Kota bandung, Tengah hari yang panas.
Seorang Satpam tampak Lelah sedang menatap jalanan macet di depannya, Seolah tidak berguna, Dia hanya memainkan Walkie-Talkie dan hanya bercanda dengan beberapa satpam.
Namun matanya tiba-tiba melotot tajam. Dia segera berdiri dan memasang wajah paling tampan di dekat pintu pos jaga.
"Wow cantik sekali. Andai aku bisa menikahinya, tak berlebihan jika aku punya 10 anak," ucapnya. Mata pria itu masih menatap kagum pada tubuh seorang wanita cantik yang baru lewat.
Wanita yang ditatap satpam ini memang cantik, Tidak hanya itu, bahkan tubuhnya sangat seksi dengan pakaian modis dan mahal.
Mulai dari kacamata, jam tangan, atasan, Rok, dan sepatu. Jelas semuanya bernilai ratusan juta, seolah semua uang menempel pada tubuhnya.
Melihatnya saja sudah membuatnya ngiler.
Satpam yang satu ini bernama Raditya Sukma. Baru hari ini dia bekerja sebagai satpam di perusahaan Atmaja Grup.
Menghadapi pelecehan verbal Raditya, Wanita cantik itu terlalu malas menanggapi, Bahkan tidak menolehnya sama sekali.
"Sampah." Dia hanya mencibir.
Namun, Raditia semakin terpacu untuk terus mengodanya. Dia pun berani mendekatinya.
"Percaya atau tidak, Kamu akan merindukan pelakuanku," Ujarnya dengan senyum cerah berkembang di wajah.
"APA??!!" Pelik si cantik, Akhirnya mau berbalik. Dia Menatap Raditia dengan ganas.
"Kurang ajar! Siapa nama kamu, Siapa atasanmu?" Tanyanya sangat marah.
Raditia agak takut dengan temperamen wanita cantik ini. Merasa sedikit bersalah, Dia pun menjawab dengan takut-takut."
Amel ... Bos amelia Artmaja."
Ternyata gadis cantik dan seksi itu adalah Amelia Artmaja, CEO dari Artmaja Grup tempat Raditia Menyamar jadi satpam.
Menurut informasi saat ini. Total kekayaan amelia sendiri melebihi 10 miliar.
Selain kaya raya, Sosoknya memang sangat dingin dan mendominasi. Jika ada yang menggodanya, Jelas itu hal yang paling dia benci.
Siapa pun yang berani mengodanya, Besoknya akan berakhir dirumah sakit dengan luka minimal patah tulang.
Sekarang Raditia benar-benar berani melecehkannya, Bukankah ini sama saja cari mati?
Memikirkan hal ini. Raditia tiba-tiba mengucurkan keringat dingin di dahinya.
Tetapi setelah memikirkannya lagi, Dia hanyalah satpam yang baru saja bekerja dan ada ribuan karyawan di Artmaja Grup, Tidak mungkin wanita cantik ini akan terus mengenalinya' kan?
Jadi, Lanjut saja mengodanya.
"Cantik, Jika kamu ingin tahu namaku. Cium dulu, Ok?! Setelahnya, Kamu akan tahu namaku," ujarnya Raditia sambil menyodorkan pipinya.
Pria ini benar-benar tidak bisa menahan diri, bahkan matanya terpaku pada lekuk tubuh Amelia yang ranum.
Amelia tidak menyangka satpamnya sendiri akan begitu kurang ajar, dan terus mengodanya.
"Raditia Sukma, NIK 2345, Satpam baru di pos depan! Hm... Menarik," Ujar amelia setelah melihat ID-CARD Disaku kiri pakaian Raditia
Dia lalu mengeluarkan ponselnya guna menelpon nomer personalia.
"Raditia Sukma, NIK 2345, Satpam baru di pos depan, sudah melanggar etika kerja, Tidak sopan dan tidak beradab, Potong setengah gajinya bulan ini dan biarkan dia kerja menjadi tukang angkut sampah," Titah amelia begitu panggilan terhubung.
