Planet Pluto.
Lapangan olahraga Sekolah Menengah Negeri No. 5 di Kota Hitam Provinsi Nad Negara Indo.
Arash mengenakan seragam sekolah pelatihan berwarna hitam-Biru, ia berdiri dibelakang barisan yang lebih dari lima belas orang, wajahnya tampak tegas dan maskulin.
Tidak jauh dari lokasi Arash situ, seorang anak laki-laki berusia sekitar empat belas tahun sedang duduk di kursi roda dengan kaki ditutupi kain berwarna putih.
Dengan Angin bertiup ke kursi rodanya, dan terlihat jelas anak laki-laki itu tidak memiliki kakinya.
Dan di belakang anak laki-laki itu, berdiri seorang anak perempuan yang lebih tua darinya.
Dia memegang pegangan kursi roda dengan kedua tangan dan menatap Arash di antara kerumunan dengan adanya air mata dimatanya.
Anak laki-laki itu pun sama, ia mengepalkan tangannya erat-erat dan berusaha keras menahan air matanya.
Mereka adalah Arai dan Aran.
Mereka adalah adik perempuan dan laki-laki Arash.
Delapan belas tahun yang lalu, ia dipindahkan dari Bumi ke dunia seni bela diri tingkat tinggi ini.
Kedua orang tuanya adalah seorang pejuang bela diri, dan keluarganya cukup harmonis dan bahagia serta Ia menjalani kehidupan yang cukup baik.
Namun, tepat ketika Arash berpikir bahwa dia akan mengikuti ujian untuk menjadi pejuang dan memulai jalan luar biasa seperti orang lainya.
Kejadian yang mengejutkan tejadi pada Saat dia berusia sepuluh tahun, orang tuanya tewas dalam pertempuran melawan invasi makhluk alien yang menyerbu kota mereka, hanya menyisakan Arash dan adik-adiknya.
Dengan warisan dan uang pensiun yang ditinggalkan orang tuanya, Arash mengemban tanggung jawab untuk mengasuh adik-adiknya hingga sekarang.
Namun, akan selalu ada hari ketika tabungannya habis dikarenakan Pertumbuhan dan pendidikan tiga orang anak saat bersamaan merupakan pengeluaran yang sangat besar.
Tetapi, Arash selalu bertahan selama delapan tahun lamanya, hingga ia akan lulus dari SMA, namun akhirnya ia tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Sehingga ia tidak ingin lulus ujian masuk perguruan tinggi pejuang biasa maupun perguruan tinggi pejuang ternama untuk belajar dengan tenang seperti orang lain pada umumnya.
Setelah menghadiri upacara kebangkitan bakat pada hari Senin tiga bulan lalu, Arash memutuskan untuk bergabung dengan Tentara.
Seribu tahun lalu, Planet Pluto mengalami malapetaka yang mengerikan dengan munculnya sebuah lubang cacing di atas langit, yang kemudian menyebabkan keluarnya para monster ganas yang mengerikan.
Mereka memulai melakukan pembantaian terhadap manusia untuk merebut sumber makanan.
Namun, justru karena malapetaka itulah manusia diberi kesempatan untuk mencapai hal-hal yang luar biasa untuk menjadi seorang pejuang.
Seiring berjalannya waktu, upacara kebangkitan bakat menjadi hal terpenting dalam kehidupan setiap orang di Planet Pluto.
Pada bulan Mei, menjelang ujian masuk perguruan tinggi, semua siswa kelas 3 sekolah menengah negeri dan swasta akan menjalani kebangkitan bakat.
- > Bakat dibagi beberapa level dari yang terendah Level E, D, C, B, A, sampai yang tertinggi Level S.
Dan selama Anda dapat membangkitkan bakat, Anda akan memperoleh kesempatan untuk melangkah ke menjadi seorang Pejuang.
Pada saat kebangkitan Bakat lalu Arash membangkitkan bakat Level C.
Ketika ia ingin melatih Darahnya akan ada peningkatan sebanyak sepuluh persen selama pelatihan.
