NovelToon NovelToon

Hi Mommy!

Hi Mom! 01

" Hali ini atu itut Daddy lagi ya?"

" Sayang, princess nya Daddy. Di rumah saja ya soalnya Daddy ada meeting penting nih. Ah iya ke rumah Oma sama Opa aja oke!"

Gadis kecil berusia 5 tahun itu menggembungkan pipinya sambil melipat kedua tangannya. Ia terlihat kesal karena permintaannya kali ini tidak dituruti oleh sang ayah.

Di usianya saat ini seharusnya dia ada di taman kanak-kanak, tapi gadis kecil itu menolak keras. Katanya dia tidak perlu bersekolah karena sudah pintar. Dan alasan lain yang digunakan adalah ia ingin selalu bersama ayahnya.

" Atu atan menjaga Daddy dali pala pengganggu." Seperti itulah yang diucapkan olehnya. Diusianya yang 5 tahun belum lama ini, dia juga masih kesulitan menyebut huruf 'r dan k' sehingga kadang membuat beberapa orang yang mendengarnya merasa gemas.

" Jangan marah ya sayang, lain kali Daddy pasti aja ajak Ale agi oke. Sekarang Ale ke rumah Oma dulu ya."

Aleika Shana Brown, bocah yang dipanggil Ale itu mau tidak mau menuruti ucapan ayahnya. Dilihat dari wajah sang ayah, terlihat sekali bahwa memang ayahnya itu sedang sibuk.

" Oke talau gitu, Ale nulut. Tapi Daddy janji ya beso Alr itut."

" Iya sayang princess nya Daddy. Ya udah Ale pergi sama Sus Bety dan Om Aloy ya."

Ale mengangguk cepat. Sus Bety adalah nanny Ale sedangkan Om Aloy merupakan supir merangkap pengawal yang ditempatkan oleh daddy nya Ale.

Bruuum

Mobil melaju berlawanan arah. Ale pergi ke kediaman oma dan opanya sedangkan sang daddy pergi ke perusahaan.

" Tuan, kenapa Anda bilang kalau ada meeting, kan padahal nggak ada."

" Haah, di perusahaan banyak lalat-lalat pengganggu. Aku khawatir mereka menyebarkan virus buruk ke Ale."

" Haah Tuan Gael, Anda ini bisa-bisanya ngomong gitu. Kan wanita-wanita itu hanya mau deket sama Nona. Ya walaupun pasti ada maunya sih."

Gael Reshan Brahman Brown, seorang lajang eh maksudnya duda berusia 38 tahun itu dijuluki hot daddy. Meskipun sudah menuju ke kepala 4 tapi pesona duda itu bisa menyilaukan para gadis-gadis muda.

Terlebih ketika dia membawa putrinya bersamanya, pesona pria matang tersebut membuat banyak wanita yang meleleh. Perhatian dan kasih sayang Gael kepada Ale menambah pesonanya.

" Nggak usah banyak omong Dor, hari ini apa aja schedule ku?"

" Tuan Bos, panggilnya yang lengkap apa. Dor dor dor, dah berasa suara tembakan. Dorry Bos, Dorry. Hari ini jadwal Bos sebagai berikut, pertama ... ."

Gael memutar bola matanya malas. Ia acuh tak acuh dengan keluhan asisten pribadinya itu tapi meskipun begitu dia fokus dengan jadwal pekerjaan yang diberikan oleh Dorry.

Pembicaraan tuan dan anak buahnya itu berlanjut hingga ke perusahaan BHP atau Brown Health Pharmacy. Gael merupakan CEO perusahaan tersebut. Meskipun perusahaan itu adalah warisan dari ayahnya, bukan berarti Gael bukan orang yang kompeten. Dia adalah jenius yang mampu membuat BHP lebih maju lagi di masa kepemimpinannya.

Berbeda dengan Gael, adik perempuannya memilih menjadi dokter seperti kakek dan bibinya. Adiknya itu juga sekarang berada di Luar Negri karena menjadi seorang relawan medis.

