Hallo reader yang cantik ataupun tampan 😊,
Terima kasih banyak telah memilih novel yang berjudul Cintanya Julia untuk kamu baca. Semoga kamu menyukai novel keduaku ini, yang tentu saja masih belum sempurna. Mohon maaf bila ada kesalahan ketik, typo, EYD, dan lain - lain.
Novel ini merupakan sequel dari novel pertamaku yang berjudul You And Me.
Tidak boleh lupa vote dan sarannya ya 🙂.
Silahkan tinggalkan jejak dengan mengklik like di bawah cerita setiap babnya 😊.
Kasih bintang lima ya 😊.
Happy reading 🤗.
______________________________________________
Sebelum membaca ceritanya aku akan memberikan visual para tokoh di novel ini versi aku. Silahkan jika kamu mempunyai imajinasi untuk visual cerita novel ini, visual tokoh - tokoh novel ini bebas sesuai dengan keinginanmu 😊.
Julia Princess Smith
Robin Pattinson
Muhammad Zayn
Rebecca Taylor
Jennifer Clark
Fernandez Perez
Chelsia Mulia Tandjung
Kellyana Aurora Clarkson
James Prince Smith
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Kisah cerita ini bermulai dari...
London
Seorang wanita cantik jelita sedang berjalan santai menyusuri koridor dalam terminal kedatangan bandara menuju pintu keluar sambil mendorong trolley. Wanita itu adalah Julia Princess Smith, Julia nama panggilannya.
Hanya dari nama marganya sebagian orang - orang di negara ini pasti mengenalnya. Smith adalah sebuah nama keluarga yang sangat terpandang di negara ini. Smith merupakan nama keluarga dari Daddynya.
Julia tumbuh menjadi seorang wanita cantik yang hebat dan digilai semua kaum adam sehingga menjadi the most wanted. Selain mempunyai wajah yang cantik jelita, dia memiliki kepintaran dan bakat alami dalam dunia akting sehingga dia mencapai cita - cita nya sebagai seorang aktris terkenal di dunia. Kemampuannya dalam berakting tentu saja menurun dari almarhum mommynya.
Keahliannya dalam menyerap ilmu dunia akting, membuat dirinya menjadi salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat suma cumlaude dari Universitas Oxford jurusan arts and humanities dan menjadi aktris terbaik di dunia.
Namun dibalik kesuksesan, Julia mengarungi kehidupannya dengan kegigihan untuk mencapai cita - citanya dan rasa ingin balas dendam karena kisah masa lalunya.
Dari cerita daddynya, dulu Julia pernah merasakan memiliki keluarga yang sempurna nan harmonis. Daddynya yang sangat mencintai dan menyayangi mommynya, begitu juga sebaliknya. Julia memiliki seorang kakek yang sangat menyayangi dirinya. Mereka saling menyayangi satu sama yang lainnya.
Tapi itu hanya berlangsung sebentar. Saat usia dirinya menginjak dua tahun, mommynya selingkuh dengan mantan kekasihnya. Mantan kekasih mommynya merupakan seorang pengusaha sukses di negara ini dan merupakan rival bisnis keluarga mereka.
Kenyataan yang sangat pahit membuat kehidupan keluarganya maupun dirinya berubah drastis. Mommynya memilih pergi dari rumah dan menggugat cerai daddynya demi untuk melanjutkan kisah asmara terlarang dan tinggal bersama kekasihnya.
Namun sungguh naas kisah asmara terselubung antara mommynya dengan kekasih mommynya. Hubungan mereka ketahuan publik sehingga dengan tega kekasih mommynya membunuh mommynya dan akhirnya orang itu bunuh diri.
Berita buruk itu tersebar luas seantero dunia dengan cepat, secara mommynya merupakan aktris terkenal di negaranya dan dunia. Berita yang membuat keluarganya hancur berkeping - keping bagaikan pecahan kaca.
