NovelToon NovelToon

Menikahi Pacar Adikku Sendiri

Memuaskan

" Yank aku minta maaf. Aku____

tut tutt tuttt

Panggilan telepon itu di matikan secara sepihak membuat sang gadis merasa takut dan marah bercampur menjadi satu. Ruby nama gadis cantik dengan kulit putih dan rambut panjang indah yang sekarang mondar mandir sambil gigit jari takut harus pake cara apa lagi meminta maaf pada sang pacar. 

Yah, mereka sedang bertengkar akibat ruby lupa dengan janjinya dan membuat sang pacar menjadi marah besar. Apa lagi pacarnya sudah membuat pesta dinner valentine berdua dengan dirinya di restoran kesukaan mereka.

" Anjir. Ini gimana? Gwnya juga tolol. bego banget mala tidur. " Ruby hanya bisa mondar mandir memijat pelipisnya pusing dengan ketololanya yang tertiduran dari magrib sampai jam enam pagi. Ia sampai melupakan dinner yang sudah di siapkan oleh sang pacar untuk dirinya dengan mudahnya. 

" Gw harus kerumah Ares. Gw harus minta maaf." Katanya buru buru melangkah pergi menuju kamar mandi.

Dengan hanya memakai celana training, kaos oblong dan rambut yang di kuncir kuda, ia melangkah pergi meninggalkan kamarnya menuju pintu keluar rumah. Dengan langkah yang terburu buru ia bergegas pergi menuju rumah sang pacar.

" Ruby, kamu mau kemana? " panggil Doni kakak Ruby dan keluarga satu satunya yang dimiliki oleh Ruby.

Mereka hanya tinggal berdua di rumah minimalis berlantai dua peninggalan keluarga. Orang tua mereka meninggal karena kecelakaan mobil sejak Ruby berumur 4 thn, dan membuat Doni kakak satu satunya harus banting tulang merawat sang adik. 

" Aku mau kerumah temen kak bentar." sahut ruby bahkan tidak melihat kearah kakaknya sama sekli.

" Pagi pagi begini kerumah siapa Byy. Jangan bilang kamu mau kerumah bocah jangkung yang katanya pacar kamu itu?"

" Dia Ares kak. Bukan bocah jangkung. Lagian aku udah gede____

" Kamu masi sekolah Byy. Kamu masi SMA. Kamu tu harunya belajar yang bener bukannya main pacar pacaran gak jelas!" 

" Lagian aku udah kelas dua belas, bentar lagi juga lulus. To aku pacaran sama Ares itu sebagai partner belajar doang kok kak. Kakak tahu sendiri kalo Ares kesini dia yang ngajarin aku belajar. Aku sampai jadi pinter gini juga kan di bantu Ares belajar." Tutur Ruby mengelak ucap sang kakak. Ia bahkan tidak peduli dengan kakanya yang sudah menatap sinis pada dirinya sejak tadi dan lebih memilih pergi dari tempat itu.

" Ruby " panggil Doni sebelum adiknya benar benar lenyap dari pandangannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Kenapa berhenti " teriak laki laki berumur 28 thn dari dalam mobil tepatnya di bagian kursi belakang dia terlihat marah dengan mata yang memerah akibat mabuk. Ia sudah benar benar lelah akibat pekerjaan yang menumpuk di perusahaan dan supir bodohnya ini malah berhenti di depan gerbang rumahnya sendiri.

" Ada orang yang menghalangi gerbang tuan." 

Laki laki tampan, hidup mancung dengan rahang yang tegas itu adalah Lucas Anak pertama dari keluarga Erlangga. Ia baru saja pulang dari club malam setelah ia berkutik di perusahaan selama satu bulan full tampa libur. Ia sudah benar benar mabuk dengan mata yang sedikit memerah akibat kadar alkohol tinggi di dalam tubuhnya.

" Ck " decak kesal dari Lucas, memijat pelipisnya akibat pusing karena mabok. Ia menekan power window menurunkan kaca mobilnya melihat siapa orang yang berani beraninya menghalangi jalannya.

