Drrtttt...
Dering telefon menyambut Gadis berparas cantik berambut panjang, bermata bulat indah, berpipi agak tembem dan tubuh yang tidak terlalu tinggi.Namun,memiliki senyum yang sangat manis.Dia masih dalam alam mimpi dengan mata setengah terbuka ia mengangkat telefon itu.
"Hallo, ini siapa yaa?Pagi pagi buta udah nelepon?" tanya Aline sambil mengusap matanya.
"Ini Kak Hanna lin, ini udah hampir siang," jawab Kak Hanna dengan nada pelan.
"Hah?Udah hampir siang ya ampun hari ini kan hari pertama ospek.”Aline mengucapkan kalimat itu dengan ekspresi kaget dan langsung menutup telepon dari Kak Hanna dan masuk ke kamar mandi.
"Hello lin?Malah ditutup emang dasar kebiasaan dari SMA tidur kayak kebo," ucap Hanna sambil geleng-geleng kepala.
Aline tampak terburu-buru mempersiapkan segala sesuatu ,dia adalah mahasiswi baru jurusan ekonomi.Pada saat dia berdandan di meja rias nya,dia melihat sesosok bayangan.
"Kok kayak ada bayangan ya?Apa perasaanku aja? Tanya Aline sambil menengok ke belakang.
Aline memang gadis yang bisa melihat makhluk makhluk tak kasat mata dan keluarganya pun sudah mengetahui.
"Aduh! Udah jam segini harus cepet nih,masalah nya ospek pertama.”Aline nampak terburu-buru memasukkan beberapa barang ke tasnya.
"Lin, ayo keluar breakfast papa sama arine udah hampir selesai," ucap Mama Lia dengan suara cukup kencang.
"Kebanyakan temenan sama hantu kak Aline jadi suka lelet," ucap Arine sambil menyantap sandwich nya.
"Daripada loe kebanyakan drakoran jadi bawaannya halu wwkwkwk," ucap Aline yang kebetulan kamarnya dekat meja makan.
"Mendingan aku ya lihat oppa yang ganteng-ganteng lha, kakak ketemu sama setan," cibir Arine sambil memajukan mulutnya.
Aline dan Arine memang suka sekali bertengkar karena Arine berbeda dengan Aline,dia bukan anak indigo.Aline masih ada di kamar nya dia melihat sesosok gadis kecil penunggu kamarnya yang sudah bisa ia lihat.
"Ngaget-ngagetin aja sih, kalau mau muncul tuh bilang-bilang," ucap Aline dengan nada tidak santai.
"Jangann kesanaaa," ucap gadis kecil misterius itu dengan wajah pucat.
"Maksudnya jangan kesana? Udah ya aku mau ke kampus pokoknya jangan berulah," ucap Aline sambil bergegas pergi.
"Jangaannnnn," ucap gadis kecil itu dengan wajah seram.
"Aaaaaaaa!Mukamu kenapa jadi seram gini.”Aline tiba-tiba berteriak saat dia menengok ke arah gadis kecil itu.
"Jangan kesanaaaa,"ucap gadis kecil itu sambil mendekati Aline.
Mendengar teriakan Aline mama Lia angsung menghampiri Aline yang berada di dalam kamar dengan langkah terburu-buru.
"Astagfirullah lin, kenapa kamu teriak teriak bukannya keluar?" tanya Mama Lia.
"Eeh, mama enggak papa kok mah," jawab Aline sambil tersenyum.
"Beneran enggak papa niih?Apa kamu lihat penampakan lagi?" tanya mama Lia.
"Ya gitu lah ma, nanti aja aku cerita udah hampir telat nih," ucap Aline sambil menutup pintu kamarnya.
“Ya udah kamu mending fokus ospek aja,dan sekarang kamu langsung berangkat," ucap Mama Lia mengikuti langkah Aline.
"Mama,Papa,Arine aku berangkat dulu ya," ucap Aline sambil bersalaman dengan Papa Lukman dan Mama Lia.
"Ya lin, hati-hati semoga ospek lancar dan sukses." ucap Papa Lukman.
"Aamiin Pa,makasih doanya," ucap Aline sambil tersenyum.
"Ya udah ma, aku berangkat ya biar tuh si Arine ditakuti takuti sama penunggu disini.” Aline melirik wajah adiknya yang sudah mulai kesal.
"Ihhhhh Kak Aline," ucap Arine dengan ekspresi kesal.
Rupanya gadis kecil yang tadi di lihat oleh Aline menampakkan bayangannya.Namun, mama Lia ,Pak Lukman dan Arine tidak menyadari.
"Jadi,merinding gini ya," ucap Arine sambil menaiki motor metik kesayangan dan langsung tancap gas.
Aline rupanya sudah sampai di kampusbnamanya kampus tersebut Universitas Merah Putri yang terletak di dekat Monas dan merupakan kampus baru yang ada di Jakarta.Saat Aline menampakkan kakinya di depan kampus itu.Dia merasakan hawa aneh dan magis.
"Aduh!Hawanya kok aneh." gumam Aline sambil meraba lehernya dan clingak-clinguk memperhatikan sekitar.
"Eh!Kamu mahasiswi baru,kan? Buruan masuk!Malah plonga- plongo disitu," perintah Pak Satpam bertubuh agak gemuk sambil menutup pagar kampus.
"Iya pak, eh jangan ditutup dulu.”Aline bergegas mencegah Pak Satpam itu untuk menutup pagar.
Sekarang Aline sudah masuk ke Kampus Merah Putih.Hawa aneh masih dirasakannya padahal baru sampai lobi.Kondisi kampus nampak lengang dan sepi hanya ada beberapa kakak tingkat yang wira-wiri menatap Aline dengan tatapan aneh.
"Saat aku masuk hawa nya makin aneh sebenarnya ada apa sama kampus ini?"tanya Aline dengan ekspresi keheranan.
Aline melanjutkan jalannya ke Lapangan kampus dengan terburu-buru.Namun, baru beberapa langkah dia melihat bayangan makhluk tak kasat mata.Bayangan itu tampak besar dan seram.
"Itu apaan ya?Kok kayak ada sesuatu kursi itu,” ucap Aline sambil melangkah mendekati bayangan itu.
"Lah?Enggak ada apa-apa berarti ini cuma perasaanku aja,"ucap Aline dengan ekspresi heran.
"Eh, kamu!" ucap sosok laki-laki tampan memakai Jas Kampus berwarna biru tua rupanya dia senior di kampus itu dari name tagnya bernama Kak Justin Andharma.
"Eh!Ampun-ampun jangan apa apain saya.” Aline mengucapkan kalimat itu dengan ekspresi kaget sesaat kemudian ia menengok ke belakang.
"Siapa yang mau ngapain-ngapain kamu lagian kamu ngapain disini?" tanya Kak Justin dengan ekspresi cool.
"Eh kak, maaf-maaf saya kira tadi siapa," jawab Aline sambil kecengengesan.
"Iya gapapa udah yuk upacara pembukaan ospek udah dimulai segera ke lapangan,"ucap Kak Justin sembari melangkah ke arah lapangan.
"Siap kak, aduh ganteng banget nih,kakak senior," batin Aline sambil tersenyum.
Aline pun bergegas ke lapangan dan bergabung dengan mahasiswa dan mahasiswi baru yang nampak berbaris rapi dan siap menerima penjelasan dari senior.
"Selamat Pagi semuanya,"sapa Kak Justin dengan wajah tersenyum.
Kak Justin senior populer di kampus tersebut.Wajahnya tampan,bermata agak sipit ,berkulit sawo matang dengan postur tubuh yang proporsional ditambah dengan senyuman manis yang membuat semua orang terkesima.
"Selamat pagi kakkk,"ucap Peserta ospek secara serentak kecuali Aline.
"Hawa nya makin menjadi-jadi,disini banyak aura negatif didalam kampus ini," batin Aline dengan ekspresi khawatir.
