"Harus kemana lagi aku mencari uang, untuk biaya berobat adikku."
Kinara merasakan bingung, karena akhir-akhir ini sang adik selalu kambuh penyakitnya, sehingga ia harus keluar uang banyak.
Uang gajinya tidak cukup, untuk ia bertahan hidup selama satu bulan, karena banyak sekali pengluaran, apalagi hidup ditengah-tengah kota yang serba mahal.
Saat Kinara sedang merasakan bingung, ia melihat seorang wanita yang sedang gelisah, karena di ikuti seseorang.
Lalu Kinara berniat akan menolongnya, meskipun ia tidak kenal dengan wanita itu.
"Tante, apa kabar," ucap Kinara, ia langsung memeluk wanita itu.
Sosok wanita itu merasakan bingung dengan yang Kinara lakukan.
"Maaf, tapi aku melihat ada yang mengikuti anda, jadi saya berusaha akan menolong anda," bisik Kinara.
Ia mengangguk.
Lalu Kinara membawa wanita itu kerumahnya, yang tidak jauh dari area itu, dengan sepeda motornya.
"Sepertinya dia sudah tidak mengikuti kita," ucap Kinara, ia merasa lega.
"Terima kasih sudah menolong saya," ucap wanita itu.
"Sama-sama, sudah kewajiban saya, menolong sesama manusia, selagi saya bisa," jawab Kinara tersenyum.
"Kalo boleh tahu, siapa nama kamu?" tanyanya.
"Kinara Aulia."
"Kalo tante, siapa namanya?" tanya Kinara.
"Amira Dirgantara Kusuma."
"Wah namanya cantik, persisi seperti orangnya," ucap Kinara.
Amira hanya tersenyum, mendengar ucapan polos yang keluar dari mulut Kinara.
"Tante Amira duduk dulu, akan aku ambil minum dulu," ucap Kinara.
"Jangan repot-repot, kamu sudah menolong saya," ucap Amira.
"Tidak repot tante," jawab Kinara tersenyum.
"Tunggu disini, dulu, ya," lanjut Kinara.
Lalu ia berlari kedapur, untung saja pagi tadi, ia membuat kue kesukaannya, jadi ada makanan untuk disajikan.
"Maaf ya tante, hanya air putih dengan kue buatan aku," ucap Kinara.
"Serius ini buatan kamu?" tanya Amira.
"Iya tante, silahkan di coba," kata Kinara.
Lalu Amira makan kue buatan Kinara, untuk yang pertama kali dalam hidupnya, memakan sesuatu tanpa di cek dulu, bahaya atau tidak.
"Wah enak sekali, kamu pintar membuat kue, ya," puji Amira.
"Hanya bisa tante, ibu saya pernah mengajarkan saya," ujar Kinara.
"Kamu di rumah dengan siapa? Kenapa rumahnya sangat sepi?" tanya Amira.
"Berdua dengan adikku, tante. Tapi adikku sedang berada di RS," jawab Kinara.
"Orangtuamu, kemana?" tanya Amira.
"Sudah meninggal, dua tahun yang lalu," jawab Kinara.
"Oh tuhan, maafkan saya," kata Amira.
"Tidak apa-apa tante," jawab Kinara tersenyum.
"Apa kamu mempunyai kekasih?" tanya Amira.
"Boro-boro tante, mikirin biaya hidup aku dengan adikku saja sudah pusing," jawab Kinara.
"Bagaimana kalo kamu menikah dengan anak saya?" ucap Amira.
"Maksud tante, bagaimana?" tanya Kinara bingung.
"Begini, anak saya mengalami kecelakaan beberapa bulan yang lalu, dia tidak mau di urus sama pelayan, dan dia cuman mau di sentuh sama wanita yang sudah menjadi istrinya," jawab Amira.
"Tunggu, aku tidak faham!" kata Kinara.