Wanita muda yang menghalangi mobilnya itu adalah Ruby, ia hanya datang dan berniat menanyakan keberadaan Ares untuk meminta maaf. "Maaf aku Ruby. Aresnya ada? " tanya Ruby yang mulai mendekat kearah mobil itu.

Melihat cewek cantik di hadapannya, entah kenapa nafsunya mulai meningkat. Tubuh dan otaknya yang sedang di kuasai Alkohol membuat ia benar benar menginginkan gadis dihadapannya ini. " Masuk kedalam mobil." kata Lucas membuka pintu mobil belakang menyuruh wanita muda yang entah siapa itu masuk kedalam mobilnya.

Ruby hanya diam mematung merasa bingung dengan dirinya yang tiba tiba di suruh masuk kedalam mobil, ia hanya berniat menanyakan soal pacarnya Ares tapi malah di suruh masuk kedalam mobil. " Maaf aku mau cari Are___

Greep 

Belum juga ngomong tangan Ruby langsung di tarik secara kasar membuat ia kehilangan keseimbangannya dan masuk kedalam mobil tersebut. Ia terjatuh tepat di dada bidang nan keras milik kaki laki yang ia tidak tau siapa. Ia langsung mendongak menatap laki laki itu yang sekarang juga menatapnya. Tatapan mata yang tajam den merah membuat Ruby secara sepontan langsung menjauhkan tubuhnya takut.

" Maaf aku harus perg____

" Diam dan ikut aku." Sela Lucas mencengkram tangan Ruby dengan kuat dan langsung menutup pintu mobil. " Jalan pak" ucap Lucas menyuruh supir pribadinya masuk kedalam rumah.

Ruby masi diam mencerna semua yang terjadi secara tiba tiba. Ia sesekali melirik laki laki yang berada di sampingnya sambil memindai penampilan laki laki itu dari atas sampai bawah. Dia siapa? Apa dia saudara Ares? Mukanya jelas sedikit mirip dengan Ares. Apa ares punya kakak?. Tapi kenapa dia menyuruh aku masuk kedalam mobilnya?.  Dan kenapa tangannya sedari tadi memegangi tangan gw anjir Ahhhh kata hati Ruby yang sedari tadi berkicau penuh pertanyaan. 

" Ck, gak usah lihatin sampai segitunya, gw tau kalo muka aku ini ganteng." Ujar Lucas dengan suara rendah bariton melengos menatap gadis yang ada di sampingnya.

Bejir pd banget ngomongnya, Ini ma plek ketiplek kek Ares. Fik ini si calon kakak ipar gw. Batin Ruby yang entah kenapa mala merasa lucu dengan ucapan Lucas yang terlihat seperti pacarnya. " Anu kak tangan aku" ujar Ruby tersenyum gugup sambil mencoba melepaskan tangannya yang masi di Cengkram oleh laki laki di sampingnya.

Bak tidak mendengarkan ucapan Ruby. Lucas masi memegang tangan mungil itu bahkan ia lebih erat menggenggam tangan gadis yang ada di sampingnya. " Ck "

Cukup lama mereka ada di dalam mobil sampai akhirnya mobil itu berhenti di depan teras kediaman Erlangga yang terlihat sepi itu. Tampa meminta izin kepada sosok gadis yang berada di samping, ia langsung menggendong ala bridal style dan membuat gadis itu sontak kaget dan langsung meronta rontah.

" Kak aku mau dibawah kemana, lepasin aku. Aku mohon kak." Teriak Ruby meronta sambil memukul dada bidang cowok yang menggendongnya.

" Lepasin aku__

Lucas tidak peduli dengan pukulan dan rontahan dari gadis itu, ia hanya fokus mengendong melangkah pergi menuju ruangan yang sudah berada di depannya. Dengan posisi masi mengendong ia memutar handel pintu dan masuk kedalam ruangan itu.

" Cukup diam dan nikmati apa yang akan aku lakukan." Secara berlahan Lucas mulai melangkah menuju kasur king size yang ada di depannya. Ia terlihat tidak peduli dengan gadis yang ada di Kungkunganya yang bahkan sudah mulai menangis ketakutan di dalam dekapannya.

" Gak mau lepasin aku hiks" masi berusaha meronta dalam gendongan sang cowok, tapi tetap saja tenaga cowok itu lebih kuat dari pada dirinya.

