NovelToon NovelToon

Daddy Tampan

Daddy di Masa Lalu

Di kediaman Robert utama Mark saat ini, para pelayan sedang di sibukan dengan acara persiapan untuk acara ulang tahun yang ke 5 tahun putri tunggal Mark Robert yang bernama Naura Robert.

Untuk pertama kalinya, Mark mau merayakan acara besar di kediamannya dalam rangka merayakan ulang tahun putri satu-satunya itu. Kali ini di rayakan secara besar-besaran. Bahkan di liput media setelah acara pernikahannya dahulu.

Mark berdiri di kamarnya menghadap jendela dengan secangkir kopi di tangannya, pria dingin seperti Mark, kini dengan pandangan tanpa arahnya, ia menikmati kopinya sambil memandangi ke luar jendela.

Dari kamarnya ia berdiri yang memperlihatkan keindahan taman di halaman depan rumahnya, saat ini sedang ada banyak para pelayan yang bekerja kesana kemari, menata dan mempersiapkan acara pesta besar besok di hari ulang tahun putri tunggalnya.

"Daddy ...."

Mark mengalihkan pandangannya ke arah suara gadis cantik mungil kesayangannya. Yang kini berlari ke arahnya dengan gaun warna putih selutut dan rambut terurai di bawah bahu.

Gadis cantik yang bernama Naura, kini berlari dengan senyum di wajahnya, ia sangat cantik, berlari naik dan duduk di atas pangkuan ayahnya. Mark menangkapnya dan menggendongnya dengan senyum di wajah tampannya.

Naura tersenyum memandangi wajah tampan ayahnya menggesekan hidungnya dengan hidung milik ayahnya. Mark tampak menyayangi putrinya.

"Gadis Dad ini, sudah cantik! Menemui Daddy membuat Daddy bersemangat saja," ucap Mark.

"Hmm ... Naura mau mengajak Daddy sarapan! Pagi ini, Naura ingin melayani Daddy! Sesuai janji Naura. Jika Naura sudah besar akan menyiapkan sarapan buat Daddy. Ayo, kita sarapan!" ajak Naura tersenyum.

"Apa gadis Daddy ini beneran sudah bisa?" tanya Mark tersenyum tipis.

"Tentu saja Daddy ...."

Elak Naura meyakinkan ayahnya dan turun dari pangkuan Mark dan menarik tangan ayahnya untuk berjalan dan keluar dari kamarnya. Naura tampak bahagia dengan senyum manisnya menarik ayahnya untuk turun dan sarapan bersama.

Mark tersenyum tipis. Ia berjalan dengan tangan di tuntun putrinya itu. Saking senangnya dan cintanya yang besar pada putri satu-satunya itu. Ia menarik tangan putrinya hingga kini ia berjongkok dan menggendong Naura.

Naura tertawa geli ketika ayahnya menggendongnya dan menciumi wajah putrinya itu dengan gemas. Tawa Naura menggema ketika ayahnya menggodanya dengan gemasnya.

Mereka menuruni tangga dengan perlahan dan masih dengan tawa Naura bersama ayahnya. Sesampainya di bawah, Mark melihat Iyas duduk di meja makan dengan malas.

Iyas melihat ke arah Mark dan Naura yang sudah berjalan menghampiri meja makan, Naura melihat ke arah Iyas yang tampak malas dengan wajah di tekuk di meja makan.

"Om! Apa kali ini tante Shela, minta liburan ke Eropa lagi?" tanya Naura.

"Ya ... dia mau membuatku bangkrut!" jawab Iyas malas.

"Jangan bawa Daddyku ya, jika Om bangkrut!" tegas Naura dengan malasnya.

"Eh ... gadis 5 tahun ini makin pintar saja bicaranya! Daddymu itu tentu akan memilihku dari dulu juga," bantah Iyas dengan malasnya.

"Aku tidak bicara iya!" tangkis Mark datar.

"Daddyku mencintaiku!" ucap Naura tersenyum dan memberikan roti yang sudah di beri selai olehnya kepada ayahnya.

"Yah ... yah! Aku tidak akan bangkrut juga! Eh ... punya Om mana sayang?" tanya Iyas.

"Buat sendiri!" jawab Naura datar.

