Zenara & Duda Anak Satu
001
Gerard Sanz Denaroz
Bisa jangan bantah papah, Nara?
Zenara Vellyncia Devanca
Pah! Nara gak mau ya papah jodohin kaya gini!. Nara udah besar pah! harus berapa kali sih Nara bilang!
Yara Veronica
Ayolah Nara, kamu kan tau mamah sama papah ini sibuk. Kita cuman mau kamu itu ada yang jagain kalo kita gak ada di rumah.
Zenara Vellyncia Devanca
Emang nya kurang penjagaan yang mamah sama papah kasih buat aku?
Zenara Vellyncia Devanca
Memang nya Bi Nela gak cukup buat jaga aku dirumah?
Yara Veronica
Gak gitu sayang, Mak-
Gerard Sanz Denaroz
Sudahlah, papah akan tetap menjodohkan kamu Nara. Papah tidak perduli kamu setuju atau tidak.
Zenara Vellyncia Devanca
PAH! PAPAH!
Gerard pun pergi meninggalkan Kedua perempuan yang ia cintai nya itu.
Zenara Vellyncia Devanca
Mah! Aku mohon mah, bujuk papah biar gak jodohin aku. Mamah kan tau Nara selalu nurutin kemauan papah sama mamah.
Zenara Vellyncia Devanca
Jadi Nara mohon mah, kali ini aja Zena gak mau mah.
Yara tak mau pendirian nya hancur mendengar permohonan dari sang putri. Karna itulah ia memutuskan untuk meninggalkan Zenara sorang diri.
Sementara itu Zenara bergegas pergi meninggalkan rumah ia lupa memiliki janji dengan sahabatnya untuk menghadiri acara ulang tahun adik dari sahabat nya.
Zenara Vellyncia Devanca
Sorry ya na, gue telat.
Kalaluna Trina Hendra
Gakpapa kali Ra, Acaranya juga blum di mulai ko.
Kalaluna Trina Hendra
Sini masuk, gue kenalin lo ke sodara-sodara gue
Luna dengan semangat membawa Nara keseluruh keluarga besarnya. Zenara tersenyum melihat respon baik dari keluarga sahabat nya ini.
Tak lama untuk Zenara beradaptasi karna memang keluarga Luna sangat menerima kehadirannya di tengah tengah acara keluarga ini. Zenara banyak berbincang dan bercengkrama dengan wanita wanita paruh baya yang ada di sana.
Bukan hanya para orang tua yang suka kehadiran Zenara tapi juga anak anak kecil hingga anak remaja sangat menyukai Zenara.
Kalaluna Trina Hendra
Gue gak nyangka loh, seorang Nara bisa secepat itu deket sama keluarga gue. Bahkan gue aja gak seakrab itu sama mereka mereka.
Zenara Vellyncia Devanca
Lo terlalu berlebihan Luna, Gue biasa aja ko. Tapi emang sih keluarga Lo itu seru banget.
Kalaluna Trina Hendra
Jelas lah, keluarga besar Hendra nih bos
Zenara pun terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu.
Zenara Vellyncia Devanca
Oh iya na, toilet dimana ya? Gue kebelet nih.
Kalaluna Trina Hendra
dari sini lo lurus aja, nanti ada belokan belok kanan ya. Ada pintu yang cet nya warna biru itu toilet nya.
Zenara Vellyncia Devanca
Oke, sebentar ya
Zenara pergi menuju tempat yang ia cari sejak tadi. Berniat untuk buang air kecil sekaligus merapihkan penampilan nya.
Thacila Revana Sanjaya
Aku gak mau papah! Aku mau disini sama kakak cantik!
Elgara Horison Sanjaya
Kakak cantik itu siapa nak?
Thacila Revana Sanjaya
Kakak cantik pah! Dia ajak main aku. Gak kaya papah yang sibuk kerja terus.
Pintu toilet terbuka, menampilkan gadis cantik berusia 21 tahun itu.
Thacila Revana Sanjaya
KAKAK CANTIK!
Elgara (Papah Thacila) Terdiam sejenak menatap wajah sang anak yang begitu ceria melihat seorang gadis yang baru ia kenali hari ini.
