Hidup ini sungguh menyebalkan !!! Ucap Andi.
Andi baru saja lulus wawancara di perusahaan besar di negaranya, ia pikir ia bisa bergabung dan menjalani hidup yang sukses sebagai pekerja di perusahaan besar tersebut.
walaupun kehidupan sebagai pekerja di perusahaan besar itu terasa mudah dan sederhana akan tetapi mendapatkan masalah yaitu pendapatan yang rendah.
kemudian Andi pun tertidur pulas...
begitu Andi terbangun, Andi sudah berada di pulau terpencil yang bernama Pulau harapan,
seleah terbangun Andi menjadi binggung sekaligus terkejut melihat baju yang ia keenakan, baju besi tipis yang pas ditubuhnya dan memiliki bekas luka di tubuhnya yang mengeluarkan darah.
pada saat ini, Andi mendengar suara berisik di telinganya
"Meskipun kami sudah menyingkirkan si Kapak Mongka untuk sementara waktu, tapi kami hanya dapat bertahan disini hingga dua bulan kedepan"
"Kapal kami juga rusak akibat pertempuran sebelumnya, jika tidak ada perbaikan akan sulit untuk berlayar kembali saat itu kami...."
"apa yang harus kita lakukan selanjutnya ??"
suara berisik tersebut dari puluhan bajak laut yang berada di sekitar Andi, suasana seketika menjadi ramai, tetapi siapapun dapat mendengar kepanikan dalam suara mereka.
Andi melihat hal tersebut merasa pusing sekaligus bingung dan tiba-tiba Andi mengerang kesakitan beberapa infomasi dituangkan ke ingatan Andi.
Tanpa sadar Andi berteriak "Diam"
Setelah memilah-milah memori berantakan yang diterimanya.
ia Andi adalah Kapten kelompok bajak Laut, dan bajak laut besar di lautan Timur dengan Bounty Rp. 8.000.000 Beiry, beberapa hari yang lalu saat sedang berlayar dilaut kelompok bajak laut Andi bertemu dengan Kapak Mongka, terjadilah peperangan yang dimana kelompok bajak laut Andi mengalami kekalahan dan melarikan diri ke pulau terpencil ini.
Meski Andi tidak hanya mewarisi nama tubuh yang di tempatnya yaitu Lion D Andi, ia juga mewarisi sikap kepahlawanannya, tentu saja bukan pahwalan yang memiliki kekuatan super.
Untuk sementara waktu Andi merasa Hidupnya menjadi Kacau.
ia hanya tertidur sebentar, bangun sudah di dunia One Piece yang sangat di kenal andi, ia Andi merupakan salah seorang penggemar Anime One Piece, akan tetapi situasi ia saat ini tidak baik dengan adanya pengejaran Angkatan Laut.
Andi berfikir didalam hatinya "lebih baik masuk ke penjara laut Dalam dari pada mati terkubur di pulau ini" akan tetapi kedua pilihan tersebut tidak ada yang baik..
Adapun Si Kapak Mongka Andi memiliki kesan yang cukup dalam. Sejujurnya dalam cerita asli Anime One Piece Kapak Mongka merupakan Angkatan laut yang akan jatuh setelah dikalahkan oleh Monkey D Luffy.
Namun Masalahnya saat ini ia tidak bisa mengalahkannya, belum lama ini saat aku bertarung dengan Kapak Mongka, pedang ksatriaku terbelah menjadi dua oleh Kapaknya.
hal ini juga membuat aku dapat menentukan level kekuatanku saat ini : Level Umpan Meriam.
Memikirkan tingkat kekuatannya membuat Andi pusing.
Saat ini hal yang terpenting dapat bertahan hidup dari kejaran Kapak Mongka.
Setelah memikikanya, ia pun belum memili petunjuk untuk menyelesaikan solusi pengejaran Kapak Mongka, tanpa sadar ia pun melihat ke kelompok bajak lautnya.
Wajah sebagian besar orang menunjukan ekspresi Panik.