"Naura yang cantik dan manis, bukankah selama ini Om yang selalu bermain denganmu dan menjagamu! Kenapa jadi Daddymu yang mendapatkan perhatianmu?" ucap Iyas.

"Aku tidak ingat tuh!" cetus Naura.

"Hmm baiklah, Om tidak akan memberikan komputer yang kamu minta kemarin dengan permainan yang kamu minta waktu itu!" balas Iyas tersenyum tipis.

"Eh! Iya ... iya aku akan buatkan sarapan buatmu juga pamanku yang tampan," tangkis Naura.

Naura mengambil roti dan memberikannya pada Iyas, roti yang sudah berisi selai dengan senyum terpaksanya pada pamannya itu.

Jika bukan karena sebuah data yang di inginkan Naura, tentang sosok ibu kandungnya yang selama ini tidak pernah ia ketahui.

Naura tidak tahu harus mencari tahu pada siapa lagi, jika bukan pada pamannya itu. Ayahnya Mark tidak pernah memberitahunya tentang siap ibu kandungnya dan darimana asalnya. Bahkan melarang siapapun menceritakan kebenaran tentang ibunya apalagi identitasnya.

Di usianya yang masih terbilang kecil, Naura sudah menjadi anak jenius dengan segala kecerdasannya dan mandiri. Gadis cantik mungil itu tampak ceria di setiap hal. Apalagi ayahnya bahkan memperlakukannya dengan lembut dan juga memperhatikan setiap hal yang di lakukan Naura apapun itu.

Naura terbilang tenang dalam setiap hal. Ia mengikuti setiap cara ayahnya dan menjadikannya panutannya. Ayahnya yang tegas dan tidak banyak berbicara dan juga dengan kemampuannya dalam bidang IT.

Membuat Naura semakin ingin mencari tahu tentang ibunya yang kini sudah meninggal. Bahkan photo ibunya yang hanya satu-satunya saja di dunia. Karena Mark meretas dan menghancurkan setiap identitas apalagi photo milik almarhum istrinya itu. Walau hanya tersisa satu yang hanya ada di kamar  Mark yang terpajang di samping ranjang tidurnya Mark.

Tidak ada siapapun yang di perbolehkan masuk ke kamar Mark selain putrinya Naura.

Ia bahkan menyimpan rapih kenangan istrinya di dalam dirinya tanpa memberitahu putrinya itu. Saking dingin dan datarnya Mark terhadap kehidupan pribadinya apalagi wanita yang ia cintai itu.

Naura memilih mengikuti cara ayahnya dan tidak membuat ayahnya kesulitan. Dari sifat dan sikap yang menuruni ayahnya Naura lebih dominan pada ayahnya. Hingga saat ia kecilpun Naura sangat jarang menangis. Karena ia memang gadis yang periang namun  sifatnya bisa ia atur dalam situasi apapun.

Di meja makan bahkan gadis berusia 5 tahun bisa dengan elegannya makn dengan baik dan mengikuti ayahnya yang selalu tenang walau hanya makanpun. Naura tersenyum melihat ayahnya makan dengan lahap sarapan buatnnya. Walautanpa ekspresi Mark memakan tanpa melihat putrinya itu.

"Daddy?" tanya Naura dengan senyum manisnya.

"Hmmm," jawab Mark.

"Naura boleh minta hadiah ulang tahun?" tanya Naura lembut.

"Hmmm," jawab Mark dengan makanan di mulutnya dan meminum susu yang di sediakan oleh putrinya.

"Jika pesta sudah berakhir, ditengah malam Naura akan meminta hadiah pada Daddy! Nanti Daddy kabulkan ya?" ucap Naura.

"Hmmm," jawaban Mark masih sama.

Naura mengangguk dan tersenyum mendengar jawaban ayahnya. Walau hanya jawaban yang sama dan itu-itu saja. Tapi Naura tahu ayahnya yang pasti selalu menempati janjinya, walau dengan caranya yang tidak mudah di pahami. Naura sudah tahu cara ayahnya yang tampak datar tapi penyayang itu.