Zenara Vellyncia Devanca
Eh? Cila, Kenapa cantik. Ko kamu bisa disini. Kamu Mau ke toilet?
Thacila Revana Sanjaya
Iya ka, aku kebelet.
Zenara Vellyncia Devanca
Mau kakak anterin?
Thacila Revana Sanjaya
Emang kakak gakpapa?
Zenara Vellyncia Devanca
Gakpapa dong, ayo nanti cila ngompol lagi.
Thacila Revana Sanjaya
Hehehe enggak dong ka.
Mereka berdua masuk kedalam bilik toilet dengan tawa yang begitu ceria. Bahkan sampai tak memperdulikan Elgara yang berada tepat di hadapan mereka.
Elgara sedikit tersentuh melihat sang anak yang begitu ceria dan bahagia tak seperti biasanya dan tak seperti saat bersamanya maupun 'mamah' nya.
Zenara Vellyncia Devanca
Yey! Sudah selesai. Ayo kakak anter kamu ke orang tua kamu.
Thacila Revana Sanjaya
Ini papah ka.
Zenara Vellyncia Devanca
Eh?
Zenara Vellyncia Devanca
Ini papah mu?
Thacila Revana Sanjaya
Iya ka, tapi aku gak mau sama papah. Mau sama kakak aja.
Elgara Horison Sanjaya
Thacila
Zenara Vellyncia Devanca
Halo om
Elgara Horison Sanjaya
Ayo pulang cila
Thacila Revana Sanjaya
Aku gak mau pah!
Elgara Horison Sanjaya
Thacila!
Zenara Vellyncia Devanca
Anak cantik, Kamu pulang ya? Kasihan loh papah kamu pasti cape baru pulang kerja, jadi thacila nurut ya. Biar papah cila bisa istirahat. Oke.
Thacila Revana Sanjaya
Tapi aku mau sama kakak.
Zenara Vellyncia Devanca
Lain waktu kita ketemu lagi ya. Sekarang cila pulang ya cantik.
Dengan begitu lembut Zenara membujuk anak kecil itu, seraya mengusap sambil menata rambut tembal yang sedikit berantakan itu.
Dengan berat hati, Thacila mengikuti perkataan Zenara dan kini anak kecil itu pulang bersama orang tuanya.
002
Keesokan harinya, di sore hari. Satu rumah di buat bingung sekaligus khawatir dengan nona kecil mereka yang tak mau makan sejak siang tadi.
Mendengar kabar yang tak seperti biasanya Elgara dengan segera pulang untuk menemui putri kecilnya.
Setelah mendengarkan kabar thacila dari sang pengasuh yang tak mau makan sejak siang hari, membuat Elgara terpaksa meninggalkan kantornya begitu saja.
Thacila Revana Sanjaya
Cila gak mau pah, cila gak mau kalo gak sama kakak cantik.
Elgara Horison Sanjaya
Cila kita kan gak kenal sama kakak itu.
Thacila Revana Sanjaya
Pokonya aku gak mau makan kalau blum ketemu kakak cantik.
Elgara Horison Sanjaya
Ya sudah, gini aja. Cila janji sama papah, cila harus makan. Nanti papah cari kakak cantik itu ya.
Elgara Horison Sanjaya
Karna kalau sekarang gak bisa sayang, papah kan gak tau dia itu siapa.
Thacila Revana Sanjaya
Tapi papah janji bawa kakak cantik kesini? Aku mau main sama kakak cantik itu pah.
Elgara Horison Sanjaya
Papah janji sayang
Bujukan itupun perlahan lahan mampu membuat thacila memakan makanan nya. Elgara terus mengusap kepala sang anak dengan begitu lembut.
Thacila Revana Sanjaya
Andai aku punya mamah
Thacila Revana Sanjaya
Pasti--
Mendengar penuturan tersebut Elgara segera pergi meninggalkan kamar sang anak. Membuat Thacila menatap sendu sang papah.
Karna selalu saja seperti itu. Thacila sampai takut jika tak sengaja menyebutkan kata 'mamah' di dekat sang papah.
