, gua gak mau kecolongan lagi" bisik Langit yang diangguki oleh kedua sahabatnya itu.

Langit_Nlndra

Langit_Nlndra Hello, i'm new here 🍼👶

Komentar dinonaktifkan

"Kak, nama dedek bayinya siapa?" tanya Wulan. "Hm, aku baru dapat nama belakangnya, sayang. Kamu ada usul gak?" tanya Langit, membuat Wulan terdiam sejenak selagi berpikir. "Hm,,, kalo 'Fajarendra Galaxio', gimana Kak?" tanya Wulan membuat Langit langsung tersenyum lebar. "Kalo bukan karena pengorbanan Bang Fajar, gua gak akan bisa rasain semua ini" gumam Langit dalam hati. "Bagus, sayang. Pinter kamu milihnya" ujar Langit bangkit dan mendekati Wulan. "Nama belakangnya apa, Lang? Pake Nalendra?" tanya Bian yang digelengi oleh Langit, membuat semuanya menoleh. "Terus nama belakangnya apa, Kak?" tanya Wulan turut bingung. "Nayanka" ujar Langit menatap bayi mungil yang digendong oleh Omanya itu.

"Nayanka?" tanya Bian. "Yap, Nayanka, gabungan dari Nalendra dan Yovanka. Gua mau suatu saat nanti, dia bisa memperbaiki nama Nalendra yang udah terlanjur dicap buruk oleh semua orang. Dan gua juga berharap, dia bisa dapat semua kebaikan dari keluarga Yovanka, termasuk keberanian dari Grandpa sama Grandma-nya" ujar Langit membuat semuanya terpaku. "Jadi, nama lengkapnya,,, Fajarendra Galaxio Nayanka" ujar Wulan yang diangguki oleh Langit. "Kalo dipikir-pikir, Galaxio itu mirip kata Galaksi ya. Ayahnya Langit, anaknya Galaksi. Hati-hati lo, Lang. Kalah pamor sama anak lo ntar" ujar Biru membuat yang lain tertawa. "Ya kalo anak sendiri yang ngalahin sih gapapa, legowo gua" jawab Langit.

Wlndri_Nlndra

Wlndri_Nlndra Hallo semuanya... Kenalin, namaku Fajarendra Galaxio Nayanka 👶🏼💓 The baby boy of Papi @Langit_Nlndra & Mami @Wlndri_Nlndra

Lihat semua 2.945.936 komentar

Cheril_Aloysia Fajarendra, auto keinget Kak Fajar :)

AdelineNixie_ Semoga tumbuh sehat & berani kayak Bg Fajar ya Baby Gala ❤

Ivano_Gavri Setelah dipikir², kalo bukan karena Bg Fajar, baby Gala belum tentu lahir :) Btw, congrats ya buat kelahiran baby-nya ❤

Zang_Xuemin Ini mah copy-annya Langit banget 😂

➥ AlvaroBernardo Sependapat, bener² salinan Langit banget :)

Alicia_Sascha Mirip banget sama Kak Langit :)

➥ Jelena_Gasha Huum, ganteng banget, nurun Papinya :)

➥ LuizaVedora_ Iya woiii, masih bayi aja seganteng itu, apalagi gedenya nanti

"Kakak curang ih" ujar Wulan membuat Langit menoleh. "Curang kenapa, sayang?" tanya Langit bingung. "Yang hamil kan aku, kok pas lahir mirip kakak semua sih" ujar Wulan cemberut, membuat semua yang lain sontak tertawa. "Haha,,, ya mana aku tau, sayang" ujar Langit tertawa. "Eh, siapa bilang mirip Kak Langit semua. Bibirnya mirip lo tau, Lan" ujar Ivo memperhatikan baby Gala yang masih digendong oleh Zheva itu. "Iya loh, bibirnya kecil, imut-imut gitu" sahut Jingga. "Mi, aku mau gendong dong" ujar Wulan membuat Zheva langsung bangkit dan memindahkan bayi itu ke tangan ibunya. Ponsel Langit tiba-tiba berdering, membuatnya lelaki itu dengan segera bangkit dan menjawabnya.