"Baik, Bos," Jawab personalia bernama Debby, Tanpa banyak bertanya.
Setelah panggilan terputus, Amelia berbalik, Menatap Raditia sinis dan tersenyum meremehkan.
"Sampah, Cocok bekerja dengan sampah," Cibirnya.
Meninggalkan Raditia dengan wajah bodoh ditempatnya, Amelia lalu pergi menuju kantornya.
Raditia Seakan makan kotoran, mulutnya terlalu gatal untuk mengoda Wanita cantik.
Akibatnya celaka sendiri karena tingkah lakunya, Tak masalah jika jadi tukang Angkut sampah, Tapi bagaimana dengan potongan gaji..?
Raditia pun segera mengejar Amelia, Dan mencoba meminta maaf.
"Bos, Maaf saya salah, Bos. Saya kira anda wanita biasa, Ternyata anda benar-benar bos asli. Maaf, saya tidak tahu. Tolong jangan potong gajih saya, Bos," Ujar Raditia sangat tulus.
Amelia terlalu malas menanggapi sampah semacam ini, Terus berjalan dengan angkuh dan dua gunung besar begoyang-goyang.
Melihat sosok Amelia. Yang benar-benar menggairahkan, Raditia hanya bisa menghela nafas puas.
"Sunguh Dua aset yang sagat besar, Huhh, jika saja kamu, istriku, Akan kubuat keenakan setiap hari,' gumamnya
DING!
Terhanyut dalam lamunan, ponsel Raditia tiba-tiba Menerima sebuah pesan. Setelah melihat tampilan layar, Itu sebuah pesan teks dari seorang pria tua.
Ini buka pria tua biasa, Melainkan Guru raditia. Sejak kecil Raditia telah mengikutinya, Belajar ilmu bela diri dan pengobatan.
Latihannya selalu di hutan gunung jaya Wijaya, Makanya Raditia jarang sekali berhubungan dengan orang-orang dari kota.
Setelah berusia 18 tahun Raditia keluar dari hutan untuk melaksanakan tugas ke seluruh kota indonesia, bahkan ke masca negara. Baik itu tugas pembunuhan atau pengobatan, Raditia selalu melakukan tugasnya dengan sempurna.
Akibatnya, sang guru sangat puas kepadanya. Kali ini ia hendak memberinya tugas yang sangat aneh, yaitu Raditia harus menjadi satpam di Artmaja Grup selama sebulan.
Sialnya, Baru saja hari pertama kerja, Raditia sudah membuat masalah dengan Amelia, Sunguh bodoh sekali, bukan?
Setelah ragu sejenak Raditia membuka pesan tersebut, pada pesan pertama hanya ada dua alamat yang tertulis disana. Tak lama berselang, muncul lagi pesan berikutnya.
["Sukma, Segera lakukan tugas berikutnya. Tugas ini sangat sederhana. Jam 8 malam nanti, Kau harus pergi ke La Braga Caffe dijalan Braga. Temui seseorang dengan kata sandi KEINDAHAN SURGA. Kemudia. Jam 9 malam, Pergi ke lokasi kedua di Braga landMark Convention Hall. Temui seseorang yang membawa kipas dengan gambar kupu-kupu hitam."]
["Oke,Oke."] Balas Raditia malas, tapi langsung mengingat dengan mudah kedua alamat tersebut.
["Memang siapa yang akan aku temui di dua lokasi ini.Guru? Haruskah aku membunuh atau mengobatinya? Berapa banyak bayarannya? Jangan pelit untuk tugas kali ini, Oke?"] tanya Raditia memastikan.
["Bunuh? Mengobati? Kau tidak perlu melakukan itu, Sukma. Orang yang akan kau temui hanya dua orang wanita. Dan tugasmu, Memilih salah satu dari kedua wanita itu untuk dijadikan istri."] balasan segera masuk kembali ke ponsel Raditia.
