Malam yang gelap saat hujan deras disertai angin kencang dan petir bersautan seorang gadis tengah berjuang untuk bisa melepaskan diri dari cengkraman tangan pria botak bertubuh tambun itu.
Gadis malang yang dijadikan sebagai transaksi bisnis dari saudara tirinya itu kini tengah menjerit meraung-raung meminta tolong dan minta dilepaskan namun tidak ada satupun orang yang peduli dengan itu padahal mereka tengah berada di keramaian.
"Tolong aku!! Aku mohon siapa saja tolong aku hiks... tolong!"tangis itu perlahan mulai menghilang bersamaan dengan pintu kamar hotel prostitusi itu tertutup rapat.
Gadis cantik itu di lempar keatas ranjang, dengan sangat keras hingga saat pria itu merangkak diatas tubuhnya, tapi saat dia akan mencium bibir gadis itu tiba-tiba pintu terbuka lebar pria itu terkejut saat melihat istrinya tengah berdiri di hadapannya.
Wanita bertubuh tambun itu langsung menjambak kerah kemeja suaminya dan menariknya pergi ke luar kamar, dan gadis itu langsung bergegas pergi dengan kondisi kepalanya yang terasa sangat pusing dan seluruh tubuhnya terasa terbakar hingga dia memasuki sebuah ruangan yang entah ruangan apa tidak sampai melihat sekeliling nya dia langsung tergeletak begitu saja.
Sementara di dalam ruangan tersebut, tiga orang pria yang tengah duduk sambil minum minuman keras ditemani oleh para wanita malam yang super seksi itu kaget dengan kehadiran gadis cantik yang langsung tergeletak begitu saja.
Salah satu dari mereka yang sedari tadi menolak sentuhan wanita-wanita buas itu langsung bangkit dan menghampiri wanita cantik yang kini terlihat sangat mengenaskan dengan kondisi nya yang berantakan dan saat disentuh tubuhnya demam tinggi.
Kondisi seperti itu sudah pasti pria itu kenali, dia seorang Casanova jadi dia tau apa yang dialami gadis itu.
Pria tampan dan gagah perkasa itu langsung membawa gadis malang itu keluar dari dalam club malam yang menyatu dengan hotel prostitusi itu.
"Tolong aku rasanya tidak nyaman."ucap nya yang kini terlihat gelisah dari gerakan nya yang bahkan tidak pernah bisa diam saat berada di jok belakang.
Pria itu hanya bisa fokus pada jalan sambil menambah kecepatan. Sampai saat mereka tiba di sebuah villa mewah milik nya pribadi dia langsung menggendong gadis malang itu menuju kedalam dan membawanya kedalam kamar pribadinya.
"Tolong aku aku mohon ini panas sekali ini sangat panas."ucap gadis itu yang kini terlihat berkeringat dengan wajah memerah dan gelisah, hingga saat pria tampan itu langsung melepaskan atribut yang ia kenakan dan untuk pertama kalinya dia tidak menggunakan pengaman.
Malam panas itu terjadi diawali jeritan keras dari bibir gadis cantik itu saat mahkota nya diterobos dengan paksa oleh mahluk asing yang selalu disebut junior itu hingga darah keper*wa*an itu merembes dari jalan nya memandikan junior yang kini terlihat sangat bahagia itu.
"Kau masih virgin sayang tapi maaf aku tidak bisa menghentikan nya."ucap pria bernama Alfaro Arkan Wijaya anak dari pasangan tuan Arkan Wijaya dan nyonya Sena Wijaya itu.
Pria itu terus menggempur gadis cantik yang kini tengah berada dalam pengaruh obat perangsang yang diberikan oleh saudara tirinya nya itu.
Hanya karena terlahir dari sebuah kesalahan seluruh keluarganya begitu membenci gadis malang itu, dia hadir di keluarga berada, tapi dia bukan terlahir dari wanita yang menjadi ratu di rumah itu melainkan terlahir dari seorang asisten pribadi sang ratu.
Ananta Nelson adalah wanita cantik yang menjadi ratu dari rumah mewah bersama suami bule nya bersama Nelson. Mereka memiliki tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan yang merupakan anak kandungnya yang sudah tumbuh dewasa termasuk putri bungsunya Claudia Nelson.
Dan gadis malang yang sejak kelahirannya tidak pernah diinginkan yang bernama Embun yang terlahir dari kesalahan yang dilakukan oleh tuan Nelson dan asisten sang istri yaitu Delima.
Kejadian dua puluh tahun silam itu tidak bisa mengubah rasa benci dari seluruh keluarga pada Embun bahkan setelah istri kedua tuan Nelson meninggal dunia. Dia adalah delima yang dinikahi secara sirih karena sudah terlanjur hamil akibat perbuatannya yang kala itu merenggut kesucian delima saat dirinya tengah mabuk saat istrinya tengah berada di luar negeri.
Embun tumbuh di tengah lingkungan keluarga yang memperlakukan dirinya seperti kotoran yang ada di hadapan mereka meskipun Embun tidak pernah mereka singkirkan dari rumah itu karena permintaan orang tua kandung tuan Nelson.
Pria itu juga tidak mampu membela putri bungsunya yang diperlukan secara tidak manusiawi di rumah itu, jika selama ini dia menggunakan pakaian bagus itu adalah pakaian bekas dari kakak tirinya Claudia Nelson kakak tirinya.
Tidak ada barang baru untuk anak yang tidak diinginkan bahkan delima tidak diberikan fasilitas yang sama dengan ratu di rumah tersebut seperti halnya Embun delima pun tidak diperbolehkan menuntut nafkah dari suaminya baik secara lahir maupun batin.
Delima hanya cukup makan bersama para pelayan seperti selama ini saat dia datang ke rumah tersebut.