Sejak itu daddynya Julia jadi semakin menggila. Daddynya jarang pulang ke rumah karena menyibukkan dirinya dengan pekerjaan di perusahaan kakeknya. Jika pria itu bosen karena pekerjaannya, dia jadi senang sekali menghamburkan uang untuk membeli minuman keras sehingga pria itu mabuk dan untuk melampiaskan hasrat biologisnya di atas tempat tidur.
Daddynya selalu membawa seorang wanita yang berbeda - beda setiap harinya ke rumah. Bahkan Julia pernah secara langsung menyaksikan bagaimana daddynya memperlakukan setiap wanitanya yang dibawa daddynya ke dalam kamar di atas ranjang. Mendengar langsung suara - suara desahan dan lenguhan sensual dari mulut daddynya dan seorang wanita.
Semua itu membuat Julia muak dan benci sehingga dia tidak mempercayai arti dari sebuah cinta dan membenci semua anggota keluarga besar dari kekasih gelap mommynya sehingga dia menjalankan balas dendam kepada salah satu anggota keluarga kekasih gelap mommynya.
Baginya cinta adalah kebohongan. Bilang cinta namun dibalik kata cinta itu ada sebuah pengkhianatan yang menusuk dari belakang. Sungguh jijik dengan arti kata cinta. Dari dampak kata sebuah cinta itu meleburkan kekacauan yang telah terjadi kepada keluargaku.
Selain daddynya menjadi menggila, dengan adanya pemberitaan itu dari seluruh media di negara ini dan sebagian pemberitaan dari seluruh dunia tentang perselingkuhan mommynya dengan seorang pengusaha berdampak juga pada perusahaan kakeknya.
Semua investor mengambil saham dari seluruh perusahaan kakeknya. Kakek yang sangat disayangi oleh Julia menjadi sakit - sakitan dan tak lama kemudian meninggal dunia.
Sungguh menderita sekali hidupnya Julia. Sejak usianya menginjak dua tahun, orang - orang yang ada di dalam hidupnya secara perlahan meninggalkan dirinya satu persatu. Pertama mommynya, kedua kakeknya dan yang ketiga kakak laki - lakinya yang bernama James Prince Smith.
James adalah satu - satunya orang yang sangat dia sayangi dan yang dia butuhkan untuk bersandar, tiba - tiba menghilang dari rumahnya bagaikan ditelan bumi sejak dua bulan yang lalu.
Maka karena itu, setelah film terbarunya selesai syuting dia pulang ke Inggris untuk mencari keberadaan kakak tersayangnya. Dia rela tidak mengambil job yang sudah ditawarkan oleh salah satu rumah produksi terkenal di Amerika Serikat. Dia tidak mau lagi kehilangan orang yang sangat disayanginya.
Demi untuk seseorang yang amat dia sayangi, Julia tidak akan bergerak sejauh ini kalau orang itu bukanlah orang yang paling penting di dalam hidupnya. Setelah melakukan perdebatan yang sangat alot dengan manajernya untuk meminta izin cuti dari hiruk pikuk pekerjaannya supaya bisa pulang ke negara asalnya.
Akhirnya sang manajer menyetujui kepulangan Julia ke rumahnya yang berada di London. Karena rasa sayang yang teramat dalam ke kakak satu - satunya telah membawanya pulang ke London pada hari ini.
Pada hari ini, seperti biasa Bandara Heathrow selalu ramai pengunjung karena bandara ini merupakan bandara paling sibuk di negara Inggris. Pintu kedatangan Bandara Heathrow terlihat sangat padat.
Seorang pria paruh baya yang didampingi oleh kedua bodyguardnya sedang menunggu kedatangan Julia dibalik pagar pembatas. Pandangan mereka tak lepas dari pintu sambil menelusuri setiap orang yang berlalu lalang melewati pintu itu untuk menemukan Julia.
"Julia!" teriak pria paruh baya itu.
Seorang wanita cantik berambut pirang yang panjang memakai dress semata kaki, tas ransel hitam, kacamata hitam branded dan sepatu flat warna hitam bermerek terkenal sambil mendorong sebuah trolley. Dia menoleh ke arah sumber suara yang telah memanggil namanya. Dia melihat seorang pria paruh baya yang didampingi oleh kedua bodyguard sambil tersenyum lebar kepada pria paruh baya itu.
