NovelToon NovelToon

Menikahi Kakak Sahabatku

Kiara

"Eh, nanti makan yuk mumpung Andre ulangtahun dan mau traktir kita," ajak Angel.

"Kayaknya aku gak bisa deh, aku harus bantuin Ibu," ucap Kiara.

"Gak seru lo, Ki. Lumayan lo dapat traktiran dari Andre," ucap Angel.

"Maaf ya, aku gak bisa ikut," ucap Kiara.

"Udah gapapa, kapan-kapan aja Ki kalau kamu ada waktu," ucap Andre.

"Iya, makasih ya. Kalau gitu aku pulang dulu," ucap Kiara dan pergi meninggalkan teman-temannya.

"Kalau suka tembak dong, jangan diem aja. Kalau diem aja keburu dia diambil orang," ucap Angel yang melihat Andre menatap lekat Kiara.

"Apa sih lo, emang kalau gue nembak Kiara. Kiara mau sama gue?" tanya Andre.

"Ya gak ada yang tau sampai lo coba, lo tau sendiri gimana Kiara, Kiara itu orangnya pendiem banget," ucap Angel.

Kiara sendiri dalam perjalanan pulang, ditengah-tengah perjalanan ponselnya berdering dan ia melihat jika Ibunya yang menelpon, Kiara pun segera mengangkat sambungan telepon tersebut.

^^^[Iya, Bu]^^^

[Dimana, kamu?]

^^^[Kia masih di jalan, Bu. Ini mau pulang]^^^

[Ck, cepetan pulang, Ibu udah laper]

^^^[Iya, Bu. Sebentar lagi, Kia pulang]^^^

[Jangan lupa beli roti bakar, Ibu lagi pengen roti bakar]

^^^[Iya, Bu]^^^

Setelah itu, sang Ibu pun mematikan sambungan telepon tersebut.

"Huh, aku harus gimana lagi ini. Uangku udah mau habis, mana belum gajian lagi," gumam Kiara.

Kiara pun membelikan roti bakar untuk Ibunya dan setelah itu ia segera pulang, baru saja Kiara masuk ke dalam rumah sederhananya itu. Sebuah sepatu melayang tepat mengenal kepadanya, Kiara pun merintih kesakitan karena sepatu tersebut begitu keras mengenai kepala Kiara.

"Lama banget sih, cuma beli roti bakar aja lama," bentak Ibu Ajeng.

"Maaf, Bu. Tadi roti bakarnya antri," ucap Kiara.

"Mana roti bakarnya," ucap Ibu Ajeng lalu mengambil kasar roti bakar yang ada di tangan Kiara.

"Sana masak, Ibu udah laper ya," ucap Ibu Ajeng.

"Iya, Bu. Kiara ganti baju dulu," ucap Kiara.

"Gak usah ganti baju dulu, kamu langsung masak aja," ucap Ibu Ajeng.

"Iya, Bu," ucap Kiara.

Kiara pun memasak nasi goreng dan tak buruh waktu lama, nasi goreng tersebut pun selesai. Kiara segera mengambil piring dan memasukkan nasi goreng tersebut di piring untuk Ayah sama Ibunya.

"Bu, nasi gorengnya sudah jadi," ucap Kiara.

"Mana," ucap Ibu Ajeng yang berada di ruang tamu dan menonton televisi.

"In, Bu," ucap Kiara lalu memberikan piring tersebut pada Ibu Ajeng.

"Yah, makan!" teriak Ibu Ajeng.

"Iya iya, Bu," ucap Ayah Anton yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ngapain kamu disini? udah masuk kamar sana, lamu gak ada jatah makan ya," ucap Ibu Ajeng.

"Iya, Bu," jawab Kiara.

Beginilah hidup Kiara selama 26 tahun, ia harus banting tulang agar tidak di pukul oleh kedua orangtuanya. Kiara merupakan anak tunggal, sejak kecil ia sudah bekerja karena memang orangtuanya yamg mengharuskan Kiara untuk bekerja, setelah bekerja pun semua uang Kiara di berikan pada Ibu Ajeng, jika tidak maka Kiara akan di pukul habis-habisan bahkan Kiara juga melakukan semua pekerjaan rumah, mulai dari masak, cuci baju, menyapu dan sebagainya dan jika Kiara tidak melakukannya maka pukulan akan bersarang tepat di tubuh Kiara.