Dan tidak ada kasih sayang ataupun kata kiasan yang selama ini selalu diberikan oleh tuan Nelson pada istri pertamanya, bahkan delima pun tidak diijinkan untuk menatap pria itu.
Tiga anak laki-laki kembar yang merupakan anak pertama tuan Nelson yang kini berusia 25 tahun pun tidak jarang menjadikan Embun sebagai dayang di rumah mewah itu hingga tidak jarang Embun terlambat datang ke sekolah ataupun ke kampus seperti akhir-akhir ini.
Padahal gadis itu sekolah di sekolah terbaik itu mengandalkan beasiswa yang ia dapatkan dari beasiswa karena dia adalah murid yang sangat berprestasi.
Dan puncaknya saat ini saat Embun dijadikan transaksi bisnis ilegal yang mereka jalani baru-baru ini.
Embun terbangun di pagi hari dengan kondisi tubuh dipenuhi bercak merah keunguan di sekujur tubuhnya tanda kepemilikan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya meskipun dia bukan lagi gadis belia.
Tangisnya pecah saat melihat noda darah di sepre belum lagi area intinya terasa sangat sakit dan perih.
"Sudah bangun sayang."ucap seseorang yang mengejutkan gadis cantik itu.
"Kau siapa?"ucap Embun yang kini terlihat ketakutan saat melihat pria tampan itu mendekat dalam keadaan tidak menggunakan pakaian kecuali handuk yang melilit di pinggang nya itu.
"Kau lupa siapa aku sayang?"ucap nya sambil tersenyum manis di hadapan Embun yang kini hendak menangis saat mengingat siapa pria tampan yang kini ada di hadapannya.
"Alfaro."lirih Embun.
"Ya. Sayang kamu ternyata masih ingat dengan ku."ucap Alfaro yang kini memegang dagu Embun yang langsung ditepis oleh Embun karena dia sangat membenci pria yang dulu sering mem bully dirinya bersama kakak laki-laki nya.
...🌧️🌧️🌧️...
"Biarkan aku pergi aku mohon setidaknya ijinkan aku pulang sebentar saja untuk menemui daddy."ucap Embun memohon setelah Alfaro mengurung dirinya berhari-hari di dalam kamar meskipun Alfaro mencukupi segala kebutuhannya.
Tapi dia tidak bisa hidup dengan pria yang sangat ia benci itu apalagi dia mengabadikan momen dimana malam panas itu terjadi untuk dijadikan senjata agar dia tidak pergi dari villa mewah tersebut.
Sudah hampir lima kali Embun memohon untuk dibebaskan setiap kali Alvaro datang ketempat itu, dan tidak jarang memaksa dirinya untuk melayani nafsu nya.
Embun sudah berulang kali diminta untuk menandatangani surat perjanjian pernikahan tapi gadis itu terus menolak karena dia tidak ingin terjebak dengan pria yang telah mengingatkan dirinya saat bertemu dengan nya beberapa tahun lalu.
Flashback on.
"Ayo sayang kamu pasti bisa lepas semua nya sebelum aku sendiri yang melepaskan pakaian mu."ucap seorang pemuda tampan yang memaksa Embun untuk melepaskan pakaian nya saat pemuda itu hendak berenang bersama dengan keempat saudara tirinya itu.
Saat itu dia baru saja pulang sekolah, dan disaat lelah setelah berjalan kaki karena tidak sedikitpun uang jajan yang diberikan oleh keluarga nya itu, bahkan ibunya pun tidak mampu memberikan uang sebesar seribu rupiah karena dia tidak dinafkahi dan pekerjaan nya di rumah itu pun tidak dibayar.
"Embun kenapa kau baru datang kami sudah menunggu mu babu kecil."ucap kakak tertuanya Michael Nelson.
"Ya kemarilah upik abu aku sudah gerah dan ingin berenang lepas bajuku sekarang juga."ucap Marsel.
"Aku juga."ucap Mars.
"Setelah itu aku, ambilkan aku sun block dan camilan kami."ucap Claudia sambil melirik kearah Alfaro pria yang sedang sangat dekat dengan nya itu.
"Baik kak tunggu aku ganti baju dulu."ucap Embun sambil mengusap keringat nya.
"Kau pikir kau siapa meminta kami untuk menunggu mu, sekarang juga lakukan tugas mu jalang kecil."ucap Mars.
Tepat di tepi kolam renang itu Embun meletakkan tas sekolah nya, dia tidak tau jika kejadian naas itu akan terjadi saat itu juga.
Tas itu tercebur ke kolam akibat ulah Claudia, dan saat itu pula gadis cantik itu mencebur ke dalam kolam renang untuk mengambil tas miliknya tapi sayang dia tidak bisa berenang bahkan sejak kecil ia tidak pernah diperbolehkan untuk mendekati kolam renang para tuan muda di rumah itu.
"Embun!!"teriak tuan Nelson yang akhirnya mencebur menyelamatkan putrinya itu.
"Daddy apa yang daddy lakukan?!"teriak Ananta yang sangat membenci hal itu terjadi.
Embun terlihat lemas terbaring di dalam kolam renang sebelah Delima mengambil membawa putrinya pergi dari hadapan mereka semua.
Saat itu pertengkaran terjadi antara tuan Nelson dan juga Ananta berikut anak-anaknya karena untuk pertama kalinya tuan Nelson membela putri bungsunya itu.
Dan tepat saat malam tiba seseorang menyelinap masuk kedalam kamar Embun dan menarik tangan gadis itu untuk keluar secara paksa dan membawa nya kearah gudang, disana kelima orang yang tadi menginginkan dirinya untuk melayani nya kembali menghukum dirinya.
"Ayo sayang buka bajunya sekarang juga sebelum aku sendiri yang membuka nya."ucap Alfaro yang terlihat tersenyum licik bersama dengan keempat temannya itu.
