Leikha'S Life : Crossroads Of A New Life
LL: COANL ↳ 𝟎𝟏
𝐒𝐨𝐫𝐞 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐃𝐞𝐬𝐚 𝐀𝐧𝐚𝐬𝐞𝐫𝐚
Di desa itu, terdapat seorang gadis yang tengah berjalan di jalan setapak desa, melewati sawah hijau dan rumah-rumah sederhana. Udara segar dan suara burung membuat suasana terasa damai.
Gadis itu adalah Rembulan.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Aku selalu berpikir bahwa aku akan menghabiskan hidupku di sini, di desa kecil ini.)
[ batinnya ]
Rembulan Leikha Chloeattra
(Di tempat aku dilahirkan dan dibesarkan, di tempat di mana semua kenangan bersama Ayah dan Bunda masih terasa hidup.)
[ lanjutnya ]
Rembulan berhenti di depan rumah kecilnya. Catnya sudah mulai pudar, tapi itu adalah tempat yang penuh kenangan. Dia melihat seorang wanita tua, Nenek Rosa, tetangganya yang sudah seperti keluarga sendiri.
𝐍𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐑𝐨𝐬𝐚
Jadi, besok kamu benar-benar pergi, Leikha?
Rembulan Leikha Chloeattra
[ tersenyum tipis ]
Iya, Nek. Aku dapat beasiswa di sekolah kota. Ini kesempatan yang tidak bisa aku lewatkan.
𝐍𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐑𝐨𝐬𝐚
[ menghela napas ]
Aku bangga padamu, Nak. Tapi desa ini pasti akan terasa sepi tanpamu.
Rembulan tertawa kecil, tapi ada kesedihan di matanya.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Aku juga akan merindukan tempat ini, Nek. Tapi Ayah dan Bunda pasti ingin aku melangkah maju. )
[ batinnya sambil menatap langit ]
Di tengah kesunyian, tiba-tiba ada suara yang memecahkan kesunyian itu.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Ni orangggg.. 😊)
[ batinnya sedikit kesal ]
Pemuda itu langsung menghampiri Rembulan dan memeluknya dengan sangat erat hingga membuat Rembulan sesak.
Rembulan Leikha Chloeattra
Akkkkkk 😖😖
[ dipeluk sangat erat ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Heh Esta! Sesek tauuuu 😩
[ memukul punggung pemuda itu ]
Yap! Pemuda itu adalah Semesta, teman Rembulan sedari kecil.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Huaaaa besok kamu bakal berangkat ke kota? 🥺
[ menatap wajah Bulan ]
Rembulan Leikha Chloeattra
I─iyaaaa
[ sesek ]
𝐍𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐑𝐨𝐬𝐚
Esta! Kamu jangan erat-erat peluk Leikha!
[ memukul pelan pundak Semesta ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Ehhh.. Hehehe, maaf Bul. ☹️
[ sedikit menunduk sambil manyun ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Hahhh.. Hahh.. Hahh..
[ mengambil oksigen ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Gapapa Esta :)
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Jadi kamu besok bakal berangkat ke kota? 😟
Rembulan Leikha Chloeattra
Iya, aku juga berat bakal ninggalin kamu, tapi ini kesempatan yang gak bisa aku lewatkan. 🙂
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ terdiam ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Kalau kamu udah jadi anak kota, jangan lupa sama aku yaa 🙁
Rembulan Leikha Chloeattra
Tidak akan. Desa ini adalah rumahku, dan kalian adalah bagian dari hidupku.
Rembulan memeluk dua orang yang ada di sana dengan terisak.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ menyodorkan gelang persahabatan ]
Kalau begitu, pakai ini. Supaya kamu selalu ingat aku.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ menerima gelang itu dengan mata berkaca-kaca ]
Terima kasih… Aku pasti akan merindukan kalian.
Mereka menikmati sore terakhir bersama, berbagi cerita dan tertawa, meskipun ada kesedihan yang mereka sembunyikan.
𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐚𝐫 𝐑𝐞𝐦𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧
Rembulan duduk di dalam kamarnya, mengemasi barang-barang yang akan dibawanya ke kota. Dia mengambil foto lama orang tuanya dan mengusapnya dengan hati-hati.
