NovelToon NovelToon

Allasca After With You

APC 001

...Sumber inspirasi dari kisah-kisah Open marriage di Amerika Serikat. Telah melalui riset yang cukup. Namun, alur karya ini hanya karangan penulis semata....

...∆{/+--_PROLOG_--+}∆...

"Mama, Bapa..." Gadis empat tahun, namanya Viera, gadis yang terlempar dari bis.

Tangisan Viera kecil mengudara, saat di mana dia ingin menolak keras bahwa apa yang dialaminya hari ini ialah nyata. "Bapaaa..."

Seseorang membawa Viera menjauh dari mobil yang terguling dan meledak di tepi jurang sana. Gemuruh orang-orang yang memadamkan api dengan kalut, tak pernah bisa Viera lupakan hingga detik ini.

Bahkan, hingga menginjak 25 tahun usianya, Viera masih belum sanggup melupakan bagaimana cara Tuhan merenggut ayah dan ibu kandungnya.

Walaupun, hidup Viera tidak lah sulit seperti kebanyakan anak yatim piatu lainnya. Sebab, semenjak kecelakaan itu terjadi, Viera diasuh orang terkaya di Jakarta.

Tak hanya seorang CEO, Sky sang ayah angkat juga pemilik perusahaan besar berlebel X-meria group.

Wajahnya yang cantik membuat Lala Karmela tertarik mengadopsi Viera. Kebetulan, istri CEO X-meria itu tidak memiliki anak perempuan dan wanita itu mengangkat Viera menjadi anak kesayangannya.

Viera Queena Shera nama lengkap yang mengiringi langkah perjalanan hidupnya selama ini, di mana dua nama belakang yang ia sandang nama pemberian Daddy Sky saat memasukkannya sebagai anggota keluarga.

Ingat betul bagaimana pertama kalinya Viera tiba di mansion keluarga Rain. Allasca sang Kakak angkat seperti tidak rela berbagi kamar dengan Viera.

"Dia itu jorok!" Allasca masih enam tahun saat Viera tiba di kediaman utama keluarga Rain.

Sebagai anak anti kotor, Allasca tak mau berbagi kamar dengan Viera yang dianggap tidak bersih. Hingga pada akhirnya Viera tidur dengan kamar dadakan pribadinya hanya dengan jentikan jari Daddy Sky.

Hari-hari bersama keluarga baru tidak ada yang buruk. Viera diperlakukan sangat baik layaknya anak kandung pengusaha kaya.

Terlebih, setelah kehadiran Viera di rumah tersebut, Mommy Lala Karmela hamil anak kedua dan orang rumah menganggap, Viera lah pembawa keberuntungan itu, lalu lahirlah kembali adik bungsu Viera dari ibu angkatnya.

Bertahun-tahun, Viera hidup bersama ayah dan ibu angkat tercinta. Memiliki dua saudara angkat laki-laki yang tampan nan rupawan; Allasca Rick Rain dan Alhambra Rain.

Walau Allasca sang kakak begitu angkuh, dingin, tapi, Allasca juga masuk ke dalam jajaran cowok paling mengerti Viera, paling menjaga Viera, paling paham bagaimana yang disuka dan yang tidak disuka Viera.

Sampai, perhatian itu membuat Viera terlena sehingga ingin memilikinya. Bertahun-tahun lamanya, Viera mengejar cinta sang Kakak dan selalu mendapatkan penolakan Allasca.

Viera memang tidak sepintar dua saudara angkatnya, tapi, dia memiliki keahlian di beberapa bahasa.

Pernah kuliah kedokteran demi cita-citanya menyembuhkan alergi Allasca, walau pada akhirnya Viera harus mengikuti kemauan Daddy Sky untuk mengambil S2 bisnis seperti dua saudara angkatnya yang lain.

Diasuh, dididik, dan dicintai keluarga kaya raya adalah suatu kebanggaan baginya. Tapi, ada hal-hal yang sering membuat dirinya menyesal menjadi bagian dari keluarga ini, yaitu pernah mencintai Allasca.