Tap tap tap

" Selamat pagi Tuan Gael, klien sudah menunggu Anda Tuan."

" Hmmm."

Selain asisten pribadi, Gael juga punya sekertaris. Sekertaris itu adalah seorang wanita yang bernama Melani. Melani Erma berusia 27 tahun dan dia sangat kompeten di bidangnya.

Meskipun bosnya memang selalu bersikap dingin, namun Melani mampu menghadapinya. Maka dari itu Melani menjadi sekertaris yang paling lama bekerja dibawah kepemimpinan Gael.

" Bos lagi sawan?" Melanie bertanya kepada Dorry dengan sedikit berbisik.

" Hahahah, ndak. Ngaco kamu. Dia lagi puyeng. Hari ini aja Non Ale dilarang ikut. Dia pusing karena dideketin ma cewek-cewek mulu. Salah sendiri sih nggak kawin-kawin. Eeh nikah maksudnya. Kawin sih kita mana tahu kan ye."

Plak!

Melani menepuk lengan Dorry dengan keras sehingga membuat Dorry kesakitan. Pasalnya mulut Dorry memang kadang tidak terkontrol.

Meskipun demikian Melani suka memiliki partner macam Dorry, karena Dorry sangat kompeten dan loyal. Dia tak jarang membantu Melani ketika kuwalahan menghadapi para wanita yang hendak mendekati Gael.

Pertemuan Gael dengan klien berlangsung sedikit lama. Pria paruh baya yang menjadi tamu Gael itu ternyata datang tidak hanya membicarakan perihal kerjaan. Dia memiliki maksud lain yakni dengan membawa tawaran pernikahan.

" Kerjasama kita pasti akan lebih erat lagi Tuan Gael. Saya memiliki putri yang cantik dan cerdas. Dia baru saja lulus dari universitas luar negri, pasti akan cocok dengan Anda."

" Maaf Tuan Bimo, saya tidak tertarik dengan pernikahan untuk saat ini karena saya ingin fokus dengan putri saya. Anda kan tahu saya punya putri berusia 5 tahun. Dan saya tidak yakin bahwa anak Anda mau menerima saya yang berstatus duda anak satu ini. Aah sudah jam sekian, tanpa mengurangi rasa hormat sepertinya pertemuan kita harus diakhiri di sini. Saya ada schedule lain."

" Aah begitu, baiklah. Terimakasih atas pertemuannya. Saya permisi Tuan Gael."

Bimo Ardana, seorang pria berusia 55 tahun itu memang partner kerja sama BHP. Dia pemilik beberapa apotek dimana suplai beberapa obat memang dari BHP. Kerja sama diantara mereka sudah terjalin lama tepatnya sejak BHP masih dipegang oleh ayah Gael yang bernama Ryder Yaslan Brown.

Akan tetapi Gael tidak pernah suka jika soal pekerjaan disangkutpautkan dengan urusan pribadi seperti ini. Lebih tepatnya dia lelah, ya Gael sangat lelah karena semenjak ia bercerai dengan istrinya, banyak sekali orang yang mengajukan pernikahan.

" Bukannya ini aneh?" Gael bertanya dengan tiba-tiba kepada Dorry.

" Why Bos?"

" Orang-orang itu. Apa pula yang disuka dari seorang duda."

Dorry dan Melani memutar bola mata mereka dengan malas. Ucapan tuan mereka seolah-olah dia adalah pria yang buruk. Padahal pesona pria itu bukannya main-main.

Meskipun statusnya duda beranak satu tapi para wanita menjulukinya duda hot dan hot daddy. Perawakan tinggi dan tampan, kehidupan yang mapan, tubuh atletis dan sayang terhadap keluarga, menjadi daya tarik yang tidak dapat dihindari.

" Serah lah Bos mau ngomong apa. Yuk kerja lagi, sekarang kita harus cek pabrik."

