NovelToon NovelToon

Kasih Sayang

melihat suamiku cek in dengan wanita cantik

Santi adalah seorang istri yang selalu disakiti oleh suaminya. Namun ia bertahan karena masih mencintai suaminya. Namun kenyataan telah memporak poranda cintanya. Suatu hari Santi melihat suaminya sedang berjalan mesra dengan seorang wanita cantik berbaju seksi.

Santi mencoba mengikuti suaminya diam - diam agar tidak ketahuan oleh suaminya. Namun kenyataan itu lebih pahit saat suaminya malah masuk hotel. Cek in bersama wanita cantik tersebut.

Santi yang melihat suaminya telah menghianatinya pun menangis, mengetahui suaminya berkelakuan seperti itu.

Sejak suaminya Tedy mengurangi uang belanja Santi selalu curiga tapi tidak berani mengatakanya.

Jika santi bertanya yang ada malahan medapatkan tamparan dari suaminya sendiri. Tedy selalu memukul Santi jika sedang merasa kesal. Bagian mana badanya Santi yang tak habis dipukuli oleh suaminya Tedy.

Yang lama -lama cintanya Santi mulai terkikis dengan perlakuan kasar Tedy. Semakin lama semakin habis, apalagi mendapatkan suaminya selingkuh.

Santi mau melabrak Tedy suaminya saat cek in dengan seorang wanita cantik. Tapi Santi tidak berani, Santi mengurungkan niatnya

" apa salahku selama ini mas padamu " ucap santi sambil memengang dadanya yang terasa sakit.

Selama dua tahun pernikahan Tedy selalu menyiksa Santi. Santi jadi teringat kembali pada masalalunya. Padahal saat pacaran Tedy selalu bersikap baik pada Santi. Selalu mengantar jemput Santi saat Santi kerja.

Tedy juga selalu mengajak jalan - jalan Santi jika Santi telah libur kerja. Tedy selalu berkata manis kepada Santi. Santi yang belum pernah merasakan pacaran pun tertarik dengan Tedy.

Tedy adalah seorang tukang ojek langganan Santi saat masih bekerja di toko. Santi adalah seorang yatim piatu sejak kecil hidup sendiri yang hanya lulusan sd saja.

Santi bekerja sebagai pegawai toko di sebuah toko kelontong. Dengan gaji yang cukup untuk dirinya sendiri dan membayar kontrakan.

Sedangkan Tedy hanya lulusan SMP saja. Mereka sama - sama orang susah seperti Santi. Mempunyai orang tua yang lengkap dan hanya dua bersaudara.

Namun ibunya Tedy menikahi Santi seorang yatim piatu yang tidak diketahui orang tuanya. Murni ibunya Tedy menikahi wanita dengan bibit bobot yang jelas. Tidak seperti Santi yang tidak jelas.

Walau sudah dilarang oleh ibunya Tedy tetap menikahi Santi hanya di KUA. Langsung tinggal dikontrakan Santi tanpa memberitahukan ibunya jika mereka telah menikah.

Hingga akhirnya Murni mengetahuinya marah besar mengatakan Santi adalah wanita g***l dan J***ng. Yang telah merayu Putranya karena Tedy sudah berapa hari tidak pulang - pulang ke rumah ibunya.

Akan tetapi selama dua tahun pernikahan mereka. Santi dan Tedy belum juga dikaruniai seorang anak. Makanya Santi berhenti bekerja untuk program hamil.

Namun gagasan Santi ditolak oleh Tedy untuk berhenti bekerja. Karena Tedy tidak mau memberikan uang untuk Santi. Selama ini Santi tidak diberikan uang nafkah oleh Tedy.

Namun Santi tetap kekeh berhenti bekerja untuk bisa hamil. Agar tidak dikatakan mandul oleh Ibu mertuanya. Tedy terpaksa memberi uang nafkah untuk Santi.

