NovelToon NovelToon

Rahasia Di Balik Pesan

Chapter 1: Pesan Tanpa Nama

Malam itu, Aruna duduk di tepi tempat tidurnya, menggulir layar ponsel dengan mata setengah mengantuk. Grup chat kampusnya masih ramai membahas tugas yang harus dikumpulkan besok pagi, tetapi pikirannya sudah terlalu lelah untuk ikut serta. Ia memutuskan untuk meletakkan ponselnya dan tidur lebih awal. Namun, sebelum ia benar-benar memejamkan mata, layar ponselnya tiba-tiba menyala. Satu notifikasi pesan masuk.
Pengirim Misterius
Pengirim Misterius
Aku tahu siapa dia sebenarnya. Hati-hati.
Alis Aruna mengernyit. Siapa ini? Ia tidak mengenali nomornya, dan pesan itu terdengar terlalu aneh untuk diabaikan. Ia menatap layar, jantungnya berdebar tanpa alasan yang jelas. Setelah beberapa detik, ia mengetik balasan.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Maaf, ini siapa?
Tidak ada respons. Titik tiga yang menunjukkan orang di seberang sedang mengetik muncul sebentar, lalu menghilang. Hening. Aruna menghela napas. Mungkin hanya seseorang yang salah kirim atau sedang iseng. Ia meletakkan ponselnya dan mencoba tidur. Namun, tak sampai lima menit kemudian, ponselnya bergetar lagi.
Pengirim Misterius
Pengirim Misterius
Jangan terlalu percaya padanya. Kau bisa terluka.
Aruna terlonjak bangun, merasakan bulu kuduknya berdiri. Kata-kata dalam pesan itu terasa begitu nyata seakan membawa peringatan serius. "Jangan terlalu percaya padanya?" Siapa yang dimaksud? Reyhan? Sejenak, pikiran Aruna melayang ke sosok kekasihnya itu. Reyhan memang selalu sedikit misterius, tapi bukan berarti dia orang yang mencurigakan. Sejak mereka mulai berpacaran enam bulan lalu, Reyhan tidak pernah memberikan alasan bagi Aruna untuk meragukannya. Aruna menatap layar ponselnya lama, lalu mengetik dengan hati-hati.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Kau bicara soal siapa?
Lagi-lagi, tidak ada jawaban. Keresahan mulai merayapi benaknya. Ia menutup aplikasi pesan dan membuka kontak Reyhan, menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakan ini kepadanya atau tidak. Namun, sebelum ia sempat memutuskan, ponselnya bergetar lagi.
Pengirim Misterius
Pengirim Misterius
Jangan bilang pada siapa pun. Percayalah padaku.
Aruna merasa sesak. Ini bukan lelucon biasa. Ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang ia tidak mengerti. Siapa orang ini? Apa maksudnya? Dan yang paling mengusik pikirannya: Apakah Reyhan benar-benar menyembunyikan sesuatu darinya?
Bersambung ke Chapter 2

Chapter 2: Bayangan di Balik Nama

Aruna tidak bisa tidur. Pesan misterius itu terus terngiang di kepalanya, menciptakan kegelisahan yang tidak bisa ia abaikan. Ia mencoba mengalihkan pikiran dengan menonton video di ponselnya, tetapi perasaan aneh tetap mengganggunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghubungi orang yang paling bisa ia percaya selain Reyhan—Farel. Farel adalah sahabatnya sejak SMA. Mereka sering berbagi cerita tentang apa pun, dan Aruna tahu bahwa jika ada seseorang yang bisa membantunya berpikir jernih, itu adalah Farel. Tanpa ragu, ia mengetik pesan cepat.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Farel, lu masih bangun?
Tak sampai satu menit, ponselnya bergetar.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Iya, kenapa? Ada yang urgent?
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Iya, gue dapet pesan aneh dari nomor gak dikenal. Isinya kaya peringatan gitu.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Peringatan? Tentang apa?
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Tentang Reyhan.
Hening sejenak. Lalu, titik tiga penanda bahwa Farel sedang mengetik muncul.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Lu yakin ini bukan prank?
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Gak tahu. Tapi rasanya… aneh. Gak kaya orang yang cuma iseng.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
" Screenshot-in, kirim ke gue.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
NovelToon
Aruna segera mengirim tangkapan layar percakapannya dengan nomor misterius itu. Beberapa detik kemudian, Farel membalas.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Ini nomor baru? Udah coba lacak?
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Belum. Gue juga gak tahu harus gimana.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Gue cek dulu.
Aruna menghela napas panjang. Setidaknya sekarang ia tidak sendirian dalam menghadapi ini. Namun, belum sempat pikirannya lebih tenang, sebuah pesan baru masuk dari nomor misterius itu.
Pengirim Misterius
Pengirim Misterius
Aku bilang jangan bilang pada siapa pun, Aruna.
Jantung Aruna berdegup kencang. Orang ini tahu. Ia merasakan hawa dingin menjalari punggungnya. Bagaimana orang ini tahu bahwa ia sudah memberitahu Farel? Tangannya gemetar saat ia mengetik.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?
Tidak ada jawaban. Lalu, tiba-tiba notifikasi lain muncul. Kali ini dari Farel.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Arun, lu gak bakal percaya ini… Nomor yang lu kasih gak terdaftar di mana-mana.
Aruna menatap layar dengan napas tertahan.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Maksudnya?
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Gak ada data, gak ada identitas. Seolah-olah nomor itu… gak pernah ada.
Aruna merasa seluruh tubuhnya membeku. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengirim pesan padanya… dengan nomor yang tidak terdaftar? Di tengah kebingungannya, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari Nomor Tidak Dikenal. Aruna menatap layar dengan ngeri, jari-jarinya membeku di atas tombol "terima panggilan". Lalu, ponselnya mati sendiri. Bukan kehabisan baterai. Layarnya masih menyala, tetapi semua aplikasinya tertutup begitu saja, seakan ada seseorang yang mengendalikan perangkatnya dari jauh. Aruna terengah-engah. Ini bukan hanya sekadar pesan misterius. Seseorang benar-benar sedang mengawasinya. Dan mereka tahu setiap langkah yang ia ambil.
—Bersambung ke Chapter 3—

