NovelToon NovelToon

Gadis Modern Dan Tuan Desa

Kirana yang nakal

PLAK-!

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus milik Kirana yang membuat gadis itu langsung terdiam sembari memegangi pipinya yang terasa sangat sakit dan panas.

"Dasar anak yang tak tau diuntung! Semalam kau pergi mana, hah?!" bentak Tuan Asher. Tuan Asher benar-benar murka saat ini. Bagaimana tidak? Semalam putrinya itu pergi tanpa meminta izin darinya dan baru pulang pagi ini. Ayah siapa yang tidak murka ketika putrinya pergi keluyuran tidak jelas?

"Hikss ... Hikss ... Aku pergi bersama teman-temanku, Yah," jawab Kirana sembari terisak.

"Kemana?!" tanya Tuan Asher dengan suara yang keras.

"Hikss ... Hikss ... Hikss ...." Kirana hanya diam dan terus menangis.

"Kemana Ayah tanya!" teriak Tuan Asher semakin keras yang membuat Kirana sangat ketakutan.

"Ke--Ke Club."

PLAK-!

Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi Kirana yang membuat Kirana semakin menangis. Nyonya Melinda segera turun ke lantai bawah ketika mendengar suara keributan di sana. Di saat Nyonya Melinda tiba di lantai bawah, ia dikejutkan dengan putrinya yang sedang menangis.

"Kirana?!" Nyonya Melinda segera mendekati Kirana yang membuat putrinya itu semakin menangis. "Ada apa, Sayang?! Kenapa kamu menangis?!"

"Kau selalu saja memanjakan putrimu ini sampai dia jadi berani berbuat nakal!" sungut Tuan Asher dengan raut wajah yang terlihat marah.

Mendengar hal itu membuat Nyonya Melinda langsung mengerutkan keningnya karena tidak mengerti dengan apa yang sedang diucapkan oleh suaminya itu. "Ayah mengatakan apa? Kirana berbuat nakal lagi?"

"Semalam dia kabur dari rumah bersama teman-temannya!" jawab Tuan Asher membuat Nyonya Melinda sangat terkejut ketika mendengarnya.

"Kirana, apa benar yang dikatakan Ayah kalau kamu kabur dari rumah?" Nyonya Melinda ingin mendengar pengakuan Kirana sendiri.

Sembari menangis, Kirana pun menganggukan kepalanya dengan lesu.

"Ya ampun, Sayang. Siapa yang mengajarimu untuk berbuat nakal seperti ini?" sungut Nyonya Melinda seolah tak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh putrinya itu.

"Kehidupan di kota ini benar-benar merusak otakmu, Kirana! Teman-temanmu yang nakal itu telah mencuci otakmu! Ayah tidak mau jika kenakalanmu ini semakin menjadi-jadi! Jadi besok Ayah akan membawamu ke Desa Kuningan! Hanya desa itu lah satu-satunya tempat yang aman agar kau tidak bisa bertemu dengan teman-teman nakalmu itu lagi! Selain itu kau bisa belajar bahwa kehidupan di desa lebih bermanfaat dibandingkan dengan kota ini!"

"A--Apa maksud, Ayah?" tanya Kirana.

"Mulai besok kau akan tinggal di Desa Kuningan untuk sementara! Ayah punya sahabat dekat di sana dan kau akan tinggal di rumahnya!"

Deg!

Bersambung.

░K░o░m░e░n░ ░y░a░ ░b░i░a░r░ ░a░u░t░h░o░r░ ░s░e░m░a░n░g░a░t░ ░j░a░n░g░a░n░ ░l░u░p░a░ ░l░i░k░e░ ░k░a░r░y░a░ ░a░u░t░h░o░r░

░K░o░m░e░n░ ░y░a░ ░b░i░a░r░ ░a░u░t░h░o░r░ ░s░e░m░a░n░g░a░t░ ░j░a░n░g░a░n░ ░l░u░p░a░ ░l░i░k░e░ ░k░a░r░y░a░ ░a░u░t░h░o░r░

ingat!! jangan lupa komen ya guys

bye bye👋

Kirana ditertawakan

Kirana begitu syok ketika mendengar dirinya akan dibawah ke sebuah Desa yang bernama Desa Kuningan. Sebagai gadis kota yang moderen, tentu saja Kirana sangat tidak setuju dengan hal itu.

"Tapi, Yah—"

"Tidak ada tapi-tapian! Keputusan Ayah sudah mutlak! Besok, kau harus bangun pagi-pagi karena Ayah akan mengantarmu ke Desa Kuningan!"