Lucas langsung melemparkan gadis itu secara kasar keatas kasur empuknya, mengungkung dan menindihnya agar gadis itu tidak bisa berkutik dengan apa yang akan ia lakukan. Tampa meminta izin ia langsung mencium gadis itu dengan lumatan kasar berlahan tapi pasti ia mulai turun menuju leher jenjang sang gadis.

"Ahh Lepasin. Ehhh gak mau hiks tolong hiks." dengan tubuh yang bahkan tidak bisa bergerak akibat Kungkungan dari cowok yang ada di atasnya, ia hanya bisa berteriak dan bergeleng meronta dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya. 

Lucas masi setia menciumi gadis yang ada di bawahnya sampai akhirnya ia mencengkram keduanya tangan gadis itu di atas kepala sang gadis dengan satu tangan. Sedangkan satu tangan Laginya mulai melucuti pakaian dari sang gadis. " Aku akan memuaskanmu " kecupan secara bertubi-tubi yang Lucas lakukan di setiap sudut tubuh mulus sang gadis 

" Hiks, gak mau. Ahhhh Hiks lepasin " isak dan desahan yang sedari tadi keluar dari mulut sang gadis, dengan nafas yang berderuh dan air mata yang membasahi pelupuk matanya.

Waktu menujukan jam 9 siang Ruby baru terbebas dari Kungkungan laki laki sialan itu, dengan langkah tertatih tati ia turun dari ranjang king size. Bagian bawahnya benar benar merasakan nyerih luar biasa, Jika orang orang merasakan nikmat berbeda dengan dirinya yang merasakan sakit luar biasa akibat benda tumpul yang keluar masuk kedalamnya.

" Hiks, sakit kenapa harus jadi seperti ini hiks" isak ruby memegang pinggulnya yang terasa sakit akibat gempuran secara bertubi-tubi terhadapnya.

" Bajingan sialan" gumam Ruby menatap tajam pada sosok laki laki yang terlihat sudah tertidur lelap setelah membuat dia merasakan sakit luar biasa.

Ruby mulai mengambil satu persatu bajunya yang berserakan di atas lantai. Dengan tergesa gesa ia memakai kembali pakainya dan melangkah pergi meninggalkan kamar yang terlihat besar itu.

 

sakit

" Bang kiri " 

Angkot itu mulai menepikan mobilnya di depan rumah minimalis berlantai dua, Ruby gadis yang menaiki angkot itu langsung turun dari dalam mobil itu dan memberikan uang kepada sopir. 

Dengan jalan yang masih tertatih-tatih ia melangkah masuk kedalam gerbang kediamanya. Ia langsung masuk kedalam rumah yang sudah terlihat sangat sepi itu. Ia yakin kakaknya sedang kerja walaupun hari ini adalah hari Minggu, dengan langkah pelan ia masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur menenggelamkan wajahnya kedalam bantal empuk miliknya.

" Hiks, aku kotor sekarang. " Tangisan pecah yang sedari tadi di angkot ia tahan. Semua badannya merasakan sakit terutama bagian bawahnya.

Buk bukk bukk

Pukulan bertubi-tubi yang sengaja Ruby lakukan layangan di tubuhnya karena ia kesal dengan dirinya sendiri. Yang bodoh sampai melepaskan kesuciannya kepada laki-laki yang entah siapa itu ia tidak kenal.

" Hiks maaf kak Doni adikmu bahkan tidak bisa menjaga tubuhnya sendiri." isak ruby yang meringkuk memeluk dirinya sendiri

Tok tokk tokk

Suara ketukan pintu yang sedari tadi berbunyi yang bahkan tidak ada tanda tanda akan di bukakan pintunya. " Byy kamu di dalam kamar kan, ayok makan siang dulu." teriak Doni kakak Ruby mengetuk ngetuk pintu dari luar mengajak sang adik untuk makan bersama.

Mendengar itu ruby segera mengusap Air matanya dan melangkah pergi untuk membuka pintu kamarnya. Ia menarik nafas dalam dalam sebelum menghembuskannya secara kasar, untuk menyiapkan dirinya sebelum bertemu sang kakak.