"Anak saya namanya Kenan, dia mengalami kecelakaan saat dia akan menikah dengan kekasihnya, beberapa bulan yang lalu. Rasa percaya dirinya hilang, karena kekasihnya meninggalkan dirinya, saat Kenan terbaring lemah, dan dinyatakan cacat," jawab Amira.
"Sudah beberapa kali kami membawa seorang gadis, agar Kenan tidak terlalu terpuruk, karena kami takut, Kenan akan mengalami trauma dengan wanita, tapi tidak ada satu wanita pun yang mau dengannya, karena kondisi Kenan yang memilukan," lanjut Amira.
"Aku tidak mau mempermainkan pernikahan tante, tidak baik," kata Kinara.
"Bukan seperti itu, kamu bukan menikah kontrak dengan anak saya, tapi menikah sah secara agama dan negara," jawab Amira.
"Kalo kamu mau, saya akan memberikan uang 1M, buat kamu," lanjut Amira.
Mendengar kata uang, apalagi dengan jumlah yang banyak, mata Kinara berbinar, karena ia sangat membutuhkan biaya untuk berobat adiknya.
"Kamu butuh uang untuk biaya adikmu, kan?" ucap Amira.
"Aku memang membutuhkan biaya untuk adikku," jawab Kinara.
"Lalu bagaimana?" tanya Amira.
"Aku setuju tante," jawab Kinara.
Ia tak menunggu lama, karena memang ia sangat membutuhkan uang, dan mungkin kesempatan ini tidak akan datang dua kali.
"Saya akan memberikan uang setengahnya buat kamu, dan setengahnya lagi, nanti saat kamu sudah menikah dengan anak saya," kata Amira.
"Baik tante," jawab Kinara.
"Sebentar lagi, suami dan anak buah saya, akan kesini membawa uang cash," kata Amira.
Kinara mengangguk, meskipun ia tidak tahu, keputusannya akan bagaimana kedepannya, untuk sekarang, kesehatan adiknya lebih berharga dari apapun, karena Kinara cuman mempunyai dia.
Setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba ada mobil terparik didepan rumah Kinara.
"Itu pasti suami saya," kata Amira, lalu ia keluar dari rumah Kinara.
"Sayang."
Laki-laki itu memeluk Amira, karena ia sangat mencemaskan istrinya.
"Gadis itu yang menolongku," ucap Amira.
"Kemana bodyguard sialan itu, kenapa membiarkanmu keluar mansion sendirian."
"Tahan emosimu," ucap Amira, menepuk dada suaminya.
"Kinara, kenalkan ini suami saya," kata Amira.
"Saya Amira tuan."
"Saya Edrick Dirgantara Kusuma."
"Terima kasih sudah menolong istri saya," ucap Edrick.
"Sama-sama tuan," jawab Kinara.
"Mana uang yang aku katakan tadi," kata Amira.
Lalu laki-laki berbadan besar itu memberikan sebuah koper, yang berisi uang.
"Ini nyonya."
Lalu Amira memberikan uang itu kepada Kinara.
"Ini buat berobat adikmu." Amira memberikan koper uang itu.
Dengan tubuh yang bergetar, Kinara menerima koper yang berisi uang itu.
"Kamu bisa cek, itu uang asli atau bukan," kata Amira.
Lalu Kinara membuka koper itu, betapa terkejutnya saat ia melihat tumpukan uang berwana merah semua, baru kali ini dalam hidup Kinara, melihat uang sebanyak itu.
"Dan ini kartu nama saya, dua hari lagi kamu kesana," ucap Amira.
"Dan acara pernikahan kalian akan dilangsungkan dua hari lagi, saya harap. Datanglah pagi," lanjut Amira.
"Baik tante, saya akan kesana, sesuai dengan yang tante inginkan," jawab Kinara.
"Baik, kalo gitu saya pergi dulu, sekali lagi terima kasih," ucap Amira.