「 𝗳𝗼𝘁𝗼 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘁𝘂𝗮 𝗥𝗲𝗺𝗯𝘂𝗹𝗮𝗻 」
Rembulan Leikha Chloeattra
Ayah, Bunda, aku akan pergi ke kota, ke tempat yang mungkin terasa asing dan menakutkan. Tapi aku janji, aku akan bertahan. Aku akan mewujudkan impian kalian.
[ mata berkaca-kaca dan sedikit terisak ]
Rembulan menutup kopernya dan berbaring di kasur, menatap langit-langit kamarnya yang penuh dengan tempelan bintang fosfor. Malam itu adalah malam terakhirnya di rumah yang telah memberinya begitu banyak kenangan.
Keesokan paginya, Rembulan berdiri di depan rumahnya dengan koper di tangan. Beberapa tetangga berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal.
𝐍𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐑𝐨𝐬𝐚
[ menyentuh kepala Rembulan dengan lembut ]
Jaga dirimu baik-baik, Nak.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ sedih ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Esta?
[ panggilnya dengan suara lembut ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ menoleh ke arah Rembulan ]
Rembulan merentangkan tangannya guna memberi isyarat pada Semesta untuk memeluknya.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Jangan lupain kita yaa
[ memeluk Rembulan ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Bagaimana mungkin aku melupakan kalian.
[ senyum tipis ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ melepaskan pelukan ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Ini.
[ memberikan satu kotak misterius ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Apa ini, Esta?
[ menerima dan bertanya pada Semesta ]
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
Sesuatu, pokoknya kamu bukanya pas sampe di kota.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ tersenyum haru ]
Terima kasih, semuanya. Aku tidak akan melupakan desa ini.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐀𝐥𝐳𝐡𝐞𝐢𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌.
[ semakin sedih ]
Bus akhirnya datang, dan Rwmbulan naik dengan hati berat. Saat bus mulai bergerak, dia melihat ke luar jendela, melihat orang-orang yang ia sayang dan desanya semakin menjauh.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Ini bukan akhir. Ini awal dari sesuatu yang baru. Aku tidak tahu apa yang menungguku di kota, tapi aku akan melangkah ke sana dengan keyakinan. Untuk Ayah, untuk Bunda… dan untuk diriku sendiri.)
Rembulan Leikha Chloeattra
[ tersenyum melihat ke arah luar ]
𝐍𝐝𝐚𝐚
Halo semuanya, jadi saya bikin cerita baru karena cerita sebelah udah gak ada ide :)
𝐍𝐝𝐚𝐚
Maaf ya semuanya. Tapi cerita ini hampir mirip kok sama cerita sebelah 🙂
𝐍𝐝𝐚𝐚
Kemungkinan cerita sebelah akan saya hapus, maaf ya
LL: COANL ↳ 𝟎𝟐
Rembulan duduk di dalam bus yang menuju kota besar. Tas ransel kecil dan koper usang adalah semua yang ia bawa. Ia menatap jendela, memandang sawah dan bukit yang perlahan tergantikan oleh gedung-gedung tinggi.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Aku masih tidak percaya aku benar-benar ada di sini. Beasiswa ini adalah satu-satunya jalan untukku. Kota ini mungkin terlihat seperti kesempatan, tapi juga seperti monster besar yang siap menelanku kapan saja.)
[ batinnya ]
Rembulan menggenggam amplop kecil di tangannya, berisi alamat rumah murah yang akan menjadi rumah barunya.
Rembulan berdiri di depan sebuah bangunan sederhana, tempat ia akan tinggal selama bersekolah. Ia menarik napas dalam dan mengetuk pintu.
Unknown
𝐈𝐛𝐮 𝐊𝐨𝐬: [ tersenyum ramah ]
Kamu pasti Rembulan, ya? Silakan masuk.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mengangguk sopan ]
Terima kasih, Bu.
Rembulan memasuki rumahnya yang kecil, hanya berisi ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur yang bergabung dengan ruang makan. Ia meletakkan kopernya di kamar dan duduk di kasur, menatap langit-langit.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Rasanya aneh… Aku benar-benar sendirian sekarang.)
Lalu Rembulan mulai memejamkan matanya, kemudian dia terlelap tidur.
Keesokan paginya, Rembulan mengenakan seragamnya dan berjalan menuju sekolah barunya. Gedung sekolah terlihat besar dan megah, jauh berbeda dari sekolah kecil di desanya.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ berbicara pelan pada dirinya sendiri ]
Oke, Bulan. Kamu bisa melakukannya.