"Daddy!" teriak Julia.
Kemudian Julia berjalan cepat sambil mendorong trolley. Setelah dia sampai di hadapan daddynya, Julia melepaskan pegangan trolley dan langsung memeluk daddynya.
"Daddy, Julia kangen sama daddy," bisik Julia sambil memeluk erat daddynya.
"Daddy juga kangen sama Julia," bisik daddynya Julia sambil memeluk erat putri semata wayangnya, lalu melepaskan pelukannya.
"Daddy sehat?" tanya Julia setelah melepaskan pelukannya.
"Iya, Daddy sehat. Ayo kita pulang!" ajak daddynya Julia. "Roy, tolong bawa koper," titah daddynya Julia.
"Kopernya siapa tuan?" tanya Roy polos.
"Kopernya anak sayalah, masa koper orang lain!"
"Ok tuan," kata Roy lalu dia mengambil koper besar dari trolley.
"Julia, kamu nggak apa - apa ikut kita ke parkiran mobil biar waktunya lebih efisien?"
"Iya nggak apa - apa Daddy."
Daddynya Julia berbalik badan. Julia berdampingan dengan daddynya melangkahkan kakinya menuju ke tempat parkiran diikuti oleh kedua bodyguard daddynya.
"Julia, urusan hutang piutang apartemen kita yang ada di Hollywood sudah selesai?" tanya daddynya Julia sambil berjalan menuju tempat parkiran.
"Sudah Dad."
"Kamu dibantu siapa untuk mengurusnya?"
"Robin."
"Kamu masih berhubungan dengannya?" tanya daddynya Julia sedikit terkejut.
"Iyalah. Tapi Daddy tenang aja, hubungan kita tidak akan berlanjut ke jenjang pernikahan dan aku masih tetap tidak mencintainya, aku masih memanfaatkannya untuk membalas dendamku kepada mendiang pamannya."
"Baguslah kalau begitu. Oh ya Julia, kamu bisa tolong Daddy?"
"Bisa, Daddy minta tolong apa?"
"Tolong bantuin Daddy jual rumah kita yang berada di kota Liverpool dan perkebunan anggur kita yang ada di pinggiran kota Liverpool. Daddy lagi butuh dana untuk pembuatan film terbaru."
"Ok, nanti aku tawarin ke teman - temanku Daddy."
"Terima kasih ya sayang."
"Sama - sama Daddy."
"Kamu nanti mencari keberadaan kakak kamu sama siapa?"
"Ehm... sama Robin, dia sudah berjanji untuk membantu aku mencari keberadaan kakak."
"Daddy harap kamu jangan sampai jatuh cinta dengan Robin."
"Itu tidak akan terjadi Daddy."
"Julia, sekarang usia kamu sudah dua puluh enam tahun, apakah kamu punya niat untuk mencari seorang kekasih sungguhan?"
"Untuk saat ini aku belum punya niat untuk mencari kekasih sungguhan Dad."
"Bagaimana kalau Daddy comblangin kamu sama Fernandez Perez?"
"Tidak mau, masa Julia mempunyai kekasih yang cupu, kaku dan dingin kayak kutub seperti dia, yang ada Julia bete berada di sampingnya. Lagipula Julia tidak ada perasaan suka apalagi cinta sama dia."
"Fernandez kan anak yang cerdas, dia sudah lulus S3 dari Universitas Harvard dan itu sangat membanggakan. Apalagi dia anak salah satu sahabat maupun rekan bisnis Daddy dan menjadi pewaris salah satu pengusaha sukses di Perancis. Soal suka maupun cinta urusan belakangan, rasa itu bisa tumbuh dan berkembang seiring dengan waktu jika kalian sering bertemu."
"Julia tetap tidak mau, kayak nggak ada laki - laki lain aja!" kata Julia kesal.
"Gila aja, aku memiliki kekasih seperti dia. Hello apa kata dunia! yang ada, aku bisa dijulid habis - habisan sama netizen. Aduh, perutku kok tiba - tiba mules," kata Julia di dalam hati.