" Okeeeh, ayok. Aku pengen pulang awal buat ketemu Ale. Biasanya Ale ikut sekarang nggak ikut jadi sepi juga. Mel, anakmu sama siapa di rumah?"

Melani tersenyum sebelum menjawab pertanyaan sang tuan. Itu tadi meskipun sikapnya dingin tapi sebenarnya dia memiliki sisi yang hangat dan perhatian terhadap anak buah terdekatnya. Dalam konteks ini adalah Melani dan Dorry.

" Dia di sekolah Pak Bos. Saya sekolahin yang full day sampai jam 4."

" Hmm bagus, ya udah beresin kerjaan kamu. Kalau udah selesai sebelum jam 4 kamu boleh pulang."

" Terimakasih Pak Bos."

Melani sangat senang, dia bahkan melompat kecil karena saking senangnya. Ini merupakan satu tanda tentang bagaimana Gael care terhadap karyawannya.

" Saya juga Bos?" tanya Dorry. Dia pun juga ingin pulang lebih awal seperti Melanie.

" Ngapain, kamu nggak punya anak. Jadi ya kerjaan mu sampe malem lah. Makanya punya anak, biar bisa pulang awal."

Dorry memberengut, " ini diskriminasi," ucapnya keras. Tapi Gael tidak peduli. Asisten pribadinya itu memang kadang suka bersikap berlebihan dan Gael sudah sangat paham.

TBC

Hi Mom! 02

" Sayangnya Oma, kenapa cemberut gitu hmmm?

Ayesha dan Ryder saling pandang melihat cucu mereka yang sedari tadi datang sama sekali tidak menunjukkan wajah ceria. Biasanya jika sedang seperti itu Ayesha akan memberi pai apel dan Ale akan luluh. Tapi sekarang agaknya tidak mempan.

Ia kemudian melihat kepada Bety dan Aloy. Mereka berdua hanya mengucapkan nama Gael. Namun hal itu cukup membuat Ayesha dan Ryder paham.

" Cucu kesayangan Opa lagi kesel ya sama Daddy?"

" Iya opa, Ale tesel soalnya ale nda boleh itut Daddy. Padahal Ale itut te pelusahaan buat ngamanin Daddy."

Jawaban Ale membuat kening Ayesha dan Ryder berkerut. Ia tidak tahu apa maksud dari cucu perempuannya itu. Setelah melepaskan posisinya, Ryder sudah tidak mau tahu urusan perusahaan. Dia benar-benar hanya menghabiskan waktu bersama istri tercintanya. Dan sesekali menjaga Ale kalau putra sulungnya itu menitipkan Ale kepada nya.

Ryder pada akhirnya meninggalkan Ale dengan Ayesha. Dia lalu membawa Bety dan Aloy untuk diajak bicara.

Sebuah ruang kerja yang masih ada di kediaman mereka, dimana Ryder masih sering mengunakannya. Ryder meminta Bety dan Aloy untuk menjelaskan apa yang dikatakan oleh cucunya tadi di sana.

" Apa maksud dari cucu ku tadi?"

" Maaf Tuan Besar, jadi ceritanya tuh begini. Ehmm, ada beberapa wanita yang mencoba mendekati Tuan. Entah klien, atau wanita yang tiba-tiba datang. Nah Nona tidak suka, dia tidak suka kalau ada wanita yang mencoba mendekati Tuan. Lalu di samping itu, kalau ada Nona para karyawan wanita pada heboh. Nah, Tuan tidak menyukai itu juga karena Tuan merasa mereka menggunakan Nona untuk mendekati Tuan."

Haaaah

Ryder membuang nafasnya kasar. Ia tentu tahu, wajah tampan milik putranya memang bisa memikat wanita. Meskipun saat ini status putranya adalah duda anak satu, tapi dia tidak menyangka akan begini.

