NovelToon NovelToon

Engkaulah Takdirku

Masuk kantor

 

"Sayang, bangun,ini sudah pagi,"elus Ratna lembut ke wajah putri kesayangannya.

"Hem -em," sahut Ana malas bangun,"Limah menit lagi Ma, Ana masih ngantuk."

"Sayang bangun entar telat lo ke kantornya." tanya Ratna lagi.

"Iya, Na, Ana bangun," jawab Ana malas berjalan menuju kamar mandi untuk membersikan diri, dan bersiap -siap untuk segerah ke kantor.

Ana menggenakan pakaian kemeja warnah puti dan rok warna hitam selutut dan seperti biasa Ana selalu berpenampilan natural.

 

"Orang cantik ma bebas, mau pake ini cantik, mau pake itu cantik, secara gue ini kan cantik, luar dalam lagi. Sempurna." seyum Ana melihat dirinya di pantulan cermin.

Ana Rasidi itula nama gue gadis cantik, yan hanya tinggal bertiga dengan Ibu dan adikku Ady. Ayah ku uda meninggal empat tahun yang lalu dan aku adalah tulang punggung untuk keluargaku, kami bukanlah dari kalangan orang -orang kaya yan sombong dan angku seperti mereka,yan suka merendahkan orang -orang kalangan bawah seperti kami ini.

Aku bekerja di sebuah kantor besar sebagai karyawan biasa, ya gajiku lumayanlah buat kebutuhan kami selama sebulan, aku melarang ibuku untuk bekerja karna gajiku udah cukup untuk sebulan, ya bisa dibilan pas pasan lah.

 "Sarapan dulu sayang," pangil Ratna pada putrinya.

"Iya Ma," jawabku.

Mamaku selalu menyiapkan bekal untuk makan siangku di kantor,secara keuangan kami yan pas -passan.

"Adi mana Ma? tumben ngak ikut sarapan sama kita?." tanya ana pelan.

"Uda pergi sekolah,"sahut mamaku.

"Ooo," jawabku.

 

Adi Rasidi, dia adalah adik laki-lakiku yampaling aku sayangi, dia masih kelas 3 SMU dan beberapa bulan lagi akan tamat. Adi mendapatkan bea siswa dari sekolahnya karna kepintaran dan kecerdasannya, selain pinter adik gue juga sangat tampang dan menjadi populer di sekolahnya.

"Ana berangkat kerja dulu ma."

"Iya, kamu hati-hati di ****** ya sayang," Ucap mama Ana.

"Iya ma," jawab Ana.

Ana berangkat kerja menggunakan motor skuter meticnya yang di cicil 2 tahun lalu, sebulan lagi lunas ko.

Lima belas menit Ana mengendarai skuter meticnya dan sampailah di depan kantor tempatnya bekerja. Ana memarkirkan motornya di parkiran kuhusus buat motor, setelah itu Ana membuka jaket pangjangnya untuk menutupi motor kesayangannya agar tidak terlalu terpapar sinar matahari.

"Pagi," Sapaku pada teman -teman sekantorku.

"Pagi, juga." balasnya mereka semua.

Ana memasuki lif untuk naik ke lantai 4 di situlah tempatnya bekerja dengan stap -stap lainnya, di dalam ruangan begitu sangat ribut, sampai ada yan teriak histeris. Karna merasa penasaran Ana mendekati kursi Mira dan Luna lalu bertanya.

"Ada apa sih? kenapa semua stap -stap jadi ribut-ribut begini." tanya ana sedikit judes.

Mira mengjawab, "Lo, ngak tau? kalau hari ini kita kedatangan anak tunggal dari pemilik perusahaan ini?"

"Enggak,"jawabku singkat. "Gue pikir apa?" sahut Ana malas.

"Elo ngak penasaran dengan wajah baru bos baru kita? dengar -dengar ni ya, katanya sih orangnya tampang berkarisma dan ngak sombong gitu dan yampaling utama masi single," ucap Hana sambil seyum -seyum sendiri.

"Oooo," jawa Ana santai. "Uda a, gue pikir apa? kita langjutin kerja kita entar di marahin Bos nyaho lo," ucap Ana.

"Ana," panggil Mita.

"Iya" jawab Ana cepat "Ada apa?"

 

"Emang elo ngak penasaran dengan boss baru kita?" tanya Mita.

"Enggaklah," jawab Ana santai.

"Gue penasaran banget." sahut Hana dari belakan."

"Gue juga" balas Mita.

"hadu," Ana menutar bolah matanya sambil menepuk jidat "Kalian berdua itu, mengdingan kerja yan rajin ya, biar semua pekerjaan kita bisa cepat selesai, oky," sahut Ana pada ke dua teman kerja itu."

"Oky" jawab ke duanya sambil mengedipka mata.

 

Pertemuan pertama

Menjelang makan siang, Mira dan Hana mengajak Ana untuk keluar makan, namun Ana nolak secara Ia bawa bekal untuk makan siang.

"Ana, keluar makan yuk." ajak Mira.