Mendengar hal itu, tangisan Kirana pun semakin pecah. Gadis itu tahu bahwa ia tidak bisa menolak permintaan Tuan Asher itu. Sekalipun ia harus berguling-guling di lantai sembari memohon itu tidak akan mengubah keputusan Tuan Asher yang akan membawanya ke Desa Kuningan, besok. Apapun yang dikatakan oleh Tuan Asher adalah mutlak dan Kirana tidak boleh membantahnya.

"Ayah jahat!" teriak Kirana yang segera berlari menaiki tangga. Hati gadis itu benar-benar sangat hancur saat ini. Andai saja ia memiliki pintu kemana saja seperti yang ada di film kartun Doraemon, mungkin ia akan kabur dari rumah itu sejauh-jauhnya. Namun itu hanyalah khayalannya Kirana saja yang tak mungkin bisa terjadi.

"Ayah, apa ini tidak terlalu berlebihan untuk Kirana? Dia itu masih kecil, Yah," ujar Nyonya Melinda.

"Itu lah mengapa Kirana tumbuh menjadi anak yang manja dan nakal! Itu karena kau! Kau selalu saja memanjakan anak itu dan mengira dia masih kecil! Apa kau sendiri tidak sadar kalau putri kita itu sudah berusia 20 tahun?!" Tuan Asher mulai memerahi istrinya. Tuan Asher menyalahkan semua ini kepada Nyonya Melinda karena Nyonya Melinda terlalu memanjakan Kirana yang membuat Kirana tumbuh menjadi anak yang sangat manja dan nakal.

Nyonya Melinda pun hanya bisa terdiam. Dalam hati ia merasa sangat bersalah karena selama ini ia terlalu memanjakan Kirana tanpa memikirkan resiko yang akan datang.

Di sisi lain.

Brak-!

Kirana membanting pintu kamarnya dengan sangat kuat. Kemudian, gadis itu melempar tubuhnya di atas kasur. Ia pun menangis sejadi-jadinya di dalam kamar itu seorang diri.

Dring-! Dirng! Dring-!

Tangisan Kirana langsung terhenti ketika mendengar suara dering ponselnya. Dengan segera ia mengambil ponselnya itu yang tersimpan di dalam saku celananya.

Kirana pun segera mengangkat panggilan itu ketika mengetahui panggilan tersebut dari teman-temannya.

"Halo? Ada apa kalian nelpon gue?" tanya Kirana dengan suara seraknya karena habis menangis.

"Loh, Kiran?! Lo nangis?!" pekik Jesika.

"Iya," jawab Kirana sembari menyeka air matanya yang tak mau berhenti keluar.

"Anjr ... Kok bisa?" tanya Sandra.

"Biasa. Gara-gara bokap gue!" jawab Kirana.

"Bokap lo kenapa, Kiran? Marah lagi?" tanya Violet.

"Gue ketahuan kabur dari rumah semalam! Ini semua gara-gara kalian! Udah tau bokap gue pemarah masih aja gue di ajak ke Klubing! Tau nggak kalian! Gara-gara gue kabur gue akan dibawa ke Desa Kuningan!"

"APA?!" Jesika, Sandra dan Violet benar-benar terkejut ketika mendengarnya.

"Seriously?!" pekik Jesika.

"Ngapain gue bercanda?!" sungut Kirana.

"Wkwkwk. Bokap Lo keren amat, Ran! Bisa-bisanya Lo di bawa ke Desa Kuningan cuma gara-gara kabur doang dari rumah! Keren sih!" Bukannya kasihan Sandra justru menertawakan nasib yang dialami Kirana yang membuat Kirana langsung kesal ketika mendengarnya.

"Cuma bokap Lo aja yang kayak gitu, Ran. Bokap kita mah nggak akan setega itu sama kita!" sungut Violet dengan sombong.

"Jadi mulai besok Lo akan jadi gadis desa bukan lagi gadis kota?! Wkwkwk. Nanti di sana Lo pasti bajak sawah kan atau ngurusin ternak? Iyuwww jijik banget. Tubuh Lo bakalan kotor karena lumpur dan kotoran sapi!"

"HAHAHAHAHA!"

Tut-!

"Apaan sih mereka! Bisa-bisanya mereka tertawa di atas penderitaan gue!" Karena kesal, Kirana langsung memutuskan panggilan dari teman-temannya itu. Ia kesal dan muak karena mereka bertiga telah menertawainya.

Bersambung.

Pergi ke Desa

Keesokan harinya.

Perkataan Tuan Asher benar-benar tidak main-main. Tuan Asher benar-benar membawa Kirana pergi ke Desa Kuningan pagi ini. Awalnya Kirana sempat menolak dan memberontak karena tidak ingin dibawa ke Desa, tetapi Tuan Asher memaksanya dan menyeretnya masuk ke dalam mobil secara paksa yang membuat Kirana pun tak bisa berbuat apa-apa.