Sebenarnya Ryder sangat menyayangkan perceraian Gael dan Ayu--ibu dari Aleika. Dimana Gael juga tidak pernah mau bercerita apa alasan mengapa mereka bercerai. Bahkan Gael memberi ultimatum kepada ayah dan ibunya untuk tidak mencari tahu tentang itu.

Mantan istri Gael, Ayu Tricia Elizabeth sampai sekarang pun tidak tahu dimana dia. Mereka bercerai saat usia Aleika baru 6 bulan. Dan semenjak itu Ayu sama sekali tidak pernah menunjukkan batang hidungnya. Bahkan menengok Ale pun tidak.

Itu yang kadang membuat Ryder dan Ayesha merasa janggal. Seorang ibu bagaimana bisa meninggalkan anaknya yang masih bayi. Apakah dia tidak merindukan putrinya yang lucu? Apakah dia sama sekali tidak memiliki rasa cinta dan sayang kepada anak yang dilahirkan?

" Jadi maksudmu Gael ngelarang Ale ikut, begitu?"

" Iya Tuan Besar."

" Ya sudah, berarti cucuku itu sekarang sedang ngambek sama daddy nya. Oke, kalian keluarlah."

Ryder sudah mengerti kenapa cucunya begitu. Memang ini sebenarnya adalah hal simple, tapi jika dibiarkan maka akan terus-terusan. Ia sungguh berharap Gael bisa menikah kembali. Mencari wanita yang baik yang mampu menerima Ale juga. Status, kedudukan tidak diperlukan. Yang penting wanita itu bisa mencintai Gael dan Ale dengan tulus.

" Ya kali aku yang udah tua ini juga harus ngurusi soal percintaan anak-anak lagi sih. Lagian Gael umurnya udah mau kepala empat. Nggak cocok banget buat cinta-cintaan kayak abg."

Ryder melenggang keluar dari tempat kerjanya. Ia mencari dimana keberadaan istri dan cucunya. Rupanya mereka berdua sedang ada di dapur. Ale sudah kembali tersenyum sambil memakan pie apel buatan Ayesha. Ternyata istri Ryder memang bisa mengubah situasi sang cucu. Meskipun sedikit lebih lama dari biasanya karena terlihat rasa kesal Ale lebih banyak dari pada biasanya.

" Hmmmm enyak sekali. Opa mau doooong," goda Ryder kepada cucunya. Ia menarik kursi dan duduk tepat di sebelah Ale.

" Ohoo nda boleh. Ini tusus dali Oma buat Ale. Opa nda boleh minta," jawab Ale tegas. Namun gaya bicara bocah itu membuatnya malah menjadi menggemaskan. Usia Aleika memang sudah 5 tahun, namun karena pernah mengalami speech delay, jadi yang seharusnya sudah bicara lancar, dia belum bisa melakukan itu.

" Uuuh kenapa cucu Opa pelit sekali sama Opa."

" Butan, ini butannya pelit, tapi Opa tan tiap hali sama Oma, jadi Opa bisa setiap saat minta dibuatin. Talau Ale tan nda, jadi hali ini ini semua tusus buat Ale, Opa ta payah."

Seketika tawa meledak di ruang makan plus dapur itu. Ryder, Ayesha dan beberapa asisten rumah tangga serta pengawal semuanya tertawa melihat kelucuan Ale. Terlebih saat bocah itu berucap menggunakan nada di film animasi dari negri sebrang.

Ayesha lega karena cucunya yang manis itu sudah tidak lagi kesal. Dan setelah kenyang makan pie apel dan minum susu, Ale mengajak Bety bermain. Tak lama setelahnya bocah itu tertidur.

Ryder memindahkan Ale ke kamar Ryder. Dia dan Ayesha sepakat untuk tidak membongkar kamar anak-anaknya meskipun mereka sudah tidak lagi sering tinggal di rumah.