"Woyy!Bengong aja loe kita lagi disapa sama kakak senior,"ucap salah satu Mahasiswi disebelah Aline.
"Ih!Ngaget-ngagetin aja kayak setan.”Aline mengucapkan kalimat itu dengan ekspresi kaget.
"Habis nya loe dari tadi bengong aja, eh iya kenalin nama gue Raisa tapi bukan Raisa Andriana ya," ucap Raisa sambil tersenyum dan menyodorkan tangan.
"Astaga!Siapa juga yang bilang loe Raisa Andriana.”Aline membalas sodoran tangan Raisa.
"Loe kenapa dari tadi bengong?" tanya Raisa penasaran.
"Gue enggak papa kok kenalin nama gue Aline Dwi Sanjaya," sahut Aline sambil tersenyum.
"Salam kenal lin,loe jurusan apa?"tanya Raisa.
"Jurusan ekonomi loe jurusan apa?" tanya balik Aline.
"Wihh!sama dong gue juga ekonomi awas loe ya kalau selama kegiatan bengong terus nanti kerasukan hihihi ," jawab Raisa sambil tertawa pelan.
"Kerasukan? gue udah biasa kerasukan setan." ucap Aline dalam hati.
Upacara pembukaan masa ospek Mahasiswa/Mahasiswi 2020 pun dimulai semua peserta tampak h ikmad dan tenang.Namun, tidak dengan Aline sepanjang upacara dia nampak menunjukkan gelagat aneh.
"Gue kok ngerasa aneh ya sama maba yang itu"ucap salah satu Kakak senior yang diketahui bernama Jennie.
Jennie adalah mahasiswi cukup populer,dia Mahasiswi falkutas sastra Inggris.Wajahnya cantik, bermata sipit,berpipi tirus dan memiliki tubuh yang proporsional,dan dia cukup dekat dengan Justin.
"Yang mana?" tanya Peter mahasiswa jurusan sastra inggris yang terkenal palimg ambisius dan cuek.
Sambil menunjuk ke arah Aline," itu yang namanya Aline," ucap Jennie.
"Ya udah gue samperin," ucap Petter sambil melangkah kan kakinya ke arah barisan.
"Mau kemana, ter?" tanya Justin secara tiba-tiba.
"Mau nyamperin maba yang namanya Aline itu anak aneh banget,"jawab Petter yang langsung melangkah mundur.
"Biar gue aja yang nyamperin,"ucap Justin sambil melangkah kakinya ke arah barisan.
Justin pun menghampiri Aline yang sedang bengong dan memikirkan sesuatu serta nampak aneh di sepanjang upacara.Semua mata tertuju pada Aline. Ki
"Dari tadi saya perhatiin kamu bengong terus ada masalah?" tanya Kak Justin dengan nada suara tegas.
"Ee----enggak papa kok kak, cuma agak nervous aja,"jawab Aline gugup.
Di sela-sela obrolannya dengan Kak Justin Aline melihat sesosok bayangan dilantai 3 yang sangat jelas dimatanya.Bayangan itu tidak terlalu jelas,tapi dari pandangan Aline seperti sosok wanita di bagian balkon tepat di atas tiang bendera.
"Bayangan apa tuh?" tanya Aline sambil mendongakkan kepalanya ke atas.
"Bayangan?Kamu lagi ngigo apa gimana?" tanya Kak Justin dengan nada tinggi.
"Enggak kok kak, enggak ada bayangan apa apa cuma halusinasi saya aja," jawab Aline menundukkan kepalanya kembali.
"Ya udah ikuti ospek dengan baik jangan kebanyakan bengong,"ucap Kak Justin sambil bergegas kedepan.
Upacara ospek pun selesai semua peserta ospek melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu masuk ke ruang yang sudah ditentukan untuk menerima tugas dari kakak senior.Aline pun mendapat ruang 4 satu kelas dengan Raisa sekarang mereka menuju ruang 4.
“ Gue penasaran sama dua penampakan yang gue lihat tadi,” batin Aline sambil melihat-liat ornament kampus.
"Eh,nih bocah bengong ayo masuk!" Perintah Raisa dengan nada cukup kencang.
Semua peserta sudah menempati ruanganya masing masing sesuai jurusan dan siap menerima materi dari senior jurusan masing-masing.Di kelas pun Aline menunjukkan gelagat aneh dia sering bengong dan melamun padahal saat itu ada kakak tingkat.Namun, diam-diam Aline terpesona dengan wajah Kak Justin.
"Ganteng banget, Kak Justin." batin Aline sambil tersenyum,
Aline masih saja memuji wajah dan kepribadian Kak Justin.Namun, tiba tiba hal yang tak terduga pun terjadi.
"Aaaaaaa!" teriak Aline secara tiba-tiba.
Semua yang ada di kelas pun kaget dengan teriakan Aline yang cukup keras.
"Loe kenapan, lin"? tanya Raisa panik.
"Wajahnya Kak Justin," jawab Aline ketakutan.
"kenapa wajah saya, lin?" tanya Kak Justin.
Seketika wajah Kak Justin berubah yang tadinya menyeramkan sekarang menjadi normal seperti biasa.Aline rampak lega saat melihat wajah Kak Justin.
"Ee--- enggak papa kok kak,maaf ya kalau ngaget-ngagetin," ucap Aline.
"Udah jujur aja sebenarnya kenapa wajah nya Justin," ucap Kak Niken.
"Beneran enggak papa kok." ucap Aline sambil tersenyum.
"Uuuuuuuu bikin heboh aja sih loe." ucap salah satu mahasiswa bernama Fauzan.
"Mukanya kak Justin kok bisa jadi serem ya, apa cuma halusinasi ku aja?" tanya Aline dalam hati.
Aline dan Mahasiswa baru lainnya pun melaksanakan kegiatan demi kegiatan dengan tertib dan baik.Namun di setiap kegiatan Aline selalu melihat dan merasakan aura supranatural yang cukup kuat.
"Eh lu, dari awal loe datang ke kampus sampai kegiatan gelagat loe aneh banget loe pasti ada apa apa nih?" tanya Raisa sambil makan bakso.
"Gue gak papa namanya juga maba pasti ngerasa gimana gitu," jawab Aline.
"Tapi masalahnya loe kayak orang aneh,loe tau enggak dari tadi banyak Maba yang ngomong loe,"ucap Raisa.
"Gue sih bodoamat orang mau ngomong apa," ucap Aline sambil menyantap mie ayam pangsit.
"Loe kayak nya orang cuek banget ya," ucap Raisa.
Tiba tiba ada yang menghampiri meja Aline dan Raisa.Seorang Perempuan berhijab berparas cantik dan anggun seperti nya dia senior di kampus Merah Putih.
"Hai lin," sapa Kak Hanna sambil tersenyum.
"Hai kak, akhirnya bisa ketemu sama Kak Hanna lagi," ucap Aline.
"Ini kan senior sini kok loe bisa kenal?" tanya Raisa.
"Biar aku aja yang njelasin aku ini mantan PPL SMAnya Aline jadi aku udah kenal sama Aline," ucap Hanna.
"Nah, iya Kak Hanna juga sama kayak aku dia innn..," ucap Aline tapi terpotong.
"Innn apa, lin?" tanya Raisa penasaran.
"Innn apa ya? Lupa maaf ya."ucap Aline sambil cengengesan.
"Selain cuek tern yata loe orangnya gaje juga ya," ucap Raisa.
"Lin, aku mau ngomong sama kamu empat mata bisa enggak?"tanya KakHanna.
"Bisa kok kak, aku tinggal sebentar ya,sama," ucap Aline.
"Yah sendirian deh, ya udah jangan lama lama lho ya,"ucap Raisa.
Aline dan Kak Hanna pun meninggalkan kantin dan Raisa pun duduk sendirian.Bulu kuduk Raisa pun berdiri setelah kepergian Aline dan Kak Hanna.
"Bulu kuduk gue kok berdiri?" tanya Raisa dengan ekspresi heran.