Kinara mengangguk, lalu Amira keluar dari rumah Kinara.
"Apa maksud kamu, tentang menikah menikah?" tanya Edrick.
"Wanita yang sudah menolongku, akan menjadi istrinya Kenan," jawab Amira.
"Kenan akan marah sekali, karena dia tidak suka dengan perjodohan yang kamu lakukan," kata Edrick.
"Tapi aku mau yang terbaik buat anak kita, memangnya kamu mau, anak kita sendiri seumur hidup, karena mengalami trauma dengan wanita," ujar Amira.
Edrick hanya menghela napas, ia tidak bisa melarang keinginan istrinya, karena menurutnya ada baiknya juga.
"Yasudah, aku serahkan semuanya kepadamu, sayang," kata Edrick, yang selalu mendukung apapun keinginan istrinya.
"Semoga anak itu tidak membantah, karena kali ini wanitanya sangat baik, aku bisa melihat dari cara dia bicara," kata Amira.
***
"Kenan, mommy mohon, menikahlah dengan wanita yang mommy pilih," ucap Amira, yang memohon kepada anaknya.
"Aku tidak mau menikah, mom!" tolak Kenan.
Laki-laki yang duduk diatas kursi roda itu, yang selama berbulan-bulan tidak mau keluar dari kamarnya.
"Mommy mohon, nak!" kata Amira.
"Kenapa mommy memaksa aku menikah dengan perempuan itu?" tanya Kenan.
"Karena mommy mau kamu bangkit, dan melupakan masalalu kamu, yang membuat kamu terpuruk, mommy sangat sayang denganmu, Kenan," jawab Amira.
"Baiklah, bawa dia kesini," kata Kenan, yang akhirnya menyerah. Karena ia juga penasaran dengan wanita yang akan dinikahkan dengannya.
Biasanya wanita akan menolak, kalo sudah melihat kondisi Kenan, yang duduk dikursi roda.
"Besok kalian akan menikah," ucap Amira.
Kenan hanya mengangguk, karena menurutnya wanita itu akan sama seperti wanita sebelumnya, yang menolak menikah dengannya.
Mendengar jawaban dari Kenan, Amira sangat senang sekali, karena ia yakin. Kalo Kinara akan mau menikah dengan Kenan.
Sedari kemarin, Amira menyiapkan pernikahan untuk anaknya, meskipun diadakan di mansionnya, dan tidak banyak tamu, hanya keluarga dan kerabat, tapi Amira harus menyiapkan nya dengan matang.
"Sayang, bagaimana dengan jawaban anak keras kepala itu?" tanya Edrick.
"Dia anakmu, berarti sama keras kepalanya seperti dirimu," jawab Amira.
Edrick terkekeh dengan jawaban istrinya, yang menurtnya sangat gemas sekali, berpuluh-puluh tahun menikah, tapi ia masih sangat mencintai istrinya.
"Kinara kapan akan kesini?" tanya Edrick.
"Malam ini, karena kalo besok, tidak akan keburu," jawab Amira.
"Sudah menyuruh bodyguard untuk menjemput Kinara?" tanya Edrick.
"Sudah, dan aku juga sudah mengirimkan pesan kepada Kinara, dia setuju," jawab Amira.
Edrick membantu Amira menyiapkan untuk acara pernikahan anaknya, meskipun Amira bisa menyuruh orang lain untuk menyiapkannya tapi ia tidak mau, karena menurutnya, ini pernikahan anaknya.
Sedangkan setelah percakapan dengan mommy nya, Kenan memutuskan kembali kedalam kamarnya, karena ia tidak suka berlama-lama berada di luar kamar.
"Huh!" hembusan napas terdengar dari mulut Kenan.
Laki-laki tampan, tinggi, mempunyai kulit putuh, hidung mancung, nyaris sempurna.