Tepatnya di usia ke 25 tahun, Viera tinggal di Eropa demi melupakan Allasca yang sudah menikahi artis papan atas.

Wanita dengan gelar magister itu lebih memilih bekerja di X-Meria group cabang Eropa, sebagai staf ahli bawahan komisaris.

Satu tahun hidup di Eropa, Viera mampu mengatasi patah hatinya. Hingga, tepatnya di satu tahun setelah pernikahan Allasca, Viera move on dan memiliki kekasih yang baru.

...∆{/+--_BAB SATU_--+}∆...

Viera tersenyum manis di hadapan kekasihnya. Laki-laki tinggi dengan wajah tampan itu mencabut permen lolipop dari mulutnya kemudian diulurkan padanya.

Viera terima permen lolipop itu, kemudian menyodorkan pelukan, hangat, damai, dan Viera yakin dia mencintai pemuda sederhana dengan tingkah menyenangkan ini.

Hudson Bradley memang bukan laki-laki kaya, tapi Hudson menggemaskan. Sekilas, perilaku Hudson yang dia kenal, sama dengan tingkah Alhambra di Amerika sana.

"Aku mencintaimu, Viera."

"Aku juga." Viera menarik lengan Hudson untuk masuk ke dalam apartemen. Menutup pintu kemudian berjalan menuju dapur.

"Happy anniversary."

Viera tergelak, senyumannya manis untuk buket bunga yang Hudson ulur. "Terima kasih, Hudson, rasanya tidak sabar nunggu enam bulan lagi ... hufff ... kita akan menikah."

"Yuapz!" Perlahan, Hudson mendekatkan diri dengan tubuh Viera. Berhadapan, matanya sempat bersirobok dengan tangan lembut yang mengusap pipi wanita cantik itu.

Satu tahun sudah keduanya berhubungan, dan sejauh ini, Viera tak pernah melihat keburukan seorang Hudson. Kemarin, saat Hudson melamar, ah, pria ini begitu jantan meski sempat mendapat penolakan keras.

Akhirnya, setelah cukup banyak usaha, keduanya berhasil mendapatkan restu dari orang tua angkatnya.

"Enam bulan lagi kita menikah, dan enam bulan lagi juga kita menjalani hubungan dengan seks yang hanya untuk kita."

Viera mengangguk. "Terima kasih kesabaran mu. Terima kasih masih mau menunggu sampai nantinya kita disahkan hukum."

"Tapi, Baby," tiba-tiba, Hudson meredup tatapan yang semula berbinar, "aku punya keinginan sebelum menikah, mau kah?"

"Mau apa? Bilang saja." Viera akan berikan apa pun selama dia bisa menurutinya. Lagi pula, sudah biasa seorang Viera membelikan barang-barang mahal untuk Hudson.

"Motor baru?" tawar Viera. Dan, Hudson menggeleng kepala pelan.

"Aku mau kita menjalani open relationship sebelum menikah. Setidaknya, aku tidak akan pernah mencari seks di luar sana lagi setelah kita menikah nantinya."

"Open relationship?" Viera tertawa bingung karena permintaan aneh calon suaminya.

"Yeah Babe ... aku mau kita melakukan open relationship sebelum kita benar-benar fokus dengan satu pasangan dan bisa berkomitmen setia sampai maut memisahkan."

"Ini bercanda kan?" Sungguh, bibir Viera masih sanggup tergelak. Dan, Hudson masih konsisten dengan raut sungguh-sungguh.

"Aku serius, Babe. Besok kita ke villa, aku sudah atur sedemikian rupa untuk kegiatan open relationship kita. Lagi pula ini kesempatan ku mendapat uang ratusan juta, hitung-hitung untuk tambahan pernikahan."

"Ratusan juta?" Viera mengernyit, bingung.

"Yeah, mumpung Mr. Carlos sedang menawarkan pertukaran pasangan dengan salah satu pasiennya, katanya sejenis terapi."

Viera tercenung lama, sebenarnya meski Hudson berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Hudson ini tipe-tipe pemuda romantis layaknya Alhambra sang adik angkat, dan Viera yakin, Hudson hanya sedang mengerjai dirinya untuk kata open relationship ini.