Sudah tak terhitung berapa kali Kiara mendapatkan pukulan dari orangtuanya, Kiara pernah meminta bantuan pada polisi, tapi polisi justru mengatakan hal itu wajar jika orangtua mendidik anaknya dengan cara memukul. Karena orangtuanya tau jika Kiara meminta bantuan polisi, Kiara di pukul habis-habisan sampai kakinya patah, karena itu sampai sekarang jalan Kiara belum sempurna dan sedikit pincang bahkan Kiara juga tidak bisa berjalan cepat karena jika ia berjalan cepat sakit pada kakinya akan semakin bertambah dan membuatnya terjatuh.

Sejak saat itu. Kiara tidak berani memberitahukan semua yang ia alami pada orang-orang dan lebih baik ia memendamnya sendiri, hanya satu orang yang tau bagaimana jahatnya orangtua Kiara yaitu Rachel sahabatnya sejak SMP hingga sekarang. Rachel begitu marah pada orangtua Kiara, tali Kiara melarang Rachel untuk memberitahu orang lain karena Kiara takut jika orangtuanya tau akan hal ini, awalnya Rachel menolak, tapi karena bujukan Kiara akhirnya Rachel pun menuruti apa yang diinginkan Kiara.

Kadang Kiara iri dengan teman-temannya karena bisa bersekolah hingga masuk ke kampus terbaik, tapi jangankan kuliah. Kiara sendiri saat kelas 3 SMA tidak melanjutkan pendidikan nya karena biaya yang begitu besar, Kiara sebenarnya mendapatkan beasiswa di kelas 3, tapi orangtuanya menolak dan mengatakan jika Kiara bekerja saja dan sejak saat itu Kiara tidak melanjutkan pendidikannya dan bekerja untuk membiayai hidupnya.

Di dalam kamar, Kiara membersihkan tubuhnya lalu merebahkan tubuhnya di tikar yang ada disana. Kasur, tentu saja Kiara tidak menggunakan kasur, ia menggunakan tikar yang begitu tipis. Kamarnya terbilang memprihatinkan karena tidak ada lemari, semua pakainnya hanya di tumpuk di kardus.

"Capek ya, Ki. Gapapa kok, namanya juga hidup," gumam Kiara lalu ia pun terlelap.

Pagi harinya, Kiara sudah bangun dan membuat sarapan untuk orangtuanya yang tentunya masih tidur. Untuk Ayah dan Ibunya Kiara sendiri mereka tidak bekerja, mereka hanya mengandalkan uang dari Kiara karena itu meskipun Kiara libur bekerja, tapi Kiara harus bekerja di tempat lain untuk mendapatkannya tambahan.

Seperti saat ini, sebenarnya cafe saat ini libur, tapi Kiara harus bekerja di salah satu rumah, dimana Kiara bekerja untuk membantu rumah tersebut sebagai biaya tambahan karena rumah tersebut sedang ada acara sehingga jasa Kiara dibutuhkan entah itu untuk membersihkan rumah atau membantu memasak dan lain-lain.

Kiara berjalan menuju rumah tersebut karena memang rumahnya tak jauh, kurang lebih membutuhkan waktu 1 menit dengan berjalan kaki, akhirnya Kiara sampai di rumah mewah tersebut.

"Akhirnya kamu sampai, Ki. Mbak kira kamu gak datang," ucap Mbak Nina, wanita yang mengajak Kiara untuk bekerja di rumah tersebut.

"Datang dong, Mbak. Makasih ya Mbak Nina masih mau bantu Kiara," ucap Kiara.

"Iya, sama-sama. Ayo, sebelum acaranya mulai," ucap Mbak Nina dan diangguki Kiara.

Acara berjalan dengan lancar tanpa ada masalah, setelah acara Kiara pun memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan karena uang dari acara tersebut sudah ia dapatkan, Kiara membeli bahan-bahan yang mudah dan tentunya yang murah karena ia membeli di pasar yang buka 24 jam.

Baru saja Kiara kekuar dari pasar, ponsel jadulnya berdering dan melihat siapa yang menelponnya, "Rachel? tumben dia nelpon," gumam Kiara lalu menjawab panggilan Rachel.

^^^[Ada apa?]^^^

.

.

.

Bersambung.....

TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA SEMUANYA 🍒

Kalau kalian suka dengan cerita Author jangan lupa kasih LIKE, KOMENTAR, mau kasih HADIAH juga gapapa, VOTE juga boleh, jangan lupa juga buat kasih author bintang (⭐) di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya dan bisa up bab setiap hari.

Follow juga akun instagram Author : @elaretaa

Dipecat

[Gue dua hari lagi libur, yuk jalan-jalan!]