"Daddy aku ke toilet dulu ya," kata Julia mengalihkan pembicaraan mereka sekalian Julia membuang hajatnya.
"Iya, jangan lama - lama ya."
" Iya Dad," kata Julia sambil menghentikan langkahnya yang diikuti boleh daddynya dan kedua bodyguard, lalu Julia melangkah kakinya ke arah sebelah kiri menuju toilet.
Tolong divote ceritanya dan kasih sarannya ya 🙂.
Silahkan tinggalkan jejak dengan mengklik like di bawah cerita setiap babnya 😊.
Kasih bintang lima ya 😊.
Happy reading 🤗.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sang fajar bersinar terang menyinsing di ufuk timur langit cerah. Kawanan burung gereja beterbangan bebas ke sana kemari, suara kicauannya saling bersahutan satu sama yang lainnya. Kedua keindahan alam itu mengiringi rutinitas para makhluk sosial yang berada di dalam rumah kediaman keluarga Julius Smith.
Pagi hari ini Julia mau pergi untuk menemui salah satu sahabatnya yang bernama Kellyana. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku kuliah. Julia ingin menjual rumah dan kebun anggur milik daddynya. Julia sangat cantik dengan polesan make up natural dan rambut panjangnya dikuncir kuda. Berpenampilan modis dengan memakai dress selutut bermotif bunga - bunga, tidak lupa memakai tas selempang berwarna nude dan sepatu bot yang warnanya senada dengan tasnya.
Julia duduk di kursi makannya dan melihat meja makan penuh dengan aneka makanan sarapan untuk para penghuni rumah ini. Di atas meja makan tersedia beberapa lembar roti gandum, daging asap, salad sayuran dengan minyak zaitun, salad buah - buahan dengan yogurt plan, mayones, beberapa lembar keju, tiga gelas susu putih, tiga gelas air putih dan tiga buah piring datar yang di samping kanan kiri setiap piring sudah disiapkan sendok, garpu beserta pisau roti.
"Wah ada makanan enak nich!" seru Julia berbinar sambil mengambil sendok dan garpu.
"Makan yang banyak Nak Julia," kata ketua pelayan di mansion itu yang sedari tadi berdiri di belakang Julia.
"Iya Bi Lia. Mumpung aku masih di sini, ayo makan Bi," ujar Julia sambil mengambil salad buah dengan saos yogurt plan.
"Terima kasih Nak, Bibi sudah makan," ucap Bi Lia dengan sopan.
"Yah... Bibi nggak cihuy nich, padahal aku sudah kangen makan bareng bibi."
Lia selain menjadi ketua pelayan di mansion milik keluarga Smith, dia juga dulu pernah menjadi pengasuh Julia dari bayi sampai besar. Lia sudah menganggap Julia seperti anaknya sendiri.
Begitu juga dengan Julia, Julia menganggap wanita itu sebagai ibunya sendiri. Bahkan waktu Julia kecil, sering memanggilnya ibu, namun sejak usia delapan tahun tidak diperbolehkan lagi memanggilnya ibu. Larangan itu dibuat oleh daddynya Julia.
"Bibi yang menyiapi ini semua?" tanya Julia.
"Iya Nak."
"Memangnya tidak ada yang bantuin Bibi di dapur?" tanya Julia sambil menyuapkan salad buah itu ke arah mulutnya, lalu mengunyah makanan itu.
"Tidak ada Nak, semua maid yang biasanya bekerja di dapur dipecat."
"Kok dipecat?" tanya Julia setelah menelan makanannya.
"Saya kurang tahu Nak Julia."
"Bi, Daddy masih suka ngajak wanita ke ranjangnya?" tanya Julia sambil mengambil dua lembar roti gandum.
"Masih Nak."
"Masih gonta - ganti wanita?" tanya Julia sambil mengambil dua lembar daging asap.
"Udah nggak, Tuan sekarang setia dengan satu wanita."
"Siapa namanya?" tanya Julia sambil memberikan mayones di atas daging asapnya.
"Bibi tidak tahu Nak."