Meskipun saat ini anak kedua mereka yang bernama Gryas Ayery Brahman Brown tengah di luar negri, bukan berarti kamar dia harus dihilangkan. Sedangkan Gael meskipun sudah memiliki rumah dan keluarganya sendiri tapi kamar di rumah itu tetap masih ada.

" Jadi kenapa cucuku itu begitu kesal terhadap putraku."

" Cucuku juga kali sayang, dan anakku juga. Biasa, Gael dikejer-kejer sama para wanita dan ia nggak mau kalau Ale dijadikan alat sama mereka buat ngedeketin Gael. Kamu tahu kan putra kita tuh cem mana."

Ayesha menghela nafasnya. Pada dasarnya Gael memang selalu bersikap dingin dengan para wanita, sekarang dia semakin dingin lagi pasca berpisah dengan ibunya Ale. Dan hingga kini Ayesha juga Ryder tidak tahu sebab mereka berpisah karena apa.

" Apa Ayu pernah hubungin kamu sayang?"

" Nggak Mas, nggak pernah sekalipun. Terakhir ketemu ya pas sebelum cerai sama Gael."

Ryder mengerutkan keningnya. Tampaknya pernikahan Gael dan Ayu ada masalah. Kalau ada perceraian pastilah ada masalah, hanya saja masalahnya seperti apa mungkin memang besar. Dan Gael menutupi itu.

Hal tersebut membuat Ryder semakin penasaran dan menaruh curiga. Agaknya dia harus kembali terjun untuk mengetahui apa yang terjadi pada keluarganya. Bukannya mau ikut campur tapi cara Gael menyembunyikannya membuat Ryder sangat penasaran.

Pria yang berusia lebih dari setengah abad itu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Tentu saja orang itu adalah orang yang sangat tahu tentang Gael dan pati bisa menjawab apa yang akan dia tanyakan.

" Setelah pulang kerja, kamu ke sini!"

" Ya? Aah m-maaf Tu-tuan Besar. Ya saya akan ke sana."

Tuuut

Ryder menutup panggilan secara sepihak. Kebiasaan pria itu sungguh masih saja sama. Namun siapa yang berani protes, aah iya ada satu orang yang berani melakukan protes itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah sang istri.

Cekleek

" Masih tidur?" bisik Ryder ketika memasuki kamar yang ada cucunya di sana.

" He'em. Kalau ngelihat Ale gini dadaku rasanya sakit Mas. Anak sekecil ini, aah bukan. Sedari bayi dia nggak pernah ngerasain pelukan ibunya."

Tes!

Air mata Ayesha menetes tanpa permisi. Dadanya sungguh sesak ketika melihat wajah polos sang cucu. Sebuah pertanyaan, mengapa cucunya harus merasakan itu?

" Semua sudah jadi takdir sayang, tapi aku yakin Ale nggak kekurangan kasih sayang."

TBC

Alooo asalamualikum, othor menyapa keluarga pembaca semuanya.

Yuhuu ini kisah Gael, anak dari Ayesha dan Ryder, berarti cucu Erlan dan Yasmin. Nah bagi yang nanya judul Ryder dan Ayesha, judulnya adalah " Mom Is He My Dad?" sila baca bagi yabg belum baca.

Dan, othor ucapkan terimakasih karena masih ada yang mau baca cerita othor dibanyaknya gempuran banyaknya othor femes. Othor yang masih remahan rengginang ini sungguh bersyukur.

So ikutin terus kisah Ale ya, happy reading manteman.

Hi Mom! 03

" Nggak Tuan Besar, nggak Pak Bos, kenapa sih demen banget ngebuat Dorry Arsito spot jantung. Dory kan cuma pengen kerja yang tenang, tapi adaaaa aja yang bikin jantung berasa kek mau meledak. Panggilan dari Tuan Besar berasa kek panggilan dari alam laen, ngeri-ngeri sedep."