Pada Saat itu, ketika Arash melihat bakatnya, matanya tiba-tiba menjadi gelap dan membuat patah semangat.
level C, meskipun bukan bakat Level E yang terburuk, masih terlalu biasa.
Meskipun bakat level C dia tidak terlalu berbakat, Arash masih memenuhi syarat untuk menjadi seorang pejuang.
"Mengenai mendapatkan nilai bagus dalam ujian masuk perguruan tinggi pejuang biasa atau mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi Pejuang Ternama. Lupakan saja." Ucap Arash.
Dan Demi adik-adiknya, dan juga demi secercah harapannya, Arash membuat keputusan.
bergabung dengan Prajurit Militer.
Di Planet Pluto, menjadi seorang prajurit militer merupakan profesi yang sangat berbahaya.
Karena para prajurit militer akan bertempur langsung di garis depan untuk melawan makhluk Ganas, banyak prajurit yang telah meninggal setiap harinya.
Setiap Berita pertama yang disiarkan pada malam hari adalah kabar tewasnya prajurit militer di berbagai tempat.
Di era saat ini, menjadi seorang prajurit militer bukan merupakan profesi yang paling diminati oleh masyarakat, karena profesi ini merupakan profesi dengan tingkat kematian tertinggi.
Namun, Arash tidak punya pilihan lain. Dengan bakatnya yang setara dengan C-level, jika dia tidak masuk militer, dia tidak akan sanggup menanggung tekanan biaya sekolah dari adik-adiknya yang harus dibayar kan.
Setelah banyak pertimbangan dengan sangat matang, ia tidak punya pilihan selain bergabung dengan prajurit Militer.
Sekalipun ia gugur di medan perang nantinya, ia masih dapat memberikan uang pensiunnya yang besar untuk adik-adiknya.
Dengan ekspresi penuh tekad, Arash menatap adik-adiknya yang tidak jauh darinya sambil tersenyum.
Setelah menghabiskan bertahun-tahun bersama, ia telah mengembangkan hubungan yang mendalam dengan para adik-adiknya didunia ini.
Aran mirip dengan Arash.
Disisi lain.
Adik-adik Arash tahu bahwa saudara mereka tidak punya pilihan lain selain bergabung dengan prajurit Militer, dan mereka semua meneteskan air mata sambil menggertakkan gigi dengan enggan.
Di podium Lapangan Olahraga Sekolah, kepala sekolah tua berdiri di tengah dan memberikan pidato yang fasih.
Arash tidak mendengarkannya dan memalingkan kepalanya untuk melihat mantan guru kelasnya.
Mantan Guru kelasnya perempuan bernama Ren dan guru Ren saat ini berdiri barisan depan Kelas 3 B sambil menatap Arash dengan mata yang merah karena air mata.
Dan Para teman sekelas Arash, semuanya menatap Arash.
Para gadis memiliki mata yang kagum sementara para lelaki memiliki ekspresi yang rumit untuk dijelaskan.
Arash adalah satu-satunya di Kelas 3 B yang memilih untuk bergabung dengan tentara.
Tidak peduli apa pun alasannya, mereka semua menghormati keputusan yang telah diputuskan oleh Arash.
Kepala sekolah tua segera menyelesaikan pidatonya, dan Arash beserta siswa lainnya yang akan bergabung dengan tentara bubar dan pergi ke kelas mereka satu per satu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga, teman dan guru kelas mereka.
Arash menoleh ke samping dan melihat seorang anak laki-laki kurus menangis dalam pelukan ibunya, dan seorang ayah berambut abu-abu menepuk bahu anaknya...
Melihat adengan itu Hatinya tergerak, tetapi wajahnya tidak menunjukkan perubahan apapun.
Baginya meski masuk tentara itu sangat berbahaya, dia tidak akan takut.
"Orang tuaku didunia ini telah memberikanku kehidupan kedua, jadi tidak apa-apa bagiku untuk mengorbankan hidupku demi adik-adikku, kan?" Ucap Arash.