Zenara Vellyncia Devanca
WAH GILA YA NA, CAPE JUGA MATKUL (Mata kuliah) HARI INI
Kalaluna Trina Hendra
BISA GAK USAH TERIAK GAK ZEN
Zenara Vellyncia Devanca
LO JUGA TERIAK KALALUNA
Kalaluna Trina Hendra
HAHAHA
Kini kedua gadis itu berada di danau yang begitu menenangkan setelah pusing seharian memikirkan materi yang tak masuk ke otak.
Kalaluna Trina Hendra
Eh, Ra. Gue liat liat Lo deket sama om om ya?
Zenara Vellyncia Devanca
Maksud lo apaan ngomong kaya gitu tiba-tiba
Kalaluna Trina Hendra
Kemarin di acara ulang tahun adek gue kaya nya lo deket banget sama anak kecil temen nya adek gue.
Zenara Vellyncia Devanca
Bisa lebih spesifik gak na? temen temen adek Lo kan banyak.
Kalaluna Trina Hendra
ck! Maksud gue tuh yang di toilet Zenara
Zenara Vellyncia Devanca
Oalah, Thacila. emangnya kenapa?
Kalaluna Trina Hendra
Lo deket sama bapak nya?
Zenara Vellyncia Devanca
Ya enggak lah gila kali lo
Kalaluna Trina Hendra
Ya siapa tau aja ra
Zenara Vellyncia Devanca
Tau ah gue mau pulang
Kalaluna Trina Hendra
Ngapain sih, dirumah juga sendirian doang.
Zenara Vellyncia Devanca
Bawel Lo!
Setelah obrolan singkat itu, Zenara memutuskan pulang. Namun ia menyempatkan diri ke toko buku untuk membeli buku yang ia butuhkan.
Sesampainya disana Zenara berkeliling mencari buku yang ia mau.
Thacila Revana Sanjaya
Pah! Papah!
Thacila Revana Sanjaya
Pah!!!
Zenara Vellyncia Devanca
Eh!
Thacila Revana Sanjaya
huhu sakit
Zenara Vellyncia Devanca
Thacila? Ya ampun kamu ngapain disini sendirian?
Zenara Vellyncia Devanca
Maaf ya kakak gak liat soalnya. Mana yang sakit? kakak obatin ya.
Betapa terkejutnya Zenara yang menerima pelukan secara tiba tiba dari bocah kecil ini. Zenara tersenyum dan langsung menggendongnya, membawa gadis kecil itu ke bangku yang ada di sana.
Thacila Revana Sanjaya
Kakak, aku kangen kakak.
Zenara Vellyncia Devanca
Kakak juga, kamu sama siapa kesini?
Thacila Revana Sanjaya
Sama papah
Zenara Vellyncia Devanca
Terus kemana papahnya?
Thacila Revana Sanjaya
Gak tau ka
Zenara Vellyncia Devanca
Tadi ada yang luka gak?
Thacila Revana Sanjaya
Enggak ko, cuman sakit aja gak ada yang luka.
Zenara tersenyum dan merapihkan poni gadis itu yang berantakan. Zenara cukup lama menunggu papah dari anak ini datang, karna tidak mungkin Zenara meninggalkan gadis kecil ini sendirian.
Namun tak disangka gadis kecil itu justru tertidur lelap di pelukan Zenara. Begitupun Zenara yang mulai merasakan kantuk karna terlalu lama menunggu.
Elgara yang melihat itu terdiam sejenak, kenapa putri nya sangat nyaman berada dengan gadis itu. Apa yang membuat mereka sedekat ini.
Elgara Horison Sanjaya
Cila, Bangun sayang.
Zenara Vellyncia Devanca
eugh?
Zenara Vellyncia Devanca
Maaf om, Tapi kayanya Thacila gak usah di bangunin. Saya liat dia lelah banget soalnya.
Elgara menatap wajah putrinya yang begitu tenang walaupun sedikit berkeringat.
Elgara Horison Sanjaya
Baiklah, Biar saya saja yang menggendong nya.