"Hm" ujar Langit sedikit berjalan menjauh menuju balkon kamar rawat. "Oke, thanks" ujar Langit memutus panggilan, lantas kembali mendekati sang istri. "Siapa, Kak?" tanya Wulan menatap suaminya itu dengan lamat. "Ethan sayang. Cuman ngasih laporan aja kok" ujar Langit tersenyum sembari mengelus lembut rambut sang istri, sedangkan Wulan hanya mengangguk pelan. "Sayang, aku ke kantin bentar ya. Kamu mau nitip sesuatu gak?" tanya Langit. "Hm, gak deh, Kak" ujar Wulan. "Gray, Biru, temenin gua yuk. Males nih gua pergi sendirian" ujar Langit membuat Gray dan Biru lantas bangkit dan mengikuti Langit.

Bab 2

Singkat cerita, beberapa tahun kemudian...

Bayi laki-laki tampan yang dulu sempat membuat jagat maya heboh karena ketampanannya yang sejak dini, kini sudah duduk di bangku akhir SMP. Pagi ini, Gala terbangun dari tidurnya sekitar pukul 05:00. Ia segera bangkit untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Setelah selesai bersiap, ia turun ke dapur dan melihat Maminya. Gala berlari menuruni setiap anak tangga, dan langsung memeluk ibunya dari belakang, sehingga membuat wanita yang sedang membuat pancake tersebut terlonjak kaget. "Gala, kamu bikin Mami kaget tau, Nak" ujar Wulan yang dibalas cengiran dari sang putra. "Abisnya Mami sibuk banget, sampe gak denger langkah Gala yang gedebak gedebuk dari tadi" ujar Gala. "Gedebak gedebuk itu bahasa mana, sayang? Aneh aneh aja bahasa kamu tuh" ujar Wulan mencolek hidung Gala.

"Itu bahasanya Skylar, Mi. Dia sering bilang itu di sekolah, jadi kebawa-bawa deh" ujar Gala. "Hm iya deh. Oh iya, sayang. Mami boleh minta tolong gak?" tanya Wulan mengusap kepala putranya. "Boleh dong, Mami mau minta tolong apa?" tanya Gala. "Tolong bangunin Papi dong, sayang. Semalam dia bilang kalo pagi ini ada meeting penting" ujar Wulan. "Okey, Mi. Siap laksanakan" ujar Gala meletakkan tas sekolahnya di bangku meja makan dan segera berlalu ke kamar orangtuanya. Gala mendengus saat melihat Papinya masih bergelung dalam selimut tebal itu. Ia mendekat dan berdiri di sebelah kasur. "Pi,,, bangun... Udah pagi..." ujar Gala menoel-noel bahu ayahnya, namun tak kunjung mendapat respon, membuat anak laki-laki itu semakin mendengus.

Tiba-tiba semua senyum jahil terbit di wajah tampan itu. Gala naik ke kasur orangtuanya dengan hati-hati seraya mengambil ancang-ancang. "Satu... Dua... Tiga..." ujar Gala dalam hati. Lalu ia melompat dan mendarat di punggung Langit, membuat laki-laki itu meringis seketika. "Gala,,, kamu tuh ya,,, turun gak" ujar Langit, membuat Gala langsung turun dan duduk di sebelah sang ayah. "Kamu tuh gak sadar umur ya, udah gede, badan kamu tuh juga makin berat. Kalo Papi encok gimana hm?" tanya Langit. "Mami bilang Papi ada meeting penting pagi ini" ujar Gala membuat Langit terdiam. "Oh iya, sekarang jam berapa?" tanya Langit. "Udah jam 7" jawab Gala membuat Langit seketika membelalak dan bangkit dengan tergesa.