Julia hanya menganggukkan kepalanya untuk menyahuti ucapan bibi Lia karena dia sedang mengunyah roti gandum yang telah diisi dengan daging asap dan mayones.
"Lia, silakan kamu pergi dari sini, saya ingin bicara empat mata sama Julia," ujar daddynya Julia sambil berjalan pelan menuju meja makan.
"Baik Tuan Besar," jawab Bi Lia sambil menunduk, lalu Lia pergi dari ruang makan.
"Kamu pagi - pagi udah rapih aja, emangnya kamu mau kemana?" tanya daddynya Julia sambil menarik pelan kursi makan.
"Aku mau ketemuan sama Kellyana sekalian mau nawarin rumah dan perkebunan anggur milik kita," jawab Julia setelah menelan roti gandumnya.
"Julia, kamu mau main film ayah lagi bareng Rebecca?" tanya daddynya Julia sambil mengambil salad sayuran.
"Aku tidak sudi main film bareng Rebecca," jawab Julia sambil memotong roti gandumnya.
"Kenapa?" tanya daddynya Julia sambil mengambil salad sayuran dari piringnya.
"Dia bermuka dua Dad," ucap Julia sambil mengangkat rotinya dengan garpu, lalu dia memakan roti itu.
"Hasil usaha kamu udah mencapai berapa persen untuk melorotin kekayaannya Robin?"
Julia tidak menjawabnya karena dia sedang mengunyah dan malas menjawabnya. Dia lebih baik memilih meneruskan makan makanannya sampai habis. Begitu juga dengan daddynya Julia, dia lebih memilih sarapan daripada berbicara karena lawan bicaranya sedang asyik sarapan.
"Daddy, surat sertifikat tanah dan rumahnya mana?" tanya Julia setelah meneguk air putih.
"Ambil aja di laci lemari hitam samping kanan meja kerja Daddy," jawab daddynya Julia setelah meneguk air putihnya.
"Ok Dad," ujar Julia, lalu dia mengambil gelas yang ada susunya dan meminum susu itu. "Dad, malam ini aku nginep di apartemennya Kellyana," lanjut Julia sambil menaruh gelas kosong bekas susu di atas meja makan.
"Kenapa kamu nginep? Baru kemarin kamu sampai di sini, udah nginep aja di apartemennya Kellyana. Kamu nggak kangen sama Daddy?"
"Kangen Dad, nanti malam aku mau pergi ke club pulangnya bisa dini hari, dan aku ingin berdiskusi sama Kellyana."
"Berdiskusi soal apa?"
"Bahas tentang mencari cara untuk melorotin Robin lagi tanpa harus menikah dengannya," jawab Julia mantap.
"Ooo.... Kalau begitu sekalian aja diskusi mencari cara untuk mendekati dan mengencani anaknya Peter."
"Kalau itu terlalu jauh melangkah Dad. Susah banget akses ke sananya."
"Memangnya kamu pernah mencobanya?"
"Pernah Dad, aku pernah meminta untuk ikut ke acara keluarga besarnya Robin, tapi Robin tidak mau mengajak aku. Kalau misalkan aku ikut, aku bisa berkenalan langsung sama anaknya Peter, terus mendekatinya, mengencaninya dan menguras hartanya."
"Itu ide yang bagus, tapi sayang belum terealisasi."
"Apakah Daddy ada cara untuk melakukan itu?"
"Ehm... untuk sekarang ini belum ada celahnya. Anaknya Peter yang bernama Armstrong itu susah sekali didekati sama seorang wanita. Yang Daddy dengar, dia itu orangnya belum pernah punya pacar dan dingin sama setiap wanita."
"Kalau tidak salah, yang jadi astronot itu ya Dad?"
"Bukan dia. Yang jadi astronot itu, anak sambungnya Peter. Kalau dia, CEO dari Pattinson Corporation."
"Wuihhh... tajir melintir tuch orang."
"Maka itu, kamu harus bisa merealisasikan niat rencana kamu untuk melorotin si Armstrong."
"Armstrong... nama yang bagus, dan aku suka itu," ujar Julia sambil menganggukkan kepalanya.