Iyas tersenyum melihat Naura, gadis cantik dan mungil itu mengedipkan sebelah matanya kearah pamannya Iyas. Mereka melakukan sarapan bersama, tanpa berbicara dan dengan rencana di pikiran Naura yang kesana kemari, mencari cara agar ayahnya menepati janji dan memikirkan permintaannya, yang harus dengan hati-hati pada ayahnya itu.

"Kita kemana hari ini?" tanya Iyas.

"Tanya Sekertaris itu!" jawab Mark acuh.

"Astagaa ... Sobat, dia gadis yang manis, apa masih belum tahu namanya juga?" protes Iyas.

Mark tidak menghiraukan ocehan Iyas, yang selalu tidak bermanfaat pembahasannya bagi Mark.

Setelah mereka sarapan bersama, Mark berjalan yang diikuti ole Iyas, untuk menuju ruang kerja Mark. Tempat yang tak jauh dari ruang tamu.

Saat Mark beralih pandangannya ke salah satu sudut rumah. Dia melihat Naura yang sudah makan, gadis itu menaiki tangga rumahnya dengan semangat membuatnya tersenyum ketika melihat anak gadis kesayangannya itu, selalu tampak bahagia setiap saat.

Saat Mark melihat sosok istrinya di dalam diri putrinya itu. Dia terdiam dan mengingat kembali setiap ucapan istrinya, yang mengatakan bahwa Mark harus dengan setulus hati menyayangi putri mereka.

Putri satu-satunya Mark berdiri dengan Iyas di belakangnya. Iyas memperhatikan sahabatnya itu, Mark yang terdiam mengingat dirinya di masa lalu bersama Sisi berada di kamar.

******

Di tahun sebelum lahirnya Naura 6 tahun lalu.

Kembali pada suasana dimana Mark masih bersama dengan mendiang ibu Naura bernama Sisi. Dia sedang duduk di sofa ruang tamu Iya sedang fokus melihat dokumen perusahaannya dengan secangkir kopi di tangannya.

"Aku ingin minta sesuatu padamu bisakah kamu mengabulkannya?" tanya Sisi dengan wajah riangnya.

Sisi merangkul lengan Martk dan duduk di samping Mark bersender di bahunya. Mark masih dengan wajah datarnya dan juga acuh. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Sisi sama sekali. Gadis itu dengan perutnya yang semakin membesarnya.

Tapi, tidak mengurangi raut wajahnya yang sangat bahagia berada di samping Mark. Untuk saat ini, mengingat selama ini Mark selalu menolaknya dalam hal apapun.

Namun Mark menerima Sisi dengan syarat tanpa sebuah pernikahan di antara mereka berdua.

"Mark, Apakah kamu, akan mendengarkannya?" tanya Sisi kembali.

"Hmm," jawab Mark tanpa memalingkan wajahnya dari dokumen.

"Aku ingin menikah," ucap Sisi dengan nada serius.

Mark berhenti, lalu ia melihat kearah Sisi yang kini dengan wajah tersenyumnya. Ia memasang senyum di bibirnya ketika Mark dengan sesuka hati menoleh ke arah Sisi.

"Bukankah aku selalu bersamamu itu sudah cukup? Kenapa kamu sekarang malah meminta menikah?" tanya Mark dengan nada serius.

"Tapi aku sangat mencintaimu Mark..., " sendu Sisi.

Mark terdiam, menatap lekat wajah gadis yang ada di sampingnya, namun Mark juga seorang pria yang normal. Ia mengalihkan pandangannya ke arah dada Sisi yang sedikit menonjolkan kepemilikannya dengan pakaian sedikit longgar. Mark tidak menjawabnya, dia malah menarik Sisi ke dalam pangkuannya dan mencium bibir Sisi bahkan mencumbu Sisi dengan ganasnya.

Bagi Mark, bukan hal biasa baginya untuk menyentuh tubuh seorang wanita, namun ia sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Sisi, yang selalu ada di sampingnya setiap hari. Bahkan setiap detik. Apalagi dengan penampilan Sisi yang terbilang selalu seksi dengan wajah polosnya.

Sisi selalu berbicara dengan manja kepada mark Mark. Begitupun Mark memanjakan Sisi. Namun Ia tidak pernah sekalipun melakukan apa yang diinginkan oleh wanita itu. Sisi berulang kali meminta Mark, untuk menyatakan cinta kepada dirinya dan juga meminta Mark untuk menikahinya.