Tiba tiba ada suara aneh yang sekilas terdengar ditelinga Raisa hingga membuat Raisa agak ketakutan.Di saat yang bersamaan ada ada mahasiswa baru menatap Raisa dengan tatapan aneh.Dia pun duduk di salah satu kursi.
“Kenapa loe?Kesambet?Dari pada loe bengong enggak jelas mending kenalan sama gue,” ucap Fauzan sambil mengulurkan tangan.
Raisa pun menerima uluran tangan Fauzan dengan ekspresi masih kesal dan ketakutan.
"Salam kenal ya nama gue Raisa tapi bukan Raisa Andriana ya," ucap Raisa.
"Pede banget loe siapa juga yang mau bilang loe Raisa Andriana," ucap Fauzan.
Di tempat berbeda Aline dan Kak Hanna nampak sedang berbincang-bincang di kursi taman dekat kampus.Kondisi di sana sangat sepi dan sunyi.
"Lin, kamu ngerasa aneh ya dikampus ini?" tanya Kak Hanna.
"Iya kak, aneh banget banyak banget penampakan yang aku lihat nyerem nyeremin lagi," pungkas Aline.
"Kamu yang masih Maba aja bisa bilang kayak gitu apa lagi aku Lin,apa lagi aku yang mahasiswi tingkat 3," ucap Kak Hanna berkaca-kaca.
"Emang ini udah resiko kita kak sebagai gadis indigo," ucap Aline.
"Aku cerita sedikit ya.Kesan horor dikampus emang udah melekat dari dulu lin, banyak banget mahasiswa atau mahasiswi yang ngundurin diri," ucap Kak Hanna.
"Wah!Tapi kok masih banyak yang bertahan kak?" tanya Aline.
"Aku enggak tau pasti lin,tapi banyak dari mereka enggak percaya sama penampakan penampakan dikampus ini," ucap Kak Hanna.
"Di gentayangin baru tau rasa," ucap Aline agak ngegas.
"Makanya lin, aku nyuruh kamu kuliah disini itu ada maksud dan tujuan," ucap Kak Hanna.
"Hah?Maksudnya? Coba njelasin aku enggak paham maksud kak," ucap Aline.
"Nanti kamu akan tau sendiri lin, ya udah makasih ya buat waktunya aku mau ke ruang dosen dulu," ucap Kak Hanna sambil bergegas pergi.
"Lho?Kak Hanna malah pergi Kak Hannaaaa!" teriak Aline.
"Besok gue harus nanya lagi sama Kak Hanna sekarang gue balik aja ke kantin kasihan Raisa," ucap Aline.
Aline pun kembali ke kantin.Namun, ternyata ada sosok misterius yang mengikuti nya.
"Maaf ya agak lama,"ucap Aline.
"Loe ngomongin apa lin,lama banget?" tanya Raisa.
"Eeee,ngomongin soal kampus ini,lah loe bukannya ya tadi ya ngapain ada disini?" tanya Aline.
"Oh ya kenalin nama gue Fauzan Ramadhan." jawab Fauzan sambil menjulurkan tangannya.
"Salam kenal ya nama gue Aline Dwi Sanjaya," ucap Aline sambil menerima uluran tangan Fauzan.
"Salam kenal juga, eh tadi kata loe ngomongin kampus ini ngomong sama siapa loe?"tanya Fauzan.
"Kepo banget loe zan,"ucap Raisa.
"Ketemu sama senior sini,zan,"ucap Aline sambil minum.
"Ohhh,"ucap Fauzan singkat.
"Apa yang maksud Kak Hanna?"tanya line dalam hati.
Diruang Panitia ospek nampak sepi dan hanya ada Justin yang nampak sibuk dengan benda tipis yang ada di hadapannya apa lagi kalau bukan Laptop.Justin sedang sibuk mempersiapkan materi untuk besok sambil mendengarkan music kesukaannya.
"Aku jadi penasaran sama maba yang namanya Aline tingkah lakunya aneh banget tapi,lucu.” Justin tertawa kecil saat mengingat soal Aline.
Tiba-tiba…..
"Kok bisa kedap-kedip sendiri, apa jangan ulah makhluk itu?"tanya Justin dengan muka panik karena lampu yang ada di ruangan tersebut kedap-kedip sendiri.
Lampu pun makin berkedap kedip dan sekarang diiringi suara aneh yang cukup menyeramkan.
"Kok makin kedap kedip gyus, jangan main main dong enggak lucu tau," ucap Justin dengan nada tinggi.
Sementara itu Aline,Raisa,dan Fauzan berjalan-jalan mengelilingi kampus.Fauzan nampak terkagum dengan ornamen begitu pun Raisa.
"Wah!ini alasan gue pengen kuliah disini ornamen dikampus keren banget ditambah letak nya yang strategis," ucap Fauzan terkagum-kagum.
Tiba-tiba teman mata Aline tertuju pada sesuatu ya di gudang samping tangga pin buru buru pergi ke gudang samping tangga.
"Woy lin!Mau kemana?" tanya Raisa.
"Loh!Kemana ya orang itu?" tanya Aline kebingungan.
"Siapa lin?Orang dari tadi?Enggak ada siapa-siapa kok,"jawab Fauzan yang langsung menghampiri Aline.
"Sumpah tadi gue lihat orang jalan terus masuk ke sini," ucap Aline sambil menjelaskan.
"Orangnya kayak apa?"tanya Raisa.
"Perempuan udah lumayan tua pakai baju dosen,"jawab Aline.
"Udah-udah enggak ada apa apa kok mending kita keliling keliling lagi," ucap Fauzan.
"Udah deh lin, bener kata Fauzan,"ucap Raisa.
"Kayak nya gue harus tanya sama Kak Hanna cuma dia yang tau seluk beluk Kampus ini apa orang yang gue liat tadi makhluk halus,"batin Aline sambil berjalan mengikuti temannya.
Aline, Fauzan dan Raisa pun kembali berjalan-jalan mengelilingi Kampus dan melewati Ruang Panitia Ospek yang nampak lengang.
"Ini ruang kakak-kakak senior panitia ospek bagus ya ruangan nya," ucap Raisa
Tiba-tiba ada sosok laki-laki tampan keluar dari dalam ruangan panitia dan menabrak Raisa hingga Raisa hampir jatuh.
"Astaghfirullah,"ucap Raisa yang hampir jatuh.
"Maaf ya aku enggak sengaja," ucap Kak Justin.
"Eh Kak Justin, kalau kakak yang nabrak gak papa kok,"ucap Raisa sambil tersenyum.
"Yaelah itu mah mauny loe,"ucap Fauzan.
"Kakak kenapa kok kayak ketakutan gitu?" tanya Aline sambil melirik dalam ruangan yang tidak terlalu rapat.
"Eeeee--- enggak papa kok lagi buru-buru aku duluan ya,"ucap Kak Justin sambil bergegas pergi.
"Aneh banget Kak Justin kayak ada sesuatu yang disembunyiin," ucap Aline sambil menatap dengan rasa curiga.
"Ya udah yuk lanjut jalan jalanya biar besok enggak nyasar,"ucap Raisa sambil berjalan menuju lokasi selanjutnya.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB.Mahasiswa dan Mahasiswi baru pun waktunya pulang dan kegiatan akan dilanjutkan besok.Aline,Raisa,dan Fauzan nampak di parkiran motor.
"Lin,bareng yuk pulangnya gue pengen tau rumah loe," ucap Raisa sambil memasang helm di kepalanya.
"loe duluan aja dan soal pengen tau rumah gue besok- besok aja kan bisa," sahut Aline sambil memakai jaket hitam kesayangannya yang ia simpan di jok motor nya.
"Yahhh!mentang-mentang baru tadi kenalannya jadi kayak gitu,"ucap Raisa dengan ekspresi sedikit kecewa.
"Besok-besok kalau kita udah jadi mahasiswi disini gue ajak loe kerumah gue,"ucap Aline sambil memasang helm di kepalanya.