"Selama di sini, kamu mau dikawal sama beberapa bodyguard?"
"Tidak usah Dad, aku bisa jaga diriku sendiri."
"Kalian sarapan kok nggak ajak - ajak aku sich?" tanya Rebecca sambil berjalan santai ke meja makan.
Sontak membuat Julia terkejut mendengar suara Rebecca. Dia tidak menyangka wanita bermuka dua itu berada di dalam rumahnya.
"Kok dia ada di sini! Padahal kakak tidak ada di sini, ngapain tuch orang ada di sini? bikin nafsu makan gw hilang," kata Julia di dalam hatinya.
Rebecca adalah kekasih kakaknya. Rebecca merupakan kakak kelas Julia di kampusnya. Rebecca sering berbuat jahat kepada Julia. Julia sering dibully oleh Rebecca. Namun di depan kakaknya, Rebecca berbuat baik kepada Julia. Kakaknya menjalin hubungan dengan Rebecca sejak dua tahun yang lalu.
Julia sering bilang ke kakaknya bahwa Rebecca sering membully dirinya, namun kakaknya tidak pernah mengindahkan omongan Julia itu. Karena itu, Julia sebal sama kakaknya dan akhirnya Julia pergi dari rumah dengan menerima tawaran peran di salah satu film Hollywood yang membuat namanya terkenal.
Kemudian Rebecca menarik kursi yang berada di sebelah kanan Tuan Julius, daddynya Julia. Julia menatap sinis ke Julia. Rebecca cuek menanggapi tatapan Julia kepadanya.
"Sayang, mulai nanti malam aku tidak tidur di sini lagi karena ada yang tidak suka denganku," ujar Rebecca yang menambah rasa tidak sukanya Julia ke dirinya sambil mendudukkan badannya di atas kursi.
"Rebecca!" bentak Tuan Julius sambil menatap dingin dan serius ke Rebecca
"Kenapa kamu bentak aku?!" tanya Rebecca yang terkejut melihat reaksi kekasihnya.
"Sudahlah Dad, aku tahu kalian punya hubungan asmara. Tapi aku tidak habis pikir, kenapa kalian menikung kakakku dari belakang, dan... AKU TIDAK SUKA ITU!" kata Julia yang menekankan kalimat terakhirnya sambil menoleh sinis ke mereka.
"Julia, dengarin penjelasan Daddy dulu sayang," pinta Tuan Julius.
"Tidak perlu Daddy. Lebih baik aku ambil surat sertifikat dan pergi dari sini," kata Julia kesal, lalu Julia berdiri dan berjalan cepat ke ruang kerja daddynya.
Tolong divote ceritanya dan kasih sarannya ya 🙂.
Silahkan tinggalkan jejak dengan mengklik like di bawah cerita setiap babnya 😊.
Kasih bintang lima ya 😊.
Happy reading 🤗.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Derap langkah kakinya Julia terdengar jelas di atas lantai koridor menuju ruang kerja daddynya yang berada di lantai dasar. Dari tiap langkah kakinya, Julia tampak tegang dengan memegang tali tas selempangnya. selama ini, kehidupannya hanya di isi dengan rasa sepi, kecewa dan juga dendam yang membara.
Julia berjalan terburu - buru untuk segera meninggalkan rumahnya karena dia sedang berusaha menghindari Rebecca dan daddynya yang membuatnya bete di pagi hari.
"Sialan! Kenapa wanita itu menjadi kekasihnya Daddy? Apa karena uang Daddy banyak? Dasar cewek murahan! bikin hati gw bete bingitts dan bikin nafsu makan gw hilang begitu saja.," kata Julia kesal.
Julia tidak hanya kehilangan mommynya sejak usia balita, dia juga kehilangan rasa kasih sayang seorang ayah yang dia harap bisa memperhatikan tumbuh kembang dirinya dan rasa kasih sayang seorang kakak yang selalu menemaninya sebelum kakaknya menghilang.