"Kenapa gak bangunin Papi dari tadi sih, Gala..." ujar Langit dari kamar mandi. Sedangkan Gala memutuskan kembali ke ruang makan seraya tertawa. "Kamu kenapa ketawa, sayang? Abis ngerjain Papi lagi ya?" tanya Wulan. "Hehe,,, ya abisnya Gala bangunin pelan-pelan, tapi Papi gak bangun-bangun. Ya udah, Gala kerjain aja sekalian" ujar Gala duduk di meja makan tersebut. Tak lama kemudian terdengar langkah tergesa dari lantai dua. "Sayang aku berangkat dulu ya, udah telat banget nih" ujar Langit langsung mengecup singkat bibir sang istri. "Eh eh eh, Mas mau ke mana?" tanya Wulan menahan lengan Langit. Sejak kelahiran Gala, Wulan memutuskan untuk mengubah panggilannya pada Langit, dari yang awalnya memanggil 'Kak', menjadi 'Mas'.

Wulan memindai penampilan suaminya yang sangat berantakan tersebut, dapat Wulan terka bahwa Langit tak menyisir rambutnya dan hanya merapikannya dengan tangan, belum lagi dasi yang tak terpasang rapi itu. "Sayang kamu lupa? Kan semalam aku udah bilang, aku ada meeting penting pagi ini" ujar Langit. "Iya aku tau, Mas. Tapi masalahnya sekarang tuh baru jam 6 loh, kantor kamu aja baru buka jam 06:45" ujar Wulan membuat Langit terdiam. Ia melirik jam tangannya dan beralih pada sang putra yang justru tampak menikmati sarapannya dengan watados (wajah tanpa dosa). "Kamu tuh ya,,, ihhh...." ujar Langit geram membuat Wulan terkekeh kecil, sedangkan Gala hanya menyengir.

"Gala udah bangunin Papi baik-baik loh tadi, udah Gala toel-toel, tapi Papi gak bangun-bangun juga. Jadi bukan salah Gala dong. Kalo gak percaya Papi cek aja di CCTV" ujar Gala sambil terus menikmati sarapannya. "Udah ih, Mas. Masih pagi, gak baik marah-marah gitu" ujar Wulan. "Sayang, bantuin aku siap-siap dong" ujar Langit. "Yaudah deh, Mas ke kamar duluan sana. Aku mau ambilin susu buat Gala dulu, nanti aku nyusul" ujar Wulan beranjak ke dapur. "Sayang, nih susunya jangan lupa diminum ya. Mami ke kamar dulu, bantu Papi beres-beres" ujar Wulan. "Okay, Mi. Bilang ke Papi jangan lama-lama ya, Mi. Soalnya aku mau berangkat cepat" ujar Gala. "Oke, sayang" ujar Wulan lalu beranjak menyusul sang suami.

"Mas" ujar Wulan seraya menutup kembali pintu kamarnya. Langit mendekat dan memeluk pinggang ramping itu. "Morning kiss aku mana?" tanya Langit pelan. "Sempat-sempatnya minta morning kiss" ujar Wulan. "Itu wajib, sayang. Morning kiss itu ibaratkan vitamin C buat aku" ujar Langit tertawa kecil, lalu dengan cepat mencium dan melumat bibir mungil itu. Beberapa saat kemudian, "Mas udah ya,,, Gala mau buru-buru ke sekolah katanya. Kamu juga belum sarapan kan" ujar Wulan memutus ciuman tersebut. "Yaudah deh, tapi nanti malam lebih ya, sayang" ujar Langit mengedipkan sebelah matanya. "Udah ih, masih pagi bahasannya udah gitu aja" ujar Wulan menarik Langit kembali ke meja makan. Setelah selesai sarapan, Wulan pun mengantar Langit dan juga Gala hingga ke pintu utama.

