NovelToon NovelToon

Greend-Eye Monster

Chapter 1: Not a Los Angeles

Hai, aku Elmera Orlova, aku seorang gadis yang berasal dari Los Angeles. Jika sudah mendengar kota itu, apa yang akan di pikirkan? Aku bukan salah satu dari malaikat yang hilang, aku hanyalah gadis biasa.

Aku ingin sedikit sombong sebentar, Ayah ku itu adalah seorang pebisnis yang terkenal di Los Angeles, dia punya berbaris baris kasino dan juga wanita cantik yang di sebut "malaikat yang hilang"

Sejak kecil, aku hidup senang, aku memiliki segalanya, apapun yang aku minta akan di kabulkan oleh Ayahku, tapi meskipun kedengaran nya menyenangkan, ini semua memiliki sisi buruk tersendiri.

Jika Ayah ku adalah sosok yang selalu memberikan apapun yang aku mau, dia akan memiliki kekurangan... Dia suka bermain wanita di tempatnya, kemudian dari aku sejak bertanya soal dimana Ibu, dia akan menjawab dengan lantang bahwa mereka telah bercerai dan terus saja menyebutkan bahwa yang salah dalam konflik perceraian adalah Ibu sendiri. Jika aku jadi Ibu, aku pasti akan menyalahkan Ayah atas konflik perceraian, itu karena Ayah mudah bermain dengan banyak nya wanita, nyatanya dia terus saja membawa wanita cantik ke rumah, bahkan dia terus mengatakan padaku. "Kamu baru saja bertemu ibu baru mu."

Dia mengatakan itu terus menerus setiap kali membawa wanita pulang. Aku sudah menghadapinya semenjak aku berumur 1 tahun hingga 8 tahun hidup ku, aku hanya bisa menatap polos dan membiarkan Ayah melakukan kegiatan kotornya yang saat itu dengan bodohnya aku sebut sebagai bisnis. Hingga banyak wanita wanita itu yang kadang berakhir mati, bahkan berakhir stress, juga berakhir di jual, wanita wanita yang malang, tapi itulah Los Angeles di sini.

Semakin lama, aku semakin paham, bahwa kehidupan ini sangat buruk untuk ku, aku tak bisa terus terusan seperti ini. Jadi di umur 13 tahun, aku mulai memberanikan diri mencari jati diriku, dari kecil aku sangat suka pada wanita yang bisa mempertahankan diri dengan bertarung.

Dari pada harus menjual diri dan membiarkan orang orang menyentuhnya, aku lebih suka pada wanita hebat yang memiliki garis kekuatan seperti lelaki, tak akan ada batasan gender jika dia sudah mendapatkan kekuatan setara.

Seperti dalam novel yang aku baca berjudul "Full Pressed Body" yang menceritakan tentang seorang wanita yang dulunya merupakan seorang pemain ring, tapi dia sekarang menjadi wanita mekanik jalanan, dia masih bisa membela diri jika banyak pria akan melecehkan nya hingga dia mendapatkan cinta nya.... Itu cerita yang luar biasa.

Juga masih ada lagi "Gadis Pembunuh Tanpa Cinta Tanda Sejati" Menurutku, itu adalah novel yang sangat bagus karena seorang gadis yang bersikap tidak mau mendapatkan pacar tapi seumur hidup nya dia menarik perhatian banyak lelaki. Pasti sangat menyenangkan.

Masih ada banyak lagi, tapi aku tak mau menyebutkan nya, sungguh luar biasa sekali jika aku bisa hidup dalam cerita novel.

Sampai mana tadi, oh, aku harus mengatakan pada Ayah soal aku ingin menjadi gadis yang tangguh juga, aku tak mau lemah.

Dulu, aku pernah di ejek gadis manja hanya karena aku lahir di Ayah yang kaya. Aku tak mau itu terulang lagi, padahal aku tidak manja sama sekali, justru Ayah kebanyakan tegas padaku kok.

Ayah yang mendengar penjelasan ku menjadi mengatakan bahwa aku harus ke militer.

Oh ya, sedikit info bahwa Ayah ku merupakan seseorang yang mendukung ku secara hati, dia akan melakukan apapun bahkan mengizinkan aku melakukan sesuatu yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan uang nya. Ayah juga akan senang jika aku menjadi gadis yang berani, jika di tanya sikap Ayah baik atau tidak, aku tentu saja akan mengatakan dia sangat baik dan perhatian.

Nyatanya dia mendukung ku masuk ke dalam militer, tapi ketika dia mendengarkan permintaan ku yang satu ini, dia awalnya ragu.

Waktu itu aku berjalan masuk ke kantor nya yang ada di rumah, dia sedang menghubungi seseorang di ponsel nya dan kebetulan ketika aku datang, dia sudah selesai.