Guru Kelas Ren memegang tangan Arash, sambil menangis sampai matanya menjadi merah.
"Arash, kamu harus menjaga dirimu sendiri saat masuk ke tentara ya..!" Ucap Guru kelas Ren.
Arash memandang mata guru kelasnya itu yang berusia hampir tiga puluh tahun.
Dia sangat cantik dan memiliki tubuh yang bagus, dan selalu memiliki senyum yang lembut dan ramah di wajahnya terhadap muridnya.
Arash tidak memiliki pikiran lain dalam benaknya dan mengangguk dengan sungguh-sungguh.
"Saya akan." Jawab Arash.
Lalu dia berjalan mendekati adik laki-lakinya dan perempuannya.
Ketika Aran melihat Arash datang, dia memalingkan wajahnya dan menangis.
Arai, yang duduk di kursi roda, menatapnya, berusaha keras untuk tidak menangis.
Jangan salahkan mereka karena begitu bersedih.
Sebenarnya bergabung dengan tentara terlalu berbahaya dengan tingkat kematian tertinggi.
Apalagi bagi seorang yang hanya memiliki bakat Level C seperti Arash, Arash mungkin tidak akan bertahan lebih dari tiga tahun dan kemungkinan besar akan mati di medan perang.
Begitu kami mengucapkan selamat tinggal, mungkin itu adalah perpisahan terakhir kami.
Mereka semua sudah menyarankan Arash untuk tidak masuk ke tentara. Bahkan Mereka tidak ingin melanjutkan sekolah menengah atau mengikuti ujian masuk Universitas.
Tapi tidak ada seorang pun yang bisa mengubah keputusan yang telah dibuat oleh Arash.
Setelah memeluk adik laki-laki dan perempuannya, Arash tersenyum dan melambai kepada mereka. Lalu berkata dengan suara yang penuh keyakinan serta semangat.
"Baiklah, berhentilah menangis, orang tua kita sudah tiada."
"Jika aku bisa kembali lagi dalam tiga tahun, aku akan memasak untukmu lagi."
Lalu Arash melambaikan tangannya, berbalik dan menaiki kendaraan militer yang datang menjemputnya.
Aran dan Arai berdiri di depan gerbang sekolah, melihat kendaraan militer yang menjauh, mereka tidak tahan lagi dan menangis sejadi-jadinya..
Di samping mereka berdua, ada sekelompok orang tua dengan air mata mengalir di wajah mereka.
Aku sendiri yang mengirim anakku ke medan perang, dan dia nyaris tidak lolos dari kematian.
Mungkin pertemuan ini akan menjadi pertemuan terakhir kami.
Anda dapat membayangkan betapa menyakitkan perpisahan ini...bagi mereka
…
Dua jam kemudian, Arash dan sekelompok rekrutan baru tiba di kamp militer di luar kota Hitam.
Setelah melapor, Arash pergi ke asrama yang ditugaskan padanya sendirian.
Dia tiba lebih awal, dan asrama saat itu kosong, dengan ketiga tempat tidur kosong.
Arash memilih satu tempat tidur secara acak dan duduk di tempat tidur, sambil menenangkan emosinya yang terasa campur aduk.
Mustahil baginya untuk bergabung dengan tentara tanpa rasa takut.
Tingkat korban meninggal mencapai 30 % persen setiap tahunnya.
Tiga dari setiap sepuluh orang akan terluka dalam setahun, dan ini dihitung berdasarkan populasi keseluruhan.
Korban di kalangan perwira jelas lebih rendah dibandingkan korban di kalangan prajurit biasa.
Dari perspektif ini, tingkat korban prajurit mungkin mencapai lebih dari 50%.
Kalau anda masuk tentara, kemungkinan meninggalnya adalah 50%.
Setelah tiga tahun bertugas di militer, berapa banyak dari mereka yang dapat pulang hidup-hidup?
Arash menghela napas dan menekan emosi kacau di hatinya.