Hingga akhirnya Embun ditelanjangi dan divideokan untuk dijadikan ancaman agar dia tidak berani mengadu pada siapapun, karena jika dia mengadu kepada tuan Nelson maka dia akan mendapatkan video tersebut di sosial media.
Sejak saat itu dia bersumpah akan membalas semua perbuatan mereka, hingga dia mendapatkan beasiswa dan dia pun kuliah sambil bekerja paruh waktu sejak hari itu dia tidak lagi di perlakukan kasar karena keempat saudaranya dikirim ke luar negeri untuk kuliah S2 mereka disana sementara Embun harus bekerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhannya.
Dan beberapa bulan lalu mereka kembali ke tanah air dan penderitaan Embun kembali di mulai.
Hingga akhirnya ia dijadikan sebagai alat transaksi bisnis ilegal oleh Marsel.
...Flashback off....
"Sayang kamu dimana?"tanya Alfaro yang datang di hari ketujuh itu, tapi sayang dia harus mendapati kaca jendela balkon nya pecah dan untaian gorden juga sepre itu teriak di pembatas balkon kamarnya dan berakhir di kolam renang.
Mata Alfaro membulat kala menyadari bahwa tawanannya telah kabur, tapi yang dia heran bukankah Embun tidak bisa berenang.
Pria itu langsung bergegas pergi meninggalkan villa tersebut menuju tempat tinggal Embun selama ini tapi sayang setibanya di sana dia tidak menemukan wanita cantik itu yang ada hanya Claudia yang tersenyum manis penuh damba saat melihat pria yang sejak lama ia kagumi itu.
"Kak Al disini, bukankah kakak tinggal di New York."ucap nya sambil memberikan pelukan selamat datang.
Alfaro pun balas memeluk sambil tersenyum dan Ananta terlihat sangat senang dengan itu.
"Al lama tidak berjumpa, kau semakin tampan saja."ucap nyonya Ananta.
"Thanks Aunty."ucap Alfaro.
"Hmm...mari masuk, sudah lama juga kamu tidak berkunjung kesini sejak kalian pindah kuliah dulu."ucap nyonya Ananta.
"Dengar-dengar kamu sudah menjadi pebisnis hebat Al."ucap tuan Nelson.
"Ah itu warisan uncle."ucap Alfaro sambil tersenyum manis.
Sementara mata pria itu terus menatap kesana kemari mencari keberadaan Embun yang tidak kunjung terlihat.
"Adik mu dimana?"tanya Alfaro pada Claudia yang kini terlihat tidak suka.
"Sudah satu minggu lebih dia pergi dari rumah dan kami tidak bisa menemukan nya."ucap tuan Nelson.
Alvaro pun mengingat hari dimana Embun bertemu dengan nya.
Alfaro pun akhirnya pamit pulang kembali ke villa tempat dimana dia mengurung Embun disana.
Sementara wanita yang dia cari saat ini tengah berada di sebuah rumah kontrakan sederhana milik teman kuliahnya yang kini memberikan tempat tinggal untuk nya meskipun sementara waktu sampai dia mendapatkan pekerjaannya.
Embun masih menatap semua pakaian yang ia bawa dari villa Alfaro yang laki-laki itu berikan padanya, beruntung ada koper besar untuk menampung semua itu jadi dia tidak perlu membeli perlengkapan tubuhnya itu termasuk skincare yang kini ia bereskan di atas meja rias berukuran kecil itu.
Embun sudah bisa mengira bahwa Alfaro akan mencarinya hingga di rumah itu, tapi dia berhasil menyelinap masuk untuk mengambil surat-surat berharga miliknya yang merupakan identitas dan juga ijazah sebelum semua orang mengetahui kepulangan nya.
Kini sudah tidak ada lagi yang harus ia pertahankan karena biar bagaimanapun juga tidak ada orang yang sayang padanya selain ibunya yang kini sudah tiada.
Embun masih terlelap dalam tidurnya setelah berjuang untuk kabur dari penjara penuh nafsu tersebut, dia tidak peduli jika nanti mereka kembali bertemu Embun akan menghindarinya lagi dan lagi karena dia sangat membenci pria itu.
Embun membenci Alfaro karena pria itu sama-sama jahat dan tidak ada bedanya dengan keempat saudara nya.
Embun bahkan ingin sekali membuat pria itu menangis darah di kakinya jika saja dia memiliki kuasa untuk itu.
Dan saat pagi tiba Embun bangun dari tidurnya lalu membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia mencari sarapan pagi yang entah akan dia dapatkan dari mana.
Embun yang kini sudah tidak menggunakan sehelai benang pun menatap dirinya di cermin hingga bayangan kejadian yang tidak pernah ia inginkan itu melintas di ingatan nya.
Embun memejamkan mata sambil mengguyur tubuhnya dengan menggunakan air yang ia ambil dari bak tampung dengan gayung love pink yang kebetulan tersedia di sana.
Dia tidak merasa prihatin dengan keadaan nya saat ini, meskipun hidup di lingkungan yang sangat sederhana karena kemewahan yang pernah ada pun tidak pernah bisa ia miliki, jangankan memiliki bahkan untuk menyentuhnya pun dia tidak diberikan hak untuk itu.
Justru saat ini dia merasakan kebebasan seolah ia baru keluar dari dalam penjara yang mengerikan setelah dua puluh tahun lamanya berada di dalam sangkar derita itu.
Meskipun saat ini dirinya sudah kehilangan satu-satunya harta berharga dalam hidup nya setidaknya dia bisa hidup damai dalam keadaan pas-pasan.
Pagi ini dia berniat untuk melamar pekerjaan meskipun belum tau pekerjaan apa yang akan dia dapatkan.
Embun yang baru saja selesai menggunakan pakaian dan skincare dia langsung bergegas untuk mencari sarapan, tapi saat akan membuka pintu dia mendapati sahabatnya membawa bingkisan berisi sarapan paginya.