Krekkkk

Secara berlahan pintu itu terbuka dan menampakkan Ruby yang tertunduk kebawah. " Byy, kamu habis nangis ya. Kok matanya merah? " Tanya Doni merunduk menyamakan tingginya dengan tinggi sang adik, menatap sang adik lekat lekat khawatir.

Grep

Pelukan sepontan Ruby yang membuat Doni kaget, Ruby benar benar merasa takut dengan kejadian pagi ini. isi otaknya sekarang, banyak kekhawatiran tentang masa depannya bagai mana jika dia hamil. Bagai mana dengan kakanya yang ia yakini pasti kecewa dan bagaimana tanggapan Ares pacarnya jika ia hamil nanti.

" Kak aku___

" Kamu demam Byy, kamu habis kemana sampai bisa demam gini " doni sedari tadi  memegangi tubuh dan jidat sang Adik yang sedikit panas. Ia mulai khawatir dengan adiknya, padahal tadi pagi ia masi ceria tapi setelah siang mala jadi demam seperti ini.

" Kita kerumah sakit ya byy. Ayok ikut ___

" Gak usah kak. Lagian kakak kan kerja mending aku disini aja. Paling minum parasetamol juga sembuh " potong Ruby melepaskan pelukannya menatap sang kakak penuh harap 

" Kamu yakin byy, Kakak gak papa kok libur kerja dan temenin kamu ke rumah sakit. Yuk kita kerumah sakit aja." 

" Gak usah kak. Aku di sini aja"

" Yaudah, tapi kalo badan kamu sampai malam masih tinggi kayak gini kita kerumah sakit yah. Sekarang kamu makan dulu ni " ujar Doni memberikan nasi Padang yang ia beli kepada sang adik.

" Makasih kak "

" Aku balik kerja dulu. Inget minum obat yang ada di P3K." Katanya sambil mengusap lembut pucuk rambut sang adik sebelum pergi meninggalkan rumahnya.

" Iya hati hati kak"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam kediaman besar milik Erlangga masih terlihat sangat sepi, entah kemana perginya semua penghuni rumah itu. Bahkan Lucas yang baru bangun tidur ketika jam enam sore masih belum melihat keluarganya yang tinggal di sana. Ia hanya melihat para pegawainya yang lalu lalang di kediamannya.

" Kak Lucas. Kapan kak Lucas balik?" panggil Ares adik dari Lucas yang baru saja sampai di kediamannya dan melihat sang kakak yang duduk di ruang tv sambil mengepulkan rokoknya yang sedari tadi ia hisap.

Mendengar ada yang memanggilnya Lucas langsung menoleh pada sumber suara dan melihat sang adik yang terlihat masih rapi dengan setelah jaketnya. " Habis kemana kamu?" 

" Ck, jangan tanya!. Aku lagi kesal sekarang. Dari tadi malam aku kesal dengan pacarku sendiri. Bahkan dia tidak mencari diriku sama sekali sampai sekarang" 

" Terus mama kemana kok dia gak ada?"

" Emang kak lucas gak tau. Mama pergi keluar negeri nyusul papa dan mama masih belum balik Sampai sekarang. Aku juga gak tau kapan mereka bakal balik. Aku sampai bosen hidup di rumah besar seorang diri ck." Ucap Ares mengulir matanya malas melangkah pergi menuju kamarnya.

Ares melangkah pergi menuju kamarnya yang berada di lantai atas, ia sesekali melihat ponselnya yang masih belum ada notifikasi telpon dari sang kekasih. " Yank, kamu kok tega banget. Bukanya aku yang ngambek karena kamu gak datang ini ma terkesan kamu yang lagi ngambek. Ck" genggaman keras pada ponselnya yang menampilkan walpaper wajah sang kekasih.

Ares melempar dirinya di Atas kasur empuk king size, ia kesal dengan Ruby pacarnya yang menghilang dari tadi pagi. Ia sengaja tadi pagi menutup teleponnya secara sepihak agar ruby datang mencarinya tapi nihil pacarnya bahkan tidak peduli dan mala hilang entah kemana dan tidak memberikannya kabar sama sekali.