"Tak peduli apa pun, sekarang kita sudah di sini, mari kita terima saja. Ucapnya.
Pada saat yang bersamaan , suara pengingat dingin sistem tiba-tiba datang dari benaknya.
【Ding! Tuan rumah berusia 18 tahun dan telah memutuskan jalan masa depannya, Sistem sedang dalam pencocokan...】
[Selamat, tuan rumah, Anda telah berhasil mengikat Sistem penghargaan Militer Tertinggi! 】
Mendengarkan nada pengingat dingin tanpa emosi dalam pikirannya.
Arash tiba-tiba berdiri, dengan wajahnya yang dipenuhi kebingungan.
Beruntung pada saat itu tidak ada orang lain di dalam asrama, kalau tidak tentu ia akan dianggap orang sakit jiwa.
[Ding !!!, sistem ini secara otomatis berubah menjadi sistem penghargaan militer tertinggi berdasarkan pilihan hidup yang telah tuan rumah buat. Sistem ini bertujuan untuk melatih tuan rumah menjadi Jendral militer yang tiada tara dan memimpin manusia untuk berperang melawan makhluk Ganas. 】
Setelah mendengarkan serangkaian suara sitem lagi, Arash benar-benar yakin.
Apa yang dia dengar tadi bukanlah halusinasi, tetapi cheat yang penting bagi seorang penjelajah.
Dalam sekejap, semua ketakutan yang timbul karena bergabung dengan tentara seketika lenyap begitu saja.
Seperti yang kita semua tahu, semua penjelajah waktu dengan cheat menjalani kehidupan yang sangat baik.
Jadi bagaimana jika tentara itu berbahaya ?
"Dengan adanya sistem, dia tidak takut pada apa pun lagi" ucapnya.
Sambil tertertawa dalam hati, dan kemudian dia melihat panel semi-transparan muncul di depannya.
[Nama: Arash.] 】
【Usia: 18 tahun.】 】
[Alam: Belum tercapai.] 】
[Pangkat militer: Prajurit dua.] 】
【Konstitusi: Tidak ada.】 】
【Bakat: Bakat level C 】
【Kemampuan: Keahlian Tempur (Belum dimulai).】 】
【Seni bela diri: Tidak ada.】 】
[Senjata spiritual: Tidak ada.] 】
"Apakah ini panel atributku ?" Tanyanya.
Arash melihatnya sekilas dan secara objektif memahami kondisinya saat ini.
Planet Pluto, Arash tidak yakin berapa banyak tingkat Alam yang ada di dunia ini. Saat ini ia hanya tahu bahwa ada 3 tingkatan Alam.
Pejuang tier 1
Pejuang tier 2
Pejuang tier 3
Setiap wilayah dibagi menjadi sembilan level kecil.
Level 1 S/d 9 Pejuang tier 1
Level 10 S/d 19 Pejuang tier 2
Level 20 S/d 29 Pejuang tier 3
Dan bakat adalah hal terpenting bagi setiap pejuang agar dapat menembus level dan alamnya.
Semakin besar bakatnya, semakin cepat levelnya dapat diperbaiki, dan semakin besar pula kekuatan yang dapat dikeluarkan dalam pertempuran.
Arash belum pernah bertemu dengan alam diatas pejuang tier 3 dan tidak tahu banyak alam diatasnya.
Tepat setelah dia selesai memeriksa panel atributnya, suara sistem terdengar lagi.
[Ding!!! Pengumuman penting selamat kepada host karena telah berhasil bergabung dengan tentara, dan pangkatnya saat ini adalah prajurit dua, memicu paket hadiah khusus. 】
【Ding!!! Selamat! Bakat level C ditingkatkan menjadi bakat level SSS ! 】
Mendengarkan nada perintah dan melihat kolom bakatnya yang tiba-tiba berubah menjadi SSS, Arash tercengang.
Dia tidak pernah menduga bahwa sistem ini akan memberinya imbalan yang besar sejak awal.
Terlebih lagi, sejak awal, bakatnya yang memang sudah ditakdirkan menjadi sampah ternyata bisa ditingkatkan.