Dorry yang hingga petang masih bersama dengan Gael itu sedari tadi menggerutu. Saat makan siang tiba-tiba dirinya mendapat pesan dari Tuan Besar a.k.a Tuan Ryder yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dari Pak Bos Gael dan kakek dari Nona Aleika. Semua adalah majikan Dorry, jadi apapun yang diminta dan diperintahkan harus lah dilaksanakan.

" Kenapa Dor? dari tadi ku lihat kamu gelisah bener."

" Eh ndak Pak Bos, aman. Abis ini kita balik kan? Mau jemput Nona kecil dulu juga?"

" Iya."

Panggilan dari Ryder tentu tidak boleh ketahuan oleh Gael. Ini semacam tugas rahasia, dan tanpa Ryder bicara Dorry sudah paham. Agen ganda seperti itulah saat ini posisi Dorry.

Namun resiko yang akan diterima jika ketahuan tentu amat sangat besar. Salah-salah nanti dirinya bisa di kick oleh Gael. Namun untuk saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan Dorry selain menjalankan perannya.

" Kira-kira apa yang yang akan ditanyain sama Tuan Besar," gumam Dorry. Dia benar-benar bergumam dengan sangat lirih.

Hari mulai gelap, adzan magrib berkumandang. Gael yang memliki keyakinan berbeda dengan Dorry menyuruh Dorry untuk menjalankan kewajibannya dulu baru mereka akan pulang.

Gael sangat toleransi terhadap anak buahnya. Dorry memiliki kewajiban ibadah 5 waktu, dan Gael tahu itu. Dia bahkan selalu mengingatkan Dorry agar tidak lupa atau terlambat dalam menjalankannya.

Hal seperti itulah yang disukai Dorry dari tuannya. Baik Gael maupun Ryder selalu menghormati keyakinan Dorry. Bahkan ketika hari raya, Dorry mendapatkan libur yang lumayan lama. Bisa sebulan full Dorry libur setiap hari raya.

" Udah Pak Bos, mari kita pulang."

" Hmmm."

Lagi-lagi jawaban singkat yang diberikan oleh Gael. Tapi Dorry sudah paham, bukan hanya Dorry tapi Melani dan karyawan yang lain pun juga tahu sikap dan sifat bos mereka.

Selama diperjalanan, tidak banyak yang mereka bicarakan. Dorry hanya memberikan laporan dan jadwal untuk hari esok kepada Gael. Namun ekspresi wajah Gael seolah enggan.

Dorry tahu, Gael memang tidak menyukai pertemuannya dengan kliennya besok. Bukan tanpa alasan, kliennya besok adalah seorang wanita, dan wanita itu begitu mendambakan Gael.

" Terus Non Ale gimana, dilarang ikut lagi?"

" Haah, nggak tahu aku. Pusing. Kalau dilarang lagi pasti dia kesel kan. Dan mungkin saja ngambeknya akan lebih lama, tadi aja gitu. Kata Mommy di kasih pie apel kesukaannya aja nggak mempan. Butuh waktu lama buat dia luluh."

Gael memijit pangkal hidungnya. Ia lalu menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. Pikirannya menerawang jauh ke belakang. Jika dibilang dia menyesali pernikahannya dengan mantan istrinya, maka Gael akan berkata tidak. Dia tidak menyesal menikah dengan Ayu karena pada akhirnya dia mendapatkan putri kecil yang cantik, manis, lucu dan menggemaskan.

Akan tetapi hal yang Gael sesali adalah pertemuannya dengan Ayu. Wanita yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kali nya. Wanita itu bagai penyihir bagi Gael karena bisa menyihir mata dan hatinya.

" Haaah, wanita sialan!" umpatnya tiba-tiba. Meskipun dulu dia begitu mencintai Ayu, tapi setelah wanita itu pergi meninggalkannya dan Ale, cinta itu pun hancur berkeping dan berhamburan. Bahkan lenyap bagai debu yang terpapar angin.

" Bos, udah sampai."

Cekleek

" Daddy!"