Saat masuk ke dalam gerbang, beberapa siswa mulai memperhatikan Rembulan. Bisikan-bisikan terdengar di sekitarnya.
Unknown
𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 𝟏:
Dia anak baru ya?
Unknown
𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 𝟐:
Sepertinya iya.
Unknown
𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 𝟑:
Kelihatannya seperti anak desa.
Rembulan berusaha mengabaikan tatapan mereka dan berjalan menuju ruang administrasi untuk mengambil jadwal kelasnya.
Setelah mendapatkan jadwal kelas, Rembulan mencari ruangannya. Saat sedang kebingungan di lorong, seorang gadis ceria menghampirinya.
Unknown
[ tersenyum lebar ]
Hei! Lo anak baru ya? Perlu bantuan?
Rembulan Leikha Chloeattra
[ terkejut, lalu tersenyum ]
Iya, aku Rembulan. Aku masih belum tahu di mana kelas ini..
Rembulan menunjukkan jadwalnya pada gadis itu.
Unknown
Oh! Lo sekelas sama gue! Ayo, gue anter.
Rembulan merasa sedikit lega karena setidaknya ia telah menemukan seseorang yang ramah padanya.
Unknown
Oh iya! Nama lo siapa? Gue─
Hazel Arumi Jayatrica
Hazel.
[ tersenyum sambil mengulurkan tangannya ]
Rembulan Leikha Chloeattra
[ membalas uluran Hazel ]
Aku Rembulan, kamu bisa panggil aku Bulan. ☺
Rembulan Leikha Chloeattra
Hazel Arumi Jayatrica
Aduhh manisnya. 😍
[ terpesona dengan senyuman Bulan ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Kamu bisa aja.
[ tertawa kecil ]
Keduanya mulai berjalan menuju ke kelas mereka. Namun, saat mereka berjalan menuju ke kelas, tiba-tiba seorang siswa laki-laki menabrak bahu Rembulan dengan sengaja.
Rembulan Leikha Chloeattra
Aduh..
[ sedikit meringis ]
Unknown
[ dengan nada santai ]
Ups! Sorry, gak lihat.
Hazel Arumi Jayatrica
[ berbisik ]
Oh tidak.. Itu Nathan.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mengusap bahunya ]
Rembulan Leikha Chloeattra
Nathan?
[ bingung ]
Hazel Arumi Jayatrica
Dia salah satu siswa paling populer di sini. Tapi juga terkenal menyebalkan.
Rembulan Leikha Chloeattra
Owwhh..
Nathan melirik Rembulan dengan smirk, lalu berjalan pergi.
Rembulan Leikha Chloeattra
(Baru hari pertama dan aku sudah menarik perhatian orang seperti dia? Sepertinya hidup di kota akan lebih sulit dari yang kubayangkan.)
[ batinnya ]
Kemudian Bulan dan Hazel melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kelas.
LL: COANL ↳ 𝟎𝟑
Bulan memasuki kelasnya bersama Hazel. Semua bangku hampir terisi, kecuali satu yang kebetulan berada di samping… Nathan.
Hazel Arumi Jayatrica
Uh-oh.. Kayaknya lo harus duduk di sebelah dia.
[ berbisik ]
Rembulan Leikha Chloeattra
[ menghela napas ]
Kayaknya aku gak punya pilihan.
Bulan duduk tanpa berkata apa-apa, mencoba fokus pada pelajaran. Namun, Nathan tampaknya menikmati kesempatannya untuk mengganggunya.
Nathaniel Harugo Osbourne
[ menyenggol lengan Bulan dengan pensil ]
Nathaniel Harugo Osbourne
Heh, anak desa. Lo ngerti pelajarannya gak?
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mencoba tetap tenang ]
Aku punya nama.
Nathaniel Harugo Osbourne
[ menyeringai ]
Iya, tapi ‘anak desa’ lebih gampang diingat.
Beberapa siswa di sekitar mereka tertawa kecil. Bulan mengeratkan genggaman tangannya, menahan diri agar tidak terpancing.
Saat jam istirahat, Bulan dan Hazel berjalan menyusuri koridor sekolah, melihat berbagai ruangan yang ada. Mereka berbicara tentang klub ekstrakurikuler dan tempat-tempat menarik di sekolah.
Hazel Arumi Jayatrica
[ senyum ]
Jadi, bagaimana sejauh ini? Udah nemuin tempat favorit?