Dengan perlahan Elgara menggendong putrinya. Namun usahanya sia sia karna Thacila justru terbangun dan menangis.
Zenara Vellyncia Devanca
Gakpapa om, biar sama saya dulu aja.
Elgara Horison Sanjaya
Kamu ikut kerumah saya.
Zenara Vellyncia Devanca
Ha?
Elgara Horison Sanjaya
pendengaran kamu bermasalah?
Zenara Vellyncia Devanca
ah bukan begitu, tapi yang benar saja.
Elgara Horison Sanjaya
Kalau kamu tidak mau saya tidak akan memaksa.
Elgara Horison Sanjaya
Tunggu sebentar sampai Thacila tertidur pulas
Mendengar hal itu, Zenara sedikit merasa tak enak hati dan merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi, Zenara kan tidak mengenali pria ini dan juga ia tak mau mendapatkan gosip apapun nantinya.
15 menit sudah berlalu kini elgara dan Zenara berjalan menuju parkiran untuk memindahkan gadis kecil itu kedalam mobil.
Namun lagi lagi hal itu sia sia di lakukan, karna entah bagaimana anak itu bisa tau saat Zenara tak lagi mendekapnya.
Elgara Horison Sanjaya
Thacila kita harus pulang, kakak ini juga harus pulang.
Thacila Revana Sanjaya
Tapi cila mau sama kakak hikss hikss
Thacila Revana Sanjaya
CILA GAK MAH PULANG!
Elgara Horison Sanjaya
Cila bisa nurut tidak!
Mendengar gertakan dari sang papah, tangis cila justru semakin kencang dan sesegukan. Melihat hal itu Zenara tak tega sekaligus kasihan.
Dengan penuh keyakinan Zenara menggendong anak itu dan masuk kedalam mobil seraya mengusap lembut punggung anak tersebut agar lebih tenang.
Zenara Vellyncia Devanca
Gakpapa tuan, saya ikut aja.
Elgara Horison Sanjaya
Jangan menyusahkan diri mu sendiri. Thacila biar saya yang mengurus nya. Jika kamu tidak bisa pulang lah.
Zenara Vellyncia Devanca
Saya tidak menyusahkan diri saya. Dengan begini saya tidak akan khawatir dengan kondisi cila nantinya.
tak membalas ucapan gadis itu, Elgara segera masuk dan pulang menuju rumah miliknya.
Sepanjang perjalanan ia melihat Zenara yang begitu telaten mengurus Thacila. Bahkan beberapa kali gadis itu sempat tertidur namun kembali terbangun saat mendengar keluhan Thacila.
Sesampainya di pekarangan rumah miliknya. Elgara membukakan pintu Zenara. Ia secara perlahan menggendong cila agar anak itu tak terbangun lagi, begitupun dengan zenara ia tak mau membangunkan gadis itu.
Setelah membawa thacila masuk, elgara kembali keluar dan melihat Zenara masih tertidur dengan lelap. Mengingat langit sudah begitu gelap.
Elgara Horison Sanjaya
Hey...
Elgara Horison Sanjaya
Apa kau mau menginap terlebih dahulu?
Zenara Vellyncia Devanca
eugh...
Zenara Vellyncia Devanca
Oh maaf saya ketiduran. Thacila mana?
Dengan begitu spontan Zenara mencari anak kecil yang sejak tadi berada di pangkuannya
Elgara Horison Sanjaya
Dia sudah di dalam
Elgara Horison Sanjaya
Apa kamu mau menginap terlebih dahulu?
Zenara Vellyncia Devanca
ah sepertinya tidak usah, Sebaiknya saya pulang saja.
Zenara Vellyncia Devanca
Saya pesan taksi dulu
Elgara Horison Sanjaya
Saya antar
003
Gerard Sanz Denaroz
Papah akan kenalkan kamu sama calon kamu.
Gerard Sanz Denaroz
Pastikan tampil yang cantik nanti malam
Zenara tak menjawabnya dan justru pergi meninggalkan meja makan begitu saja.
Di kampus Zenara lebih banyak diam dan menyindiri tak seperti biasanya
Kalaluna Trina Hendra
Zen, Lo gakpapa?