"Beneran lho ya," ucap Raisa dengan nada santai.
"Gyus gue duluan ya," ucap Fauzan dengan suara tidak terlalu jelas.
"Oke zan, ati-ati,"sahut Raisa dengan suara cukup kencang.
Fauzan pun pergi dengan sepeda motornya namun ada yang menjanggal dipandangan Aline rupanya dia melihat sesosok perempuan tua memakai baju dosen dengan wajah pucat yang dilihatnya tadi berada di jok belakang motor Fauzan.Aline nampak menyadari hal tersebut.
"Itu kan perempuan yang tadi kok bisa,"ucap Aline dengan wajah kebingungan.
"Kenapa loe,lin?" tanya Raisa sambil menatap wajah Aline.
"Fauzannnn!"teriak Aline yang langsung berlari mengejar motor Fauzan yang sudah cukup jauh.
"Ih!Ditanyain malah kabur kayaknya loe tuh orang susah ditebak deh," ucap Raisa sambil menyusul Aline.
"Si Fauzan ibunya Dosen sini ya kok tadi gue lihat dia mboncengin ibu dosen,"ucap Aline.
"Mana sih? Orang Fauzan udah jauh loe tuh dari tadi aneh banget mending gue balik." ucap Raisa sambil beranjak kembali ke parkiran.
"Iya sih,emang udah jauh ya udah ati ati dijalan,"ucap Aline sambil memeluk Raisa.
"Lebay banget pakek meluk-meluk besok juga ketemu," ucap Raisa sambil membalas pelukan Aline.
"Biarin aja itu tandanya gue nerima lho jadi temen gue,"ucap Aline.
Raisa pun pulang dengan motornya scoopy berwarna putih.Sementara Aline masih ada diparkiran motor sambil berpikir.Baru kali ini dia dibuat bingung sama ulah makhluk halus.Tanpa pikir panjang dia pun bergegas pulang karena orang tuanya dan Arine pasti sudah menunggu.
"Mah,Pah,Rin aku pulang,"ucap Aline sambil mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban yang ada hanya suara angin dan sinar matahari yang masih menunjukkan sinarnya.
Pada kemana,sih kok sepi gini ?" tanya Aline.
Aline pun nampak kebingungan karena rumah nampak sepi dan sunyi.Tiba tiba muncul sesosok gadis yang tadi dilihatnya
wajahnya tidak seseram tadi namun nampak pucat dan mata sayup.
"Bikin kaget aja,"ucap Aline dengan tatapan kaget.
"Tolong akuuu," ucap Gadis itu sambil mendekat ke arah Aline
"Tadi minta jangan kesanaaaa sekarang tolong maksud nya apa?" tanya Aline agak was-was.
"Tolong akuuu dan ibukuuu,"ucap Gadis itu sambil memegang tangan Aline.
"Aduh!"Kenapa ibu kamu aku enggak pernah lihat ibu kamu disini,"tanya Aline sambil mencoba melepas pegangan gadis itu.
"Ngomong sama siapa kamu,lin?" tanya tetangga yang lewat.
"Ee-- enggak mungkin nih aku bilang ngomong sama hantu mereka enggak bisa ngeliat gadis ini,"batin Aline.
"Lagi latihan drama pak, buat ospek dikampus." jawab Aline sambil cengengesan.
"Ohhh gitu ku kira ngomong sama setan,"ucap tetangga Aline.
Perlahan sesosok gadis itu pun hilang karena kehadiran tetangga Aline dan tidak begitu lama Ayah,Mamah,dan Arine pun sampai di Rumah.
"Lho?kok ada Pak Surya ada apa,Pak?" tanya Pak Lukman.
"Enggak papa kok pak,cuma tadi saya lihat si Aline lagi ngomong sendiri ternyata lagi latihan drama," ucap Pak Surya.
"Ohhh saya kira ada apa," ucap Pak Lukman.
Pak Surya pun pergi meninggalkan rumah Pak Lukman.Tak terasa jam menunjukka pukul 17.00 WIB mara
"Papah mau tanya sama kamu lin,kamu ngomong sama gadis itu?" tanya Pak Lukman sambil duduk dan menikmati secangkir kopi.
"Iya pah,tapi dia sekarang malah agak nyeremin," ucap Aline sambil merebahkan pinggulnya di sofa.
"Bukannya dari awal tuh hantu nyeremin ya," sahut Arine yang nampak asyik memainkan ponsel.
"Mendingan kamu diem deh,ku lagi ngomong sama papah,"ucap Aline ngegas.
"Santaiii dong aku tuh udah beberapa kali ngeliat,"ucap Arine kesal.
Aline nampak tidak menggubris omongan adiknya.Dia masih asik mengobrol dengan Ayahnya.Sementara Mama Lia sedang berada di dapur,namun dia sudah keluar dan menghampiri suami dan anak-anaknya di ruang tamu.
"Pada ngobrolin apa sih?Kok seru banget,"ucap Mama Lia
"Iya mah, kita lagi ngomong kejadian tadi,"sahut Aline dengan nada santai.
"Udah lupain aja kejadian tadi Lin,mama mau tanya sama kamu gimana hari pertama ospek lancar?" tanya Mama Lia.
"Bisa dibilang lancar bisa dibilang enggak," sahut Aline sambil memakan camilan.
"Maksudnya gimana,lin?"tanya Mama Lia.
"Dari awal Aline masuk hawanya tuh udah aneh banget,mah,pah,rin apalagi waktu aku ngeliat di lantai 3 aura aura negatif udah kerasa padahal aku posisinya lagi dilapangan,"jawab Aline.
"Emang resiko kamu lin,karena bisa ngeliat makhluk halus dimana pun kamu berada kamu pasti ngerasa kayak gitu,"ucap Papah Lukman.
"Terus apa lagi,Kak lin?" tanya Arine yang semula berdiri mendekat ke arah Aline.
"Tadi kakak juga ngeliat Kakak senior yang ganteng banget,badannya tinggi,senyum manis lagi boyfriend material banget,"ucap Aline sambil tersenyum.
"Wah!Siapa kak?Boleh dong Arine kenalan?" tanya Arine antusias.
"Ih!'genit banget kamu masih kecil enggak boleh genit-genit,"ucap Aline sambil tertawa.
"Bodoamat," ucap Arine cuek
"Terus tadi aku juga lihat sekilas bayangan laki laki besar tapi mukanya enggak jelas, "ucap Aline yang mengalihkan topik pembicaraan.
"Ngeri juga ya lin,mamah jadi takut,"ucap Mama Lia.
"Papa malah penasaran sama sosok yang dilantai 3 yang kamu maksud lin," Papa Lukman.
"Ya udah pa,kuliah lagi aja kalau penasaran," ucap Arine sambil tertawa.
"Kamu tuh,ya masak papa kuliah disana ada-ada aja,." ucap Papa Lukman sambil ikut tertawa.
"Kayaknya aku harus tanya sama Kak Hanna," ucap Aline.
"Hanna?"tanya Papa,Mama,dan Arine dengan kompak.
"Iya yang waktu itu aku kenalin sama Papah,mamah sama Arine,"ucap Aline.
"Ohhh Mama inget dia kan sama kayak Aline." ucap Mama Lia.
"Lin,kapan-kapan suruh dia mampir," ucap Papa Lukman sambil menyeruput kopi.
"Apaan sih! Yang ada dia malah bawa setan disini dan ujung ujungnya ngomongin tentang hal hal gaib," ucap Arine tidak setujui.
"Mending loe belajar sana daripada disini nyambung -nyambung omongan orang,"ucap Aline agak emosi.
"Ya udah," ucap Arine kesal.
Arine pun pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal.Sementara itu Aline beranjak dari sofa dan masuk ke kamar untuk mempersiapkan peralatan yang dibawa untuk ospek hari kedua.Sementara kedua orang tuanya asyik mengobrol di ruang tamu.
"Pokoknya gue harus semangat apapun yang terjadi dikampus itu harus gue hadapi,"ucap Aline dengan begitu gigih.