^^^[Kayaknya gak bisa deh, aku kan masih kerja]^^^

[Hem, lo pulangnya jam berapa?]

^^^[Jam 3 sore]^^^

[Yaudah, kalau gitu gue jemput jam 3 sore ya]

^^^[Tapi, orangtuaku]^^^

[Lo gak usah khawatir, nanti gue bilang sama orangtua lo]

^^^[Jadi ngerepotin kamu, Ra. Kapan-kapan aja deh kita jalan-jalannya]^^^

[Jangan, mumpung gue libur. Kita beli jajan terus makam di rumah gue aja, kita kan udah lama gak ngumpul di rumah gue, gimana?]

^^^[Yaudah iya]^^^

[Makasih ya]

^^^[Iya]^^^

Beberapa saat kemudian, Kiara pun sampai di rumah dan melihat Ibu Ajeng dan Ayah Anton yang bersantai di ruang tamu.

"Cepat masuk terus masak sana," ucap Ibu Ajeng.

"Iya, Bu," jawab Kiara dan mulai memasak makan malam untuk kedua orangtuanya.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Kiara pun akhirnya bisa bersantai. Ia memutuskan untuk bersantai di sofa ruang tamu karena disana nyaman, namun belum lama ia duduk disana tiba-tiba tubuhnya di tendang oleh Ayah Anton hingga tubuhnya jatuh ke lantai.

"Jangan disini! ke kamar sana. Ini sofa mahal, jadi kotor kamu disini," ucap Ayah Anton.

Kiara pun pindah ke kamar. Sakit, tentu saja. Tubuh Kiara seolah tidak sanggup lagi untuk bekerja, tapi hidupnya akan selesai jika ia tidak bekerja bahkan meskipun sakit, Kiara tidak diperbolehkan untuk izin oleh Ibu Ajeng.

Pagi harinya, Kiara sudah bangun dan sudah membuat sarapan, lalu ia pun berangkat kerja. Belum juga Kiara keluar dari rumah, sebuah piring melayang mengenai kepalanya.

"Ada apa, Bu?" tanya Kiara.

"Makanannya gak enak," ucap Ibu Ajeng.

"Tapi, biasanya kan juga kayak gitu, Bu. Besok ya Kiara bakal buat yang lain, hari ini Kiara udah telat soalnya," ucap Kiara.

"Enak aja, masak dulu. Ibu belum makan ya," ucap Ibu Ajeng lalu menarik rambut Kiara.

Mau tidak mau, Kiara pun memasak kembali sesuai dengan apa yang diinginkan Ibu Ajeng, setelah itu Kiara langsung berangkat karena ia sudah telat.

Sesampainya di cafe, Kiara pun berjalan cepat untuk masuk ke dalam cafe, namun tangannya di tahan hingga Kiara tidak bisa masuk ke dalam cafe.

"Pak Yoga," Kiara tau betul, pria di hadapannya adalah pemilik cafe.

"Maaf, Ki. Tapi sepertinya kamu sudah tidak bisa bekerja disini mulai sekarang," ucap Pak Yoga.

Tentu saja, Kiara terkejut saat mendengar jika Kiara dipecat oleh Pak Yoga.

"Kenapa, Pak? saya sangat butuh pekerjaan ini, Pak. Saya mohon ya Pak jangan pecat saya," ucap Kiara.

"Gak bisa, Ki. Kamu udah sering telat dan saya sudah tidak bisa mentoleransi lagi, ini sisa gaji kamu dan ini juga pesangon dari saya," ucap Pak Yoga.

"Terimakasih, Pak. Saya juga minta maaf karena sering telat," ucap Kiara.

"Iya, gapapa. Kalau begitu saya masuk dulu," ucap Pak Yoga dan meninggalkan Kiara di luar cafe.

"Aku harus gimana ini? aku harus cari kerjaan dimana lagi," gumam Kiara.

Kiara pun memutuskan untuk berkeliling daerah tersebut, ia berharap akan segera mendapatkan pekerjaan. Namun, sayang tidak ada satupun yang membutuhkan tenaganya disana, Kiara melihat sebuah warung sederhana dan ia pun pergi ke warung tersebut.

"Permisi, Bu," ucap Kiara.

"Iya, ada ya Mbak? Mbak mau pesen? maaf Mbak tapi lauk sama nasinya udah habis," ucap Ibu pemilik warung.

"Bukan, Bu. Saya disini mau melamar pekerjaan, Bu. Barang kali Ibu butuh karyawan saya mau Bu jadi karyawan Ibu," ucap Kiara.