Dia kemudian menatap ku secara perlahan. "Kau ingin sesuatu, Sayang?" tatapnya.

Lihat, dia memanggil ku dengan baik, aku sudah bilang bukan? Meskipun begitu, aku mungkin menilai Ayah menggunakan nada ramah nya pada banyak wanita juga, paling tidak dia memiliki sikap yang baik, aku tak masalah jika dia memanggil sayang pada banyak orang, asalkan dia tidak melupakan ku.

Tanpa ada rasa ragu untuk mengajukan permintaan, aku langsung mengatakan nya. "Um, tahun ini, aku ingin mulai sesuatu yang berbeda... Mungkin militer..." tatap ku.

Ayah yang mendengar itu tidak terkejut sama sekali, dia justru menjadi memegang dagunya dan berpikir sambil melihat dari bawah hingga atas.

Melihat keraguan Ayah, aku langsung menjelaskan soal bagaimana caraku bisa memiliki kekaguman pada wanita wanita hebat, dan setelah aku menjelaskan panjang lebar, dia menyetujui nya.

"Baiklah... Apapun untuk mu..."

Awalnya aku takut hingga aku menghembuskan napas niat ku dan di umur 13 tahun itu, aku di kirim ke distrik militer Angkatan Darat untuk wanita. Di sana aku paling muda dan belajar bagaimana wanita bisa mempertahankan diri dari apapun.

Tapi bukan ini kisah ku, itu tadi hanya sebatas masa lalu ku dan pengalaman ku saja, sekarang biar aku beritahu cerita sesungguhnya dari kisah ku. Setelah aku keluar dari militer di umur ku yang ke 18 tahun, aku keluar dengan penampilan yang masih sama saja.

Sebenarnya ada sebuah rahasia yang aku sembunyikan dan belum aku katakan dan sekarang aku akan mengatakan nya. Ketika aku masuk ke militer, aku di tolak oleh pihak karena tinggi ku dan pertumbuhan tubuhku sangat lambat, secara fisik aku tak akan di terima oleh pihak. Mungkin aku bisa menyimpulkan bahwa jika masuk militer, tinggi wanita harus begitu tinggi, karena masalahnya aku adalah gadis yang abadi, atau bisa dikatakan tubuhku hanyalah seorang gadis, aku bahkan tak tahu apakah aku bisa menjadi wanita? Bagaimanapun juga itu adalah masalah utama kenapa aku di tolak.

Tapi bukankah aku punya Ayah, dia bisa mengatasi nya dan aku akan mengatakan bahwa dia memberikan uang pada mereka untuk menerima ku. Awalnya aku akan menerima kebaikan kotornya, karena ini memang keinginan ku. Alhasil selama aku berlatih militer dan di tugaskan, aku selalu yang paling kecil. Rekan rekan ku menyebutku sebagai "gadis kecil" Setiap kali mereka memanggil ku.

Meskipun begitu, banyak dari mereka yang sangat ingin berteman dengan ku, mereka bisa menjadi keluarga, jadi jika kalian berpikir bahwa orang-orang di militer itu memiliki sikap yang buruk, kalian salah, mereka sangat baik dan juga lembut, hanya saja jika mereka diminta tegas dalam tugas maka mereka juga akan bisa tegas, tapi hati mereka tetap baik.

Oke, lanjut ke cerita berikutnya, sampai mana tadi... Oh, setelah aku keluar, seharusnya aku akan menceritakan semua pengalaman ku kepada Ayah selama 6-7 tahun, tapi kenyataan terburuk nya, ketika aku keluar dari gerbang lingkungan militer, ada salah satu seorang yang menjemput ku, kukira Ayah ternyata hanya seseorang yang di tugaskan.

Tepatnya seorang Pria yang terlihat seperti pengawal, dia seperti salah satu pria yang ada di militer hanya karena fisiknya, tapi faktanya dia hanya bawahan Ayah saja. Aku tahu dia, hanya saja aku memilih untuk diam.

Dia juga membisu dan memberikan sebuah kertas pada ku, dengan bingung, aku mengambil kertas itu dan mengambilnya, kemudian membaca dengan hati hati.

\=\= Kematian \=\=

"Ayahku.....?" Aku menatap tak percaya membaca surat itu, berisi sosok yang telah mati 3 tahun lalu ketika aku masih di militer. Yakni Ayahku, dia meninggalkan ku dan meninggalkan semuanya. Aku tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Jadi.... Itu alasan... Kenapa dia tidak pernah datang ketika aku sudah berkali kali di berangkatkan untuk tugas.... Dia selalu tak datang..." tatap ku dengan tatapan kosong.