Namun nahasnya, ia harus duduk di atas kursi roda untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Setelah mengalami kecelakaan, ia tidak mau keluar mansion, karena ia tidak suka, saat banyak pasang mata yang menatap dirinya, dengan tatapan puas dan kasihan.
"Alex, segera datang ke kamarku!" ucap Kenan, disebrang telfon.
Tak menunggu lama, laki-laki yang bernama Alex itu datang ke kamar Kenan.
"Ada apa tuan muda?" tanya Alex.
"Kita sedang berada di kamar, jadi biasa aja," kata Kenan.
Alex mengangguk faham, karena saat ia bersama dengan Kenan di mansion, mereka akan seperti teman, bukan seperti bos dengan aisisten nya.
"Mommy menjodohkan aku lagi," ucap Kenan.
"Bagus dong," ujar Alex.
"Bagus bagus, pala lu bagus," kata Kenan, melempar Alex dengan bantal.
"Santai bro, santai," ujar Alex.
"Aku yakin, wanita itu akan menolak, saat melihat kondisiku," kata Kenan.
"Belum tentu, wanita tidak semua seperti mereka," ujar Alex.
"Berharap apa dengan wanita!" kata Kenan, yang kini masih trauma dengan kisah cinta masalalunya.
"Ayolah, jangan terus menggenggam traumamu, tidak semua wanita, seperti mantan kekasihmu," ujar Alex, ia sudah bosan memberikan nasihat kepada sahabatnya.
"Kau tidak tahu apa yang aku rasakan, bodoh!" sungut Kenan.
"Bagaimana aku bisa tau, sedangkan kau tidak membicarakannya dengan aku, atau dengan Aaron," kata Alex.
Kenan hanya terdiam mendengar ucapan Alex, karena memang selama ini. Ia belum mau menceritakan semua yang terjadi kepada dirinya.
"Kenapa kalian tegang sekali? Ada apa?" celetuk Aaron.
"Kau kapan kesini," ucap Kenan.
"Baru saja, memangnya kenapa?" jawab Aaron.
"Tiba-tiba datang, kayak hantu," ujar Alex.
"Masa iya ada hantu setampan itu, yang ada hantu beneran akan minder melihat ketampananku," ucap Aaron.
"Muak banget gua!" ujar Alex, melempar bantal kearah wajah Aaron.
Aaron hanya tertawa melihat kedua sahabatnya.
"Lupakan tentang ketampananku yang tiada tanding ini," kata Aaron.
"Siapa juga yang mengingat wajahmu yang tidak seberapa itu," cetus Alex.
"Iri bilang!" kata Aaron.
"Lu gak seganteng itu, bodoh!" kata Alex.
"Kalian kalo mau berdebat, silahkan di luar," kata Kenan, yang sakit kepala melihat tingkah mereka.
Alex menatap tajam, kearah Aaron.
Mereka sudah biasa memperdebatkan masalah kecil.
"Aku mendapatkan kabar dari om Edrick, katanya kau akan menikah besok," ujar Aaron.
"Iya, dengan wanita pilihan mommy, aku tidak tau siapa wanita itu," jawab Kenan.
"Apa akan terjadi kejadian yang udah-udah?" kata Aaron, karena sudah beberapa kali, Kenan akan menikah, tapi selalu gagal karena melihat kondisi Kenan.
"Semoga saja gagal, karena aku tidak mau menikah, dengan wanita manapun," kata Kenan.
"Kalo dia mau menikah denganmu, karena melihat kekayaanmu, bagaimana?" tanya Aaron.
"Akan aku pastikan, dia akan menyesal telah memutuskan menikah denganku," jawab Kenan.
"Jangan terlalu kejam, siapa tau wanita itu tulus denganmu," kata Alex.
"Tidak ada wanita yang tulus, mereka hanya mengincar harta," kekeh Kenan.
Alex sudah menyerah bicara dengan Kenan, kalo tentang seorang wanita.
"Aaron, kau saja yang menasehati dia!" kata Alex kesal, lalu ia meninggalkan Kenan dengan Aaron.