Chapter 3: Suara dari Kegelapan

Aruna terpaku menatap layar ponselnya yang kini kembali menyala seperti semula. Panggilan dari nomor tak dikenal itu sudah menghilang, tetapi rasa takutnya masih tersisa. Tangannya gemetar saat ia mencoba mengetik pesan ke Farel.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Farel … ada yang nelpon gue dari nomor itu.
Namun, sebelum ia sempat mengirim pesan, ponselnya kembali bergetar. Kali ini bukan panggilan, melainkan pesan suara.
Dari Nomor Tidak Dikenal.
Napas Aruna tercekat. Ia menelan ludah, ragu untuk membukanya. Namun, rasa penasaran dan ketakutannya bercampur menjadi satu. Dengan jari gemetar, ia menekan tombol "Putar". Suara itu pelan, hampir seperti bisikan. "Jangan percaya siapa pun… Bahkan orang yang paling kau percayai bisa menghancurkanmu." Aruna merasakan darahnya berdesir. Ia menelan ludah dan langsung mengirim pesan ke Farel.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Gue dapet pesan suara. Lu harus denger ini.
Tak lama, Farel membalas.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Kirim sekarang.
Aruna segera meneruskan pesan suara itu kepadanya. Beberapa menit berlalu tanpa jawaban. Ia mulai gelisah.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Farel? Lu denger gak?
Masih tidak ada balasan. Tiba-tiba, ponselnya bergetar lagi. Kali ini, pesan dari Reyhan.
Reyhan Dirgantara
Reyhan Dirgantara
Sayang, kamu lagi di rumah?
Aruna menatap pesan itu. Ia ragu sejenak sebelum mengetik balasan.
Aruna Wicaksana
Aruna Wicaksana
Iya, ada apa?
Reyhan Dirgantara
Reyhan Dirgantara
Aku di depan. Bisa keluar sebentar?
Aruna mengernyit. Reyhan ke rumahnya jam segini? Ini tidak biasa. Tapi mungkin saja ia hanya ingin memastikan Aruna baik-baik saja. Ia mengambil jaket dan berjalan keluar kamar. Rumahnya sudah sepi, kedua orang tuanya sudah tidur sejak tadi. Dengan langkah hati-hati, ia membuka pintu depan. Di luar, Reyhan berdiri di bawah cahaya lampu jalan, mengenakan jaket hitamnya seperti biasa. Tatapannya tenang, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang sulit ditebak. "Ada apa malam-malam ke sini?" tanya Aruna, mencoba terdengar biasa saja meskipun hatinya masih berdebar karena pesan misterius tadi. Reyhan tersenyum tipis. "Aku cuma mau lihat kamu. Kamu baik-baik saja?" Pertanyaan itu membuat Aruna sedikit terkejut. Seolah Reyhan tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggunya. "Kok tanya gitu?" Reyhan menghela napas. "Aku cuma punya firasat… kayaknya ada sesuatu yang kamu sembunyikan." Aruna menatapnya lekat-lekat. Apakah ia harus menceritakan semuanya? Namun, sebelum ia sempat memutuskan, ponselnya bergetar lagi.
Pesan dari Farel.
Farel Ramadhan
Farel Ramadhan
Aruna, ini serius. Kita harus ketemu sekarang juga.
Jantungnya semakin berdetak kencang. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dan siapa yang bisa ia percaya?
—Bersambung ke Chapter 4—

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!