Drrttt..
Terdengar suara dering ponsel ternyata ponsel milik Aline.Ada pesan misterius yang diterima Aline.Aline nampak memeriksa
pesan tersebut.
"Siapa sih, yang ngirim pesan malem malem gini lagi?"tanya Aline sedikit kesal.
"Toloonggg sayaaaaa tolongggg sayaaaaa tangkap diaaa," ucap sang mengirim pesan misterius itu.
Aline nampak bingung dengan pesan misterius tersebut.Pada saat Aline membaca pesan itu tiba-tiba tulisan itu berupa menjadi darah segar hingga sekarang ponselnya di penuhi darah.
"Aaaaaa!Kok bisa jadi darah,ini sebenarnya ada apa,sih," ucap Aline panik.
Darah pun hilang dan membuat Aline pun sedikit panik namun untungnya dia sudah berhasil tenang dan melanjutkan prepare barang dan tidur supaya besok pagi tidak terlambat.
Hari pun sudah pagi Aline pun sudah bersiap siap ke kampus untuk melaksanakan kegiatan dan kegiatan hari ini adalah pengenalan falkutas.Kali ini Aline membawa macam macam kertas dan spidol.
"Pagi semuaa,"sapa Aline dengan ekspresi ceria.
"Pagi juga ceria banget anak papah," ucap Papah Lukman sambil memeluk Aline
"Iya dong harus ceria enggak boleh murung apalagi males," sindir Aline sambil melirik adik nya.
"Pah, ayo berangkat mendadak badmood disini." ucap Arine bergegas pergi.
"Ya udah papah berangkat dulu ya adik kamu kalau lagi marah emang enggak bisa dipending," bisik Papah Lukman.
Aline pun juga bergegas berangkat ke kampus.Namun dijok belakang motornya terasa sangat berat padahal tidak ada siapa-siapa.Saat menengok ke belakang ada sosok misterius yang tidak asing.
"Aduh!Loe ngapain disini ngaget-ngagetin lagi," ucap Aline dengan ekspresi kaget.
"ikutt,"ucap Gadis itu dengan wajah pucat dan rambut kusut dengan ekspresi datar.
"Loe mau ngapain ikut mau ikut kuliah?" tanya Aline.
Tolloonggg ibukuuu,"ucap Gadis itu.
Pengendara lain nampak bingung dengan sikap Aline namun Aline diam seolah olah tidak ada kejadian apa apa.Akhirnya Aline pun sampai di kampus dengan kondisi gadis itu masih ada di jok motornya.
"Woyy,,"sapa Raisa dengan ekspresi sangat ceria.
"Woyy juga Raisa yang ternyata bawel,"sahut Aline.
"Yee! loe belum terlalu kenal gue ya udah yuk masuk ketemu sama cogan,"ucap Raisa genit.
"cogan melulu dasar genih,"ucap Aline.
"Udah yuk masuk,"ucap Raisa sambil merangkul pundak Aline.
"Yuk," ucap Aline sambil tertawa.
Memang awal ospek yang dekat dengan Aline cuma Raisa dan Fauzan.Namun Aline juga berusaha dekat dengan Maba yang lain.Walaupun tidak terlalu dekat.
"Selamat Pagi semuaa nya,"Sapa Kak Justin dan Kak Niken.
"Pagi kakkk,"sahut Maba fakultas ekonomi dengan serentak.
"Seneng banget rasanya liat kalian mengawali pagi ini dengan semangat,"cap Kak Justin sambil tersenyum manis.
"Iya apa lagi hari ini kita bakal ngenalin ke kalian apa apa aja sih yang kalian pelajari di falkutas Ekonomi," ucap Kak Niken.
"Kak,mau minta izin ke toilet,"ucap Aline sambil maju ke depan.
"Silahkan lin,taukan toiletnya dimana?" ucap Kak Justin dengan sangat ramah.
"Tau kok kak, permisi,"ucap Aline agak terburu -buru.
"Kita lanjut ya teman teman,"ucap Kak Justin sambil melanjutkan memberi materi.
Aline pun masuk ke toilet yang nampak bersih dan sepi, namun bau anyir sangat menyengat di Indra penciumannya hingga dia merasa sedikit terganggu.
"Bau apaan nih,gueekk,"ucap Aline sambil muntah.
Selesai buang air kecil Aline pun cuci tangan terlebih dahulu.Namun dia merasa ada hawa aneh dan cukup membuat bulu kuduk merimding.
"Kenapa tiba tiba hawa nya makin aneh?" ucap Aline sambil melihat sekeliling sudut ruangan.
"Kenapa loe?" tanya seorang gadis berambut pendek yang baru saja keluar dari kamar kecil.
"E---nggak papa kok hihihi,"ucap Aline sambil bergegas pergi.
"Dasar cewek aneh," ucap Gadis berambut pendek itu sambil mencuci tangan.
"Terimakasih ya kak,"ucap Aline yang langsung kembali ke tempat duduknya.
"Sama-sama,lin," ucap Kak Justin sambil tersenyum.
Waktu pengenalan falkutas pun selesai semua maba disuruh beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya.Mereka nampak berhamburan ke luar namun tidak sedikit yang lebih memilih berada di dalam ruang kelas untuk mendengarkan musik, mengobrol bahkan tidur.
"Lin,aku mau ngomong sama kamu,"ucap Kak Justin yang tiba-tiba mendekat ke meja Aline.
"Mau ngomong apa,kak?" ucap Aline agak kikuk
"Jangan disini kita ngomong nya disana aja." ucap Kak Justin.
Kak Justin dan Aline pun keluar dari ruang kelas untuk membicarakan sesuatu hal.Sementara meja sebelah terlihat Fauzan memandang penuh kecurigaan.
"Wah!Si Aline mau kemana ya sama Kak Justin ikutin enggak ya?" tanya Fauzan pada dirinya sendiri.
"Lho?Si Aline kemana,zan?" tanya Raisa yang nampak membawa beberapa makanan.
"Lagi ngobrol sama Kak Justin,"ucap Fauzan sambil mengambil makanan yang dibawa Raisa.
"Wah!Gercep juga ya si Aline udah akrab aja sama Kak Justin," ucap Raisa.
"Gue mau ikutin,ah,"ucap Fauzan yang langsung bangkit dari kursinya.
"Eeehh jangan loe tuh ya disini sama gue kepo banget Jadi orang," ucap Raisa sambil mencegah Fauzan.
Aline dan Kak Justin sedang ngobrol dikursi dekat lapangan.Saat itu lapangan sedang si gunakan untuk bermain basket.
"Aku mau tanya sama kamu apa kamu ngalami kejadian aneh dikampus ini?" tanya Kak Justin sambil menatap mata Aline.
"Gimana ya jelasinnya kak,"batin Aline bingung.
"Udah kamu jujur aja sama aku,"ucap Kak Justin sambil menatap wajah Aline dengan tajam.
"Jujur aku emang dari awal ngalamin kejadian aneh kak dikampus ini,"ucap Aline dengan nada pelan
"Oh gitu emang sih, kampus ini banyak mengandung misteri,tapi lupain aja," ucap Kak Justin.
"Kakak jadi sering ngerasain juga?" tanya Aline.
"Ya lumayan seringlah senior-senior sini juga banyak yang ngalamin,"jawab Kak Justin.
"Wahh!Bagus ya mereka masih ada disini." ucap Aline.
Dari kejauhan ada Perempuan tak kasat mata yang melihat Aline dan Kak Justin sedang mengobrol.Perempuan itu berpakaian dosen dari lantai 3 .Aline pun menyadarinya kemunculan perempuan itu
"Kak,maaf aku mau ke Raisa sama Fauzan kasihan mereka,"ucap Aline bergerak pergi.
"Lhomau? kemana,lin?" tanya Kak Justin kebingungan.
Perempuan itu masih ada disana dan menatap Justin penuh kebencian dengan tatapan tajam dan tubuh berlumuran darah dengan rambut yang acak-acakan.