"Aku juga mau pergi," ucap Aaron, lalu mereka meninggalkan Kenan sendiri.
"Kalian tidak akan faham, karena kalian tidak merasakan yang aku rasakan," gumam Kenan, ia menjadi ingat kejadian yang lalu.
Flashback.
"Lana, jangan tinggalkan aku," ucap Kenan, memohon kepada wanita yang sudah tiga tahun ini menemaninya.
"Sudahlah Kenan, aku sudah tidak mau denganmu," kata Lana, menolak Kenan.
"Kenapa kamu tega meninggalkan aku, setelah aku menolongmu, saat kecelakaan," kata Kenan.
"Aku tidak menyuruhmu, menolong diriku," jawab Lana, ketus.
"Mulai detik ini, kita sudah tidak mempunyai hubungan apapun!" lanjut Lana.
"Tapi kenapa, Lana?" tanya Kenan.
"Aku tidak mau hidup dengan laki-laki cacat seperti dirimu, aku malu dengan teman-temanku," jawab Lana.
Jawaban Lana membuat Kenan tak percaya, karena selama ini. Lana wanita yang baik, selalu menjaga lisannya.
"Aku tidak percaya dengan ucapanmu, Lana. Kenapa kamu berubah?" ujar Kenan.
"Semua akan berubah, dengan berjalannya waktu, Kenan," jawab Lana, dengan suara lirih.
"Mulai detik ini, kita sudah tidak mempunyai hubungan apapun, jangan mengangguku!" kata Lana, lalu ia meninggalkan Kenan.
Flashback off.
Setelah kejadian itu, Lana hilang bagaikan ditelan bumi, Kenan sudah mencari tau keberadaan Lana, tapi tak membuahkan hasil, mau bagaimana pun, Kenan masih mencintai Lana.
"Sampai detik ini, aku belum menemukanmu, Lana. Kemana kamu pergi," gumam Kenan.
Kenan masih menutup hatinya, agar tidak mencintai wanita lain, meskipun ucapan Lana membuat sakit hati, pada saat itu. Tapi Kenan tidak bisa melupakan Lana.
***
Kenan merasakan amarah yang luar biasa, setelah pernikahan terjadi, karena tidak ada penolakan apapun dari pihak wanita.
"Sial, siapa wanita itu, kenapa dia mau menikah denganku!" geram Kenan.
Kejadian ini di luar kendalinya, karena biasanya semua wanita akan menolak menikah dengannya, saat tau kondisi Kenan.
"Terima pernikahanmu, kau sendiri yang sudah mengucapkan ikatan suci itu," ujar Alex.
"Gua mau sendiri, keluarlah!" usir Kenan.
Lalu Alex dengan Aaron keluar dari kamar Kenan, mereka meninggalkan Kenan, dengan kondisi Kenan yang emosi.
Setelah kepergian Alex dengan Aaron, tiba-tiba datang Amira membawa Kinara.
"Kenan, sekarang Kinara sudah menjadi istrimu, jaga dia," ucap Amira.
"Jangan kasar dengan istrimu," lanjut Amira lagi.
"Iya mommy, aku akan menjaga istri pilihan mommy untukku," jawab Kenan, tersenyum.
"Baiklah, mommy keluar dulu," ucap Amira.
"Kinara, sekarang kamu sudah menjadi istrinya Kenan, dan kamu sudah menjadi menantu di rumah ini," lanjut Amira.
Kinara mengangguk, jujur ia masih bingung, harus melakukan apa kepada suaminya.
Lalu Amira meninggalkan Kinara di kamar milik Kenan.
"Apa tujuanmu, mau menikah dengan saya?" tanya Kenan.
Kinara menundukan kepala, tak berani menatap atau pun menjawab pertanyaan laki-laki yang sudah menjadi suaminya.
"Jawab!" bentak Kenan.