"Kamu pasti mau kasih aku kejutan anniversary lagi kan?"

APC 002

Pria itu bernama Allasca Rick Rain, raut wajahnya sendu, mata dengan manik kebiruannya menatap sayu wanita dengan lingerie merah maroon meraih alat bantu seksual dari laci nakas mereka.

"Aku belum puas, dan kamu sudah mematahkan semangat bercinta ku, Lasca."

Di atas bantal empuk, Allasca sengaja menjatuhkan kepala. Usapan di kening itu seperti gambaran dari sikap frustrasinya.

Sudah kali ke tiga untuk hari ini, sepasang suami istri itu mencoba menciptakan surga dunia hingga puncak, di mana seharusnya Allasca tidak membuat istrinya kecewa.

Malam ini, Lagi dan lagi, Allasca gagal memuaskan istri cantik nan seksi yang dinikahinya dua tahun lalu. "Aku minta maaf ... akhir-akhir ini, aku kelelahan Ping."

"Bukan akhir-akhir ini saja, Ka, kalau mau mendengar pahitnya, sudah sepanjang hidup kamu kelelahan karena pekerjaan mu!"

"Kamu mau bantuan ku?" Setidaknya, Allasca akan bantu agar Pingkan bisa terpuaskan.

Namun, agaknya Pingkan sudah cukup kesal dengan perilaku malas Allasca. "Tidak perlu, aku bisa mengurus diriku sendiri."

Allasca mendengus begitu lirih, terpaksa ia membiarkan istrinya masuk ke dalam kamar mandi demi memuaskan diri. Datar, Allasca berpaling pada langit-langit kamarnya.

Hidung mancung itu, bibir yang orang bilang seksi itu, pahatan rahang yang bagus itu, dan alis mata yang tegas itu, nyaris sempurna untuk ukuran wajah campurannya.

ALLASCA RICK RAIN, pewaris tahta pertama Tuan Sky Rain, ia juga dikenal sebagai CEO dari perusahaan elektronik terbaik. Menjadi pemimpin di usia muda bahkan terbilang sukses sedari masih belasan tahun usianya.

Perfect CEO, gelar yang disematkan padanya selama hampir satu dekade. Sayangnya, tak ada manusia yang sempurna, bukan?

Sebab di balik kesempurnaan yang dilihat orang-orang selama ini, ada cukup banyak permasalahan pelik yang tidak orang tahu.

Selain mengidap automysophobia, Allasca juga memiliki permasalahan kompleks berupa kelemahan di gairah seksualnya.

Pun, oleh karena itu pula perkawinan yang mereka bina selama nyaris dua tahun terakhir, tengah gencar-gencarnya diterpa prahara.

Percekcokan hampir setiap hari. Ejekan 'aku tidak bisa puas' selalu didengarnya setelah berhubungan badan dengan Pingkan.

Allasca beranjak ke kamar mandi setelah Pingkan keluar dalam keadaan hanya mengenakan kimono ungu dan galungan handuk putih di kepala.

Tak ada yang mereka bicarakan kembali meski keduanya saling berpapasan. Begitu tiba di kamar mandi, Allasca berteriak keras bahkan terdengar lemparan benda juga.

Sejak Pinkan sering mengutarakan pendapat jujur yang lebih terkesan menghina, bahkan terang-terangan menyebut Allasca lemah syahwat, rumah mewah ini yang menjadi saksi panasnya pertengkaran keduanya.

...∆{/+--__--+}∆...

∆{/+--__--+}∆

^^^∆{/+--__--+}∆^^^

Masih dengan selimut dan ranjang yang sama, pukul dua dini hari, Allasca dan Pingkan masih terjaga. Kekecewaan Pingkan beberapa saat lalu, benar-benar berhasil membuat Allasca merenung begitu lama.

Siapa yang tidak merasa gagal jika setiap kali berhubungan seksual, Allasca keluar lebih awal hingga Pingkan harus memilih bermain sendiri dengan alat-alat bantunya.

"Maafkan aku." Allasca tak bisa katakan apa pun selain berucap kata itu. Allasca yakin, Pingkan sudah cukup bersabar selama ini.