Itu juga ditingkatkan ke tingkat SSS ?
Mata Arash membelalak. ia telah hidup di dunia ini selama delapan belas tahun, tetapi dia belum pernah mendengar tentang bakat tingkat SSS.
Paling-paling saya hanya mendengar dari berita - berita bakat tingkat S.
Dimana tingkat SSS? Tanyanya.
Setelah memenangkan kembali pikirnya Arash segera melihat perkenalan level Bakatnya.
[ Bakat tingkat SSS, satu dari miliaran orang, langka di dunia, bakat terkuat yang pernah ada 】
Melihat pengenalan bakat yang berlebihan ini, mata Araah sedikit melebar.
ia hanya merasa tidak tahu apa-apa tentang bakat setingkat SSS ini.
Sudut mulut Arash melengkung tanpa ia sadari.
"Dengan bakat SSS ini, bahkan jika ia tidak memiliki sistem militer tertinggi, ia yakin akan bisa menjadi yang terkuat di Planet Pluto". Pikirnya.
Kemudian Arash dengan cepat menoleh dan melihat kolom kemampuan di panel atribut.
Pejuang dengan bakat Level SSS, pasti akan memberikan kemampuan kusus lainya.
Arash segera menemukan bahwa di panel kemampuanya telah berubah.
【Kemampuan: Keahlian Tempur (tingkat pemula) kewaskitaan (tingkat pemula】
Pada saat ini, segala macam keterampilan bertarung dasar muncul begitu saja di benaknya, seolah-olah itu adalah hal yang alami.
Arash merasa bahwa dengan kondisinya saat ini, jika dia berhadapan dengan pejuang Tier 0 yang bukan seorang pejuang Tier 1, ia akan dapat membunuh lawannya dalam hitungan detik.
Meskipun ia jauh tertinggal dalam pengalaman tempur sesungguhnya, dalam hal pertarungan murni dan keterampilan menghasilkan kekuatan, ia telah memasuki alam yang luar biasa.
Lalu Arash tertawa.
Dia belum ingin meninggal celat, dia ingin menjadi seorang pejuang sejati.
Namun dengan bakatnya saat ini, menjadi seorang pejuang sejati pasti cukup mudah.
Dengan kata lain, ia bisa dengan mudah menjadi prajurit tier 1.
Arash tertawa kembali.
Arash juga mengerti seperti apa manfaat dari peningkatan bakat level SSS ini terhadap kemajuan kultivasinya.
Level B 30%, Level A 40%, dan Level S 50%
Dengan kata lain, biasanya level S itu akan meningkat kan kecepantan kultivasi seseorang yang dimana
Satu hari kultivasinya setara dengan dua hari kultivasi bagi orang lain.
"Tapi bagaimana dengan ku ?". Tanya Arash dengan penuh semangat, kemudian pikirannya mulai memperkirakan peningkatan seberapa kecepatan Kultivasiknya.
Tingkat SSS.
Satu hari Kultivasi setara dengan sepuluh hari bagi orang lain.
Yang dimana orang lain butuh kerja keras setahun untuk kultivasi, dia hanya butuh satu bulan kultivasi.
"Ini terlalu dibesar-besarkan!" Ucap Arash dengan nada terkejut.
Bahkan Arash, sebagai pemegang bakat ini, tidak bisa tidak merasa bahwa dia sedikit tidak normal.
Setelah terikat pada sistem, ia tampaknya telah berubah dari manusia menjadi makhluk Alien.
Tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya, Arash tidak sabar untuk mencoba efek dari Bakat Level SSS nya.
Tidak ada yang namanya seni bela diri kuno di Planet Pluto. Hanya ada satu cara untuk meningkatkan keterampilan Anda, yaitu melatih tubuh dan mempertajam darah Anda.
Namun, seribu tahun telah berlalu sejak bencana tersebut, dan manusia telah mengembangkan metode pelatihan yang lebih baik, yaitu meditasi sambil berlatih.