Pria itu hanya mengangguk sambil memegang topinya di dada. Lalu mengatakan sesuatu. "Mulai hari ini, aku akan menemani Nona, aku adalah asisten dekat dari Ayah Anda, yang memegang bisnis nya sekarang adalah paman Anda, aku juga pernah di tugaskan untuk menemani mu, sekarang mungkin aku akan melakukan nya lagi," katanya membuat ku terdiam terkejut. "Tunggu! Paman ku?!"

Paman ku itu, bukan tipe orang yang baik, dalam artian dia seperti orang yang tidak pandai berbisnis, tapi sudahlah. Aku juga tak peduli dengan uang nya. Aku hanya bisa membatu sekarang.

Lalu pria itu bertanya padaku. "Setelah ini... Apa Anda ingin mengunjungi makam beliau... Atau--

Aku langsung menjawab. "Aku, tidak akan mengunjungi nya... Biarkan dia berpikir bahwa aku berada di militer... Sebenarnya pihak militer menawarkan ku tugas lagi hingga aku berumur 30 tahun karena kemampuan ku sangat cepat dalam mempelajari ini, tapi aku sengaja keluar hanya untuk bertemu Ayah, dan ini yang kudapatkan, karena aku sudah merasa cukup menjadi pemberani...."

Aku berhenti sejenak menatap belakang, menatap ke gerbang militer. Lalu menambah perkataan ku. "Biarkan Ayah berpikir aku belum keluar dari militer... Hingga suatu saat aku mau menjenguknya..... Aku akan melakukan nya.... Untuk sekarang.... Aku ingin menjalani kehidupan ku.... Sendiri," tatap ku dengan serius.

"Aku akan menemani."

"Tidak perlu...." Aku kembali menyela. "Aku ingin membuat kisah ku sendiri..."

"Apa yang akan Anda lakukan?" Pria itu kembali bertanya padaku.

Dan aku langsung menjawab. "Untuk sementara... Tolong sewakan apartemen kecil untuk ku, aku mau.... Merenung sebentar," kataku, begini begini pun, aku butuh merenung setelah kepergian Ayah.

Karena kelihatan nya pria ini tipe yang harus peduli, dia terus memastikan. "Anda harus berjanji, bahwa itu hanya sebentar.... Aku diminta oleh Ayah Anda menjaga kesehatan Anda, apalagi, hanya Anda yang dia punya... Jangan sampai sebuah "Bayangan Hitam" Mempengaruhi pikiran Anda. Ingat soal kondisi kecil anda sendiri?"

Perkataan nya benar benar kelihatan seperti main main, aku hanya bisa menghela napas panjang.

"Aku tak peduli hal itu datang atau tidak..."

Chapter 2: Dangerous Begin

Sebuah jam alarm tiba-tiba saja berbunyi di sebuah ruangan gelap, lalu ada tangan yang memukul jam itu hingga jam tersebut terpental ke dinding, jatuh bersama dengan sampah-sampah kotor di pojokan.

Kemudian, bangun seseorang yang terselimuti selimut dengan rambut berantakan dan tak terawat. Seorang gadis tepatnya, dia tampak menguap lebar dan menatap jam yang rusak tadi yang masih menyala hampir mati, menunjukkan pukul 11 siang.

Dia lalu bangun dan melihat keadaan sekitar, tepatnya sebuah apartemen kecil dengan tempat yang berantakan, banyak sampah, dan sepertinya tidak terawat sama sekali. Dia lalu berjalan ke arah lorong yang mengarah ke pintu keluar, tapi di lorong itu ada tempat kecil untuk kompor. Ia berhenti di sana untuk mengambil minum sejenak.

Lalu menghela napas panjang, tapi ada ponsel berbunyi. Ia kembali ke ruangan tadi dan mengambilnya, lalu menerimanya. "Ya? Hm..." dengan suara putus asa, dia mengangkatnya. Lalu terdengar suara berat pria.

"Nona Elmera, kapan Anda akan keluar dari apartemenmu? Ini sudah beberapa hari Anda di sana... Apakah Anda masih hidup?" tanya suara itu.

Tapi gadis itu hanya dengan rasa bosan menutupnya. "Haiz... Aku sudah ada beberapa hari di sini dan aku sama sekali tak peduli akan apapun..." gumamnya, lalu dia menatap ke arah cermin dan melihat dirinya.

"Ugh, lihatlah gadis jelek itu... Iyuh..." Dia bahkan merasa mengerikan pada dirinya sendiri, lalu menghela napas panjang. "Semenjak hal itu... Aku benar-benar putus asa..." Dia memegang rambutnya dan mengambil sisir. Rambut panjang yang berantakan itu akan dia sisir.

Tapi belum menyisir untuk satu uraian, dia terdiam karena harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik sisir itu ke bawah. "Hii...!!" Dia mencoba menariknya, bahkan mencoba mengakhiri itu dengan melepaskan sisirnya. Tapi sisirnya nyangkut, membuatnya bernapas cepat dan menyerah.

