Perbukitan Lembah Jari Budha,tiga bulan setelah masa pertempuran.
Lin Qian masih terbaring tenang tidak sadarkan di atas ranjang kayu Cendana merah. Kondisinya berangsur membaik setelah mendapat perawatan langsung dari Ao Nie Lam,ibu kandungnya sendiri.
"Haihh,,,putraku bertumbuh dengan sangat baik.Lihatlah Qian'er,adik Sheun! Aku yakin demi merawat putraku,kau rela melewatkan banyak waktu yang seharusnya kau manfaatkan untuk berlatih bukan?"
"Itu,,?"
Li Sheun tidak dapat melanjutkan kalimatnya,itu karena Ao Nie Lam tiba-tiba mengelus punggung bahunya dan moment tersebut adalah pertama kali sejak ia memilih untuk tinggal di Lembah Jari Budha ini.Li Sheun merasa hangat di hati atas perlakuan Nie Lam ini.
"Bagaimanapun,aku harus tetap berterimakasih padamu adik Sheun.Tetapi budi ini aku tidak akan pernah sanggup membalasnya kecuali Qian'er." Ao Nie Lam tersenyum hangat,kemudian meraih tangan Li Sheun. "Jadilah rekan putraku! Temanilah dia berpetualang kemanapun! Sebab Qian'er akan selalu merasa berada di rumah bila dengan mu,adik Sheun." sambungnya.
"Tapi kak,,?" Li Sheun hendak menolak,tetapi begitu ragu hingga kalimatnya terputus lagi karena Ao Nie Lam kembali tersenyum untuknya.
Bila harus mengungkapkan,Li Sheun sama sekali tidak mengerti dengan point yang di maksud 'menjadi rekan' dari permintaan Ao Nie Lam tadi. Apakah dalam artian untuk merawat Lin Qian,atau dalam tanda kutip sebagai rekan wanita dalam arti benar-benar menjadi wanita Lin Qian? Tetapi mengatakan 'SEPERTI BERADA DI RUMAH' itu sungguh meninggalkan kesan mendalam pada Li Sheun.
Sementara Ao Nie Lam juga sepertinya tidak begitu buru-buru ingin mendengar jawaban Li Sheun,ia mendekati Lin Qian,menatap putranya dengan bangga kemudian merapikan daun rambut yang menempel di kening sekaligus mengusap wajah tampan Lin Qian dengan begitu lembut.
"Qian'er memiliki banyak kesamaan denganku,bagaimanapun. Dan aku tidak ingin putraku merasa jauh dari rumah ataupun dari rasa nyamannya." ujar Ao Nie Lam lagi,sembari membenahi kain selimut Lin Qian yang sedikit berantakan,kemudian kembali pada sisi Li Sheun.
"Apa kau masih ingat dengan lelucon Qian'er sewaktu dia masih kecil?" tanya Ao Nie Lam.
Kemudian Li Sheun mulai mencoba mengingat beberapa lelucon Lin Qian sewaktu kecil dan berusaha menebak.Tetapi ketika ia mengatakannya pada Ao Nie Lam, Nie Lam berkata "Bukan itu." hingga berulang-ulang,sampai Li Sheun menyerah.
Dan pada akhirnya Ao Nie Lam membantu Li Sheun mengingat dengan salah satu lelucon Lin Qian kecil padanya. "Qian'er mengatakan,bahwa dia hanya akan menikah dengan Bibi Sheun yang cantik dan Qian'er tidak akan membiarkan siapapun mendekati Bibi. Apa kau ingat?"
Bagaimanapun, itu hanya sebuah lelucon, lagipula kalimat tersebut di katakan ketika Lin Qian masih kecil,pikir Li Sheun. Lalu untuk berfikir bahwa Ao Nie Lam mengingatkan itu,tidak kah dia tengah berperan sebagai seorang ibu yang sedang melamar seorang gadis untuk putranya?
"Kakak,apakah kakak sedang,,,?"