Namun bukan Mark yang dingin, Jika ia peka terhadap keinginan seorang wanita. Walaupun, ia sudah berkata langsung apa yang di inginkan Sisi. Tapi Mark tidak pernah melakukan hal yang sesuai dengan kehendaknya. Apalagi Mark selalu mengutamakan ucapan sahabatnya Rendi Anggara. Dibandingkan ucapan orang lain apalagi seorang wanita.

Bagi Mark, wanita tidak terlalu penting dalam hidupnya. Namun mengingat Mark pria normal. Ia hanya memenuhi hasratnya kepada gadis yang selalu ada di setiap saat bersamanya yaitu Sisi. Seorang gadis yang untuk pertama kalinya dia lakukan hubungan intim setelah dirinya yang sangat dingin.

Setelah melepas hasratnya, Mark memeluk erat tubuh Sisi, untuk yang pertama kalinya dengan perut besarnya. Sisi memeluk Mark dan mengecup bibir pria yang ada di hadapannya itu. Ia tersenyum dan menatap lekat wajah pria yang sangat ia cintai itu. Sisi tersenyum lalu menekan makan hidung dengan lembut dan kemasan.

"Aku sangat mencintaimu Mark, walaupun tidak ada pernikahan dalam hidup aku! Tapi aku sangat bahagia bisa selalu berada disampingmu dan aku harap kau akan mencintai anak kita kelak, jangan biarkan dia menderita seperti diriku, hidup tanpa cinta dari orang yang ia cintai," ucap Sisi dengan meneteskan air matanya. Ia menangis dipelukan Mark tanpa bersuara.

Mendengar semua ucapan yang diucapkan perkataan Sisi. Namun Mark enggan untuk membuka kedua matanya. Ia membiarkan gadis itu berada di pelukannya. Tanpa mengurangi pelukannya Mark sedikit tersentuh hatinya, ketika mendengar ucapan gadis yang ada di pelukannya itu.

Mereka berpelukan tanpa helayan berenang, dengan tubuh ditutupi selimut di siang hari. Keduanya tertidur setelah melakukan aktivitas yang memanas di dalam kamar mereka berdua.

Iyas mengejutkan Mark yang teringat akan kejadian di masa lalu, dia tak menjawab dan pergi meninggalkan temannya. Dia memasuki ruang kerjanya, meski Iyas yang terheran melihat sahabatnya terdiam cukup lama, memandangi putrinya, menaiki tangga.

Iyas tidak berani bertanya hal sensitif kepada Mark. Dia sedang dalam keadaan serius, Mark mengingat putrinya apalagi mendiang istrinya yang sudah lama meninggal 5 tahun yang lalu.

Beberapa hari yang akan datang, Mark akan mengabulkan permintaan putri kesayangannya itu, untuk yang pertama kalinya Naura meminta satu hal yang amat penting dan berharga dalam hidupnya. Mark berjalan masuk dan duduk di ruang kerjanya dengan Iyas duduk di sofa memperhatikan sahabatnya Mark.

Mark Robert

NTR:Hai Kak, kasih bintang 5 kak, jangan lupa like, komen dan vote yach... Selamat membaca kak.

Mark Robert, adalah seorang gangster yang dikenal luas sebagai orang pertama yang menjadi kaki tangan sekaligus sahabat dekat ketua mafia terbesar di dunia Rendi Anggara. Mark berhasil membidangi ahli teknologi dan juga menguasai struktur modern organisasi kejahatan dunia. Ia adalah kaki tangan yang paling kejam dalam setiap tindakannya di lapangan sekali sahabatnya Rendy sudah berkata.

Baginya setiap perkataan Rendy adalah titah, jika Rendy mengatakan bunuh, Mark ataupun sahabatnya yang lain, akan melakukannya sesuai perkataan Rendy. Karena hanya Rendi lah satu-satunya orang yang mampu menolongnya saat dirinya dalam kondisi sedang kesusahan ahn.jae dub Bahkan dalam keadaan terluka. Bagi Marx sahabatnya Rendi Anggara baginya adalah nyawa dan kehidupannya saat ini ini dan sampai masa depan.