"Sayang, aku berangkat dulu ya. Kamu di rumah hati-hati,  jangan kerjain pekerjaan rumah yang berat-berat, lagian udah ada maid juga. Santai-santai aja" ujar Langit mengecup kening sang istri. "Iya, Mas. Kamu juga bawa mobilnya hati-hati ya" ujar Wulan mencium punggung tangan Langit. "Mi, Gala pergi dulu ya. See you, Mi. Love you" ujar Gala mencium tangan dan pipi sang Mami, lantas menyusul Langit masuk ke mobil. Setelah Gala masuk, Langit segera melajukan mobilnya meninggalkan mansion, dan menuju ke sekolah Gala. "Gala, nanti pulang sekolah sama Pak Eko ya, gapapa kan?" tanya Langit saat mobilnya hampir tiba di sekolah Gala.

"Gak usah, Pi. Skylar sama Arnav mau main ke rumah nanti, jadi Gala nebeng sama mobilnya Skylar aja" ujar Gala. "Yaudah deh. Oh iya, kamu udah selesai ujian kan ya?" tanya Langit yang diangguki oleh Gala. "Tinggal nunggu kelulusan aja sih, emang kenapa, Pi?" tanya Gala balik. "Kamu udah tau mau lanjut di mana?" tanya Langit. "Aku, Skylar sama Arnav sih udah janjian mau masuk ke Starmoon High School, Pi" ujar Gala. "Oh bagus dong, kebetulan keluarga kita salah satu donatur terbesar di sekolah itu" ujar Langit. "No, Gala gak mau ya masuk ke sana lewat jalur orang dalam. Gala mau masuk ke sana lewat jalur tes mandiri, jadi Gala mohon ke Papi, gak usah pake power Papi untuk bantu Gala. Lebih baik Gala gagal karena usaha sendiri dari pada lolos dengan bantuan Papi" ujar Gala membuat Langit tersenyum.

"Iya, sayang. Papi percaya kok sama kemampuan kamu" ujar Langit mengusap kepala Gala. Tak lama kemudian, mobil sport tersebut memasuki pekarangan sekolah Gala. "Yaudah, Pi. Gala turun dulu ya, Papi ke kantornya hati-hati. Jangan ganjen sama karyawan cewek Papi. Awas aja kalo ganjen, Gala laporin ke Mami. Biar Papi tidur di luar" ujar Gala membuat Langit terkekeh. "Iya bawel" ujar Langit. "Yaudah, Gala sekolah dulu. Bye, Pi. Love you" ujar Gala mencium punggung tangan dan juga pipi Langit, lalu keluar dari mobil dan berlari menuju kelasnya. Setelah itu Langit pun turut bergegas menuju ke kantornya. Saat Gala berbelok di ujung koridor, tiba-tiba saja, Brukkk... Seseorang dari arah berlawanan menyenggol bahu Gala hingga tas yang hanya ia sandang dengan sebelah tangan itu jatuh ke lantai.

"Sorry" ujar Gala, meskipun bukan ia yang salah, tapi Gala hanya tak ingin memperpanjang masalah. "Lo kalo jalan tuh pake mata dong" ujar laki-laki itu sinis. "Sorry, tapi setau gua dimana-mana jalan tuh pake kaki" ujar Gala. "Lo,,, berani lo sama gua ha?" ujar lelaki itu mendorong bahu Gala, membuat nafas Gala seketika memburu. Ia tak suka disentuh oleh sembarangan orang, kecuali keluarga, 2 sahabatnya, dan orang-orang yang sudah akrab dengannya. "Rel udah Rel,,, lo jangan cari masalah sama dia, bahaya" ujar teman lelaki itu yang kebetulan satu kelas dengan Gala, Haris. "Sorry ya, Gal. Dia murid baru soalnya" ujar Haris.

"Lo jangan macem-macem sama dia. Dia tuh anaknya Pak Langit, pengusaha paling kaya saat ini" ujar Haris sedikit berbisik. "Oh, kalo gitu,,, berarti lo cucunya Sagara Nalendra dong, yang mafia kelas kakap itu kan? Atau jangan-jangan bokap lo juga mafia?" ujar lelaki itu membuat Gala langsung menatapnya tajam, bahkan kedua tangannya sudah mengepal kuat. Tanpa disadari, mereka kini tengah dikerubungi oleh siswa/i lainnya. "Kok nyokap lo mau ya sama anak mafia? Ohhh gua tau, pasti karena nyokap lo matre kan? Makanya dia mau sama bokap lo, gak ped..." Bugh... Gala meninju rahang lelaki itu hingga tersungkur ke lantai.