["Kau pikir aku bodoh, guru? Jelas ini bukan tugas? Tapi 2 kencan buta."] Raditia agak kesal.
["Benar, itu istilah gaulnya!"] pria tua itu sedikit terbatuk disana.
["Bisakah aku menolaknya?"]
["Tidak, Ini tugas wajib!"]
["Lupakan! Aku tidak mau kencan."]
["Bodoh, Dua wanita ini sangat cantik dan motok. Mereka jelas tipemu!"]
["Sunguh? Bolehkan aku menikahi mereka!?"]
["Terserah! Intinya kau harus menikah. Jika kencan kali ini gagal, aku sudah menyiapkan 100 kencan buta untukmu!"]
["Gila! Kau pikir aku Gigolo?"]
["Pokoknya, jangan gagal mau satu atau dua, itu terserah, selama kamu bisa menikah, maka tugas itu selesai,"] balas pria tua itu menegaskan.
Begitu Raditia membaca pesan tersebut, dia sudah membayangkan akan tidur dengan dua istri sekaligus.
Nikmat Sunguh Nikmat.
Dua wanita cantik, Dalam satu permainan.
"Sial, membayangkan saja sudah membuatku bergairah." gumamnya
***
PUKUL 8 MALAM.
Tampak Amelia sedang duduk sendiri di kursi VIP dalam setelan merah. Dia sangat cantik dan seksi mengenakan pakaian itu. Namun, Sorot matanya dingin dan bosan.
Saat yang sama, perintah kakeknya muncul lagi Dibenaknya.
"Kencan buta malam ini sangat penting, karena sangat susah menghubungi pria tua itu."
"Sekarang dia bersedia memberikan muridnya untuk keluarga kita. Jadi kamu harus mendapatkannya dengan segala cara. Jika perlu, kamu langsung bawa dia ke hotel untuk membuat anak, lalu menikah setelahnya,"
"Intinya, kamu harus berhasil membawa pria itu ke rumah keluarga kita!"
Hati amelia sangat marah jelas tidak ingin melakukan kencan ini.
"Gilla! Membuat anak dengan pria yang baru saja ditemui. Kakek pikir aku wanita apa? Jalang di pinggir jalan saja tidak semurah ini," gumamnya
Tiba-tiba terbesit pikiran untuk membuat pihak lain mendadak menolak. Amelia pun akan bersikap menyebalkan dan membuatnya marah. Dengan cara ini.
Di dalam Cafe La Braga
"Ehem! Nona cantik, Apa kamu KEINDAHAN SURGA?
Sebuah suara tiba-tiba menyadarkan Amelia dari lamunan. Bersamaan dengan munculnya sosok yang familiar.
Amelia mendogak ke arah suara.
Satpam kurang ajar tadi siang?
"Sial, Kenapa dia mengetahui kata sandinya? Gumamnya.
"Tidak-Tidak, pasti ada yang salah." Amelia mengeleng-geleng, jelas tak ingin percaya.
"Keindahan surga." panggil Raditia lagi.
"Benarkah itu kamu?" Tanyanya memastikan
"Ternyata itu benar-benar kamu, Bos!" Seru Raditia, bergegas duduk di depan Amelia.
"Sial, Kenapa harus kamu," Keluh Amelia. Menatap Raditia dingin dan bertanya, "Dari mana kamu tahu kode barusan?"
"Tentu saja dari guruku! Syukurlah yang akan menjadi istriku kamu, Bos!" ujar Raditia tersenyum
"Sungguh tak kukira, kencan ini begitu menarik," Serunya.
Raditia benar-benar terpesona dengan sosok amelia saat ini.
Hanya bisa dikatakan penampilan sangat sempurna
"Istrimu?" tanya Amelia.
"Kamu jangan banyak bermimpi!" Tegasnya marah.
Menanggapi ini Raditia tidak marah, malah lanjut mengodanya.
"Salahkah?" tanya Raditia
"Ingat, tujuanmu datang ke kencan ini untuk menikah, kan? Kalau tidak buat apa kamu datang kesini?" tambahnya.