"Ha..." Lalu dia langsung berbaring di kasur lagi. "Huhuhu..." Dia tampak putus asa. "Sial... Sial... Sial... Ayah!!!" teriaknya.

Tiba-tiba saja, listrik mati membuatnya terkejut. "Ahh!!!" Bahkan teriakannya begitu keras saat dia melihat sekitar. "Apa... Apa yang terjadi...?!" Ia panik di dalam kegelapan.

"Ini... Mati listrik? Aku pertama kali mengalaminya..." gumamnya, lalu mencoba untuk mencari cahaya. Bahkan dia berdiri dan berjalan ke lorong, sepertinya dia akan keluar dari apartemennya, tapi tiba-tiba ia mendengar suara dari ruangan tadi, suara seperti kriukan barang. Ia menoleh dengan pandangan kosong dan tak bisa melihat apapun.

"Apa yang terjadi? Ada apa?" ia dengan cepat menoleh ke belakang dan tiba-tiba saja ada sosok wanita dengan rambut panjang di depannya. Wanita itu begitu mengerikan, dan sebelum Elmera sempat berteriak ketakutan, wanita itu tiba-tiba berposisi jungkir balik, membuat postur tubuh yang sama-sama mengerikan.

"Akh!!! Shit!! Mati!!" dengan teriakan ketakutan, dia mengepalkan tangan dan akan berlari memukul wanita itu. Tapi sebelum dia sampai, wanita itu menghilang bak bayangan yang pergi ke atas.

Elmera terkejut dan langsung kembali melihat sekitar, tapi pandangannya tertuju pada ponselnya. "Sial... Sial... Pikiranku kacau..." Dia memegang kepalanya, tapi ketika ingin menoleh ke belakang, dia terdiam karena melihat seperti bagian dari sebuah makhluk tak berwujud, pergi ke arah lorong pintu keluar apartemennya.

Tampaknya seperti monster bayangan hitam. "Aku harus keluar dari sini..." Ia mengambil ponselnya dan berlari ke arah lorong, tapi ketika sampai di sana, dia memutari tembok, ada wanita itu lagi.

"Akhh!!!" Elmera terkejut, menutup mata, dan membuang wajah. "Sial!! Siapa kamu!! Jangan menggangguku!!!" teriaknya. Lalu suasana hening, dan saat Elmera membuka mata, wanita itu sudah tidak ada.

Lalu dia segera ke pintu dengan bernapas panik, mencoba membuka pintu, tapi pintu itu tertutup. "Astaga... Aku lupa meletakkan di mana kuncinya..." Itu karena dia selama beberapa hari ini tidak pernah keluar. Dengan segera dia berbalik, tapi ketika berbalik, sosok wanita mengerikan itu berdiri tepat di hadapannya, mendekatkan wajahnya yang mengerikan di wajah Elmera yang terkejut.

"Akhh!!!" Teriakan itu adalah teriakan terkejut saat dia menoleh, lalu wanita itu kembali menghilang.

"Sial... Kamu bermain-main denganku!!" Elmera mulai kesal, lalu dia memaksakan membuka pintu apartemen dengan tenaganya hingga gagang pintu itu rusak, membuat celah terbuka.

Dia berhasil membukanya dan langsung berlari keluar. Rupanya keadaan masih malam hari. Dia keluar dari lingkungan apartemennya dan bernapas cepat di sana untuk berhenti.

Kemudian menatap ke belakang. "Ha... Ha... Ha... Sial... Apa yang sebenarnya terjadi, aku belum pernah mengalami hal itu... Dan... Kenapa semua gelap..." Elmera melihat sekitar. Di tempat itu gelap dan sepi, sepertinya mati listrik telah memengaruhi semua wilayah di kompleks itu.

Lalu ia tak sengaja melihat sebuah kertas tertempel di dinding rumah seseorang. Kertas itu adalah kertas peringatan, membuat Elmera membacanya dengan senter di ponselnya.

"Banyak wanita hilang yang dikabarkan diculik oleh sosok misterius, sepulang bekerja bahkan sekolah pada malam hari. Awalnya mereka akan diikuti oleh penjahat hingga sampai di rumah, lalu penjahat akan masuk ke dalam rumah dan membunuh atau menculik mereka..." Dia membaca dengan seksama.

Tapi ia tampak terdiam bingung. "Apa ini ada hubungannya?" gumamnya dengan berpikir. Tapi karena tak mau berpikir terlalu banyak, dia memutuskan untuk kembali berjalan dengan cepat, entah dia akan ke mana.

"Aku... Akan ke kota saja..." Ia menatap ponselnya, di sana ada kontak pria asistennya, tapi ia tak mau menghubunginya karena, "mungkin dia sibuk... Dia pasti tak bisa menjemputku...."