"Ini sarapan mu, saat ini kamu ikut aku karena ada lowongan kerja dan itu cocok dengan mu."ucap Rania.
"Benarkah?! Oh makasih Rania kamu memang terbaik."ucap Embun.
"Sama-sama sahabat ku, kita akan selalu saling menolong jadi jangan merasa sendiri."ucap Rania.
Embun langsung membuka bingkisan tersebut dan memulai sarapan pagi nya dengan senyuman penuh harapan bahwa suatu saat nanti dia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik.
Sementara tentang ayah kandungnya itu dia tidak punya harapan akan kasih sayang seorang ayah karena nyatanya selama ini dia hanya bisa berharap tanpa hasil.
Embun pun melangkah keluar dengan doa semoga dihari permata dia bekerja dia bisa bekerja dengan baik.
Sampai saat ia dan Rania tiba di sebuah butik yang baru saja buka lima minggu ini, Rania langsung masuk kedalam dan membawa serta Embun yang kini terlihat sangat cantik meskipun dengan dandanan ala-ala gadis seusia nya.
"Berapa banyak costumer hari kemarin?"ucap manager butik yang kini baru saja duduk di hadapan nya.
"Ini laporannya tuan."ucap salah seorang dari mereka.
"Kak saya datang bawa pegawai yang kakak butuhkan."ucap Rania sopan.
"Eh kamu Rania tolong tunggu dulu sebentar karena aku baru saja datang jadi harus beri laporan dulu pada bos."ucap pria bernama Andi itu.
"Baik kak."ucap Rania yang kini duduk sambil menunggu.
"Embun kamu pasti pernah menggunakan brand ternama dari butik yang memiliki ratusan cabang di negara ini."ucap Rania yang kini melirik kearah ruangan yang luas dimana berbagai kebutuhan wanita dan pria dewasa berada di sana termasuk aksesoris yang menyilaukan mata meskipun bukan batu berlian.
Sampai saat pria bernama Andi itu selesai memberikan laporan kepada atasannya dia pun lanjut menghampiri mereka berdua.
"Oh iya Rania maaf sedikit menunggu lama, saya baru selesai memberikan laporan ke pusat."ucap Andi.
"Tidak masalah kak, maaf sebelumnya kenalkan ini Embun dia lulus fashion desainer, dia pintar menggambar sekaligus mempraktikkan nya."ucap Rania yang membuat Embun kaget karena selama ini ia belum pernah membuat karya langsung dari bahan nyata karena dia tidak punya uang untuk membeli bahan kecuali menggunakan bahan yang seadanya yang disediakan oleh pihak kampus.
"Baguslah kalau begitu, sekarang kamu bisa ikut aku untuk mengurus surat lamaran mu karena kamu akan bekerja di kantor pusat bukan disini."ucap Andi.
"Tunggu pak, saya ingin meluruskan perkataan teman saya, saya memang bisa menggambar dan juga merancang tapi saya belum pernah praktek secara langsung menggunakan bahan premium saya takut buat kesalahan."ucap gadis cantik itu.
"Tidak masalah, begini saja sekarang saya uji secara langsung tolong ciptakan jas pria yang bisa digunakan untuk acara formal ataupun harian."Ucap pria itu sambil meraih sebuah kertas HVS dan sebuah bolpoin miliknya.
Embun pun mengangguk, dia dengan cepat menggoreskan pena tersebut keatas kertas kosong dengan cepat karena bayangan jas yang akan dia buat ada di sana.
"Ini model terbaru yang akan menjadi trend fashion sebentar lagi tuan, jas ini bisa digunakan untuk acara formal ataupun pernikahan dan harian, disini saya buat satu untuk tiga model jas."ucap Embun sambil menjelaskan dan Andi sangat puas dengan apa yang ada di hadapannya ternyata gadis itu adlah gadis yang sangat cerdas.
"Baiklah ayo dimana surat lamaran mu, aku akan pastikan bahwa kamu bisa langsung bekerja saat ini juga.
Gadis cantik itu langsung menitikkan air mata saat mendengar ucapan yang menjadi kabar baik baginya itu.
Jika selama ini ia bermimpi untuk menjadi seorang desainer itu karena sejak kecil ia hanya bisa menggunakan barang bekas pemberian Claudia itu pun karena terpaksa saat sang daddy meminta dia untuk berbagi dengan adiknya karena mereka tidak mengijinkan tuan Nelson untuk menafkahi istri dan anaknya yang lainnya.
Sejak saat itu, Embun berharap bahwa dia bisa merubah hidupnya agar bisa membahagiakan ibunya dan juga agar tidak lagi menggunakan pakaian bebas yang terkadang ia dapatkan barang itu dengan melewati ujian berat dari mereka yang tengah menindas nya.
Dan itu bukan hanya satu atau dua tahun tapi belasan tahun, bahkan setelah dua puluh tahun berlalu Embun tidak pernah dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka.
"Ran kamu bagaimana aku harus pergi sekarang."ucap Embun.
"Pergilah sahabat nanti malam kita bertemu di rumah."ucap Rania yang juga bekerja di salah satu butik tersebut sebagai asisten manager di cabang butik tersebut.
Seperti halnya wanita yang tadi menyodorkan laporan tersebut, seperti itulah pekerjaan nya di sana, dan Andi masih manager butik di sana juga.
Namun yang andi cari saat ini adalah desainer yang berpotensi untuk menggantikan posisi desainer yang resign karena hamil.
...🌞🌞🌞...
Sesampainya di sana surat lamaran kerja itu langsung masuk ke ruang HRD namun bukan untuk di simpan sementara waktu sebelum kemudian di periksa sebelum kemudian surat panggilan interview, tapi saat ini Andi meminta langsung ditandatangani agar Embun bisa langsung bekerja di sana.