*Flashback on*

Kediaman keluarga Robert ini, sedang dalam keadaan kritis mengingat tuan Robert bergabung dalam sindikat mafia dunia. Karena keunggulannya dalam bersaing di sebuah organisasi, yang dikelilingi banyak musuh. Sehingga membuat diriinya terjatuh ke jurang yang sudah dibuat oleh orang-orang tertentu.

Para mafia yang tidak menyetujui setiap langkah dan pendapat Robert ketika menentukan pemimpin baru di dalam organisasi mereka. Karena serangan yang begitu mendadak bagi keluarga Robert, Hingga menjatuhkan saham dan perusahaannya yang sedang maju pesat. Kini jatuh bangkrut dan membuat setiap aset beralih tangan menjadi milik bank.

Pagi itu seorang remaja yang baru berusia 16 tahun dengan pakaian rapihnya mengenakan pakaian sekolah.

Saat ia jalan menuju rumahnya di gerbang utama. Mark melihat ada beberapa mobil berwarna hitam berjajaran di gerbang utama . Ia Sedikit mengerutkan dahinya dan berjalan pelan melewati mobil-mobil hitam itu. saat ia sampai pertengahan rumahnyamendengar suara tembakan berasal dari dalam rumahnya.

Mark terkejut, Ia lalu berjalan memasuki rumahnya dan melihat beberapa orang berpakaian serba hitam. Mark juga melihat ayahnya terbaring di lantai dengan darah berceceran di lantai, berasal dari ayahnya.

Mark terdiam dan melangkah dengan tatapan tanpa arah, ia menghampiri ayahnya yang tergeletak di lantai. Ada beberapa orang yang mengelilinginya. Saat Mark berada tepat di hadapan ayahnya. Ia terjatuh sebuah tangan mendorongnya hingga terjatuh di hadapan ayahnya, yang masih sadarkan diri.

Saat Mark tersungkur, Ia membungkuk kepada ayahnya yang mencoba berbicara sesuatu kepada Mark pelan. Saat mendengar ucapan ayahnya, Mark membulatkan kedua matanya dan terkejut. Ketika sebuah tembakan mendarat lagi di tubuh ayahnya, hingga kini ayah Mark menghembuskan nafas terakhirnya di hadapannya.

Jangankan melawan, Mark melihat tanpa arah dalam diam dan kini dirinya di seret paksa oleh anak buah para mafia itu. Dalam keadaan lemah dan tertegun, Mark tak berdaya jika harus melawan para mafia di usianya yang masih terbilang muda. Namun hanya satu yang ada di pikiranya yaitu membunuh pria yang bernama Chris Jason.

Mark di bawa oleh beberapa pria berpakaian serba hitam dan di paksa masuk ke dalam mobil berwarna hitam meninggalkan kediaman keluarganya.

"Apa yang kau dapat?" tanya pria yang duduk di kursi penumpang.

"Kita dapatkan putra satu-satunya Robert Tuan," jawab pria di balik kemudinya dengan pandangan ke jalanan.

"Apa dia berguna?" tanya pria yang bernama Kris.

Kris Jason adalah saingan di perusahaan IT milik Robert, ia tampak memiliki ketidak sukaan tersendiri tidak menyukai Robert dalam hal apapun, apalagi jika Robert malah lebih unggul darinya. Bahkan Robert lebih memihak pada Anggara yang kemampuannya jauh dari jangkauan manusia biasa.

"Apadia sudah mati?" tanya Chris.

"Sudah Tuan, hanya tersisa putranya yang masih sekolah Tuan," jawab anak buahnya.

"Hmm, bagus, aku ingin anak itu jadi kekuatanku untuk hancurkan Anggara,hahaha ...," tawa Chris.

Saat Mark membuka kedua matanya, Ia kini berada di sebuah ruangan yang gelap. Ruangan yang hanya ada satu penerangan dari langit yang memasuki ruangan tersebut. Tubuhnya terasa sakit, ketika ia mencoba untuk terbangun dan mengedarkan pandangannya kesana-kemari. Di dalam ruangan tersebut bahkan tidak ada celah sedikitpun untuknya mengetahui keberadaannya saat ini.