Kinara kaget dengan suara bentakan Kenan.
"S-saya.." ucap Kinara terpotong.
"Karena uang?" kata Kenan.
"Dasar wanita murahan!" hina Kenan.
Kinara hanya menundukan kepala, ia tak mau menjawab ucapan Kenan.
"Wanita murahan sepertimu, tidak pantas bersanding denganku!" bentak Kenan.
"Lepaskan Kenan, sakit!"
Kinara merintih kesakitan, saat tangannya dicekal sangat kuat, oleh Kenan.
"Dasar perempuan lemah!" hina Kenan.
"Kenan!" ucap Kinara.
"Siapa dirimu, lancang sekali memangilku dengan sebutan nama!" kata Kenan.
"Maaf," ucap Kinara, menundukan kepala.
"Panggil aku tuan, karena saya menganggap kamu sebagai babu," kata Kenan.
"Baik tuan," jawab Kinara.
Lalu Kenan keluar dari kamarnya, ia meninggalkan Kinara sendiri.
"Kenan!" panggil Edrick.
"Ada apa, dad?" tanya Kenan.
"Daddy tau, ini sangat berat bagimu, tapi mommy mu mau yang terbaik untukmu," kata Edrick.
"Aku tidak apa-apa," jawab Kenan.
"Daddy tau, kamu berbohong mengatakan itu," ucap Edrick.
"Sudahlah dad, jangan mengangguku," ucap Kenan.
Lalu Kenan meninggalkan Edrick, ia mendorong kursi rodanya sendiri.
Kenan masuk kedalam ruangan rahasia di mansion itu, tidak ada yang tau tentang ruangan itu, karena disana tempat ia menyimpan semua kenangan bersama mantan kekasihnya.
"Kenapa kamu lama sekali menghilang, Lana," ucap Kenan, menatap fotonya bersama mantan kekasihnya dulu.
"Aku sangat merindukannmu."
Kenan larut dalam kesedihannya diruangan tersebut, karena susah bagi Kenan untuk melupakan Lana.
"Aku berjanji, akan membuat wanita itu pergi dari mansion ini, tidak ada satu orang pun, yang berhak mengganti dirimu, Lana."
Lalu Kenan keluar dari ruangan itu, Kenan sudah bertekad akan membuat Kinara tidak betah, berada di mansion ini.
"Lancang sekali, kau tidur di atas kasurku!" bentak Kenan.
Kinara membuka matanya, ia kaget dengan suara Kenan yang tiba-tiba memarahi diriny.
"Maaf, tadi aku ketiduran," ucap Kinara.
"Panggilkan maid kesini, saya akan mengganti sprei ini" kata Kenan.
"Apa tidak berlebihan?" ucap Kinara.
"Lantang sekali ucapanmu!" bentak Kenan.
"Cepat panggilkan maid!" titah Kenan.
Dengan perasaan kesal, Kinara keluar dari kamar Kenan, ia tak menyangka kalo suaminya laki-laki yang sangat arogan sekali.
"Kuat Kinara, demi adikmu, agar adikmu bisa sembuh," gumam Kinara, ia harus kuat demi sang adik, yang sedang terbaring di RS.
Setelah Kinara menyuruh salah satu maid di mansion itu, Kinara kembali ke kamar Kenan, karena ia tidak mau membuat keluarga Kenan curiga.
"Kalo ada keluarganya, dia sangat manis sekali denganku!" gumam Kinara.
"Bi tolong gantikan sprei ini," titah Kenan.
"Baik tuan."
Lalu sang maid mengganti sprei itu.
"Awas, jangan tidur di sini," ucap Kenan.
"Ya!" jawab Kinara ketus.
"Tandatangani ini." Kenan memberikan sebuah kertas perjanjian pernikahannya dengan Kinara.
"Apa ini," ucap Kinara.
"Baca dong, bisa baca gak!" jawab Kenan.