Sejak Santi tidak bekerja lagi Tedy jarang memberikan uang bulanan untuk Santi. Padahal selama ini Santi lah yang selalu menghandle. Bulanan untuk rumah tangga mereka selama dua tahun pernikahan.

Mertua Santi selalu mengucapkan Santi adalah seorang yang mandul. Karena belum juga dikaruniai anak dalam pernikahan mereka. Sejak satu tahun yang lalu Santi berhenti bekerja untuk fokus punya anak. Sedangkan Tedy yang tak terbiasa memberikan uang bulanan pada Santi merasa kuwalahan.

Sejak menikah Santi jadi jarang berdandan. karena uangnya banyak disisihkan untuk uang bulanan dapur dan bayar kontrakan. Tedy tak mau mengeluarkan uang untuk membayar kontrakan. Tedy hanya numpang makan dan tidur dikontrakan Santi.

Apalagi sejak Santi tidak bekerja Santi jadi jarang makan. Karena Tedy hanya ala kadarnya saja. Santi mengumpulkan uang yang diberikan oleh tedy untuk bayar kontrakan.

Karena sebelum menikah dengan Santi. Kerjaan Tedy hanya biasa makan tidur saja. Tanpa mengeluarkan uang untuk bulanan dapur dan kontrakan. Ngojek saja Tedy terkadang - kadang saja semaunya.

Jika sudah waktunya antar jemput Santi. Waktu kerja selebihnya dia gunakan buat bermain catur dengan pengojek yang lain.

Perasaan Santi hancur sehancurnya. Saat tau sikap Tedy lebih parah ini, ternyata Tedy sering cek in dengan wanita lain. Uang yang seharusnya dia berikan kepada Santi. Namun Tedy gunakan untuk cek in dengan PSK.

Sehingga Santi tak mau lagi melayani Tedy. Santi memilih meninggalkan suaminya. Daripada nanti Santi terkena penyakit parah. Santi memilih pergi selamanya.

Santi bergegas merapihkan bajunya dan surat - surat penting memasukannya kedalam tas. Baju Santi tidak banyak karena banyakan baju saat masih gadis daripada setelah menikah dengan Tedy.

Tapi Santi merasa bingung mau pergi kemana sedangkan uang saja dia tak punya sama sekali. Apalagi Saudara Santi tidak punya karena Santi anak yatim piatu.

Itu tidak menyurutkan semangat Santi untuk meninggalkan kontrakan ini. Santi bergegas keluar rumah saat rumah tampak sepi di luar. Santi membawa tas sambil berjalan tanpa arah. Santi masih menangis sepanjang jalan menyesali hidupnya yang miris ini.

Saat Santi sedang menangis di jalan sambil membawa tas. Murni ibu mertua Santi yang melihatnya lalu mencoba memanggilnya.

" Santi .. Santi.. Mau kemana kamu membawa tas besar segala ?." tanya mertua Santi.

Santi yang merasa gugup melihat Murni ibu mertuanya berjalan mendekat. Santi langsung melarikan diri dengan cara berlari sekencang - kencangnya. Murni yang melihat Santi melarikan diri darinya reflek langsung ikut berlari menyusul Santi. Namun Santi berlari sangat kencang sehingga Murni merasa kelelahan karena mengejarnya.

Murni hingga ngos - ngosan mengejar Santi tapi di tidak dapat menemukan keberadaan Santi.

" tuh anak kemana lagi larinya cepat sekali " keluh Murni ibu mertua Santi.

Santi berlari sekuat tenaga untuk menghindari Murni Ibu mertuanya. Hingga tiba di sebuah masjid Santi langsung bersembunyi.

" ya allah tolong aku, jangan sampai Ibu mertuaku melihatku " ucap Santi dalam hati.

berhasil bebas

Akhirnya Santi terbebas dari Murni mertuanya. Murni yang kehilangan menantunya yaitu Santi. Murni merasa kesal dan marah - marah sepanjang jalan.