"Chris Jason nama yang sangat familiar tapi aku dengar dari mana ya? " ucap Mark.

Mark mengingat-ingat sebuah nama yang sempat ia dengar. Namun Mark terdiam kembali, ahkan ia menatap kosong mengingat keluarganya kini sama sekali sudah tidak tersisa. Pembantaian yang dilakukan oleh para mafia itu, membuat Mark kehilangan keluargany terutama.

Ada kesedihan dideretan mata Mark, ketika mengingat dirinya sudah tidak memiliki siapapun untuk di minta tolong kepalanya. Namun bukan Mark yang cerdas Jika ia menyerah begitu saja.

Ia mencoba untuk membuka pedal pintu yang ternyata bahkan tidak terdapat pintu sama sekali di dalam ruangan tersebut. Ia mencoba berulang kali membukanya. Namun karena dirinya yang masih kecil dan tidak bertenaga. Ia berulang kali hanya seperti kapas yang mencoba mendobrak besi.

"Sial, seharusnya aku menuruti kata ayahku. Aku harus belajar bela diri," gumam Mark.

Hampir setiap hari setiap waktu Mark melatih tubuhnya agar kuat dan tahan bantingan. Ia hanya makan apa yang di berikan penjaga untuknya walau hanya nasi dan sayur saja. Tapi Mark mencoba untuk bertahan di dalam situasinya saat ini. Ia mencoba untuk bertahan hidup saja untuk kali ini. Karena baginya sudah tidak ada tujuan hidup lagi, mengingat semua keluarganya musnah tanpa jejak.

Hanya satu yang ia ingat. Mark akan membunuh pria yang bernama Chris jason. Sesuai ucapan ayahnya yang hanya mengatakan nama itu sebelum ia meninggal. Mark yakin, jika keluarganya yang hilang tanpa jejakpun adalah ulah Jason. Dia bahkan tidak tahu rupa Jason seperti apa, namun dia yakin bahwa hanya satu orang itu yang sudah berencana untuk menghancurkan keluarganya.

Cukup lama Mark berada di ruang lingkup pengap dan gelap itu, sekitar satu tahun ia berada di dalam ruang pengap tanpa cahaya matahari tanpa udara segar, tanpa berkomunikasi dengan manusia. Ia hanya memakan apapun yang di sodorkan lewat lubang kecil di balik pembatas yang di sodorkan oleh penjaga dan memakan makanan itu demi kelangsungan hidupnya. Namun ada perubahan pada fisik Mark.

Mengingat sudah hampir satu tahun Mark berada di dalam perangkap Jason yang berharap Mark mati di telan waktu. Nmaun lain dari dugaan Jason. Mark justru tumbuh dengan hanya latihan fisik tanpa arahan siapapun. Ia belajar bela diri hanya memukul-mukul tembok dan mempertahankan otot-otot tubuhnya agar lebih kuat dan tahan bantingan.

Di saat Mark sedang tertidur, tiba-tiba, besi yang terpasang di balik pintu masuk terbuka dan membuat Mark merasa silau ketika melihat cahaya yang menyoroti ruangan tersebut dengan beberapa orang serba berpakaian hitam memasuki ruangan tersebut.

Sahabtku

NTR:Hai Kak, kasih bintang 5 kak, jangan lupa like, komen dan vote yach... Selamat membaca kak.

*Flash back on*

Di saat Mark sedang tertidur, tiba-tiba, besi yang terpasang di balik pintu masuk terbuka dan membuat Mark merasa silau ketika melihat cahaya yang menyoroti ruangan tersebut dengan beberapa orang serba berpakaian hitam memasuki ruangan tersebut.

Mark mengeruskan dahinya ketika melihat pria tua yang seumuran dengan kakeknya, yang berusia 60tahun. Namun kakenya sudah meninggal saat ia pindah ke Jerman.

Pria itu tersenyum mengagumi ke tahanan tubuh Mark yang justru tubuhnya malah terlihat segar bugar. Meski ia selalu melarang siapapun untuk bertemu Mark.

"Sepertinya kau hidup dengan baik anak muda?" ucap pria paruh baya itu.

Mark tidak menjawab perkataan pria paruh baya yang ada di hadapannya itu. Ia tampak dingin tanpa ekspresi melihat pria paruh baya yang sedang berbicara padanya.