"Haduh gak Mbak, saya gak cari karyawan, saya bisa kerja sendiri kok kadang juga anak saya yang bantuin, kalau nerima Mbak bukannya untung saya malah rugi nanti. Mbak cari di tempat lain aja ya," ucap Ibu tersebut.

"Iya, Bu," ucap Kiara.

"Gimana ini, udah mulai sore. Aku harus pulang, tapi aku belum juga dapat kerjaan," gumam Kiara.

Kiara merasa kelelahan karena hari sudah sore, tapi ia belum juga mendapatkan pekerjaan hingga akhirnya Kiara pun memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Kiara pun langsung membersihkan rumah karena rumah benar-benar berantakan, entah apa yang dilakukan orangtuanya sehingga membuat rumah yang sudah ia bersihkan sebelum berangkat sekarang kembali berantakan.

"Nah gitu dong, masa harus dikasih tau dulu baru beres-beres," ucap Ibu Ajeng.

"Iya, Bu," uca Kiara.

Beberapa saat kemudian, rumah sudah bersih dan Kiara pun segera membersihkan dirinya lalu membuatkan makan malam untuk Ayah Anton dan Ibu Ajeng.

Selesai makan, Kiara pergi ke ruang tamu untuk berbicara mengenai pemecatannya hari ini, sebenarnya Kiara tidak ingin mengatakannya. Tapi, Kiara harus bilang agar orangtuanya tidak meminta uang lebih pada Kiara, setidaknya mereka bisa mengerti jika Kiara tidak bisa memberikan uang seperti biasanya karena Kiara sudah tidak bekerja lagi.

"Ayah, Ibu. Ada yang mau Kiara bicarakan," ucap Kiara yang duduk di lantai sedangkan Ayah dan Ibunya duduk di sofa.

"Apa?" tanya Ibu Ajeng.

"Kiara udah dipecat dan sekarang Kiara belum dapat pekerjaan, mungkin untuk bulan ini Kiara belum bisa ngasih uang lebih seperti sebelumnya. Maafin Kiara ya, Ayah, Ibu," ucap Kiara.

"Apa kamu bilang? kamu dipecat!" dasar anak gak guna!" bentak Ibu Ajeng lalu mendorong tubuh Kiara hingga mengenai meja dan menarik rambut Kiara hingga wajah Kiara mendongak menatap Ibu Ajeng.

"Kamu itu anak satu-satunya harusnya kamu kerja lebih keras lagi, bisa-bisanya kamu dipecat Kamu itu udah gak punya pendidikan, gak cantik lagi. Ibu gak mau tau ya pokoknya kamu harus dapat kerjaan, awas aja kalau sampai besok kamu belum juga dapat kerjaan, Ibu hajar habis-habisan kamu," ucap Ibu Ajeng.

Lalu Ibu Ajeng menampar Kiara bahkan memukul pipi Kiara hingga merah, "Maaf, Bu. Kiara akan cari kerja besok, Kiara janji," ucap Kiara dan memohon di kaki Ibu Ajeng.

"Ya, emang harus cari kerja kamu," ucap Ibu Ajeng dan menendang tubuh Kiara hingga tubuh Kiara meringkuk di lantai karena tendangan keras sang Ibu.

"Dasar tidak berguna, udah sana pergi ke kamar. Jijik banget Ibu kalau lihat kamu terus," ucap Ibu Ajeng.

Dengan perlahan, Kiara pun pergi ke kamarnya dengan pelan karena tubuhnya yang begitu sakit. Di dalam kamar, Kiara menangis. Hanya ini yang dapat dilakukan Kiara, ia mau mengaduh pun tidak tau harus mengaduh pada siapa.

"Sakit banget, aku harus gimana lagi supaya Ibu sayang sama aku, aku harus gimana lagi supaya Ibu anggap aku ada dan berguna, hiks hiks," gumam Kiara.

Kiara merebahkan tubuhnya, tubuhnya sudah tidak bisa berbohong lagi. "Aduh, sakit banget, biasanya gak sesakit ini," gumam Kiara.

Karena terlalu lelah, akhirnya Kiara pun terlelap dengan air mata yang masih mengalir hingga akhirnya air mata itu mengering.

.

.

.

Bersambung.....

TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA SEMUANYA 🍒

Kalau kalian suka dengan cerita Author jangan lupa kasih LIKE, KOMENTAR, mau kasih HADIAH juga gapapa, VOTE juga boleh, jangan lupa juga buat kasih author bintang (⭐) di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya dan bisa up bab setiap hari.