Sepertinya Elmera tinggal di apartemen yang terletak tak jauh dari perbatasan kota. Dia saat ini bisa keluar dari lorong sempit yang gelap dan kembali melihat cahaya di wilayah itu. Di depannya ada sungai besar dan di seberang sungai, ada stasiun kereta.

"Bagus... Ini hebat..." Ia langsung senang dan mencari jalan untuk menyebrangi sungai, hingga menemukan jembatan yang terhubung. Jembatan itu memiliki bentuk yang aneh, sempit dan pagar tinggi yang tertutup di kedua sisinya.

Tapi ketika akan mendekat ke sana, mendadak ada yang memanggil. "Nona..."

Membuat Elmera terkejut dan menoleh perlahan, rupanya itu manusia membuatnya menghela napas panjang. "Ada apa?" tatapnya pada seorang lelaki yang memakai seragam supermarket di dekat sana.

"Kenapa kau keluar malam-malam begini? Ini tak baik untuk gadis sepertimu," tatapnya.

"Eh... Apakah ada sesuatu?" Elmera tiba-tiba paranoid.

"Tak hanya ada sesuatu, tapi bisa saja ada bahaya... Apakah kamu tidak mendengar beritanya? Banyak wanita yang hilang akhir-akhir ini... Kebanyakan dari mereka tinggal sendiri... Dan berakhir diikuti orang aneh..." kata lelaki itu. Lalu di kalimat berikutnya, dia menggunakan nada yang begitu pelan seperti mencoba bersembunyi. "Dan tadi aku lihat... Ada seseorang yang mengikuti kamu..."

Elmera yang mendengar itu menjadi terkejut tak percaya dan langsung menoleh ke tempat di mana dia datang tadi, tapi tak ada siapa-siapa. "Bisa jadi dia bersembunyi..." gumamnya, lalu kembali menatap ke lelaki itu. "Terima kasih informasinya... Jangan khawatir, aku bisa... Menjaga diri... Jadi, sampai jumpa... Aku harus cepat pergi..." Elmera berjalan cepat ke jembatan, tapi ketika akan melihat ke sisi pagar jembatan, siapa sangka ada orang di sana.

"Akh!!" Elmera terkejut latah membuat orang itu menoleh. "Hei, punya masalah? Aku di sini saja membuatmu terkejut?" dia menatap datar.

"Ma-maafkan aku, Tuan... Aku begitu malu..." Elmera langsung berlari pergi. Hingga ketika sampai di seberang, dia berhasil menyusul kereta dan terus bernapas cepat.

"Ha... Ha... Ha... Sial... Aku benar-benar kelelahan..." gumamnya, lalu tak sengaja melihat pemandangan malam di antara jendela kereta. Dia tampak terdiam melihat itu. Begitu sunyi dan sepi, juga damai menurutnya. Begitu sangat cantik dan dia sadar, dia telah menyia nyiakan kesempatan menikmati dunia yang sekarang membuat nya memasang wajah kecewa. "Semenjak Ayah tiada.... Pikiran ku mulai kacau..." pikirnya. Lalu ponsel nya berbunyi dari asisten itu.

Awalnya Elmera terdiam masih putus asa, lalu dia mengangkat nya. "Kenapa?"

Terdengar suara pria itu lagi. "Nona Elmera? Kenapa anda belum tidur?"

Elmera kembali terdiam dan menghela napas panjang. "Hei, tolong jangan hubungi aku lagi ok, aku sedang tidak dalam kondisi baik," kata dia yang langsung menutup panggilan dan menghela napas panjang.

"Sekarang, aku tak tahu harus kemana...."

Elmera menyandarkan kepalanya ke kaca dan memejamkan mata. Namun saat kereta berjalan semakin jauh, sosok makhluk yang tadi mengikutinya tampak berdiri di sisi jembatan, menghilang dalam gelap.

Tapi, pandangan Elmera mulai gelap yang artinya dia tampak mengantuk, tapi siapa sangka, di jendela depan nya, ada wajah wanita itu dari luar membuat nya membuka mata dan berteriak. "Ah!!"

Membuat beberapa orang di sana malam itu menjadi terdiam menatap nya membuat Elmera menoleh ke mereka. "Eh... Hehe.... Maaf," dia tampak malu, dan orang orang hanya diam dan kembali fokus pada hal mereka.

Tapi Elmera panik bahkan dia menggigit kukunya sendiri, ia mencoba melihat di banyak nya jendela kereta itu, tapi ia kebetulan melihat ke bawah menemukan sebuah kertas foto. Ia bingung dan mengambilnya lalu melihat bahwa itu adalah kertas foto yang bergambarkan sebuah rumah yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil di sana, lalu ia memutar foto melihat di kertas belakang nya yang bertuliskan. "Tolong aku di jalan 30."