Kini Embun sudah berada di dalam sebuah ruangan dimana disana ada dua orang lainnya yang akan menjadi teman kerja nya mereka saling berhadapan.
"Kenalan dia namanya embun, dia yang akan menjadi teman kalian bekerja disini."ucap Andi.
Ketiganya menatap lekat wajah cantik Embun yang kini tersenyum pada mereka."Selamat datang Embun selamat bekerja ucap wanita cantik yang ber name tag Alila itu.
"Terimakasih kak mohon bimbingannya."ucap Embun yang kini bersikap ramah terhadap Alila.
"Sekarang mulailah bekerja dan aku pergi dulu."ucap Andi.
Embun langsung menghidupkan komputer yang ada di hadapannya, dia pun mendapat instruksi untuk memulai semuanya hingga akhirnya ia mulai membuat sketsa gaun pesta yang sesuai dengan klu yang diberikan.
Embun mengerjakan semuanya dengan penuh ketelitian tapi saat ini dia tidak tau bahwa lamaran kerja miliknya sudah sampai pada seseorang yang sejak kemarin mencari nya.
Dia adalah CEO perusahan tempat Embun bekerja meskipun bisnis yang dia pegang bukan hanya bergerak di bidang fashion saja.
"Minta dia untuk datang kesini sekarang juga."ucap pria tampan yang kini terlihat sangat dingin dan arogan itu.
"Baik bos."ucap Renal asisten pribadi dari pria bernama Alfaro Arkan Wijaya itu.
Pria berusia 27 tahun itu terlihat sangat senang saat sebentar lagi buruannya akan tertangkap.
Sementara Embun yang tengah bekerja dengan fokus itu kaget saat diminta oleh seseorang untuk naik ke lantai teratas gedung tersebut.
Namun Embun tidak curiga dan tidak juga menolak karena dia tidak punya wewenang untuk itu lagipula dia baru pertama kali bekerja saat ini.
Sesampainya di dalam sebuah ruangan setelah pria yang tadi meninggalkan nya Embun hanya berdiam diri di tempatnya sambil menatap kearah seseorang yang kini berdiri menatap kearah jendela kaca yang menampakkan pemandangan ibu kota.
"Tuan anda memanggil saya?"tanya Embun.
"Tentu saja aku sudah mencari mu dua hari belakangan sayang kamu bahkan berani kabur dari rumah ku."ucap pria yang tidak lain adalah Alfaro yang kini terlihat menatap tajam kearah Embun.
"Alfaro?!"teriak Embun begitu kaget nya.
"Ya Embun ini aku dan sekarang kamu tidak bisa lagi pergi dariku."ucap Alfaro tegas.
"Tidak kau tidak punya hak untuk mengatur hidup ku Al, aku berhak menentukan jalan hidup ku."ucap Embun.
Embun pun langsung bergegas pergi menuju ke arah pintu kamar tersebut, tapi nyatanya dia tidak bisa membuka pintu yang terkunci secara otomatis itu.
"Buka pintunya jika kamu bisa."ucap Alfaro yang kini masih menatap datar kearahnya.
"Al kenapa kau selalu berbuat semaumu apa salah ku padamu Alfaro Arkan Wijaya! Sejak kecil aku tidak pernah mengusik hidup mu! Tapi kau selalu saja memperlakukan ku sesuka hati mu!!"ucap Embun yang kini terduduk di lantai sambil bersandar di pintu.
"Apa kesalahan mu kau ingin tau jawabannya?"tanya Alfaro.
"Ya aku ingin tau, katakan dimana letak kesalahan ku hiks... hiks"ucap Embun sambil terisak dalam tangisnya.
Alfaro pun mendekat lalu kemudian ia berjongkok di hadapan Embun kemudian dia memegang dagu gadis cantik itu.
"Salahnya kau terlalu cantik hingga menyebabkan ku jatuh cinta. tapi aku tidak bisa memiliki mu karena kau hanya anak tiri di keluarga Nelson, jadi aku tidak bisa menikahi mu secara resmi karena itu akan membuat keluarga ku malu memiliki menantu yang terlahir dari sebuah kesalahan. Aku sering menindasmu bersama mereka karena aku berharap aku bisa membenci mu, tapi nyatanya bukan benci tapi semakin membuat ku ingin memiliki mu."ucap Alfaro jujur.
"Aku sangat membenci mu Alfaro Arkan Wijaya!! Aku bahkan mengutuk kalian semua agar merasakan apa yang aku rasakan."ucap Embun.
"Bangun."ucap Alfaro yang kini menggenggam tangan Embun yang kini menolak di sentuh.
"Lepas."ucap Embun yang kini mengusap air matanya.
"Sekarang kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku, dan segera tandatangani surat kontrak pernikahan kita."ucap Alfaro tegas dan menarik Embun membawanya ke sofa.
"Tidak, diantara kita tidak akan ada pernikahan."ucap Embun tegas.
"Ingat Embun sayang disini ada calon anak kita dan aku tidak ingin anakku terlantar disaat dia hidup dengan mu yang tidak memiliki apapun."ucap Alfaro yang terdengar kejam.
"Tidak akan ada anak disini dan kalaupun ada aku tidak akan pernah membiarkan janin itu tumbuh karena aku tidak ingin dia bernasib sama seperti ku."ucap Embun pelan tapi penuh penegasan.
"Kau tidak akan pernah bisa melakukan hal itu, sekarang juga tanda tangani ini sebelum aku menghukum mu untuk bantahan mu."ucap Alfaro.
Embun tidak bisa mengelak lagi saat dua orang pria berbadan besar masuk kedalam ruangan tersebut.