Tak seperti yang terlihat di berbagai media sosial, hubungan mereka sama sekali jauh dari kata hangat. Malahan, keduanya sudah mulai dingin sedari satu tahun terakhir.

"Aku sedih melihat kondisi rumah tangga kita sekarang, bukan makin mesra, malah semakin tidak harmonis. Kalau boleh aku bilang, aku jenuh, Allasca ... tapi..."

Pingkan ragu ingin mengutarakan pendapat, tapi, dia tetap harus mengatakan kejujuran demi kebaikan bersama. "Kamu perlu berobat, Lasca, kamu ini sakit," ujarnya.

Allasca berdecak, lantas berpaling dari wajah cantik yang mulai menyebalkan. "Bukan tidak pernah aku menuruti kemauan mu. Nyatanya aku tidak memiliki masalah apa pun, Ping!"

"Karena masalahnya bukan di kesehatan fisik kamu, Allasca Sayang." Pingkan menyela kata-kata Allasca, cepat. "Kalau kamu sadar, kamu ini bermasalah dengan mental."

Allasca tercenung, yah, wajahnya belum bisa dia alihkan dari jendela. Tapi, kata-kata Pingkan lumayan menohok barusan.

Walaupun di sisi lain, Allasca membenarkan pendapat istrinya. Sudah lama, Allasca memiliki masalah serius dengan mental.

Selain sulit bergairah, Allasca juga mengidap automysophobia sedari masih kecil. Bahkan, hanya ada beberapa orang di dunia ini yang benar-benar bisa Allasca sentuh tanpa merasakan ketakutan setelah sentuhannya.

Inilah yang membuat Allasca kekeuh menikahi Pingkan. Sebab, Pingkan Laksamana adalah satu di antara wanita yang bisa dia sentuh dengan kulit-kulitnya.

Sebenarnya bukan perkara itu saja, sebab Allasca sendiri sudah sangat mengagumi kecantikan Pingkan sedari masih SMP.

Cukup lama keduanya berhubungan, menjadi pacar dan sahabat meski sering terjadi putus nyambung layaknya toxic relationship.

"Kita berobat ya, Ka?" Allasca masih terdiam saat Pingkan merangsek dan membisikkan rengekannya. "Aku mau kamu sembuh."

Allasca menoleh untuk kali ini, dan mata yang bertemu sempat saling terpaku satu sama lain dalam waktu yang cukup lama.

"Kamu mau aku ngapain? Berobat di mana? Ketemu psikiater kayak orang gila, hmm?"

Pingkan menggeleng. "tidak hanya orang gila saja yang boleh datang ke psikiater dan psikolog, Sayang!"

Allasca meredup tatapannya.

"Salah satu psikolog ternama di Eropa pernah bilang padaku, berhubungan dengan pria atau wanita selain pasangan kita bisa membangkitkan lagi gairah seksual."

"Apa maksud kamu ini?"

Sontak, Allasca mengernyit cukup kuat mendengar kalimat istrinya. Jujur, belum ada satu kata pun yang bisa dia cerna.

"Simple, Sayang," ujar Pingkan. "Kita tidak perlu ribut terus menerus hanya karena ini, aku mau kita ikuti metode pembangkitan gairah yang Mr. Carlos sarankan kemarin."

"Saran apa?!" tukas ketus Allasca. Di sini, tatapan Allasca sudah tidak bisa lembut lagi, karena jujur, dia mulai merinding.

Kediaman ragu-ragu Pingkan membuat Allasca semakin takut mendengar usulan wanita gila itu. Allasca bangkit menyingkap selimut, lantas merangsek ke arah jendela untuk terdiam dingin di sana. Pingkan terpaksa turun juga bahkan memeluk lelaki tinggi bidang itu dari belakang.

"Open marriage."

Allasca memejamkan mata lemah atas permintaan aneh istrinya. Yah, Pingkan memang memiliki kegilaan berupa gaya hidup, dan yang lebih hebat lagi, Allasca masih bertahan di sisi wanita gila itu.