"Eum,, aku sedang meminta mu untuk putraku,kemarilah!" Ao Nie Lam menarik tubuh Li Sheun masuk ke dalam pelukannya yang hangat dan membiarkan Li Sheun berfikir tenang ketika ia bersandar pada bahunya,sambil melanjutkan kalimatnya. "Untuk masa depan putraku,kau adalah yang terbaik dari gadis manapun. Mataku tidak akan salah dan demi mewujudkan itu,mungkin kau tidak tahu bila aku telah menolak ratusan lamaran yang datang padaku untuk meminta Qian'er menjadi menantu mereka.Haihh,,,mereka berusaha dengan keras selama tiga bulan ini,tanpa memikirkan keadaan Qian'er yang masih dalam tahap pemulihan."
"Tapi kak,bukankah Qian'er sudah memiliki Qing Ruxue?" kali ini,Li Sheun yang mencoba mengingatkan seraya melerai diri dari pelukan Ao Nie Lam,tetapi lagi-lagi Nie Lam menampilkan senyuman.
"Baik Qian'er maupun Qing Ruxue,keduanya telah sepakat untuk berpisah. Aku tidak menyalahkan Qing Ruxue yang lebih memilih setatusnya"
"Setatus?" tanya Li Sheun memotong dengan raut penasaran.
"Eun,, identitas gadis itu sangat tidak sederhana. Di benua Gurma,kepentingan Qing Ruxue tidak lain hanya untuk memperdalam keahlian Alchemist nya sebelum akhirnya bertemu dengan Qian'er. Sementara jatidiri Qing Ruxue yang sebenarnya merupakan putri dari Qing Yuanzong,penguasa mutlak dari negeri Qing."
"Mungkin dalam pertempuran di negeri dewa angin selatan kau melihat Qian'er bertarung dengan seorang pria paruh baya? Orang itu bernama Dan Lue Wo,tetapi lebih di kenal dengan sebutan pak tua Wo." kata Nie Lam.
"Eum,, iya. Aku ingat dan sempat menyaksikan pertarungan Qian'er saat itu,lalu mungkinkah jika pak tua Wo itu memiliki kaitan dengan Qing Ruxue?" tanya Li Sheun,mulai sedikit antusias.
"Untuk alasan apapun,sebagai seorang ibu,aku sedikit berhutang padanya karena tidak bertindak berlebihan saat harus berdebat dengan Qian'er.Pak tua Wo adalah seorang Jendral Besar dari negeri Qing dan aku sudah sangat lama mengenalnya dan aku sama sekali tidak terkejut bila Qian'er tidak dapat mengatasi Jendral Wo."
"Jadi seperti itu,,?"
TOK,, TOK,, TOK
Ketukan daun pintu memutuskan perbincangan Li Sheun dan Ao Nie Lam,selanjutnya Nie Lam menyilahkan seseorang yang berada di depan pintu tersebut masuk.
"Maaf menggangu,Nyonya?"
"Tidak apa-apa,katakan saja ada apa!" kata Nie Lam.
"E,, itu. Di depan gerbang utama Lembah ada yang mencari tuan muda Qian,beberapa penjaga sudah menjelaskan tentang kondisi tuan muda,tetapi mereka bersikeras dan tetap tidak mau tahu." ujarnya.
"Apa kau tahu siapa mereka? " tanya Ao Nie Lam masih bersikap tenang,walau secara naluri ia merasakan akan ada situasi yang sama sekali tidak di perlukan. Lagipula,ini adalah Lembah Jari Budha dan siapa yang berani berfikir untuk membuat onar di tempat paling terlarang ini?
"Dari gelar dan nama yang di sebutkan,orang itu adalah Raja Wei Yichen,nyo,,,?."
WOOOSSSHHH
Orang ini belum selesai dengan kalimatnya,tetapi Ao Nie Lam telah menghilang dari tempatnya,meninggalkan Li Sheun untuk menggantikannya menjaga Lin Qian.