" kurang ajar si Santi itu pakai lari - larian segala " ucap Murni dengan kesal.

Santi yang bersembunyi kini merasa sudah aman keluar dari persembunyiannya. Namun tiba - tiba cuaca menjadi mendung angin bertiup sangat kencang, guntur menggelegar di langit malam. Santi berlari kearah masjid karena hujan turun kecil- kecil namun menjadi hujan besar.

Murni yang merasa kesal pun memutuskan pulang saja karena cuaca yang cukup mendung.

Santi hanya bisa menunggu dimasjid sampai hujan redah. Santi kini sedang menangis terseduh seduh atas nasib yang menimpanya.

"Ya Allah saya tidak kuat kalau harus seperti ini terus " ucap Santi sambil menangis.

Santi masih meratapi nasibnya yang kurang kasih sayang, tidak punya orang tua, suami yang kejam. Sedangkan di dalam masjid ada seorang marbot. Yang sedang merapihkan masjid agar tidak basah jika ada yang sholat nanti.

Marbot meperhatikan jika ada seorang wanita yang menangis terseduh - seduh di teras masjid. Tangisannya membuat hatinya pilu lalu mendatanginya untuk sekedar bertanya. Marbot itu yang bernama Parman mencoba bertanya kenapa Santi menangis.

Namun bukanya menjawab Santi semakin menangis pilu. Seolah - olah menumpahkan kesedihannya. Marbot itu bernama Parman seorang lelaki tua yang sudah beruban. Yang diembankan amanah untuk mengurus masjid agar masjid selalu bersih ketika digunakan.

Parman mencoba bertanya lagi pada Santi sekali lagi.

" Nama kamu Siapa ? " tanya Parman.

" Nama Saya Santi pak " jawab Santi.

" Ada apa nak ?" ucap parman memperhatikan kondisi Santi yang penuh lebam terutama pipinya masih biru.

" Maaf pak saya numpang sebentar ya karena di luar sedang hujan " ucap Santi pada Parman.

Parman yang mendengarnya mempersilahkan santi jika mau minum ada air dibelakang. Bisa ambil sediri lewat samping Masjid parman memberitahukannya kepada Santi.

Santi tersentuh atas perhatiannya dan mengucapkan terima kasih. Lalu Parman meninggalkan Santi yang masih menangis. Untuk mengambil air putih.

Saat Santi sudah tenang Parman mendatanginya lagi dengan membawa air putih dan untuk bertanya, " kamu mau kemana, Kayaknya bukan warga sininya? " .

" Iya pak saya bukan warga sini saya sedang melarikan diri pak dari suami saya yang selalu memukuli saya pak. Saya juga melihat suami saya selingkuh pak " ucap santi yang mulai menangis lagi karena teringat kemalangannya.

" Terus kamu mau kemana? " tanya parman lagi.

" Saya bingung mau kemana pak, karena saya taka ada uang sama sekali. " ucap Santi memberitahukan kebenarannya.

Parman yang mendengarnya menjadi pilu hatinya. Dia menawarkan uang kepada Santi tapi Santi langsung menolaknya.Namun Parman bersikukuh memberikan uangnya yang hanya berapa lembar saja.

Untuk diberikan pada Santi orang yang ditemuinya. Santi akhirnya mau menerimanya karena jika tak ada uang maka Santi tidak dapat pergi kemanapun. Parman kemudian menyuruh Santi ikut ke rumahnya tapi langsung ditolak oleh Santi. Santi merasa tidak enak karena baru mengenal Parman.

" Di rumah ada istri saya juga biar dia yang menemani kamu ? " Parman menawarkan untuk ikut ke rumahnya.

Santi tetap menolak karena hati Santi masih belum tenang. Dan merasa sungkan terhadap Parman marbot masjid.

Lalu Parman berjalan meninggalkan Santi dengan payung untuk pulang ke rumahnya. Parman kemudian memanggil istrinya. Surti istri parman mendatangi suaminya yang memanggilnya.