"Dengan melakukan open marriage, hasrat seksual kamu akan lebih terpancing Allasca. Sudah banyak kisah dari teman-teman ku yang melakukan open marriage, dan mereka berhasil mempertahankan rumah tangga membosankan mereka hingga sekarang."

"Kamu gila, Pingkan?!" sentak Allasca.

"Aku tahu ini gila, Allasca, tapi, siapa tahu saja dengan pengobatan ini kamu benar-benar akan bisa sembuh dari gairah aneh mu itu!"

"Aku tidak akan pernah melakukan hal konyol seperti yang kamu bilang tadi!!" pekik Allasca.

"Kalau begitu mau sampai kapan kamu begini? Selalu mengecewakan saat aku ingin merasakan kepuasan juga?!" Pingkan tak kalah histerisnya.

Allasca terdiam, bibirnya kian bergetar seolah-olah kemarahan pria satu negara tengah berkumpul di dalam dada yang bahkan sudah hampir meledak rasanya.

"Aku mau kamu pikirkan ini baik-baik. Ini semua demi keutuhan rumah tangga kita."

APC 003

Menikahi wanita secantik Pingkan, siapa yang tidak mau? Pingkan definisi perempuan yang nyaris sempurna, dari bentuk tubuh, wajah, dan karier cemerlangnya.

Sudah sedari kecil Pingkan menggeluti dunia keartisan. Sebagai model dan bintang film papan atas, tentunya Pingkan memiliki nama yang cukup populer hingga satu kali jepret foto produk saja dibayar puluhan ribu dollar.

Finansial? Sejujurnya jika ditinjau dari segi keuangan, Pingkan tak pernah kekurangan.

Rengekannya kemarin bukan karena Pingkan ingin membeli tas mahal, Pingkan hanya meminta Allasca untuk memperbaiki gairah yang hampir tidak ada sama sekali, kalau tidak bermasalah dengan staminanya, maka mental yang harus disembuhkan.

Turun dari mobil Limosin, Allasca tercenung menatap villa khas Eropa di hadapannya. Dinginnya Berlin hingga ke tulang, rasanya tidak lebih dingin dari wajah tak terbaca pria itu.

Serpihan salju turun begitu anggun. Allasca mengenakan long parka hingga bawah lutut, kerah dari mantel wol yang dinaikkan masih terlihat elegan dileher jenjangnya.

Pun, Pingkan tak kalah mempesonanya dengan pakaian musim dingin serba merah muda seperti namanya. Tangan yang terbungkus sarung tangan mengepal-kepal beberapa kali sedari mereka tiba di sini.

Yah, Allasca berada di Jerman. Meski sempat terjadi pertengkaran hebat, pada akhirnya Allasca mau mengikuti istrinya ke Berlin.

Kota, di mana beberapa jam yang lalu, keduanya menemui Mr. Carlos untuk menjalani konsultasi. Awalnya, Allasca masih skeptis, dan keberadaannya di sini hanya untuk mematahkan ide gila istrinya.

Namun, Allasca terkejut begitu melihat survei data pasien-pasien Mr. Carlos yang mengatakan bahwasanya metode yang Allasca bilang menyesatkan, cukup berhasil mengatasi krisisnya hasrat bercinta.

Allasca bahkan sempat menggebrak meja psikolog yang dianggapnya sesat. Cukup sudah meracuni otak Pingkan, mereka tidak akan menjalankan metode gila.

Setidaknya, Allasca ingin memberi pengertian pada Mr. Carlos si psikolog gangguan jiwa itu, bahwasanya tidak semua laki-laki mau menyentuh wanita selain pasangannya.

Sungguh, Allasca bahkan tak berminat meniduri wanita mana pun selain istrinya yang sudah disahkan agama dan negara.

Sayangnya hingga diantarkan ke tempat ini, Pingkan masih kekeuh untuk melanjutkan metode tukar pasangan demi menyembuhkan hasrat bercinta seorang Allasca.

Tadi, asisten Mr. Carlos yang mengantarkan keduanya ke villa. Dan sejauh ini Allasca belum bisa menyuarakan penolakan lagi, sebab sejatinya dia masih penasaran dengan apa yang akan dilakukan Pingkan.