"Eh, Aline udah selesai ngomong sama Kak Justin?"tanya Raisa sambil memakan makanan yang tadi
"Udah kok," sahut Aline singkat sambil meminum minuman.
"loe tuh habis dari mana sih?Llari maraton?minumnya banyak banget?"tanya Fauzan.
"Nomong apa loe sama Kak Justin?" tanya Raisa.
"Rere ngomongin soal kampus inilah." ucap Aline sedikit salah tingkah.
"Ohhh soal kampus gue kira loe habis pdkt sama Kak Justin." ucap Raisa dengan sangat santainya
"Sembarangan aja kalau ngomong," ucap Aline agak ngegas.
"Loe sama Kak Justin tuh udah akrab banget makanya gue berpikir kalau loe lagi pdkt sama Kak Justin," ucap Raisa.
"Emang kenapa sih? Loe enggak suka?" tanya Aline.
"Ya belum suka sih,tapi kalau boleh jujur dia tipe gue banget,"ucap Raisa sambil tersenyum.
"malah ngomong Kak Justin,cari topik yang lain dong,"ucap Fauzan dengan ekspresi bete.
"Eh zan, kemarin gue lihat loe mboncengin perempuan pakai seragam dosen ibu loe apa tante loe?" tanya Aline.
"Hah?Mboncengin Perempuan? Orang gue dari kemarin sendiri dan Ibu gue bukan dosen disini apa lagi tante gue," ucap Fauzan dengan ekspresi kebingungan.
"Terus yang kemarin gue lihat siapa dong?" tanya Aline.
"Jangannnn jangannnn setannnn,ucap Raisa dan Fauzan lalu kabur.
"Ih!kok pada kabu?Gue harus ketemu sama Kak Hanna." ucap Aline sambil Bergegas pergi.
Happy Reading semua 🤗.
Jangan lupa like dan coment🙏.
Jangan lupa kritik dan sarannya 🙏.
Aline pun mencari keberadaan Kak Hanna.Namun dia malah bertemu dengan Kak Jennie parasnya memang cantik tapi agak judes.
"Cari siapa,loe?" tanya Kak Jennie dengan nada ketus.
"Eeee nyari senior sini kak," jawab Aline sedikit gugup.
"Ya,siapa namanya ?Banyak kali senior disini," ucap Kak Jennie.
"Kak Hanna kak, Kakak kenal enggak?" tanya Aline sedikit lebih tenang.
"Hanna?ngapain ya maba ini nyariin Hanna?"tanya Kak Jennie dalam hati.
"Gimana,kak?" tanya Aline.
"Gue enggak kenal sama yang namanya Hanna ada perlu apa loe sama dia?" tanya Kak Jennie dengan nada suara ketus.
"Enggak perlu apa-apa kok cuma nanya aja,"ucap Aline dengan nada pelan.
Rupanya Kak Justin kebetulan lewat dan menghampiri mereka berdua yang sedang beradu pandang cukup lama.
"Ada apaan,nih?" tanya Kak Justin penasaran.
"Kak Jus,kenal sama Kak Hanna dia Mahasiswi sini cuma beda tingkat doang ?" tanya Aline pada Justin.
"Hanna?Astaga ngapain Aline nanyain Hannam?"tanya Kak Justin dalam hati.
"Gimana,kak?Soalnya aku tanya sama Kak Jennie dia enggak kenal?" tanya Aline.
"Eeee aku enggak kenal sama Hanna lin,maaf ya." jawab Kak Justin dengan nada terbata-bata.
"Ya udah deh,kak kalau gitu aku permisi dulu ya,"ucap Aline sambil bergegas pergi.
Aline pun pergi meninggalkan Kak Justin dan Kak Jennie.Sekarang mereka menatap kepergian Aline dengan penuh kebingungan.
"Gue terpaksa bohong kalau gue enggak kenal sama Hanna," ucap Kak Justin.
"Sama jus, aku juga bohong," sambung Jennie sambil melirik Justin
"Semua itu gara gara kejadian satu tahun yang lalu," ucap Justin dengan wajah masam.
Sementara itu Aline masih saja mencari keberadaan Kak Hanna hingga lantai 2 bahkan Aline sudah bertanya kepada mahasiswa dan mahasiswi yang lewat ,namun tidak ada yang tau.Akhirnya Aline berdiri di samping toilet.
"Gue udah nyari ke lantai 1,lantai 2,toilet,kantin,perpus kok Kak Hanna enggak ada ya?" tanya Aline kelelahan.
"Apa aku cari ke lantai 3 aja ya?Mungkin Kak Hanna ada disanaline," ucap Aline sambil melangkah kakinya ke arah tangga.
Baru saja Aline melangkah kaki ke tangga ada suara menyeramkan yang terdengar nyaring ditelinganya hingga membuat Aline clingak-clinguk mengamati suasana yang cukup ramai.
"Jangaannnn.....Jangaannnn,"bunyi suara itu dengan nada menyeramkan.
"Siapa kamu tolong tunjukkin wujud kamu?" tanya Aline dengan suara gemetar.
"Tolonggg.....tolonggggg akuuuu," bunyi suara itu dengan nada cukup keras.
"Siapa kamu aku tau kamu pasti ada disini atau kamu berada diatas?"tanya Aline dengan suara semakin gemetar.
Aline pun sudah tidak tahan lagi dia pun nekat naik ke lantai 3 melewati tangga walaupun dia tau lantai 3 kosong karena lantai itu memang hampir 1 tahun kosong dan kegiatan dialihkan ke lantai 4.
"Aku naik aja lah lagi pula aku
penasaran sama lantai 3,"ucap Aline sambil melangkah kakinya dengan penuh keyakinan.
"Alineeee!"teriak Raisa dari kejauhan.
"Aduh!Kok ada mereka gagal lagi aku naik ke lantai 3," batin Aline sambil memberhentikan langkahnya.
"Ih!loe tuh dari mana aja,sih?" tanya Raisa sambil ngos-ngosan.
"Iya kita keliling-keliling kampus tau enggak buat nyariin loe." ucap Fauzan dengan. suara ngos-ngosan.
"Maaf ya guys tadi gue nyari Kak Hanna."jawab Aline sambil melangkahkan kaki turun ke bawah.
"Nyari Kak Hanna?Ngapain naik ke lantai 3?" tanya Fauzan.
"Ada ada aja loe lin,dilantai 3 mana ada orang adanya setann,"ucap Raisa.
"Ya gue punya inisiatif siapa tau Kak Hanna ada diatas,"ucap Aline sambil tersenyum.
"Udah yuk balik ke kelas bentar lagi ada dosen yang mau masuk,"ucap Raisa.
"Kalau gitu ya udah kita langsung aja ke kelas,"ucap Aline dengan ekspresi terpaksa padahal dia penasaran banget dengan lantai 3.
Aline,Fauzan,dan Aline pun bergegas ke kelas untuk perkenalan dengan dosen mereka.Sementara itu terlihat bayangan menyeramkan di tangga lantai 3.Perlahan bayangan itu menghilang.
"Hai,semuanya masih pada semangat ya?"tanya Kak Justin.
"Masih dong kak,"sahut para Maba secara serentak.
"Kali ini kita mau ngenalin ke kalian dosen-dosen fakultas ekonomi yang akan membimbing kalian selama selama 1 semester," ucap Kak Niken sambil tersenyum.
Disana terdapat beberapa dosen hanya saja ada 1 dosen yang diduga meninggal dan penyebabnya masih menjadi misteri hingga saat ini jenazah dosen itu belum di temukan padahal sudah dibantu pihak kepolisian.
"Oh ya teman-teman semua perlu saya sampaikan bahwa sekitar 10-11 bulan yang lalu kita baru aja kehilangan dosen kita yang kita hormati,namanya Rossa Fatmawati." ucap Kak Nikeen dengan ekspresi sedih.
"Innalilahi Wainnailaihi Roji'un." ucap Fauzan.