"Apa kau lapar?" tanya pria paruh baya itu lagi.

Mark sama sekali tidak menjawab setiap ucapan apalgi pertanyaan pria yang ada di hadapannya saat ini.

Pria itu semakin mendekat ke arah Mark. Namun, Mark sudah tidak memiliki perasaan ia mencoba kekuatannyq kepada pria paruh baya itu hanya dengan sekali pukulan pria paruh baya yang ada di hadapannya itu terpental bahkan mati mengenaskan. Para penjaga yang menyaksikan hal itu kalang kabut berteriak dan menyerang Mark dengan seksama.

"Ketua!" teriak salah satu penjaga.

Mark seperti binatang buas yang haus akan membunuh. Ia mengahajr membabi buta memukuli setiap orang yang mengahdangnya. Ia berkelahi dan melawan para penjangga dan berpakaian serba hitam satu persatu ia kalahkan bahkan hingga puas Mark memastikan mereka mati.

Seperti mendapat kebebasan, Mark berjalan keluar ruangan yang mengurungnya selama hampir satu tahun itu. Ia bahkan terlihat silau dan perih matanya ketika sebuah sinar matahari dan cahaya menusuk matanya. Ia berjalan melewati setiap ruangan di gedung usang itu. Namun lain dari dugaan. Ia di hadang oleh banyaknya para penjaga. Hingga ia mencoba menerobos keluar.

Ada begitu banyak penjaga yang handal dalam berkelahinya. Mark kewalahan dan terkapar di hadapan seorang pria berjas serba putih.

"Aku kira kau sudah mati anak muda? Tapi ternyata kau berubah jadi binatang, bahkan ayahku saja kau bunuh, aku tidak akan menyisakan tikus kecil dalam kamusku. Kau juga harus mati seperti ayahmu," ucap Chris Jason.

Mendengar ucapan tentang ayahnya. Mark menjadi semakin geram dan dedam di dalam hatinya semakin menyala bara api dendam. Ia membalikan kurai yang di duduki Chris Jason dan dengan cepat ia mencekik pria itu, dengan tangan di putar ke belakang. Semua begitu cepat. Mark mencekik dengan penuh tenaga hingga membuat Chris tak dapat bertahan. Bahkan saat sebuah tembakan mengarah kepadanya. Justru Mark mengarahkan tubuh Chris Hason hingga terkena tembakan tersebut.

Semua para penjaga saling melihat dan mencari siapa yang berani menembak ke arah Mark dan berakhir menembak ketua mereka. Anak buah Chris justru saling menyalahkan satu sama lain. Kesempatan bagi Mark untuk pergi dari kerumunan dan meninggalkan tempat yang sudah mengurungnya selama satu tahun itu. Namun lain dari dugaannya. Keluar dari kadang singa tidak semudah yang ia bayangakan ada begitu banyak penjagaan di rumah utama Jason.

Namun Mark semakin menjadi, saat dirinya mengahapi banyaknya anak buah Jason dengan tangan kosongnya. Ia melawan begitu banyak pria ahli bela diri yang begitu banyak. Namun ia tak mudah menyerah hingga di setiap ada kesempatan. Ia berhasil keluar dari kediaman Jason dan berlari dengan memasuki sebuah kendaraan yang terbuka bagasi mobilnya.

Kini Mark berada di dalam perjalanan dengan bagasi sedikit terbuka memberikan ruwng oksigen untuknya bernafas. Ia kini tidak berharap lebih akan apapun. Namun ia berjanji akan melakukan apapun untuk pemilik mobil yang telah menolongnya itu. Setelah melakukan perjalanan sekitar satu jam, Mark keluar dari bagasi mobil itu denga pemilik mobil sudah pergi memasuki sebuah perusahaan yang bertulisan Anggara Group. Ia mengerutkan dahinya dan tersenyum tipis. Ia juga mengingat plat mobil dengan sangat jelas dan pergi meninggalkan mobil tersebut dengan berjalan tanpa arah dan tujuan.

"Hmm, sepertinya aku harus tinggal di jalanan dulu," gumam Mark.