Sudah memiliki segala kemewahan, benarkah seorang Pingkan benar-benar rela disentuh laki-laki lain demi ide gila yang bahkan tidak masuk di akal nalarnya sama sekali?

"Katakan padaku. Apa yang membuat mu yakin kalau aku benar-benar akan menuruti kemauan mu, Ping?"

"Karena kamu perlu sembuh dari penyakit mental mu, kamu harus bergairah di setiap kita berhubungan," lirih Pingkan. Wanita itu melangkah lebih dulu lantas menaiki anak tangga menuju teras rumah disusul Allasca.

Ada dua pintu kayu bersisian, di mana semua kuncinya sudah Pingkan pegang. Sebelumnya Mr. Carlos bilang, kunci yang A milik Allasca dan kunci yang B miliknya.

"Dimulai dari pendekatan. Tahap ini akan membantu kalian lebih nyaman bersama pasangan terbuka kalian."

Allasca terkekeh untuk kalimat itu. John, asisten Mr. Carlos menerangkan layaknya orang gila yang berpura-pura waras. Yah, benar jika Allasca hidup dengan budaya barat tapi tidak untuk melakukan Open Marriage.

Open marriage sendiri diartikan hubungan pernikahan di mana pasangan suami istri sepakat untuk memiliki hubungan dengan orang lain di luar pernikahan. Open marriage juga dikenal sebagai pernikahan terbuka.

Open marriage berbeda dengan perselingkuhan karena dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak. Open marriage juga berbeda dengan poligami karena pasangan tidak harus menikah dengan orang yang menjadi partnernya.

Dalam open marriage masih membutuhkan komitmen dan kesepakatan. Tujuannya banyak, seperti mengeksplorasi hasrat seksual, membawa kebahagiaan, kepuasan, dan cinta yang lebih kuat lagi.

"Allasca." Pingkan membuka telapak tangan suaminya, meletakkan kunci A yang kemudian dia paksa untuk digenggamnya.

"Kita coba dulu ... menjalani Open Marriage tidak se-mengerikan bayangan kamu. Ada banyak dari teman-teman kuliahku yang melakukannya, mereka justru harmonis."

Allasca berpaling dari tatapan merengek istrinya. Antara muak, tapi juga tidak mungkin meninggalkan seorang wanita bergelar istri sendirian di tempat seperti ini.

"Ingat, semua yang kamu lakukan dengan gadis di dalam sana, aku harus tahu, ini aturan dari Open Marriage. Kau juga tidak boleh terjebak perasaan. Karena meski berhubungan intim, tetap hanya aku yang boleh kau cintai."

Pingkan mencium pipi Allasca. Kemudian membuka pintu B dengan anak kunci berwarna metalik.

Terpejam, Allasca menghela napas dalam, dadanya mulai bergemuruh. Tangan yang menggenggam kunci dia kepal kuat-kuat hingga menghancurkan gantungannya.

Berceceran manik-manik di tangan Allasca hingga hanya tersisa satu anak kunci yang kemudian dia lempar sejauh mungkin dari pandangannya.

"Huargh!!"

Pertama kalinya Allasca menangis karena seorang wanita. Dan itu terjadi ketika istri yang dia nikahi dengan banyak harapan mendatangi partner menduanya.

Pasangan terbuka? Ah, ini terdengar membela diri. Karena baginya open marriage sama dengan perselingkuhan yang disahkan!

Klek...

Allasca sontak menoleh pada pintu A yang terbuka tiba-tiba. Seorang gadis berambut panjang dengan jaket coklat nan tebal.

Namun, bukan itu perkara yang membuat manik biru Allasca terbuka lebar. Akan tetapi, gadis cantik itu, gadis yang mengolah raut wajah dengan sendu meredum, gadis yang bahkan memperdengarkan isakan pilunya.

"Kamu?" Seketika, gadis yang semula ingin menuruni anak tangga, terdiam beku di hadapan Allasca. "Jadi, laki-laki yang ada di ruangan sebelah itu, Hudson Bradley?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!