Raditia juga menuangkan jus kedalam gas nya.
"Aku ingin memastikan lagi, benarkan kamu Keindahan surga?
Tentu saja jika Amelia benar-benar calon istrinya, ini adalah berkah besar dari tuhan.
"Ya tuhan!" seru Amelia.
"Aku memang Keindahan surga, Tapi aku tak ingin menjadi istrimu!" Tolaknya.
Amelia jelas tak ingin menjadi istrinya.
Mungkinkah kakek salah?
Masa pasangan kencanku seorang satpam.
Terbesit ide sebelumnya, Amelia harus membuat pasangan kencannya marah.
"Kamu hanya satpam, apa kamu pikir kamu layak jadi suamiku? Dasar sampah," cibir Amelia.
Menghadapi cibiran ini Raditia tidak menunjukkan emosi apa pun, tersenyum menatap Amelia lebih dalam.
"Menurutku, satpam merupakan pekerjaan sangat mulia, selain menjaga perusahaan. Bisa juga menjagamu." rayu Raditia
"Ingat bagitu satpam hanyalah identitas. Tak kurang tak lebih." tegasnya
mendengar gombalan murahan ini, Amelia ingin muntah.
Segera mengeluarkan selembaran cek kosong dari sakunya langsung melemparkan ke wajah Raditia.
"Ambilah kamu menjijikan!." perintah Amelia
"Ingat mulai besok kamu tidak perlu bekerja lagi, jika bisa tinggalkan kota bandung. Aku benar-benar muak denganmu dan kencan bodoh ini." keluhnya
Amelia benar benar dibuat kesal. Setebal apa wajah Raditia ini?
"Kamu tidak bisa melakukan ini, bukankah kakekmu sendiri yang memintamu untuk melakukan kencan ini?" Sangah Raditia
Matanya melirik belahan d\*da Amelia lagi dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak keberatan menikah denganmu. Aku yakin tubuhmu bisa memberiku banyak anak." ujarnya
"HAHH?!" Amelia menggebrak meja.
"Beraninya kamu bicara cabul padaku lagi, sepertinya kamu memang bosan hidup." ancam Amelia sangat marah
Amelia paham jika wanita hamil tubuhnya akan bengkak. Satu anak saja sudah merepotkan, apalagi banyak.
Sekarang pria di depannya mengatakannya dengan santai? Berapa cabulnya pria itu.
"Andai saja ada pistol, sudah kutembak mati bajingan ini." gumam Amelia di dalam hati
Raditia tidak bodoh. Dia benar benar tahu bahwa Amelia sangat marah.
Kali ini dia bangkit dengan ekspresi dengan wajahnya sangat serius.
"Amelia, tak peduli kamu bos di perusahaan atau wanita kaya. Serius aku ingin menjadikan mu istriku." ujar Raditia, mendekat ke arah Amelia.
"Kamu tidak hanya memiliki tubuh seksi, kamu juga memiliki bakat bisnis luar biasa. Dan aku benar benar menyukai itu." bisiknya
Setelah mengatakan ini, Raditia berjalan ke arah pintu
Wajah Amelia memerah karena marah dan malu.
Benar benar terhina dengan ucapan Raditia.
"Tunggu!" Amelia berlari mengerjar Raditia yang sudah berada di luar cafe.
"Tunggu, Raditia!" teriaknya
Raditia menghentikan langkahnya, berbalik dan bertanya, "Apalagi?"
"Serius kamu ingin menikah denganku?" tanya Amelia.
Kita baru bertemu hari ini, akankah kamu bahagia dengan pernikahan seperti itu? Jelas aku tidak pernah setuju!" tegasnya
Raditia hanya tersenyum. Sekali lagi menatap Amelia dengan serius. "Bahagia atau tidak, aku sendiri yang akan merasakannya. Lagi pula cinta akan bertumbuh seiring nya waktu, sekarang kamu menolak, belum tentu besok akan menolak lagi."