Surti bertanya "Ada apa sampai memanggil saya pak hujan- hujan gini, kok bapak sudah pulang jam segini? ".

Kemudian Parman menceritakan tentang keadaan Santi yang sedang menangis di masjid. Karena merasa kasihan terhadap Santi yang tidak ada tujuan. Parman berencana menyuruhnya menginap disini terlebih dahulu sampai Santi mempunyai tujuan. Parman meminta pendapat Surti istrinya.

Surti mengizinkan Parman untuk membawanya pulang. Namun Parman menjelaskan jika Santi menolak saat Parman mengajaknya pulang ke rumah ini.

" Coba ibu yang membujuknya bagaimana ? " usul Parman.

Tak lama Parman datang bersama Surti istrinya. Sambil menggunakan payung mendatangi Santi yang masih menangis di teras masjid. Surti menghampiri Santi dan mencoba memeluknya untuk menenangkannya. Namun hati Surti terasa terisi seolah naluri keibuannya datang sejak memeluk Santi orang yang baru ditemuinya.

Santi yang dipeluk oleh seorang wanita tua merasa nyaman. Santi berfikir dalam hati apakah ini rasanya dipeluk oleh seorang ibu. Ketika Santi tenang Surti mengajak Santi untuk pergi ke rumahnya untuk beristirahat.

Santi berfikir lagi dan merasa tak enak menolak lagi. Surti pun mencoba mengajak lagi Santi ke rumahnya yang tak jauh dari masjid. Karena Santi sudah merasa lelah, maka Santi langsung mengikuti surti kembali ke rumahnya.

Santi dan Surti menggunakan satu payung yang dibawa oleh Parman tadi dari masjid. Santi memeluk pundak Santi agar tidak kebasahan.

Setelah berjalan hanya beberapa langkah Surti dan Santi tiba di rumahnya. Surti membuka pintunya dan menaruh payung untuk dilipat lalu digantung di dinding luar.

Santi dipersilahkan masuk untuk duduk. Surti kebelakang membuatkan Teh hangat untuk Santi dan dirinya. Surti bertanya namanya siapa, tinggal dimana, kenapa malam - malam hujan ada di masjid. Santi memperkenalkan dirinya tinggal di kampung sebelah dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Santi pada Surti.

Setelah Surti mendengar kisahnya dari Santi langsung. Surti tidak berani berkomentar lebih, apalagi dengan lebam - lebam disekujur tubuhnya apalagi dibagian pipi masih terlihat baru.

Surti dan Parman adalah pasangan yang sudah lansia. Dalam pernikahan mereka yang sudah mencapai lima puluh tahun belum juga dikaruniai seorang anak.

Surti merasa miris mendengar cerita Santi. Karena selama ini Parman belum pernah marah. Apalagi sampai main tangan dengan memukul Surti.

Membayangkan Santi yang dipukuli oleh suaminya Surti jadi merinding sendiri. Apalagi melihat bekas bibirnya yang masih biru atas pemukulan yang dilakukan oleh Tedy suaminya.

Surti mendengarkan semua cerita Santi sambil mengelus - elus pundak Santi untuk menenangkan Santi yang menangis sambil bercerita. Surti tidak dapat berbuat apa - apa saat ini hanya menunggu keputusan dari suaminya.

Santi berterima kasih karena Bu surti mau memberikan tumpangan tempat untuk berteduh sementara sementara waktu. Hingga Santi mendapatkan pekerjaan fikir Santi.

Santi harus mencari pekerjaan besok pagi gumam Santi dalam Hati. Sebab jika tidak bekerja Santi akan dapat uang dari mana.

Untungnya Santi tidak mempunyai anak dengan Tedy. Jika sudah punya maka Santi akan kasihan terhadap anaknya yang akan disiksa selalu oleh Tedy. Santi sekarang merasa bersyukur bisa lepas dari Tedy suaminya yang toxic itu.