Ia membuang tasnya dan mendekati lelaki itu, lantas menarik kerah seragamnya. "Lo boleh hina semua keluarga gua! Bahkan lo juga boleh hina gua! Tapi jangan pernah sekali-kali lo hina nyokap & bokap gua!" ujar Gala dingin. Bugh... Bugh... Gala kembali melayangkan beberapa tinjuan pada wajah lelaki itu. "Sekali lagi lo ngomong hal jelek tentang orangtua gua,,,, gua gak segan-segan untuk nyobek mulut lo dengan tangan gua sendiri. Inget itu, lo salah cari lawan" ujar Gala. "Bajingan. Cuihh..." ujar Gala meludahi lelaki itu, lalu kembali meraih tasnya dan merapikan seragamnya, lantas kembali bergerak menuju ke kelasnya.

Bab 3

"Kenapa lo? Kek baju belum di setrika aja tuh muka" ujar Skylar saat Gala baru saja mendudukkan dirinya di kursinya. "Lo gak tau? Sahabat kita ini kan abis berantem sama anak baru di kelas sebelah" ujar Arnav yang duduk di sebelah Skylar. "Oh ya? Kenapa Gal? Biasanya juga orang caper gitu gak lo ladenin" ujar Skylar. "Dia bawa-bawa nyokap gua" ujar Gala membuat Skylar melotot. "Wah kalo udah sampe bawa-bawa Mami, gua juga gak terima ya" ujar Skylar bangkit dan langsung di tahan oleh Gala. "Udah,,, udah gua urus kok" ujar Gala. "Lain kali kalo ada yang bawa-bawa Mami lagi, lo bilang ke kita-kita juga. Enak aja dia bawa-bawa Mami" ujar Skylar. Kedua sahabat Gala itu memang sudah sangat dekat dengan orangtuanya, karena mereka memang sudah bersahabat sejak TK sampai saat ini.

"Oh iya, kita jadi kan ngurus berkas untuk ujian tes mandiri di Starmoon?" tanya Arnav membuat kedua sahabatnya itu menoleh. "Jadi dong" ujar Skylar. "Oh iya, nanti kita jadi main ke rumah lo kan, Gal?" tanya Skylar yang diangguki oleh Gala. "Yesss,,, kira-kira Mami nanti masak apa ya" ujar Skylar. "Makan mulu otak lo" ujar Arnav. "Abisnya masakan Mami tuh enak banget sih" ujar Skylar. "Oh iya, Gal. Mami lo nyari anak angkat gak? Gua mau deh jadi adek angkat lo, ikhlas lahir batin mah gua" ujar Skylar. "Gua yang gak ikhlas punya adek kek lo" jawab Gala membuat Arnav tertawa. "Eh, tapi lo emangnya gak mau punya adek gitu, Gal?" tanya Arnav. "Maulah, tapi ya belum dikasih mau gimana lagi" ujar Gala.

"Gak usah pesimis gitulah, orang yang udah umur 50an aja masih bisa punya anak tuh" ujar Skylar. "Tapi kalo boleh milih nih Gal... Lo mau adek cewek atau cowok?" tanya Arnav. "Cewek, gua pengen adek cewek" ujar Gala tersenyum. "Kenapa? Bukannya lebih enak kalo punya adek cowok ya, bisa lo ajakin main PS" ujar Skylar. "Gak, kalo untuk main PS atau bandel-bandelan, gua udah punya kalian. Lagi pula, kayaknya seru kalo punya adek cewek, bisa gua beliin baju yang lucu-lucu, terus gua ajakin jalan-jalan ke taman atau ke mall, beli es krim atau boneka" ujar Gala. "Wah,,, enak banget nih yang bakal jadi adeknya Gala nanti" ujar Arnav. "Udah udah,,, ngadep depan sono. Tuh, Pak Edgar udah datang" ujar Gala membuat kedua sahabatnya menoleh.