"Kamu..!!
*Amelia perlu kamu ketahui, bukan hanya kamu yang berkencan malam ini. masih ada wanita lain yang menungguku!" ujar Raditia.
"Aku akan pergi dulu, berhati hatilah ketika pulang!" tambahnya
Raditia berbalik, dan pergi perlahan..
Menyalakan sebatang roko, menyesapnya dengan santai.
Amelia melihat punggung Raditia perlahan menjauh. Hanya merasa kebingungan di tempat yang sama.
Meski pria ini cabul, ada kalanya ucapannya benar.
Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu.
Faktanya, Amelia belum pernah merasakan arti cinta dari seorang pria.
Selain tatapan penuh nafsu, dia benar benar tidak pernah merasakan seseorang mencintainya.
"Mungkinkah Raditia ini tipe pria berbeda? Jika tidak, kakek tidak akan bersikeras memaksaku untuk menikahinya." gumamnya
Dalam keadaan bingung, Amelia bergegas kembali ke mobilnya dan bergegas pulang.
Dia ingin menanyakan identitas Asli Raditia kepada kakeknya.
...
Pukul 9 malam.
Perlu berjalan 10 menit dari La Braga cafe ke Landmark Convention Hall.
Raditia melihat kemacetan kendaraan dijalan Braga, yang merupakan salah satu tempat populer di kota bandung.
Waktu sudah lebih dari 10 menit dari sekarang, Tetapi belum ada tanda tanda dari wanita kupu kupu hitam.
Apakah kencan kedua batal?
Saat ini, Raditia berbalik dan hendak pergi.
Siapa tahu, tiba tiba dia melihat seorang wanita cantik dalam gaun malam hitam, yang baru saja turun dari mobil.
Intinya wanita ini memegang kipas dengan gambar kupu kupu hitam.
Parah wanita ini begitu cantik dan tubuhnya tidak kalah seksi dengan Amelia.
Terutama lekukan dada, yang tampaknya lebih besar dari Amelia.
Benar benar kupu kupu hitam.
sangat luar biasa.
Melihatnya saja Raditia sudah tidak tahan.
Dia bergegas kearahnya dengan senyuman diwajahnya.
"Apa kamu kupu kupu hitam?" tanya Raditia
"Jika iya, maka kamu adalah istriku." ucapnya tanpa malu malu..
BERAKHIR
Note: bantu like komen nya temen temen biar othor tambah semangat lagi
LandMark Convention Hall
"Hahh? Apa kamu gila?!" sontak Claudia Bellandra kaget.
"Kamu salah orang!" Tegasnya.
Claudia melihat penampilan menjijikan Raditia. Mana mungkin seorang satpam menjadi pasangan kencannya.
Sebagai selebgram dengan jutaan folowers, akan terlihat konyol jika berkencan dengan satpam, Bukan?
Padahal hari ini Claudia datang dari Jakarta untuk menikmati suasana nyaman di kota bandung.
Dia hanya ingin menikmati waktu liburan singkatnya untuk pergi berbelanja atau mencicipi makanan khas kota bandung.
Namun, tiba tiba dipaksa pergi kencan buta oleh keluarganya.
Parahnya, pasangan kencan butanya hanya seorang satpam.
Claudia Menatap Raditia sekali lagi, memastikan apakah pria ini memang benar pasangan kencannya.
"Aku tidak mungkin salah orang, Buktinya kamu membawa kipas ber gambar dengan kupu kupu hitam," ujar Raditia, Tangannya menunjuk kipas ditangan Claudia.
"Maksudmu benda ini?" tanya Claudia, Melebarkan kipas ditangannya
"Aku membelinya di jalan Asia Afrika. Disana banyak pedagang yang menjual kipas seperti ini!" tambahnya
Mana mungkin! Alasan ini benar benar konyol.
Tidak ada pedagang yang menjual kipas dengan motif kupu kupu hitam.
Kipas ini seharusnya simbol keluarga Bellandra di Jakarta.