Tapi Santi takut jika Tedy nanti akan menemukan di sini. Setelah Murni ibu mertuanya melaporkan kepada Tedy jika Santi kabur dari rumah. Maka Santi akan disiksa habis - habisan oleh Tedy jika ditemukan oleh Tedy.

merelakan

Setelah Surti berhasil menenangkan Santi. Surti mempersilakan Santi untuk istirahat di kamar tamu. Sebab Surti melihat wajah lelah Santi. Rumah Surti ada dua kamar yang satu di tempati oleh Surti dan Parman sedangkan yang satu lagi dibiarkan kosong. Tapi selalu dibersihkan jadi saat akan di tempati Santi kamarnya masih bersih.

Santi dan Surti tidak perlu lagi membersihkannya. Hanya Tinggal ditempati saja. Surti mengantarkan Santi ke kamar tamu yang akan ditempati oleh Santi. Surti meninggalkan Santi di kamar tamu.

Santi menempati kamar tamu yang telah disediakan oleh Surti. Santi mencoba untuk memejamkan matanya untuk istirahat. Namun matanya masih belum terpejam juga. Namun anehnya di tempat asing ini santi mala merasa tenang.

Parman pulang saat malam hari. Parman tidak perlu mengetuk pintu sebab selalu membawa kunci cadangan agar tidak membangunkan Surti istrinya. Parman langsung memasuki rumah menuju kamarnya dengan Surti. Surti yang sudah tertidur akhirnya terbangun karena Parman suaminya sudah pulang.

" Akang mau sampai kapan anak itu tinggal disini ? " tanya Surti pada Parman.

Parman yang ditanya merasa bingung sendiri. Harus menjawab apa pada Surti istrinya.

" saya juga ga tau sampai kapan bu, anak itu di sini ? " jawab Parman jujur.

" Kalau kita menolong orang itu demi kebaikan bersama, harus ikhlas apalagi dia saat ini lagi ada masalah " ucap Parman pada Surti.

" iya pak saya kasian juga melihat dia babak belur begitu, saya aja tidak berani membayangkan bagaimana kamu menyiksa saya nanti " ucap Surti sambil menatap Parman.

" insyallah neng saya tidak akan berubah" ucap Parman sambil memegang tangan Surti untuk meyakinkannya.

Surti dan Parman saling berpelukan untuk mengekpresikan cintanya. Karena selama ini Parman tidak pernah melakukan kekerasan terhadap Surti.

" Saya harap akang tidak akan berubah " ucap Surti sambil melepas pelukan Parman.

Parman yang berjanji pun melepaskan pelukannya juga berkata " kita sudah tua neng apa lagi yang mau dicari kecuali ridha Allah."

Surti pun merasa sedih karena sudah lima puluh tahun pernikahannya mereka belum juga dikaruniai anak. Namun Parman meyakinkan Surti bahwa cintanya hanya untuk Surti dan tidak menuntut untuk punya anak.

Karena selama ini parman sudah merelakan jika nasibnya didunia ini jika dia tidak mempunyai seorang anak. Karena berumah tangga bukan masalah melulu soal anak. Memang anak itu penting tapi lebih penting ridho Allah.

Parman mengajak Surti untuk tidur karena hari sudah malam. Mereka pun tidur sambil berpelukan bersama. Sedangkan Santi masih belum bisa memejamkan matanya tetap mencoba untuk memejamkan matanya.

Santi melihat jam dinding sudah menunjukan jam dua belas malam. Setelah cukup malam Santi akhirnya tertidur. Santi sangat nyenyak tidurnya karena sejak lama Santi mendambakan tidur nyenyak, tapi tak pernah Santi dapatkan setelah menikah dengan Tedy.

Tedy pun pulang ke rumah kontrakannya setelah ditelepon oleh ibunya. Karena Murni ibunya menelepon berkali - kali keponsel Tedy. Sedangkan Tedy sedang asik ena - ena mala merasa terganggu. Murni ibunya menelepon yang memberitahukan kalau Santi pergi dengan membawa tas besar.