"Maaf ya, gue ngak bisa ikut karna nyokap uda sediain ini," sambil memperlihatkan bekal makan siangnya.

"Ya, berdua lagi deh sama si cerewet." Mira sedikit kecewa dengan penolakan Ana.

Hana yang mendengar yang Mira katakan, sedikit tersinggun, Hana pun berkata.

"Elo bilang apa barusan?" tanya Hana dengan wajah sedikit kesal.

"Ha, ha ha" tertawa "Engak ko, ngak ngomong apa -apa," Hana mengaruk kepalanya yan tidak gatal.

"Ya uda Ana, gue sama Hana keluar makan dulu ya."

"Oky," jawab Ana terseyum.

Kantor nampak sepi karna hampir seluruh karyawan dan Stap -stap lainnya keluar menikmati makan siang mereka, sebelum makan Ana pergi ke toilet dan tampa di sengaja seorang peria berlari dan menabrak Ana.

Bukk.

Ana terjatuh di lantai, sambil meringgis.

"Ao, ao, ao, sakit." ringgis Ana.

"Hei, ello itu kalau jalan pake mata dong," ucap Ana setengah marah.

"Maaf" kata pemuda yang menabrak Ana, sambil mengulurkan tangannya ingin membantu Ana untuk berdiri.

"Ngak usah." jawab Ana ketus dan berlalu pergi meninggalkan pemuda tersebut. Dan tampa sepengetahuan Ana kalau peria tadi adalah Bosnya.

Pemuda yang melihat kejutekan dan kejudesan Ana, tersenyum, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju arah ruangannya.

Sesampai di dalam ruangan kantornya Raka berfikir sejenak.

"Siapa gadis itu? apa dia ngak tau kalau gue Boss di sini?" seyum jail terpangcar di wajah raka

Jam istirahat telah berlalu dan waktunya untuk melangjutkan pekerjaan.

Hana dan Mira yang baru saja datang, dan melihat wajah Ana yang nampak sangat kesal.

"Kenapa tu muka? jutek amat?" tanya Mira pada Ana.

"Ao, sakit badan gue, habis jatoh di depan kamar mandi, karna di tabrak sama pemuda rese yang tak gue kenal" jawabnya Ana kesal.

"Santai aja kali An." ucap Hana.

"Santai, santai, santai pala lo peak sakit tau." jawab ana setengah marah.

"Ana boleh nanya ngak?, " tanya Hana.

"Apa!" jawab ana singkat.

"Cowok yan nabrak lo tadi gangteng ngak?" tanya Hana terseyum.

"Ngak tau, boro -boro meratiin, yang ada badan gue sakit, karna jatuh." jawab Ana setengah kesal.

Lain halnya di dalam ruangan Raka, semenjak dari kamar mandi Ia tak berenti tersenyum.

To, tok, tok.

Suara pintu di ketuk dan masuklah seorang pemuda tampan. Aldo asisten pribadi Raka yan tak lain adalah sepupu Raka sendiri.

 

"Maaf pak, jam 14.00 nanti kita ada mithing di luar."

"Ok," jawab Raka singkat.

Aldo berlalu ingi ke luar, namun belum sempat membuka pintu Raka memangginya.

"Aldo," panggil Raka.

"Iya, pak," jawabnya.

"Aku ingin kamu membawa daptar nama karyawan di lantai empat beserta dengan photo mereka semua." perintah Raka.

"Baik pak," jawab Aldo dan berlalu keluar menuju kantornya.

"Pukul 17.00 waktunya pulang," sahut Ana pada Mira dan Hana.

"Gue duluang ya." ucap Ana terseyum senang.

Sepulang kerja Ana selalu singgah di taman, di sana sangtlah sejuk ketika mengjelan malam, Ana duduk di bangku yan sudah tersedia di taman itu, Ana melihat ke depan lalu berkata.

"Kapan gue bisa ketemu lo lagi Ka? apa sekarang lo uda lupain gue?" ucap Ana sedih.

Setelah itu, Ana berangjak dari duduknya, lalu berjalan ke arah motornya, kemudian melajukannya untuk pulang ke rumah, Sesampai di rumah, Ana berkata.

"Mama, Ana pulang."

"Mama lagi ngak ada di rumah ka." ucap Adi adik Ana.

"lo, emang Mama kemana?" tanya Ana.

"Tadi Mama bilang mau jeguk anak teman mama yan habis lahirkan" ucap Adi santai.

"Ooo." jawab Ana santai.

"Kaka ke kamar dulu ya de, kaka mau bersihin badan dulu uda bau acem."

"Enggak bau asem ko kak, cuman bau bawang, haha" ledek adik Ana.

"Sialan lo" ucap Ana sambil melempar bantal kursi ke arah adik kesayangannya itu.

"Sorry, kak, cuman bercanda," ucap Adi berlari ke luar dari rumah.

*

*

*

 

Mengingat teman masa kecil

Malam harinya, Ana duduk termenun di depan jendela kamarnya. Memikirkan kapan Ia bisa bertemu dengan sahabat kecilnya.