"Kau pilih tandatangan atau melayani mereka sampai kau mati."ucap Alfaro yang kini terlihat sangat menakutkan dan Embun pun tidak bisa menolak lagi tidak terbayang bagaimana jadinya melayani pria dengan perawakan tinggi besar seperti itu, karena Alfaro saja sudah membuat dia kewalahan.
"Baiklah aku tandatangan!"teriak Embun yang kembali hampir menangis.
"Good girl, kau hanya perlu menjadi istri ku selama tiga ratus enam puluh lima hari, setelah itu kau bisa bebas."ucap Alfaro tegas.
Embun pun akhirnya membubuhkan tandatangan tanpa membaca isi kontrak yang kini diambil oleh pria yang baru saja masuk untuk disimpan.
"Ambil barang-barang mu bersama mereka dan kembali ke villa hari ini juga."ucap Alfaro.
Embun tidak menjawab tapi Alfaro langsung menarik Embun keatas pangkuannya.
"Baiklah jika kamu belum mau pergi dari sini babe, sekarang juga puaskan aku."ucap Alfaro yang langsung mendapatkan tamparan keras di wajah nya ulah dari tangan Embun.
Alfaro terdiam untuk beberapa detik hingga akhirnya Alfaro menjambak rambut Embun dengan kasar dia menahan tengkuk wanita cantik itu kemudian mencium bibir Embun yang sudah menjadi candu baginya dengan kasar dan gigitan kecil yang membuat bibir Embun sedikit berdarah.
Embun tidak tau cinta ataukah nafsu serakah yang dikatakan oleh Alfaro karena pria itu pun terkadang lebih sering menyakiti nya.
"Jangan pernah berfikir aku akan memberikan toleransi untuk pembangkangan yang kau lakukan seperti tadi, karena aku tidak segan untuk menyingkirkan mu dari dunia ini jika kau tidak menurut pada peraturan yang dibuat."
Dan kini setelah ia kembali dibawa ke villa tersebut Embun kembali hidup dalam penjara cinta nya Alfaro yang sampai saat ini masih belum datang ke sana.
Alfaro bahkan seperti tidak pernah peduli lagi pada Embun yang kini tengah menunggu kedatangan nya untuk membahas soal apa yang harus dia lakukan selama dia menjadi istrinya.
Embun masih menunggu hingga hampir satu bulan lamanya namun pria itu tidak kunjung datang menghampiri dirinya di villa tersebut meskipun dia hidup dalam kemewahan dan semuanya serba tercukupi tapi satu hal yang tidak pernah Embun dapatkan yaitu kepastian.
Sampai suatu ketika Alfaro datang kesana tanpa adanya asisten pribadi atau sopir yang menemaninya Alfaro langsung menghampiri Embun yang baru saja selesai mandi dan hanya menggunakan bathrobe.
"Kau sangat cerdas sayang aku sudah sangat merindukan mu selama ini."ucap Alfaro yang langsung mendekap erat Embun yang kini menahan keterkejutannya itu.
"Aku belum pakai baju Al."lirih Embun.
"Untuk apa pakai baju, toh kita akan bermain semalaman babe."ucap Alfaro yang kemudian meraup bibir manis yang sudah menjadi candu baginya itu.
"Al."lirih Embun saat ciuman itu terlepas.
"Ada apa hmm... katakanlah."ucap Alfaro.
"Al apa aku boleh lanjut bekerja atau mencari pekerjaan?"ucap Embun ragu.
"Kamu boleh minta yang lain Embun tapi tidak untuk itu karena semua kebutuhan mu aku yang penuhi."ucap Alfaro.
"Tapi setelah kontrak itu berakhir aku tidak punya apapun untuk melanjutkan hidup."ucap Embun.
"Kita lihat saja nanti, mulai besok kita akan pindah ke apartment."ucap Alfaro.
"Kenapa bukan rumah biasa saja aku tidak suka tinggal di tempat seperti itu, lebih baik tinggal di kontrakan petakan daripada harus tinggal di tempat seperti itu.*ucap Embun yang menolak untuk kembali terkurung di gedung bertingkat seperti itu.
"Aku pikirkan nanti tapi itu adalah tempat terdekat dari kantor.*ucap Alfaro.
"Hmm... tapi aku tidak nyaman tinggal di tempat seperti itu apalagi tidak punya tetangga untuk bersosialisasi."ucap Embun yang tidak lagi diberi kesempatan untuk bicara karena Alfaro sudah meraup bibir manis itu hingga bathrobe itu terlepas dari tubuh Embun yang polos dan semakin membuat Alfaro terbakar nafsu untuk segera merengkuh nikmatnya madu cinta itu.
"Eum....ah... Al."lirih Embun yang kini tengah dibuat melayang oleh pria tampan yang terkadang arogan yang selama ini ia benci itu.
"Berteriak lah babe, aku suka itu."ucap Alfaro yang juga telah diselimuti oleh kabut gairah.
Hingga akhirnya percintaan itu terjadi berulang kali Alfaro tidak pernah memperlakukan Embun dengan kasar atau pun seperti wanita ja*ang di luar sana yang diminta untuk memuaskan dirinya.
Sejak awal mereka bercerita Alfaro lah yang selalu bekerja keras meskipun segala posisi telah ia coba dan Embun tidak mengeluh karena hal itu meskipun rasa benci itu masih mendominasi tapi dia tidak bisa menolak kenikmatan yang diberikan oleh Alfaro.
"Istirahat lah babe, aku mencintaimu."ucap Alfaro yang kini membuat Embun memejamkan mata karena Alfaro tetap memperlakukan dia dengan penuh kasih meskipun hati Embun berusaha keras untuk menolak itu.
Hingga akhirnya mereka berdua terlelap dalam tidurnya dan Alfaro masih mendekap Embun.