"Turut berduka cita ya kak,"ucap Raisa.
"Aku juga turut berduka cita,ya kak," ucap Aline .
"Kenapa Bu Rossa disebut-sebut,sih?" tanya Kak Justin dalam hati
Pengenalan pun selesai dan para Maba disuruh untuk berjabat tangan dengan dosen mereka yang akan membimbing mereka selama 1 semester.
"Ada dosen yang meninggal dan lantai 3 yang tiba tiba dikosongkan kayaknya 2 hal ini saling berhubungan?"tanya Aline dalam hati.
Setelah berjabat tangan mereka pun diberi tugas oleh kakak senior dan dikumpulkan besok.Tampak wajah mereka sedikit kesal karena mendapat tugas yang cukup banyak,namun tak sedikit yang senang
"Lin,serem banget ya ada dosen meninggal dikampus ini," ucap Raisa.
"Menurut gue sih,enggak serem justru menantang," ucap Fauzan sok berani.
"sok sok an berani loe,"ucap Raisa sambil menyenggol pundak Fauzan.
"Heh loe tuh baru kenal gue loe tuh enggak sok tau,"ucap Fauzan.
"Perasaan tadi gue ngomong sama Aline kenapa jadi loe yang njawab," ucap Raisa sedikit nyolot
Aline rupanya tidak mendengar omongan Raisa.Aline kepikiran soal lantai 3 dan dosen yang di ceritakan Kak Niken tadi serta kejadian-kejadian aneh yang ia alami di sini.
"Lin,loe tadi denger enggak gue ngomong apa?"tanya Raisa sambil menepuk pundak Aline.
.
"Eeee ngomong apa ya?" tanya Aline sambil cengengesan.
"Loe tuh kenapa sih,kebiasaan bengong?" tanya Raisa.
"gue enggak papa kok gue pergi dulu ya ada urusan,"ucap Aline sambil bergegas pergi.
"kok malah pergi lin,kayak nya gue
harus tau lebih dalam kepribadiannya Aline," ucap Raisa dengan ekspresi kesal.
"Iya sa,kayak gimana gitu sih Aline." ucap Fauzan.
"Mending kita ke perpustakaan aja yuk." ajak Raisa sambil tersenyum.
"Ya udah,yuk gue juga penasaran sama perpustakaan kampus ini," ucap Fauzan.
Fauzan dan Raisa pun bergegas ke perpustakaan kampus yang ada di lantai 2.Sementara itu Aline mencari lagi keberadaan Kak Hanna karena ingin menanyakan suatu hal.Sekarang Aline berada di depan ruang Dosen.
"Kak Hanna kemana,sih kok enggak dari tadi enggak kelihatan?"ucap Aline kebingungan.
"Linnn!"teriak seseorang dari kejauhan dengan suara cukup kencang dan menghampiri Aline.
"Kak Hanna? Aduh kak, aku cariin dari tadi akhirnya ketemu juga,"ucap Aline.
"Hehehe maaf ya aku tadi habis ada kelas.
"ucap Kak Hanna sambil tersenyum.
"Aku mau ngomong sesuatu,kak." ucap Aline.
"Mau ngomongin soal kampus ini?" tanya Kak Hanna yang sudah tau maksud dan tujuan Aline.
"Iya kak,tapi jangan disini dibangku deket kampus aja," jawab Aline penuh antusias.
"Ya,yuk." ucap Kak Hanna yang menyetujui perkataan Aline.
Aline dan Kak Hanna pun mengobrol dibangku dekat kampus yang nampak sepi dan tidak aktivitas di sana.Aline pun memulai pembicaraan.
"Jadi gini kak tadi kan pengenalan dosen fakultas ekonomi terus kakak senior ngomong kalau ada dosen yang meninggal namanya dosen Rossa Fatmawati bener enggak kak?" tanya Aline yang ingin memastikan apakah itu benar atau tidak.
Wajah Kak Hanna berubah murung.Dengan wajah termenung Kak Hanna pun menjawab pertanyaan Aline.
"Iya bener lin, kejadian hampir tahun yang lalu." ucap Kak Hanna dengan mata berkaca-kaca.
"Lho?kakak kok berkaca-kaca gitu?Ada apa kak cerita dong?"tanya Aline.
"Sebenarnya aku mau cerita,tapi suatu saat nanti kamu pasti tau," ucap Kak Hanna.
"Maksudnya apa,sih?Kak jangan bikin aku bingung." tanya Aline sambil kebingungan.
"Suatu saat kamu pasti ngerti lin,sekarang yang terpenting kamu harus bisa beradabtasi dengan makhluk-makhluk halus dikampus ini," ucap Kak Hanna berusaha menyembunyikan sesuatu.
"Kak Hanna main rahasia-rahasian," ucap Aline kesal.
Kak Hanna pun tersenyum dalam hatinya ia yakin Aline bisa memecahkan misteri dikampus ini.Rupanya Kak Justin dan Kak Jennie melihat Aline ngobrol dengan Kak Hanna dari kejauhan.Ekspresi Jennie sangat ketus dan terlihat tidak suka pada Kak Hanna.
"Jus,semenjak kejadian 1 tahun yang Kak Hanna kayaknya benci banget sama kita," ucap Jennie.
"Iya jen, gue bener bener enggak nyangka kalau Hanna bisa semarah itu,"ucap Kak Justin.
"Mending kita lupain aja kejadian itu jus,dan kita balikan seperti dulu," ucap Jennie sambil merangkul tangan Justin
"Maaf ya jen, gue enggak bisa.,"ucap Kak Justin sambil melepaskan rangkulan Jennie dengan cukup kasar.
"Emangnya kenapa,jusGue masih sayang sama loe," ucap Jennie spontan.
"Gue udah enggak ada perasaan apa apa lagi sama loe udah ya kita harus fokus sama kejadian 1tahun lalu," ucap Justin sambil bergegas pergi.
"Apa salahnya jus,kalau gue berharap dari awal kita ketemu perasaan gue enggak pernah berubah gue tetep cinta sama loe," ucap Jennie dengan mata berkaca-kaca.
Ketika Jennie ingin pergi juga tiba tiba dia melihat sesosok perempuan tua berseragam dosen berlumuran darah sedang menatap nya dengan tajam.Jennie pun nampak ketakutan dan berteriak secara tiba-tiba.
"AAAAAAAAA!" teriak Jennie dengan cukup keras.
Kak Hanna dan Aline pun kaget mendengar teriakan seseorang yang ternyata suara Kak Jennie dan menghampirinya.Kak Hanna mengikuti langkah Aline
"Kenapa,kak?" tanya Aline cemas.
"Eeee enggak papa kok lin, tadi ada ulet bulu aku kesana dulu ya,"ucap Kak Jennie sambil bergegas pergi dan nampak takut melihat Kak Hanna.
"Aneh banget ya kak, apa jangan jangan dia lihat penampakan?"tanya Aline sambil terheran-heran.
Kak Hanna nampak terdiam rupanya dia sangat membenci Jennie dan Justin karena suatu hal di masa lalu.
"Kakak enggak suka sama dia apalagi sama Justin," ucap Kak Hanna dengan nada ketus
"Kenapa kak?Dia orang nya lumayan baik ya walaupun judes Kak Justin juga baik
,ganteng lagi." ucap Aline sambil tersipu malu.
"Orang yang kelihatan baik belum sepenuhnya baik jadi kamu harus hati-hati," ucap Kak Hanna.
"Siap,deh Kak," sahut Aline sambil tersenyum.
"Lin,Kakak mau tanya kamu udah pernah liat sesosok perempuan tua berseragam dosen?" tanya Kak Hanna.
"Nah, hampir aja aku lupa untung kakak ngingetin iya kak,kira kira tuh siapa ya?" tanya Aline dengan wajah penasaran.
"Dia salah satu dosen yang paling deket sama aku," ucap Kak Hanna.
"Wah boleh dong,kak aku dikenalin dosen fakultas apa?" tanya Aline.