Setidaknya Raditia tahu sedikit tentang itu.
"Oh! mungkin aku salah orang." ucap Raditia.
Jelas, Karakter Claudia lebih sombong dari pada Amelia.
Meski Amelia sombong, tetapi dia tetap berani datang untuk kencan kali ini.
Walau hanya sebentar, Tidak ada kebohongan di setiap ucapannya.
Sedangkan Claudia, jangankan duduk untuk bertukar sapa, bahkan dia berbohong sejak pertama jumpa.
Benar benar bukan tipe wanita baik!
Raditia sangat membenci wanita seperti ini!
"Maaf telah mengatakan hal bodoh!" Raditia tidak mau ambil pusing, menyalakan sebatang roko lagi dan bergegas pergi.
Namun....
Ketika Raditia baru saja melangkahkan kakinya beberapa meter.
Dua pria mencurigakan menatap aneh ke arah Claudia dari kejauhan.
"Menarik." gumam Raditia
Dia berbalik lagi dan menghampiri Claudia.
"Maaf! Sepertinya aku benar benar tidak salah orang, Claudia Bellandra," seru Raditia sambil tersenyum.
"Kenapa kamu tau namaku?" tanya Claudia Menatap Raditia.
"Kubilang kamu salah orang!" tegasnya
Jelas Claudia tidak menyukai Raditia. Baru saja merasa senang, eh dia malah balik lagi.
Maunya apa ini satpam?
"Sudahlah, jangan terus berbohong." ujar Raditia, tangannya menunjuk kipas kupu kupu hitam di tangan Claudia.
"Aku pernah menyelamatkan keluarga Bellandra satu kali dan ayahmu memiliki hutang budi padaku, mungkin itu sebabnya dia ingin melakukan kencan ini." tambahnya
"Apa maksudmu?" tanya Claudia, menatap Raditia tidak masuk akal.
"Sejak kapan ayahku berutang padamu? Bukankah kamu hanya ingin membual?" jelas Claudia tidak percaya.
Sejak kapan keluarganya, yang besar dan bermartabat, memiliki hutang pada seorang satpam.
"Terserah, jika kamu tak percaya." ucap Raditia, mengangkat bahunya
"Tapi kamu harus percaya bahwa kamu akan mendapat masalah," ujarnya
"Kau, Gila!!" bentak Claudia, melambaikan tangannya, dan berbalik pergi.
Melihat lekuk dada Claudia bergoyang saat berbalik, Raditia mengeleng-geleng.
"Sungguh besar, seperti melon," gumamnya
"Jika aku menikah dengannya, aku takkan membagi dengan anakku." batinnya semakin bergairah
"Besar dada Amelia atau Claudia ya? Sial ini membuatku benar benar penasaran." Raditia menggila memikirkan ini.
Raditia sedikit bingung, harus pilih Amelia atau Claudia, atau harus menikahi keduanya sekaligus.
Setelah meninggalkan Raditia, Claudia pergi ke jalan Braga.
Malam hari masih terasa ramai disini, banyak pasangan yang memadu kasih. Baik di dalam cafe atau bangku bangku dipinggir jalan, ada juga beberapa pengamen yang memainkan biola dengan merdu.
Claudia terhanyut dengan suasana malam di jalan Braga, hal ini berbeda dengan situasi jakarta. Kebanyakan orang orang bandung sangat ramah, apalagi melihat penampilan seksi Claudia, banyak mata pemuda Disni yang tak tahan untuk tidak meliriknya.
Namun tidak ada yang berani mengodanya, Sebaliknya mereka memberikan senyum hangat.
Raditia, yang sedikit khawatir mengikuti Claudia dari kejauhan. Meskipun jaraknya cukup jauh, tetapi indra penglihatannya dapat menemukan Claudia kemana pun ia melangkah.
Hingga muncul dua pria mencurigakan yang mepet Claudia dari depan dan belakang.
Raditia menyipitkan matanya dan bergerak lebih cepat.