Elmera terkejut membaca pesan itu bahkan dia menoleh ke jendela lagi, siapa sangka wajah wanita itu ada lagi dan kemudian menghilang perlahan membuat Elmera menelan ludah.

"Aku... Tak ada pilihan lain...." gumam nya dengan gemetar dan mencoba menahan ketakutan nya.

Tak lama kemudian, kereta turun dan Elmera langsung berjalan keluar dari stasiun. "Aku tak tahu tempat apa ini, tapi aku tahu dimana jalan 30..." gumam nya lagi, lalu terus berjalan melewati kota di malam itu hingga sampai di permukiman rumah dan menemukan rumah yang sama seperti yang ada di foto, dia langsung mencocokkan nya dan rupanya memang sama.

Rumah yang gelap dan ada satu mobil di sana. Elmera sekali lagi harus menelan ludah nya dengan ketakutan. "Huf... Hanya perlu.... Menolong..." ia lalu berjalan ke pintu dan mengetuk pintu, ketika dia mengetuk pintu, hal konyol terjadi dimana dia langsung melihat ada bell rumah.

"Oh, hehe... Ada bell ternyata..." ia tertawa kecil lalu menekan bell itu, tapi ketika masih tertawa kecil, ada suara dari dalam yang sangat keras.

BRAK!!

"A....!!" Elmera terkejut dan bernapas cepat melihat ke belakang. "Apa itu tadi? Sepertinya... Dari dalam..." ia kembali menatap pintu, dan mencoba memegang gagang pintunya yang rupanya tidak terkunci.

KRIEEET!!

Bahkan pandangan nya menjadi terpelogoh karena pintu itu terbuka pelan memperlihatkan ruangan gelap di dalam.

Elmera kembali ketakutan, lalu dia merengek. "Huhuhuh.... Siall... Kenapa aku harus mengalami ini sih..." ia tampak putus asa.

Chapter 3: In

Tapi mengingat di luar lebih bahaya, dia lalu masuk dan menutup pintu, ia juga mencoba mencari saklar dan menyalakannya, perlahan melihat sekitar rumah itu yang rupanya memang baik-baik saja, hanya saja dia tak bisa sembarangan berpikir rumah itu tak ada orang.

Ketika melewati banyaknya ruangan di lantai satu itu, dia tak sengaja sadar akan sesuatu, lalu melihat penampilannya dari kaca yang menempel di dinding. "Oh astaga... Aku baru sadar penampilanku masih berantakan, untungnya tadi malam, orang-orang tidak akan menyadari aku jelek..." gumamnya, lalu melihat kamar mandi dengan lampu menyala paling terang. Tanpa ragu dia masuk ke sana dan mulai membersihkan juga merapikan diri.

Hingga tak lama kemudian, dia keluar dengan napas nyaman. Penampilannya sangat cantik dan manis ketika dia rapi. "Haa... Segar ya, aku sudah beberapa hari tidak mandi... Xixixi..." Selama dia putus asa di apartemen, dia memang tidak merawat dirinya. Lalu melihat sekitar dan memutuskan untuk ke ruang tamu.

"Bukankah ini termasuk rumah yang tertinggal kan, aku sebaiknya harus eksplor," gumamnya, lalu berjalan ke lantai dua dengan perlahan, memastikan rumah itu memang kosong, dan di lantai dua itu ada lantai kecil yang mengarah ke dua kamar, satu kamar ada di pojokan dan yang satunya di samping.

Di kamar samping itu, dia membukanya dan rupanya itu adalah kamar dengan kasur besar. "Wuu... Hebat..." Ia tampak terkesan lalu melihat-lihat, kamar itu hanya kamar biasa, dengan jendela dan juga televisi di sana.

Elmera kemudian ke kamar satunya, tapi ketika akan dibuka, itu terkunci. "Terkunci? Pasti kuncinya di sekitar sini..." Dia mulai melihat sekitar dan mencari. Kebetulan di depan pintu ada rak kecil yang memperlihatkan foto bingkai yang buram, tak terlihat itu bentuk foto apa. Elmera bingung dan mengambil foto itu. "Aneh sekali..." pikirnya, tapi ketika bingkai terangkat, rupanya ada kunci di baliknya, membuat Elmera langsung menatap itu.

"Oh, apakah ini kuncinya..." Ia langsung mengambilnya dan mencoba di pintu itu yang rupanya langsung terbuka, membuatnya menghela napas panjang.

"Aku tak tahu apa yang akan ada di dalam sana..." Ia perlahan membuka pintu dengan suara mengerikan hingga memperlihatkan ruangan kecil yang hanya berisikan komputer dan rak-rak lainnya. Seperti ruangan pengawas, dan yang benar saja, komputer itu menyala ketika dia masuk tadi, dan perlahan Elmera melihat apa yang diperlihatkan komputer itu. Rupanya ada beberapa layar kamera CCTV yang tampaknya masih hidup di sana.