"Kau bisa kembali sekarang!" seru Li Sheun pada si pembawa pesan.
Di gerbang utama pinti masuk wilayah Lembah Jari Budha.
"Guru."
"Nyonya Nie."
Semua orang Lembah Jari Budha menyapa Ao Nie Lam pada saat kemunculannya di gerbang utama. Nampak juga Hae In murid Ao Nie Lam, gadis cantik yang di beri Selendang Langit oleh Lin Qian.
"Hohoo,,,aku rasa aku bertemu dengan Nyonya rumah.Tetapi maaf! Kedatangan ku hanya ingin membuat skor dengan pemuda yang bernama Lin Qian." yang berkata adalah Wei Tze,adik dari Raja Wei Yichen.
Menatapnya saja,Ao Nie Lam sudah merasa sangat jijik tetapi ia masih mencoba tenang. "Yang mana dari kalian Raja Wei Yichen?" Nie Lam sama sekali tidak ingin meladeni Wei Tze karena di orang ini sama sekali tidak penting.
Berikutnya dua orang maju dari tengah kerumunan," Raja Yichen menyapa Nyonya rumah" sapanya sedikit sopan,di susul dengan orang di sampingnya,Jendral Zhu Lao
Nie Lam dengan wajah datarnya menatap dingin pada Raja Wei Yichen."Benarkah kedatangan kalian ingin menyelesaikan akun dengan Lin Qian,walaupun sudah di jelaskan tentang kondisinya sekarang ?"
"Nyonya,bisakah sebagai seorang nyonya rumah setidaknya memberikan tamu ini sedikit ruang?"
"Kau belum menjawab pertanyaan ku!" kata Nie Lam lagi,memotong kalimat Yichen dengan sedikit bentakan.
Sekelompok anjing berani datang untuk menggonggong di depan sarang harimau,orang-orang dari daratan timur ini terlalu percaya diri.
"Benar! Kedatangan ku adalah untuk membuat perhitungan dengan Lin Qian,karena dia telah membunuh Wei Yun,putriku." karena merasa tidak akan mendapatkan wajah,Yichen mengambil sikap,mungkin dengan statusnya sebagai seorang Raja,ia dapat menggertak orang-orang Lembah Jari Budha. Tetapi jika saja ia tahu mengenai alasan kenapa dia beserta rombongan masih bernafas sampai detik ini hanya karena kaki mereka masih dua langkah menyentuh batas wilayah Jari Budha,tentu mereka akan sangat bersyukur untuk itu.
Di Kekaisaran Tang,entitas dan kekuatan mana yang berani menginjakkan kaki mereka di Lembah Jari Budha tanpa ijin? Wilayah ini adalah yang paling sakral dari semua wilayah yang ada.Bahkan entitas sekelas kaisar Tang,harus mendapatkan izin bila ia hendak berkunjung.
Tetapi sekelompok anjing dari timur ini sungguh terlalu lancang,mereka tidak hanya menyalak di depan pintu gerbang,tetapi juga telah dengan sengaja menyinggung secara terang-terangan.Lebih jauh, itu di lakukan tepat di depan wajah Ao Nie Lam. Tentu orang-orang seperti Hae In,Yin Fan,Huo Ding,Du Yi,I Nyong serta yang lain murka,tetapi mereka sedikit menahan hanya untuk menunggu sinyal dari sang Nyonya Rumah.
"Selain Yichen dan orang di sampingnya,habisi mereka semua!"
SWOOOSSSHHH
SLASHHH,, BOOMM,,, BOOMM,,, BOOOM
Tidak ada dalam hitungan tiga tarikan nafas usai Ao Nie Lam menyelesaikan seruannya,17 orang yang turut serta dalam rombongan Raja Wei Yichen tewas seketika. Bahkan baik Yichen maupun Zhu Lao,keduanya sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuh mereka karena tertegun ngeri.
"Nyonya,apa yang harus kita lakukan pada dua sisa tanpa guna ini?" kata Yin Fan.