" Masa gw yang harus datang kerumah Ruby dan meminta maaf. Ck, ini si sama aja gw yang salah bukan Ruby! " Gumam Ares memandangi langit langit kamarnya kesal.

" Yank, aku kangen. Kok kamu tega banget biarin aku kangen sendirian gini." 

Bukk 

Suara lemparan bantal yang sengaja Ares lemparkan karena kesal dengan tingkah pacaran yang hilang tampa ada kabar sama sekali. " Awas aja nanti di sekolahan aku bakal kasih hukuman ke kamu yank"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Byy, ayok kita kerumah sakit aja. Aku gak tega liat kamu dari kemaren lemes gitu. Apa lagi kamu sampai gak sekolah gini." Paksa Doni menarik tangan Adiknya yang masi terlihat enggan untuk kerumah sakit padahal sejak malam ia sudah menawarkan untuk mengajak adiknya kerumah sakit.

" Gak mau, lagian demam aku kan udah turun kak, sana kakak kerja aja. Biar aku istirahat di sini." ujar Ruby menepis tangan kakanya yang sedari tadi memegangi tangannya.

" Tapi kamu masih pucat gitu Byy, kamu aja jalan sampai tertati tati kayak gitu tadi. Ayok kakak anter kerumah sakit."

" Gak mau kak, nanti juga sembuh. Sana kak doni kerja aja udah mau jam tujuh____

Tok tokk tokk

Mendengar suara ketukan pintu Doni yang berada di meja makan bersama adiknya segera melangkah pergi menuju pintu untuk membuka siapa gerangan pagi pagi begini bertamu di rumah.

Kreittt

Pintu itu ia buka dan menampakkan Ares yang terlihat sudah memakai seragam sekolah dengan satu tangannya yang di letakan di saku dan satu tangan lagi dia jadikan senderan di tembok untuk menopang dirinya.

" Yank ayok ki.... Eh calon kakak ipar, pagi kak. ada Rubynya gak?" ujar Ares gugup sambil membenarkan posisi berdirinya menjadi tegak menyapa calon kakak iparnya.

Doni memutar bola matanya malas bersilang dada menatap anak muda yang berada di depan pintunya yang di gadang gadang sebagai pacar dari sang adik tercinta. " Ruby gak sekolah dia sakit. Lu sana pergi aja."

" Beneran kak, Kenapa? Kok Ruby gak bilang sama aku kalo dia sakit. Aku boleh jenguk gak kak." Mimik Ares sudah benar benar khawatir mendengar ucapan dari doni kalo pacarnya sakit. Ia benar benar khawatir dengan sang pacar yang dari kemaren gak ada kabar sama sekali.

" Ck, tapi bentar aja habis itu keluar." Katanya membuka pintu lebih lebar untuk pemuda tersebut.

Dengan langkah yang lebar Ares  menghampiri sang pacar yang masi terlihat menyantap sarapannya di meja makan tidak jauh dari ruan tamu. Ia langsung memegang jidat ruby ketika ia sudah ada di hadapannya, ia menatap lekat lekat wajah sang kekasih yang seharian ini ia tidak melihatnya.

" Kata kak doni kamu sakit? Sakit apa yank. Gak panas kok. Tapi kamu pucat. Kamu kenapa yank " cecar Ares menanyakan keadaan sang kekasih menatap menunggu jawaban 

" Aku gak papa kok, cuma butuh istirahat doang. Yank aku minta maaf soal kemaren malam. Sumpah aku lupa aku juga kemaren pagi sebenarnya datang....Kata kata Ruby terhenti bukan karena ada yang motong pembicaranya tapi ia bingung harus ngomong apa terhadap Ares yang ada di hadapannya.