Tapi tidak tahu pergi kemana, saat Murni ibunya mengejar si Santi mala kabur entah kemana. Tedy yang mendengar langsung menyudahi tutup bukanya dengan cewek yang Tedy sewa bernama Vivi.

Hujan deras malam ini pun redah tapi menyisahkan hawa dingin yang menusuk tulang. Bagi siapa saja yang masih di luar rumah.

Akhirnya Tedy langsung pulang kerumah. Namun Tedy mendapati lampu rumahnya masih dalam keadaan gelap. Tedy lalu mencoba menggedor pintu rumahnya memanggil istrinya. Namun tak ada jawaban dari dalam rumahnya. Terpaksa Tedy mengeluarkan kunci cadangan dari saku celananya.

Tedy menyalahkan lampu rumahnya yang masih gelap gulita. Dan mencari keberadaan istrinya, namun tidak menemukan batang hidungnya. Tedy pun mengecek lemari bajunya hanya mendapati baju istrinya sudah tidak ada sama sekali.

Tedy merasa murka karena Santi berani kabur darinya. Karena selama ini setahu Tedy Santi sangat tergila - gila kepadanya. Jadi Tedy merasa tenang Santi tidak akan kabur. Ternyata malam ini saat Tedy sedang cek in, istrinya mala kabur.

Tedy mencari Santi keliling rumah namun tidak mendapati istrinya sama sekali. Tedy pun mengumpat " dasar b******k kemana kau kabur Santi."

" Santi aku pasti akan menemukanmu dan mematahkan kakimu biar tidak bisa kabur lagi awas saja kalau ketemu." ancam Tedy sambil menendang bangku rumahnya.

Tedy pun mendatangi rumah ibunya untuk mengetahui ceritanya lebih lanjut tentang istrinya yang kabur. Murni pun menceritakan kembali bagaimana tadi dia bertemu dengan Santi dan berusaha mengejarnya.

Murni menyuruh Tedy anaknya untuk mematahkan kakinya Santi kalau ketemu.

" Enak aja dia kabur - kabur setelah apa yang kamu berikan padanya " ucap murni.

" Uda jadi benalu mandul pula, ga tau bersyukur udah ditampung " Murni sangat kesal terhadap menantunya Santi.

Tejo yang mendengar amarah Murni istrinya hanya menghela nafas tak perduli. Bagi Tejo Murni seperti petasan jika sedang marah. Makanya Tejo diam saja sampai Murni berhenti cape sendiri. Tedy akhirnya memutuskan untuk tidur dirumah orang tuanya karena hari sudah sangat malam.

Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari. Tedy pun merasa lelah setelah bercinta dengan vivi p*k yang biasa disewanya.

Saat pagi datang Santi terbangun karena mendengar suara orang yang sudah bangun lebih dulu. Orang yang bangun lebih dulu adalah Surti yang sedang bebersih rumah dan memasak untuk sarapan. Santi yang terbangun langsung menyapa Surti.

Surti yang melihat Santi menyapanya Surti langsung membalas sapaannya. Santi berniat membantu Surti tapi Surti langsung melarangnya.

" Karena tamu itu harus dijamu bukan membantu di dapur " ucap Surti.

" Sudah sana cuci muka dan tunggu dimeja ya?" perintah Surti yang tak ingin dibantah.

Maka Santi tadinya terdiam karena ditolak membantu dan merasa tidak enak karena sudah menumpang. Karena Santi tidak tahu lokasi kama mandi dimana maka santi bertanya lagi kepada Surti. Setelah diberitahukan oleh Surti barulah Santi berjalan ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.

Setelah cuci muka seperti yang dikatakan oleh Surti maka Santi duduk di meja makan. Surti menyiapkan makanan di atas meja. Santi ingin membantu namun dilarang lagi oleh Surti.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!