"Belum lama,dia meminta sedikit ruang,maka berikan ruangan sesuai kemauan tamu kita ini!" kata Nie Lam singkat,kemudian ia kembali lenyap meninggalkan mata semua orang tanpa perduli sama sekali.
WOOOSSHHH
"Kalian. Urus semua mayat-mayat itu dan bersihkan area ini seperti sediakala!" Yin Fan menunjuk beberapa junior,kemudian pandangannya kembali beralih pada Raja We Yichen dan Jendral Zhu.
"Kalian berdua telah menyaksikan betapa kejamnya kami terhadap orang yang berani lancang bukan? Tetapi sangat di sayangkan kalian tidak berkesempatan melihat bagaimana kami bersikap begitu segan pada mereka yang berlaku sopan dalam bertamu. Sekarang ikutlah denganku!" kata Yin Fan.
Raja Wei Yichen dan Jendral Zhu mengikuti dari belakang tanpa berkata 'iya' ataupun sekedar mengangguk. Mental keduanya benar-benar telah jatuh hingga setiap kata yang terucap dari mulut Yin Fan terdengar seperti sebuah teror mengerikan. Yin Fan sendiri tidak memperlakukan mereka layaknya seorang tahanan dan membiarkan seperti adanya mereka.
Memasuki pintu gerbang utama dalam beberapa langkah,Raja dan Jendral dari daratan timur itu membuka mulut karena takjub. Mereka menyaksikan panorama pemandangan yang luar biasa indah. 'inikah Lembah Jari Budha yang sebenarnya?' batin Jendral Zhu.Bahkan untuk beberapa waktu,trauma sebelumnya hilang karena pemandangan alam yang ia lihat.
Namun pada waktu yang sama,Yin Fan meminta mereka untuk bergegas, setelah melewati beberapa waktu lagi,ketiganya sampai di sebuah bangunan rumah kayu pinus berukuran tidak terlalu besar,tetapi dengan pemandangan alam yang sama luar biasanya. "Untuk sementara kalian berdua akan tinggal di gubuk ini dan kalian di persilahkan memanfaatkan apapun yang ada di wilayah Lembah Jari Budha! Bahkan kalian di perbolehkan berbuat onar,itupun bila memang kalian sudah sangat merindukan kematian, mengerti?" kata Yin Fan tanpa merubah nada suara dan sikap tegasnya sedikitpun,kemudian ia pergi meninggalkan keduanya.
"Fyuuhh!!" Raja Wei Yichen akhirnya dapat menghembuskan nafas penuh kelegaan setelah Yin Fan sudah tidak terlihat,tetapi ia masih belum tenang sepenuhnya dan butuh waktu menarik nafas beberapa kali lagi karena seluruh tubuhnya masih bergetar hebat,begitupula dengan Jendral Zhu Lao. Keduanya hanya berpura-pura tangguh selama di dekat Yin Fan,padahal sama sekali tidak demikian dan bisa di katakan,keduanya masih sangat beruntung tidak mati karena ketakutan.
Jendral Zhu mengambil duduk pada sebuah batu,ia mencoba menenangkan diri di sana. "Haihhh,,, kedua tanganku tidak berhenti gemeteran, ini sungguh sangat memalukan." ucapnya sambil berkali-kali menyeka keringat di wajah.Pembantaian tadi benar-benar memukul mentalnya dengan sangat keras hingga dirinya membutuhkan sedikit waktu lebih banyak untuk menstabilkan diri seperti semula.
"Menurutmu,setelah ini apa yang akan mereka lakukan pada kita Jenderal Zhu?" kata Raja Wei,mendekat.
"Entahlah Yang Mulia,aku sama sekali tidak dapat berfikir jernih saat ini. Tetapi yang dapat aku katakan,jelasnya kita telah menyinggung orang yang salah,itu lah kenyataannya sekarang." ungkap Jendral Zhu berterus terang,karena menurutnya percuma juga bila harus membayangkan apa yang akan terjadi,akan lebih baik jika menarik Raja Wei untuk ber intropeksi pada kesalahan sendiri.