Wajar mereka memilki ekspresi tersebut dikarenakan kelompok bajak laut ini telah mengalami kekalahan dan pelarian selama 1 bulan penuh, sehingga semangat juang mereka sudah hancur.
Andi meilirik seseorang diantara kerumunan kelompok bajak laut yang memiliki senyum sinis terhadapnya, setelah dilirik Andi pria tersebut kemudian maju kedepan lali berkata "Kapten !!! sudah berapa bulan kami mengikutimu, kami tidak mendapatkan apa-apa kamu memilki prinsip yang terlalu ketat seperti Tidak boleh menganiaya warga sipil dan merampok sehingga kita semua tidak memilki kehidupan yang baik untuk makan saja kita sulit"
Pria tersebut melanjutkan perkataannya" Saudara-saudara sekalian apakah kamu ingin mati disini atau lebih baik kita ganti Kapten ???"
Andi melihat dengan jelas penampilan pria yang maju kedepan tersebut.
Pria tersebut ialah seorang lelaki botak dengan tinggi lebih dari 2,80 M tapi suaranya setipis tisu.
Pria tersebut bernama Dryan, ia merupakan wakil Kapten kelompok bajak laut ini, tetapi sebenarnya ia sudah lama mendampakan posisi Kapten bajak laut ini.
Ia selalu tidak puas dengan prinsip-prinsip Andi yang tidak menganiaya warga sipil dan bahkan memiliki pengikut yang cukup besar untuk menggulingkan Andi dari posisi Kapten Bajak Laut.
Sekarang ia berfikir karena cidera yang dialami Andi ia memiliki kesempatan untuk menjatuhkan Andi.
Ada begitu banyak Ngengat di bajak laut ini uang memilki 85 orang, Andi merasakan bahwa selama ini ia terlalu berhari lembut sehingga anggota bajak lautnya berani menantangnya.
Kemudian mata Andi terpaku dan wajahnya berubah dingin, sambil berfikir didalam hati
"Pemberontak bawahan dimulai oleh bajak laut yang tidak puas dengan Kapten, biasanya pihak yang kalah akan mati dan Andi tidak ingin mati lebih baik orang lain yang mati"
Meski Andi baru menempati tubuh ini akan tetapi kenangan dan naluri bertarung yang ditinggal pemilik lama tubuh ini masih ada.
Mengenai pembunuhan...
Andi merasa pemilik tubuh ini sangat idealis dengan semangat kepahlawanan akan tetapi bajak laut mana yang tidak ada bercak darah di pisau dan bajunya.
Selain itu, semangat kepahlawanan hanya di terapkan kepada orang yang lebih lemah dan rakyatnya sendiri, begitu ada di Medan perang ia sering menjadi Algojo bagi musuh-musuhnya.
Andi mengangkat matanya dan melihat secara langsung ke Dryan, dan berkata dengan dingin " Apa ? Apakah kamu akan menyerang ku ??"
Dentang!!
Pedang Ksatria Kepahlawanya terhunus, cahaya pedang berkilauan dibawah Matahari, Aura Andi berubah menjadi Ganas dan Tajam serta Aura pembunuh ada dimana-mana.
Perubahan sikap Andi yang tiba-tiba tersbut membuat Bajak Laut di sekitar menjadi diam dan menjauh serta tercengang, mereka sudah mengikuti Andi beberapa bulan dan mereka belum pernah melihat Andi mengeluarkan Aura pembunuh yang begikuti Ganas.
Dyran mengertakkan giginya dan mundur selangkah, tetapi saat ini anak panah Dyran sudah dibusurnya dan harus ditembakan.
Dyran tau kalau Andi orang yang berhati lembut sehingga mudah untuk ditipu, kemudian Dyran mengubah wajahnya menjadi menyedihkan dan berkata
"Kapten apakah kamu ingin semua saudara-saudara kita mati disini baru kamu puas....."
Sebelum Dryan selesai berbicara, Andi melintasi kedepan Dyran dan pedangnya mengeluarkan cahaya perak di udara.