"Hm, apakah komputer ini tidak menghabiskan listrik?" Elmera bertanya-tanya, tapi kebetulan dia melihat kertas putih tertempel di dinding dan ia bisa mengambilnya. Kemudian menggunakan cahaya komputer untuk membacanya.

"Selalu memastikan kamera." Begitu tulisannya, membuat Elmera bingung.

Tapi dia perlahan tahu. "Apakah artinya, ada penjahat yang bisa saja ke sini, dan orang yang menulis ini mencoba mengatakan bahwa CCTV bisa menjadi pengawas orang yang mencoba masuk... Tapi, aku bahkan masih bertanya-tanya rumah siapa ini..." gumamnya dengan bingung.

Di saat dia berpikir, pandangannya kebetulan menatap ke arah komputer yang rupanya memperlihatkan sesuatu yang sekilas terjadi di depan pintu rumah.

Elmera terdiam memastikan itu tadi, karena dia juga melihat ada sekilas yang bergerak dan tidak terkena kamera CCTV. "Apa itu? Apakah penyusup?" Dia langsung berdiri dan keluar dari kamar, menuruni tangga perlahan mengintip menatap pintu rumah. Di sana tak terlihat ada siapa-siapa lalu memberanikan diri untuk membuka pintu, ia benar-benar tak melihat siapa-siapa di luar, tapi ia menemukan sebuah bunga mawar yang sendirian di bawah.

Elmera terdiam, lalu mengambil itu dan mencium aromanya. "Bunga?" ia masih bingung, tapi kemudian meletakkan kembali bunga itu di bawah dan masuk meninggalkannya.

Ia kembali ke lantai atas di ruangan CCTV itu, ia juga kembali duduk menatap komputer. "Aku harus memastikan," ia menatap serius di antara layar dan siapa sangka ada gerakan lagi, kali ini di dalam rumah bagian dekat ruangan yang belum diketahui Elmera.

"Hah?!" dia terkejut karena itu adalah seorang penyusup dengan topeng karung aneh. Elmera menyadari bahwa itu adalah seorang penguntit yang selama ini mengikutinya.

"Dia... Dia pasti orangnya... Aku harus menghubungi polisi..." Dia mengeluarkan ponsel yang ia kantongi dan menghubungi polisi.

Tak lama polisi langsung mengangkat. "Polisi, apa masalahmu?"

"Ini Elmera... Aku ada di rumah di jalan 30, ada penyusup masuk dan aku dalam bahaya," kata Elmera.

"Tunggu, Elmera? Gadis warisan dari-

"Tak ada waktu, cepat kirimkan polisi aku mohon," Elmera memohon.

"Baik, polisi akan datang 30 menit, apa kau bisa bertahan selama itu?" Polisi itu bertanya.

Elmera terdiam sebentar, lalu mengangguk pelan. "Ya, ya... Aku, aku akan usahakan..."

Tak lama kemudian, dia selesai menghubungi dan berniat akan keluar dari rumah itu saja. "Di depan ada mobil bukan? Aku harus menggunakan mobil untuk melarikan diri," ia keluar kamar dan akan mencari kunci mobil.

Tapi tiba-tiba saja ada tapak kaki muncul dari kamar di sebelah, membuat Elmera terkejut. Rupanya pria itu mendekat padanya.

"Ahh!!" Elmera panik, apalagi pria itu lebih besar darinya. Siapa sangka, ketika Elmera akan melarikan diri, tiba-tiba kepalanya dipukul dari belakang. "Akh!!" ia langsung terjatuh, telinganya langsung berdenging dan pandangannya berputar membuatnya tak sadarkan diri.

"Aku... Celaka..." kini apakah dia akan menjadi salah satu perempuan yang akan masuk ke dalam berita karena ditangkap oleh penjahat penguntit wanita.

Siapa yang menyangka, orang itu mengikuti Elmera sampai rumah itu dan hantu yang menghantui Elmera selama perjalanan mungkin hanyalah sebuah imajinasi Elmera yang terganggu pikirannya. Wanita itu muncul ketika Elmera benar-benar putus asa, tapi wanita itu tak muncul di rumah itu karena Elmera bisa beradaptasi, mulai dari merapikan dirinya dan merasa tenang di rumah itu.

Tapi ketika ditangkap penjahat itu, apakah dia harus tenang? Bahkan saat ini Elmera mencoba membuka mata, dia merasakan bahwa dia sedang ditarik kakinya dan dibiarkan kepala dan tubuhnya terseret di tanah.

Elmera dengan pandangan yang merah mencoba melihat dan berpikir bahwa itu masih malam, dia tak bisa mengatakan apa pun, dan karena pukulan keras itu, pandangannya menjadi merah darah.