"Haihh,,aku tahu telah mengambil keputusan salah yang akhirnya mengakibatkan kerugian tidak sedikit. Akan tetapi adakah satu saja kemungkinan agar kita mendapatkan pengampunan?"
"Entahlah." Jendral Zhu berkata dengan suara lemah dan putus asa.
Sebenarnya dia sudah memberikan penjelasan dan juga menjadi satu-satunya orang yang menolak ketika Wei Tze,adik Raja Wei Yichen mengusulkan agar pihak kerajaan mengambil tindakan balasan atas kematian Wei Yun. Tetapi rupanya penjelasan Jendral Zhu Lao sama sekali tidak di gubris oleh Rajanya sendiri,setidaknya untuk di pertimbangkan.
Nasi sudah menjadi bubur,setelah menyesali atas sebuah tindakan yang di buat,kini mereka hanya bisa pasrah menjalani hari di tempat baru itu dan tinggal menunggu giliran untuk menerima konsekuensi atas tindakan mereka.
Tiga hari berikutnya di sore hari yang hangat,Lin Qian membuka mata untuk pertama kali setelah tiga bulan tertidur,kebetulan pada waktu itu tidak ada siapapun di kamar tersebut. Lin Qian tidak terburu-buru,tetapi kembali mengambil waktunya untuk membiasakan diri serta menerka nerka sedang berada di mana ia sekarang?
"Ah,,,rupanya aku berada di rumah,syukurlah!" gumamnya merasa lebih tenang,lalu melihat ke beberapa perabotan yang berada di sebelah kiri kanan dan semua itu tampak tidak asing.
Lin Qian bahkan larut pada ingatan masa kecil kala ia melihat boneka kayu buatan tangan ayahnya yang masih terpajang di atas nakas sisi kanan ranjang tidur. Boneka tersebut hanya seukuran lengan tangan anak kecil,di ukir dengan asal-asalan,memiliki bentuk kepala bulat dengan ukuran lebih besar dari ukuran tubuh bonekanya sendiri,tetapi entah di sengaja atau tidak,boneka kayu tersebut di buat tanpa mulut dan telinga oleh Wu Jian.
Lin Qian masih ingat betul ketika ia bertanya 'Ayah,kenapa boneka kayu ini tidak memiliki telinga dan mulut ?' dan saat itu,ayahnya hanya menjawab dengan berseloroh "Telinga boneka itu akan tumbuh dengan sendirinya ketika kamu mau mendengarkan dan menuruti semua perkataan ibumu,ayah juga sengaja tidak membuatkannya mulut agar nantinya boneka ini tidak cerewet seperti ibumu,mengerti?"
Mengingat momen itu membuat Lin Qian tergelitik ."Ck,,kau bahkan rela menggunakan pedang pembalik langit hanya untuk membuat boneka kayu itu."
Dahulu sebagai seorang bocah,Lin Qian mana tahu arti dari sebuah senjata pusaka tingkat dewa? Tetapi di tangan ayahnya SANG LEGENDA,senjata pusaka sekelas dewa hanya di gunakan sebagai alat untuk membuat boneka kayu.
Banyak dari kerabatnya yang memaki dan memarahi Wu Jian habis-habisan kala itu,terutama He Shang.Tetapi semuanya di buat terdiam sekaligus murka dan hampir saja terjadi pertarungan besar hanya karena Wu Jian berkata. "Cih,,,kalian belum menikah,mana mungkin mengerti tentang hal-hal seperti ini?"
Kepingan ingatan tersebut kembali membuat Lin Qian terkekeh, dan bila di ingat kembali moment itu menjadi sangat lucu.Karena menurutnya hanya karena perkara remeh tentang persoalan membuat boneka kayu menggunakan pedang pusaka saja,pada waktu itu sampai harus membuat geger.