Follow juga akun instagram Author : @elaretaa

Bertamu

Pagi harinya, Kiara sudah berangkat mencari kerja. Kiara sengaja berangkat lebih pagi agar ia tidak mendapat amukan dari Ibu Ajeng karena kemarin ia benar-benar lelah dan tidak sanggup harus berhadapan dengan Ibu Ajeng lagi pagi ini. Tentunya Kiara sudah memasak sarapan untuk orangtuanya dan membersihkan rumah, sehingga ia tidak perlu khawatir lagi.

Kiara memutuskan untuk mencari pekerjaan yang cukup dekat dari rumahnya, sudah beberapa toko dan warung Kiara datangi, namun belum membuahkan hasil yang bagus untuk Kiara. Kiara terus berjalan mencari lowongan kerja hingga ia melihat sebuah warung nasi yang sedang membutuhkan pegawai dan Kiara pun segera masuk ke dalam warung tersebut.

"Permisi, Bu," sapa Kiara.

"Iya, ada apa ya, Mbak?" tanya Ibu-ibu dari dalam restoran.

"Begini, Bu. Saya lihat di luar ada tulisan disini sedang butuh karyawan," ucap Kiara.

"Ah iya Mbak, disini sedang butuh karyawan. Mbak mau melamar kerja disini?" tanya Ibu tersebut.

"Iya, Bu. Saya sedang mencari pekerjaan," ucap Kiara.

"Tapi, disini lowongan kerjanya cuma buat bersih-bersih Mbak," ucap Ibu tersebut.

"Iya, Bu. Saya mau kerja apa saja," ucap Kiara.

"Yaudah Mbak, kalau gitu lusa Mbak kesini aja soalnya hari ini udah habis mau tutup dan besok restoran tutup," ucap Ibu tersebut.

"Iya, Bu. Terimakasih," ucap Kiara dan diangguki Ibu tersebut.

"Eh tunggu Mbak, nama Mbak nya siapa?" tanyanya.

"Saya lupa perkenalkan diri saya, Bu. Nama saya Kiara, Bu. Ini ada berkas-berkas untuk melamar kerja diaini, Bu," ucap Kiara.

"Gak usah Mbak, Mbak langsung datang lusa aja gak usah pake berkas-berkas segala. Disini syaratnya cuma mau kerja, udah itu aja Mbak, oh iya nama saya Mayang," ucap Bu Mayang.

"Iya, Bu Mayang, sekali lagi terimakasih kalau begitu saya permisi Bu," ucap Kiara.

"Iya, hati-hati ya," ucap Bu Mayang dan diangguki Kiara.

Kiara pun berjalan pelan untuk mencari makanan karena saat ini Kiara sudah sangat lapar, ditengah perjalanannya tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping Kiara, Kiara yang melihat mobil tersebut langsung tau siapa pemiliknya.

"Lo kok disini? gue baru aja mau jemput lo?" tanya Rachel yang keluar dari mobilnya.

'Astaga, aku lupa kalau aku ada janji sama Rachel,'

"Lo gak kerja?" tanya Rachel.

"Sebenarnya aku udah dipecat," ucap Kiara.

"Apa? lo dipecat? kok bisa? bukannya lo udah lama ya kerja disana? kok bisa dipecat?" tanya Rachel.

"Karena aku sering telat makanya aku dipecat," ucap Kiara.

"Yaudah, lo masuk ke mobil. Kita ke rumah gue dan ngobrol disana," ucap Rachel dan diangguki Kiara.

Kiara sendiri memang sering ke rumah Rachel terutama saat SMP dulu, namun setelah Kiara putus sekolah dan bekerja, ia jarang ke rumah Rachel dan hanya beberapa saja. Namun meskipun begitu, keluarga Rachel sangat baik pada Kiara dan akrab dengan Kiara.

Selama perjalanan Rachel membeli banyak makanan padahal Kiara tidak ingin, namun Rachel tetap saja membelikannya untuk Kiara juga hingga tak lama setelah itu, mereka pun sampai di rumah keluarga Rachel.

"Lo udah tau kamar gue kan, lo bawa ke kamar gue dulu terus nanti gue ikutin lo, ini gue mau ambil barang di bagasi," ucap Rachel dan diangguki Kiara.