Di depan,,, tampak Pak Edgar, wali kelas IX 1 yang berjalan memasuki kelas tersebut. "Pagi, anak-anak" ujar Pak Edgar sembari tersenyum dan menatap murid-muridnya secara silih berganti. "Pagi, Pak" sahut semua murid serentak. "Baik anak-anak, berhubung ujian akhir telah selesai dilaksanakan, jadi pembelajaran kita tutupkan sampai di sini. Bagi kalian yang ingin mengikuti tes mandiri pada beberapa SMA yang sudah membuka tes, sudah bisa mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan ya" ujar Pak Edgar. "Baik, Pak" ujar anak-anak. Setelahnya mereka semua melanjutkan diskusi mengenai beberapa hal.

Siang harinya...

"Mami,,, Gala pulang" ujar Gala memasuki mansion. "Bi, Mami mana?" tanya Gala pada Bi Sekar. "Oh itu,,, Nyonya di dapur Tuan Muda" ujar Bi Sekar. "Gala atau Xio aja Bi. Gak usah pake embel-embel Tuan Muda Tuan Muda segala ihh" ujar Gala membuat Bi Sekar tersenyum. "Kalian duluan aja ke kamar gua ya, gua mau ke dapur dulu. Sekalian bawain tas gua, lo pada masih inget password kamar gua kan" ujar Gala yang diangguki oleh Skylar dan Arnav. Setelah kedua teman Gala menuju ke kamarnya, Gala sendiri segera menuju ke dapur dan menemui ibunya yang tengah memasak. "Mami" ujar Gala memeluk sang ibu. "Mami masak apa?" tanya Gala. "Mami bikin Beef Teriyaki, Udang Goreng Balado, Chicken Pokpok sama Sosis Asam Manis sayang" ujar Wulan mengelus kepala Gala.

"Loh? Sayur bayamnya gak ada Mi?" tanya Gala saat Wulan tak menyebutkan menu favoritnya itu. "Ada kok sayang. Tuh sayurnya udah siap" ujar Wulan memindahkan Sosis Asam Manis tersebut ke piring. "Hmm,,, baunya enak" ujar Gala mengambil sebuah sendok dan mencicipi sayur tersebut. "Tadi Papi nelfon Mami, katanya teman-teman kamu mau main ke sini" ujar Wulan yang diangguki oleh Gala. "Mereka di kamar aku Mi" ujar Gala. "Yaudah, kamu ganti baju dulu gih sana, terus bawa teman-teman kamu ke meja makan, kita makan siang dulu" ujar Wulan. "Okey Mi. Oh iya Mi,,, Skylar sama Arnav boleh minjam baju aku kan?" tanya Gala. "Boleh kok Nak" ujar Wulan. "Okay, thank you Mi" ujar Gala mengecup pipi ibunya.

Lalu setelahnya Gala pun segera beranjak menuju kamarnya dan langsung mengganti pakaian. "Guys, ganti baju dulu gih, abis itu kita makan siang bareng. Mami udah siap masak tuh" ujar Gala keluar dari walk in closet. "Yesss, makan masakan Mami" ujar Skylar bangkit dengan semangat. "Minjem baju ya Gal" ujar Arnav. "Ambil aja di lemari" ujar Gala duduk di sofa seraya menunggu temannya berganti pakaian. Setelah kedua sahabatnya itu selesai mengganti pakaian, mereka pun segera menuju ke ruang makan. Saat mereka baru duduk, tiba-tiba muncul Langit yang langsung mendekati Wulan. "Hai sayang" ujar lelaki itu seraya mengecup kening sang istri. "Hai Mas. Ayo duduk, kita makan siang" ujar Wulan.