"Aisshh,,,bila di ingat-ingat,sepertinya baru kemarin aku melewatkan moment itu."
Merasa puas bernostalgia dengan ingatan masa kecilnya,Lin Qian lalu beranjak bangkit dari ranjang untuk kemudian merapikan diri tanpa memerlukan banyak waktu. Selesai mengenakan pakaian berikut dengan atributnya,Lin Qian kemudian melangkah keluar dari kamar.
"Ini,,?"
Langkah Lin Qian tiba-tiba terhenti tepat di depan daun pintu kamar. Ia mematung sambil merasakan desir energi yang sangat akrab dan sangat ia kenal. "I,,, Ibu?" ucapnya terbata.
Sementara Ao Nie Lam yang saat ini tengah berada di lokasi lain bersama 12 Banteng utama serta lainnya secara naluri merasakan lonjakan energi putranya.
"Qian'er?" Ao Nie Lam buru-buru menaruh cawan yang berisi teh hangat kembali di atas meja,kemudian ia langsung melesat ke arah kediaman utama meninggalkan semua orang.
"Mungkinkah keponakan sudah pulih?"
"Eum,, aku yakin demikian."
"Mari kita ikut pergi menemuinya!"
WOOOSSHHH
Hari berikutnya di pagi yang cerah.
"Bocah nakal ini,tidakkah seharusnya dia mengambil lebih banyak waktu untuk beristirahat? Lihatlah! Sepagi ini dia sudah berlatih sekeras itu."
Daripada kagum pada keponakannya,Gi An justru merasa sedikit cemas. Baru kemarin sore Lin Qian bangun dari tidur panjang,juga ia harus menemani semua orang yang datang di kediaman utama untuk mengucapkan selamat atas kesembuhannya hingga tengah malam,lalu di pagi ini Gi An menemukan Lin Qian tengah berlatih keahlian beladiri di sebuah tanah lapang pada punggung bukit yang berada di sisi samping kanan air terjun Lembah Jari Budha.
Gi An tidak sendirian,ia di temani Ao Nie Lam dan Li Sheun,ketiganya berdiri menatap ke arah yang sama sambil menikmati teh hangat.
"Kau hanya terlalu mengkhawatirkan Qian'er saja kakak An. Keponakanmu itu hanya sedang meregangkan semua otot-otot tubuhnya yang kaku. Tiga bulan terbaring di atas ranjang,itu sangat tidak nyaman bukan?" tutur Ao Nie Lam.
Namun ada benarnya juga bahwa Lin Qian memang sengaja berlatih sekaligus berolahraga.
'Gelombang penghancur dewa,seni nafas surgawi dan tujuh nafsu iblis.Bagaimana kau dapat berfikir untuk memadukan ketiga teknik itu Qian'er?' batin Nie Lam,sambil mengamati beberapa gerakan seni beladiri tangan kosong yang di peragakan Lin Qian dari jauh.
Untuk pukulan gelombang penghancur dan tujuh nafsu/aura iblis,Nie Lam tahu sebesar apa daya rusak dari dua teknik tersebut bila di padukan,tetapi dengan Lin Qian menambahkan kekuatan yang jauh lebih besar melalui seni nafas surgawi,entah akan semengerikan apa nantinya jika putranya itu benar-benar mampu menyempurnakan ketiganya.
Mungkin bagi para ahli di daratan lima benua ini,seni nafas surgawi masih belum terlalu di kenal. Tetapi di negeri dewa angin selatan,seni nafas surgawi menjadi dasar pelatihan dari semua metode kultivasi,itu di mulai ketika Lin Qian mengenalkannya secara umum di negeri tersebut.Pada dasarnya,salah satu tujuan dari itu adalah agar tidak ada perdebatan yang tidak penting bahkan sampai harus terjadi pertumpahan darah hanya karena memperebutkan sebuah kitab,lagipula Lin Qian juga berfikir jika kitab seni nafas surgawi sebenarnya milik Guang Mayu,walaupun entah dari mana tuan muda Klan Guang itu mendapatkannya.