Hampir setiap saat Mark, selalu bertemu anak buah Jason yang sedang mencarinya.

Setiap kali ia kewalahan menghadapi banyaknya anak buah Jason. Ia selalu berlari dan berlari hanya untuk menghindari penangkapan untuk yang kesekian kalinya.

Sore itu, Mark berlari denga luka di sekujur tubuhnya dan darah bercucuran di wajah dan juga tangannya. Ia berlari sebisa mungkin untuk menghindari anak buah Jason ywng masih saja mengejar dan mencarinya setiwp saat.

Namun untuk kali ini, Mark hampir saja tertangkap oleh banyaknya para ahli bela diri yang handal dan kejam. Tapi, seorang anak muda menyelamatkan Mark dan mereka berdua berlari dengan tangsn Mark di tuntun oleh anak muda itu. Mark bahkan mengikuti anak muda itu tanpa tau arah tujuan mereka. Hingga tiba di sebuah rumah usang jauh dari keramaian. Mereka baru berhenti berlari dan menarik nafas dengan tergesa-gesa.

Anak muda itu menyimpan bingkisan yang ia bawa dan memperhatikan Mark dengan seksama. Ia tampak rupawan dan bersih. mengenakan kemeja putih dan celana formal. Ia tidak berbicara ataupun bertanya pada Mark. Namun ia menarik Mark memasuki rumah tua itu dan membiarkan Mark untuk duduk dan anak muda itu dengan tenaganya yang kuat menekan tubuh Nark untuk duduk.

Anak muda itu menyobek pakaian yang combang cambong milik Mark dan membawa nampan berisi air bersih. Anak muda itu sekitar 16tahun di usia Mark yang baru menginjak 18tahun. Mark jauh lebih dewasa namun masih sepadan dengan anak muda yang terlihat cantik di hadapan Mark. Namun tampak dingin.

Anak muda itu membersihkan luka di sekujur tubuh Mark dan membalut setiap lukanya dengan tatapan dinginnya. Ia bahkan tidak berbicara sama sekali pada Mark ataupun bertanya. Saat sudah selesai membalutkan perban. Mark mulai mencoba untuk berbicara lebih dahulu darinya.

"Apa kau tidak takut denganku?" taya Mark dingin.

"Kenapa kau takut dengan mereka?" anak muda itu berbalik bertanya dengan acuh.

Mark terdiam, ia tidak menyangka jika ada orang yang jauh lebih dingin darinya.

"Itu karena mereka lebih banyak jumlahnya," bantah Mark pelan.

"Berarti kau tidak menakutkan!" acuh anak muda itu.

Mark terdiam, ia merasa kagum dan heran akan anak muda yang ia temui hari ini. Dari penampilannya dia seperti anak muda yang kemayu dan lembut melihat kulitnya yang putih bersih. Apalagi tadi tangannya yang sempat menariknya sangat lembut dan halus.

"Aku Mark," ucap Mark.

"Hmmm," jawab anak muda itu.

"Kau, tidak memberitahuku namamu?" tanya Mark heran.

"Aku tidak percaya jika kau tidak bisa membaca!" jawab anak muda yang di hadapan Mark dengan dingin.

Mark mengerutkan dahinya mendengar ucapan orang yang ada di hadapannya itu. Setelah it, ia melihat ke arah saki kemeja anak muda itu tertulis sebuah nama Rendi.A.

"A?" tanya Mark mengerutkan dahinya.

"Makanlah apa yang aku berikan dan jadi lelaki kuat jangan jadi pengecut seperti tadi!" ucap Rendi dan pergi meninggalkan Mark yang masih terdiam melihat Rendi yang pergi meninggalkannya.

Pertemuan pertamanya dengan sahabatnya Rendi sangat membuat Mark menjadi hidup kembali. Mengingat Rendi jauh lebih dingin darinya dan membuatnya mengagumi Rendi dan menjadi tujuan hidupnya.

*Flashback off*

Mark hidup dengan bantuan dan berjuang bersama sahabatnya Rendi Anggara. Apalagi setelah mengetahui identitas Rendi. Mark semakin yakin akan tujuan hidupnya kelak. Dirinya akan mengabdi sepenuhnya bagi siapapun yang telah mempertahankan nyawa Mark.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!