Kiara pun masuk ke dalam dan membawa beberapa makanan yang dibeli Rachel tadi, ini adalah pertama kalinya ia bertamu setelah sekian lama ia tidak datang ke rumah ini, begitu masuk ke dalam rumah tersebut, Kiara sudah di sambut oleh Tante Natasha yaitu orangtua dari Rachel.

"Eh, Kiara. Lama banget Tante gak ketemu kamu, gimana keadaan kamu?" tanya Tante Natasha.

"Kiara baik-baik aja Tante, Tante apa kabar?" tanya Kiara.

"Tante juga baik dong, Tante kangen banget sama kamu," ucap Tante Natasha.

"Kiara juga, Tante. Kayaknya udah beberapa tahun Kiara gak kesini dan Tante makin cantik aja gak berubah sama sekali," ucap Kiara.

Inilah yang Kiara kagum dari keluarga Rachel, dimana semua keluarganya memiliki paras yang membuat semua orang iri mulai dari orangtuanya Kakaknya bahkan Rachel yang memiliki visual tidak mengecewakan, Kiara dulu sempat merasa minder jika harus bersanding dengan Rachel karena paras Rachel yang menjadi primadona sekolah sedangkan Kiara memiliki paras pas-pasan jika dibandingkan dengan Rachel.

"Kamu ini bisa aja, yaudah kamu masuk ke kamar Rachel. Kamu tau kan kamarnya," ucap Tante Natasha.

"Iya Tante," jawab Kiara.

Kiara pun langsung masuk ke dalam kamar Rachel yang berada di lantai 1 dan setelah menunggu lama akhirnya Rachel pun masuk ke dalam kamarnya. "Kok lama?" tanya Kiara.

"Ya biasa ada Mama ngobrol dulu," ucap Rachel.

"Kebiasaan," ucap Kiara.

Rachel pun tertawa lalu netranya tidak sengaja melihat luka yang ada di lengan atas Kiara karena Kiara membuka cardigannya. "Ini kok bisa luka? orangtua lo mukulin lo lagi?" tanya Rachel.

"Eh, gak kok," ucap Kiara dan hendak memakai cardigannya lagi, namun sayang karena Rachel sudah membuang cardigannya dan Rachel pindah kesamping Kiara lalu melihat luka tersebut yang jelas jika baru saja terjadi karena masih ada darah disana.

"Kenapa lo diem aja sih Ki? lo bisa lawan, lo bisa hajar balik orangtua lo. Tunggu sekarang buka baju lo," ucap Rachel.

"Aku gapapa kok, Ra. Kamu gak usah khawatir ya," ucap Kiara dan menutupi lengannya.

"Gak lo kenapa-napa, lo juga manusia Ki. Kalau lo sakit ya lo bilang sakit jangan di pendem sendiri hiks hiks hiks," ucap Rachel lalu menangis dan memeluk Kiara.

"Kok nangis sih, aku udah biasa kayak gini. Palingan seminggu lagi lukanya udah gak sakit kok dan nanti juga pudar," ucap Kiara.

"Ya karena lo terbiasa gue jadi sedih, gak susah kok Ki buat minta tolong," ucap Rachel.

"Kamu tau sendiri kan gimana kau saat minta tolong, aku yang jadi sasaran mereka. Aku bisa bertahan di umur aku yang sekarang aja membuktikan kalau aku kuat dan bisa jalanin semuanya, kamu percaya deh sama aku," ucap Kiara.

"Gue gak meragukan lo Ki, lo emang kuat. Tapi, sekuat-kuatnya lo, lo juga manusia," ucap Rachel.

"Ya, aku tau. Kamu dukung terus aku dan mau jadi temen aku aja itu udah buat aku semangat buat bertahan dari semuanya karena masih ada yang sayang sama aku," ucap Kiara.

"Gue bakal selalu ada buat lo sampai kapanpun, lo boleh manfaatin gue. Kalau orangtua lo butuh duit, lo bilang ke gue biar gue yang kasih lo uang dan kasih ke mereka daripada lo harus luka gini," ucap Rachel.

"Makasih ya Rachel, udah kok jadi sedih-sedihan gini sih," ucap Kiara lalu mengambil cardigannya.

"Gue bakal buat hidup lo berubah, Ki," gumam Rachel.

.

.

.

Bersambung.....

TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA SEMUANYA 🍒

Kalau kalian suka dengan cerita Author jangan lupa kasih LIKE, KOMENTAR, mau kasih HADIAH juga gapapa, VOTE juga boleh, jangan lupa juga buat kasih author bintang (⭐) di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya dan bisa up bab setiap hari.

Follow juga akun instagram Author : @elaretaa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!