Mengusap berlahan pipi mulus ruby, menatap penuh kasih sayang wajah ayu sang kekasih yang terlihat murung di hadapannya. " Gak papa sayang, aku gak marah kok. Lagian kemaren aku yang salah mutusin telepon secara sepihak. Kalo aku tau kamu sakit harunya tadi aku kesini kamaren. Kamu juga lain kali hubungi aku yank, jangan diem aja aku sampai khawatir kamaren___

" Ehemmm Ehem" deheman sengaja yang doni lakukan Agar kedua insan itu berhenti dari obrolan kangen duo sejoli itu. " Ini udah mau jam tujuh, kamu kan harus sekolah bocah. Pergilah sana" 

" Heheh maaf kak lupa. yank aku sekolah dulu ya nanti habis sekolah aku kesini lagi, Buat ngasih buku catatan agar kamu gak ketinggalan pelajaran. Boleh kan kak Doni?" Ucap Ares melengos kepada doni menatap penuh harapan agar boleh datang kesini lagi.

" Ck, iya sana pergi." Katanya mengulir matanya malas Doni hanya bisa mengiyakan permintaan dari Ares.

Mendengar itu ares langsung senang dan menyunggingkan senyuman. " Nanti aku chat lagi pas di sekolah ya." ujar Ares mengacak pucuk rambut sang kekasih.

" Aku pergi kak" dengan lembut ares meraih tangan doni dan menciu punggung tangannya sebelum pergi meninggalkan rumah itu.

" Byy, aku pergi kerja ya" ujar Doni mengacak rambut sang adik dan melenggang pergi mengikuti Ares yang sudah lebih dulu pergi.

" Hati hati kak, Yank " teriak Ruby melihat punggung kedua laki-laki yang ia cintai melangkah pergi meninggalkannya.

Ayam geprek

Lucas masih fokus menatap langit langit di ruangan kantornya, ia masih memikirkan siapa gadis yang ia tiduri kemaren lusa. Bahkan ia dengan jelas melihat seprai putihnya terdapat noda darah yang berarti gadis itu masih perawan.

" Ck, siapa sebenarnya gadis itu yang membuat aku sampai gila seperti ini dan mengingat kenikmatan sesaat bersamanya." Gumam Lucas yang melamun di selah sela kerjanya.

" Anjing gw gak bisa fokus" katanya langsung berdiri keluar meninggalkan ruangannya yang padahal masi banyak pekerjaan yang menumpuk di atas meja.

Lucas melangkah pergi keluar dari gedung tersebut menuju mobil yang terparkir di parkirkan kantor perusahaannya. Dengan langkah lebar ia melewati satu persatu mobil yang berderet di parkiran tersebut, sampai akhirnya ia berhenti di depan mobil Ducati berwarna hitam miliknya.

Ia langsung masuk kedalam mobilnya, memutar kunci dan menekan gas, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah jalanan yang terlihat tidak begitu ramai. Ia pergi menuju bar di pusat kota jakarta untuk melepaskan pikiran tidak jelas yang sedari tadi terngiang di kepalnya. Ia hanya ingin minum atau sekedar menghabiskan waktu bersama gadis gadis penghibur di bar itu sekarang.

Kini Lucas sudah berada di dalam bar tepatnya di ruang VVIP bersama para gadis yang saat ini masi berglayut di samping kanan kiri tubuhnya. Para gadis itu sesekali menggoda dan menuangkan minuman untuk Lucas dengan sedikit belaian pada tubuh kekar Lucas. Tampa tolakan Lucas hanya menerima belaian yang sedari tadi ia terima sambil sekali meminum wine yang di tuangkan oleh para gadis gadis yang mendampinginya.

" Tuan Lucas minumlah " ujar sala satu gadis bar dengan suara menggoda sambil sesekali membelai dada bidang milik Lucas.

Pikiran Lucas masi tertuju pada gadis yang kemarin lusa ia temui, bahkan ia semakin setres dengan para wanita yang bergelayut di tubuhnya sekarang. " Ck, pergilah"

" Tapi tuan kita bahkan belum melayani___

" Pergi " ujar Lucas dengan suara renda bariton khas miliknya yang mau gak mau membuat semua gadis itu pergi dari ruangan VVIP tersebut.

Glek

Lucas menenggak wine dari botol dalam satu tenggakan, ia bahkan tidak menuangkanya ke dalam gelas dulu dan memilih untuk langsung meminumnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ruby sedari tadi mengotak atik ponselnya mencari informasi terkait musibah yang menimpanya kemaren, ia bahkan masi enggan bersekolah selama dua hari ini karena merasa masi takut.