Saat semua orang beraksi, sebuah kepala perlahan jatuh ketanah, dan busur yang baru dipengang oleh Dryan juga putus oleh tebasan pedang Andi.
Dan Andi mengibaskan Darah dari pedangnya sambil melihat sekelilingnya dengan dingin, dan berkata dengan nada dingin
"Siapa Lagi ???"
Kelompok bajak Laut itupun terdiam dikarenakan pemandangan didepan mereka yang mana cukup membuat mereka terkejut dan ketakutan.
Melihat tidak ada yang menjawab Andi Kembali ketempat semulanya dan beberapa bajak laut yang berwajah pucat dan kemetaran mengambil tubuh dan kepala Dyran untuk dibuang ke laut.
Lingkungan sekitar menjadi sunyi dan hembusan angin dapat terdengar, mereka masih belum bisa mempercayainya bahwamya Kapten mereka sudah berubah pasalnya sang Kapten yang selama ini berhati lembut akhirnya menampakkan taringnya yang Paling Ganas.
*BERSAMBUNG*
Saat tadi mereka hanya memandang Andi karena naluri bertahan hidup, kini ada sesuatu yang lebih dalam dalam sorot mata mereka. Kekaguman, harapan, dan mungkin sedikit ketakutan. Mereka melihatnya bukan hanya sebagai seorang kapten, tetapi sebagai penyelamat mereka.
Namun, Andi tidak terlalu peduli dengan reaksi mereka. Pikirannya tiba-tiba dipenuhi oleh suara mekanis yang terdengar jelas di benaknya:
"Sistem Kapten diaktifkan!"
"Selamat! Anda telah membuka lencana eksklusif: Kapten!"
"Efek: Kecepatan pemulihan kekuatan fisik kru +25%!"
Andi merasakan tubuhnya bergetar ringan sebelum sebuah panel transparan berwarna biru perlahan muncul di depan matanya. Cahaya data melayang-layang di udara, menampilkan informasi yang hanya bisa dilihatnya.
Andi mengangkat alisnya ternyata hanya dia yang bisa melihatnya.
[Sistem Kapten]
[Nama: Lion D. Andi]
[Usia: 21]
[Identitas: Kapten Bajak Laut Ksatria]
[Bounty: 8 Juta Beiry]
[Julukan: Ksatria Kilat]
[Keterampilan: Ilmu Pedang Lv 4 (431/800), Fisik Lv 3 (357/400), Navigasi Lv 1 (39/50)]
[Lencana: Kapten Eksklusif – Kecepatan pemulihan kekuatan fisik kru +25%]
[Peringkat: Besi Hitam – Sangat Lemah]
Andi menatap kata-kata "Sangat Lemah" yang terpampang jelas di layar. Sudut bibirnya berkedut.
"Sial, sangat lemah? Aku tahu aku bukan yang terkuat, tapi tidak perlu segitunya."
Namun, dia tidak membuang waktu meratap. Dengan cepat, dia menelusuri sistemnya dan menemukan sesuatu yang menarik.
Sistem ini memungkinkan Andi mendapatkan manfaat sepuluh kali lipat dari setiap kemajuan yang dicapai oleh krunya. Itu berarti, semakin keras mereka berlatih, semakin cepat Andi menjadi kuat.
Selain itu, sistem ini menggunakan sistem peringkat untuk mengukur kekuatan seseorang, dimulai dari Besi Hitam, Perunggu, Perak, Emas, Berlian, hingga yang tertinggi, Platinum.
Mereka yang berada di puncak dunia bajak laut seperti Whitebeard, Roger, dan Garp berada di tingkat Berlian. Empat Kaisar Lautan dan para laksamana angkatan laut memulai dari Emas, sementara panglima perang kebanyakan berkisar antara Perak dan Emas.
Sedangkan Andi…
"Sampah."
Namun, dibandingkan dengan bajak laut di pulau ini, dia bisa dibilang sampah yang sedikit lebih baik.