Kemudian Arash berdiri di asrama dan mulai berlatih satu set pertama tinju militer yang baru saja diterimanya setelah bergabung dengan tentara hari ini.
Ini adalah latihan yang paling mendasar dan populer di ketentaraan.
Efek perbaikan kultivasi dari latihan tinju militer tidak bisa dikatakan bagus, tetapi bersifat inklusif dan dapat diperbaiki oleh siapa pun dengan bakat apa pun.
Arash mengambil posisi aneh dan mulai berlatih di asrama.
Keahliannya dalam pertarungan tingkat pemula memungkinkannya menguasai bentuk pertama tinju militer dengan mudah, dan ia dapat dengan mudah mengambil postur paling benar.
Satu jam berlalu dengan cepat.
Dahi Arash sudah dipenuhi oleh keringatnya, dan ia merasa tidak dapat menahan nya lagi.
Crek....
Tiba-tiba terdengar suara berderak dari dalam tubuhnya.
Arash sedikit tertegun, tetapi dia bereaksi cepat.
"Aku berhasil menerobos!" Ucapnya.
Arash membuka Sistem untuk melihat panel atributnya.
[Nama: Arash.] 】
[Usia: 18 tahun.] 】
[Alam: Level 1 dari alam Pejuang tier 1.] 】
[Pangkat militer: Prajurit dua.] 】
【Konstitusi: Tidak ada.】 】
【Bakat: Level SSS. 】
【Kemampuan: Keahlian Tempur (Level Pemula), Persepsi sensitif (Level Pemula).】 】
【Seni bela diri: Tidak ada.】 】
[Senjata spiritual: Tidak ada.] 】
Di asrama rekrutan baru, Arash terkejut ketika dia melihat panel atributnya.
"Jadi, Aku sudah menjadi prajurit tier 1" ucap Arash.
Seingatku Upacara kebangkitan bakat diadakan tiga bulan sebelum ujian masuk perguruan tinggi.
Tiga bulan adalah waktu bagi para siswa untuk melatih tubuh mereka dan meningkatkan darah mereka.
Saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, kebugaran fisik siswa akan dievaluasi.
Untuk dapat menjadi pejuang tier 1 selama ujian masuk perguruan tinggi, seseorang harus memiliki bakat minimal level A atau lebih tinggi.
Bahkan jika seseorang memiliki bakat level S, akan membutuhkan setidaknya satu bulan untuk menjadi pejuang tier 1.
Bagaimana dengan arash sendiri?
Dalam satu jam, dari orang biasa menjadi pejuang tier 1?
"Persetan." Umpatnya.
Dia tidak dapat menahan diri untuk tidak mengumpat di dalam hatinya, terkejut dengan manfaat mengerikan yang dibawa oleh bakat level SSS miliknya..
Dan di kolom kemampuan, seperti yang diharapkan Arash, ada kemampuan baru : persepsi sensitif.
Ini adalah kemampuan yang hanya bisa dikuasai oleh para pengintai di alam pejuang Tier 1, tetapi dia telah langsung menguasainya terlebih dahulu.
Di asrama, Arash menyeringai dan tidak lagi khawatir tentang masa depannya.
Saat ini, suara barang bawaan yang diseret terdengar dari arah pintu asramanya.
Arash tahu bahwa yang datang adalah teman sekamarnya dari asrama yang sama, jadi dia berbalik dan melihat ke arah pintu.
Lalu, ekspresi terkejut tampak di wajahnya.
"Gendut, kenapa kamu masuk ke prajurit militer ?" Tanya Arash.
Mendengar apa yang ditanyakan oleh arahs, pria gendut tersebut mengangkat kepalanya dengan tersenyum bodoh, lalu berkata :
“Saudaraku, kita telah sepakat bahwa kita adalah saudara di dunia ini selamanya.”
"Tapi, Kamu tidak memberitahuku kalau kamu akan bergabung dengan prajurit Militer, jadi kamu pikir aku tidak akan tahu?"