Julia terus memupuk bibit - bibit kebencian yang lambat laun semakin kuat mengakar dendam dihatinya. Seorang pria dewasa yang bernama Peter Pattinson telah membuat dirinya menjadi sosok manusia yang penuh dengan rasa kebencian. Julia terus menerus menyalahkan orang itu.
"Ini semua karena keluarga Pattinson yang telah menghancurkan keluargaku! Jika Mommy tidak balikan sama si bajingan itu, Semua ini tidak akan terjadi!"
Umpat Julia dengan begitu emosional. Tanpa sadar Julia meremas keras ujung dressnya meluapkan amarah angkara yang menguasai jiwanya.
Drrrtt... drrrtt... drrrtt...
Handphonenya Julia bergetar, dia rain handphonenya dari dalam tasnya, lalu mengambilnya dan menerima panggilan itu.
"Hallo Babyku yang cantik jelita! Nanti jam sepuluh, kita jadi mulai mencari keberadaan kakakmu?" tanya Robin.
"He'em," jawab Julia jutek sambil menyembunyikan rasa kebencian Julia terhadap keluarga kekasih bohongannya.
"Tidak baik bagi kesehatan kalau sering jutek, nanti cantik kamu kandas ditiup angin topan," ujar Robin menghibur.
"Masa bodo," ucap Julia ketus yang mengacuhkan perkataan Robin.
"Ya udah kalau gitu, aku tunggu di London Bridge Okey baby," ucap Robin menyerah dengan sikap dan sifat Julia yang sering berubah - rubah.
Robin sangat mengenali sifat dan sikap Julia yang kadang jutek, galak, ketus, bawel, emosian, baik, perhatian kepadanya. Walaupun begitu, Robin masih setia mencintai Julia.
"He'em," jawab Julia yang masih jutek.
"See you baby," ucap Robin, lalu Julia memutuskan panggilan itu.
Julia memasuki handphonenya ke dalam tas selempangnya. Julia mempercepat laju langkahnya menuju ruang kerja daddynya. Dia sudah muak dengan ini semua. Setelah dia berhasil menemukan kakaknya, dia berniat untuk menguras habis harta Robin. Karena Robin hanya sebagai alat pelampiasan balas dendamnya terhadap keluarga besar Pattinson. Selama ini Julia membohongi Robin bahwa dia mencintai Robin sehingga dia menerima Robin menjadi kekasihnya.
Ceklek
Julia bebas membuka pintu ruang kerja daddynya. Dulu di depan pintu ruangan itu selalu ditungguin dua orang bodyguard sehingga dia tidak leluasa keluar masuk ke ruang kerja daddynya. Dan sejak tidak adanya bodyguard yang berdiri di depan ruangan itu, ia pernah beberapa memergoki daddynya sedang bercumbu dangan seorang wanita di dalam ruangan itu. Sungguh kejadian yang sangat menjijikkan bagi Julia.
Julia melangkah kakinya masuk ke dalam ruangan itu dengan tergesa - gesa. Melangkah pasti menuju lemari hitam si sebelah kanan meja kerja daddynya. Julia membuka sebuah laci lemari hitam di sebelah kanan meja kerja daddynya.
Dia melihat satu per satu beberapa map dengan gerakan cepat karena dia tidak betah berlama - lama di dalam rumahnya. Tanpa sengaja, Julia melihat lipatan kertas yang membuatnya penasaran. Lalu dia membuka lipatan kertas itu yang berupa sebuah surat.