Tapi sekarang, dia memiliki jalan untuk naik ke puncak.
Andi menatap bajak laut di sekitarnya dan mulai menghitung.
Ada 85 orang tersisa, termasuk para pembuat kapal yang sedang memperbaiki kapal mereka. Jika mereka berlatih keras setiap hari, Andi akan mendapatkan hasil latihan sepuluh kali lipat lebih cepat dari mereka.
"Kalau mereka berlatih sebulan penuh... aku bisa mendapatkan hasil latihan selama lebih dari 80 tahun?"
Sebuah senyum muncul di wajahnya.
"Sial, ini benar-benar sistem kapitalis!"
Namun, sebelum dia bisa tenggelam dalam pikirannya lebih jauh, ia kembali teringat situasi saat ini.
kemudian Andi bertanya ke para awak Kapal Bajak Lautnya.
"Kalau kita hanya bersembunyi di sini, berapa lama kita bisa bertahan?"
Seorang kru lainnya menjawab, "Kalau kita beruntung, mungkin satu bulan."
"Satu bulan..."
Andi menatap langit malam yang gelap. Waktu saat ini adalah tahun 1519 dalam Kalender Lingkaran Laut. Itu berarti Ace baru saja berlayar.
Zoro masih menjadi pemburu bajak laut. Sanji masih magang di Baratie.
Jika dia bisa merekrut mereka…
"Mereka semua memiliki potensi besar. Jika sistem menilai mereka setara dengan Emas atau bahkan Berlian, dan aku bisa membawa mereka ke bawah komandoku..."
Dia bisa berkembang dengan kecepatan yang mustahil.
Tapi itu semua masih terlalu jauh. Untuk saat ini, ada masalah yang lebih mendesak.
Morgan.
Morgan adalah ancaman terbesar mereka saat ini. Jika mereka ingin bertahan dan membangun kekuatan, mereka harus menyingkirkannya secepat mungkin.
Andi menatap kru yang kini melihatnya dengan penuh harapan dan keyakinan. Mereka percaya padanya. Mereka menunggunya untuk memberi perintah.
Senyum percaya diri muncul di wajahnya.
"Baiklah. Mari kita tetapkan tujuan kecil untuk saat ini."
"Kalahkan Morgan dalam satu detik!"
"Bersambung"
Pagi itu, angin laut bertiup lembut, membawa aroma garam dan sisa asap dari pertempuran semalam. Cahaya matahari mulai menerpa dermaga yang hancur, namun di antara reruntuhan, sekelompok bajak laut berdiri tegak, wajah mereka jauh lebih tenang dibanding kemarin.
Meski perubahan yang terjadi dalam semalam sangat besar, ada satu hal yang paling mencolok—Andi.
Bukan hanya sikapnya yang lebih tegas dan berwibawa, tapi ada sesuatu yang terpancar dari matanya—kepercayaan diri yang tak tergoyahkan. Itu menular. Memberikan harapan pada kru yang sebelumnya dipenuhi putus asa.
Namun, Andi tahu harapan saja tidak cukup. Mereka butuh kenyataan.
Dia melangkah maju ke tengah kerumunan, menatap mereka satu per satu, lalu dengan suara berat, dia berbicara.
"Ahem!"
Puluhan pasang mata langsung tertuju padanya. Beberapa menelan ludah, beberapa mengepalkan tangan, dan beberapa bahkan menahan napas.
"Saudara-saudaraku, setelah pemeriksaan semalam oleh para pembuat kapal, aku harus memberitahukan hal yang buruk."
Dia menarik napas sebentar sebelum melanjutkan.
"Kita tidak bisa lagi berlayar. Kapal kita rusak terlalu parah."
Ketenangan yang baru saja mereka dapatkan langsung goyah. Andi bisa melihat wajah mereka menegang.
"Ini berarti kita hanya punya dua pilihan untuk bertahan hidup."
Dia mengangkat satu jari.
"Pertama, kita berharap ada kapal lain lewat sebelum Marinir menemukan kita. Tapi jujur saja... itu hampir tidak mungkin."