"Apa salahnya bergabung dengan prajurit Militer ? Apa salahnya mengalami pengalaman hampir mati ? Aku akan menemanimu melewati gunung dan sungai, api dan air!" Balas si gendut.
Anak laki-laki gendut di depan Arash bernama Eza. Dia adalah sahabat Arash sejak kecil dan juga teman sekelasnya.
Ketika dia mengucapkan selamat tinggal pada teman sekelasnya yang lainya, dia masih bertanya-tanya mengapa Eza tidak datang mengantarnya.
"Aku pikir orang sahabatnya ini tidak sanggup menanggung perpisahan".
"Aku tak menyangka kalau si gendut ini akan masuk tentara dan mengejutkanku." Ucap Arash di dalam hatinya.
Lalu Sambil tersenyum di wajahnya, Arash bertanya sambil melangkah maju untuk membantu Eza dengan barang bawaannya.
"Kamu datang untuk bergabung dengan prajurit Militer, apakah ayahmu tidak menghentikanmu?"
Keluarga Eza berbeda dengan keluarga Arash. Orang tuanya adalah pengusaha. Meskipun mereka tidak kaya, mereka tidak kekurangan uang sama sekali.
Eza membangkitkan bakat level B pada upacara kebangkitan bakat tiga bulan lalu, dan bakatnya sudah cukup bagus.
Selama ia rajin berkultivasi selangkah demi selangkah, dia pasti akan diterima di Universitas pejuang.
Dan ia tidak perlu bergabung dengan prajurit Militer dan mengambil risiko ini.
Tetapi pihak lainnya datang, datang langsung tanpa suara apa pun.
Melihat hal ini Hati Arash sangat tersentuh, dan ia diam-diam memutuskan untuk melindungi bocah gendut ini selama sisa hidupnya.
Sekarang, Arash memenuhi syarat untuk mengatakan hal ini dengan bakat level sss nya pasti ia akan sampai ke puncak pejuang.
Si bocah gendut Arash tersenyum dan melambaikan tangannya sebagai jawaban atas pertanyaan Arash.
"Aku mendengar dari guru kelas kita bahwa hari Jumat kau akan bergabung dengan prajurit militer, jadi aku pulang dan memberi tahu orang tuaku."
"Orang tuaku pasti tidak setuju, jadi aku langsung mendaftar untuk bergabung dengan prajurit militer. Karena sudah mendaftar, aku harus bergabung karena kalau tidak aku akan dianggap penghianat negara, jadi ayahku tidak bisa berbuat apa-apa padaku."
Arash terkejut sambil mendesah.
"Kau benar-benar hebat za. Kau bahkan mengorbankan ayahmu demi saudaramu." Ucapnya.
Mendegar ucapan Arash, Eza tertawa sambil mengangkat barang bawaannya, lalu menunjuk ke arah tempat tidur yang masih kosong dan bertanya.
"Ada tempat tidur lain, menurutmu seperti apa teman sekamar kita yang satu lagi?" Tanya Eza.
Disaat bersamaan lelaki gemuk itu bertanya, terdengar suara langkah kaki tumpul dari luar pintu.
Detik berikutnya, Arash dan Eza melihat seluruh ruangan tiba-tiba menjadi gelap.
Keduanya berbalik dan melihat seorang pria kekar tingginya hampir dua meter muncul di pintu asrama.
Dia bertubuh besar dan tampak kuat dengan membawa dua ransel besar lalu bergegas masuk.
Eza terkejut dengan aura pria yang baru tiba itu. Dia tidak menyangka bahwa seorang siswa SMA kelas 3 yang baru saja lulus bisa setinggi itu.
Arash tidak merasakan apa-apa. Dia sudah menjadi pejuang Tier 1, dan kekuatan serta mentalitasnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
Pria kekar itu mendekat selangkah demi selangkah, memancarkan aura penindasan yang kuat.
Ketika dia semakin dekat, dia melempar kedua ransel besar itu ke tanah dengan suara keras, kemudian menatap Arash dan Eza dengan tatapan penuh waspada.