"Dear daddy, tanpa sengaja aku mendengar percakapan daddy dengan seseorang yang sedang membicarakan tentang kejadian terbunuhnya mami. Waktu itu aku syok, ternyata yang membunuh mami dan Peter adalah daddy. Daddy menyuruh seseorang untuk membunuh mereka dan membuat rekayasa tentang kematian mereka. Daddy membuat spekulasi yang menyudutkan Tuan Peter Pattinson sehingga semua orang sangat mempercayainya, termasuk aku dan Julia. Dan satu hal lagi yang membuat aku tercengang, bahwa mommy menggugat cerai Daddy karena adanya kekerasan dalam rumah tangga bukan karena mommy selingkuh. Dan aku baru tahu bila perusahaan bangkrut bukan karena permainan curang yang telah dilakukan oleh keluarga besar Pattinson, melainkan Daddy yang memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadi. Daddy sengaja telah menjadikan kami seorang yang penuh rasa kebencian terhadap Tuan Peter Pattinson melalui cerita - cerita bohong yang daddy karang sendiri sehingga Julia ingin sekali membalas dendam kepada Peter Pattinson melalui hubungan Julia dengan Robin, sebuah hubungan yang sangat tidak baik. Dan satu hal yang membuat hatiku sakit, yaitu ; Daddy telah merebut Rebecca dariku. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Apakah aku harus melaporkan hal ini ke polisi atau tidak. Yang aku inginkan sekarang adalah pergi dari rumah ini untuk memenangkan diriku. Daddy tidak usah mencari aku karena aku tidak mau bertemu dengan daddy karena daddy jahat dan yang membuat aku beserta Julia menjadi orang yang tidak baik. By James Prince Smith," ucap Julia yang membaca setiap kata di dalam surat itu.
Duarrrrrr ... bak kilatan petir yang menyambar Julia. Bunyi surat itu sungguh menggelegar, membuat tubuhnya Julia gemetaran. Tangan kanannya mengepal keras. Rahang mukanya mengeras. Sedih, kesal, marah, kecewa, menyesal dan bingung bercampur aduk menjadi satu. Semua rasa itu berkecamuk di dalam hatinya Julia. Namun semua perasaan itu pun tak bisa dia ungkapkan ke daddynya.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melaporkan kejahatan Daddy ini ke polisi? Atau tidak usah melaporkan hal ini ke polisi? Apakah aku harus membicarakan hal ini ke Robin atau tidak untuk mengatakan hal ini? Kakak, apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu baik - baik aja? Atau dalam keadaan bahaya sampai kamu tidak berani memunculkan dirimu? Apa yang Daddy lakukan kepadamu? Robin, maafkan aku yang telah menyakitimu. Aku sungguh merasa sangat bersalah kepadamu Robin. Kamu sungguh sangat tulus mencintaiku. Maaf Robin atas sikap dan sifatku yang tidak baik kepadamu. Maafkan aku keluarga Peter Pattinson. Ya Tuhan, aku bingung!" kata Julia di dalam hati dengan menatap nanar surat itu yang membuat dirinya tercengang.
Tubuhnya Julia masih bergetar bagai tersengat aliran listrik. Hatinya gundah gulana dan pikirannya beraneka macam spekulasi yang tercipta dari dirinya. Dia bimbang apa yang harus dilakukannya.
Tanpa diminta, air matanya mengalir pelan dari pelupuk matanya. Air mata yang disebabkan oleh kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan kebimbangan. Dentuman di relung jiwa Julia menghujam kuat hingga Julia menyandarkan tubuhnya ke samping meja kerja daddynya.
Entah bagaimana menghadapi hidup ini kedepannya. Julia menatap langit - langit ruangan itu dan termenung meratapi hidupnya yang penuh dengan dramatis.
"Ternyata Daddy orang yang sangat licik dan jahat. Bodohnya aku terlalu percaya dengan cerita karangan Daddy hingga aku terlalu ambisi untuk membalas dendam kepada keluarga Pattinson melalui Robin yang sangat mencintai diriku. Mommy, aku merindukan dirimu. Maafkan aku Mommy yang telah membencimu. Kakak di mana kamu? Tuhan, tolong kuatkan diriku dalam menghadapi kehidupan ini, dan tolong tunjukkan jalan untuk mengatasi masalah ini," gumam Julia lirih sambil memejamkan matanya.
Satu detik, dua detik, tiga detik sampai satu menit, Julia belum menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini hingga kegundahan, kekecewaan,kesedihan, dan kekesalan dirinya membuncah
"Arrrggghhh!!" teriak Julia kesal sambil membuang semua barang yang ada di atas meja kerja daddynya.
Pranggg ... asbak rokok jatuh dan pecah di atas lantai ruangan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!