Alfaro sendiri baru bisa tidur dengan tenang dan nyenyak saat dekat dengan Embun tapi itu tidak akan selamanya karena pertunangan antara dia dan gadis yang dijodohkan dengan nya saat ini akan berakhir tepat saat perjanjian pranikah dengan Embun selesai.
Sementara itu tuan Nelson tidak berhenti melakukan pencarian terhadap putri bungsunya itu secara diam-diam.
Hatinya semakin dihantui rasa bersalah karena saat ini putrinya tidak ada di rumah dan dia tidak bisa memperhatikan kondisi nya meskipun selama ini ia tidak pernah memberikan nafkah yang baik dan hanya bisa memastikan bahwa dia bisa makan dan berpakaian rapi meskipun itu adalah pakaian bekas putri pertamanya.
Dia tidak berdaya karena sesuai perjanjian di awal dia bisa bertanggung jawab untuk menikahi delima tapi dia tidak akan bisa memberikan nafkah batin atau lahir selain makan selebihnya istri pertamanya yang lebih berkuasa untuk menentukan semuanya.
Sebagai laki-laki tuan Nelson pun merasa tidak berguna karena tidak bisa memberikan nafkah pada anak istrinya yang lain tapi setidaknya dia masih bisa memastikan mereka hidup dengan baik meskipun dalam kekurangan.
Kembali pada Embun dan Alfaro yang kini sudah mandi bersama dan Embun membantu laki-laki itu untuk bersiap dengan pakaian formal seperti biasanya karena Alfaro jarang menggunakan pakaian santai.
Setelah semua terpasang sempurna di tubuh Alfaro yang semakin terlihat gagah dan tampan itu, Embun pun langsung mengurus dirinya yang kini sudah tampil cantik meskipun hanya menggunakan makeup sederhana ala dirinya yang tidak pandai untuk berdandan seperti wanita lainnya.
"Sudah siap ayo kita pergi."ucap Alfaro.
"Tapi barang-barang ku?"ujar Embun.
"Ada orang yang akan mengurus semuanya itu, kamu tidak perlu repot-repot memikirkan semuanya."ucap Alfaro yang kini merangkul pinggang Embun yang hanya membawa tas tangan miliknya.
"Rumah seperti apa yang kamu inginkan?"tanya Alfaro yang kini berjalan di samping Embun.
"Rumah yang sederhana dan asri, itu sudah cukup."ucap Embun yang tidak bisa menolak untuk menjawab seperti yang dikatakan oleh Alfaro.
"Hmm... mulai besok kamu bisa bersikap seperti layaknya istri yang memiliki kewajiban untuk mengurus suami."ucap Alfaro.
"Baiklah."ucap Embun yang kini hanya bisa menghela nafas pelan dan masuk kedalam mobil saat Alfaro membukakan pintu untuk nya.
"Kita akan melihat rumah seperti apa yang kamu inginkan, hari ini hingga sore aku tidak ada kegiatan jadi manfaatkan waktu sebaik mungkin."ucap Alfaro seakan memberitahu Embun bahwa dia hanya miliknya seharian penuh.
Sesampainya mereka di tempat jual beli rumah Embun pun disuruh memilih rumah yang dia inginkan hingga akhirnya pilihan nya jatuh pada rumah seharga empat miliar, karena hanya rumah itu yang termurah lagipula itu bukan untuk dirinya sendiri dia juga tidak berharap bahwa rumah itu akan menjadi miliknya karena dia cukup tau diri tentang siapa dirinya saat ini.
Rumah dua tingkat yang tidak terlalu luas dan desain interior nya cukup menarik, tidak hanya itu ada taman kecil di depan rumah disamping carport rumah nya dan taman belakang yang cukup luas dari yang depan disana menyatu dengan ruang makan terbuka yang sangat nyaman.
Meskipun tidak ada kolam renang ataupun fasilitas gym, tapi setidaknya ada ruang kosong untuk dijadikan tempat untuk berolahraga dan alat olahraga seperti treadmill dan beberapa alat olahraga lainnya bisa muat disana.
Dan yang terpenting adalah kamar utama yang ada di lantai dua itu cukup besar dan view nya menghadap ke lapangan golf yang luas.
"Saat ini juga kamu bisa tentukan barang-barang apa saja yang kamu inginkan untuk mengisi rumah ini."ucap Alfaro yang memberikan handphone nya pada Embun yang kini memperlihatkan toko furniture online yang terbaik.
"Kamu saja yang tentukan Al."ucap Embun.
...🏚️🏚️🏚️...
"Al mau makan apa?"tanya Embun saat mereka tengah berada di supermarket untuk mengisi kebutuhan dapur setelah memastikan seluruh perabotan rumah komplit.
Alfaro yang sibuk dengan handphone nya sambil mengikuti langkah Embun yang kini mendorong troli belanja sambil melihat bahan makanan apa saja yang harus ia beli.
"Aku tidak pilih makanan asal itu tidak beracun dan masih lazim untuk dimakan, sebaiknya kamu belanja kebutuhan rumah yang sesuai untuk kita berdua."ucap Alfaro yang akhirnya membuat Embun merasa lega karena itu akan memudahkan dirinya untuk berkreasi.
Dia membeli bumbu dapur dengan sangat komplit dan tidak ada yang terlewat, aneka seafood, daging dan telur sudah masuk kedalam satu troli. Dan kini dia tengah belanja sayur dan buah.
Tidak hanya itu ada juga Frozen food dan minuman kaleng dan lainnya yang biasa di minum oleh Alfaro jus buah dalam kemasan dan susu pun dia beli.
Semua kebutuhan dapur dan juga perlengkapan mandi sudah selesai ia beli, dan Alfaro hanya membayar saja berapapun itu.
Setelah lelah berbelanja mereka pun pulang dengan tanpa membawa barang belanjaannya karena semua diantar lebih dulu oleh jasa antar barang yang tersedia di supermarket tersebut.