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mengamati sekitar ]
Mungkin perpustakaan. Tapi aku juga penasaran dengan aula musik.
Hazel Arumi Jayatrica
[ tertawa kecil ]
Aula musik emang keren! Gue bisa nunjukin nanti.
Ketika mereka melewati lapangan olahraga, suara keras terdengar—teriakan dan sorakan dari beberapa siswa yang sedang berlatih bisbol.
Rembulan Leikha Chloeattra
Suara apa itu?
[ bingung ]
Hazel Arumi Jayatrica
Oh, itu klub bisbol. Mereka cukup populer di sekolah ini.
Rembulan Leikha Chloeattra
Woww... Aku belum pernah menonton pertandingan bisbol secara langsung. 😕
Hazel Arumi Jayatrica
[ tertawa kecil dan sedikit bersemangat ]
Kalau gitu, lo harus menonton saat ada kompetisi nanti!
Rembulan Leikha Chloeattra
Baiklah. 😄
Rembulan Leikha Chloeattra
Hazel Arumi Jayatrica
(Apakah semua anak desa menggemaskan seperti dia? Dia menggemaskan sekali. 😭)
[ batinnya gemas dengan Bulan ]
Saat Bulan dan Hazel hendak melewati jalan setapak dekat lapangan, tiba-tiba seorang pemain bisbol berlari ke arah mereka, tidak menyadari keberadaan Bulan. Sebelum Bulan bisa bereaksi, tubuhnya bertabrakan dengan pemuda itu, membuatnya sedikit terdorong ke belakang.
Rembulan Leikha Chloeattra
Ah—!
[ hampir terjatuh, tapi berhasil menjaga keseimbangan ]
Unknown
Eh, maaf! Gue nggak sengaja.
Bulan mendongak dan melihat seorang pemuda dengan seragam klub bisbol, napasnya masih terengah karena berlari. Wajahnya tampak khawatir.
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mengusap lengannya ]
Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja kok. 😁
Unknown
[ tertawa canggung ]
Gue kira gue bakal nabrak lebih keras.
Unknown
[ melihat ke arah Bulan ]
Lo murid baru, ya?
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mengangguk sambil tersenyum ]
Iya. Aku Rembulan, kamu bisa panggil aku Bulan.
Unknown
[ tersenyum ]
Gue—
Fabian Derrick Airlangga
Fabian, lo bisa panggil gue Bian. Btw, gue dari klub bisbol.
[ menunjuk lapangan ]
Fabian Derrick Airlangga
Maaf soal bola tadi, gue buru-buru nangkap bolanya.
Hazel Arumi Jayatrica
[ tertawa ]
Wkwkwk, seperti biasa Rick. Lo selalu ceroboh.
Fabian menggaruk tengkuknya, tampak malu.
Fabian Derrick Airlangga
Ya, gue emang sering gitu. Tapi kalau nanti kalian mau nonton latihan atau pertandingan, kasih tahu aja!
Rembulan Leikha Chloeattra
[ tersenyum tipis ]
Makasih. Aku mungkin akan menontonnya nanti.
Fabian Derrick Airlangga
[ menatap Bulan sebentar, lalu tersenyum lebih lebar ]
Fabian Derrick Airlangga
Oke! See you soon, Bulan.
Fabian kembali berlari ke lapangan, meninggalkan Bulan yang masih sedikit kaget. Hazel menyenggol lengannya sambil tersenyum menggoda.
Hazel Arumi Jayatrica
Baru hari pertama, lo udah narik perhatian orang-orang populer aja. 😌
Rembulan Leikha Chloeattra
[ mendengus ]
Ini cuma kebetulan, Hazel.
Hazel Arumi Jayatrica
[ tertawa kecil ]
Iya, suatu kebetulan yang menarik. 😂
Rembulan Leikha Chloeattra
Rembulan Leikha Chloeattra
[ menatap sinis Hazel ]
Lama-lama kamu aku buang ya ke laut.
Bulan kemudian meninggalkan Hazel yang masih tertawa itu. Hazel yang tersadar bahwa Bulan sudah meninggalkan dirinya itu langsung mengejarnya.
Hazel Arumi Jayatrica
Bul, tungguin ihh! 🏃🏻♀️
[ mengejar Bulan ]
Bulan menghela napas dan melanjutkan langkahnya. Hari pertamanya di sekolah baru ternyata lebih menarik dari yang ia duga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!