Zenara Vellyncia Devanca
iya
Kalaluna Trina Hendra
Tapi beda banget, gak kaya biasanya
Kalaluna Trina Hendra
Lo ngumpetin sesuatu ya ke gue?
Zenara Vellyncia Devanca
Huhhh
Zenara Vellyncia Devanca
Gue dijodohin
Kalaluna Trina Hendra
APA?!
Kalaluna Trina Hendra
Lo gak bercanda kan Zen?
Zenara Vellyncia Devanca
Lo liat gue lagi bercanda?
Kalaluna Trina Hendra
Ya masa tiba tiba banget
Zenara Vellyncia Devanca
Nanti malem gue mau ketemu, gue harus apa. Gue gak mau na.
Kalaluna Trina Hendra
Lo kabur aja
Kalaluna Trina Hendra
Biar gak ketemu
Zenara terdiam sejenak mendengarkan spontanitas dari sahabatnya itu. Apa ia yakin untuk melakukan hal itu.
Malam ini Zenara bersiap untuk acara makan malam mereka bersama orang yang akan di jodohkan.
Gerard Sanz Denaroz
Sudah siap?
Zenara Vellyncia Devanca
Hm
Kini mereka menunjuk tempat yang sudah disepakati.
Sesampainya disana, Zenara terus memikirkan saran dari sahabatnya. Apa ia harus melakukan hal itu?
Zenara Vellyncia Devanca
Mah, aku izin ke toilet ya
Yara Veronica
Iya sayang jangan lama lama ya
Setelah mendapatkan izin, Zenara bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.
Zenara Vellyncia Devanca
Maaf tuan say-
Zenara Vellyncia Devanca
Papah Thacila?
Zenara Vellyncia Devanca
Eh?!!
Thacila Revana Sanjaya
KAKAK CANTIK?!!!
Zenara Vellyncia Devanca
Hallo cantik, Siapa yang gak mau makan?
Thacila Revana Sanjaya
aku maunya kalau ada kakak
Zenara Vellyncia Devanca
Kenapa gitu?
Thacila Revana Sanjaya
Aku suka kalau ada kakak.
Ponsel Zenara kembali berdering membuat Zenara kembali terdiam
Elgara Horison Sanjaya
Thacila, kamu sama bibi dulu ya. Papah mau ngomong sama Kakak cantik.
Thacila Revana Sanjaya
Tapi gak pulang kan pah?
Elgara Horison Sanjaya
iya sayang
Thacila pun pergi bersama pengasuhnya, menyusahkan Zenara dan juga Elgara di ruang tamu.
Elgara Horison Sanjaya
Apa kamu yakin tidak ingin kembali?
Zenara terdiam mengingat kejadian tadi saat di restoran.
Zenara Vellyncia Devanca
Eh tuan ada apa?
Elgara Horison Sanjaya
Bisakah kau kerumah ku untuk menemui putri ku?
Elgara Horison Sanjaya
Dia tidak mau makan sejak pagi tadi.
Zenara Vellyncia Devanca
Ah begitu baiklah, ayo tuan.
Elgara Horison Sanjaya
Apa kau tidak sibuk?
Elgara Horison Sanjaya
atau sedang ada acara?
Zenara Vellyncia Devanca
Sebenernya saya mau ketemu seseorang tapi sepertinya tidak usah
Elgara Horison Sanjaya
Tidakpapa kalau kamu tidak bisa
Zenara Vellyncia Devanca
Saya bisa, lagi juga saya berniat pergi dari sini.
Elgara Horison Sanjaya
Apa kamu sedang di jodohkan?
Zenara Vellyncia Devanca
Eh?
Elgara pun menepuk pundak nya untuk menyadarkan Zenara dari lamunannya
Zenara Vellyncia Devanca
Eoh? Tidakpapa El, aku akan tetap disini.
Zenara kini merubah panggilan mereka sesuai keinginan Elgara.
Zenara Vellyncia Devanca
Dimana Thacila? Katanya dia blum makan?
Elgara Horison Sanjaya
Dia di kamar bersama pengasuh nya
Elgara Horison Sanjaya
Ayo saya antar.