BANGGG
Lin Qian memukul sebuah batu berukuran cukup besar hingga hancur berkeping-keping hanya dengan menggunakan kekuatan fisiknya saja,selanjutnya ia kembali bergerak mundur untuk mengambil posisi kuda-kuda lalu menarik nafas dalam-dalam,kali ini sembari dengan menyerap energi langit dan bumi.
Selesai dengan persiapan,fokus matanya terarah pada sebuah tebing berbatu dan sepertinya Lin Qian memang sengaja menargetkan itu untuk menguji seberapa kuat teknik tinju yang baru saja selesai ia kembangkan dari tiga perpaduan. Hanya saja salahnya adalah,ia sama sekali tidak memperhitungkan dampak yang dapat di timbulkan dari jurus tinju barunya tersebut.
Setelah berhasil memusatkan energi esensi pada telapak tangan,Lin Qian langsung melesat. "Gelombang penghancur nafsu surgawi,hyaaa!!"
Energi langit dan bumi begitu kacau,udara panas melonjak secara signifikan dan dapat di rasakan oleh semua orang untuk beberapa saat akibat efek dari jurus baru yang akan di rilis Lin Qian.
"Tidak bagus!" merasakan lonjakan energi yang begitu kacau,Ao Nie Lam terperanjat panik,ia sampai harus membuang cawan di tangannya lalu buru-buru segera melesat dengan kecepatan ekstrem.
Menurut Nie Lam yang dapat merasakan kekuatan energi esensi dari jurus tinju yang hendak di lepaskan Lin Qian melalui persepsi jiwanya,kekuatan dari jurus tersebut bisa menjadi sangat berlebihan dan kemungkinan dampak yang akan di timbulkan akibat pukulan penghancur nafsu surgawi itu bisa saja menghancurkan seperempat wilayah Lembah Jari Budha.
Pergerakan Ao Nie Lam memang memiliki kecepatan tiga kali lebih cepat dari kecepatan puncak Lin Qian,tetapi untuk mencegah tindakan yang akan di lakukan putranya, sepertinya ia akan terlambat.Maka demi meminimalisir resiko, Nie Lam mengambil keputusan cepat dengan memagari sekitar area lapangan pelatihan dengan formasi susunan pertahanan.
"Formasi Selendang Ratu Langit!"
BLAAAAAMMMMM
Visual selendang raksasa berwarna emas segera mengurung area seluas empat kilometer meliputi lapangan pelatihan.
Beruntung Ao Nie Lam tepat waktu memasang formasi tersebut pada waktu yang sama ketika Lin Qian melepaskan pukulan gelombang penghancur nafsu surgawi. Tetapi dampak dari kekuatan jurus tinju Gelombang Penghancur Nafsu Surgawi tetap saja membuat seluruh wilayah Lembah Jari Budha terguncang dan bergetar hebat.
Tebing yang di jadikan target jurus tersebut sebagian runtuh luluh lantak sementara pada sebagian dinding tebing lainnya mengalami longsor,keadaan semakin di perparah akibat tanah lapangan yang di jadikan tempat pelatihan ambles ke dasar jurang air terjun.
Jika di hitung dengan waktu,belum ada satu hari sejak Lin Qian terbangun dari tidur panjangnya,tetapi luar biasanya sudah membuat kekacauan sebesar itu,dan entah akan separah apa kondisi wilayah Lembah Jari Budha jika saja Ao Nie Lam tidak segera mengambil inisiatif memasang formasi pertahanan?
Pagi itu,Lembah Jari Budha di buat geger oleh satu orang.
"Kau,keponakan nakal. Apa kau sengaja ingin menghancurkan rumahmu sendiri hah? Kenapa kau harus bertindak berlebihan seperti itu?Apa yang membentur kepalamu saat bangun pagi tadi?" He Shang masih berbalut selimut,bahkan mungkin ia masih setengah telanjang saat harus memarahi Lin Qian.