"Hai boys" sapa Langit pada sang putra dan kedua sahabat anaknya itu. Langit memang selalu menyempatkan diri untuk pulang setiap makan siang, padahal Wulan sudah mengizinkan Langit untuk makan siang di kantor atau delivery. Namun lelaki itu tetap bersikeras untuk pulang saat makan siang. Setelahnya mereka pun segera memulai makan siang. "Pi, Mi... Sekolah ngadain acara jalan-jalan sekalian nginep untuk semua anak kelas 3. Gala boleh ikut gak?" tanya Gala setelah menyelesaikan makannya. "Sky sama Arnav ikut?" tanya Wulan. "Kami mah ngikut Gala Mi. Kalo Gala ikut, ya kami ikut, tapi kalo Gala gak ikut,,, mending kami main PS bareng dia aja" ujar Arnav terkekeh. "Wah kompak banget kalian" ujar Langit.

"Iya dong Pi. Black Pearl gitu loh" ujar Skylar membuat Wulan dan Langit mengernyit. "Black Pearl? Apa itu?" tanya Wulan. "Black Pearl itu nama geng yang ka... Aaww" teriak Skylar saat kakinya diinjak oleh Gala. "Geng? Gala, kamu bikin geng?" tanya Langit. "Oh itu,,, gak kok Pi. Sebenarnya bukan geng tapi nama grup chat kami itu Black Pearl" ujar Arnav. "Iya gitu maksudnya Pi" sahut Gala. "Papi gak mau ya kalo kamu ikut-ikutan apalagi sampe bikin geng" ujar Langit. "Mas" ujar Wulan membuat Langit menoleh. "Sayang, kamu sendiri tau kan gimana resikonya kalo terlibat geng itu? Kita udah pernah ngalamin semua itu, bahkan saat Gala baru lahir aja, dia sempat di culik sama salah satu geng yang jadi musuh aku dulu" ujar Langit. "Ya aku tau, tapi gak perlu ngasih taunya kayak gi..." "Aku cuman mau yang terbaik buat Gala sayang" ujar Langit.

"Iya Mas. Aku pa..." "Kalo Papi boleh kenapa aku gak boleh?" ujar Gala membuat orangtuanya menoleh. "Lagian Papi gak perlu khawatir, aku udah rasain semua itu kok, melalui om-om DK. Jadi gak usah berlebihan" ujar Gala bangkit dan berlalu ke kamarnya. "Hm, Pi, Mi,,, biar kami yang nyusulin Gala" ujar Arnav langsung bangkit dan berlalu diikuti Skylar. "Mas, kita udah bicarain ini berkali-kali kan? Kenapa masih dilanggar?" tanya Wulan. "Kamu denger sendiri kan tadi kalo temennya bilang itu nama geng mereka" ujar Langit. "Tapi kita udah buat kesepakatan untuk gak boleh marahin Gala di depan banyak orang! Termasuk teman-temannya" ujar Wulan. "Aku gak marahin dia sayang. Aku cuman ngasih tau ka..." "Tapi bukan itu yang Gala tangkap" potong Wulan turut bangkit dan beranjak.

"Gal,,, niat bokap lo itu baik tau, dia gak mau lo kenapa-napa" ujar Skylar. "Tapi Papi tuh terlalu ngekang gua Sky. Gua berasa kek anak cewek tau gak, ini gak boleh, itu gak boleh. Tau gini gua tinggal sama Om Bian aja" ujar Gala memainkan PS-nya. Tok... Tok... Tok... Ceklek... "Hai sayang. Lihat deh, Mami bawain cookies coklat kesukaan kalian" ujar Wulan masuk seraya membawa setoples cookies coklat dan meletakkannya di depan ketiga anak laki-laki itu. "Gala" ujar Wulan membuat Gala seketika menghentikan permainannya dan langsung berlari memeluk sang ibu. "Mi, Gala gak suka terlalu dikekang gini" ujar Gala. "Huum, Mami paham kok Nak. Tapi Gala juga harus ngerti, Papi ngelakuin semua itu demi keselamatan Gala. Gala gak tau kan gimana paniknya kami semua saat Gala baru lahir dan diculik sama musuh Papi" ujar Wulan mengelus rambut Gala.