" Di sini tertulis kalo hubungan b**an sekali belum tentu bisa. Berarti aku gak mungkin hamil kan kalo cuma sekali doang " gumam Ruby dengan perasaan lega membaca hasil pencariannya di internet.

" Lupain semuanya ruby, anggap tidak pernah terjadi. Dan jalani hidup mu seperti biasanya. Kamu pasti bisa, Yos ayok bangkit dan gak usah murung murung lagi " ucap Ruby mengepalkan tangannya dan meninjunya keatas untuk memberikan semangat kepada dirinya sendiri.

Tingg

Suara notifikasi chat yang menampilkan pesan dari sang pacar. Ia pun langsung membuka isi chat itu dengan perasaan yang senang ketika membaca pesan tersebut.

 Boyfriend : [ yank aku bawa es krim ]

   .      [ Cepat bukain pintu rumah ]

   .   [ GPL!! ]

Membaca pesan itu Ruby dengan tergesa gesa turun dari tangga membuka pintu untuk sang pacar yang akhir akhir ini selalu datang menemuinya. Dengan perasaan senang ia membuka pintu menampakkan Ares yang terlihat masih pake seragam sekolah datang membawa bingkisan yang udah pasti itu es cream kesukaannya.

" Masuk yank" dengan senyuman tipis ia membuka pintu lebih lebar lagi agar Ares bisa masuk kedalam rumahnya.

" Giliran es krim aja cepet bukain pintu, ck " sambil mencubit pelan pipi mulus sang pacar dan melangkah masuk kedalam rumah tersebut.

" Hehehe, makasih sayang "

Kini mereka sudah duduk di meja ruang tamu sambil lesehan dengan buku buku yang berserakan di atas meja. Ares dan Ruby satu kelas di sekolahan jadi Ruby selalu mencatat pelajaran hari ini agar ia tidak ketinggalan pelajaran.

" Kamu udah baikan belum yank? Besok masi mau bolos? " Tanya Ares menemani sang pacar yang masi fokus menatap tumpukan buku yang harus ia catat.

" Berangkat kayaknya, Lagian aku udah mendingan. ayank gak liat ini muka aku udah ceria lagi."

Melihat senyuman lebar yang selama dua hari ini ia tidak lihat membuat Ares jelas merasa senang. " Nanti aku jemput ya, kita berangkat bareng. Besok ayank mau apa biar aku suruh bibi buat masakin yang enak buat ayank"

" Gak usah lagian kak doni pasti masakin sarapan pagi buat aku. Yank aku mau tanya ehmmm kamu punya kakak?" tanya ruby ragu bahkan tidak menatap kearah Ares sama sekali.

" Aku punya satu kakak laki laki. Tapi dia jarang balik kerumah yank. Kenapa emang. Mau cari muka sama kakak aku ya biar minta restu buat nikahin aku heheh" Ares terkekeh menggoda dengan mencubit gemas pipi Ruby.

Ruby yang mendengar itu sontak kaget, jadi yang menidurinya kemungkinan besar adalah kakak Ares. Ia yakin kalo cowok itu kakak Ares apa lagi mata dan hidungnya sangat mirip dengan pacarannya. Entah perasaan yang tenang dan lega tadi membuat Ruby merasakan takut kembali. Ruby takut jika nanti ia harus bertemu lagi dengan kakak Ares yang sudah merenggut kesuciannya.

" Yank" panggil Ares ketika melihat mata sang kekasih mulai berbinar, ia tidak mengerti dengan ekspresi Ruby yang tiba tiba berubah drastis dari yang bahagia menjadi murung kembali seperti kemaren. " Yank kenapa?  kamu kenal sama kakak aku?"

" Ehhh tidak, aku tidak kenal tadi aku cuma tanya doang yank." ucap Ruby menepis kedua tangan Ares dari pipinya dan fokus menyalin catatan dari buku ares.

" Yang kalo ada apa apa kamu cerita aja, jangan di pendem sendiri gitu. Aku pasti akan dengerin kamu kok."