Setibanya di kamar Thacila langsung memeluk Zenara dengan erat.
Zenara Vellyncia Devanca
Kata papah Thacila tidak mau sekolah?
Thacila Revana Sanjaya
Eumm iyaaa
Zenara Vellyncia Devanca
Kenapa begitu?
Zenara Vellyncia Devanca
Thacila tau, papah kamu itu susah payah mencari uang untuk cila sekolah. Tapi kenapa cila tidak mau?
Thacila Revana Sanjaya
Aku mau sama kakak.
Zenara Vellyncia Devanca
Besok cila masuk pagi kan?
Thacila Revana Sanjaya
Hemm
Zenara Vellyncia Devanca
Cila harus sekolah ya, kakak janji jemput cila sepulang sekolah oke?
Thacila Revana Sanjaya
Benarkah?!!
Zenara Vellyncia Devanca
Iya dong
Zenara Vellyncia Devanca
Tapi cila harus janji, tidak boleh menyusahkan bibi. Jadi kalau sudah waktunya makan cila harus makan. Dan harus rajin sekolah oke?
Thacila Revana Sanjaya
iya aku janji
Elgara Horison Sanjaya
Cila juga tidak boleh merepotkan ka Zenara terus menerus.
Thacila Revana Sanjaya
Kenapa pah? Cila mau sama kakak cantik
Elgara Horison Sanjaya
Karna..
Thacila Revana Sanjaya
Karna kakak cantik bukan mamah aku?
Thacila Revana Sanjaya
Iya pah?
Elgara Horison Sanjaya
Thacila!
Zenara terdiam menyaksikan pertikaian tersebut ia tidak bisa ikut campur kedalam urusan keluarga ini.
Zenara Vellyncia Devanca
Ah kita makan dulu saja ya. Cila laper kan? Mau makan apa hm?
Elgara Horison Sanjaya
Hari ini cila waktunya makan bubur
Thacila Revana Sanjaya
Gak! Cila gak mau
Elgara Horison Sanjaya
Cila, jangan membantah.
Thacila Revana Sanjaya
Cila gak mau pah! Cila bosan!
Elgara Horison Sanjaya
Ci--
Zenara Vellyncia Devanca
Sudah sudah
Zenara Vellyncia Devanca
Bisakah tidak berantem hanya karna masalah kecil?
Thacila Revana Sanjaya
Kakak aku tidak mau bubur itu
Zenara Vellyncia Devanca
Kita masak aja ya? Kita buat bubur yang cila suka okey?
Thacila Revana Sanjaya
Benarkah??
Zenara Vellyncia Devanca
Cila mau bubur apa?
Thacila Revana Sanjaya
Bubur apa saja, asal tidak bubur sayur
Zenara Vellyncia Devanca
Baiklah ayo kita ke dapur.
Dengan semangat Zenara menggendong Thacila untuk turun kelantai bawah
Elgara masih berada di tempatnya, ia menatap kepergian sang anak dan gadis itu. Lagi lagi Elgara terlupakan, dan lebih dekat dengan gadis itu.
Gerard Sanz Denaroz
KEMANA ANAK ITU!
Gerard Sanz Denaroz
Gak bisa mah! Nara udah buat papah malu!
Gerard Sanz Denaroz
Telfon dia!
Yara Veronica
Gak aktif, mamah udah coba hubungi dari tadi.
Gerard Sanz Denaroz
Benar benar anak itu
Yara Veronica
Sudahlah pah, lebih baik tidak usah memaksa Zenara. Aku takut dia benci sama kita pah.
Gerard Sanz Denaroz
Gak bisa! Papah udah tanda tangan kontrak.
Yara Veronica
Maksud papah?!
Yara Veronica
KAMU MENJUAL ANAK KU DEMI BISNIS MU?!
Yara Veronica
Apa kau sudah gila pah?
Gerard Sanz Denaroz
Tidak begitu , mak-
Yara Veronica
Menyesal aku menyetujui perjodohan ini!
Yara Veronica
Benar benar gila kamu Gerard!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!