Lalu ia merasakan tubuhnya berhenti terseret dan mencoba melihat apa yang terjadi. Rupanya orang gila itu menggali sesuatu di tanah dekat tubuh Elmera. Sepertinya Elmera akan dikubur.

Tapi dengan kekuatan penuh, Elmera mencoba untuk bangun. Dia akan bangun dengan tubuh lemas, tapi orang itu mendekat akan melemparnya ke dalam lubang.

"Aku... Selalu... Ingin... Menjadi kuat!!!" teriaknya dengan tenaga yang tersisa dan bisa bangun. Ketika orang itu buru-buru akan mendekat, Elmera dengan cepat menggunakan tendangan kaki berputar yang langsung mengenai orang itu hingga orang itu jatuh ke bawah.

Elmera berhasil membuatnya jatuh, tapi dia sendiri masih terlalu pusing. "Shit... Kau menggunakan apa untuk memukulku..." Dia menutup matanya dengan tangan, tapi pandangannya tetap merah.

Ketika orang itu mencoba bangun dan akan menangkap Elmera lagi, Elmera berbalik dan malah kabur. Dia hanya bisa melihat ke dalam hutan yang gelap.

Orang itu juga menyusul, tapi dia kehilangan Elmera, membuatnya melihat sekitar. Tapi tiba-tiba Elmera muncul dari atas pohon dan langsung menendang kepala orang itu hingga menginjaknya.

"Hiya!!! Terima itu, sialan..." Ia juga menginjak kepala orang itu berkali-kali membuat orang itu tak sadarkan diri di balik topeng karungnya.

Elmera bernapas cepat dan mendadak kepalanya kembali berdenging. "Akh! Ini sakit!!" pandangan merahnya menjadi gelap, layaknya beberapa darah bertambah menutupi pandangannya, membuat merah gelap dan disusul kepala yang sakit.

Tapi di saat itu juga, ada yang memanggil. "Nona Elmera.....!!!" tapi Elmera langsung jatuh tak sadarkan diri. Sepertinya dia terlalu parah untuk menahan pendarahan kepalanya.

--

Elmera tampak membuka mata di sebuah ranjang rumah sakit dengan kepala yang tersingkir perban, dia tampak lebih baik dan mendengar orang memanggil di samping nya. "Nona...."

Membuat Elmera menoleh yang rupanya itu asisten nya, tepatnya pria yang saat itu menjemput Elmera dari militer, dialah yang selama ini akan mengawasi Elmera. Mari kita panggil dia Axe, dia telah mengkhawatirkan kondisi Elmera.

"Apa yang terjadi?" Elmera mencoba bertanya dengan pandangan yang masih lemas.

"Ada pihak polisi menghubungi ku, dia bilang ada yang meminta bantuan bernama Elmera, mereka pikir itu Anda jadi mereka menghubungi ku, kemudian aku menyusul bersama mereka. Dan rupanya benar, tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Anda bisa ada di rumah itu?" Axe menatap.

"Aku, aku benar benar samar samar lupa..." Elmera kembali memegang kepalanya.

Axe lalu menghela napas panjang. "Rumah itu, milik seorang wanita yang menjadi korban dari kasus penculikan wanita di malam hari dan pelaku nya adalah pria itu, sebenarnya apa yang kau lakukan padanya, karena pelaku mati di tempat," tatap nya.

"Dia mati?" Elmera terkejut, dia tak menyangka penjahat itu akan mati di tempat. "Ya, apa yang Anda lakukan?" tatap nya.

Tapi Elmera menggeleng sambil menghela napas panjang. "Sudahlah... Aku tak mau membahas nya..."

"Lalu, setelah ini apa yang akan Anda lakukan, sudah kubilang bahwa di luar sana berbahaya, lebih baik tinggal di tempat ku, aku akan menjaga Anda," tatap nya.

"Haiz, diamlah.... Aku tak mau di jaga... Biarpun kau di suruh Ayah ku, tapi aku sama sekali tak mau.... Aku sudah memikirkan kemana aku setelah ini.... Aku akan tinggal di kota lain, jadi siapkan aku barang barang dan mobil, apa kau bisa merekomendasikan rumah dengan fitur teknologi terkini?" Elmera menatap.

"Nona Elmera... Sepertinya itu sudah cukup, anda tak perlu begini..."

"Haiz... Jika kau tak mau melakukan nya, aku hanya akan terus ingat pada Ayah ku!! Aku ingin menikmati hidup ku sendiri, aku ingin menjadi gadis kuat!!" tatap nya dengan tegas.

Mendengar itu membuat Axe menghela napas panjang. "Baiklah... Aku akan menyiapkan nya dan Anda bisa pergi setelah sembuh..." tatapnya.

"Bagus..." Elmera tersenyum kecil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!