Apa kamu akan tetap menerima aku res kalo kamu tau aku sudah tidak suci lagi, aku takut kehilangan kamu res. Aku takut kamu pergi dari hadapan aku. Aku udah bener bener sayang sama kamu res. Batin Ruby yang tampa sadar mulai meneteskan air matanya. 

Ia langsung mengusap air matanya dan pergi berlari menuju kamarnya yang membuat Ares bingung dengan tingkah Ruby yang main pergi aja dan tampa bilang lebih dulu kepadanya.

" Yank, kamu mau kemana?" Teriak Ares menatap punggung kecil Ruby yang mulai pergi menjauh dari dirinya.

" Aku mau pipis bentar " jawab Ruby yang bahkan tidak menatap kearah belakang sama sekali.

Cukup lama Ares menunggu Ruby yang masi belum keluar dari kamarnya, ia bahkan mulai takut kalo terjadi apa apa dengan Ruby yang hampir sepuluh menit ia pergi dan belum ada tanda tanda keluar dari kamarnya.

" Emang cewek kalo pipis lama ya. Ck, dia gak papa kan " kini Ares sudah bangun dari duduknya ia berencana menyusul sang kekasih yang terlihat betah di dalam kamar.

Ceklekkkk 

Suara kenop pintu yang terbuka dan membuat Ares menengok ke arah pintu yang terlihat sudah terbuka dan menampakkan Doni kakak dari Ruby yang sudah berada di ambang pintu.

" Selamat sore kak " sapa Ares mendekat kearah doni segera mencium punggung tangan calon kakak iparnya.

" Ck, liat ini sudah gelap udah buka sore lagi. terus mana Ruby kok gak bareng kamu."

" Ayank... Eh maksud aku Ruby lagi di kamar kak. Gak tau lagi ngapain tolong tengokin dong kak." dorong Ares menyuruh calon kakak iparnya menengok sang pacar.

" Ck apaan si, lagi mandi kali ini kan udah gelap. Lagian kamu pulang sana____

" Kak doni udah pulang." Panggil Ruby dari atas lantai dua dan segera turun dari tangga menghampiri sang kakak. " Kak doni bawah lauk apa, aku udah masak nasi ayok kita makan. Dan yank ayok makan dulu." ujar Ruby mengajak dua cowok kesayangan menuju meja makan.

" Aku beli ayam geprek byy dua. Yakali Ares ikut makan. Lagian dia kan orang kaya. Dia bisa makan sendiri gak usah kita ajak" bisik doni di telinga sang adik sambil menatap sinis pada Ares.

" Gak boleh gitu kak, lagian kita bisa bagi setengah tu ayam. "

Kini mereka sudah duduk di atas meja makan. Doni duduk di samping Ruby sedangkan Ares duduk di depan Ruby. Mereka lahap menyantap makanan yang di belikan oleh doni, mereka juga sesekali mengobrol dan bercanda di ruangan meja makan itu.

" Pedes ya yank?" tanya Ruby ketika melihat Ares yang bercucuran keringat di pelipis dan jidatnya.

" Gak papa yank ini enak kok, makasih kak doni. Emang paling baik calon kakak ipar ku ini hehhe" ujar Ares menyantap ayam geprek itu dengan lahap walaupun ia tidak suka dengan makanan pedas.

" Iya" dengan senyuman menyeringai Doni terlihat puas melihat Ares yang kepedasan.

" Yank, udah gak usah di makan lagi. Ni minum susu sama air putih biar gak pedes." Ruby memberikan satu gelas susu dan menarik makanan yang di santap Ares " kamu harusnya gak usah kemakan omongan kak doni. Aku kan udah bilang gak usah di kasi sambal jadi kepedasan kan." ujar Ruby sambil menatap sinis pada sang kakak.

" Apa si byy, gw kan gak nyuruh pacar kamu buat makan tu sambel dianya aja yang mau makan tu sambel "

" Tapi kan kakak yang tadi ngomporin buat Ares makan sambal "

" Jadi kamu sekarang udah gak sayang sama kakak lagi dan memilih buat sayang sama tu anak. Ck"

" Bukan gitu kak maksudnya ___

" Gak papa yank emang aku yang mau makan sambal kok" potong Ares memegang tangan Ruby agar mereka berdua tidak bertengkar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!