Dia lalu mengangkat jari kedua.
"Kedua, kita menunggu Marinir datang... dan merebut kapal mereka."
Sekarang, kepanikan benar-benar mulai menyebar. Seseorang di antara mereka bergumam, suaranya penuh ketakutan.
"Tapi... Morgan... dia monster..."
Seseorang lainnya mulai menangis pelan.
"Aku... aku tidak ingin mati, Kapten."
Dalam sekejap, suara-suara khawatir dan bisikan ketakutan memenuhi udara. Para bajak laut, meski tampak garang, pada dasarnya hanya manusia biasa yang mencari cara bertahan hidup. Mereka berani jika melawan sesama manusia biasa, tapi melawan kekuatan sejati? Itu cerita lain.
Namun, di tengah kekacauan itu, Andi hanya tersenyum kecil.
"Bagus. Mereka sudah masuk ke dalam perangkap pertama."
Di kehidupannya yang lalu, Andi sering melihat pola ini. Buat orang-orang takut, tunjukkan bahaya yang mengancam mereka... lalu tawarkan solusi. Itu trik yang klasik.
"Bisakah kita hanya duduk di sini dan menunggu mati?!"
Suasana berubah seketika.
Mereka semua menatap Andi dan terkejut oleh intensitas dalam suaranya.
"Apa yang kalian pikirkan saat pertama kali berlayar? Harta? Kebebasan? Petualangan? Apakah kalian ingin mati sebelum mencapai apa pun?!"
Mata para bajak laut mulai berubah.
"Kita punya waktu satu bulan di sini. Apakah kalian mau menunggu dan mati kelaparan, atau bertaruh pada kesempatan terakhir kita?!"
Dan seketika... sesuatu meledak di dalam diri mereka.
"Lawan mereka!"
"Yang penakut akan mati kelaparan, yang berani akan mati dengan kenyang!"
"Kapten, beri tahu kami apa yang harus kami lakukan!"
Energi yang sebelumnya lesu berubah menjadi semangat membara. Andi bisa melihat nyala api di mata mereka.
"Sekarang saatnya mengunci kesepakatan."
Dia mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang. Setelah beberapa detik, semua mata kembali fokus padanya.
"Saudara-saudaraku..."
Dia mengangkat kepalan tangannya ke dada.
"Siapa yang bersedia bertaruh denganku? Siapa yang siap untuk berlatih dan menjadi lebih kuat? Angkat tangan kalian!"
Tanpa ragu. Tanpa kecuali.
Puluhan tangan terangkat serentak.
Mata mereka penuh tekad. Tak ada lagi ketakutan di wajah mereka. Yang tersisa hanyalah keyakinan.
Andi mengangguk puas.
"Bagus sekali."
Dia menyapu pandangannya ke seluruh kru, lalu berbicara dengan suara yang dalam dan penuh kekuatan.
"Selama sebulan ke depan, lupakan semua gangguan. Aku akan mengajari kalian segalanya yang kutahu. Tapi ingat satu hal."
Dia menatap mereka satu per satu, memastikan setiap kata tertanam di benak mereka.
"Kalian berlatih bukan untukku. Kalian berlatih untuk diri kalian sendiri."
"Karena di dunia ini, hanya yang kuat yang bisa bertahan!"
Keheningan sejenak.
Lalu—
"Ohhhhh!!!"
Sorakan meledak. Para bajak laut, yang kemarin dipenuhi ketakutan, kini dipenuhi semangat.
Di antara mereka, seorang pria dengan rambut mohawk mengepalkan tinjunya.
"Itu benar! Jika kau tidak kuat, kau tidak akan bertahan!"
Yang lain menyusul.
"Dan sekarang, satu-satunya yang bisa memberi kita harapan adalah Kapten Andi!"
Untuk pertama kalinya, Andi benar-benar melihat keyakinan dalam mata mereka.
Dia tersenyum kecil.
"Sekarang... permainan yang sesungguhnya baru saja dimulai."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!