Sebuah pekikkan dari Ale menyambut kedatangan Gael. Bocah kecil itu langsung memeluk Gael dengan pelukan yang erat dan hangat.

Ternyata rasa kesal Ale terhadap ayahnya sudah hilang sepenuhnya, namun hal ini membuat Gael juga bingung tentang besok.

Haaaah

Gael membuang nafasnya kasar. Ryder dan Ayesha paham hanya dengan melihat Gael yang menghela nafasnya itu. Pasti putra sulung mereka sedang berada dalam kesulitan.

" Ale sayang, besok mau ikut Opa sama Oma nggak? Besok Opa sama Oma mau lihat Dino lho. Ale suka Dino kan?"

" Oh ya, mauuuu. Tapi tan Ale halus itut Daddy. Nanti siapa yang jagain Daddy."

" Tenang saja Nona Kecil, Uncle Dorry akan menjaga Daddy dengan sangat baik."

Semua melakukan kontak mata. Gael, Ayesha, Ryder dan juga Dorry. Saat ini mereka sedang makan malam, dan Dorry diajak ikut sekalian sebelum kembali ke rumah. Tentunya Dorry tidak mungkin langsung pulang karena dia harus menghadap sang tuan besar.

" Ooh gitu, tapi nanti Daddy sedih talau nda ada Ale."

" Nggak sayang, Daddy nggak apa-apa kok. Kalau Ale happy, Daddy juga happy. Jadi gimana, apa Ale mau ikut Opa sama Opa besok."

" Ehmmm, ote deh. Kalau Daddy bilang gitu ya mau gimana lagi. Uncle Dor, talau besok ada yang ganggu Daddy langsung bilang ke Ale ya."

Siiip

Dorry mengangkat ibu jarinya ke udara. Dan semua nampak lega karena berhasil melakukan rencana mereka.

Rencana Ryder meskipun dadakan tapi akhirnya berhasil juga. Gael menjadi tenang karena besok dia bisa menghadapi klien dengan semestinya. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada sang ayah atas bantuannya itu.

Akhirnya malam itu Gael tidak pulang ke rumah pribadinya dan memutuskan untuk tinggal. Ale terlihat senang. Di dalam kamar, menjelang tidur Ale menceritakan kegiatannya hari ini kepada Gael. Gael pun mendengarkan secara seksama dan sesekali mengomentari cerita sang putri.

Hoaaaam

Ale menguap, terlihat dari matanya anak itu sudah mulai mengantuk.

" Nah Princess nya Daddy udah ngantuk ternyata. Bobok yuk. Selamat tidur putri kecil Daddy, mimpi indah ya sayang."

" Selamat bobo juga Daddy, mimpi indah buat Daddy."

Sembari bersenandung, Gael menidurkan Ale. Hal ini sudah ia lakukan sejak Ale masih bayi. Dan dia akan terus melakukannya hingga Ale sendiri yang memintanya berhenti.

Waktu bergulir dengan cepat, bayi mungil yang sulu menangis karena mencari susu kini telah menjadi bocah kecil cantik nan lincah.

Tidak ada penyesalan pada diri Gael memiliki Ale karena dia begitu memerhatikan perkembangan Ale. Bahkan Gael full time dalam mengurus Ale hingga usia Ale 2 tahun.

" Putri kecil Daddy. tumbuhlah dengan baik nak. Meskipun ibu mu tidak pernah muncul, namun kamu sama sekali nggak akan kekurangan kasih sayang. Kamu tetap akan banyak limpahan kasih sayang dari Daddy, Aunty, Opa, Oma dan semua orang yang ada di sekitarmu. Jadi kamu nggak perlu mencari ibu yang bahkan tidak pernah menanyakan mu hingga saat ini."

Gael membelai lembut rambut dan pipi chuby putrinya. Untuk saat ini Gael sama sekali belum berniat untuk memberitahu tentang ibu kandung Ale. Dia akan menyampaikannya tapi nani jika Ale sudah dalam tahap memahami.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!