"Jadi Gala beneran pernah diculik Mi?" tanya Arnav yang diangguki oleh Wulan. "Bahkan saat itu umur Gala belum genap satu hari, dan Gala tau,,, saking marahnya Papi, dia sampe kerahin ratusan bodyguard bahkan anggota kepolisian untuk cari Gala. Dan setelah penculik itu ditangkap, Papi sendiri yang eksekusi orang itu" ujar Wulan. "Oke fine kalo Papi larang Gala untuk ikut-ikutan geng gitu, tapi apa harus Papi larang Gala untuk ikut berbagai aktivitas lainnya? Contohnya aja pas Gala mau ikut kursus bela diri, Papi ngelarang dengan alasan takut Gala kecapean. Gala mau ikut les musik juga gak boleh. Semuanya aja gak boleh, gak sekalian aja Papi kurung Gala di rumah supaya gak kemana-mana" ujar Gala.

"Ekhm..." dehaman Langit membuat mereka semua menoleh. "Maafin Papi ya sayang. Ternyata Papi se-overprotective itu ya sama kamu. Bukannya melindungi, Papi malah terkesan ngurung kamu" ujar Langit mendekat dan jongkok di depan Gala. "Gala masih mau ikut kursus bela diri dan les musik?" tanya Langit membuat Gala terdiam dan mengangguk pelan, sedangkan Langit menarik senyum. "Nanti Papi cariin guru bela diri dan guru musik terbaik buat Gala. Jadi lusa, Gala udah bisa mulai" ujar Langit membuat Gala langsung menatap berbinar. "Beneran Pi?" tanya Gala. Langit tersenyum dan mengangguk. "Makasih Pi. Gala sayang Papi" ujar Gala memeluk Langit.

"Huum, love you too boy" ujar Langit mengusap rambut Gala. "Kalian mau ikutan kursus bela diri dan les musik juga?" tanya Langit pada Arnav dan Skylar. "Kalo mau, Papi bisa daftarin kalian juga sekalian. Papi yang bayarin semuanya" ujar Langit membuat kedua anak laki-laki sumringah dan mengangguk. "Yaudah, Papi harus balik ke kantor lagi sekarang. Masih ada rapat soalnya" ujar Langit melerai pelukannya. "Papi ngizinin Gala dengan syarat semua itu gak ganggu sekolah Gala. Paham boy?" ujar Langit yang diangguki oleh Gala. "Yaudah, Papi berangkat dulu ya" ujar Langit mengecup kening Gala. "Hati-hati Pi" ujar Gala mencium tangan Langit, diikuti oleh teman-temannya. "Mami anter Papi ke depan dulu. Kalian lanjut main dan nikmatin cemilannya" ujar Wulan.

"Makasih Mi" ujar ketiga anak laki-laki itu. "Makasih ya Mas. Kamu udah mau ngertiin Gala" ujar Wulan saat mereka sedang menuju ke pintu utama. "Sama-sama sayang. Harusnya aku yang minta maaf,,, niatku jagain Gala, tapi justru malah jadi ngekang dia. Maafin aku ya sempat bikin kamu kecewa" ujar Langit. "Iya Mas. Gapapa kok, sekarang kamu juga udah ngerti kan. Aku bangga sama kamu, kamu Papi terbaik buat Gala" ujar Wulan mengelus pipi Langit. "Cuman Papi terbaik nih? Suami terbaik gak?" tanya Langit tersenyum menggoda. "Itu mah gak perlu ditanya. Kamu,,, suami terbaik aku" ujar Wulan mengecup singkat bibir Langit. "Dan kamu,,, satu-satunya istri terbaik aku. I love you sayang" ujar Langit balas mengecup bibir Wulan. "Yaudah, aku balik ke kantor dulu ya sayang" ujar Langit mengecup kening Wulan. "Hati-hati ya Mas" ujar Wulan mengecup tangan Langit. Lalu setelahnya, lelaki itu pun segera beranjak ke kantor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!