"Falkultas ekonomi,"ucap Kak Hanna.
"Yang mana kak soalnya aku belum begitu hafal?" tanya Aline.
Kak Hanna pun langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Aline.Aline nampak kebingungan.
"Loh?kok malah pergi,Kak Hannaaa!"teriak Aline dengan nada cukup keras.
"Maaf lin,suatu saat nanti kamu pasti paham," ucap Kak Hanna sambil menangis.
"Kak Hanna kenapa,ya kayak nya aku harus cari tau,deh,"ucap Aline sambil berjalan.
Sementara itu Raisa dan Fauzan sedang berada di Perpustakaan.Mereka nampak takjud dengan kondisi perpustakaan di Universitas Merah Putih yang nampak luas dan rapi.
"Wih,luas juga ya perpustakaan nya,"ucap Fauzan kagum.
"iya zan, lengkap lagi fasilitas nya." sambung Raisa yang ikut terkagum-kagum.
"Selamat datang di perpustakaan Universitas Merah Putih," ucap Penjaga perpustakaan dengan ramah.
"Terima kasih bu,"ucap Fauzan dan Raisa sambil tersenyum.
Raisa dan Fauzan pun melihat-lihat macam macam buku.Mereka berdua pun berpisah.Pada saat ingin mengambil buku dia merasa ada menyentuh tangan seseorang.
"Loh?Kok tadi gue kayak megang tangan seseorang ya,tapi disebelah disana enggak ada siapa-siapa," ucap Fauzan sambil mengecek ruangan yang ada di depannya.
Fauzan pun kembali ke lokasi ia melihat buku. dia tidak tertarik dengan buku yang diambil.Fauzan pun mengembalikan buku tersebut ke tempatnya.Namun dia kembali merasa menyentuh tangan seseorang tangan itu terasa agak kasar.
"Tuh,kan gue ngerasa nyentuh tangan enggak mungkin tangannya Raisa Jangan jangan setannnn!" teriak Fauzan.
Fauzan pun berlari dan menabrak Aline yang baru saja tiba di perpustakaan karena tiba-tiba ingin membaca buku di perpustakaan tersebut setelah di buat bingung dengan sikap Kak Hanna.
"Loe kenapa,zan?"tanya Aline dengan ekspresi khawatir.
"Lin tadi gue mengalami hal mistis gue ngerasa nyentuh tangan tapi enggak ada wujudnya." jawab Fauzan panik.
"Ada ada aja perasaan loe aja kali,"ucap Aline berusaha menenangkan Fauzan.
"Sumpah gue enggak bohong,"ucap Fauzan sambil duduk di kursi yang tersedia di perpustakaan.
"Ada apa,nih?" tanya Raisa sambil membawa beberapa buku.
"Inii sa,si Fauzan katanya tadi ngerasa nyentuh tangan tapi enggak ada wujudnya," ucap Aline.
"Tangan loe ya,sa?" tanya Fauzan yang langsung bangkit dari tempat duduk
"Loe tadi enggak lihat gue itu dari sana berarti dari tadi gue disana,"ucap Raisa dengan nada tidak santai.
"Tuh,kan bener pasti ini makhluk halus,"ucap Fauzan dengan ekspresi ketakutan.
"Ya mungkin aja bener zan,"ucap Aline.
"Kenapa,sih gue melulu yang dikerjain mahasiswa/mahasiswi yang lain biasa biasa aja,"" ucap Fauzan kesal.
"Udah enggak usah kesal gitu zan,kalau mau masuk ke tempat baru tuh baru baca doa," ucap Aline sambil memegang pundak Fauzan.
"Kenapa gue jadi deg-degan gini ya deket sama Aline," batin Fauzan.
"Bener,tuh kata Aline," ucap Raisa sewot.
"Jangan jangan sosok perempuan tua berseragam dosen itu yang tangan nya disentuh sama Fauzan dan bisa jadi dia Bu Rossa bener enggak?" tanya Aline dalam hati.
"Gue harus cari tau,"ucap Aline spontan.
"Cari apaan,lin?" tanya Raisa dan Fauzan.
"Aduh!gue cerita enggak ya sama mereka soal diri gue yang sebenarnya dan soal perempuan itu," batinAline dalam hati.
"Lin,loe dengerin kita enggak,sih?"tanya Raisa.
"Cari tau materi materi tentang falkutas kita hihihi," ucap Aline sambil cengengesan.
"kalau itu mah emang harus lin," ucap Fauzan heran.
"Bentar aja gue ngomong sejujur nya sama mereka gue takutnya mereka malah syok," ucap Aline dalam hati.
Jam menunjukkan pukul 4 sore.Para Maba pun pulang.Namun seperti nya Aline tidak pulang langsung dia ingin kembali ke perpustakaan untuk mencari info tentang Bu Rossa dan tentang lantai 3.Fauzan dan Raisa sudah pulang duluan.
"Gue hari ini harus dapet infomarsi yang bener bener jelas karena enggak mungkin gue terus nanya sama Kak Hanna," ucap Aline sambil berjalan
"Lin,kok belum pulang?" tanya Kak Justin yang kebetulan berpapasan di tengah jalan.
"Eee mau keperpustaan mau cari buku,"ucap Aline terbata-bata.
"Oh,sama dong aku juga mau keperpustaan ya udah bareng aja yuk,"ajak Kak Justin sambil tersenyum.
"Apa aku tanya aja ya sama Kak Justin mungkin dia tau,"tanya Aline dalam hati.
"Gimana,lin?Kak Justin penuh harap.
"Ya udah yuk kak,"ucap Aline sambil tersenyum.
Mereka pun berjalan menuju perpustakan ,tapi Aline sedikit khawatir kalau Kak Justin tau tujuan nya ke perpustakaan itu untuk apa.AkhirnyaAline pun sampai ke Sekarang mereka nampak melihat-melihat buku di rak buku yang disediakan.
"Kak Justin aku mau nanya sesuatu boleh?" tanya Aline.
"Boleh kok,kamu mau nanya apa?" tanya Kak Justin dengan suara lembut.
"Ini bukan soal mata kuliah kak,ini soal Almh.Ibu Rossa Fatmawati yang tadi diceritain sama Kak Niken Kakak tau enggak profil dia gitu,"ucap Aline agak gugup.
Wajah Kak Justin berubah yang tadinya tersenyum berubah agak panik.Dia terlihat memikirkan sesuatu.
"Kenapa kamu jadi nanya soal Almh.Ibu Rossa Fatmawati?" tanya Kak Justin agak ngegas.
"Ya enggak papa kak cuma pengen tau aja," ucap Aline.
"Itu udah lumayan lama kejadiannya mending kamu fokus aja enggak usah mikirin hal-hal yang enggak penting,"ucap Kak Justin dengan nada tidak santai.
"Kenapa Kak Justmn jawab nya gitu ya?"tanya Aline keheranan.
"Kalau soal lantai 3 itu kenapa ya kok dikosongin katanya semenjak Almh.Ibu Rossa Fatmawati meninggal ya?" tanya Aline ragu-ragu.
"Aku tadi udah bilang enggak usah nanya nanya hal itu kamu disini fokus kuliah apa mau jadi wartawan dadakan,"bentak Kak Justin.
"Ya maaf kak aku cuma pengen tau lagi pula aku ini gadis yang bisa ngeliat....." ucap Aline namun terpotong.
"Ngeliat apa?"tanya Kak Justin penasaran.
"Aduh!Kenapa aku keceplosan jadi tau kan Kak Justin." ucap Aline dalam hati
"Ya,udah aku mau pulang dulu ya kak, maaf atas kejadian yang tadi,"ucap Aline sambil bergegas pergi.
"Gue harus lebih hati hati lagi sama Aline ternyata dia sama kayak Hanna kalau enggak semua orang bakal tau yang sebenarnya," ucap Kak Justin dengan muka khawatir.
Happy Reading semua 🤗
Jangan lupa kasih like dan coment
terima kasih 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!