"Paman He, itu,,?" Lin Qian tersenyum canggung lalu hendak memberi penjelasan,tetapi kalimatnya langsung di potong.
"Itu apa? Itu benar ulah mu bukan?Aisshhh,,pagi-pagi sudah membuat kepalaku pusing." He Shang hanya bisa mendengus kesal,lalu berbalik kembali dan pergi begitu saja.
Ao Nie Lam yang menyaksikan semua adegan tersebut hanya berdiri diam saat He Shang memarahi Lin Qian habis-habisan tanpa minat membela,sebab jika sekali saja dirinya membuka mulut,maka bukan tidak mungkin ia pun akan terkena omelan sang iblis putih itu.
Tetapi adegan tersebut justru merupakan sesuatu yang ingin Ao Nie Lam lihat setelah lebih dari 15 tahun ini,di mana moment seperti itu membuatnya merasa hangat di hati.Terutama saat melihat He Shang marah seperti saat ini, kebiasaan unik iblis putih itu selalu berhasil memaksa Ao Nie Lam tergelitik bahkan sampai tertawa. "Tempramen saudara He sama sekali tidak pernah berubah,haihh,,,lagipula siapa di Lembah Jari Budha ini yang tidak pernah terkena omelannya?" kata Nie Lam kembali tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala sekaligus.
Beberapa waktu selanjutnya,Ao Nie Lam meminta kepada semua orang agar kembali pada rutinitas masing-masing,sementara dirinya bersama Li Sheun menghampiri Lin Qian yang masih tertegun.
"Ibu,Bibi Sheun." sapa Lin Qian.
"Eun!" Ao Nie Lam setengah mengangguk,tetapi ia berpura-pura memasang wajah datar,menatap ke arah tebing yang longsor tanpa menoleh sedikit pun agar Lin Qian mengira dirinya tengah marah. Lebih jauh,Ao Nie Lam lalu mencoba memberi gertakan lewat sebuah kalimat pertanyaan pada Li Sheun. "Adik Sheun,biasanya hukuman apa yang kau berikan pada Qian'er bila dia berbuat ulah dan nakal?"
"E,, itu?"
"Jawablah!" seru Nie Lam dengan nada sedikit tinggi.
Bagaimanapun Li Sheun tidak dapat membantah Nie Lam,mau tidak mau ia pun kemudian menjawab."Biasanya aku akan mem,,,"
"Ibu,Qian'er mengaku salah. Qian'er benar-benar minta maaf!"
WOOOSSHHH
Lin Qian yang sedari tadi menahan hawa dingin di sekujur tubuh akhirnya tidak bisa untuk tetap tinggal diam. Ia terlalu takut untuk membantah apalagi melawan sang ibu,maka tindakan paling efektif seorang anak agar terhindar dari hukuman ibunya adalah dengan mengambil langkah seribu lalu kabur secepatnya.
Tetapi Lin Qian tidak kabur sendirian,ia menarik paksa tangan Li Sheun dan membawanya terbang menjauh bersamanya sebagai jaminan keamanan,tidak perduli meskipun Li Sheun belum menyelesaikan kalimatnya.
"Mau kau bawa kemana Bibi mu itu anak nakal? Kau tidak akan bisa menghindar dari hukumanmu." Ao Nie Lam berteriak,namun sebenarnya ia tertawa lucu di hati.
Ia tidak menyangka bahwa walaupun Lin Qian telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang begitu kuat tetapi di hadapannya,Lin Qian tetaplah seperti anak kecil, dan itu sungguh membuat hati Nie Lam bahagia. Selain itu,kebiasaan Lin Qian yang akan selalu meminta perlindungan pada Li Sheun ketika akan mendapat hukuman darinya pun ternyata sama sekali tidak berubah sedikit pun.
"Terimakasih telah memberiku putra yang baik!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!