"Aku masak dulu untuk makan siang kita, kamu bisa istirahat."ucap Embun yang kini sudah bersiap untuk pergi ke dapur, tapi tangan Alfaro menghentikan langkahnya.
"Babe aku menginginkan mu, semua untuk hari ini ada yang ngurus kita akan makan setelah selesai."ucap Alfaro yang tidak memberikan kesempatan pada istri kontrak nya itu untuk pergi.
"Eum..."Embun tidak bisa menolak itu, dia pun terpaksa harus melayani keinginan Alfaro yang kini membawa dia kedalam kamar mandi untuk bercinta di sana sekaligus bersih-bersih setelah berjam-jam berada di luar sana.
Alfaro dan Embun pun bercinta di dalam bathtub-e kini posisi Embun berada di atas, keduanya begitu larut dalam percintaan itu dan Embun lagi-lagi dibuat tidak berdaya dengan sentuhan memabukkan yang Alfaro berikan, hingga mereka selesai bercerita mereka pun kembali mandi bersama.
Embun sudah tidak memiliki tenaga lagi tapi dia tidak bisa berdiam diri saja hingga selesai membantu suami kontraknya itu berpakaian akhirnya mereka pun bergegas menuju meja makan.
Disana menu makan siang untuk mereka sudah terhidang, dan seorang wanita paruh baya yang terlihat berpakaian pelayan itu membereskan semua barang belanjaannya yang kini sudah sangat rapi di kulkas empat pintu yang baru saja datang di rumah tersebut.
Semua sudah tertata rapi dapur yang sangat mewah dan indah dari barang-barang yang Alfaro beli menjadikan rumah itu tidak lagi seperti rumah sederhana yang menjadi impian Embun.
"Ayo makan sayang setelah itu temani aku istirahat sebelum nanti malam aku pulang."ucap Alfaro yang kini membuat Embun terkejut.
Pulang, tapi bukankah Alfaro akan tinggal bersamanya itulah kenapa dia kemarin bilang harus bersikap layaknya istri yang mengurus suami.
"Dia tidak tinggal di sini, tapi sesekali kamu bisa memanggil dia jika butuh bantuan untuk mengurus rumah ini."ucap Alfaro lagi.
"Tidak apa-apa Al aku bisa mengurus semuanya sendiri setelah ini, tapi kamu tinggal dimana untuk apa beli rumah ini jika kamu tidak tinggal di sini?."ucap Embun bertanya.
"Itu bukan urusan mu sayang, aku tinggal dimana pun aku bebas, dan alasan ku membeli rumah ini, karena aku tidak ingin pindah-pindah tempat saat aku menginginkan mu nantinya. Mungkin sesekali aku akan pulang dan menginap disini tapi tidak setiap hari."ucap Alfaro yang cukup menegaskan bahwa Embun hanyalah partner ranjang nya saja.
"Hmm..."lirih Embun.
"Makanlah yang banyak agar tenaga mu pulih kembali."ucap Alfaro yang kini mengusap punggung tangan Embun yang terlihat melamun.
"Ya Al."balasnya lirih.
Embun dan Alfaro pun makan siang bersama sampai mereka selesai makan Alfaro sesekali menatap wajah cantik yang kini terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Sudah selesai bukan, ayo temani aku istirahat."ucap Alfaro yang kini menggenggam tangan Embun membawanya menuju ruang santai yang ada di lantai dua tidak jauh dari kamar utama.
"Mulai saat ini dan seterusnya kamu bisa menikmati hidup mu disini."ucap Alfaro.
"Al, mungkin ini terdengar tidak tau diri, tapi bolehkah aku meminta mu untuk menyediakan bahan dan mesin jahit untuk mengisi kekosongan ku, aku akan memanfaatkan waktu ku untuk mengasah bakat ku."ucap Embun.
"Baiklah tapi ingat aku tidak suka jika kamu masih bekerja saat aku datang."ucap Alfaro.
"Terimakasih Al."ucap Embun sambil tersenyum manis dan senyuman itu membuat Alfaro kembali menginginkan wanita yang sudah menjadi candu baginya dan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Percintaan itu terjadi untuk kesekian kalinya di ruang bersantai hingga kamar utama yang baru mereka tempati itu, kini keduanya tengah terlelap dalam tidurnya hingga saat alarm handphone Alfaro berbunyi pria itu langsung bangkit dan bergegas membangunkan Embun.
"Sayang aku harus pulang, kamu tidak perlu bantu aku sekarang istirahat lah."ucap Alfaro lembut.
Dia buru-buru memasuki kamar mandi dan membersihkan diri tapi Embun tetap bangun dan menyiapkan baju ganti untuk Alfaro gunakan.
"Al tidak makan malam dulu, ini belum terlambat bukan?"tanya Embun yang kini terlihat gusar.
"Aku buru-buru sekarang aku harus menghadiri acara makan malam keluarga, kamu makan sendiri saja ya sayang mungkin bibi sudah buat makan untuk mu sebelum pulang tadi."ucap Alfaro lembut.
"Hmm..."lirih Embun yang kini menatap kearah Alfaro yang tengah ia bantu berpakaian.
Entah kenapa hati Embun merasa tidak ingin pria itu pergi padahal dia masih belum bisa memaafkan Alfaro yang dulu sering menindas dirinya bersama keempat kakak tirinya itu.
"Aku pergi dulu sayang, kamu hati-hati di rumah jangan lupa istirahat yang cukup agar kamu tetap sehat."ucap Alfaro yang kini mengecup bibir Embun kemudian mengecup kening wanita cantik itu.
"Tidak usah mengantar ku sayang kamu sebaiknya mandi dulu lalu makan malam, besok akan ada orang yang mengantar semua barang pesanan mu."ucap Alfaro yang kini berlalu dengan kunci mobil di tangan nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!