 "Kapan, gua bisa ketemu elo lagi?, ini sudah sangat lama, 18 tahun telah berlalu, mungking sekarang elo tengah bahagia dengan istri lo atau? gak tau a, a" kesal Ana sendiri.

"Mungking uda saatnya gua buka hati untuk menerima, karna sekarang umur gua udah menginjak usia 25 tahun, uda waktunya untuk nikah.

Tapi maaf ya, bukannya gue ngak laku -laku secara gue nutup diri karna mengharapkannya cinta masa kecil gua datang, alias cinta pertama gue." Ana berkata sendiri melihat ke luar jendela kamarnya.

Seperti biasa Ana berangkat lebih awal ke kantor, tak sepert pagi biasa Ana selalu di bangunkan dulu oleh Ratna Mamanya.

Sehabis sarapan Ana megambil bekal yan udah di siapkan Ratna untuknya.

"Ma, Ana berangkat ya" ucap Ana berjalan keluar dari rumahnya.

"Hati -hati sayang, naik motornya jangan terlalu ngebut." Ratna memperingatki putrinya agar selalu hati -hati di jalan.

Sesampai di kantor suasana masih nampak sunyi

"Pagi, Ana" Sapa keamanan kantor.

Ana tersenyum, lalu berkata "Pagi, pak Dadang."

Ana berjalan masuk ke dalam kantor, dan lagi -lagi Ia di tabrak oleh pemuda yan kemaring menabraknya.

"Elo lagi, elo lagi, punya mata ngak sih lo?" ucap Ana kesal.

"Maaf" Hanya kata singkat itu yang keluar dari mulut pemuda tampan tersebut.

"Elo itu kalau jalan matanya di simpang ke depan" mengomel "Jagan di simpang di atas kepala, heran gue." oceh Ana sambil berjalan memasuki lif untuk naik di lantai empat di mana letak tempat dia bekerja.

Melihat Ana berjalan masuk ke dalam kantor, pemuda itu tersenyum -senyum sendiri melihat tingkah lucu Ana, menurutnya.

"Ko bisa ya, Gadis rese itu, ngak tau kalau gua ini bosnya." melihat ke arah Ana yang kini masuk ke dalam lobi kantor "Kalau tak tau sih, ya ngak masalah juga. Namun setidaknya perhatikan dong! gua ini kan cakep, keren tampan lagi" percaya diri "Gadis ini sama sekali tak tergoda sedikit pun dengan gua, jangakan tergoda, melihat wajahku saja, gadis ini nampak terlihat kesal,heran gua " ucap Danu berjalan masuk ke dalam kantornya.

Begitu banyak para gadis yan ingin menjadi kekasih Danu. Namun semuanya ia tolak mentah -mentah,lain halnya dengan gadis yan satu ini dia begitu cantik dan mempesona selalu berpenampilan natural, itulah yan membuat Danu ingin mengenal gadis itu lebi dalam lagi.

Cinta pada pangdangan pertama? Ya, mungkin itu yang tengah Danu rasakan saat ini.

"Masa iya, gua jatuh cinta sama gadis rese itu" ucap Danu sambil tersenyum - senyum sendiri.

 

Setelah sampai di dalam ruangan kerjanya. Danu duduk di kursi kebesarannya, sambil menyandarkan kepalanya di sandaran tempat duduknya. Lalu mengingat pertemuan singkatnya dengan sahabat kecilnya.

Sebenarnya Danu ingin mencari keberadaan teman masa kecilnya yan dia temui di taman 18 tahun yan lalu.

"Aa, ini sangat lama" menatap langit -lagit dalam ruangannya. "Pasti sekarang Hubby sudah menikah dengan pemuda yan dia cintai? dan mungking akan lebih baik jika aku membuka hatiku untuk gadis rese itu." setelah mengatakan itu Danu tertawa sendiri.

Ana dan Raka pov.

Waktu umur 7 tahun Ana menolong raka yan jatuh dari sepedanya, waktu itu Raka masih berusia 10 tahun. Di sanalah awal pertemuan mereka, Raka langsun memangil Ana dengan panggilan Hubby, karna pipi Ana yang tembem, membuat Raka memberinya nama itu. Ana nampak senang dengan nama barunya itu.

Sementara Ana hanya memanggilnya dengan nama saja, yaitu Raka. Tiap hari Raka selalu datang ke taman, hanya untuk bermain, dan naik sepeda bersama Ana. Hingga suatu hari Raka mengambil photo mereka berdua naik sepeda, Raka mencetak photo itu dua lembar, memberikan salah satunya pada Ana.

"Hubby" panggil Raka.

" iya" jawab Ana pelan.

 

"Besok gua akan pulang, sama orangtua gua, ingat elo jangan lupain gua, tiap libur sekolah nanti gue akan kesini lagi" ucap Raka pada Ana.

"Iya gua juga akan selalu nunggu lo datang" ucap Ana sambil tersenyum.

Di situlah keduanya berpisah dan tak pernah bertemu lagi sampai sekarang.

"Apa kabar dia sekarang ya? apa makin cantik atau makin jelek?" Danu tertawa sendiri ketika mengatakan itu.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!