"Mereka muncul." gumamnya
Tanpa sadar Claudia berjalan ke arah yang sepi di sudut jalan Braga.
Seolah Terhipnotis, Claudia baru menyadari bahwa dirinya sudah terkepung.
"Siapa kalian?" tanya Claudia
"Kalian tahu, Ini sudah termasuk tindakan pelecehan. A-Aku akan berteriak dan kalian pasti di hakimi massa!" bentaknya takut takut.
"Claudia tenanglah! apa kamu lupa ini aku?" tanya pemuda yang mengikuti Claudia dari belakang.
"Aku Rivaldi Bawono." tambahnya .
"Rivaldi?" Claudia terheran.
Kemudian berpikir sejenak.
"Sial! Kenapa kamu mengikutiku ke bandung?" tanyanya.
Rivaldi, anak orang kaya dijakarta. Sejak lama dia mengejar cinta Claudia dan dia selalu mendambakan tubuhnya yang seksi.
Namun, Berulang kali Rivaldi di tolak Claudia.
Claudia tahu betul bahwa Rivaldi ini tidak serius dan hanya ingin tidur dengannya saja, dia sangat membenci tipe pria macam ini.
Bahkan terakhir kali Rivaldi melakukan Live di akun media sosial miliknya dan mempublikasikan bahwa ia kekasih Claudia.
Skandal macam ini membuat reputasi Claudia turun, dan ia kehilangan banyak Followers. Selain rugi Claudia juga mendapatkan hujatan para netizen. Dikatakan bahwa dia hanya wanita duitan.
Benci! Selain kebencian apalagi yang bisa dimiliki Claudia saat ini.
Itulah sebabnya dia pergi ke bandung untuk menenangkan dirinya.
"Memangnya gak boleh? Bandung bukan milikmu. Kemanapun kamu pergi, aku akan bisa menenmukanmu, Claudia." ujar Rivaldi tak tahu malu
"Sebelum kamu menjadi pacarku, aku takan menyerah mengikutimu!" tegasnya
"Ka-kamu benar benar tak tahu malu!" bentak Claudia, sedikit panik.
"Tolong! Tol .... " teriaknya.
Siapa tahu, tiba-tiba pria garang di depannya bergegas ke arahnya.
Claudia langsung di tutup mulutnya.
Bahkan Rivaldi mengeluarkan belati tajam dan menempelkannya ke wajah Claudia.
"ssst! Ikut saja denganku," ujarnya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Claudia, memandang Rivaldi ketakutan
"Menurutmu apalagi yang bisa kamu kulakukan?" tanya Rivaldi, sudut mulutnya tersenyum licik.
Diancam seperti ini, mau tak mau Claudia hanya bisa patuh.
Claudia di bawa ke sebuah rumah sewa kecil yang sudah di siapkan Rivaldi sebelumnya.
Rumah sewa ini jaraknya hanya beberapa ratus meter dari jalan Braga
Lingkungannya sepi dan tidak banyak warga di sekitar, benar benar tempat yang sangat cocok untuk melakukan hal tak senonoh.
Setidaknya Claudia paham situasinya saat ini.
"Kamu jaga diluar pintu!" perintah Rivaldi pada pengawalnya.
"Apapun yang terjadi, jangan ganggu aku." tambahnya
"Baik, tuan muda." sahut pengawalnya.
Namun, sebelum pengawal itu menjaga diluar pintu. Dia melirik Claudia dengan perasaan kasian
"Padahal dia gadis baik, kenapa bisa menjadi korban bajingan ini." gumamnya
pengawal ini sadar bahwa perbuatan Rivaldi sangat menjijikan, tapi memang seperti inilah pekerjaannya, Terlepas seberapa bejat majikannya, tetap saja mereka memberinya upah.
Omong omong bayaran yang diterima pengawal ini sangat tinggi.
100 juta perbulan, jelas bukan hal yang mudah di dapatkan.
Bersambung...
*Note: jangan lupa like komen subscribe ya terimakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!