"Aku tau, tapi apa maksudnya dengan perjanjian kontrak pernikahan, kata Kinara.
"Kita akan menjadi suami istri selama satu tahun, dan selama kita menjadi suami istri, kau harus bisa berpura-pura menjadi istriku," kata Kenan.
"Dan selama pernikahan ini, jangan berharap lebih. Aku akan memberikanmu uang perbulan, tapi tidak dengan kewajiban lainnya," lanjut Kenan.
"Sudah aku tandatangani," kata Kinara.
"Bagus!" ucap Kenan.
"Jaga batasanmu, kita cuman menikah kontrak, dan kamu cuman istri pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Jangan terlalu percaya diri, aku tidak tertarik denganmu!" jawab Kinara ketus.
Kenan melototkan matanya, syok dengan jawaban Kinara.
"Apa menatapku!" kata Kinara, lalu ia menidurkan tubuhnya di sebuah sofa yang tidak kalah jauh empuknya, daripada kasur di rumah Kinara.
"Baru juga jadi istri, sudah menjawab!" Kenan menggelengkan kepala.
"Istri kontrak!" cetus Kinara.
"Sudah ah, aku mau tidur!" lanjut Kinara.
"Wanita arogan!" gerutu Kenan.
"Aku masih belum tidur, aku mendengar gerutuanmu, tuan Kenan!" ujar Kinara.
"Dasar laki-laki arogan!" lanjut Kinara, suaranya ia besarkan, agar kedengaran orangnya.
Kenan menggelengkan kepala, melihat tingkah Kinara.
"Sepertinya dia bukan wanita yang mudah ditindas," gumam Kenan.
"Tidur, jangan menatapku!" teriak Kinara.
"Kau, bagaimana bisa tau, aku belum tidur!" ujar Kenan.
"Kelihatan!" jawab Kinara, lalu ia membalikan tubuhnya.
"Kau cenayang?" ujar Kenan.
Kinara hanya tertawa, mendengar ucapan suaminya yang ketus.
Lalu Kinara turun dari sofa, lalu ia mendekati suaminya.
"Mau ngapain?" ucap Kenan.
"Tuan tidak bisa tidur, karena tidak bisa turun dari kursi roda, kan," kata Kinara.
"Saya bisa turun sendiri," jawab Kenan.
"Dasar arogan!" gerutu Kinara.
"Saya bisa mendengar perkataanmu!" kata Kenan.
"Ayo, aku bantu, tuan," kata Kinara, menghela napas.
Karena memang Kenan kesusahan, ia menurut saja, dibantu oleh istrinya.
"Sudah, sana tidur!" kata Kenan.
"Minimal bilang terima kasih, apa susahnya sih," ujar Kinara kesal.
"Sana sana!" usir Kenan.
Kinara mengangkat tangannya, tanganya berada di pinggangnya, lalu ia melototkan matanya.
"Dasar arogan!" kata Kinara kesal.
Lalu ia memutuskan akan tidur, karena kesal dengan perlakuan suaminya.
Sikap Kinara yang seperti anak kecil, membuat Kenan tersenyum, tanpa ia sadari.
"Seharusnya aku tidak tersenyum manis, melihat tingkah absrud dia," gumam Kenan, lalu ia memutuskan akan tidur.
Kenan mencoba menutup matanya, namun susah.
"Kenapa dia sangat gampang sekali tidur," ucap Kenan.
Karena Kenan tidak bisa tidur, ia memutuskan membuka laptopnya.
Kenan menuliskan pesan ke chat grup.
[Aaron,Alex. Cari tau siapa wanita yang sudah menjadi istriku] tulis Kenan.
[Kenapa gak call kita, bro. Lagi melihat surga dunia, ya] tulis Alex, dengan emot ketawa.
[Sialan kau, Alex] balas Kenan.
Karena kesal, Kenan menutup laptopnya, dan memutuskan akan tidur.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!