" Pria ini terlihat tidak mudah untuk diajak main-main." pikir Eza.
Lalu Eza melirik Arash dengan isyarat agar arash yang berbicara duluan, keringat bercucuran di dahinya.
Arash berdiri, menatap pria kekar di seberangnya lalu tersenyum sambil berkata.
"Namaku Arash, dan ini saudara baikku Eza."
Pria kekar itu menatap mereka berdua dari atas ke bawah, dan ketika Eza semakin takut, dia tiba-tiba tertawa.
“Hahahahahaha!”
Lalu ia mengulurkan tangannya dan berjalan maju untuk memeluk Arash dan Eza.
Arash cerdas dan menghindar ke samping.
Eza lah yang ditangkap oleh pria kekar itu.
Pria kekar itu memperkenalkan dirinya sambil tertawa dan memeluk Eza.
"Namaku Apit, dan aku dulunya dari SMP No. 3. Mulai sekarang, kita adalah teman seperjuangan!"
Eza terkejut melihat kontras dari tindakan Apit, namun lambat laun ia tersadar dan tersenyum dalam pelukannya bagaikan seekor kucing kecil yang gemuk.
Melihat pemandangan ini, Arash tidak dapat menahan tawa.
Tak lama kemudian, mereka bertiga duduk di samping tempat tidur dan mengobrol satu sama lain.
"Apit, aku punya bakat tipe Level B. Apa level bakatmu ?"
Eza bertanya, memahami rekan mereka akan membantu mereka bergaul dan bekerja sama satu sama lain di masa mendatang.
Apit tidak menyembunyikan apa pun dan langsung mengatakannya.
"Aku juga punya bakat level B." Ungkapnya.
"Kau punya bakat Level, mengapa kau ingin masuk prajurit Militer ?"
Tanya Eza dengan penasaran.
Bakat Level B, yang sama dengannya sudah pasti masuk ke jajarang jenius.
Bergabung dengan prajurit Militer merupakan pemborosan sumber daya.
Ketika pertanyaan ini diajukan, Apit terdiam sejenak, dan kemudian kebencian yang kuat muncul di matanya.
"Sewaktu aku masih kecil, keluargaku tinggal di luar kota. Suatu ketika, seekor binatang Ganas menyerbu rumahku dan memakan kedua orang tuaku. Ayahku memintaku untuk bersembunyi di bawah tempat tidur, jadi aku selamat."
"Jadi, aku bersumpah bahwa saat aku dewasa, aku akan bergabung dengan prajurit militer dan membunuh semua binatang Ganas terkutuk itu!"
Setelah mendengarkan jawaban Apit, Arahs dan Eza langung terdiam.
Apit bersembunyi di bawah tempat tidur dan menyaksikan orang tuanya dimangsa oleh binatang Ganas itu, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Anda dapat bayangkan dampak yang ditimbulkan hal semacam itu...terhadap mental Apit.
Setelah beberapa saat hening.
Apit segera tersenyum, memecah suasana dan menatap Arash.
"Apa bakatmu, sobat?"
Arash tidak malu dan berbicara tentang bakatnya yang berada di level C.
Apit tidak mengejeknya saat mendengar ini. Sebaliknya, dia berjalan menghampirinya, menepuk bahunya, dan menghiburnya.
"Tidak apa-apa. Bakat tidak menentukan tujuan akhir. Kerja keraslah yang menentukan. Lagipula, ada banyak kesempatan di militer ini."
Arash tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, aku tidak peduli."
Tentu saja dia tidak peduli. Dia sudah memiliki Bakat level SSS, dan bakatnya tak tertandingi di dunia, tetapi dia hanya tidak ingin memberi tahu orang lain tentang hal itu.
Mereka bertiga mengobrol dan lama-kelamaan menjadi akrab satu sama lain.
Saat itu sore hari dan peluit cepat memecah kesunyian.
"Semua berkumpul!"
"Semua berkumpul!"
"Segera!!"
"Segera!!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!