Mau tidak mau, Kirana harus meninggalkan kota Jakarta dan memulai hidup baru di Desa Kuningan untuk sementara waktu. Hukuman yang didapatkan Kirana ini benar-benar membuat gadis itu terpuruk dan sedih.

Empat jam berlalu. Akhirnya mobil yang mereka tumpangi itu tiba di Desa Kuningan. Kirana menatap sekelilingnya melalui jendela mobil. Betapa kagumnya Kirana ketika melihat kanan dan kirinya ada sawah yang sangat-sangat luas, serta beberapa pegunungan yang menjadi latar sawah tersebut. Ini kali pertamanya dalam hidup Kirana, ia dapat melihat pemandangan seindah itu. Bagaimana tidak? Di kota Jakarta sama sekali tidak ada sawah dan pegunungan tinggi, yang ada hanyalah gedung-gedung tinggi dan asap-asap kendaraan yang mengepul di mana-mana.

Berbeda dengan desa Kuningan ini. Udaranya begitu sangat sejuk dan segar. Kirana dapat merasakan tubuhnya langsung segar ketika menghirup udara di desa tersebut. Kirana baru tahu bahwa Desa Kuningan akan seindah itu.

Beberapa menit kemudian. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di suatu tempat.

"Udah sampai, Yah?" tanya Kirana.

Tuan Asher menganggukan kepalanya. "Ayo turun!" Tanpa banyak bicara, Tuan Asher dan Kirana segera keluar dari dalam mobil. Kirana pun langsung tercengang dengan kagum ketika melihat ada rumah besar yang sedang berdiri kokoh di hadapannya. Rumah besar itu memang terbuat dari kayu, namun ukuran dan kemewahannya tidak main-main.

"I--Ini rumah siapa, Yah?" tanya Kirana dengan mulut yang menganga karena terlalu kagum.

"Ini rumah teman, Ayah! Ayo, masuk!" Tuan Asher segera menarik tangan Kirana, lalu mulai berjalan memasuki pekarangan rumah tersebut.

Tok ... Tok ... Tok ...

Tuan Asher mengetuk pintu. Tak butuh waktu lama, seorang pria paruh baya segera membukakan pintu untuk mereka.

"Asher? Lama kita tidak berjumpa!" Tuan Raja langsung memeluk Tuan Asher — Sahabat dekatnya.

"Raja, aku ingin—"

Belum sempat Tuan Asher menyelesaikan perkataannya. Tuan Raja langsung menarik Asher masuk ke dalam rumah itu. Sedangkan Kirana hanya bisa terdiam lalu mengikuti mereka dari belakang. Lagi dan lagi Kirana dibuat kagum dengan isi di dalam rumah tersebut yang nampak jauh lebih mewah dari pada dilihat dari luar.

"Duduklah!" titah Tuan Raja. Tuan Asher dan Kirana pun segera duduk di sofa yang empuk itu. Sedangkan Tuan Raja duduk di kursi kebesarannya.

"Aku tahu kedatanganmu ke sini karena ingin menitipkan putrimu kan?" tebak Tuan Raja yang membuat Tuan Asher langsung menghembuskan nafasnya secara panjang, lalu menganggukan kepalanya dengan pelan.

"Kau tenang saja, Asher. Putrimu pasti akan aman bersama kami di sini!" ujar Tuan Raja.

"Aku percaya padamu, Raja. Semoga saja dengan Kirana tinggal di sini kenakalannya bisa menghilang!"

Tuan Raja dan Tuan Asher lanjut mengobrol. Sedangkan Kirana hanya bisa terdiam di tempatnya sembari menyimak pembicaraan kedua pria paruh baya itu.

Beberapa menit kemudian.

Nyonya Amira — Istri Tuan Raja, datang membawa minuman hangat dan cemilan. Minuman hangat dan cemilan itu segera di letakkan di atas meja.

"Wah ... ini putri kamu, Asher?" tanya Nyonya Amira ketika melihat Kirana.

Tuan Asher segera menganggukkan kepalanya. "Iya, Ami. Itu putriku. Dia akan tinggal di sini untuk sementara. Boleh kan?"

"Tentu boleh, dong!" ucap Nyonya Amira sembari tersenyum. Nyonya Amira segera mendekati Kirana. "Ayo ikut Tante, Sayang. Biar Tante tunjukkan di mana kamar kamu berada," ujar Nyonya Amira yang langsung menarik tangan Kirana untuk pergi dari sana. Entah ke mana Nyonya Amira akan membawa Kirana pergi, yang pastinya Kirana hanya bisa pasrah ketika ditarik.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!